ISSN 1978 - 2365 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60
ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan Jl. Cileduk Raya kav. 109, Telp (021)7203530, Cipulir Keb. Lama, Jakarta Selatan E-mail:
[email protected] ABSTRAK Periode singkat di antara pelepasan atau penambahan beban yang terjadi secara tiba-tiba memerlukan estimasi waktu dan sudut pemutus kritis pada saat peralihan agar sistem tetap stabil jika terjadi gangguan. Metode yang digunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem tenaga listrik apabila mengalami gangguan adalah metode kriteria luas sama. Pengujian dilakukan dengan simulasi untuk menentukan estimasi waktu pemutus kritis dan sudut pemutus kritis. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa waktu pemutusan 0.2 detik, maka diperoleh perkiraan waktu pemutus kritis 0.2139 detik dan sudut pemutus kritis 105.8039 derajat dengan ayunan sudut maksimum 147.0042 derajat. Sistem menunjukkan kondisi stabil pada pemutusan detik 0.25 dan detik 0.32 dengan terjadinya ayunan hal ini terjadi jika sudut pemutusan kurang dari sudut pemutusan kritis. Dan sistem menunjukkan tidak stabil pada pemutusan detik 0.33 dan detik 0.34 ditunjukkan tidak terjadinya ayunan hal ini disebabkan sudut pemutusan lebih dari sudut pemutusan kritis dengan demikian dapat dinyatakan bahwa waktu pemutusan paling maksimal pada 0.32 detik. Kata kunci : Kriteria luas sama, waktu pemutus kritis, sudut pemutus kritis ABSTRACT Short time period between discharge or additional load incurred suddenly require estimation of critical clearing time and critical clearing angle at the transition for the system to remain stable if an interruption occurs. The method used to determine the stability of a power system when the disturbance is the equal area criteria method. Testing system is done by simulation to determine the critical clearing time and critical clearing angle estimation. Based on the results of study indicate that the clearing time 0.2 seconds, then obtained an estimated time of 0.2139 seconds and critical angle 105.8039 degrees with a maximum swing angle 147.0042 degrees. The system shows a stable condition at the termination of 0.25 seconds and 0.32 seconds with the swing of things happen if the point of termination is less critical from the point of termination. And the system shows unstable at termination 0.33 seconds and 0.34 seconds indicated no occurrence of this is due to angle swing more from the point of termination of critical clearing thus can be stated that the maximum clearing time at 0.32 seconds. Keywords : Equal area criteria, critical clearing time, critical clearing angle
Naskah diterima : 25 Mei 2010, revisi kesatu: 14 Juni 2010, revisi kedua: 21 Juni 2010, revisi terakhir: 28 Juni 2010
53
ISSN 1978 - 2365
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, 54 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60 Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60
sistem multimesin namun sangatlah membantu
PENDAHULUAN Kebutuhan mendorong
listrik semakin
di
masyarakat meningkatnya
untuk memahami faktor-faktor dasar yang mempengaruhi
stabilitas
peralihan
sistem
[2]
pemanfaatan tenaga listrik pada peralatan-
tenaga listrik . Metode kriteria luas sama
peralatan rumah tangga, kantor dan sebagainya,
merupakan contoh metode langsung untuk
sehingga pasokan listrik harus ditambah yakni
memperoleh waktu pemutusan kritis, yang
dengan pembangunan pembangkit listrik baru.
mana hanya terbatas untuk satu mesin saja
Untuk menjaga kualitas listrik sampai ke
dengan bus infinite. Kurva ayunan merupakan
konsumen terlayani secara kontinyu dengan
alat elevasi suatu kestabilan sistem tenaga
tegangan dan frekuensi tetap terjaga konstan.
listrik pada saat transient .Untuk menganalisa
Fluktuasi tegangan dan frekuensi yang terjadi
suatu kestabilan sistem tenaga listrik digunakan
harus berada
simulasi berbasis Matlab[3].
pada
batas toleransi yang
diizinkan agar peralatan listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman. Kondisi sistem
Tujuan
yang benar-benar akurat sebenarnya tidak
Tujuan dari kajian ini adalah untuk
pernah ada karena adanya perubahan beban
menentukan estimasi waktu pemutus kritis dan
yang selalu terjadi setiap saat dalam sistem
sudut pemutus kritis secara valid dan obyektif
tenaga listrik. Penyesuaian oleh pembangkit
dengan metode kriteria luas sama yang akan
akan
digunakan sebagai acuan dalam menentukan
dilakukan
melalui
gevernor
dari
penggerak mula dan eksitasi generator. Perubahan kondisi sistem yang seketika, biasanya
terjadi akibat adanya
kestabilan sistem tenaga listrik pada saat keadaan peralihan.
gangguan
hubung singkat pada sistem tenaga listrik, dan
METODOLOGI Metode pendekatan yang digunakan
pelepasan atau penambahan beban yang terjadi secara tiba-tiba. Periode singkat di antara kedua
dalam
keadaan tersebut memerlukan estimasi waktu
mengenai metode kriteria luas sama untuk
dan sudut pemutus kritis pada saat peralihan,
menentukan estimasi waktu pemutus kritis dan
saat terjadi gangguan. Stabilitas transient
sudut pemutus kritis sebagai acuan kestabilan
didasarkan pada kondisi kestabilan ayunan
sistem tenaga listrik dalam keadaan peralihan
pertama
(transient) menggunakan simulasi dari model
dengan periode waktu penyelidikan
pada detik pertama terjadi gangguan[1].
penelitian
ini
adalah
membahas
sistem yang telah dibuat[4].
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem
Menentukan Stabilitas Transient Penentuan
tenaga listrik apabila mengalami gangguan
tercapai
atau
tidaknya
adalah metode kriteria luas sama. Walaupun
keserempakan stabilitas transient terjadi setelah
metode ini tidak dapat dipergunakan untuk
mesin
mengalami
gangguan.
Naskah diterima : 25 Mei 2010, revisi kesatu: 14 Juni 2010, revisi kedua: 21 Juni 2010, revisi terakhir: 28 Juni 2010
Gangguan
ISSN 1978 - 2365 Estimasi Waktu dan Sudut Pemutus Kritis Pada Sistem Tenaga Listrik Dengan Metode Luas Sama 55 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60
tersebut dapat berupa pembebanan tiba-tiba,
persamaan akan digunakan untuk menentukan
kehilangan pembangkit, kehilangan beban yang
sebuah mesin serempak dalam sistem daya.
besar, ataupun gangguan pada sistem. Suatu
Bila persamaan tersebut diintegrasi kedua sisi
metode
untuk
kiri dan kanan maka diperoleh rumusan untuk δ
memprediksi stabilitas yang cepat adalah
sebagai fungsi waktu. Grafik penyelesaian ini
metode kriteria luas sama. Metode ini hanya
disebut kurva ayunan (swing curve) mesin dan
dapat dipakai untuk suatu sistem satu mesin
dengan meneliti kurva ayunan semua mesin
yang terhubung ke infinite bus atau sistem dua
dalam sistem akan terlihat bahwa mesin akan
mesin. Persamaan (1) dapat digunakan untuk
serempak meskipun terjadi gangguan. Adapun
menurunkan metode kriteria luas sama sebagai
persamaannya menjadi:
berikut
yang
[4]
dapat
digunakan
:
2
æ dd ö p f ç ÷ = H è dt ø
2H d d = Pm - Pe = Pa w s dt 2 2
(1)
ò (P
- Pe )d d
m
d0
atau pf æ dd ö ç ÷= H è dt ø
di mana ωs = Kecepatan serempak
d
d
ò (P d
m
- Pe )dd
(3)
0
Bila pada persamaan (4) kecepatanya menjadi
Pa = Daya percepatan
nol sesaat setelah gangguan, maka di dapatkan
Pm = Daya mekanis
kriteria luas sama sebagai berikut:
Pe = Daya listrik
d
ò (P d
H = Konstanta yang berhubungan
m
- Pe ) d d = 0
(4)
0
dengan kelembaman.
Mesin bekerja pada titik setimbang δ0.
Persamaan ayunan mesin serempak merupakan
Pada titik ini daya input mekanik Pm0 = Pe0
persamaan dasar yang mengatur gerak putar
seperti ditunjukan pada gambar 1. Penambahan
mesin serempak seperti yang ditunjukkan pada
daya input tiba-tiba yang dinyatakan oleh garis
persamaan
kestabilan
horizontal Pm1. Dengan Pm1 > Pe0, daya
persamaan
percepatan pada rotor adalah positif dan sudut
differensial orde kedua yang dapat dituliskan
daya δ bertambah. Kelebihan energi yang
sebagai dua buah persamaan differensial orde
tersimpan pada rotor selama percepatan awal
pertama yang
adalah :
(1).
persamaan
Dalam
tersebut
studi
adalah
bisa ditulis dalam bentuk
persamaan (2).
H d d pf dt 2
d
ò (P
m
2
- Pe ) dd = luas abc = luas A1
(5)
d0
= Pa = Pm – Pe per unit (2)
bertambah, dan pada saat δ = δ1 maka daya
atau 2 H d d 180 f dt 2
Dengan penambahan δ, daya listrik input yang baru adalah Pm1. Walaupun daya
= Pa = Pm – Pe per unit
Dimana δ adalah menyangkut radian listrik dan
percepatan adalah nol pada titik ini, rotor berputar di atas kecepatan serempak. Oleh
derajat listrik. Berbagai bentuk ekuivalen dari
Naskah diterima : 25 Mei 2010, revisi kesatu: 14 Juni 2010, revisi kedua: 21 Juni 2010, revisi terakhir: 28 Juni 2010
ISSN 1978 - 2365
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, 56 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60 Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60
karena itu sudut daya δ dan daya listrik Pe
dengan menggunakan kriteria luas sama seperti
bertambah secara kontinyu [4].
ditunjukkan pada Gambar 2 [4].
Pe
Pe
c
Pm1
b
A1 Pm0
A2
e
d
Pm
a
0
d1
f
A1 b
a
0 d0
A2
d
e
Pmak sind
p
dmak
d
Gambar 1. Kriteria luas sama pada
c
dk
d0
dmak
p
d
Gambar 2. Kurva kriteria luas sama untuk gangguan tiga fasa
perubahan beban mendadak Sekarang Pm < Pe yang menyebabkan motor diperlambat kearah kecepatan serempak hingga δ = δmak, maka kelebihan energi yang tersimpan pada rotor selama perlambatan
Untuk menentukan waktu pemutus kritis tk, diperlukan penyelesaian persamaan ayunan non linear. Dalam hal ini, dimana daya listrik selama gangguan adalah nol, penyelesaian analitik untuk waktu pemutus kritis
adalah sebagai berikut : d mak
ò ( Pm1 - Pe )dd = luas bde = luas A2
(6)
d1
Dari persamaan (5) dan (6) didapatkan suatu
ditentukan. Dari persamaan ayunan yang diberikan oleh persamaan (2) dapat ditentukan waktu pemutus kritis, dimana selama gangguan terjadi Pe = 0, sehingga waktu pemutus kritis
hubungan :
dapat ditentukan dengan mengintegrasi kedua
|luas A1| = |luas A2| Persamaan inilah yang dikenal dengan metode
sisi kiri dan kanan menghasilkan: tk d 2d k p . f p.f Pm ò dt = Pm t = dt 2 H H 0
luas sama. Gangguan tunggal dari saluran ke tanah adalah yang paling sering terjadi, sedangkan gangguan 3 fasa adalah yang paling
Dengan mengintegrasikan sekali didapatkan: 1 p. f dk = . Pmt 2k + d 0 2 H
jarang. Untuk keandalan yang sempurna, suatu sistem
harus
dapat
dirancang
untuk
kestabilan
peralihan terhadap gangguan tiga fasa pada
(7)
dimana δk adalah sudut pemutus kritis dan t k
lokasi yang menimbulkan pengaruh terburuk.
adalah waktu pemutus kritis, sehingga t k dapat
Perhatikan Gambar 3 merupakan
ditentukan
sebuah
dengan
generator di hubungkan ke infinite bus melalui
persamaan (7).
dua kawat pararel. Gangguan tiga fasa sesaat
tk =
terjadi pada salah satu saluran, anggap bahwa
menyelesaikan
pada
2 H (d k - d 0 ) p . f Pm
daya masukan mekanis P m adalah konstan dan
Jika daya ditransfer sebelum gangguan
mesin beroperasi dalam keadaan stabil. Untuk
adalah Pmaksin δ, selama gangguan daya di
mencari sudut pemutus kritis ini dapat dicari
transfer adalah r1 Pmak sin δ, sedangkan setelah gangguan daya ditransfer adalah r2Pmak sin δ.
Naskah diterima : 25 Mei 2010, revisi kesatu: 14 Juni 2010, revisi kedua: 21 Juni 2010, revisi terakhir: 28 Juni 2010
Estimasi Waktu dan Sudut Pemutus Kritis Pada Sistem Tenaga Listrik Dengan Metode LuasISSN Sama1978 - 2365 57 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60
Dengan menggunakan kriteria luas sama dapat
(Clearing Critical Time) dengan asumsi bahwa
ditentukan sudut pemutus kritis sebagai berikut:
H = 2,5. Selanjutnya dilakukan perhitungan
dk
d mak
d0
dc
Pm (d k - d 0 ) - ò r1 Pmak sin = d dd
ò
r2 Pmak sin d dd - Pm (d mak - d k )
(8) Dengan mengintegrasikan kedua sisi kiri
reaktansi saluran sebelum terjadi gangguan diambil dari Gambar 3. jX = X q + X T 1 +
dan kanan didapatkan sudut pemutus kritis
X ST 1 + X ST 3 + X ST 2
jX = j 0,2 + j 0,05 +
sebagai berikut: cos d k =
( X ST 1 )( X ST 3 + X ST 2 )
( Pm / Pmak ) (d mak - d 0 ) + r2 cos d mak - r1 cos d 0 (9) r2 - r1
(10)
+ XT2
( j0,35)( j 0,20 + j 0,15) j 0,35 + j 0,20 + j 0,15
+ j 0,05
= j 0, 475 pu Sedangkan untuk menghitung reaktansi selama gangguan, semua saluran ditanahkan dan
Pemodelan Mesin Serempak Dalam penelitian ini digunakan sistem
dihubung
Y
untuk
mencari
impedansi
tenaga listrik terdiri dari dua buah mesin yang
pengganti. Adapun Diagram reaktansi seperti
mana mesin 1 sebagai pembangkit daya
ditunjukkan pada Gambar 4 [1 ],[5] ,[6].
(generator) dan mesin 2 dipasang pada bus Infinite, dua buah Transformator masing-
j 0.35 j 0.05
j 0.05
j 0.2
masing trafo 1 sebagai penaik tegangan dan trafo 2 sebagai penurun tegangan. Bus infinite pada sistem dibawah ini menyerap sebesar
E' q
j 0.15
b
gangguan c
XST1=0.35
TR2
XT1=0.05
0.05
M1 a
p.u.
d
Z1 =
( j 0,35)( j 0,15) = j 0.075 pu j 0,35 + j 0,2 + j 0,15
Z2 =
( X ST 1 )( X ST 3 ) X ST 1 + X ST 3 + X ST 2
Z2 =
( j 0,35)( j 0,2) = j 0.1 pu j 0,35 + j 0,2 + j 0,15
Z3 =
( X ST 2 )( X ST 3 ) X ST 1 + X ST 3 + X ST 2
VL_ref= B1
F
B2
1,0Ð00
Gambar 3. Diagram satu garis untuk generator serempak Keterangan Gambar : = Generator dan Infinite bus
TR1, TR2 = Transformator daya B 1,2
( X ST1 )( X ST 2 ) X ST1 + X ST 3 + X ST 2
XST3=0.2
XST2=0.15
M1, M2
Z1 = M2 .d = Infinite bus
Generator X’d=Xq=0
1.0Ð0 0
Gambar 4. Diagram reaktansi selama
S = 1,0 + j0,2 p.u. TR1
j 0.20
= Circuit Breaker
F = Saluran yang mengalami gangguan Dengan infinite bus pada sistem menyerap daya sebesar S = 1,0 + j0,2 digunakan untuk menentukan sudut pemutusan kritis (Clearing Critical Angle) dan waktu pemutusan kritis
Z2 =
( j 0,15)( j 0,2) = j 0.043 pu j 0,35 + j 0,2 + j 0,15
Sedangkan reaktansi setelah terjadi gangguan B1 dan B2 terbuka dapat ditentukan dengan persamaan (14) sebagai berikut: jX = Xq + XT1 + XST1 + XT2 Jika harga reaktansi X untuk sebelum, selama dan setelah gangguan telah didapatkan, maka
Naskah diterima : 25 Mei 2010, revisi kesatu: 14 Juni 2010, revisi kedua: 21 Juni 2010, revisi terakhir: 28 Juni 2010
ISSN 1978 - 2365
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, 58 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60 Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60
Gambar 5. Kriteria Luas sama untuk menentukan sudut pemutus kritis
harga r1 dan r2 dapat dicari untuk menentukan sudut pemutus kritis dengan persamaan sebagai berikut:
r1 =
X sebelum-gangguan X selama- gangguan
, r2 =
X sebelum-gangguan X setelah- gangguan
membuka breaker dengan sudut pemutus lebih kecil dari sudut pemutus kritis dan sebaliknya breaker
dengan
sudut
pemutus lebih besar dari sudut pemutus kritis. Pada Gambar 2.5. sebelum gangguan, daya yang dapat di pancarkan adalah selama
gangguan
daya
pemutus kritis 0.2139 detik dan sudut pemutus maksimum 147.0042 derajat. Sudut motor maju
Pengujian dan analisa program dengan
membuka
pemutusan 0.2 detik, maka diperoleh waktu kritis 105.8039 derajat dengan ayunan sudut
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan
Dari hasil simulasi terlihat dengan waktu
Pmaks sin d ,
tersebut
dari δ0 ke sudut pemutus kritis δk yang berarti berubah dari titik B ke titik C. bila gangguan dihilangkan pada sudut δk, keluaran daya listrik mendadak naik ke titik D pada lengkung sudut daya. Pada titik D, keluaran daya listrik P e melebihi masukan daya mekanis Pm sehingga daya Percepatan Pa adalah negatif. Akibatnya
adalah
kecepatan rotor menurun sementara Pe berubah
r1 Pmaks sin d , sedangkan r2 Pmaks sin d dan δ
dari titik D ke titik E. Pada titik E kecepatan
adalah daya yang dapat dipancarkan setelah
rotor kembali serempak meskipun sudut rotor
gangguan tersebut diputuskan dengan saklar
sudah maju sampai δmak. Sudut δmak ditentukan
pada saluran pada saat δ = δk, seperti pada δk
dari kriteria luas sama yaitu A1 = A2
adalah sudut pemutusan kritis. Sudut motor maju dari δ0 ke sudut pemutus kritis δk yang KURVA AYUNAN
berarti terjadi transisi atau perubahan. Berikut
100
adalah hasil simulasi yang ditunjukkan pada
Waktu Pemutusan = 0.25detik
80
Gambar 5. 3 Waktu pemutus kritis = 0.2139
0
2 Pe,per unit
40
20
2.5
D --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------A2 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------A ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- E ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------C ----------------------------------------------------A1 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------B------------
1.5
1
0.5
0
Delta, derajat
60
0
20
/
-20
0
0.1
0.2
0.3
0.4 0.5 0.6 Waktu, detik
0.7
0.8
0.9
Gambar 6. Hubungan waktu dan sudut pada pemutusan 0.25 detik
Sudut pemutus kritis= Sudut kerja awal= / 23.4507 derajat / 105.8039derajat / 40 60 80 100 120 140 /\| 160 180 Ayunan Sudut Sudut daya,derajat maksimum = 147.0042 derajat
Naskah diterima : 25 Mei 2010, revisi kesatu: 14 Juni 2010, revisi kedua: 21 Juni 2010, revisi terakhir: 28 Juni 2010
1
Estimasi Waktu dan Sudut Pemutus Kritis Pada Sistem Tenaga Listrik Dengan Metode LuasISSN Sama1978 - 2365 59 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60
Gambar 6 dan Gambar 7 bahwa pemutusan
KURVA AYUNAN 140
pada detik 0.25 dan detik 0.32 menunjukkan
120 Waktu Pemutusan = 0.32detik
100
sistem masih dalam kondisi stabil karena grafik
Delta, derajat
80
menunjukkan terjadinya ayunan hal ini terjadi
60 40
jika sudut pemutusan kurang dari sudut
20
pemutusan
kritis.
Sedangkan
diuji
pada
0
pemutusan detik 0.33 dan detik 0.34 terlihat
-20
dalam grafik pada Gambar 8 dan Gambar 9
-40
0
0.1
0.2
0.3
0.4 0.5 0.6 Waktu, detik
0.7
0.8
0.9
1
menunjukkan sistem tidak stabil karena grafik menunjukkan tidak terjadinya ayunan hal ini
Gambar 7. Hubungan waktu dan sudut pada pemutusan 0.32 detik
disebabkan sudut pemutusan lebih dari sudut pemutusan kritis
KURVA AYUNAN 300
dengan demikian
dapat
dinyatakan bahwa waktu pemutusan paling 250
maksimal pada 0.32 detik.
Delta, derajat
200
KESIMPULAN DAN SARAN
150
Dengan menggunakan model sistem
Waktu Pemutusan = 0.33detik
100
tenaga listrik yang terdiri dari sebuah mesin
50
dan satu bus infinite dengan saluran transmisi 0
0
0.1
0.2
0.3
0.4 0.5 0.6 Waktu, detik
0.7
0.8
0.9
1
ganda dimana gannguan tiga fasa terjadi pada salah satu saluran maka dengan metode kriteria
Gambar 8. Hubungan waktu dan sudut pada pemutusan 0.33 detik
luas sama menggunakan simulasi matlab dapat disimpulkan :
KURVA AYUNAN
Delta, derajat
700
1. Dari
sistem
tenaga
listrik
tersebut
600
didapatkan nilai sudut kerja awal 23,45070,
500
sudut pemutus kritis 105,80390, sudut
400
ayunan maksimum 147,00420, dan waktu
300
pemutusan kritis 0,2 detik. 2. Sistem menunjukkan dalam kondisi stabil
200 Waktu Pemutusan = 0.34detik
100
0
0
0.1
0.2
0.3
0.4 0.5 0.6 Waktu, detik
0.7
pada pemutusan detik 0.25 dan detik 0.32 0.8
0.9
1
Gambar 9. Hubungan waktu dan sudut pada pemutusan 0.34 detik
dengan terjadinya ayunan hal ini terjadi jika sudut
pemutusan
kurang
dari
sudut
pemutusan kritis. 3. Sistem menunjukkan tidak stabil pada
Dengan menguji kestabilan sistem tenaga listrik
pemutusan detik 0.33 dan detik 0.34
dengan kurva ayunan terlihat dalam grafik pada
ditunjukkan tidak terjadinya ayunan hal ini
Naskah diterima : 25 Mei 2010, revisi kesatu: 14 Juni 2010, revisi kedua: 21 Juni 2010, revisi terakhir: 28 Juni 2010
ISSN 1978 - 2365
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, 60 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60 Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 53 – 60
disebabkan sudut pemutusan lebih dari
[4]. Ashaf Mohamed Hemedia. Improvement
sudut pemutusan kritis dengan demikian
of Voltage stability and Critical Clearing
dapat dinyatakan bahwa waktu pemutusan
Time for Multi-machine Power Systems
paling maksimal pada 0.32 detik.
Using Static VAR Compensator. ICGSTACSE
4. Bila waktu pemutusan 0.2 detik, maka
ISSN
1687-4811,
Volume 9, Issue II, December 2009.
diperoleh perkiraan waktu pemutus kritis 0.2139 detik dan sudut pemutus kritis
Journal,
[5].
Stevenson,
W.D.,
Kamal
Idris,
105.8039 derajat dengan ayunan sudut
Penterjemah, Analisis Sistem Tenaga
maksimum 147.0042 derajat
Listrik, Erlangga, .Jakarta 2005. [6].
Francis,
Penterjemah.Pantur
Silaban Ph.D, Analisis Numerik Teori
Saran Dari
Scheid,
hasil
kajian
yang
dilakukan
dan Soal-Soal, Erlangga Jakarta, 2002.
disarankan menseting breaker terbuka dengan sudut pemutusan lebih kecil atau sama dengan sudut pemutus kritis karena pada saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik yang mendadak
dan
besar
akan
didapatkan
kestabilan sistem kembali normal masih ada. Akurasi perkiraan pada program simulasi ini dapat diperbaiki dengan model prediksi yang memiliki
kemampuan
lebih
baik
guna
dikembangkan untuk masalah estimasi waktu dan sudut pemutus kritis pada kestabilan sistem tenaga listrik yang multi mesin.
DAFTAR ACUAN [1].
John Wiley & Sons, Gross, C.A, Power System Analysis, New York, 1979.
[2].
Rourkela , Transient stability analysis using equal area criterion, Department of
Electrical
Engineering
National
Institute of Technology, 2008. [3].
Hanselman D., dan B. Littlefield, Matlab Bahasa Komputasi Teknis, Penerbit Andi Yogyakarta, 2000.
Naskah diterima : 25 Mei 2010, revisi kesatu: 14 Juni 2010, revisi kedua: 21 Juni 2010, revisi terakhir: 28 Juni 2010