HUBUNGAN PERAN BIDAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Erlina Hadi Nur Pratiwi*), Auly Tarmaly**), Rosalina***) *) Alumnus Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mengandung semua bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Peran bidan cukup vital untuk mensosialisasikan ASI eksklusif. Sebagai bagian dari tenaga kesehatan, bidan diwajibkan memberikan pemahaman mengenai pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran bidan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dengan jumlah populasi 126 ibu dan jumlah sampel 56 ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang berada di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Tehnik sampel penelitian menggunakan tehnik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data bivariat dengan Chi Square dan α =0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang (35,7%) peran bidan kurang. Hasil data perilaku pemberian ASI eksklusif menunjukkan sebanyak 32 orang (57,1%) termasuk kategori kurang. Hasil penelitian menunjukkan p-value 0,001 < 0,05 berarti ada hubungan antara peran bidan dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Saran untuk bidan Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang diharapkan meningkatkan konseling kepada ibu tentang pemberian ASI segera setelah lahir, kebutuhan nutrisi saat menyusui, perawatan payudara, menganjurkan ibu untuk menghindari penggunaan dot agar ibu termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif, memberikan informasi mengenai manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI sejak ibu hamil. Kata kunci: Peran bidan, pemberian ASI eksklusif
ABSTRACT Breast milk is the best food for infants, because it contains all the ingredients needed for the infant’s growth and development. The midwife's role is vital to promote exclusive breastfeeding. As a part of health personnels, midwives are required to inform the mothers about exclusive breastfeeding. This study aimed to find the correlation between the role of midwives and exclusive breastfeeding behavior in mothers with infants aged 0-6 months old at Bawen Village Bawen Sub-district Semarang Regency. This was an analytical survey research with cross sectional approach. The population in this study was 126 mothers and the samples were 56 respondents that were mothers with infants aged 0-6 months old at Bawen Village Bawen Sub-district Semarang Regency. The research instrument using the enclosed questionnaire. The data sampling used purposive sampling technique. The bivariate analysis used Chi Square test with α = 0.05. The results of this indicated that there were 20 respondents (35.7%) having the role in the category of poor. The result of data of exclusive breastfeeding behavior indicated that there were 32 respondents (57.1%) in the category of poor. The result of analysis obtained that p-value of 0.001 < 0.05 which meant that there was an relation of the role of midwives toward exclusive breastfeeding behavior in mothers with infants aged 0-6 months old. The midwives are expected to improve the counseling program for mothers to breastfeed their infants immediately after birth, nutritional needs during breastfeeding, to do breast care, to advise the mothers to avoid using a pacifier so that mothers are motivated to provide exclusive breastfeeding, to provide information about the benefits of exclusive breastfeeding for mothers and provide health education about breastfeeding since pregnancy. Keywords: Role of midwives, Exclusive breastfeeding
PENDAHULUAN Perilaku pemberian ASI eksklusif secara global masih rendah, dilihat dari cakupan pemberian ASI. Berdasarkan data dari WHO pada bulan Februari 2014 secara umum kurang dari 40% bayi dibawah 6 bulan diberikan ASI eksklusif. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 4-5 bulan di Indonesia hanya sebesar 27,1%. Praktik pemberian ASI eksklusif mulai mengalami kegagalan sejak bayi berusia 0-1 bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-1 bulan hanya 50,8%, bayi yang tidak disusui 3,9% sedangkan 45,3% bayi yang lain diberikan ASI namun ditambah makanan pendamping lain seperti air putih, cairan bukan susu/sari buah, susu lain dan makanan pendamping (Badan Pusat Statistik, 2012).
2
Angka kegagalan pemberian ASI Eksklusif masih tinggi di Kabupaten Semarang. Cakupan ASI Eksklusif terendah terdapat di Wilayah kerja Puskesmas Bawen. Pada Puskesmas Bawen jumlah bidan 12 orang, dengan jumlah bayi 699 bayi yang sudah diberi ASI Eksklusif adalah 28 orang bayi yaitu (4.01%). Berarti 671 orang bayi yaitu (95.99%) tidak diberikan ASI eksklusif (Dinkes Kabupaten Semarang, 2013). Jumlah bayi di Kelurahan Bawen pada Tahun 2013 sebanyak 346 bayi yang sudah diberi ASI Eksklusif adalah 28 orang bayi yaitu (8.09%). Berarti 318 orang bayi yaitu (91.91%) tidak diberikan ASI eksklusif . Angka kegagalan pemberian ASI Eksklusif masih tinggi di Kabupaten Semarang terutama di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang (Dinkes Kabupaten Semarang, 2013). Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif
Hubungan Peran Bidan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
yaitu faktor sikap, jika seorang wanita yakin bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayinya maka ia akan cenderung untuk menyusui, faktor keyakinan jika ibu cemas dan stres maka akan mengganggu refleks letdown (refleks pengeluaran ASI) sehingga mengurangi produksi maka perlu diyakinkan dengan terus menyusui agar refleks letdown berfungsi normal kembali, faktor frekuensi yaitu jika ibu sering menyusui maka akan merangsang produksi ASI sehingga ASI yang dihasilkan memadai, faktor peran tenaga kesehatan (bidan) tenaga kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. (Estiwidani, 2014) Beberapa pernyataan dari hasil wawancara dengan salah satu bidan desa menyatakan bahwa bidan sudah memberikan konseling kepada ibu hamil yang datang saat ANC dan setelah melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif tanpa makanan tambahan pada bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Hasil wawancara yang dilakukan dengan 10 orang ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, sebanyak 3 ibu (30%) ibu mengatakan memberikan ASI eksklusif, 7 (70%) ibu mengatakan tidak memberikan ASI Eksklusif. Dari 7 orang ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif menyatakan bahwa bidan tidak menganjurkan ibu untuk memberikan ASI segera setelah melahirkan, bidan tidak mengajarkan ibu tentang perawatan payudara dan cara teknik menyusui yang benar.
bidan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang; 2) Mengetahui gambaran perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang; 3) Mengetahui hubungan peran bidan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
Rumusan Masalah Apakah ada hubungan peran bidan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang?
Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang berada di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang yang berjumlah 126 responden, berdasarkan data terakhir bulan Agustus 2015.
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan antara lain: 1) Mengetahui gambaran peran
Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilaksanakan ini akan memberi masukan, wacana dan kepustakaan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan tentang hubungan peran bidan tentang ASI Eksklusif dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Metode penelitian survei analitik adalah suatu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 8-15 Agustus 2015 di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
Hubungan Peran Bidan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
3
Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang berada di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebanyak 56 orang Pengumpulan Data Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung didapat dari sumber atau responden yang didapat dari kuesioner yang berisi daftar pertanyaan meliputi peran bidan dan perilaku yang mendukung pemberian ASI eksklusif. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah rekapitulasi jumlah bayi di Kabupaten Semarang, jumlah bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Alat pengukur data Alat yang digunakan dalam pengumpulan data misalnya kuesioner, lembar observasi, lembar isian, dan lainlain yang telah teruji validitas dan reabilitasnya, dengan mencantumkan sumbernya. Pada penelitian ini menggunakan bentuk pertanyaan tertutup (closed ended). Analisa Data Analisa Univariat Analisa univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian serta gambaran karakteristik responden. Analisis univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisa Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas yaitu peran bidan terhadap variabel terikat yaitu perilaku pemberian ASI, dengan menggunakan Uji Chi kuadrat. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Peran Bidan tentang ASI Eksklusif Tabel 1 Distribusi Peran Bidan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2015 Peran bidan f (%) Berperan baik 17 30,4 Berperan cukup 19 33,9 Kurang berperan 20 35,7 Jumlah 56 100
Perilaku pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Tabel 2 Distribusi Perilaku Pemberian ASI eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2015 Perlaku pemberian f (%) ASI eksklusif Baik 24 42,9 Kurang 32 57,1 Jumlah 56 100
Analisis Bivariat Tabel 3 Tabulasi silang dan Uji Statistik hubungan peran bidan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2015 Perilaku pemberian ASI eksklusif pPeran Bidan Baik Kurang Total value f % f % f % Berperan baik 13 76,5 4 23,5 20 100 Berperan cukup 8 42,1 11 57,9 19 100 0,001 Kurang berperan 3 15,0 17 85,0 20 100 Total 24 42,9 32 57,1 56 100
4
Hubungan Peran Bidan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
PEMBAHASAN Analisis Univariat Peran Bidan tentang ASI Eksklusif Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil responden yaitu 26 (46%) menyatakan bidan memberikan informasi tentang ASI eksklusif pada keluarga ibu melahirkan dan sebagian kecil responden yaitu 22 (39%) menyatakan bidan memberikan larangan mengenai penggunaan dot atau kempeng pada bayi. Hanya sebagian kecil responden dengan keluarga yang mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif dan hanya sebagian kecil responden yang mendapatkan informasi dari bidan mengenai larangan mengenai penggunaan dot atau kempeng pada bayi. Faktor yang menyebabkan kurangnya peran bidan adalah peran bidan sebagai pendidik kurang maksimal dalam memberikan pendidikan kesehatan dan penyuluhan tentang ASI eksklusif sejak ibu hamil sampai ibu menyusui. Peran bidan yang kurang dipengaruhi oleh kekurang aktifan bidan dalam menggali kebutuhan klien, memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif, memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI sejak ibu hamil, menyiapkan alat, mengevaluasi, dan merencanakan kegiatan penyuluhan. Peran bidan yang kurang, dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa sebagian kecil responden yaitu 26 (46%) menyatakan bidan memberikan informasi mengenai manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan sebanyak 25 (45%) responden menyatakan bidan memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI sejak ibu hamil. Hanya sebagian kecil bidan yang memberikan informasi mengenai manfaat ASI Eksklusif dan pendidikan kesehatan tentang ASI sejak ibu hamil. Wisnuwardhani (2006) menyatakan bahwa konseling kehamilan ini dapat di mulai sejak dari kunjungan antenatal dengan menjelaskan kepada ibu tentang pengertian, manfaat, tahapan, tata laksana, dan mitos seputar kehamilan dan
persalinan termasuk menyusui dini. Sehingga dengan konseling tersebut, diharapkan ada pengaruh bagi ibu hamil berupa dapat memahami tentang pentingnya kehamilan dan persalinan serta Menyusui Dini dan bersedia melaksanakannya. Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya peran bidan dalam mensukseskan program ASI eksklusif adalah masih adanya promosi susu formula yang dilakukan oleh bidan. Bidan seharusnya menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Pemberian informasi yang salah, justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng. Penyediaan susu bubuk di tempat bidan praktek disertai pandangan untuk meningkatkan gizi bayi, seringkali menyebabkan salah arah dan meningkatkan pemberian susu botol. Dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden yaitu 52% menyatakan bidan mempromosikan produk susu formula untuk bayi pada ibu. Lingkungan pekerjaan bidan yang selalu berhubungan dengan pengasuhan kebidanan pada ibu dan bayi juga turut mempengaruhi peran bidan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara fidak langsung. Perilaku pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Hasil penelitian menyebutkan bahwa sebanyak 34 orang (61%) ibu memberikan ASI pada bayi dengan dijadwal dan tidak sesuai kemauan bayi. Pemberian air susu ibu pada bayi sejak lahir dianjurkan tanpa jadwal (on demand) termasuk pada malam hari artinya kapanpun bayi merasa lapar setidaknya bayi tersebut segera disusui. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Produksi ASI lebih cepat
Hubungan Peran Bidan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
5
apabila payudara ibu kosong setelah menyusui. Bayi seharusnya dapat menyesuaikan dengan produksi susu yang diperlukan. Jika bayi menginginkan lebih banyak ASI maka harus lebih sering menyusu. Dengan menyusui on demand/sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Hasil penelitian di Amerika Serikat menemukan ibu yang memberikan ASI 8 kali selama 24 jam dapat mempertahankan produksi ASI (Lusa 2009). Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya produksi ASI akan berkurang. Stress, khawatir, ketidak bahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran bidan dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar. Berbagai hasil penelitian diberbagai Negara memperlihatkan: Picciano pada penelitiannya mengindikasikan bahwa pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat selama menyusui, akan memberikan pengaruh atau hasil yang baik selama masa laktasi. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Sholichah (2011) yang memperoleh hasil adanya hubungan yang bermakna antara perawatan payudara ibu post partum dengan kelancaran pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan ρ = 0,007. Semakin tinggi pendidikan seseorang, akan semakin mudah seseorang dalam menerima informasi yang diberikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novery (2012) bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih mudah menerima informasi dan pengetahuan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2011) tentang studi kualitatif faktor-faktor
6
yang mempengaruhi ASI eksklusif bahwa peranan tenaga kesehatan terutama bidan sangat menunjang keberhasilan menyusui secara eksklusif. Bidan mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi perilaku ibu menyusui. Analisis Bivariat Hubungan peran bidan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan Responden yang memiliki perilaku pemberian ASI eksklusif kurang dan bidan berperan kurang yaitu sebanyak 17 orang (85,0%) lebih besar dibandingkan responden yang yang memiliki perilaku pemberian ASI eksklusif kurang dan bidan berperan baik yaitu 4 orang (23,5%). Menunjukkan bahwa peran bidan berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Bidan akan sangat dihormati oleh masyarakat karena bidan sebagai referensi kesehatan dalam masyarakat. Apa yang dikatakan oleh bidan akan dilakukan oleh ibu. Bidan yang berperan baik pada ibu sebagai kelompok referensi, akan berhasil dalam memberikan ASI eksklusif. Peran bidan meliputi peran sebagai pelaksana, pengelola dan pendidik yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan mulai dari kehamilan, bayi lahir sampai ibu berhasil dalam pemberian ASI eksklusif meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif. Peranan yang dilakukan bidan diharapkan dapat membantu ibu mengatasi kesulitan yang dihadapai, memungkinkan ibu untuk berhasil dalam menyusui eksklusif. Sesuai dengan teori dari Notoatmodjo (2010) bahwa perilaku dipengaruhi oleh peranan tenaga kesehatan karena tenaga kesehatan sebagai kelompok referensi, seseorang akan dapat menentukan perilaku sehat. Ibu umumnya mau, patuh, dan menuruti nasehat petugas kesehatan, oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan informasi tentang waktu yang tepat untuk memberikan ASI eksklusif. Hal ini didukung oleh pendapat
Hubungan Peran Bidan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
Afifah (2007) bahwa peranan petugas kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya mengetahui hubungan antara peran bidan dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif, sedangkan masih banyak faktor lain yang belum diteliti antara lain dukungan suami, gencarnya pemasaran, susu formula, persepsi ibu tentang ASI eksklusif, faktor sosial budaya, dan kondisi sosial ekonomi tanpa memperhatikan faktor confounding. KESIMPULAN Peran bidan tentang ASI eksklusif di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebagian besar adalah kurang berperan sebanyak 20 orang (35,7%). Perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebagian besar adalah kurang sebanyak 32 orang (57,1%). Ada hubungan peran bidan dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan p-value 0,001 < 0,05. SARAN Ibu hendaknya aktif mencari informasi tentang ASI eksklusif dan upaya untuk memperbanyak ASI dengan meminta penjelasan kepada bidan dan mengikuti petunjuk yang diberikan bidan tentang pemberian ASI eksklusif agar ibu berhasil dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Bidan hendaknya meningkatkan konseling kepada ibu tentang pemberian ASI segera setelah lahir, kebutuhan nutrisi saat menyusui, perawatan payudara, menghindari penggunaan dot agar ibu
termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif, memberikan informasi mengenai manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI sejak ibu hamil. DAFTAR PUSTAKA [1] Afifah, D.N. (2007). Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif. Semarang: Jurnal kesehatan Semarang. [2] Ambarwati dan Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendekia Press. Jogjakarta [3] Arini, M. (2014). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di Desa Mranggen Kecamatan Jatinom Klaten. www.akbid-purworejo.ac.id. diakses tanggal 20 Agustus 2015 [4] Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset [5] Badan Pusat Statistik. (2012). Profil Data Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: BPS [6] Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 2013. Semarang: Dinkes Kabupaten Semarang [7] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2012). Buku Profil Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang. Dinkes Jateng [8] Hidayat, A. (2010). Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. [9] Maryam. (2012). Peran Bidan yang Kompeten Terhadap Suksesnya MDGS’S. Jakarta: Salemba Medika. [10] Meutia. (2009). Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : Pustaka Bunda [11] Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. [12] Notoatmojo, S. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Hubungan Peran Bidan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
7
[13] Noveri. 2011. Praktik Universal Precautions Bidan dalam Pencegahan pada Pertolongan persalinan di Rumah Sakit, Bidan Pada : Jurnal ilmiah Kebidanan, Vol 3, No 2, Edisi Desember 2012, http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Pr ada/article/download/61/59, diakses 20 Agustus 2014 [14] Piciano. (2005). Human Nutrition. USA. Mosby-year book. Inc [15] Prasetyono, D. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press [16] Prawirohardjo, Sarwono.(2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. [17] Rahmawati, Meiyana. (2010). Faktorfaktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Jurnal Kesmadaska, vol.1 (No.1), 8-17. [18] Setiadi. (2007). Riset Keperawatan. Surabaya: Graha Ilmu [19] Setiawan, A, Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika
8
[20] Soetjiningsih. (2010). Seri Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. [21] Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: CVAlfa Beta [22] Suryani, S. (2007). Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC [23] Syamsinar, S. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KelancaranPengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum Di Ruang Nifas Rumah Sakit Tk.II Pelamonia Makassar. Jurnal ISSN. Vol 2 (No. 5) 2302-1721 [24] WHO, IDAI. (2012). Rekomendasi tentang Pemberian Makan Bayi pada Situasi Darurat: Pernyataan Bersama. Jakarta: WHO. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2015 [25] Widyasih, H. (2009). Perawatan Masa Nifas. Fitramaya. Yogyakarta [26] Wisnuwardhani, S.D. (2006). Praktik Menyusui yang Benar, Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Catatan Kuliah Obstetri Ginekologi plus. Jakarta: FKUI
Hubungan Peran Bidan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang