DUKUNGAN SUAMI PADA ISTRI DALAM MENJALANI PENGOBATAN PASCA OPERASI KANKER PAYUDARA
PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh : Iknandi Intan Permatasari F 100 124 004
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
i
ii
r>'sin
ini s_ii
n nlhliu bJ$i,tik,n m[n1p ]tirri
inj
idrkr. ipr l!^! )ii!
p(rnnr
d,+tr
u"ak
(]u rpinrdg porg.htLnn $n juh rihli brJrpr k,]r r nm l).tmo ';!!i p.Ddipl lus lxnih,tirdir nau diturb ]n onns hil tc.uiti!t.!i Enutis diitui Jit.b o lnLr dr dn.L lQ iil@ DemP.oleh s.ln
l6a,irmn
,1F$ili Glih cduki
di
iJi h dikl.iiFn nJu Feqit i si]) & 6. mik rhtr nJi Fnin$u!?ii\rbLr
ffi;et itoob-
DUKUNGAN SUAMI PADA ISTRI DALAM MENJALANI PENGOBATAN PASCA OPERASI KANKER PAYUDARA Iknandi Intan Permatasari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dinamika psikologis dukungan suami pada istri yang sedang menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dan observasi dengan metode event sampling. Informan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling dengan teknik pengambilan sample secara snowball, berjumlah 4 orang suami dari penderita kanker payudara yang sedang menjalani pengobatan pasca operasi. Sementara untuk informan pendukung adalah istri yang menderita kanker payudara dan sedang menjalani pengobatan pasca operasi. Data dianalisis secara tematik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat 4 aspek dalam dinamika psikologis dukungan suami pada istri yang sedang menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara yakni dukungan emosional berupa rasa pengertian, menunjukkan kasih sayang, merasa dimiliki dan dicintai, membangun keyakinan untuk sembuh, peningkatan komunikasi pasangan, penerimaan oleh pasangan, sikap empati dan peduli serta kepercayaan pada pasangan. Dukungan penghargaan berupa pemberian pujian, semangat dan motivasi pada pasangan. Dukungan instrumental berupa pemberian fasilitas pendukung kesehatan, dana, pendampingan dalam berobat, fleksibilitas peran, waktu, dan sikap selektif dalam mengatur pola makan. Dukungan informasi berupa pemberian informasi mengenai kanker payudara, pemberian nasihat pada pasangan, pencegahan terhadap resiko dan pengambilan keutusan untuk menjalani pengobatan. Temuan lain yang menarik dari penelitian ini adalah terungkapnya aspek religiusitas berupa pasrah dan sabar. Dimensi religiusitas tersebut menjadi penguat baik bagi suami maupun istri yang sedang menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara KATA KUNCI : dinamika psikologis, dukungan suami, istri, sedang menjalani pengobatan, pasca operasi, kanker payudara.
Abstract This research heads for describing psychological dynamics of husband's support to his wife who is in the medicinal treatment period after breast surgery. This research uses fenomenology qualitative approach, aggregating the datas uses semi-structured interview technique and observation uses event sampling method. Informants in this research were chosen by purposive sampling with snowball technique, they are 4 husbands of the breast cancer patients. Somehow as supporting informants are their wifes who are breast cancer patients. The datas were analyzed by thematic. The result of this research found that there are 4 aspects in psychological dynamics of husband's support to his wife who is in the medicinal treatment period after breast cancer surgery are emotional support such as understanding, affection, feeling of belonging and being loved, developing their recovered conviction, developing couple communication, being accepted by partner, attention and care, and trusting to the partner. Appreciative support likes giving compliments, spirits and motivations to the partner. Instrumental support such as healthcare facilities, financial support, accompanying in medical treatment, the flexibility of roles, time and selectivity of managing the diet. Informative support by giving informations about breast cancer, giving advices to the partner, anticipating the risks and making decision to do the treatment. The other interesting thing found in this research is the revealing of religius aspects such as submit and patient. The religius dimension becomes a strengthener for both husband and the wife who is in the medical treatment after breast cancer surgery. KEY WORDS : psychological dynamics, husband's support, wife, in the medical treatment, after surgery, breast cancer. 1. PENDAHULUAN Kanker payudara atau yang lebih disebut dengan Carcinoma Mammae adalah jenis kanker yang umum diderita oleh wanita, pria dapat mengalaminya namun persentasenya sangat kecil jika dibandingkan dengan wanita. Gangguan pada payudara tidak hanya sekedar memberikan gangguan kesakitan sebagaimana kesakitan pada umumnya, tetapi juga mempunyai efek estetika dan psikologis khususnya pada wanita (Buston, 2007). 1
Tjindarbumi(1994) menyebutkan ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penyerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit, antara lain masektomi atau operasi pengangkatan payudara, radiasi atau proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara pasca operasi, kemoterapi atau proses pemberian obat-obatan anti kanker melalui infuse, serta lintasan metabolism. Di dalam menjalani pengobatan, dukungan suami sangat diperlukan untuk membantu melancarkan pengobatan yang dilakukan oleh penderita kanker payudara. Dukungan pasangan merupakan salah satu elemen terpenting pada diri individu, karena interaksi pertama dan paling sering dilakukan individu adalah dengan orang terdekat yaitu pasangannya (Pratita, 2012). Setiap anggota keluarga umumnya berada di bawah pengawasan anggota keluarga lain seperti pasangan, yang dimana mereka saling menginginkan kebersamaan, saling membutuhkan, saling melayani, saling memberikan dorongan dan dukungan (Gunarsa, 2000). Menurut Kuntjoro (2002) bentuk-bentuk dukungan suami yang dapat diberikan pada istri adalah adanya kedekatan emosional, berbagi perasaan, perhatian, suami menghargai atas kemampuan dan menerima keadaan istri, suami dapat diandalkan ketika istri membutuhkan bantuan, dan suami merupakan tempat bergantung untuk menyelesaikan masalah istri. Dengan adanya dukungan suami, segala sesuatu yang tadinya terasa berat menjadi lebih ringan dan membahagiakan. Dimensi dukungan keluarga menurut Sarafino (2004), adalah : a. Dimensi emosional Bentuk dukungan emosional berupa dukungan simpati dan empati, cinta, kepercayaan dan penghargaan dimana seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar keluhannya, dan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapi. b. Dimensi Penghargaan Dukungan penghargaan merupakan suatu dukungan atau bantuan dari keluarga yang diberikan keluarga terhadap penderita kanker payudara berupa penghargaan, dapat meningkatkan status psikososial, semangat dan motivasi sehingga diharapkan dapat membantu penderita kanker payudara. c. Dimensi Instrumental Dukungan yang bersifat nyata, dimana dukungan ini berupa bantuan langsung atau bantuan penuh keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun menyediakan waktu untuk melayani dan mendengarkan keluarga yang sakit dalam menyampaikan perasaannya. d. Dimensi Informasi Dukungan ini berupa bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-iede atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada oranglain yang mungkin mempunyai persoalan yang sama atau hampir sama. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dinamika psikologis dukungan suami pada istri dalam menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara 2. METODE Fokus pada penelitian ini adalah dukungan suami pada istri dalam menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara. Dukungan suami diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh suai pada istri sehingga akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada orang yang dihadapkan pada situasi yang berat. Adanya dukungan yang didapat dari pasangan hidup dalam keluarga atau seseorang yang berarti dapat membantu penderita untuk tetap menjalani pengobatan yang telah ditetapkan. Dukungan yang diberikan dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk antara lain dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental serta dukungan informasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi, penentuan informan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang memiliki ciri-ciri spesifik yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria informan untuk
2
penelitian ini adalah: suami dari penderita kanker payudara yang sudah operasi dan sedang menjalankan pengobatan, sedangkan karakteristik informan pendukung adalah : istri yang menderita kanker payudara dan sedang menjalani pengobatan setelah operasi. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi dengan metode event sampling. Penelitian ini bersifat kualitatif dan data dianalisis dengan cara tematik, adapun langkahnya adalah : (a) Organisasi data, (b) Koding, (c) Menentukan tema, (d) Mencari kategori, (e) membuat master pola, (f) Pembahasan hasil penelitian. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil wawancara serta observasi yang sudah dilakukan, didapatkan hasil dinamika psikologis dukungan suami pada istri dalam menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara muncul dalam 5 dimensi yaitu (a) dukungan emosional, (b) dukungan penghargaan, (c) dukungan instrumental, (d) dukungan Informasi, (e) nilai religiusitas. a. Dukungan emosional Dari hasil penelitian pada keempat pasangan didapatkan hasil bahwa bentuk-bentuk dari dukungan emosional yang diberikan suami untuk pasangannya antara lain rasa pengertian, kasih sayang, empati, peduli, membuat pasangan merasa dimiliki dan dicintai, saling percaya, menerima kondisi pasangan, membuat pasangan memiliki keyakinan untuk sembuh serta komunikasi yang baik. Dukungan emosional yang diberikan tersebut diakui oleh pasangannya membuat mereka menjadi memiliki keyakinan untuk sembuh agar bisa kembali berkumpul dengan keluarga yang mencintai diri mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (2004) yang mengatakan bahwa dukungan emosional melibatkan ekspresi, rasa empati dan perhatian terhadap seseorang sehingga membuat penderita kanker payudara merasa lebih baik, memperoleh kembali keyakinannya, merasa dimiliki dan dicintai. Istri dari keempat informan pada saat dilakukan wawancara juga mengemukakan bahwa dirinya merasa senang dan bahagia ketika suaminya mengungkapkan rasa sayang dan tidak memiliki niatan untuk meninggalkan dalam keadaan apapun. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Cohen dan Syme (1985) bahwa dukungan sosial bisa diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya seperti keluarga, pasangan dan teman dengan cara mengekspresikan rasa kasih dan sayang dan dukungan lain. Adanya dukungan emosional menyebabkan seseorang menjadi lebih percaya diri menghadapi perubahan yang ada pada dirinya akibat penyakit yang diderita dan membuat pasangan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya meskipun keadaan dirinya sedang sakit. Hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa sejak pasangannya menderita kanker payudara, ada beberapa kebiasaan yang diubah antara lain pola hidup terutama pola makan. Perubahan yang dilakukan para penderita kanker, ternyata juga dilakukan oleh anggota keluarga yang berada di sekitarnya. Dengan rasa pengertian yang cukup tinggi antar anggota keluarga terutama pasangan serta demi kepentingan penyembuhan pasangannya, maka perubahan terkait pola makan menjadi lebih ringan dilakukan. Sejalan dengan pendapat Liave dan Rosa (2011) yang mengemukakan kanker adalah penyakit keluarga, dimana setiap orang yang terkena kanker akan berpengaruh juga kepada seluruh keluarga baik berupa emosional, psikologis, finansial maupun fisik. Untuk itu dibutuhkan rasa pengertian yang besar pada tiap pasangan. Jadi bisa disimpulkan bahwa rasa pengertian antar anggota menjadi lebih dibutuhkan agar bisa membantu proses penyembuhan. Terkait dengan komunikasi antar pasangan, didapatkan hasil bahwa kualitas komunikasi pasca sakit jauh lebih baik dari sebelumnya karena menurut mereka, seringnya bertemu menyebabkan keduanya mau tidak mau harus berkomunikasi. Setelah sakit, pasangan mereka mengatakan bahwa suaminya menjadi lebih perhatian dan sering mengajak mereka untuk bertukar pikiran atau masalah yang sedang dihadapi agar bisa diselesaikan bersama. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Winnubust dalam Nurmalasari (2007) yang mengatakan bahwa dukungan sosial keluarga (pasangan) tidak terlepas dari hubungan akrab. Adanya komunikasi yang baik antara keluarga dengan penderita kanker payudara menjadi penting meskipun dalam keadaan sakit karena dapat membantu penyembuhan penderita.
3
b. Dukungan Penghargaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk dukungan suami berupa pemberian pujian, motivasi, dan semangat. Adanya dukungan motivasi dan semangat dari pasangan juga berpengaruh dalam kesembuhan penderita kanker payudara. Keseluruhan informan mengatakan diri mereka memberikan motivasi dan semangat untuk pasangannya agar tetap kuat menjalani pengobatan. Dukungan yang diberikan dirasakan pasangannya membuat mereka menjadi lebih bersemangat untuk melanjutkan pengobatan agar segera sembuh. Sejalan dengan pendapat Friedman (2003), adanya dukungan penilaian yang diberikan keluarga terhadap penderita kanker payudara berupa penghargaan, dapat meningkatkan status psikososial, semangat dan motivasi sehingga diharapkan dapat membantu penderita kanker payudara. Hal tersebut dibuktikan dari respon penderita payudara yang merasa dirinya lebih bersemangat setelah mendapat dukungan dari suami dan keluarganya. c. Dukungan instrumental Dukungan instrumental seperti yang dinyatakan Bomar (2004) merupakan suatu dukungan atau bantuan penuh keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun menyediakan waktu untuk melayani dan mendengarkan keluarga yang sakit dalam menyampaikan perasaannya. Dibuktikan dari bentuk-bentuk dukungan yang masing-masing suami berikan kepada pasangan mereka seperti dukungan dana, fleksibilitas waktu, menempuh segala macam pengobatan yang memungkinkan dan yang lainnya. Keempat informan mengatakan diri mereka mampu dan selalu bisa mendampingi pasangannya ketika diharuskan untuk kontrol maupun pengobatan di rumah sakit karena merasa itu sudah menjadi tugas mereka. Suami cenderung memberikan pertolongan pertama saat pasangannya mengalami keluhan atau kesakitan pada tubuhnya. Seperti yang didapat dari hasil wawancara, ketika informan mendapati istrinya mengalami keluhan semacam sakit di tubuhnya, tindakan yang dilakukan informan adalah menanyakan apa keluhan dan memberikan pertolongan pertama seperti memijat maupun kerokan, apabila keluhan yang dialami semakin menjadi-jadi, maka informan menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Friedman, Browden dan Jones (2010) bahwa salah satu fungsi keluarga atau peran keluarga khususnya pasangan diantaranya adalah fungsi perawatan dan kesehatan dan salah satu tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga diantaranya adalah memberikan perawatan terhadap anggota keluarga, sehingga keluarga yang merupakan orang dekat (pasangan) dan berinteraksi dengan individu senantiasa berusaha agar individu tersebut yang merupakan bagian dari keluarga terjaga kesehatannya diantaranya melalui perhatian yang merupakan wujud dukungan keluarga. Perubahan peran juga muncul saat sakit. Penderita kanker payudara mengalami penurunan kondisi pada tubuhnya, salah satunya menjadi lebih mudah capek dan tidak kuat seperti sebelum sakit. Hal itu membuat dirinya tidak bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti biasanya. Maka dari itu, suami serta anggota keluarga yang lain membantu bahkan menggantikan untuk melakukan pekerjaan yang ada agar beban istri menjadi lebih ringan. Hal itu sesuai dengan pendapat Potter (2009) bahwa saat terjadi sakit, orangtua, pasangan dan anak beradaptasi terhadap perubahan akibat seseorang anggota keluarga sedang sakit. Pembalikkan peran sering ditemui, jika orang tersebut jatuh sakit dan tidak dapat menjalankan aktivitas hariannya. Maka pada saat itu baik orangtua, pasangan maupun anak-anaknya akan mengambil alih tanggungjawabnya. d. Dukungan informasi Pada aspek dukungan informasi, dukungan yang diberikan berupa mencarikna informasi baik melalui internet maupun media cetak seperti buku untuk dipelajari penderita kanker, konsultasi dengan dokter yang ahli di bidangnya dan memberikan kesempatan kepada pasangannya untuk bertemu dengan sesama penderita kanker dan berbagi pengalaman dengan mereka agar lebih kaya informasi dan menjadi lebih termotivasi.
4
Sejalan dengan pendapat dari House (1994) yang mengatakan bantuan informasi yang disediakan penting agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada oranglain yang mungkin mempunyai persoalan yang sama atau hampir sama. e. Religiusitas Perubahan religius yang dialami pasangannya juga dirasakan oleh seluruh informan. Mereka menyadari bahwa pasca sakit, tingkat religiusitas pasangannya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan lebih memasrahkan kesembuhannya pada Tuhan. Nilai-nilai religiusitas yang muncul yaitu pasrah dan sabar. Para suami setelah melakukan usaha mereka sebagai bentuk tanggungjawab dengan memberikan pengobatan yang layak bagi istri mereka akan meminta istrinya untuk memasrahkan hasil kepada Allah SWT . Memasrahkan kehendak kepada tuhan berarti manusia sekedar berusaha, Tuhanlah yang menentukan, sekuat apapun manusia memberontak ia akan berhadapan dengan kekuasaan tertinggi di dunia yakni Tuhan yang Maha Kuasa. (Hariwijaya, 2004). Bentuk dukungan yang diberikan oleh suami kepada istrinya secara llebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Bentuk Dukungan Suami pada Istri dalam Menjalani Pengobatan Pasca Operasi Kanker Payudara NO DIMENSI DUKUNGAN INDIKATOR PERILAKU 1 Dukungan Emosional Merasa dimiliki dan dicintai, membangun keyakinan untuk sembuh, peningkatan komunikasi pasangan, penerimaan oleh pasangan, sikap empati dan peduli, kepercayaan pada pasangan, rasa pengertian pada pasangan, menunjukkan kasih sayang. 2 Dukungan Penghargaan Pemberian pujian, motivasi dan semangat pada pasangan. 3 Dukungan Instrumental Pemberian fasilitas pendukung kesehatan, bantuan dana, pendampingan dalam berobat, fleksibilitas peran, sikap selektif dalam mengatur pola makan, fleksibilitas waktu. 4 Dukungan Informasi Pemberian informasi tentang kanker payudara, pemberian saran dan nasihat pada pasangan, pencegahan terhadap resiko, pengambilan keputusan untuk menjalani pengobatan 5 Nilai Religiusitas Pasrah dan sabar Religiusitas menjadi penguat diantara keempat dukungan yang lainnya. Keempat informan beserta pasangannya memasrahkan apapun cobaan yang diberikan Allah SWT kepada mereka dan tetap bersabar serta melakukan ikhtiar semaksimal mungkin. 4. PENUTUP Terdapat berbagai macam bentuk dukungan yang diberikan suami kepada pasangannya yang sedang menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara, pertama dukungan emosional meliputi rasa pengertian, menunjukkan kasih sayang, merasa dimiliki dan dicintai, membangun keyakinan untuk sembuh, peningkatan komunikasi pasangan, penerimaan oleh pasangan, sikap empati dan peduli, dan kepercayaan pada pasangan. Kedua, dukungan penghargaan berupa pemberian pujian, motivasi dan semangat pada pasangan. Ketiga, dukungan instrumental meliputi pemberian fasilitas pendukung kesehatan, bantuan dana, pendampingan dalam berobat, fleksibilitas peran, fleksibilitas waktu dan sikap selektif dalam mengatur pola makan. Keempat, dukungan informasi yang berupa pemberian informasi tentang kanker payudara, pemberian nasihat/solusi pada pasangan, pencegahan terhadap resiko serta pengambilan keputusan untuk menjalani pengobatan. Yang terakhir, terdapat nilai-nilai religius yang muncul yakni pasrah dan sabar.
5
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, maka peneliti memberi saran pertama bagi masyarakat umum, dukungan keluarga terutama pasangan sangat penting untuk membantu proses penyembuhan penderita yang sedang sakit, disarankan untuk selalu memberikan dukungan tersebut di dalam kondisi dan situasi apapun agar mengoptimalkan proses penyembuhan yang dilakukan. Yang kedua bagi suami yang istrinya sakit, setelah mengetahui apa saja bentuk dukungan yang diberikan pada pasangan yang sedang menempuh pengobatan, disarankan untuk memberikan dukungan yang serupa apabila dibutuhkan, Bagi para istri yang sedang menjalani pengobatan, diharapkan agar bisa lebih terbuka kepada pasangan mengenai penyakit yang dialami agar suami dapat memberikan dukungan untuk meningkatkan semangat dan menjadi sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan terakhir untuk peneliti selanjutnya, semoga hasil ini bisa digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian serupa dan diharapkan bisa memperluas area penelitian agar informan yang didapatkan tidak terbatas dan melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama agar data yang dihasilkan semakin banyak. DAFTAR PUSTAKA Bomar, P.J. (2004). Promoting Health in Families: Applying Family Research and Theeory to Nursing Practice. Philadelphia: W.B. Sounders Company. Buston, M.N. (2007). Epidemologi Penyakit Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta. Friedman, M.M. (2003). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Gunarsa. (2000). Psikologi Praktis: Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Jones, E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktik, alih bahasa, Akhir Yani S. Hamid dkk; Ed 5. Jakarta: EGC. Kuntjoro, (2002) . Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Sosial pada Lansia. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhamadiyah, Surakarta, Indonesia Nurmalasari, Y. (2007). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Harga Diri pada Penderita Penyakit Lupus. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Potter, A. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik). Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC. Sarafino, E.P. (2004). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. United State of America: John Wiley & Sons, Inc.
6