PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK HIPOGLIKEMIK UNDUR-UNDUR DARAT (Myrmileon sp.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN TERBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Andy Francisca Irawan NIM: 048114135
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK HIPOGLIKEMIK UNDUR-UNDUR DARAT (Myrmileon sp.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN TERBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Andy Francisca Irawan NIM: 048114135
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Whatever you do, work at it with all your heart as working for the Lord not for men. (Colossians 3:23)
Karya kecilku ini kupersembahkan kepada:
Tuhanku (Bapaku Yang Sempurna, Penuntun Jalanku dan Pengharapanku)
Bunda Maria (Bunda Yang Paling Setia)
Papaku, Mamaku , dan Cie2ku ”cie lili” (Kalian karunia terindah Tuhan bagiku! )
Nenekku ( Yang selalu bersemangat, semoga selalu bersemangat dan sehat)
Keluarga Besar Keluarga Angkatku Semua Sahabatku Almamaterku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan berkatnya untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Efek Hipoglikemik Undur-Undur Darat (Myrmileon sp.) pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir untuk mencapai gelar sarjana ilmu Farmasi bidang studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis telah banyak mendapat bantuan baik moral maupun spiritual dan dukungan yang berupa bimbingan, dorongan, sarana, maupun fasilitas dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, waktu, diskusi, dan pengarahan selama penelitian sampai penyusunan skripsi.
3.
Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4.
dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen penguj i yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.
Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt.; Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si.,; Bapak Ipang Djunarko S.Si., Apt.; dan Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si., yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan
skripsi ini. 6.
Prof. Dr. Jusup Subagja, M.Sc. dan Bapak Sukirno, S.Si. yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam mengidentifikasi undur- undur darat (Myrmileon sp.).
7.
Keluargaku tercinta, papaku Benny Irawan Liong, mamaku Yulita Megasari, kakakku Shirly Irawan atas cinta, dan nenekku Ong Siek Nio atas cinta, pengorbanan, dukungan, semangat, dan doanya yang tak pernah berhenti.
8.
Semua guru dan dosenku dari TK hingga kuliah, terima kasih atas segala pengajaran, kesabaran, dan ketekunan kalian.
9.
Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat dan Mas Yuwono selaku staf laboratorium Farmakologi Toksikologi dan Boifarmasetika. Terima kasih atas bantuan, dan canda yang diberikan.
10.
Sahabatku Ika Sindu, Hepi, Icka Gravilla, Riris, Niken, Aya, Shella, Naomi, Veevee yang tak pernah lelah menemaniku.
11.
Sahabatku Novi, Nike, Apri, Lala, Yasint a, Andrew, Arif yang selalu memberikan semangat, canda, keceriaan sehingga proses perkuliahan menjadi menyenangkan.
12.
Tintus, Lidia, Acin, Brian, Ari, Fandy, Meri, Mbak Nana, Maduma, Keke, Nur, Sisil, Yudi, Rosa semua teman-teman di Kelas C angkatan 2004
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ataupun kelas FKK 2004 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan, segala suka duka di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma ini. 13.
Feri, Liza, Rizki, Dika teman penelitian dan seperjuangan yang luar biasa.
14.
Novi, Selvi, Listy, Meta, Maria, Ricka, Indah, Renny, Lia, Lanni, Nike, Yohana, Melisa, Aning, Ratih, Wiwit, Eka, Chicha dan teman-teman kost DEWI lainnya. Terima kasih atas kebersamaan dan kekompakkannya selama ini.
15.
Teman-teman di UKF Dolan-dolan terima kasih atas keceriaan dan kekeluargaannya selama ini.
16.
Teman-teman kecilku Feefee, Biandi, Nyndia, Nana, Edo, Yurico, Arif, dan Edwin yang mencerahkan pikiranku selama liburan.
17.
Teman-teman PKB dan PD yang selalu menguatkan dan meneguhkan pikiran positifku.
18.
Kak Dessi terima kasih atas kerja sama dan bantuannya selama penelitian.
19.
Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kemajuan dan kesempurnaan penelitian yang telah dilakukan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Sejauh pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian mengenai efek hipoglikemik undur-undur darat (Myrmileon sp.) pada tikus putih jantan terbebani glukosa.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INTISARI Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 35 ekor tikus yang terdiri atas tujuh kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi perlakua n aquades, kelompok II sebagai kontrol negatif diberi perlakuan CMC 1%, kelompok III diberi perlakuan glibenklamid sebagai kontrol positif dan kelompok IV, V, VI dan VII diberi perlakuan undur- undur darat dengan peringkat konsentrasi yang berbeda, semua pemberian dilakukan secara per-oral. Efek hipoglikemik undurundur darat diuji mengikuti metode uji toleransi glukosa oral (UTGO). Kadar glukosa darah ditetapkan pada menit ke-0 sebelum UTGO dan menit ke-5, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO dari hewan uji yang sebelumnya telah mendapat pra-perlakuan kontrol negatif, positif, dan undur-undur darat. Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan metode GLM Repeated Measure. Kemud ian AUC0-300 diuji dengan KruskallWallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney bertaraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan adanya undur-undur darat dengan dosis 6,3 mg/kgBB dan konsentrasi 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; 2,52 mg/ml; dan 5,04 mg/ml memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar 20,47 %; 27,85 %; 20,15 %; 20,41 % terhadap kontrol negatif. Peringkat konsentrasi undur- undur darat sebesar 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; dan 5,04 mg/ml menunjukkan penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol negatif. Peringkat konsentrasi undurundur darat sebesar 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml dan 5,04 mg/ml juga menunjukkan penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa undur- undur darat terbukti memiliki efek hipoglikemik tetapi potensi yang dimiliki kecil dibandingkan potensi glibenklamid.
Kata kunci: undur-undur darat, diabetes mellitus, efek hipoglikemik
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT The research type was the pure experimental and worked by following the complete-random-design of one way-pattern. This research was tested by using thirty five white- male-rat which were divided into seven different treatment groups. The First group was given to the aquadest treatment as the negative control, the second group was given to the CMC 1% as the negative control; while third group as the positive control was given to the glibenclamida treatment and the rest of the groups were given to undur- undur darat treatment with different concentration given for each group, all of the processes were given through the oral method. The hypoglycemic effect of undur-undur darat was tested by following the Oral Glucose Tolerance Test (UTGO) method. The blood-glucosecontents were taken, at the 0 minutes before the UTGO and also taken at minutes of 5, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240, and 300 after the UTGO, from the tested animal that had been gotten the pre-treatment of the negative control, positive control and undur-undur darat control before. Then the data of blood-glucosecontents was analyzed statistically using GLM Repeated Measure design. The AUC 0-300 was statistically analyzed using the Kruskall-Wallis test and then continued by using the Mann-Whitney test with 95 % level of convidence. The result of the research showed that the 6,3 mg/kgBB doses of undurundur darat reduced the concentration blood glucose contents for 20, 47 % of the 0,63 mg/ml concentration given; for 27, 85 % of the 1,26 mg/ml concentration given; for 20, 15 % of the 2,52 mg/ml concentration given; for 20, 41 % of the 5,04 mg/ml concentration given; toward the negative control. The concentration given ranks of 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; and 5,04 mg/ml which gave the significantly effect in reducing the concentration blood glucose contents towards the negative control. While the given concentration ranks of 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; and 5,04 mg/ml also gave the significantly effect in reducing the bloodglucose-contents towards the positive control. Thus, it can be concluded that undur- undur darat did prove gives the hypoglycemic effect but just small potensial if compared with glibenclamida.
Key words: Myrmileon sp., Undur- undur darat, Diabetes Mellitus, Hypoglycemic Effect.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v KATA PENGANTAR...........................................................................................vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... ix INTISARI...............................................................................................................x ABSTRACT............................................................................................................xi DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii DAFTAR TABEL………………………………………………………………xvii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..xix DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..xx DAFTAR SINGKATAN, ARTI LAMBANG DAN ISTILAH..........................xxi
BAB I PENGANTAR ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 1. Permasalahan ............................................................................................ 3 2. Keaslian penelitian.................................................................................... 3 3. Manfaat penelitian..................................................................................... 4 a. Manfaat teoritis…………………………..................…………………....4 b. Manfaat praktis..........................................................................................4
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4 a. Tujuan Umum............................................................................................4 b. Tujuan Khusus...........................................................................................4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................. 5 A. Binatang Undur-undur Darat .......................................................................... 5 1. Sinonim ..................................................................................................... 5 2. Taksonomi binatang undur- undur darat .................................................... 5 3. Morfologi binatang ................................................................................... 6 B. Transport Glukosa............................................................................................6 C. Diabetes Melitus ............................................................................................. 9 1. Definisi...................................................................................................... 9 2. Gejala……………… ................................................................................ 10 3. Klasifikasi ................................................................................................. 11 4. Diagnosis penyakit .................................................................................... 13 5. Terapi ........................................................................................................ 15 D. Teknik Uji Diabetik dan Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah............... 15 1. Teknik uji diabetik.....................................................................................15 2. Metode penetapan kadar glukosa darah.....................................................16 E. Glibenklamida ................................................................................................. 17 F. Spektrofotometri ............................................................................................. 18 G. Keterangan Empiris ......................................................................................... 19
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................................... 20 B. Variabel Penelitian.......................................................................................... 20 1. Variabel utama .......................................................................................... 20 2. Variabel pengacau terkendali.................................................................... 21 3. Variabel pengacau tak terkendali…………...…………………………....21 C. Bahan dan Alat Penelitian............................................................................... 21 1. Bahan penelitian........................................................................................ 21 2. Alat penelitian........................................................................................... 23 D. Jalannya Penelitian......................................................................................... 23 1. Determinasi binatang undur-undur darat .................................................. 23 2. Pembuatan simplisia uji ............................................................................ 24 a. Pengolahan bahan……………………………………………………24 b. Pembuatan air halusan undur- undur darat ...………………………...24 c. Pasca pengolahan......... .......................................................................24 d. Penetapan peringkat konsentrasi undur- undur darat............................25 3. Preparasi bahan......................................................................................... 26 a. Pembuatan larutan asam benzoat 0,1% b/v……………………..……26 b. Pembuatan larutan stok glukosa 10mg/ml ...………………………...26 c. Pembuatan larutan natrium oksalat p.a. 2% b/v...................................26 d. Penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida .........................26 e. Penentuan dosis glibenklamida ...........................................................27
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Pembuatan larutan glibenklamida 0,1125 mg/ml.................................27 4. Percobaan pendahuluan ............................................................................ 28 a. Penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa murni .......................28 b. Penetapan panjang gelombang maksimum .........................................28 c. Pembuatan kurva baku ........................................................................28 d. Penetapan waktu pemberian glibenklamida ........................................28 e. Penetapan waktu pemberian undur-undur darat ..................................29 f. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ...........................................30 5. Penetapan kadar glukosa darah................................................................. 31 E. Analisis Hasil ..................................................................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34 A. Determinasi Binatang Undur -Undur Darat ................................................... 34 B. Pembuatan simplisia uji dan preparasi bahan ............................................... 34 C. Percobaan Pendahuluan .. ............................................................................... 34 1. Waktu resapan stabil glukosa ……………………………………………34 2. Penetapan panjang gelombang maksimum ……………………………...37 3. Pembuatan kurva baku …………………………………………………..38 4. Penetapan waktu pemberian larutan glibenklamida ……………………..40 5. Penetapan waktu pemberian undur-undur darat ………………...….……43 D. Efek Hipoglikemik Undur- Undur Darat ....................................................... 45
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 58 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59 LAMPIRAN ......................................................................................................... 62 BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 97
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I
Nilai glukosa plasma puasa dan toleransi glukosa.........................14
Tabel II
Diagnosis DM dengan pemberian glukosa oral 100g atau 75 g.....14
Tabel III
Isi pereaksi enzim Glucose GOD-PAP..........................................22
Tabel IV
Keseragaman bobot tablet..............................................................27
Tabel V
Volume pengukuran kadar glukosa darah......................................32
Tabel VI
Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar ........................................................................................................36
Tabel VII
Hubungan kadar dan resapan glukosa pada ? maksimum 502nm.39
Tabel VIII
Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 0− 300 larutan glibenklamida................................................................................41
Tabel IX
Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 0− 300 air halusan undur- undur darat.............................................................43
Tabel X
Data kadar glukosa darah rata-rata dan LDDK 0− 300 setiap kelompok perlakuan.......................................................................46
Tabel XI
Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah........49
Tabel XII
Pengaruh praperlakuan undur-undur darat terhadap LDDK 0− 300 kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase perbedaan terhadap kontrol positif dan kontrol negatif..................................51
Tabel XIII a
Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One Way................................................................................................54
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XIII b
Test Mean LDDK 0− 300 ketujuh kelompok perlakuan dengan uji Kruskal-Wallis...............................................................................55
Tabel XIV
Hasil uji Mann-Whitney LDDK 0− 300 glukosa darah tikus putih jantan terbebani glukosa................................................................55
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah…8
Gambar 2.
Insulin memperantarai transport glukosa ke dalam sel…………..9
Gambar 3.
Struktur Glibenklamida………………………………………...17
Gambar 4.
Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP………35
Gambar 5.
Grafik hubungan resapan glukosa murni 100 mg/dl pada ? 500nm terhadap waktu………………….. ……………...………………36
Gambar 6.
Kurva hubungan antara ? dan resapan maksimum glukosa standar selama operating time……………………………………………37
Gambar 7.
Kurva baku seri kadar glukosa pada ? maksimum 502 nm selama operating time ( pada menit 15-35 )………………….....………..40
Gambar 8.
Diagram penentuan selang waktu pemberian glibenklamida terhadap % selisih LDDK……………….……………………….42
Gambar 9.
Diagram penentuan selang waktu pemberian undur-undur darat terhadap LDDK…………………….………………...…………..44
Gambar 10.
Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah akibat pemberian aquadest, CMC, glibenklamida, dan undur- undur darat………………..…………………………..47
Gambar 11.
Diagram
LDDK 0− 300 ± SE
glukosa
darah
masing- masing
perlakuan........................................................................................53
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Determinasi binatang undur-undur darat..............................
62
Lampiran 2.
Foto undur-undur darat ........................................................
63
Lampiran 3.
Foto air halusan undur- undur darat……..….........................
64
Lampiran 4.
Foto hewan uji percobaan (tikus putih jantan) ......................
65
Lampiran 5.
Foto alat penelitian ................................................................
66
Lampiran 6.
Preparasi bahan ......................................................................
68
Lampiran 7.
Data kadar glukosa darah pada tiap perlakuan dan waktu sampling ...............................................................................
73
Lampiran 8.
Hasil uji distribusi data dengan Tes Kolmogorov Smirnov ..
76
Lampiran 9.
Hasil uji GLM Repeated Measure kadar glukosa darah ..
77
Lampiran 10. Hasil uji Kruskal Wallis ........................................................
87
Lampiran 11. Hasil uji Mann Whitney .........................................................
88
Lampiran 13. Hasil uji Anova One Way ......................................................
94
Lampiran 13. Leaflet GOD-PAP..................................................................
95
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR SINGKATAN, ARTI LAMBANG, DAN ISTILAH
ad libitum
:
tanpa batas
Antikoagulan
:
bekerja untuk mencegah pembekuan darah; berbagai substansi yang menekan, memperlambat atau meniadakan pembekuan darah
CMC
:
Carboxy Methyl Cellulosa
DM
:
Diabetes Mellitus
Geoxalated
:
darah yang mengandung oksalat sebagai antikoagulan
GOD–PAP
:
Glucose Oxidase - Phenol Antipirin atau Glukosa Oksidase Phenol p-aminophenazone
Herbal
:
Obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana seperti infusa, dekok, dan sebagainya yang berasal dari simplisia
Hipoglikemi(k)
:
penurunan kadar glukosa dalam darah secara abnormal
LDDK
:
Luas Daerah di Bawah Kurva, kadar glukosa dalam darah vs waktu
LDDK 0− 300
:
Luas Daerah di Bawah Kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-300
?
:
panjang gelombang
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Pada masa modern seperti saat ini, kepraktisan dalam hidup sangat ditonjolkan dalam menjalani kehidupan karena waktu yang digunakan dianggap sangat berharga. Untuk menghemat waktu tersebut maka banyak teknologiteknologi yang berkembang untuk membantu manusia melakukan suatu pekerjaan. Teknologi ini memanjakan manusia sehingga metabolisme tubuh menurun dan menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan dan meningkatnya penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif merupakan penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya hidup yang tidak sehat (Subroto, 2006). Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang mendunia, dapat menimbulkan komplikasi yang merugikan pada semua organ tubuh dan berbagai macam keluhan. Penyakit yang menjadi ”momok” bagi manusia di seluruh dunia ini, semakin meningkat terutama karena kurangnya kontrol pola hidup dan asupan makanan. Oleh karena itu, penyakit ini perlu diwaspadai mengingat banyaknya komplikasi yang dapat ditimbulkan pada berbagai organ. Data epidemiologi menunjukkan jumlah penderita diabetes mellitus di dunia pada tahun 1994 adalah 110,4 juta, diperkirakan pada tahun 2010 akan melonjak dua kali lipat menjadi 239,3 juta. Jumlah penderita kencing manis (diabetes
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mellitus) di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, China dan Amerika Serikat (AS), ungkap Menkes Siti Fadilah Supari pada dialog tentang Diabetes memperingatai Hari Lanjut Usia (Lansia) Nasional, di Jakarta, Rabu 22 Juni 2005 (Anonim, 2002). Selama ini pengobatan untuk penyakit diabetes mellitus adalah dengan menggunakan obat hipoglikemik oral (OHO), suntikan insulin, diet, ataupun gabungan ketiganya. Banyak obat hipoglikemik oral yang tersedia di pasaran sekarang, tetapi harga yang diberikan pun tidak murah padahal penderita penyakit ini harus mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang panjang sehingga tidak semua masyarakat dapat melakukan pengobatan. Selain itu kondisi masyarakat di desa yang jauh dari kota ataupun tidak adanya jasa apotek membuat pengobatan ini sulit diperoleh. Oleh karena itu, perlu adanya suatu solusi lain untuk pengobatan diabetes mellitus seperti memanfaatkan tanaman obat, hewan, ataupun bahan alam lain yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar, yang telah terbukti dapat berkhasiat sebagai obat hipoglikemik. Undur-undur darat merupakan salah satu solusi obat tradisional dari hewan yang oleh masyarakat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Hewan yang baru dikenal masyarakat dua tahun terakhir ini tampaknya semakin dipercaya oleh masyarakat dan berkembang terus dari pembicaraan di masyarakat, bahkan tak jarang pengalaman orang-orang yang menggunakannya semakin meyakinkan akan manfaat hewan tersebut. Hewan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sekarang semakin diburu dan dibudidayakan untuk keperluan pengobatan penyakit. Untuk lebih memperoleh bukti khasiatnya maka perlu dilakukan penelitian ilmiah. Meski belum diketahui secara pasti kandungan maupun mekanismenya, namun diperkirakan efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah seperti halnya obat hipoglikemik oral. Dengan didapatnya data yang meyakinkan secara ilmiah maka penggunaan undur-undur darat sebagai obat hipoglikemik oral dapat dijamin kebenarannya. Penelitian pengaruh undur-undur darat terhadap kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan cara mengukur kadar glukosa darah dari hewan uji seperti tikus yaitu dengan memberikan beban glukosa dan diamati pengaruh terhadap toleransi glukosa. 1. Permasalahan Permasalahan yang diangkat penulis pada penelitian ini adalah apakah undur- undur darat memiliki efek hipoglikemik pada tikus putih jantan terbebani glukosa? 2. Keaslian Penelitian Sejauh pene lusuran penulis, penelitian menggunakan undur-undur darat masih jarang dilakukan di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan manfaat undur- undur darat sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai antidiabetes. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi, dan masukan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya para penderita diabetes mellitus mengenai penggunaan undur-undur darat sebagai obat antidiabetes.
B. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk membuktikan kebenaran efek hipoglikemik undur- undur darat. 2. Tujuan Khusus Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk memperoleh data sebagai bukti adanya efek hipoglikemik akibat pemberian undur-undur darat pada tikus jantan terbebani glukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Binatang Undur-undur Darat 1. Sinonim Berdasarkan Wayne's Word Noteworthy Plant Originally Published In July 1997, binatang undur-undur darat memiliki sinonim doodlebug (Armstrong, 2007).
2. Taksonomi binatang undur-undur darat Class
: Insecta (Insects)
Subclass
: Myrientomata
Section
: Pterygota (Winged Insects)
Division
: Neoptilota
Subdivision
: Endopterygota
Superorder
: Neuropteroidea
Order
: Neuroptera
Suborder
: Planipennia
Family
: Myrmeleontidae (Antlions) (Swanson, 2007).
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Morfologi binatang Berbeda dengan serangga lainnya, undur-undur darat mempunyai bentuk tubuh yang teradaptasi untuk membuat lubang di tanah dan pola hidup sebagai predator. Undur-undur darat mempunyai tubuh yang lebar, datar, kaki yang pendek (sangat cocok untuk berjalan mundur), dan kepala datar dengan mandible yang berbentuk seperti sickle. Bentuk larva tidak menyerupai undur-undur dewasa yaitu serangga yang dapat terbang dengan tubuh yang kecil dan panjang serta sayap terbentang lebar (Anonim, 2008).
B. Transport Glukosa Karbohidrat glukosa adalah karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh, hal ini dikarenakan semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida yang dikonsumsi manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa ini akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Glukosa yang telah diserap (diabsorpsi) oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah (Irawan, 2007). Glukosa di dalam tubuh selain tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati, juga tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh glukosa berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, dan sumber energi utama bagi kerja otak. Glukosa digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) melalui proses oksidasi. ATP merupakan molekul- molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam kebutuhan seharian, glukosa menyediakan hampir 50-75% dari total kebutuhan energi tubuh (Irawan, 2007). Sekresi insulin oleh sel ß (beta) tergantung oleh 3 faktor utama yaitu kadar glukosa darah, ATP-sensitive K + channels dan Voltage-sensitive Calsium Channels sel ß pankreas. Mekanisme kerja faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut: pada keadaan puasa, kadar glukosa darah turun, ATP-sensitive K + channels pada membrane sel ß akan terbuka sehingga ion kalium akan meninggalkan sel ß, dan Ca-channels tertutup, akibatnya kalsium tidak dapat masuk ke dalam sel ß, dan perangsangan sel ß untuk mensekresi insulin menurun (Merentek, 2006). Pada saat keadaan setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat dan akan ditangkap oleh sel ß melalui glucose transporter 2 (GLUT2) dan dibawa ke dalam sel ß.
Di dalam sel, glukosa akan mengalami fosforilase menjadi
glukosa-6-fosfat (G6P) dengan bantuan enzim glukokinase. Glukosa-6-fosfat akan mengalami glikolisis menjadi asam piruvat. Proses glikolisis juga menghasilkan produk 6-8 ATP. Penambahan ATP ini akan meningkatkan rasio ATP/ADP dan menutup kanal kalium. Penumpukan kalium dalam sel mengakibatkan depolarisasi membran sel sehingga membuka kanal kalsium dan kalsium akan masuk kedalam sel dan insulin akan dilepaskan ke dalam sel (Merentek, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah (Cartailler, 2004)
Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi 2 fase, yaitu early peak (fase 1) yang terjadi dalam 3–10 menit pertama setelah makan. Insulin yang disekresi pada fase ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap pakai). Fase 2 atau disebut juga fase lanjut adalah sekresi insulin yang dimulai 20 menit setelah stimulasi glukosa. Pada fase 1 pemberian glukosa meningkatkan sekresi insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa darah selanjutnya akan merangsang fase 2 untuk meningkatkan produksi insulin. Pada diabetes mellitus tipe-2, sekresi insulin pada fase 1 tidak mampu menurunkan glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk menghasilkan insulin lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin sebagaimana pada orang non diabetes (Merentek, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2. Insulin memperantarai transport glukosa ke dalam sel (Cartailler, 2004)
C. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus adalah penyakit kelainan metabolik glukosa akibat defisiensi
atau
penurunan
efektivitas
insulin
(adalah
hormon
yang
disekresikan oleh sel ß pada pankreas yang berperan dalam metabolisme glukosa), gangguan metabolik glukosa pada kasus diabetes mellitus akan mempengaruhi metabolisme tubuh yang lain(seperti metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan air) (Wijayakusuma, 2006) dan menghasilkan gangguan mikrovaskuler, dan makrovaskuler (Triptitt dkk, 2005). Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya diganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
lima puluh persen glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO 2 dan air, lima persen diubah menjadi glikogen dan kira-kira tiga puluh sampai empat puluh persen diubah menjadi lemak. Pada diabetes mellitus semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Sebenarnya hiperglikemia sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila hebat hingga darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang nyata berbahaya adalah glikosuria yang timbul, karena glukosa bersifat diuretik osmotik, sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya berbagai elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya elektrolit pada penderita diabetes yang tidak diobati (Handoko dan Suharto, 1995). 2. Gejala Gejala klasik penyakit diabetes melitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum), dan polipagia (banyak makan). a. Poliuria (banyak kencing) merupakan gejala umum pada penderita diabetes melitus. Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula yang berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air kencing. Gejala banyak kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Polidipsi (banyak minum) sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus atau kering yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan terjadi banyak kencing dan banyak minum. c. Polifagia (banyak makan) merupakan gejala yang tidak menonjol. Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang diterima. Badan kehilangan 4 kalori untuk setiap gram glukosa yang diekskresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh kurangnya pemakaian glukosa di kelenjar itu (Lanywati, 2001; Handoko dan Suharto, 1995).
3. Klasifikasi Berdasarkan klasifikasi American Diabetes Association/World Health Organization (ADA/WHO), diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi empat tipe berdasarkan penyebab dan proses penyakitnya, yaitu: a. diabetes mellitus tipe-1 (insulin dependent diabetes mellitus) Pada tipe I, sel pankreas yang menghasilkan insulin mengalami kerusakan. Akibatnya, sel-sel β pada pankreas tidak dapat mensekresi insulin atau jika dapat mensekresi insulin, hanya dala m jumlah kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kerusakan pada sel-sel β disebabkan oleh peradangan pada pankreas (pankreatitis) yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau akibat endapan-endapan
besi
dalam
pankreas
(hemokromatosis
atau
hemosiderosis). Akibat sel-sel β tidak dapat membentuk insulin maka penderita tipe I ini selalu tergantung pada insulin. b. diabetes mellitus tipe-2 (non-insulin dependent diabetes) Sel-sel β pankreas tidak rusak, walaupun mungkin hanya terdapat sedikit yang normal sehingga masih bisa mensekresi insulin, tetapi dalam jumlah yang kecil sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Pada tipe-2 ini juga disebabkan pasien mengalami resistensi insulin dimana sel-sel β pankreas mensekresi insulin dalam jumlah normal ataupun lebih banyak tetapi jaringan relatif tidak sensitif pada aksi insulin dan tidak memberikan respon yang seharusnya (Crowley, 2001). Alasan terjadinya respon yang buruk dari jaringan ini tidak diketahui secara pasti, tetapi sepertinya berkaitan dengan obesitas, karena mengurangi sifat respon dari insulin (Crowley, 2001). Biasanya, penderita tipe ini adalah orang dewasa gemuk diatas 40 tahun, tetapi kadang-kadang juga menyerang segala umur. c. diabetes mellitus tipe lain Tipe ini disebabkan oleh berbagai kelainan genetik spesifik (kerusakan genetik sel ß pankreas dan kerja insulin), penyakit pada pankreas, obatobatan, baha n kimia, infeksi, dan lain- lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. diabetes mellitus saat kehamilan Diabetes mellitus saat kehamilan merupakan istilah yang digunakan untuk wanita yang menderita diabetes selama kehamilan dan kembali normal sesudah hamil. Banyak wanita yang mengalami diabetes kehamilan kembali normal saat postpartum (setelah kelahiran), tetapi pada beberapa wanita tidak demikian. (Wijayakusuma, 2006)
4. Diagnosis Penyakit Cara dan kriteria diagnosis diabetes melitus adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan glukosa plasma puasa Glukosa plasma dalam keadaan puasa dibagi atas tiga nilai, yaitu < 100mg/dl, antara > 100 mg/dl sampai < 125 mg/dl, dan =126 mg/dl. Kadar glukosa plasma puasa <110 mg/dl dinyatakan normal, =126 mg/dl adalah diabetes melitus, sedangkan antara 110-126 mg/dl disebut glukosa darah puasa terganggu atau impaired fasting glucose (IFG). b. Berdasarkan tes toleransi glukosa oral Sesuai dengan kesepakatan WHO maka tes toleransi glukosa oral harus dilakukan dengan beban 75 gram setelah berpuasa minimal 8 jam. Penilaian adalah sebagai berikut: toleransi glukosa normal bila < 140 mg/dl, toleransi glukosa terganggu atau impaired glucose tolerance (IGT) bila kadar glukosa 140 mg/dl - 200 mg/dl, dan kadar glukosa = 200 mg/dl disebut diabetes melitus. Pasien dengan IFG dan IGT secara umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mengacu pada ‘prediabetes’ yang mempunyai resiko besar berkembang menjadi diabetes di masa depan. c. HbA1c Rekomendasi determinasi HbA1c ini untuk memonitor kontrol glikemik pada pasien diabetes. Karena tidak adanya standar baik dan beberapa negara belum siap untuk mengakses tes ini, maka determinasi HbA1c tidak direkomendasikan untuk mendiagnosis diabetes sewaktu-waktu.
§
Glukosa plasma puasa
-
Normal
-
Glukosa plasma puasa terganggu
-
Diabetes melitus
§
< 100 mg/dl (5,6 mmol/L) 100 -125 mg/dl (5,6 – 6,9 mmol/L)
= 126 mg/dl (7,0 mmol/L)
Hasil tes toleransi glukosa oral, glukosa plasma 2 jam
-
Normal
-
Toleransi glukosa terganggu
-
Diabetes melitus
< 140 mg/dl (7,8 mmmol/L) 140 - 200 mg/dl (7,8 - 11,1 mmol/L)
= 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
Tabel 1. Nilai glukosa pl asma puasa dan toleransi glukosa
§
Pemberian glukosa oral 100g
-
Puasa
= 95 mg/dl (5,3 mmol/L)
-
1 jam
= 180 mg/dl (10 mmol/L)
-
2 jam
= 155 mg/dl (8,6 mmol/L)
-
3 jam
= 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
§
Pemberian glukosa oral 75g
-
Puasa
= 95 mg/dl (5,3 mmol/L)
-
1 jam
= 180 mg/dl (10 mmol/L)
-
2 jam
= 155 mg/dl (8,6 mmol/L)
Tabel 2. Diagnosis DM dengan pemberian glukosa oral 100g atau 75 g
(DiPiro et al, 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
5. Terapi Terapi terbaru bagi penatalaksanaan diabetes mellitus dibagi menjadi terapi primer dan terapi sekunder, yang masing- masing mencakup hal- hal berikut: a. Terapi primer. Terapi primer terdiri atas diet diabetes mellitus, latihan fisik/olah raga, dan penyuluhan kesehatan. b. Terapi sekunder. Terapi sekunder terdiri obat antidiabetika dan cangkok pankreas (Lanywati, 2001).
D. Teknik Uji Diabetik dan Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah 1. Teknik Uji Diabetik Pada suatu penelitian yang bertujuan untuk membuktikan khasiat suatu obat antidiabetes, hewan uji yang digunakan perlu diubah keadaannya menjadi diabetes baik DMTI maupun DMTTI. Suatu keadaan DMTI dapat dibuat secara pankreatektomi dan juga secara kimia dengan menggunakan zat kimia sebagai induktor (diabetogen) seperti aloksan, streptozosin, adrenalin, glukagon, dan EDTA yang diberikan secara parenteral. Diabetogen-diabetogen tersebut mampu menginduksi diabetes secara permanen yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi yang diakibatkan oleh rusaknya sel β pada pankreas. Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin dapat dihasilkan dengan pembebasan glukosa peroral sebagai diabetoagen pada dosis 1,75 g/kgBB hewan uji, keadaan hiperglikemi hanya berlangsung beberapa jam setelah pembebanan glukosa tersebut (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah Secara umum menurut Widowati dkk (1997) metode penentuan glukosa darah dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu: a. metode kondensasi dengan gugus amina Prinsip: aldosa dikondensasikan dengan orto-toluidin dalam suasana asam dan menghasilkan larutan berwarna hijau setelah dipanaskan. Kadar glukosa darah dapat ditentukan sesuai dengan intensitas warna yang terjadi diukur secara spektrofotometri. b. metode enzimatik Glukosa dapat ditentukan secara enzimatik, dengan menggunakan enzim glukosa oksidase (GOD). Dengan adanya glukosa oksidase, maka glukosa dioksidasi oleh udara (O 2 ) menjadi asam glukuronat disertai pembentukan hidrogen peroksida. Dengan adanya enzim peroksidase (POD), H 2 O 2 akan membebaskan O 2 yang mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta memberikan warna merah. Akseptor kromogennya dapat berupa senyawa aminoantipirin dan fenol atau orthodianisidin, kadar glukosa darah ditentukan berdasarkan intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektrofotometri. c. metode oksidasi-reduksi Kadar glukosa darah ditentukan dengan cara dioksidasi dengan menggunakan suatu oksidan ferrisianida. Oksida ini direduksi menjadi ferrosianida oleh glukosa dalam suatu suasana basa dengan pemanasan, kemudian kelebihan garam ferri dititrasi secara iodometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
E. Glibenklamida Cl
CO
NH
CH2
CH2
O2 S
NH
CO2
NH
OCH3
Gambar 3. Struktur Glibenklamid (Evans dan Rushakoff, 2007)
Glibenklamida merupakan obat hipoglikemik oral yang digunakan secara luas di dalam pengobatan diabetes mellitus tidak tergantung insulin (tipe-2). Glibenklamida merupakan sulfonilurea paling poten dan dikenal sebagai sulfonilurea ”generasi kedua” (Dollery, 1999). Aksi farmakologi glibenklamida adalah mentimulasi pelepasan insulin dengan meningkatkan fungsi sel-sel islet β pankreas. Pada terapi jangka pendek, hal ini signifikan dengan peningkatan sirkulasi konsentrasi insulin, tetapi dengan penggunaan berkelanjutan biasanya terjadi penurunan kadar insulin tanpa merusak kontrol glikemik. Sulfonilurea menunjukkan peningkatan sintesis glikogen dan penghambatan glikogenolisisi dan glukoneogenesis pada hati. Pada subyek normal puasa, peningkatan konsentrasi insulin dalam plasma dan penurunan glukosa plasma terjadi 15-60 menit setelah pemberian glibenklamida oral dan mencapai maksimum setelah 1-2 jam sebelum kembali ke nilai dasar setelah 3 jam (Dollery, 1999). Glibenklamida dimetabolisme dalam hati menjadi produk dengan aktivitas hipoglikemik yang sangat rendah. Meskipun analisis spesifik untuk senyawa yang tidak dimetabolisme menimbulkan dugaan terdapatnya suatu waktu-paruh plasma yang singkat, tetapi efek biologis glibenklamida jelas bertahan selama 24 jam setelah pemberian satu dosis tunggal yang diberikan pada pagi hari pada pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
diabetes. Awal dosis pemberian yang biasa adalah 2,5 mg/hari atau kurang, dan rata-rata dosis pemeliharaan adalah 5-10 mg/hari yang diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi hari. Tidak dianjurkan untuk memberikan dosis pemeliharaan lebih dari 20 mg/hari (Nolte and Karam, 2002).
F. Spektrofotometri Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia yang
mengamati
tentang
interaksi
atom
atau
molekul
dengan
radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang 190 – 380 nm (UV) dan 380 – 780 nm (Vis) dengan memakai spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995). Prinsip kerja
spektrofotometri
adalah
berdasarkan
atas
interaksi
antara
radiasi
elektromagnetik dengan materi. Materi dapat berupa atom, ion, atau molekul, sedang radiasi elektromagnetik merupakan salah satu jenis energi yang ditransmisikan dalam ruang dengan kecepatan tinggi (Khopkar, 1990). Interaksi antara molekul yang mempunyai gugus kromofor dan radiasi elektromagnetik pada daerah sinar ultraviolet dan sinar tampak (200-800 nm) akan menghasilkan spektra serapan elektronik. Spektra serapan ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif karena jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap ada hubungannya dengan jumlah molekul penyerap (Skoog, 1985). Panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan serapan maksimum disebut sebagai panjang gelombang serapan maksimum. Penentuan panjang gelombang pada saat serapan maksimum dapat digunakan untuk mengidentifikasi molekul (Mulja dan Suharman, 1995). Pada analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kuantitatif, pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang saat serapan maksimum, disebabkan dua alasan: i.
Sensitivitas maksimum diperoleh dengan mengerjakan pada pita maksimum karena pada konsentrasi yang diberikan maka pada panjang gelombang tersebut memberikan respon yang paling kuat.
ii. Pada pita maksimum, perubahan yang kecil pada panjang gelombang akan memberikan perubahan serapan yang minimal (kecuali kalau pita absorpsi sangat tajam). Dengan demikian kesalahan kecil dalam meletakan tanda pemilih panjang gelombang pada instrumen tidakk akan mengakiibatkan kesalahan besar pada pengukuran serapan (Fatah, 1989).
G. Keterangan Empiris Penelitian ini sifatnya “trial and error” untuk mendapatkan pengetahuan empiris tentang efek hipoglikemik undur-undur darat terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan yang dibebani glukosa. Cara makan: masukkan 2 ekor undur-undur darat ke dalam kapsul kosong, biasanya dimasukkan dalam keadaan hidup. Makan dua ekor saja perhari, karena ada yang memakan 7 ekor sekaligus berefek badan terasa panas dan kadar gula langsung turun (Anonim, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia-Mikrobiologi dan Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel utama a. Variabel bebas : Konsentrasi undur-undur darat. Konsentrasi undur- undur darat adalah jumlah gram (g) banyaknya undurundur darat yang dilarutkan dalam mililiter (ml) aquades kemudian disuntikkan pada tikus putih jantan terbebani glukosa. b. Variabel tergantung : LDDK 0-300 kadar glukosa dalam darah. LDDK 0-300 kadar glukosa dalam darah adalah besaran yang menggambarkan jumlah kadar glukosa dalam darah pada rentang waktu mulai menit ke-0 sampai menit ke-300 yang dihitung menggunakan metode trapezoid.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Variabel pengacau terkendali a. Jenis kelamin
: jantan.
b. Galur spesies subyek uji : galur Wistar. c. Warna
: putih.
d. Berat badan subyek uji
: antara 175-225 gram.
e. Umur subyek uji
: antara 2-3 bulan.
f. Cara pemberian
: peroral.
3. Variabel pengacau tak terkendali a. Keadaan patologi subjek uji. b. Kandungan dalam undur- undur darat.
C. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan penelitian a. hewan uji Tikus putih jantan galur Wistar, umur 2 - 3 bulan, berat badan 175-225 gram, dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. b. bahan uji Undur-undur darat (Myrmileon sp.) yang diperoleh dari Kebun Obat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. c. senyawa pembanding Senyawa pembanding berupa kaplet generik glibenklamida yang diproduksi oleh PT. Indofarma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. pereaksi untuk pengukuran kadar glukosa darah Pereaksi yang digunakan adalah enzim Glucose GOD FS*(DiaSys, Germany) yang terdiri atas: Tabel III. Isi pereaksi enzim Glucose GOD-PAP Reagen : Phosphat buffer
pH 7,5
Phenol
250 mmol/l 5 mmol/l
4-aminoantipyrine
0,5 mmol/l
Glukosa oksidase
(GOD)
≥ 10 kU/l
Phenol AminoAntipirin Peroksidase
(PAP)
≤ 1 kU/l
100mg/dl
(5,5 mmol/dl)
Glukosa standar
e. lain- lain 1) Sodium oksalat p.a 2 mg/ml darah sebagai antikoagulan pada waktu pengambilan darah. 2) Glukosa monohidrat p.a (Merck) dengan dosis 1,75 g/kgBB sebagai larutan untuk pembuatan kurva baku dan untuk uji toleransi glukosa oral yang diperoleh dari LPPT Universitas Gadjah Mada. 3) Asam benzoat p.a 0,1% b/v sebagai pengawet glukosa monohidrat yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4) Aquades sebagai cairan pelarut undur- undur darat yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5) Parafin cair sebagai pelancar aliran darah dalam pengambilan sampel darah dari hewan uji, yang diperoleh dari Laboratorium Biofarmasetika dan Bioanalisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Alat penelitian 1) Seperangkat alat gelas ( Beaker glass, labu takar, gelas ukur, pengaduk) merk pyrex. 2) Mortir dan stamper. 3) Jarum suntik (injeksi peroral) yaitu jarum suntik yang ujungnya diberi bulatan kecil dengan lubang ditengahnya agar tidak melukai hewan uji. 4) Mikropipet. 5) Sentrifuge (Hettich WBA SS, Germany) ,yellow tipe, microtube, surgical blade. 6) Spektrometer Ultraviolet –Visibel (Optima® SP300, Japan) dan kuvet 7) Alat timbang elektrik (Mettler Toledo AB 204, Switzerland) 8) Vortex (Janke-Kankel IKA® - Labortechnik) 9) Holder D. Jalannya Penelitian 1. Determinasi binatang undur-undur darat Determinasi binatang undur-undur darat (Myrmileon sp.) dilakukan di Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Pembuatan simplisia uji a. pengolahan bahan 1) mempersiapkan bahan mentah Pengambilan undur-undur darat dipilih dari undur-undur darat yang berbentuk larva. 2) Pembersihan Undur-undur darat yang akan diolah harus bebas dari debu, kotoran, pasir atau tanah serta terbebas dari bakteri atau jamur penyebab penyakit. b. pembuatan air halusan undur- undur darat Undur-undur darat yang telah bersih ditimbang sebanyak dua ekor, digerus dengan menggunakan mortir dan stamper sampai halus dan ditambah dengan aquades sebanyak 10 ml (konsentrasi ± 0,05g/10ml). Ambil sebanyak 6,3 ml kemudian ditambahkan aguadest sampai 25 ml (konsentrasi ± 0,0315g/25ml) dan air halusan pun siap digunakan. Air halusan yang dibuat tidak menggunakan blender karena hanya memerlukan sedikit dan jumlah yang kecil jadi proses penghalusan tidak memungkinkan untuk menggunakan blender. c. Pascapengolahan Air halusan undur- undur selalu dibuat baru setiap kali akan digunakan untuk menghindari kontaminasi bakteri, pertumbuhan jamur, gangguan serangga yang dapat merusak air halusan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Penetapan peringkat konsentrasi undur- undur darat Sebelumnya dilakukan penetapan dosis undur-undur darat terlebih dahulu. Berdasarkan pengalaman empiris di masyarakat, penggunaan undur- undur darat untuk menurunkan kadar glukosa darah yaitu sebanyak 2 ekor atau ± 0,05g/50kgBB. Untuk manusia 70 kg dibutuhkan 0,07 g undur-undur darat dan dikonversikan ke tikus 200 gram dengan faktor konversi 0,018. 0,07 g undur- undur darat x 0,018 = 0,00126 g/200g = 0,0063 g/kgBB = 6,3 mg/kgBB Ditentukan volume pemberiannya= 1,0 ml Perhitungan konsentrasi undur-undur darat: Volume pemberian x Konsentrasi = Dosis x Berat Badan 1,0 x Konsentrasi = 0,0063 g/kgBB x 200 g Konsentrasi
= 0,00126 g/ml = 1,26 mg/ml
Konsentrasi undur-undur darat yang dibuat adalah 1,26 mg/ml Berdasarkan perhitungan maka besarnya konsentrasi undur- undur darat pada hewan uji tikus yaitu 1,26 mg/ml. Untuk selanjutnya digunakan satu konsentrasi
dibawah
dan
dua
diatas
konsentrasi
orientasi
dengan
pengurangan/penambahan faktor perkalian 2 sehingga didapat rentang konsentrasi undur-undur darat yang digunakan adalah 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; 2,52 mg/ml; 5,04 mg/ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Preparasi bahan a. pembuatan larutan asam benzoat p.a. 0,1% b /v Serbuk asam benzoat p.a. ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dilarutkan dengan aquades panas dalam labu takar 500 ml sampai tanda. b. pembuatan larutan stok glukosa p.a. 1% b/v Glukosa monohidrat p.a. ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan dengan aquades dan menggunakan pengawet asam benzoat 0,1% b/v dalam labu takar 100 ml sampai tanda. c. pembuatan larutan natrium oksalat p.a. 2% b/v Natrium oksalat p.a. ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 50 ml sampai tanda. d. penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida Penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida mengacu pada Anonim 1979. Timbang 20 tablet, hitung bobot tablet. Jika ditimbang satusatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing- masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tabletpun menyimpang dari bobot rataratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Nilai penyimpangan bobot rata-rata kolom A dan B dapat dilihat pada tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel IV. Keseragaman bobot tablet Penyimpangan bobot rata-rata dalam % Bobot rata-rata
A
B
25 mg atau kurang
15 %
30 %
26 mg sampai dengan 150 mg
10 %
20 %
151 mg sampai dengan 300 mg
7.5 %
15 %
Lebih dari 300 mg
5%
10 %
e. penentuan dosis glibenklamida Dosis glibenklamida yaitu 5 mg pada manusia dengan berat badan 70 kg, dikonversikan ke tikus 200 gram dengan faktor konversi 0,018 5 mg glibenklamida x 0,018 = 0,09 mg glibenklamida/ 200 gram = 0,45 mg glibenklamida/ kg BB Berdasarkan perhitungan maka besarnya dosis glibenklamida pada hewan uji tikus yaitu 0,45 mg/ kgBB. f. pembuatan larutan glibenklamida 0,1125mg/ml Timbang serbuk glibenklamida setara dengan 25 mg glibenklamida murni, larutkan dengan aquades dalam labu takar 10 ml sampai tanda sebagai larutan induk glibenklamida. Buat dengan konsentrasi 0,1125 mg/ml dalam labu ukur 10 ml dari larutan induk glibenklamida tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4. Percobaan pendahuluan a. penetapan waktu resapan stabil glukosa standar (operating time) Sebanyak 25 µl larutan glukosa standar direaksikan dengan 2,5 ml pereaksi GOD-PAP. Campuran larutan tersebut kemudian divortex dan segera diukur resapannya pada panjang gelombang 500 nm (sesuai dengan yang tertulis dalam leaflet Glucose GOD FS*) selama 60 menit. Waktu resapan stabil yang digunakan adalah waktu inkubasi yang memberikan resapan stabil. b. penetapan panjang gelombang serapan maksimum (? maksimal) Sebanyak 25 µl larutan glukosa standar direaksikan dengan 2,5 ml pereaksi GOD-PAP. Campuran larutan tersebut kemudian divortex dan diukur pada rentang panjang gelombang 400 - 600 nm. Panjang gelombang yang menunjukkan serapan yang paling tinggi adalah panjang gelombang serapan maksimum (? maksimal). c. pembuatan kurva baku Memipet 0,75 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml; dan 2,25 ml larutan glukosa monohidrat 1% b/v. Penetapan kadar glukosa darah dilakukan seperti pada penetapan kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP. Resapan diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang serapan maksimum (? maksimal). d. penetapan waktu pemberian glibenklamida Tujuan dari penetapan pemberian glibenklamida adalah untuk melihat pengaruh waktu pemberian terhadap efek hipoglikemik glibenklamida, agar pada saat uji toleransi glikosa oral (UTGO) glibenklamida sudah memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
efek penurunan kadar glukosa darah. Orientasi ini menggunakan 6 ekor tikus yang terbagi dalam 3 kelompok dimana masing- masing kelompok diberi perlakuan perlakuan kontrol positif dan kontrol negatif. Perlakuan tersebut dilakukan terhadap masing- masing kelompok yaitu pada menit ke-15 sebelum UTGO untuk kelompok kesatu, menit ke-30 sebelum UTGO untuk kelompok kedua, dan menit ke-45 sebelum UTGO untuk kelompok ketiga. Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75 g/kgBB. Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode GOD-PAP. Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga LDKK0300
. Penentuan waktu pemberian undur-undur darat didasarkan pada harga
selisih LDKK0-300 kontrol positif dan negatif tertinggi. e. penetapan waktu pemberian undur-undur darat Penetapan waktu
pemberian undur-undur darat digunakan untuk melihat
pengaruh waktu pemberian terhadap efek penurunan kadar glukosa darah, agar pada saat dilakukan UTGO undur-undur darat sudah memberikan efek dalam menurunkan kadar glukosa darah. Orientasi ini menggunakan 3 ekor tikus yang masing- masing diberi undur-undur darat pada menit ke-15, 30, dan 45 sebelum UTGO. Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75 g/kgBB. Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode GOD-PAP. Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga LDKK0-300 . Penentuan waktu pemberian undur-undur darat didasarkan pada harga LDKK0-300 terendah. f. pengelompokan dan perlakuan hewan uji Penelitian ini mengikuti rancangan acak lengkap pola searah, yang mana 35 ekor tikus dibagi secara acak menjadi 7 kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Tiap hewan uji diadaptasikan dengan kondisi yang sama, jauh dari kebisingan dan dihindarkan dari stress. Sebelum mendapat perlakuan, masing- masing kelompok dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi minum ad libitum, lalu diberi perlakuan sebagai berikut: 1) Kelompok I Aquades 5 ml/ kg BB (kontrol negatif untuk perlakuan undur- undur darat) 2) Kelompok II Larutan CMC 1% b/v 5ml/kg BB (kontrol negatif untuk perlakuan glibenklamida) 3) Kelompok III Larutan glibenklamida 0,45 mg/kgBB (kontrol positif) 4) Kelompok IV Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5) Kelompok V Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml 6) Kelompok VI Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml 7) Kelompok VII Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75 g/kgBB. Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum UTGO sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode GOD-PAP. Selanjutnya dibuat kur va UTGO dan perhitungan harga LDKK0-300 . 5. Penetapan kadar glukosa darah Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode GOD-PAP. Pada tiap kelompok dilakukan pengambilan cuplikan darah sebanyak 0,5 ml melalui vena lateralis ekor dan ditampung dalam microtube yang berisi 50 µl sodium oksalat 2%. Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO. Kemudian darah geoxalated ini dipusingkan 3000 rpm selama 10 menit. Selanjutnya diambil 0,025 ml plasma darah, kemudian dilakukan pengukuran seperti dalam tabel V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel V. Volume pengukuran kadar glukosa darah Bahan
Sampel (ml)
Standar (ml)
Blangko (ml)
Supernatan
0.025
-
-
Larutan baku glukosa
-
0,025
-
Asam benzoat 1% b /v
-
-
0,025
Pereaksi GOD-PAP
2,5
2,5
2,5
Bahan-bahan tersebut dicampur dan diinkubasi selama operating time. Kemudian kadar glukosa darah ditetapkan secara spektrofotometri visibel menggunakan metode GOD-PAP. Resapan diukur pada panjang gelombang maksimum. Kemudian kadar glukosa darah dihitung dengan rumus: Kadar glukosa = (As / Ast ) x 100 mg% Keterangan : As = resapan sampel
Ast = resapan standar
Selanjutnya dibuat kurva dengan mem-plot-kan nilai kadar glukosa darah lawan waktu ke-0 sampai menit ke 300 dengan metode trapezoid (LDDK 0-300) dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: LDDK to-tn = t1 – to x (Co + C1 ) + t 2 – t 1 x (C2 + C1 ) + 2
t3 – t2
2
x (C3 + C2 ) + t n – tn-1 x (Cn + Cn-1 )
2
2
Keterangan: t
= waktu (jam-1/menit-1)
C
= konsentrasi zat dalam darah (mg/ml)
LDDK to-tn
= luas daerah di bawah kurva dari waktu ke-0 sampai ke-n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Analisis Hasil Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan metode General-Linier Model Repeated Measured. Dari harga LDDK 0-300 glukosa darah dilakukan uji distribusi menggunakan uji Kolmogorov Smirnov kemudian jika distribusinya normal dilanjutkan dengan analisis Anova One Way dan post hoc tests LSD dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika nilai LDDK 0-300 glukosa darah mempunyai variansi yang berbeda maka dilakukan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan uji Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing- masing kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Binatang Undur-Undur Darat Binatang undur-undur darat yang digunakan dalam penelitian ini dideterminasi agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan binatang undurundur darat sehingga pada akhirnya dapat dikonfirmasi bahwa binatang yang dipakai memang benar binatang undur-undur darat (Myrmileon sp.). Bukti determinasi dapat dilihat pada lampiran 1. B. Pembuatan Simplisia Uji dan Preparasi Bahan Pembuatan simplisia uji sesuai tata cara yang tertera pada halaman 24. Preparasi bahan sesuai tata cara yang tertera pada halaman 26-27.
C. Percobaan Pendahuluan 1. Waktu resapan stabil glukosa Reaksi antara glukosa dan reagen GOD-PAP merupakan reaksi enzimatis yang menghasilkan senyawa berwarna, karena itulah maka perlu dilakukan uji stabilitas glukosa untuk mengetahui Operating Time (OT) dari reaksi tersebut. Penentuan OT ini bertujuan untuk mengetahui waktu resapan saat senyawa berwarna yang terbentuk memberikan resapan yang stabil pada pengukuran 34
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan spektrofotometri visible. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 500 nm (sesuai pada leaflet enzim GOD-PAP) selama 60 menit. Reagen GOD-PAP bekerja secara enzimatik dengan prinsip adanya GOD (glucose oxidase) yang akan mengkatalisis oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida akan bereaksi dengan adanya enzim peroksidase, bersama dengan fenol dan 4-amino-antipirin membentuk senyawa kuinonimin yang berwarna merah muda. Intensitas warna merah muda yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH2OH O
H
H OH
H
OH
OH H
CH2OH
H
GOD
+ H2O 2
C
H
OH
OH
OH
+
H OH
+ O2
H
glukosa
H2O2
O
OH
H
OH hidrogen peroksida
asam glukonat
H2N
CH 3
PAP
+
O
N
CH 3
+ H2O hidrogen peroksida
N CH3 O
N CH3
N
O
N
OH fenol
4 amino-antipirin
kuinonimin (berwarna merah muda)
Gambar 4. Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP(DiaSysy, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Data penetapan waktu resapan stabil glukosa standar 100 mg/dl tampak dalam tabel VI. Tabel VI. Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar Waktu (menit)
Resapan
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
0,336 0,361 0,365 0,365 0,364 0,364 0,363 0,362 0,361 0,361 0,361 0,360
Grafik hubungan resapan glukosa murni 100 mg/dl pada ? 500 nm terhadap waktu seperti berikut:
Gambar 5. Grafik hubungan resapan glukosa murni 100 mg/dl pada ? 500 nm terhadap waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dari grafik pada gambar 5 dapat dilihat bahwa pada menit ke-15 sampai menit ke35 memberikan grafik yang relatif datar, artinya pada menit tersebut terjadi reaksi yang stabil dan sempurna antara glukosa murni dengan pereaksi GOD-PAP. Hal ini berarti penetapan kadar glukosa darah dapat dilakukan pada menit ke-15-35 setelah pemberian pereaksi GOD-PAP. Akan tetapi untuk lebih meminimalkan perbedaan resapan, maka pengerjaan OT dilakukan dari menit ke-15 sampai 35. 2. Penetapan panjang gelombang maksimum Instrumen ukur (spektrofotometer visible) serta kondisi yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan instrument yang digunakan oleh DiaSys. Oleh karena itu perlu dilakukan percobaan awal untuk mengetahui besar panjang gelombang yang memberi resapan yang maksimum. Penetapan panjang gelombang maksimum diukur pada rentang panjang gelombang 400-600nm.
Gambar 6. Kurva hubungan antara ? dan resapan maksimum glukosa standar selama operating time
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berdasarkan gambar 6 dapat dilihat bahwa resapan maksimum terjadi pada panjang gelombang 502 nm. Pada leaflet
DiaSys tertera bahwa panjang
gelombang saat resapan maksimum terjadi pada panjang gelombang 500nm. Perbedaan panjang gelombang ini dikarenakan instrumen yang digunakan belum tentu sama. Oleh karena itu pada pengukuran kadar glukosa pada percobaan ini dilakukan pada panjang gelombang 502 nm. 3. Pembuatan kurva baku Pada
penelitian
ini
penetapan
kadar
glukosa
darah
dilakukan
menggunakan spektrofotometer sehingga harus memenuhi persyaratan hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer menjelaskan bahwa resapan akan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar. Oleh karena itu perlu dilakukan pembuatan kurva baku untuk menunjukkan bahwa penetapan kadar glukosa dan secara spektrofotometri ini telah memenuhi hukum Lambert-Beer. Pembuatan kurva baku menggunakan larutan glukosa monohidrat 10 mg/ml (1% b/v) sebagai larutan stok glukosa. Tetapi larutan ini dibuat dengan menggunakan pelarut asam benzoat. Sebagai pelarut digunakan aquades dan ditambahkan asam benzoat sebagai pengawet glukosa selama kurun waktu tertentu. Pengawetan ini perlu dilakukan karena glukosa merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga dengan penggunaan asam benzoat diharapkan dapat meminimalkan faktor- faktor yang dapat menganggu penetapan kadar glukosa darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kurva baku dibuat dengan kadar 75 mg/dl, 100 mg/dl, 150 mg/dl, 200 mg/dl, 225 mg/dl. Kadar glukosa ditetapkan pada panjang gelombang 502 nm dan waktu resapan maksimum(operating time) pada menit ke-15-35 sesuai dengan hasil percobaaan pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil pengukuran resapan larutan glukosa standar pada panjang gelombang 502 nm diperoleh data sebagai berikut: Tabel VII. Hubungan kadar dan resapan glukosa pada ? maksimum 502 nm
Kadar (mg/dl)
Resapan
Persamaan Regresi Linear
75,3705
0,266
100,4940
0,343
A = 0,03217
150,7410
0,478
B = 0,00307
200,9880
0,668
r = 0,9976
226,1115
0,717
y = 0,00307x + 0,03217
Dari tabel VII. diatas terlihat bahwa harga koefisien regresi hubungan kadar dan resapan glukosa pada ? 502 nm mendekati ±1, dan setelah dibandingkan dengan r tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan df3 (df: degree of freedom, yaitu jumlah sampel dikurangi dua) didapat bahwa r tabel sebesar 0,878. Dapat dilihat bahwa harga r hitung lebih besar dari r tabel. Hal ini berarti bahwa persamaan kurva baku tersebut memiliki linieritas yang baik. Pada persamaan kurva baku tersebut sudut yang dibentuk oleh kurva hubungan konsentrasi dan serapan sangat kecil, sehingga dari segi sensitivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kurva tersebut tidak dapat disajikan. Oleh karena itu, maka diperlukan faktor koreksi (manipulasi) menjadi 300 kali lebih besar. Sehingga persamaan kurva baku yang diperoleh menjadi y = 0,9199 X + 9,6508 dengan r = 0,9976.
Gambar 7. Kurva baku seri kadar glukosa pada ? maksimum 502 nm selama operating time ( pada menit 15-35 )
4. Penetapan waktu pemberian larutan glibenklamida Waktu pemberian larutan glibenklamida didasarkan pada prosentase penurunan harga luas daerah di bawah kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-300 (LDDK 0− 300 ). Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 0− 300 teringkas pada tabel VIII.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VIII. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK glibenklamida Waktu pemberian
LDDK
larutan
Kontrol negatif
Perlakuan
glibenklamida
(CMC 1%)
(larutan
0− 300
sebelum UTGO
(mg.menit/dl)
Selisih LDDK
0− 300
0− 300
larutan
% Selisih LDDK
0− 300
(mg.menit/dl)
glibenklamida)
(menit ke-)
15
40435,517
25659,985
14775,532
36,541
30
46982,475
19380,681
27601,794
58,749
45
45915,023
31039,283
14875,740
32,398
Dari tabel VIII. dapat kita lihat bahwa larutan glibenklamida yang diberikan secara peroral pada menit ke-30 sebelum UTGO dapat menurunkan harga LDDK 0− 300 sebesar 58,749% yang nilainya paling besar dibandingkan pemberian pada menit yang lain sehingga ditetapkan pemberian larutan glibenklamida sebagai kontrol positif untuk dibandingkan dengan pemberian undur-undur darat yang digunakan yaitu 30 menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 8. Diagram penentuan selang waktu pemberian glibenklamida terhadap % selisih LDDK
Pada gambar 8 diatas dapat diamati bahwa pada menit ke-30 glibenklamida memberikan prosentase selisih LDDK 0− 300 yang paling besar terhadap kontrol dibandingkan menit- menit lainnya. Pada menit ke-30 inilah glibenklamida telah mencapai onset sehingga kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi, kemampuan glibenklamida yang paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah pada menit ke-30. Jika dibandingkan dengan menit ke-15 dan menit ke-45, kemampuan menurunkan kadar glukosa darah berbeda banyak dengan menit ke-30, sehingga dipilih menit ke-30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
5. Penetapan waktu pemberian undur-undur darat Waktu pemberian undur-undur darat didasarkan pada prosentase penurunan harga luas luas daerah di bawah kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-300 (LDDK 0− 300 ). Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK 0− 300 teringkas pada tabel IX.
Tabel IX. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK darat Waktu pemberian undur-undur darat sebelum UTGO
LDDK
0− 300
0− 300
undur-undur
(md.menit/dl)
(menit ke-)
15
41539,097
30
35867,141
45
30892,516
Dari tabel IX. dapat kita lihat bahwa undur-undur darat yang diberikan secara peroral pada menit ke-45 sebelum UTGO memberikan harga LDDK 0− 300 sebesar 30892,516 yang nilainya paling kecil dibandingkan pemberian pada menit yang lain sehingga ditetapkan pemberian undur- undur darat yang digunakan yaitu 45 menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 9. Diagram penentuan selang waktu pemberian undur-undur darat terhadap LDDK
Pada gambar 9 diatas dapat diamati bahwa pada menit ke-45 undur- undur darat memberikan nilai LDDK 0− 300 yang paling kecil dibandingkan menit-menit lainnya. Pada menit ke-45 inilah undur-undur darat telah mencapai onset sehingga kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Berdasarkan data tersebut maka ditetapkan pemberian undur- undur darat yang digunakan yaitu 45 menit sebelum UTGO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Efek Hipoglikemik Undur-undur Darat Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar glukosa darah dengan kontrol negatif diberi aquades; kontrol negatif diberi larutan CMC 1%; kontrol positif diberi larutan glibenklamida dengan dosis 0,45 mg/kgBB; dan empat kelompok perlakuan yaitu kelompok I diberi undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml; kelompok II diberi undur- undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml; kelompok III diberi undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml; dan kelompok IV diberi undurundur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml. Kadar glukosa darah diukur menggunakan spektrofotometri visible dengan metode enzimatik GOD-PAP. Sebelum dilakukan pengukuran resapan glukosa perlakuan terlebih dahulu dilakukan pengukuran resapan glukosa standar. Perhitungan kadar glukosa menggunakan perbandingan relatif antara kadar dan resapan dari standar dan perlakuan.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kontrol –
Kontrol -
Kontrol +
Perlakuan I
Perlakuan II
Perlakuan III
Perlakuan IV
(aquades)
(CMC1%)
128,5805
122,6744
98,9904
121,3724
118,9950
107,6801
102,3057
0
165,7347
160,2880
127,3538
147,7438
147,1689
149,0388
145,1190
15
201,7217
164,1600
129,3574
142,6602
142,7386
143,0826
133,0209
30
202,3701
138,4082
105,8151
138,0849
123,4945
118,9901
121,5687
45
Kadar glukosa darah
182,5934
129,1277
73,5697
122,7704
116,5029
146,0273
118,8085
60
rata-rata (mg/dl)
142,9753
112,6564
45,7697
120,6734
108,4038
109,2193
113,3467
90
tikus putih jantan
147,3846
113,5168
40,7607
116,0981
87,0138
112,0301
112,4070
120
126,6353
111,1199
49,4639
108,5361
90,6134
109,6208
113,1705
180
125,7275
108,9073
46,9594
99,2584
100,2354
105,5385
110,1753
240
126,3759
113,8241
58,1670
105,4859
101,0661
107,5462
110,1753
300
43474,7158
35872,5835
18573,3720
34576,8265
31365,4540
34713,7670
34600,8437
Tabel X. Data kadar glukosa darah rata-rata dan LDDK
0− 300
Kelompok perlakuan
LDDK
setiap kelompok perlakuan
0− 300
(mg.menit/dl)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Selanjutnya grafik hubungan antara kadar glukosa darah dan waktu sampling dari tiap-tiap kelompok perlakuan yaitu aquades, larutan CMC, larutan glibenklamida, dan undur- undur darat dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah akibat pemberian aquades, CMC, glibenklamida, dan undur-undur darat Keterangan: Kontrol negatif
: aquades
Kontrol negatif
: CMC 1 %
Kontrol positif
: glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Konsentrasi 1
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63m g/ml
Konsentrasi 2
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
Konsentrasi 3
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
Konsentrasi 4
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 10 memaparkan respon kadar glukosa darah hewan uji akibat pembebanan glukosa saat UTGO pada berbagai perlakuan. Pada kelompok kontrol negatif aquades menunjukkan rata-rata kadar glukosa paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan pada kontrol negatif aquades, tikus hanya diberi aquades yang tidak memiliki efek terapetik, sehingga kadar glukosa darah ditentukan oleh kemampuan tubuh tikus sendiri untuk menurunkan kadar glukosa tanpa adanya penambahan obat ataupun undur-undur darat. Hal ini memberikan hasil bahwa kelompok kontrol negatif aquades ini mempunyai rata-rata kadar glukosa yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kelompok lainnya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kadar glukosa darah mencapai maksimum pada menit ke-30 sampai menit ke-60, kemudian kadar glukosa darah menurun kembali setelah dua sampai tiga jam setelah pemberian glukosa oral. Hal ini sesuai dengan teori Mayes (1990) dimana kadar glukosa darah pada individu normal meningkat dalam satu jam setelah pemberian glukosa oral. Absorpsi glukosa menjadi normal kembali setelah dua sampai tiga jam setelah pemberian glukosa. Hal ini berarti bahwa tubuh hewan uji tersebut berada dalam keadaan sehat karena masih dapat mentoleransi pembebanan glukosa UTGO pada tingkat normal. Kontrol positif memberikan rata-rata kadar glukosa yang paling rendah diantara kelompok perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena penggunaan larutan glibenklamida sebagai kontrol positif, merupakan obat hipoglikemik oral
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
golongan sulfonilurea yang memiliki efek terapetik menurunkan kadar glukosa darah. Dari kelompok perlakuan I sampai IV, ternyata kelompok perlakuan II dengan dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml memberikan penurunan kadar glukosa darah yang paling baik dibandingkan perlakuan dengan undur- undur darat lainnya. Hal ini terlihat dari nilai LDDK 0− 300 kelompok tersebut paling kecil dari nilai LDDK 0− 300 perlakuan undur-undur darat lainnya (I, III, dan IV). Perlakuan undur-undur darat lain hampir sama nilainya satu sama lain, hanya mempunyai selisih sedikit antara perlakuan satu dengan yang lainnya. Data kadar glukosa darah kemudian dianalisis mengikuti tata cara rancangan GLM Repeated Measure untuk melihat perbedaan harga kadar glukosa darah pada setiap waktu cuplikan akibat berbagai perlakuan. Hasil analisis statistic secara GLM Repeated Measure menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna apabila probability (p) < 0,05 dan perbedaan yang tidak bermakna apabila p > 0,05. Hasil analisis dapat dilihat secara ringkas pada tabel XI. Tabel XI. Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah Subjek variasi
Jumlah kuadrat
Periode (waktu)
124820,054
Periode perlakuan
43697,860
Db
Rata-rata kuadrat
Tes antar subjek 9 13868,895 54
F
p
67,271
0,000
BB
809,220
3,925
0,000
BB
26035,531
10,303
0,000
BB
Diantara subjek Perlakuan (konsentrasi) Keterangan
156213,184
6
: BB = berbeda bermakna (p < 0,05) BTB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pada tabel XI dapat kita lihat adanya perbedaan yang bermakna (p < 0,05) antara purata kadar glukosa darah hewan uji yang dipengaruhi oleh periode waktu (p= 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terjadi perbedaan kadar glukosa darah yang bermakna (signifikan) dari setiap waktu sampling darah (menit ke-0 sampai 300) pada taraf kepercayaan 95%. Juga terlihat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) antara purata kadar plasma hewan uji yang dipengaruhi oleh perlakuan (konsentrasi), sehingga perlakuan antar kelompok terbukti memberi pengaruh signifikan terhadap perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke-0 sampai 300 dengan taraf kepercayaan 95%. Kemampuan undur-undur darat dalam menurunkan kadar glukosa darah dapat diperjelas dengan membandingkan nilai LDDK 0− 300 glukosa darah dari masing- masing kelompok. LDDK 0− 300 merupakan besaran yang menggambarkan jumlah glukosa darah yang diamati pada menit ke-0 sampai menit ke-300 pada setiap kelompok perlakuan. Tabel XII berikut akan menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok kontrol negatif aquades, kontrol negatif CMC, kontrol positif glibenklamida, perlakuan I, II, III, dan IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
0− 300
Tabel XII. pengaruh praperlakuan undur-undur darat terhadap LDDK kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase perbedaan terhadap kontrol positif dan kontrol negatif Prosentase perbedaan terhadap Kelompok perlakuan
Mean LDDK N
0− 300
±SE
(mg.menit/dl)
Kontrol
Kontrol
Kontrol
negatif
negatif
positif
CMC
aquades
glibenklamida
Kontrol negatif CMC
5
35872,58 ± 392,17997
-
-
93,14
Kontrol negatif Aquades
5
43474,72 ± 3185,877
-
-
-
Kontrol positif glibenklamida
5
18573,37 ± 328,87961
-48,22
-
-
Perlakuan I
5
34576,83 ± 1893,881
-
-20,47
86,16
Perlakuan II
5
31365,45 ± 3075,361
-
-27,85
68,87
Perlakuan III
5
34713,77 ± 1577,326
-
-20,15
86,90
Perlakuan IV
5
34600,84 ± 2315,080
-
-20,41
86,29
Keterangan: Kontrol negatif
: aquades
Kontrol negatif
: CMC 1 %
Kontrol positif
: glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Perlakuan I
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml
Perlakuan II
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
Perlakuan III
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
Perlakuan IV
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml
Pada tabel diatas menunjukkan adanya perbedaan antara
semua kelompok
perlakuan bila dibandingkan dengan kontrol negatif aquades. Perbedaan kelompok perlakuan I, II, III, IV dengan kontrol negatif aquades secara berturut-turut adalah 20,47%; 27,85%; 20,15%; dan 20,41%. Penurunan yang paling besar terlihat pada kontrol positif dengan pemberian glibenklamida dibandingkan dengan kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
negatif CMC 1% yaitu sebesar 48,22%. Sedangkan pada kelompok perlakuan penurunan paling besar terjadi pada perlakuan II dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml yaitu 27,85%. Pada tabel XII diatas juga menunjukkan adanya perbedaan antara semua kelompok bila dibandingkan dengan kontrol positif glibenklamida. Perbedaan kelompok perlakuan I, II, III, IV dengan kontrol negatif aquades secara berturutturut adalah 86,16 %; 68,87 %; 86,90 %; dan 86,29 %. Perbedaan yang paling besar terhadap kontrol positif glibenklamida terlihat pada kontrol negatif CMC 1% yaitu sebesar 93,14%. Sedangkan pada kelompok perlakuan perbedaan paling kecil terhadap kontrol positif glibenklamida terjadi pada perlakuan II dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml yaitu 68,87%. Dari jabaran diatas maka dapat dilihat bahwa undur- undur darat yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah adalah perlakuan II dengan diberi undur- undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml. Perlakuan ini lebih baik dibandingkan perlakuan dengan undur- undur darat lainnya. Gambaran mean LDDK pada tiap kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 11. Diagram LDDK
0− 300
53
± SE glukosa darah masing-masing perlakuan
Keterangan: Kontrol negatif
: aquades
Kontrol negatif
: CMC 1 %
Kontrol positif
: glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Konsentrasi 1
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml
Konsentrasi 2
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
Konsentrasi 3
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
Konsentrasi 4
: undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml
Data LDDK 0− 300 dari tujuh kelompok perlakuan ini kemudian dianalisis menggunakan uji Anova One Way untuk terlebih dahuju mengetahui homogenits variansi data LDDK 0− 300 . Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa variansi data LDDK 0− 300 memang berbeda, sehingga uji Anova One Way tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dilanjutkan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat diuji menggunakan uji Anova One Way adalah data mempunyai distribusi normal, dan variansi data sama. Data dalam percobaan ini memenuhi syarat distrib usi normal tetapi tidak memenuhi syarat variansi data sama, sehingga data percobaan ini tidak dianalisis dengan uji Anova One Way tetapi menggunakan uji Kruskal-Wallis. Perbedaan variansi data LDDK 0− 300 dapat dilihat pada tabel XIIIa yang menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 yaitu 0,007 Tabel XIIIa. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One Way
Levene Statistic 3.757
df1 6
df2 28
Sig. .007
Uji Kruskal-Wallis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai LDDK 0− 300 yang bermakna dari kelompok-kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel XIIIb dapat diketahui bahwa ketujuh kelompok perlakuan memiliki rata-rata nilai LDDK 0− 300 (purata) yang berbeda. Hal ini disebabkan nilai probabilitasnya yaitu sebesar 0,007 atau p < 0,05 0− 300
Tabel XIIIb. Test Mean LDDK ketujuh kelompok perlakuan dengan uji Kruskal-Wallis
Chi-Square df Asymp. Sig.
LDDK 17.669 6 .007
Setelah diketahui bahwa ada perbedaan LDDK 0− 300 yang signifikan di antara ketujuh kelompok perlakuan, masalah yang timbul adalah kelompok perlakuan mana yang berbeda dan tidak berbeda. Untuk itu analisis Kruskal-
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wallis ini dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui pengaruh peringkat konsentrasi undur-undur darat pada masing- masing kelompok. Hasil uji dinyatakan berbeda bermakna antar kelompok perlakuan bila nilai p < 0,05. Hasil ini secara ringkas dapat dilihat dalam tabel XIV. 0− 300
Tabel XIV. Hasil uji Mann-Whitney LDDK terbebani glukosa
glukosa darah tikus putih jantan
1
2
3
4
5
6
7
1
-
*
**
BB
BB
BTB
BB
2
*
-
BB
***
***
***
***
3
**
BB
-
BB
BB
BB
BB
4
BB
***
BB
-
BTB
BTB
BTB
5
BB
***
BB
BTB
-
BTB
BTB
6
BTB
***
BB
BTB
BTB
-
BTB
7
BB
***
BB
BTB
BTB
BTB
-
Keterangan: 1
= Kontrol Negatif Aquades
2
= Kontrol Negatif CMC
3
= Kontrol Positif Glibenklamida
4
= undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml
5
= undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml
6
= undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml
7
= undur-undur dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 5,04 mg/ml
BB
= Berbeda Bermakna
BTB
= Berbeda Tidak Bermakna
*
= kontrol negatif aquades dan kontrol negatif CMC t idak berkaitan satu sama lain
**
= kontrol positif glibenklamid tidak dilarutkan menggunakan aquades
***
= perlakuan undur-undur darat tidak dilarutkan dalam CMC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hasil uji Mann-Whitney LDDK 0− 300 glukosa darah pada tabel XIV menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif CMC 1% terhadap kontrol positif glibenklamida. Kontrol positif glibenklamida tidak dibandingkan dengan kontrol negatif aquades karena larutan glibenklamida dibuat dengan pelarut CMC 1% bukan menggunakan pelarut aquades. Hal ini dilakukan karena glibenklamid tidak larut dalam aquades. Kelompok perlakuan undur- undur darat tidak dibandingkan dengan kontrol negatif CMC 1% karena kelompok perlakuan tersebut tidak menggunakan perlarut CMC 1% tetapi menggunakan pelarut aquades sehingga kelompok perlakuan undur- undur darat hanya dibandingkan dengan kontrol negatif aquades. Semua
kelompok
perlakuan
menggunakan
undur-undur
darat
menunjukkan perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan kontrol negatif aquades kecuali perlakuan III dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml. Perlakuan III menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif aquades, hal ini berarti bahwa perlakuan III (dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml) dapat menurunkan kadar glukosa darah tetapi sangat lemah. Sedangkan kelompok perlakuan dengan undur-undur darat lainnya dapat menurunkan kadar glukosa darah tetapi perlu dilihat juga bila dibandingkan dengan kontrol positif glibenklamida. Kelompok perlakuan undur-undur darat dibandingkan juga dengan kontrol positif
glibenklamida.
Semua
kelompok
perlakuan
undur- undur
darat
menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif glibenklamida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Hal ini menunjukkan bahwa undur- undur darat kecuali perlakuan III (dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,52 mg/ml) dapat menurunkan kadar glukosa darah tetapi penurunan yang terjadi tidak sebaik glibenklamida. Dari semua perlakuan dengan undur-undur darat, perlakuan yang memberikan penurunan terbesar adalah perlakuan II dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,26 mg/ml. Hal ini dilihat dari Gambar 11 yaitu diagram LDDK 0− 300 glukosa darah masing- masing perlakuan, dimana perlakua n II mempunyai nilai purata LDDK 0− 300 yang terkecil dibandingkan perlakuan dengan undur- undur darat lainnya. Perlu ditekankan juga walaupun perlakuan II mempunyai kemampuan menurunkan kadar glukosa darah yang lebih besar dibandingkan perlakuan dengan undur-undur darat lainnya, tetapi kemampuan perlakuan II tidak sebaik yang dimiliki glibenklamida.
kontrol positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa undur- undur darat dengan dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml sampai dengan konsentrasi 5,04 mg/ml memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar 20,15% sampai 27,85% terhadap kontrol negatif aquades. Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; 5,04 mg/ml memberikan efek penurunan kadar glukosa darah secara berbeda bermakna terhadap kontrol negatif aquades. Undur-undur darat dosis 6,3 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; 5,04 mg/ml juga memberikan efek penurunan kadar glukosa darah secara berbeda bermakna terhadap kontrol positif glibenklamida. Nilai purata kadar glukosa darah yang didapatkan dari perlakuan dengan undur-undur darat (terdapat dalam tabel XII)
dipertimbangkan kembali. Purata kadar glukosa darah dari
perlakuan undur-undur darat lebih mendekati nilai kontrol negatif aquades. Hal ini menunjukkan bahwa hipoglikemik
tetapi
undur-undur darat terbukti memiliki potensi efek potensi
yang
dimiliki
kecil
dibandingkan
dengan
glibenklamid. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek hipoglikemik undurundur darat dalam jangka waktu yang lebih lama (pemberiannya bukan dosis tunggal tetapi dosis berulang).
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 7, 9, 32, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik (Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka), 233-240, Balai Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam, Jakarta Anonim, 2002, News and article, Error! Hyperlink reference not valid.. diakses tanggal 28 September 2007 Anonim, 2008, Antlions: The good, the odd, the ugly, Error! Hyperlink reference not valid.. diakses tanggal 20 Januari 2008
Armstrong, W.P., 2007, Antlions: Denizens Of The Sand, Error! Hyperlink reference not valid.. diakses tanggal 20 Januari 2008
Cartailler, J.P., 2004, Insulin - from secretion to action, www.betacell.org/content/ articles/print.php?aid=1, diakses tanggal 30 April 2008 Crowley, Leonard V., 2001, An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology Corelations, 5 th Edition, 586, Jones and Bartlett Publishers, Canada. Dollery, S.C., 1999, Therapeutic Drugs, 2 nd Edition, Vol I, G 64-69, Churchill Livingstone, London Fatah, A.M., 1989, Spektroskopi, 45-46, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta Handoko, T., dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon dan Anti Diabetik Oral dalam Ganiswarna, (Ed.), Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 462-473, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Irawan,M.A., 2007, Glukosa dan Metabolisme Energi, http://www.pssplab.com/ journal/06.pdf, diakses tanggal 25 April 2008 Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik. diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Buku 2 Edisi 8, 699. Salemba Medika. Jakarta Khopkar, 1990, Basic Concepts of Analytical Chemistry, diterjemahkan oleh Saptoraharjo, 193, 204, UI Press, Jakarta Lanywati, E., 2006, Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis, 13-14, 30, Kanisius. Yogyakarta Mayes, P.A., 1990, Glukoneogenesis dan Pengendalian Kadar Glukosa Darah, dalam Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell, V.W., (Eds.), Harper’s Biochemistry, diterjemahkan oleh Andry Hartono, Edisi 22, 227, ECG, Jakarta Merentek, E., 2006, Resistensi Insulin Pada Diabetes mellitus Tipe 2, Majalah Cermin Dunia Kedokteran, No 150,38, 39, Jakarta Mulja, H.M., Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 1-59, 238 Airlangga University Press, Surabaya
Nolte, M.S., and Karam, J.H., 2002, Hormon Pankreas dan Obat Anti Diabetes, dalam Katzung, B.G., (Eds.), Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas edokteran Universitas Airlangga, Buku 2, Edisi 8, 699, Salemba Medika, Jakarta
Subroto, Ahkam. M, 2006, Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus, 5-6, Penebar Swadaya, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Swanson, Mark, 2007, Antlion Taxonomy, Error! Hyperlink reference not valid.. diakses tanggal 20 Januari 2008 Triptitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Endocrinologic Disorders, in DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6 th Edition, 1333-1363, McGraw-Hill Companies, USA Widowati, L., Dzulkarnain, B., dan Sa’roni, 1997, Tanaman Obat untuk Diabetes Mellitus, Cermin Dunia Kedokteran., 116, 53-60, Jakarta Widyaningrum, Y., 2004, Efek Hepatoprotektif Kombinasi Jus Wortel ( Daucus arota L.) dan Apel Hijau (Pyrus macus L.) pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wijayakusuma, Hembing., 2006, Bebas Diabetes Mellitus ala Hembing, 7-8, 1516, Puspa Swara, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1. Determinasi binatang undur-undur darat.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lamp iran 2.
Foto undur-undur darat
Foto undur-undur darat 1
Foto undur-undur darat 2
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3.
Foto air halusan undur- undur darat Foto air halusan undur- undur darat 1
Foto air halusan undur- undur darat 2
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4.
Foto hewan uji percobaan (tikus putih jantan)
Foto tikus putih jantan 1
Foto tikus putih jantan2
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5. Foto alat penelitian
Foto mortir dan stamper
Foto timbangan elektrik (Mettler Toledo AB240, Switzerland)
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Foto sentrifuge (Hettich WBA SS, Germany)
Foto vortex (Janke-Kankel IKA®- Labortechnik)
Foto spektrofotometri visible (Optima ® SP300, Japan)
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 6. Preparasi bahan a. Pembuatan larutan asam benzoat 0,1% b/v Berat kertas
= 0,4658 g
Berat kertas + asam benzoat
= 0,5665 g
Berat kertas + sisa
= 0,4660 g -
Berat asam benzoat
= 0,1005 g
Sebanyak 0,1005 g serbuk asam benzoat p.a. dilarutkan dengan aquades panas dalam labu takar 100,0 ml sampai tanda. b. Pembuatan Larutan Stock Glukosa 10 mg/ml Berat kertas
= 0,4040 g
Berat kertas + glukosa monohidrat
= 1,4051 g
Berat kertas + sisa
= 0,4048 g -
Berat glukosa monohidrat
= 1,0003 g
Glukosa Monohidrat sebanyak 1,0003 g dilarutkan dengan larutan asam benzoat 0,1% p.a. b/v dalm labu takar 50 ml sampai tanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Natrium oksalat 2% b /v Berat kertas
= 0,4383 g
Berat kertas + sodium oksalat
= 5,4819 g
Berat kertas + sisa
= 0,4458 g -
Berat sodium oksalat
= 5,0361 g
Natrium Oksalat sebanyak 5,0361 g dilatutkan dengan aquadest dalam labu takar 250 ml sampai tanda. d. Keseragaman bobot tablet Berat rata-rata tablet glibenklamida = 201,79 mg. Berdasarkan Anonim 1979 tablet dengan bobot 151mg - 300mg memiliki penyimpangan rata-rata tablet pada kolom A = 7.5 % dan kolom B = 15% Kolom A: 7,5% x 201,79 mg = 15,13 mg ± 201,79 mg. Berdasarkan penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang dari range 186,66 mg – 216,92 mg. Kolom B: 15% x 201,79 mg = 30,2685 mg ± 201,79 mg. Berdasarkan penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang dari range 171, 5215 mg - 232,0585 mg. Ini berarti bahwa semua tablet memenuhi keseragaman bobot tablet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
e. Pembuatan larutan glibenklamida 0,1125mg/ml Berat rata-rata tablet glibenklamida = 201,79 mg Tiap tablet mengandung 5 mg zat aktif glibenklamida sehingga serbuk yang harus ditimbang untuk mendapatkan 25 mg zat aktif adalah = (25 mg : 5 mg ) x 201,79 mg = 1,008975 g Sejumlah 1,008975 g dilarutkan dalam labu ukur 10 ml sebagai larutan induk dengan konsentrasi 0,25%. Untuk mendapatkan larutan glibenklamida dengan konsentrasi 0,1125 mg/ml dengan volume 10 ml, maka C1 . V1 = C2 . V2 25 mg/10ml .
x
= 0,1125 mg/ml . 10 ml x
= 0,45 ml
Sebanyak 0,45 ml larutan induk dilarutkan dalam labu ukur 10 ml dengan aquades hingga tanda. f. Perhitungan Volume Penyuntikan •
Glibenklamida D
: 0,45 mg/kgBB
C
: 0,1125 mg/ml
BB : 188,3 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI V = (D x BB) = 0,45 mg/kgBB x 188,3 g = 0,75 ml C
•
0,1125 mg/ml
Air halusan undur-undur darat dosis 0,0063 g/kgBB D
: 0,0063 g/kgBB
C
: 0,0315 g/25ml
BB : 200 g
V=
•
( D × BB) 0,0063 g / kgBB × 0,200kg = = 1,0 ml C 0,0315 g / 25ml
Glukosa D
: 1,75 g/kgBB
C
: 15 g/100ml
BB : 178,7 g
V=
( D × BB) 1,75g / kgBB × 178,7 kg = = 2,085 ml C 15 g / 100ml
71
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI g. Perhitungan LDDK 0-300 Menit
0
15
30
45
60
90
120
180
240
300
Resapan
0,389
0,416
0,475
0,425
0,430
0,333
0,395
0,386
0,323
0,352
Kadar
119,54 127,84 145,97 130,60 132,14 102,33 121,38 118,62 99,26 108,17
Standar glukosa 100.18 mg/dl = 0,326 Kadar glukosa menit 0 = (0,389: 0,326) x 100.18 mg/dl = 119,54 mg/dl
LDDK 0-300 =
15 − 0 30 − 15 × (119,54 +127,84) + × (127,84 +145,97) + 2 2 45 − 30 60 − 45 × (145,97 +130,60) + × (130,60 +132,14) + 2 2 90 − 60 120 − 90 × (132,14 +102,33) + × (102,33 +121,38) + 2 2 180 − 120 240 − 180 × (121,38 +118,62) + × (118,62 +99,26) 2 2
+
300 − 240 × (99,26 +108,17) = 34785,66 mg.menit /dl 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 7. Data kadar glukosa darah (mg/dl) pada tiap perlakuan dan waktu sampling. Kontrol Negatif Aquadest 0
1
2
3
4
5
15
30
45
60
90
12
18
24
30
LD
0
0
0
0
DK
15
19
25
25
21
18
18
15
14
15
5288
4,3
9,0
5,7
6,4
6,2
0,9
4,4
3,3
3,2
5,6
8,71
22
63
99
47
46
07
73
50
99
19
80
6
2
4
8
1
6
9
0
5
4
13
18
22
19
16
14
13
12
11
10
4220
8,1
8,0
9,2
4,8
1,1
4,2
9,7
7,4
4,1
8,6
9,33
12
40
14
48
30
72
33
13
20
09
54
2
1
4
5
9
2
3
4
9
4
98,
12
14
15
15
98,
10
73,
12
11
3352
88
4,8
8,1
3,6
3,9
88
4,3
27
2,5
6,7
1,39
32
19
62
74
98
32
94
08
50
14
51
7
7
2
4
3
6
13
14
19
20
20
14
16
15
13
12
4683
8,4
0,7
6,4
8,7
6,8
4,2
4,0
7,5
2,9
7,0
4,15
36
05
69
89
44
72
48
64
24
89
00
7
4
9
5
4
1
2
8
7
9
2
11
17
17
19
17
14
14
12
11
12
4191
3,1
6,0
8,9
8,0
4,7
6,5
4,2
1,5
5,7
3,8
9,98
48
44
62
90
47
41
72
77
41
47
06
3
5
3
6
6
6
2
7
9
1
−
12
16
20
20
18
14
14
12
12
12
4347
X
8,5
5,7
1,7
2,3
2,5
2,9
7,3
6,6
5,7
6,3
4,71
80
34
21
70
93
75
84
35
27
75
58
5
7
7
1
4
3
6
3
5
9
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kontrol Negatif CMC
0
15
30
45
60
90
120
180
240
300
LDDK
1
119,5399
127,8371
145,9678
130,6028
132,1393
102,3311
121,3837
118,6180
99,2581
108,1698
34785,6612
2
127,8371
167,7861
169,9372
142,2802
131,8320
118,3107
127,2225
104,4822
103,8676
104,1749
36025,6192
3
118,6180
176,0833
169,0153
130,6028
131,5247
102,9457
96,4924
124,1494
122,3056
124,4567
36935,9972
4
113,7012
150,2700
172,3956
141,6656
98,0289
120,7691
128,1444
107,2479
114,9304
122,3056
36412,8179
5
133,6758
179,4636
163,4839
146,8897
152,1138
118,9253
94,3413
101,1019
104,1749
110,0136
35202,8218
−
122,6744
160,2880
164,1600
138,4082
129,1277
112,6564
113,5168
111,1199
108,9073
113,8241
35872,5835
X
Kontrol Positif Glibenklamida 0
15
30
45
60
90
120
180
240
300
LDDK
1
100,8061
141,8173
133,6777
93,6057
54,7859
39,7589
36,3153
53,5337
55,0990
50,7161
18391,6392
2
115,8331
130,8601
138,6867
106,7543
76,0742
62,9256
66,3693
44,1418
38,8198
44,7679
19420,0495
3
98,6147
122,4074
121,4683
102,3714
90,1620
42,8896
24,4189
36,6283
48,8378
75,7611
17748,2958
4
86,0922
125,2250
132,1124
112,7025
69,4999
34,1238
30,6801
50,7161
49,4639
62,6125
18053,5317
5
93,6057
116,4593
120,8421
113,6417
77,3264
49,1508
46,0202
62,2994
42,5765
56,9774
19253,3438
−
98,9904
127,3538
129,3574
105,8151
73,5697
45,7697
40,7607
49,4639
46,9594
58,1670
18573,3720
X
Perlakuan 1 0
15
30
45
60
90
120
180
240
300
LDDK
1
139,8006
171,5735
143,9311
144,8843
135,3524
126,4560
128,3624
139,4829
123,5965
123,5965
40062,4126
2
128,0447
126,1383
119,7837
129,6333
128,9979
102,6264
91,8236
98,1782
73,0776
63,5457
28888,6883
3
82,9272
133,4461
156,0048
131,8574
104,5327
128,3624
102,3086
102,3086
96,9073
88,3286
32351,1369
4
128,6801
147,1084
153,1452
146,7907
136,3056
130,2688
115,6532
103,8973
101,6732
92,4591
34958,1009
5
127,4092
160,4530
140,4361
137,2588
108,6632
115,6532
142,3425
98,8136
101,0377
159,4998
36623,7937
−
121,3724
147,7438
142,6602
138,0849
122,7704
120,6734
116,0981
108,5361
99,2584
105,4859
34576,8265
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Perlakuan 2 0
15
30
45
60
90
120
180
240
300
LDDK
1
131,5244
114,9108
121,1409
105,2195
97,6049
81,6836
80,2991
71,6462
85,4909
68,8773
25860,1196
2
133,2550
168,2128
162,6749
143,6385
130,8322
137,4084
98,2972
113,1802
110,4113
118,3720
36573,3010
3
75,4535
132,9089
94,4899
88,2598
57,4554
69,5695
54,5714
66,8005
75,7996
84,7986
22101,2907
4
130,4860
173,7507
191,4026
155,4065
152,6375
125,2943
85,4909
100,7200
110,0652
112,1419
35838,6680
5
124,2559
146,0613
143,9846
124,9482
143,9846
128,0632
119,4103
100,7200
119,4103
121,1409
36453,8907
−
118,9950
147,1689
142,7386
123,4945
116,5029
108,4038
87,0138
90,6134
100,2354
101,0661
31365,4540
X
Perlakuan 3 0
15
30
45
60
90
120
180
240
300
LDDK
1
112,4316
160,9512
130,1664
112,0970
209,8054
113,4355
95,7007
113,7701
107,4124
102,7277
35674,4551
2
103,7316
128,1587
138,5318
97,7086
132,8433
118,4548
109,4201
123,4740
121,8009
107,0777
35639,3203
3
119,1240
172,3282
161,6205
128,8279
142,2126
110,7585
131,5049
114,4393
120,7971
125,1471
38143,9355
4
95,7007
132,5087
149,9088
118,1201
108,0816
98,0431
106,4085
80,6429
72,2775
89,0084
28732,8060
5
107,4124
151,2473
135,1856
138,1972
137,1934
105,4047
117,1163
115,7778
105,4047
113,7701
35378,3183
−
107,6701
149,0388
143,0826
118,9901
146,0273
109,2193
112,0301
109,6208
105,5385
107,5462
34713,7670
X
Perlakuan 4 0
15
30
45
60
90
120
180
240
300
LDDK
1
101,3073
133,9018
133,9018
120,1005
101,3073
101,0136
101,6009
99,2518
109,2357
108,0611
32211,3131
2
85,7441
138,8938
144,7666
94,7836
96,3253
92,2043
88,3869
84,5696
87,2124
92,2043
28348,4222
3
93,9662
140,9493
98,9026
112,4658
98,6645
106,5929
407,4738
117,1640
109,2357
112,1721
33162,7207
4
123,9179
126,2671
138,0128
135,9573
155,6315
142,1238
145,6476
146,2349
135,3700
122,4497
41822,2915
5
106,5929
185,5832
151,5205
141,5366
142,1238
124,7988
117,9259
118,6323
109,8230
115,9895
37459,4711
−
102,3057
145,1190
133,0209
121,5687
118,8085
113,3467
112,4070
113,1705
110,1753
110,1753
34600,8437
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 8.
Hasil uji distribusi data dengan Tes Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LDDK N Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
35 33311.080 4 8236.3547 9 .171 .107 -.171 1.012 .257
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 9.
Hasil uji GLM Repeated Measure kadar glukosa darah
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 10. Hasil uji Kruskal Wallis
Kruskal-Wallis Test Ranks Perlakuan LDDK Kontrol Negatif Aquadest Kontrol Negatif CMC Kontrol Positif Glibenklamid Volume 1 Volume 2 Volume 3 Volume 4 Total Test Statistics(a,b)
Chi-Square df Asymp. Sig.
LDDK 17.669 6
.007 a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Perlakuan
N
Mean Rank
5 5
29.60 20.80
5
3.00
5 5 5 5 35
18.80 16.60 19.00 18.20
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 11. Hasil uji Mann Whitney ampiran 11. Hasil uji Mann Whitney
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 12. Hasil uji Anova One Way
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13. Leaflet GOD-PAP
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BIOGRAFI PENULIS Penulis bernama lengkap Andy Francisca Irawan lahir dari pasangan Benny Irawan Liong dan Yulita Megasari di kota Semarang, provinsi Jawa Tengah, sebagai anak bungsu dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan TK di TK Maria Purworejo pada tahun 1990-1992, SD Maria Purworejo pada tahun 1992-1998, SMP Bruderan Purworejo pada tahun 1998-2001, dan SMU Stella Duce 1 Yogyakarta pada tahun 2001-2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2004. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta, penulis menjadi BEMF (Badan Eksekutif Mahasiswa Farmasi) 2006-2007 dalam divisi Pengabdian Masyarakat. Penulis juga aktif menjadi panitia beberapa kegiatan seperti PIMFI (Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia ) 2005, TITRASI (Tiga Hari Temu Akrab Farmasi) 2005, TITRASI 2006, Penyuluhan Self Medication dan Sunatan Masal “Ibu Aktif, Anak Sehat” yang bekerja sama dengan Gerakan Jogja Bangkit. Penulis juga magang di Rumah Sakit BETHESDA Jogjakarta sebagai mahasiswa Farmasi Sanata Dharma selama beberapa bulan.