EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)
oleh : Erma Restiani (056056) Galih Pratiwi (056471) Irma Yulita Silviani (057160) Rini Septiani (056411)
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Epilog”. Tanpa dorongan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini akan sukar terwujud. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini, bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya. Penulis yakin bahwa laporan analisis ini jauh dari sempurna maka dari itu penulis memohon kritikan dan saran yang membangun.
Bandung, Juni 2008
penulis
BAB I PEMBAHASAN
1. Pengertian Epilog dan Analisis Framing
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian Epilog adalah sebagai berikut: 1. Bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud karya itu oleh seorang aktor pada akhir cerita. 2. Peristiwa terakhir yang menyelesaikan peristiwa induk.
Dalam bab yang berjudul Epilog dalam buku Analisis Framing ini membahas tentang intisari atau pokok masalah dari analisis framing. Disini disebutkan bahwa terdapat empat model analisis framing, yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Analisis framing secara umum membahas mengenai bagaimana media membentuk konstruksi atas realitas, menyajikannya dan menampilkannya kepada khalayak. Menurut Jisuk Woo terdapat tiga kategori besar dalam elemen framing sebagai berukut:
1. Makrostruktural Level framing ini dapat kita lihat sebagai pembingkaian dalam tingkat wacana. Bagaimana peristiwa dipahami oleh media. Cth: pemberitaan dalam kasus Unas. Apakah media memaknainya sebagai skandal politik atau hal yang lainnya. Hal tersebut mengarah pada bagaimana peristiwa dipahami dalam tingkat abstraksi yang paling tinggi : wacana. 2. Mikrostruktural Memusatkan perhatian pada bagian dari peristiwa tersebut yang ditonjolkan dan bagaian mana yang dilupakan atau dikecilkan. Membahas fakta apa yang disajikan secara menonjol dan fakta mana yang disajikan secara tersembunyi. Bagian dari level ini:pemilihan fakta, angel, narasumber. Dalam proses produksi berita kita harus melalui level mikrostruktural dahulu. 3. Retoris Elemen ini memusatkan perhatian pada bagaimana sebuah fakta ditekan. Bagaimana cara yang dilakukan media untuk menekan fakta. Berita bukan hanya saja berisi pemilihan fakta, melainkan juga penekanan fakta.
Misalnya dengan pemilihan kata, kalimat, retorika, gambar atau grafik tertentu. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa berita yang disampaikan media tersebut adalah benar.
Dalam Edelmen dan Entman tidak merinci secara detail elemen retoris. Meskipun dalam tingkat analisisnya menunjukan elemen retoris tetapi mereka tidak mengajukan gambaran detail mengenai elemen retoris tersebut. Model analisis mereka hanya saja bergerak pada level bagaimana peristiwa dipahami dan bagaimana pemilihan fakta yang dilakukan oleh media. Sebaliknya dalam model Gamson, Pan dan Kosicki terdapat semua elemen framing dalam cara analisisnya. Dalam model yang diperkenalkan oleh mereka disertakan dalam unit analisis mereka, apa saja elemen retoris yang perlu diperhatikan untuk menunjukan perangkat framing. Dalam model Gamsn yang banyak ditekankan adalah penandaan dalam bentuk simbolik, baik lewat kiasan maupun retorika yang secara tidak langsung mengarahkan perhatian khalayak. Sebaliknya, dalam model pan dan Kosicki banyak diadaptasi pendekatan linguistik dengan memasukan elemen, seperti pemakaian kata, pemilihan struktur, dan bentuk kalimat yang mengarahkan bagaimana peristiwa dibingkai oleh media. Sebagaimana yang terdapat pada bagan dibawah ini:
Makrostruktural Murray Edelman Robert N. Entman William Gamson Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki
Mikrostruktural
Retoris
2. Agenda Penelitian Menurut para ahli setelah ditelusuri framing adalah perpanjangan dari tradisi penelitian efek media. Dalam penelitian media, framing adalah bagian dari tahap keempat dari penelitian efek media. Dimana framing berperan dalam membentuk konstruksi realitas.
McQuail menyatakan penelitian framing dan sekema adalah
bagian dari tradisi penelitian efek media dalam tahap keempat. Secara umum frame dibagi menjadi dua yaitu : Frame media Frame individual
Aplikasi dari pendekatan psikologi dalam lapangan penelitian efek media dapat dilihat sebagai frame individual. Perbedaan antara frame media dan frame individual ini dapat dilihat dari esensi framing itu sendiri. Frame dapat dilihat dari struktur internal sebagai berikut : Frame induvidual : bagaimana seseorang mempunyai skema tertentu atas realitas . Frame media : perangkat yang melekat dalam wacana.
Banyak definisi mengenai frame media ini, mulai dari Gamson, Entman, Edelman sampai Pan dan Kosicki. Meskipun beragam, secara umum memiliki titik persinggungan. Frame adalah pembingkaian atas suatu peristiwa dan secara umum dapat dilihat dari penonjolan bagian tertentu atas suatu isu dan penekanan dengan menggunakan perangkat wacana untuk memperkuat penonjolan tersebut. frame media ini dapat kita pahami sebagai hasil dari suatu proses dalam bentuk teks. Bagaimana teks berita mengorganisasi peristiwa dalam bingkai tertentu yang dijalankan dengan menggunakan seperangkat wacana, seperti : Kata, Kalimat, Foto, dll.
Sedangkan frame individual menunjuk pada skema kognisi individu yang dipakai untuk memaknai dan menafsirkan objek atau peristiwa. Oleh karena itu frame
individual dapat dilihat sebagai proses yang membimbing individu bagaimana realitas dan peristiwa harus dipahami. Di sini frame dijelaskan sebagai studi teks media. Frame adalah analisis untuk membedah isi media. Itu semua hanya sebagian kecil dari definisi framing secara keseluruhan. Secara umum framing adalah studi mengenai konstruksi pesan. Bahkan Wim Roefs mengatakan, sekarang terjadi perkembangan berarti mengenai konsepsi framing. Framing yang semula dipahami hanya sebagi teknik analisis isi, sekarang telah berkembang menjadi teori. Pelopor framing, sperti Gitlin atau Edelman menggunakan framing sebagai alat analisis untuk membedah teks media. Mereka menggunakan
framing
untuk
melihat
bagaimana
kecenderungan
media
mengkonstruksi dan membingkai pesan. Tetapi sekarang konsep framing bukan hanya terbatas pada alat analisis, melaikan juga teori komunikasi secara keseluruhan. Penelitian dalam lapangan framing merupakan jalur dari komunikasi di antara khalayak dan institusi, dari produksi pesan ke pesan itu sendiri dan ketika diterima oleh khalayak. Frame, dalam pemahaman Entman bukan hanya sebuah metode analisis teks, melainkan lebih jauh dari suatu teori. Dalam perspektif komunikasi, frame adalah pendekatan untuk melihat bagaimana individu mengkonstruksi pesan. Dari semua tahap dan proses komunikasi tersebut, frame menseleksi dan yang utama adalah memberi penonjolan pemahaman atas peristiwa: bagaimana peristiwa itu dipahami, apa sebab suatu masalah, dan bagaimana pemecahannya. Dietram Arend Scheufele membuat tipologi yang menarik dari berbagai penelitian, pendekatan dan teori framing yang berkembang dewasa ini. Intinya beragamnya teori dan pendekatan framing itu dapat digambarkan dalam empat sel, yaitu: Pertama: komunikator Bagaimana seseorang mengkonstruksi peristiwa, membingkai pesan tertentu. Secara sadar atau tidak sadar komunikator memproduksi frame ketika berkomunikasi.
Kedua: teks/isi Isi teks komunikasi baik eksplisit maupun implisit mempunyai perangkat frame tertentu. Hal ini ditandai dengan pemakaian label dan metafora tertentu
dalam pesan, baik pada level tematik maupun perangkat pendukungnya (kata, kalimat, dan sebagainya) Ketiga: penerima (receiver) Penerima bukan pihak yang pasif menerima begitu saja pesan yang datang kepadanya. Sebaliknya, ia menggunakan kerangka penafsirannya untuk menafsirkan pesan yang datang – sehingga bisa jadi bingkai yang diberikan oleh penerima berbeda dengan bingkai yang diberikan oleh komunikator. Keempat: masyarakat Masarakat juga menyediakan frame tertentu berupa perspektif bagaimana peristiwa dipahami. Nilai-nilai yang ada dalam masyarakat adalah bahan yang siap sedia dipakai oleh anggota komunitasnya untuk menafsirkan pesan.
Bentuk/Variabel Frame Sebagai Variabel Bebas Frame (Independent Variable) Frame Media
bingkai
tampil
media
dalam
Variabel
Tergantung(dependent Variable)
Bagaimana dan jenis perangkat Apa atau
Sebagai
yang
menyebabkan
yang perangkat frame tertentu hadir
pemberitaan? dalam
pemberitaan
media?
Dan bagaimana efek bingkai Dalam sel ini, frame media ini
terhadap
opini
pembentukan dilihat sebagai hasil atau akibat
publik?
Pertanyaan tertentu
dari
suatu
proses
utama dalam penelitian ini pembentukan berita. Pertanyaan adalah jenis dan perangkat apa pertama yang kerap diajukan saja dari frame media. Dalam adalah kenapa peistiwa yang sel ini, frame media dilihat sama dapat dibingkai secara sebagai
variabel
Pertanyaan penelitian
utama dalam
bebas. berbeda oleh media? Kenapa dalam media cenderung membingkai sel
ini peristiwa
dalam
bingkai
misalnya bagaimana struktur tertentu, dan kenapa media lain wacana
dari
suatu
berita. membingkai dalam perspektif
Perangkat-perangkat frame apa yang berbeda? Faktor apa yang saja yang dipakai oleh media menyebabkanya?
Penelitian
dalam membingkai suatu isu/ dalam sel ini misalnya akan peristiwa.
Dalam
tradisi mengarahkan
bagaimana
penelitian ini, frame media rutinitas media mempengaruhi umunya dilihat sebagai bagian pemberitaan, bagaimana kerja dari praktik profesional dan dan praktik profesional pekerja rutinitas profesional dari media media menyebabkan peristiwa dan
pekerjaan
media. tertentu dipahami dalam bingkai
Termasuk
juga
dalam tertentu. Pendek kata, dalam sel
penelitian
ini
adalah ini, diarahkan untuk mencari
bagaimana frame atau bingkai sebab-sebab media
menimbulkan
tertentu dalam
dari
pemakaian
efek perangkat atau bingkai tertentu
menciptakan oleh media
pendapat umum, menciptakan hegemoni
dan
nilai-nilai
tertentu. Frame
Apa pengaruh skema kognisi Faktor-faktor apa saja yang
Individual
individu pada pembingkaian? mempengaruhi frame individu? Dalam
sel
terutama
ini,
penelitian Bagaimana pengaruh wacana
ditujukan
untuk media dalam membentuk skema
melihat bagaimana seseorang individu? Dalam sel ini, frame menggunakan frame
skema
atau individu dilihat sebagai hasil
individualnya
memproses
untuk akhir,
informasi
sehingga
atau diarahkan
pada
pertanyaan apa
objek. Karena bentuknya yang menyebabkan seperti ini, frame bergerak membingkai
yang
seseorang peristiwa
dalam
dalam level individual dengan kemasan tertentu. Umumnya, memberi pertanyaan kepada penelitian individu bagaimana mempersepsi
mereka frame media sebagai variabel
peristiwa
menentukan individu
menghubungkan
dan bebas, dan frame individual
bagaimana sebagai
variabel
tergantung.
menggunakan Penelitian yang dilakukan oleh
skemanya dan apa akibatnya Iyenger atau Gamson misalnya bagi penting
realitas. lain
Pertanyaan berusaha dalam
tradisi menjelaskan
melihat
dan
bagaimana
penelitian ini adalah apa efek kemasan media atas suatu isu
realitas yang terbentuk oleh mempengaruhi skema
individu
tersebut? seseorang atas suatu peristiwa.
karena realitas pada dasarnya Semua terbentuk
oleh
pandangan
proyek
penelitian
konstruksi Gamson diantaranya diarahkan
individu, bagaimana realitas untuk
melihat
berubah dalam pandangan atau bagaimana konstruksi seseorang.
keterkaitan
peristiwa
yang
disajikan oleh individu turut membentuk
pemahaman
dan
penafsiran individu atas suatu peristiwa.
Media
di
sini
membantu dan mempengaruhi individu
dalam
memahami, realitas.
dan
menyelami, menafsirkan
KESIMPULAN
Analisis Framing merupakan pembahasan mengenai bagaimana media membentuk konstruksi atas realitas, menyajikannya dan menampilkannya kepada khalayak. Disini disebutkan bahwa terdapat empat model analisis framing yang diketengahkan oleh Eriyanto dalam bukunya Analisis Framing. Yaitu, model analisis Murray Edelman, Robert N. Entman, William A. Gamson, Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Keempat model tersebut menyuguhkan berbagai macam cara bagaimana kita menganalisis sebuah media, dimana realitas dibungkus agar menjadi sesuatu yang dapat diberikan pada khalayak. Realitas pada dasarnya terbentuk oleh konstruksi individu, bagaimana realitas berubah dalam pandangan atau konstruksi seseorang. Media disisni membantu dan mempengaruhi individu dalam menyelami, memahami, dan menafsirkan realitas.
DAFTAR PUSTAKA
Eriyato. 2007. Analisis framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media). Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara.