Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
POTENSI DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn), DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis), DAN DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe pentandra) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PENCEGAH KANKER
Nunung Kurniasih1, Mimin Kusmiyati2, Nurhasanah3, Riska Puspita Sari4, Riza Wafdan5 1,3,4,5 Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati, Jl. AH Nasution No 105, Bandung, 40614 2 Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Bandung
[email protected]
ABSTRAK Kanker dapat dicegah menggunakan antioksidan, suatu senyawa yang bersifat imunomodulator yang dapat menguatkan sel-sel yang sehat untuk menghadang kanker. Senyawa aktif yang sudah berhasil diidentifikasi sebagai antikanker yang berasal dari tanaman antara lain adalah flavonoid glikosida, tanin, stigmasterol, dan inhibitor histone deacetylase (HDAC). Senyawa ini terdapat pada beberapa tanaman misalnya sirsak, binahong, benalu dan lain sebagainya. Sampel segar daun sirsak, binahong dan benalu dihaluskan, dimaserasi dengan metanol. Kemudian ekstrak metanol dipartisi dengan pelarut n-heksan dan etil asetat sampai menghasilkan ekstrak air. Ekstrak air dipekatkan dan diskrining fitokimia kemudian diuji daya antioksidannya dengan metode DPPH ((1,1difenil-2-pikrilhidrazil) dengan larutan kontrol berupa vitamin C. Ketiga ekstrak daun ini memiliki kandungan senyawa flavanoid, polifenol dan saponin. Diperoleh hasil IC50 daun sirsak sebesar 6,23 ppm, daun binahong 3,30 ppm sedangkan pada daun benalu adalah 33,31 ppm. Ketiga daun ini memiliki potensi untuk mencegah kanker. Kata kunci : daya antioksidan, daun sirsak, daun binahong, daun benalu, DPPH
Abstract Cancer can be prevented using an antioxidant, a compound that is an immunomodulator that can strengthen the healthy cells to block the cancer. Active compounds that have been identified as anticancer derived from plants include flavonoid glycosides, tannins, stigmasterol, and inhibitors of histone deacetylase (HDAC). These compounds found in some plants such soursop, binahong, parasites and so forth. Samples of fresh soursop leaves, binahong and parasites mashed, macerated with methanol. Then the methanol extract was partitioned with n-hexane solvent and ethyl acetate to produce a water extract. Water extract was concentrated and then tested for their phytochemical screening of antioxidants with DPPH ((1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) with control solution in the form of vitamin C. These three leaf extract contains compounds flavonoids, polyphenols and 162
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
saponins. The results obtained IC50 soursop leaf at 6.23 ppm, 3.30 ppm whereas binahong leaf on leaf mistletoe was 33.31 ppm. This leaves three have the potential to prevent cancer. Keywords: antioxidant power, soursop leaves, leaf binahong, mistletoe leaves, DPPH
Radikal bebas dalam jumlah normal
1. PENDAHULUAN
bermanfaat bagi kesehatan misalnya, Kanker merupakan sekelompok
memerangi
peradangan,
membunuh
penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan
bakteri, dan mengendalikan tonus otot
dan perkembangan sel-sel yang tidak
polos pembuluh darah serta organ-organ
terkontrol
(American
dalam tubuh. Sementara dalam jumlah
Cancer Society, 2008). Kanker dapat
berlebih mengakibatkan stress oksidatif.
disebabkan oleh faktor eksternal (infeksi,
Keadaan tersebut dapat menyebabkan
radiasi, zat kimia tertentu, tembakau) dan
kerusakan oksidatif mulai dari tingkat
faktor internal (mutasi, hormon, kondisi
sel, jaringan, hingga ke organ tubuh yang
sistem imun) yang memicu terjadinya
mempercepat terjadinya proses penuaan
proses
dan munculnya penyakit. Oleh karena
dan
abnormal
karsinogenesis
(pembentukan
kanker).
itu, antioksidan dibutuhkan untuk dapat
Radikal bebas dapat terbentuk secara endogen dan eksogen. Radikal
menunda
atau
menghambat
reaksi
oksidasi oleh radikal bebas.
endogen terbentuk dalam tubuh melalui
Antioksidan bersifat imunomodulator,
proses metabolisme normal di dalam
yaitu menguatkan sel-sel yang sehat
tubuh. Sementara radikal eksogen berasal
untuk menghadang kanker. Mekanisme
dari bahan pencemar yang masuk ke
yang sudah berhasil diungkap adalah
dalam
sitotoksik
tubuh
pencernaan,
dan
melalui
pernafasan,
penyerapan
kulit.
(penghambatan
siklus
pembelahan sel) dan induksi apoptosis
163
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
(merangsang proses
ISSN 1979-8911
bunuh diri sel
kanker). Senyawa aktif yang sudah
pertumbuhan
Salah satu khasiat daun benalu
yang berasal dari tanaman antara lain
adalah
adalah
dikarenakan
stigmasterol,
glikosida,
dan
inhibitor
tanin, histone
deacetylase (HDAC).
Staphylococcus
epidermis pada jerawat (Rani, 2012).
berhasil diidentifikasi sebagai antikanker
flavonoid
bakteri
dapat
melawan
senyawa
kanker
aktifnya
yaitu
flavonoid, fenol dan triterpenoid. Dari beberapa senyawa aktif yang dikandung
Acetogenins pada daun sirsak
dalam benalu tersebut memiliki sifat
dapat digunakan untuk melawan kanker
antikanker
dengan menghambat ATP (adenonsina
penelitian ini akan dibandingkan daya
trifosfat) yang memberi energi pada sel
antioksidan ekstrak dari ketiga tanaman
kanker
ini dengan menggunakan metode DPPH.
(Widyaningrum
dkk,
2012).
(Artanti,
2010).
Pada
Dampaknya, mitosis atau pembelahan sel kanker
terhambat.
bermanfaat
Daun
menghambat
sirsak
sel
kanker
2. TEORI 2.1
Tanaman Sirsak
dengan menginduksi apoptosis, antidiare, analgetik,
antidisentri,
Sirsak (Annona muricata Linn)
antiasma,
adalah tanaman yang mudah tumbuh di
anthelmitic, dilatasi pembuluh darah,
banyak tempat. Nama sirsak berasal dari
menstimulasi
dan
bahasa Belanda yaitu Zuurzak yang
mengurangi depresi (McLaughlin, 2008).
berarti kantung yang asam (Thomas, A.
pencernaan
Binahong merupakan salah satu sumber
antioksidan
dalam
menangkap
(Yuswantina, memiliki
2009). daya
yang
berpotensi
radikal Binahong hambat
N. S, 1992). Sirsak
termasuk
tanaman
bebas
tahunan. Selain morfologi di atas, sirsak
juga
diklasifikasikan menjadi (Widyaningrum,
untuk
2012): 164
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
Kingdom
: Plantae
penyebab muntah, mengobati kepala
Divisi
: Spermatophyta
berkutu dan parasit kulit serta obat
Sub Divisi
: Angiospermae
cacing. Kulit batang digunakan untuk
Kelas
: Dicotyledonae
pengobatan asma, batuk, hipertensi, obat
Ordo
: Polycarpiceae
parasit, obat penenang dan kejang. Akar
Famili
: Annonaceae
digunakan untuk obat diabetes (khusus
Genus
: Annona
kulit
Spesies
: Annona muricata Linn
kejang. Di antara bagian-bagian tanaman
Nama Umum : Graviola
akarnya),
obat
penenang
dan
(Brazil),
sirsak tersebut, daun juga bermanfaat
Soursop (Inggris), Guanabana (Spanyol),
sebagai obat penyakit jantung, diabetes
Nangka Sabrang atau Nangka Belanda
dan antikanker yang merupakan senyawa
(Jawa), Nangka Walanda atau Sirsak
antioksidan.
(Sunda) Sirsak sejauh ini dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya karena kandungan gizinya yang tinggi seperti karbohidrat, vitamin C dan mineral Gambar 1. Daun Sirsak (Annona (Rahmani,
2008).
Menurut muricata Linn)
Widyaningrum (2012), buah berkhasiat Daun sirsak mengandung senyawa mencegah dan mengobati diare, maag, acetogenin, annocatacin, annocatalin, disentri, demam, flu, menjaga stamina annohexocin, annonacin, annomuricin, dan pelancar ASI. Bunga digunakan anomurine, anonol, caclourine, gentisic sebagai obat bronkhitis dan batuk. Biji acid, gigantetronin, asam linoleat dan digunakan
untuk
mencegah
dan muricapentocin (Widyaningrum, 2012).
mengobati
astrigent,
karminatif, 165
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
2.2
Binahong
(Anredera
ISSN 1979-8911
cordifolia
jantung. Panjang daun antara 5 - 10 cm dan mempunyai lebar antara 3 - 7 cm.
(Ten.) Steenis) Klasifikasi dari tanaman binahong
Seluruh
bagian
tanaman
dapat
adalah sebagai berikut :
dimanfaatkan, mulai dari akar, batang,
Kingdom
daun, umbi dan bunganya. Tanaman ini
: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
termasuk
Superdivisio : Spermetophyta
masih banyak yang perlu digali sebagai
Divisio
: Magnoliophyta
bahan fitofarmaka. Di Indonesia tanaman
Kelas
: Magnoliopsida
ini sering digunakan sebagai hiasan
Subkelas
: Hammelidae
gapura yang melingkar di atas jalan
Ordo
: Caryophyllales
taman, namun belum banyak dikenal
Familia
: Basellaceae
dalam
Genus
: Anredera
(Sumartiningsih, 2011)
Spesies
:
Anredera
dalam
famili
basellaceae,
masyarakat
Indonesia.
cordifolia
(Ten) Steenis (Mus,2008).
2.1
Tanaman binahong adalah tanaman herbal yang berasal dari Cina. Tanaman ini tumbuh menjalar dan panjangnya dapat mencapai 5 meter, berbatang lunak
Gambar 2. Daun Binahong 2.3.
Tanaman
Benalu
berbentuk silindris dan pada sela-sela
(Dendrophthoe
daun dan tangkai terdapat seperti umbi
pentandra)
yang bertekstur kasar. Daunnya tunggal dan
mempunyai
tangkai
Tanaman benalu bagi para petani
pendek,
adalah hama yang merugikan karena
bersusun berselang-seling dan berbentuk
tanaman parasit ini dapat membunuh pohon inangnya. Benalu tumbuh dari 166
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
dataran menengah sampai pegunungan
tersebut adalah golongan flavonoid, yaitu
dari ketinggian 800 meter sampai 2.300
kuersetin yang bersifat inhibitor terhadap
meter di atas permukaan laut dan
enzim
berbunga sekitar bulan Juni-September.
kanker. Benalu
Jenis
banyak
flavonoid kuersetin, meso-inositol, rutin,
ragamnya, tergantung dari jenis pohon
dan tanin. Macam-macam benalu yang
inangnya, contohnya benalu mangga
sering digunakan sebagai antioksidan
Dendrophthoe
diantaranya yaitu benalu yang berasal
tanaman
benalu
juga
pentandra
dengan
DNA
topoisomerase mangga
sel
mengandung
klasifiksasi sebagai berikut :
dari pohon mangga, dukuh, teh, dan
Kerajaan
: Plantae
petai.
Divisi
: Spermatophyta
2.4.
Ordo
: Santalales
Famili
: Loranthaceae
kehilangan elektron di lingkaran orbital
Genus
: Dendrophthoe
terluarnya sehingga jumlah elektronnya
Spesies
: Pentandra
menjadi
Radikal Bebas Radikal bebas adalah molekul yang
ganjil
dan
tidak
stabil
(Kusumadewi, 2002). Radikal bebas dianggap
berbahaya
karena
menjadi
sangat reaktif dalam upaya mendapatkan pasangan Gambar 3. Daun Benalu Mangga
elektronnya
dan
dapat
membentuk radikal bebas baru dari atom
Dari berbagai hasil penelitian,
atau molekul yang elektronnya terambil
benalu mangga mengandung senyawa
untuk berpasangan dengan radikal bebas
yang berperan sebagai zat antioksidan
sebelumnya. Oleh karena sifatnya yang
sehingga.dapat mencegah penyakit tumor
sangat reaktif dan gerakannya yang tidak
maupun
beraturan, jika terjadi di dalam tubuh
penyakit
kanker.
Senyawa
167
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
makhluk
hidup
kerusakan
di
akan
ISSN 1979-8911
menimbulkan
berbagai
bagian
tersebut memiliki derajat kekuatan yang
sel.
berbeda, namun radikal yang paling
Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh
berbahaya adalah hidroksil (OH-) karena
serangan radikal bebas yaitu kerusakan
memiliki reaktivitas yang paling tinggi
membran sel, protein, DNA dan lipid.
(Putra, 2008; dalam Maryam, 2012).
Kerusakan tersebut dapat menyebabkan
2.5.
timbulnya berbagai macam penyakit degeneratif
seperti
atherosklerosis
Antioksidan Antioksidan adalah senyawa kimia
katarak,
kanker,
yang dapat menyumbangkan satu atau
proses
penuaan
lebih elektron kepada radikal bebas,
dan
(Muhilal, 1991).
sehingga radikal bebas tersebut dapat
Radikal bebas terbentuk dalam
diredam (Suhartono, 2002). Antioksidan
tubuh melalui berbagai cara diantaranya
dapat
akibat proses biokimiawi berupa hasil
manusia
samping
atau
disebabkan oleh senyawa oksigen reaktif
pembakaran sel yang berlangsung pada
(ROS; Reactive Oxygen Species) dan
waktu
radikal bebas lainnya (L. Wang, et.al.,
dari
proses
bernapas,
oksidasi
metabolisme
sel,
olahraga yang berlebihan, peradangan (inflamasi)
dan
lingkungan
seperti
melawan
melindungi
tubuh
kerusakan
yang
2003; dalam Yuhernita 2011).
polusi
Senyawa antioksidan diantaranya
kendaraaan
adalah asam fenolik, flavonoid, karoten,
bermotor, asap rokok, bahan pencemar
vitamin E (tokoferol), vitamin C, asam
dan radiasi matahari. Contoh radikal
urat, bilirubin dan albumin (Gheldof,
bebas adalah superoksida (O2-), hidroksil
et.al., 2002; dalam Mega, dkk., 2010).
(OH-), peroksida
paparan
membantu
asap
nitroksida
(NO),
hidrogen
Zat-zat gizi mineral seperti mangan,
(H2O2),
asam
hipoklorit
seng, tembaga dan selenium (Se) juga
(HOCl) dan lain-lain. Radikal bebas
berperan sebagai antioksidan. 168
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
Antioksidan memiliki fungsi utama sebagai
upaya
untuk
memperkecil
senyawa antioksidan tetapi jumlahnya sering
kali
tidak
cukup
untuk
terjadinya proses oksidasi dari lemak dan
menetralkan radikal bebas yang masuk
minyak, memperkecil terjadinya proses
ke dalam tubuh. Sebagai contoh, tubuh
kerusakan
makanan,
manusia dapat menghasilkan glutathione,
memperpanjang masa pemakaian dalam
salah satu antioksidan yang sangat kuat,
industri
meningkatkan
hanya tubuh memerlukan asupan vitamin
stabilitas lemak yang terkandung dalam
C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh
makanan
serta
menghasilkan
kualitas
sensori
dalam
makanan,
mencegah dan
hilangnya
nutrisi.
Lipid
glutathione
Kekurangan antioksidan dalam tubuh
peroksidasi merupakan salah satu faktor
membutuhkan
yang cukup berperan dalam kerusakan
(antioksidan eksogen).
selama
dalam
pengolahan
penyimpanan
makanan
(Hernani
dan dan
Raharjo, 2005).
asupan
Antioksidan antioksidan
dari
luar
dibagi
menjadi
dan
vitamin.
enzim
Antioksidan enzim meliputi superoksida
Antioksidan tidak hanya digunakan dalam
ini.
industri farmasi,
tetapi juga
dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx). Vitamin lebih
digunakan secara luas dalam industri
dikenal
makanan, industri petroleum, industri
dibandingkan
karet dan sebagainya (Tahir dkk, 2003).
vitamin
Berkaitan dengan fungsinya, senyawa
(vitamin E), beta karoten dan asam
antioksidan diklasifikasikan dalam lima
askorbat
tipe antioksidan yaitu (Maulida dan
didapatkan dari tanaman dan hewan
Naufal, 2010):
(Sofia, 2006; dalam Kuncahyo, 2007).
Tubuh
manusia
menghasilkan
sebagai enzim.
mencakup
(vitamin
Reaksi
antioksidan Antioksidan alfa
C)
radikal
yang
bebas
tokoferol
banyak
dengan 169
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
antioksidan di dalam tubuh menghasilkan
suatu radikal bebas antioksidan menjadi
radikal senyawa antioksidan, contohnya
prooksidan apabila terdapat molekul
radikal tokoferoksil yang terbentuk dari
reseptor untuk menerima elektron dan
oksidasi
menimbulkan
tokoferol.
Radikal
tersebut
reaksi
autooksidasi
cukup stabil sampai dapat direduksi oleh
(Halliwell, et.al., 1992; dalam Muchtadi,
vitamin C atau enzim GSH untuk
2012).
membentuk quinol sehingga tidak akan
Antioksidan berdasarkan sumber
mengoksidasi asam lemak tak jenuh yang
perolehannya ada dua macam yaitu
ada di sekitarnya (Packer, et.al., 1979;
antioksidan alami dan antioksidan buatan
dalam Muchtadi, 2012). Demikian juga
(sintetik). Beberapa contoh antioksidan
bentuk teroksidasi vitamin C
sintetik
radikal
bebas
askorbil
yaitu
yang
diizinkan
dan
sering
dan
digunakan untuk makanan, yaitu butil
dehidroaskorbat dapat dibentuk kembali
hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi
menjadi askorbat oleh GSH atau oleh
toluen
enzim
tetrabutil hidroksi quinon (TBHQ) dan
dehidroaskorbat
reduktase
(BHT),
propil
galat
(PG),
(Diplock, et.al., 1998; dalam Muchtadi,
tokoferol.
2012).
tersebut merupakan antioksidan alami
Kemampuan
untuk
Antioksidan-antioksidan
membentuk
yang telah diproduksi secara sintetik
kembali antioksidan tersebut merupakan
untuk tujuan komersial. Antioksidan
indikasi pentingnya senyawa antioksidan
alami di dalam makanan dapat berasal
di dalam tubuh. Radikal bebas yang
dari senyawa antioksidan yang sudah ada
terbentuk dari antioksidan berpotensi
dari satu atau dua komponen makanan,
sebagai prooksidan seperti halnya radikal
senyawa antioksidan yang terbentuk dari
bebas lain. Dalam kondisi biologis yang
reaksi-reaksi selama proses pengolahan,
tidak normal, selalu ada potensi untuk
senyawa antioksidan yang diisolasi dari 170
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
sumber
ISSN 1979-8911
alami dan ditambahkan ke
makanan
sebagai
bahan
tambahan
pangan (Rohdiana, 2001).
2.6. Penentuan Aktivitas Antioksidan Penentuan
aktivitas
antioksidan
Metode
FRAP
menggunakan
Fe(TPTZ)23+ kompleks besi-ligan 2,4,6tripiridil-triazin
sebagai
Kompleks
Fe(TPTZ)23+
biru
pereaksi. akan
berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan akan
mengalami
reduksi
menjadi
dapat dilakukan dengan beberapa metode
Fe(TPTZ)22+
yaitu Cupric Ion Reducing Antioxidant
dengan reaksi (Benzie & Strain, 1996;
Capacity (CUPRAC), Ferric Reducing
dalam Widyastuti, 2010):
Antioxidant
Oxygen
Fe(TPTZ)23+ +
AR(OH)
Radical Absorbance Capacity (ORAC),
Fe(TPTZ)22+ +
H+ + AR=O
ABTS
c.
Power (FRAP),
(TEAC)
dan
1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH). a.
Metode
CUPRAC
berwarna
kuning
Metode ORAC Metode
Metode CUPRAC
yang
ORAC
menggunakan
senyawa radikal peroksil yang dihasilkan menggunakan
melalui larutan cair dari 2,2’-azobis-2-
bis(neokuproin) tembaga(II) (Cu(Nc)22+)
metil-propanimidamida.
sebagai pereaksi kromogenik. Pereaksi
akan bereaksi dengan radikal peroksil
Cu(Nc)22+ yang berwarna biru akan
dan menghambat degradasi pendaran zat
mengalami reduksi menjadi Cu(Nc)2+
warna (Teow dkk., 2007; dalam Hartanto,
yang berwarna kuning dengan reaksi
2012).
(Apak et.al., 2007; dalam Widyastuti,
ORAC adalah kemampuannya dalam
2010):
menguji
n Cu(Nc)22++AR(OH)n
lipofilik sehingga akan menghasilkan
n Cu(Nc)2++AR(=O)n + n H+
pengukuran lebih baik terhadap total
b.
aktivitas antioksidan. Kelemahan dari
Metode FRAP
Kelebihan
Antioksidan
metode
antioksidan
pengujian
hipofilik
dan
171
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
metode
ini
adalah
ISSN 1979-8911
membutuhkan
diujikan kepada radikal DPPH menjadi
peralatan yang mahal dan hanya sensitif
senyawa non radikal difenilpikrilhidrazin
terhadap penghambatan radikal peroksil.
yang ditunjukkan oleh perubahan warna
d.
Metode ABTS (TEAC)
(Molyneux,
Metode ini menggunakan prinsip
2012).
2004;
dalam
Hartanto,
inhibisi yaitu sampel ditambahkan pada sistem penghasil radikal bebas dan pengaruh inhibisi terhadap efek radikal bebas diukur untuk menentukan total Gambar 4. Reaksi DPPH dengan kapasitas antioksidan dari sampel (Wang Antioksidan dkk., 2004; dalam Hartanto, 2012). Metode
DPPH
mengukur
Metode TEAC menggunakan senyawa kemampuan suatu senyawa antioksidan 2,2’-azino-bis (3-ethylbenzthiazoline-6dalam
menangkap
radikal
bebas.
sulfonic acid) sebagai sumber penghasil Kemampuan
penangkapan
berhubungan
dengan
radikal
radikal bebas. e.
kemampuan
Metode DPPH komponen
senyawa
dalam
Uji peredaman warna radikal bebas menyumbangkan elektron atau hidrogen. DPPH
adalah
untuk
menentukan Setiap
aktivitas
antioksidan
dalam
molekul
yang
dapat
sampel menyumbangkan elektron atau hidrogen
dengan melihat kemampuannya dalam akan bereaksi dan akan memudarkan menangkal radikal bebas DPPH. Sumber DPPH. Intensitas warna DPPH akan radikal bebas dari metode ini adalah berubah dari ungu menjadi kuning oleh senyawa
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil. elektron yang berasal dari senyawa
Prinsip
pengujiannya
adalah
adanya antioksidan. Konsentrasi DPPH pada
donasi atom hidrogen dari substansi yang 172
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
akhir reaksi tergantung pada konsentrasi
persamaan regresi yang diperoleh dari
awal dan struktur komponen senyawa
grafik
penangkap radikal (Naik dkk., 2003).
sampel dengan persen penghambatan
Menurut
DPPH digunakan untuk mencari nilai
Ariyanto
(2006),
tingkatan
hubungan
kekuatan antioksidan pada metode DPPH
IC50.
diklasifikasikan menjadi:
ditandai
Tabel 1. Tingkatan Aktivitas Antioksidan
konsentrasi
pada Metode DPPH
Besarnya dengan
antara
konsentrasi
aktivitas nilai
larutan
antioksidan IC50,
yaitu
sampel
yang
dibutuhkan untuk menghambat
50%
Nilai
Tingkatan
radikal bebas DPPH (Andayani dkk.,
IC50 < 50 µg/mL
Sangat kuat
2008). Metode DPPH dipilih karena
IC50 50-100
Kuat
pengujiannya sederhana, mudah, cepat, peka dan hanya memerlukan sedikit
µg/mL IC50 101-150
sampel.
Sedang
3. BAHAN DAN METODE
µg/mL IC50 > 150 µg/mL
Bahan sampel yang digunakan
Lemah
adalah daun sirsak yang diambil dari Aktivitas antioksidan dari ekstrak
daerah Cibogo, Subang. Daun binahong
persen
dan daun benalu mangga dari Cibiru
radikal
Bandung. Bahan-bahan lainnya yaitu
DPPH. Persentase penghambatan ini
metanol teknis, n-heksana redestilasi, etil
didapatkan dari perbedaan serapan antara
asetat redestilasi, aquades, kloroform
absorban DPPH dalam metanol dengan
amoniakal, H2SO4 pekat, pereaksi Mayer,
absorban sampel yang diukur dengan
pereaksi Wagner, pereaksi Dragendorff,
spektrofotometer UV-Vis pada panjang
FeCl3, serbuk Mg, HCl 2 N, gelatin 1%,
gelombang
etanol, asam askorbat (vitamin C) dan
dinyatakan
dalam
penghambatannya
515
terhadap
nm.
Selanjutnya
173
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH).
dengan pelarut n-heksana dan etil asetat
3.1.1 Preparasi Sampel
menggunakan
corong
pisah
sampai
Daun sirsak, binahong dan benalu
didapatkan bagian yang bening. Bagian
segar disiapkan masing-masing sebanyak
yang terlarut pada pelarut n-heksana, etil
5 kg, dibersihkan dari kotoran dan debu
asetat dan air yang masing-masing telah
yang menempel kemudian dikeringkan
terpisah
dengan
fitokimia dan dipekatkan dengan rotary
cara
Selanjutnya
diangin-anginkan.
dihaluskan
menggunakan
kemudian
diuji
penapisan
vacuum evaporator sehingga diperoleh
blender.
ekstrak kental dari fraksi n-heksana,
3.1.2 Ekstraksi Senyawa (Maserasi)
fraksi etil asetat dan fraksi air.
Masing-masing daun yang telah
3.1.4 Uji Penapisan Fitokimia
halus dimaserasi dengan metanol dengan
Ekstrak metanol, fraksi n-heksana,
cara direndam selama 3x24 jam dan
fraksi etil asetat dan fraksi air yang telah
sesekali
atau
dipekatkan kemudian diuji kandungan
disaring.
senyawanya dengan metode penapisan
dilakukan
pengocokan,
pengadukan
kemudian
Maserasi dilakukan sampai filtrat tidak
fitokimia sebagai berikut:
berwarna atau minimal sampai 3 kali
3.1.4.1 Identifikasi Senyawa Alkaloid
pengulangan.
Filtrat
fraksi
Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2
metanol yang telah didapat kemudian
mL ditambahkan 2 mL kloroform dan 2
dipekatkan
mL amoniak, dikocok dan disaring.
dengan
berupa
rotary
vacuum
evaporator.
Filtrat
ditambahkan
3.1.3 Metode Fraksinasi Partisi Cair-Cair
sebanyak 3 – 5 tetes untuk menetralkan,
Ekstrak metanol pekat (ekstrak
kemudian dikocok sampai terbentuk dua lapisan.
selanjutnya
berwarna selanjutnya dimasukkan ke
berturut-turut
asam
yang
pekat
kasar) ditambahkan dengan aquades, dipartisi
Lapisan
H2SO4
tidak
174
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
dalam tiga tabung reaksi, masing-masing
larutan FeCl3. Perubahan warna hijau,
tabung ditambahkan pereaksi Mayer,
biru kehijauan atau biru kehitaman atau
pereaksi
adanya endapan menunjukkan positif
Wagner
dan
pereaksi
Dragendorff sebanyak 4 – 5 Perubahan
warna
dan
tetes.
terbentuknya
polifenol. 3.1.4.5 Identifikasi Senyawa Saponin
endapan berturut-turut berwarna putih
Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2
keruh, kuning-merah lembayung dan
mL ditambahkan air panas, kemudian
jingga menunjukkan positif alkaloid.
didinginkan dan dikocok kuat selama 10
3.1.4.2 Identifikasi Senyawa Flavonoid
menit. Jika terbentuk busa atau buih
Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2 mL ditambahkan sedikit serbuk Mg, HCl
menunjukkan positif saponin. 3.1.5 Uji
Aktivitas
Antioksidan
2 N dan etanol sebanyak 4 – 5 tetes
Menggunakan Metode 1,1-Difenil-
kemudian dikocok. Perubahan warna
2-Pikrilhidrazil (DPPH)
menjadi merah, kuning atau jingga menunjukkan positif flavonoid.
Larutan
3.1.4.3 Identifikasi Senyawa Tanin
dipanaskan
pada
penangas
DPPH
dalam
etanol
dengan konsentrasi 50 ppm diambil
Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2 mL
3.1.5.1 Absorbansi DPPH awal
sebanyak 4 mL kemudian diinkubasi
air
pada suhu ruang selama 30 menit.
kemudian disaring. Filtrat ditambahkan
Setelah itu diukur absorbansinya pada
gelatin 1%. Perubahan warna putih
panjang gelombang 514 nm.
menunjukkan positif tanin.
3.1.5.2 Absorbansi Sampel
3.1.4.4 Identifikasi Senyawa Polifenol
Fraksi n-heksana, fraksi etil asetat
Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2 mL
dipanaskan
pada
penangas
dan fraksi air dibuat dengan konsentrasi
air
10, 30, 50, 70 dan 90 ppm dilarutkan
kemudian disaring. Filtrat ditambahkan
dengan etanol ke dalam labu ukur 10 mL. 175
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
Kemudian tiap-tiap konsentrasi diambil 2 mL dan ditambahkan 2 mL larutan DPPH 50 ppm. Setelah itu diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit,
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
dan Fraksinasi Partisi Cair-Cair
kemudian dimasukkan ke dalam kuvet
Daun sirsak, binahong dan benalu
untuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang
514
nm.
Tiap
sampel
dilakukan pengulangan dua kali (duplo). Sebagai standar digunakan vitamin C dengan perlakuan yang sama dengan sampel. Data absorbansi yang diperoleh dari tiap konsentrasi dihitung
nilai
aktivitas antioksidannya. Nilai tersebut
Ekstraksi Senyawa (Maserasi)
segar masing-masing sebanyak 5 kg dikeringkan
dengan
cara
diangin-
anginkan selama ± 7 hari pada suhu ruang
kemudian
pengeringan
dihaluskan.
yaitu
untuk
Tujuan
mematikan
jaringan tumbuhan agar tidak terjadi oksidasi ataupun hidrolisis enzimatik dan mengeluarkan sebagian air dalam sampel
diperoleh dengan rumus:
(mengurangi kadar air) agar daun tidak berjamur dan memudahkan penguapan Konsentrasi
dan
aktivitas
pelarut pada saat ekstrak dipekatkan.
antioksidan yang diperoleh kemudian
Adapun penggunaan suhu ruang yaitu
dibuat grafik, dimana konsentrasi sebagai
untuk menghindari terjadinya degradasi
sumbu (x) dan aktivitas antioksidan
senyawa-senyawa dalam sampel yang
sebagai sumbu (y). Nilai IC50 dihitung
tidak stabil terhadap suhu tinggi. Daun
berdasarkan rumus persamaan regresi
dihaluskan
yang diperoleh dengan persamaan umum
memperluas
yaitu:
memudahkan
dengan
tujuan
permukaan kontak
antara
untuk sehingga sampel
dengan pelarut pada saat ekstraksi. 176
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
Masing-masing daun yang telah kering
diekstraksi
dengan
teknik
pelarut ke dalam sel sampel. Namun penggunaan suhu yang tinggi akan
maserasi selama tiga hari. Ekstraksi
menyebabkan
menggunakan pelarut metanol sebanyak
senyawa tertentu yang tidak stabil pada
± 6 L melalui penambahan ± 2 L pelarut
keadaan
setiap harinya.
ini,
ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi
ekstrak yang dihasilkan masih berwarna
atau pada suhu ruang walaupun cara ini
hijau, belum sampai bening. Ekstraksi
memiliki kelemahan yaitu membutuhkan
beberapa kali dengan pelarut yang lebih
banyak pelarut dan berlangsung dalam
sedikit akan lebih efektif dibandingkan
waktu
dengan ekstraksi satu kali dengan semua
dibandingkan dengan ekstraksi pada suhu
pelarut
efisiensi
tinggi. Ekstrak metanol (ekstrak kasar)
dengan
yang diperoleh berwarna hijau tua pekat.
ekstraksi bertingkat (berulang) tetapi
Ekstrak tersebut kemudian dipekatkan
penambahan pelarut akan menambah
menggunakan rotary vacuum evaporator
matriks
proses
sehingga dihasilkan ekstrak berupa pasta
ekstraksi terjadi peristiwa difusi yaitu
yang lengket berwarna hitam kehijauan
masuknya pelarut ke dalam sel sampel
dan berbau khas. Warna hijau disebabkan
karena perbedaan tekanan. Pelarut yang
adanya kandungan klorofil.
ekstraksi
Pada penelitian
sekaligus, akan
karena meningkat
(pengotor).
Dalam
masuk ke dalam sampel akan melarutkan
kehilangan
tersebut.
yang
Ekstrak air.
Oleh
cukup
metanol
senyawa-
karena
lama
itu,
jika
ditambahkan
senyawa bila kelarutan senyawa yang
dengan
akan diekstrak sama dengan pelarut.
menggunakan air kadang-kadang agak
Kelarutan suatu senyawa dalam pelarut
sulit dilakukan (kurang larut) karena
akan meningkat dengan peningkatan
ekstrak
suhu yang akan mempermudah penetrasi
sehingga ada sebagian yang terbuang.
sangat
Pelarutan
kental
dan
ekstrak
lengket
177
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
Partisi merupakan ekstraksi cair-cair
Sampel
Massa Hasil Masera si (g)
menggunakan corong pisah, dilakukan dengan
penambahan
pelarut
sampai
diperoleh cairan (ekstrak) yang bening. Partisi
bertujuan
untuk
Daun Sirsak
memisahkan
fraksi aktif dari ekstrak kasarnya, dimana fraksi aktif dipisahkan menggunakan pelarut air, etil asetat dan n-heksana yang
Daun Binahong
tingkat kepolarannya berbeda. Pelarut yang digunakan untuk proses partisi harus bersifat sedikit larut atau tidak larut dalam air atau dalam bahan lain yang
Daun Benalu
Fraksi
Fraksi
Air Etil Asetat 52,50 nHeksan a Air Etil Asetat 52,64 nHeksan a Air Etil Asetat 54,16 nHeksan a air dan etil
Massa Hasil Evapor asi (g) 29,80 1,92 1,46 18,48 12,63 17,68
6,68 8,10 6,45
asetat
dapat menahan komponen organik yang
menghasilkan ekstrak berwarna coklat,
diharapkan. Senyawa yang akan dipartisi
sedangkan
harus bersifat lebih larut dalam pelarut
menghasilkan ekstrak berwarna hijau tua
organik dibandingkan dalam air. Ekstrak
yang berasal dari klorofil. Ekstrak yang
dari masing-masing fraksi kemudian
dihasilkan memiliki tekstur yang lebih
dipekatkan
ekstrak
halus dan seragam dibandingkan dengan
disebut sebagai fraksi kental. Adapun
ekstrak metanol. Ekstrak metanol dan
berat fraksi kental yang diperoleh dari
fraksi air menghasilkan jumlah yang
masing-masing fraksi ditunjukkan pada
lebih banyak dibandingkan dengan etil
Tabel 2.
asetat (pelarut semi polar) dan n-heksana
Tabel 2. Berat Fraksi Kental dari Ekstrak
(pelarut non polar). Hal ini menunjukkan
dan
selanjutnya
Metanol
bahwa
sampel
fraksi
banyak
n-heksana
mengandung
komponen senyawa yang bersifat polar. 178
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
4.2
ISSN 1979-8911
Penapisan Fitokimia
.
an Senyaw a Alkaloi d Flavon oid Tanin Polifen ol Saponi n
Daun sirsak belum diketahui secara detail kandungan senyawa fitokimianya.
1
Oleh karena itu, perlu dilakukan uji
2 3
penapisan fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa aktif baik yang
4 5
bersifat racun maupun manfaat, sehingga dapat diketahui potensi daun sirsak
Daun Sirsak
Daun Binaho ng
Daun Benal u
-
-
-
+
+
+
-
-
+
+
+
+
+
+
+
Pelarut-pelarut
yang
digunakan
tersebut agar upaya pelestarian dan
pada uji ini terdiri atas air dan metanol
pemanfaatannya lebih baik dan lebih
yang bersifat polar, etil asetat yang
efektif. Penapisan fitokimia dilakukan
bersifat semi polar dan n-heksana yang
untuk memperoleh data lebih awal
bersifat non polar. Hasil uji penapisan
mengenai kelompok senyawa metabolit
fitokimia pada Tabel 3 menunjukkan
sekunder atau kandungan kimia pada
bahwa senyawa polifenol dan saponin
daun sirsak yang dinilai berkhasiat
larut dalam pelarut polar dan semi polar
sebagai antioksidan. Senyawa metabolit
sesuai dengan struktur kedua senyawa
sekunder
sebagai
tersebut yang banyak memiliki gugus OH
antioksidan adalah alkaloid, flavonoid,
yang dapat menyumbangkan elektron
senyawa fenolik, saponin, steroid dan
kepada radikal bebas. Begitupun pada
triterpenoid.
senyawa
yang
bersifat
Berikut ini adalah hasil
flavonoid
yang
banyak
penapisan fitokimia pada masing-masing
memiliki gugus OH larut dalam pelarut
fraksi:
polar kecuali pada metanol memberikan
Tabel 3. Hasil Uji Penapisan Fitokimia
reaksi
Berbagai Sampel pada Fraksi Air No
Golong
Sampel
negatif
karena
konsentrasinya
kecil
teridentifikasi.
Flavonoid
kemungkinan
sehingga juga
tidak larut 179
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
dalam pelarut semi polar. Senyawa tanin
pelarut polar yaitu air dan semi polar
termasuk ke dalam golongan senyawa
yaitu etil asetat.
polifenol sehingga cenderung bersifat polar,
tetapi
reaksi
positif
hanya
4.3
ditunjukkan pada pelarut semi polar.
Aktivitas Antioksidan Penapisan fitokimia pada berbagai
Senyawa alkaloid menunjukkan reaksi
fraksi
positif
golongan senyawa kimia yang bersifat
dalam
pelarut
non
polar,
menunjukkan
terdapatnya
kemungkinan alkaloid ini berupa alkaloid
antioksidan,
bebas karena alkaloid dalam bentuk
dilanjutkan
garam lebih larut dalam pelarut polar.
antioksidan untuk mengetahui fraksi
Alkaloid juga memberikan reaksi positif
dengan
dalam pelarut semi polar. Pada uji ini
tinggi dari fraksi polar, semi polar dan
beberapa senyawa terlarut dalam pelarut
non polar berdasarkan kemampuannya
yang sifatnya tidak sesuai, hal ini dapat
menangkap radikal bebas 1,1-difenil-2-
terjadi akibat proses partisi yang kurang
pikrilhidrazil (DPPH) dan menurunkan
optimal karena pelarut yang digunakan
intensitas warna DPPH tersebut.
adalah
pelarut
kemungkinan
redestilasi masih
yang
mengandung
sehingga dengan
aktivitas
pengujian uji
aktivitas
antioksidan
paling
Metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH)
menunjukkan
reaktivitas
matriks (pengotor) sehingga hasilnya
senyawa yang diuji dengan suatu radikal
kurang akurat atau reaksi pada saat
stabil. DPPH memberikan serapan kuat
penapisan fitokimia tidak sempurna. Dari
pada panjang gelombang 514 nm dengan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
warna ungu gelap. DPPH menerima
senyawa-senyawa fitokimia yang bersifat
elektron
antioksidatif lebih banyak larut dalam
elektronnya
dari
penghilangan
antioksidan
sehingga
berpasangan dan terjadi warna
ungu
menjadi 180
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
kuning yang sebanding dengan jumlah
serapan
elektron yang diambilnya. Uji DPPH
gelombang 514 nm dengan waktu reaksi
dapat dianalisis melalui spektrofotometer
30
UV-Vis dilihat dari intensitas warna yang
pengulangan
dihasilkan. Pada metode ini absorbansi
Absorbansi yang diperoleh dihitung %
yang diukur adalah absorbansi larutan
aktivitas
DPPH sisa yang tidak bereaksi dengan
hubungan konsentrasi vitamin C dengan
senyawa antioksidan.
aktivitas antioksidan berdasarkan data
Pengujian
aktivitas
antioksidan
dilakukan pada fraksi air, etil asetat dan n-heksana
serta
vitamin
C
absorbansi
menit.
pada
Pengujian
ini
sebanyak
panjang
dilakukan dua
antioksidannya.
kali.
Adapun
absorbansi yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 5 di bawah ini:
yang
digunakan sebagai standar. Pengujian dilakukan
dengan
cara
melarutkan
vitamin C atau sampel dengan etanol, karena etanol dapat melarutkan hampir semua senyawa antioksidan. Adapun alasan campuran sampel dengan DPPH dibiarkan selama 30 menit yaitu agar larutan dapat terlarut sempurna dan warna yang dihasilkan lebih stabil. 4.3.1 Vitamin C Pengujian absorbansi peredaman radikal bebas DPPH dilakukan terhadap vitamin C sebagai standar, dibuat dengan
Gambar
5
Grafik
Hubungan
Konsentrasi Vitamin C dengan Aktivitas Antioksidan Gambar 5 menunjukkan bahwa kenaikan konsentrasi berbanding lurus dengan
aktivitas
antioksidan
yaitu
semakin besar konsentrasi vitamin C maka
semakin
besar
pula aktivitas
antioksidan yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena elektron pada DPPH
berbagai konsentrasi kemudian diukur 181
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
menjadi berpasangan oleh keberadaan
oksidasi
antioksidan vitamin C sebagai penangkap
dehidroaskorbat.
radikal bebas sehingga absorbansinya
4.3.2 Nilai IC50 Pada Sampel
menurun
secara
stoikiometri
sesuai
lebih
lanjut
membentuk
Hasil dari uji aktivitas antioksidan
dengan jumlah elektron yang diambil.
dinyatakan dengan nilai IC50
Berdasarkan rumus persamaan garis pada
konsentrasi antioksidan yang diperlukan
grafik di atas, diperoleh nilai IC50 untuk
untuk menghambat 50% radikal DPPH.
vitamin C yaitu 1,0878 ppm. Vitamin C
Nilai IC50 diperoleh dari perhitungan
(asam
rumus
askorbat)
digunakan
sebagai
persamaan
garis
yaitu
dari grafik
standar antioksidan karena termasuk ke
hubungan antara konsentrasi dengan
dalam antioksidan vitamin yang dapat
aktivitas antioksidan pada Gambar 6.
mencegah
oksidasi
pada
molekul
berbasis cairan. Vitamin C merupakan antioksidan yang kuat karena dapat mendonorkan
atom
hidrogen
dan
membentuk radikal bebas askorbil yang relatif stabil. Vitamin C sangat efektif menangkal radikal O2 -, H2O2, OH- dan 1
O2 serta dapat membersihkan spesies
nitrogen oksida reaktif untuk mencegah terbentuknya nitrosamin. Radikal bebas askorbil dapat dibentuk kembali menjadi askorbat tereduksi dengan cara menerima atom hidrogen lain dan dapat mengalami
Gambar
2.
Grafik
Hubungan
Konsentrasi Fraksi Air dari Ekstrak Daun Sirsak (A), Binahong (B) dan Benalu (C) dengan Aktivitas Antioksidan Berdasarkan rumus persamaan garis pada grafik di atas, diperoleh nilai IC50 untuk fraksi air pada ekstak daun sirsak sebesar 6,23 ppm sedangkan pada
182
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
daun binahong adalah 3,20 ppm. Daun
1.
Daun sirsak, binahong dan benalu
binahong memang populer di masyarakat
mengandung
sebagai tanaman obat tradisional untuk
saponin dan polifenol.
mengobati berbagai penyakit. Perbandingan
nilai
2. IC50
dari
7 dimana tingkat aktivitas antioksidan
flavanoid,
Daun sirsak, binahong dan benalu memiliki
ketiga sampel ditunjukkan oleh Gambar
senyawa
potensi
sebagai
antioksidan. 3.
Pada fraksi air daya antioksidan
pada vitamin C, daun sirsak dan daun
daun
binahong
lebih
binahong dan benalu sangat kuat karena
dibandingkan daun sirsak.
tinggi
nilai IC50 <50 ppm. Daya antioksidan daun binahong lebih tinggi daripada daun sirsak
dan
benalu,
meskipun
DAFTAR PUSTAKA Artanti,
tidak
Nina.
2010.
Evaluasi
Aktivitas Antioksidan Berbagai Ekstrak setinggi vitamin C.
Daun Benalu (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq) Yang Tumbuh Pada Inang Belimbing Dan Mangga. Puslit Kimia Lipi, Kawasan Puspiptek, Serpong. McLaughlin JL. 2008. Paw Paw and Cancer: Annonaceous Acetogenins from
Gambar 7 Perbandingan Nilai IC50 pada
Discovery
to
Products.J Nat Prod. 71:1311-1321. Rani
Nurwahyuni,
Vitamin C, Daun Sirsak, Daun Binahong
Aktifitas
dan Daun Benalu
Anredera
cordifolia
Terhadap
Pertumbuhan
Epidermis
Pada
KESIMPULAN
Commercial
Ekstrak
2012.
Daun (Ten)
Uji
Binahong Steen)
Stahhylcocus
Jerawat.
[Skirpsi].
Bandung : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
183
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
Widyaningrum,
Herlina.
ISSN 1979-8911
2012.
Sirsak Si Buah Ajaib 10.000x Lebih Hebat dari Kemoterapi. Yogyakarta: MedPress. Yuswantina,
Richa.
2009.
Uji
aktivitas Penangkapan Radikal Bebas Dari Ekstrak Petroleum Eter, Etil Astat dan Etanol Rhizome Binahong Anredera cordifolia (Ten) Steenis dengan Metode DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidra-zil).
[Skripsi]. Surakarta : Fakultas Farmasi Universitas Muhammadyah Surakarta.
184