Jawaban Semester Nama : Baharudin Nim : 7306118005 Mata Kuliah : Media Pertunjukan Dosen : Drs. Arif Eko Suprihono, M.Hum. Konsentrasi : Produksi Media Informasi Publik 1.
(
)
Setelah selesai mengikuti rangkaian kuliah Media Pertunjukan, (kira-kira sepemahaman anda), mengapa MMTC memandang penting mengangkat Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia sebagai salah satu materi ajar di lingkungan program studi? Apa yang perlu dilakukan untuk menyempurnakan capaian yang ditetapkan sebagai target pembelajarannya?
Jawaban : Karena MMTC memandang bahwa Seni Pertunjukan Tradisional bukan hanya berfungsi sebagai hiburan tapi merupakan media Komunikasi Informasi Publik untuk menyampaikan berbagai jenis pesan kepada masyarakat tentang program pemerintah yang menjadi tujuan pembangunan nasional. Tujuan yang ingin dicapai adalah mahasiswa diharapkan mampu menyusun rencana operasional dalam melakukan kegiatan seni pertunjukan tradisional di daerah masing – masing. Untuk menyempurnakan capean yang ditetapkan sebagai terget maka mahasiswa hendaknya diberikan pemahaman yang lebih mendalam untuk dapat menggali nilai-nilai yang terkandung di dalam Seni Pertunjukan Tradisional tersebut sehingga dapat menjadi suri tauladan dan motifitas dalam melahirkan mahasiswa yang kreatif dan aktif bagi generasi yang akan datang, sehingga dapat direalisasikan di daerahnya masing-masing.
2.
Dapatkah anda menjelaskan, persoalan apa saja yang di hadapi oleh Seni Pertunjukan Indonesia di era media elektronik saat ini. Apa yang harus dilakukan sebagai bentuk antisipasi masalah yang anda temukenali itu. Apakah persoalan seni pertunjukan itu juga terjadi di lingkungan pemerintah daerah tempat anda bekerja?
Jawaban Dalam era modernisasi ini bahwa budaya barat semakin merajalela bahkan hampir menggeser keberadaan seni dan budaya bangsa yang penuh makna dan bervariasi. Seperti halnya dengan Seni Pertunjukan Indonesia di era media elektronik saat ini mengalami banyak tantangan yang perlu mendapat perhatian yang serius. Dengan lahirnya media televisi, media pertunjukan tradisional kalah saing baik dari peminat para penontonnya. Lain halnya dengan dunia perfilman memiliki perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai bentuk kemasan. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
masyarakat tentang pengelolaan media seni
pertunjukan tradisional, dan skill untuk menggali kreatifitas seni pertunjukan masih rendah. Kesulitan mendapat informasi karena peminatnya sedikit dan berkisar antara masyarakat pinggiran. Frekwensi pementasan seni pertunjukan sangat rendah sehingga lama kelamaan tenggelam keberadaanya. Memerlukan kreatifitas yang tinggi dalam mengembangkan seni pertunjukan tersebut. Frekwensi sosialisasi terhadap masyarakat masih rendah oleh Pemerintah Daerah tentang arti pentingnya seni pertunjukan tradisional. Untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan tersebut maka perlu : - Pengenalan seni pertunjukan tersebut kepada masyarakat dengan cara sosialisasi dengan menanamkan nilai-nilai yang tekandung dalam seni pertunjukan tersebut. - Melakukan pementasan sesering mungkin media pertunjukan tersebut dengan tidak menghilangkan cultur budaya yang ada di daerah sehingga tidak cepat punah. - Pengemasan seni pertunjukan yang unik untuk memikat para penggemarnya, pengembangan ide-ide kemasan disesuaikan perkembangan zaman dan keadaan lingkungannya. - Peningkatan skill untuk menggali kreatifitas seni pertunjukan. - Kurangnya tenaga ahli di bidang elektronik tersebut sehingga hasil pementasannya di layar kaca tidak menarik. Persoalan seni pertunjukan tersbut di atas dialami daerah tempat tinggal saya. Misalanya dengan adanya televisi dengan berbagai macam kemasan acara(sinetron, film, musik modern), mengakibatkan perhatian pada seni pertunjukan tidak menarik lagi. Mereka lebih baik menonton film, sinteron atau musik modern dibandingkan menonton wayang kulit. Para kaula muda lebih memilih bentuk musik yang berbau barat(modern) dari pada menonton musik tradisional yang ada di daerahnya. Hal ini disebabkan karena kemasan seni pertunjukan tidak menarik, pementasannnya jarang bahkan sekali setahun, sumber daya manusia untuk mengolah seni pertunjukan di daerah masih rendah.
3.
Transformasi seni pertunjukan tradisional yang dilestarikan masyarakat, diangkat di layar kaca televisi memerlukan perhitungan serius. Mengapa demikian? Apa yang semestinya dilakukan jika ditinjau dari ranah budaya dan ekonomi?. Dapatkah anda menemukan dua (2) artikel pendek (pdf), tentang persoalan seni pertunjukan tradisional di perpustakaan elektronik ( electronic library).
Jawaban Transformasi seni pertunjukan tradisional yang dilestarikan masyarakat, diangkat di layar kaca televisi memerlukan perhitungan serius. Ini dimaksud kan agar bisa terus berkembang dan tetap bertahan menjadi bagian dari budaya dan perbendaharaan hidup masyarakat kita. Memang
diakui bahwa kesenian tradisional bisa bertahan sampai kini karena keunikan intrinsiknya sendiri dan kreativitas luar biasa dari para dalang dan paguyubannya. Bertambahnya stasiun televisi,
baik
yang
nasional
maupun
stasiun
televisi
lokal
setidaknya
mampu
menumbuhkembangkan pluralisme budaya. Kemajuan teknologi dan industri berpengaruh terhadap seniman, produsen seni dan televisi. Seniman pada umumnya mengemas pertunjukannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Sebaliknya, pihak rodusen termasuk televisi cenderung lebih berorientasi pada bisnis. Pertunjukan wayang kulit dan juga seni pertunjukan tradisional yang lain seperti: ketoprak, ludruk dan wayang orang, dikemas dalam format hiburan yang memenuhi selera penonton. Para seniman mempunyai harapan agar tetap diminati masyarakat, sehingga tetap laku. Dengan demikian, kebutuhan ekonomi senimannya akan tercukupi. Garapan seniman yang menekankan selera masyarakat (hiburan), cenderung memenuhi kebutuhuan indrawi, sehingga menekankan nilai hidonistik. Kondisi masyarakat saat ini sedang kronis, dipenuhi berbagai persoalan dan konflik, akibatnya lebih tertarik pada kesenian yang bersifat hiburan (Hall, 1996: 439).
Dua artikel dapat dilihat seperti lampiran di bawah ini :
4.
Buatlah tulisan pendek (+ 1000 kata), dengan pilihan topik berikut ini, jangan lupa pergunakan 2 buku rujukan tentang seni pertunjukan. Topik : Seniman Dan Televisi Bisa Bekerja Sama
HUBUNGAN SENIMAN DENGAN MEDIA TELEVISI
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan serta perubahan setiap saat secara terus menerus. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan perkembangan seni dan budaya. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat akan membawa masyarakat kita ke perubahan yang semakin lama semakin cepat, mengikuti
arus
perkembangan zaman seperti yang kita rasakan saat ini. Lahirnya televisi di Indonesia disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat Indonesia, karena meraka beranggapan bahwa dengan media televisi kebutuhan mereka akan hiburan dan pengetahuan umum dapat terpenuhi tanpa melihat efek apa yang akan ditimbulkan oleh media tersebut. Masyarakat dapat melihat secara nyata di layar kaca apa yang ditayangkan oleh televisi baik berita, sinetron, hiburan, seni dan budaya. Itulah kelebihan televisi jika dibandingkan dengan media lain(surat kabar, tabloid, majalah, radio dan buku). Lebih –lebih hampir setiap rumah memiliki media televisi sehingga dengan mudah masyarakat menerima televisi sebagai bagian dari keluarga mereka. Mengapa demikian ? Karena pengaruh acara hiburan di televisi yang padat dan diikuti terus oleh keluarga seakan menjadi upacara keluarga di setiap rumah tangga. Siapa sih yang tidak mengenal televisi saat ini? Dari anak-anak hingga dewasa telah bermasyarakat dengan televisi, tentunya memiliki pandangan dan kesenangan yang berbeda-berbeda dalam memilih program acaranya. Jika kita mengingat peran media televisi yang begitu terpusat (sentral) di tengah – tengah keluarga masyarakat,
maka diharapkan akan terjadi desentralisasi
dalam bidang
kebudayaan termasuk bisnis televisi. Di saat inilah para seniman memiliki kesempatan untuk untuk berekpresi secara bebas dengan karya-karya yang menarik sehingga dapat memikat hati masyarakat (penonton).
Pihak produser pertelvisian akan muncul keberhasilannya jika
program yang ditayangkan mampu memikat masyarakat pemirsanya sehingga ratting acara yang disiarkan terus meningkat. Keberhasilan media televisi tergantung dari kreatifitas seniman yang akan mengisi acara dalam siaran televisi. Jka para pemain atau aktor (seniman) tidak kreatif dan karya-karyanya tidak ada perubahan (itu-itu saja), maka masyarakat pemirsa akan merasa bosan dengan sajian tersebut, bahkan canal televisinyapun dipindah. Maka turunlah angka ratting acara yang ditayangkan, dan jika ini terulang terus menerus akibatnya amat buruk
bahkan bisa-bisa stasion televisi ini akan gulung tikar karena tidak ada pemirsanya. Begitu pula sebaliknya, dengan kreatifitas, ide-ide, dan karya-karya yang menarik dari para seniman akan mampu memikat hati pemirsanya sehingga rattingnya terus meningkat. Seniman dan media televisi dapat diumpamakan
bagaikan lauk dan garam.
Bayangkan andaikan kita membuat lauk tanpa ada garamnya, pasti rasanya hambar dan tidak enak. Sebaliknya jika kita ganti lauk tersebut dengan garam atau garam tersebut kita jadikan lauk, inipun rasanya tidak enak dan malah keasinan. Nah bagaimanakah cara menjaga keseimbangan rasa agar lauk yang kita makan terasa enak tanpa kurang dan kelebihan garam. Kita akan senang bahkan akan menjadikan lauk itu sebagai makanan kesukaan kita jika kesimbangan rasa tercapai. Begitupula dengan masyarakat pemirsa(penonton), ketika acara televisi yang ditayangkan itu pas/cocok dan menarik dengan aktor pemain kesukaannya maka ia akan selalu mengikuti acara ini terus sampai tuntas. Bahkan dapat menambah para penggemarnya di program acara yang ditayangkan televisi. Kerjasama antara seniman dengan pihak televisi ini sangat penting karena sama – sama saling menguntungkan. Hal ini dapat kita lihat pada seni pertunjukan yang ditayangkan di layar kaca atau media televisi. Para seniman berusaha keras mengemas seni pertunjukan dengan maksud dapat diminati oleh banyak penonton sehingga dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Sebaliknya pihak produsen termasuk televisi mengikutsertakan seni pertunjukan di dalam program acaranya agar masyarakat bisa menonton karya seniman tersebut dengan maksud lebih mengarah pada bisnis. Seni pertunjukan wayang kulit, ketoprak, ludruk dan wayang orang akan dikemas dalam berbagai jenis bentuk format hiburan untuk memenuhi selera penonton. Para seniman mempunyai harapan agar tetap diminati masyarakat, sehingga tetap laku. Dengan demikian, kebutuhan ekonomi senimannya akan tercukupi. Garapan seniman mengenai seni pertunjukan yang menekankan selera masyarakat kepada hiburan ini mengarah ke kebutuhuan indrawi. Mungkin seniman berpikir bahwa kondisi masyarakat kita saat ini sedang dilanda oleh berbagai persoalan dan konflik sehingga masyarakat akan lebih cendrung dan tertarik pada kesenian yang bersifat hiburan. Bertambahnya stasiun televisi, baik yang nasional maupun stasiun televisi lokal setidaknya mampu menumbuhkembangkan pluralisme budaya. Pluralisme budaya terkait peran media sebagai arena ekspresi budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat yang beragam pula. Dalam konteks itu,
stasiun televisi yang baik adalah yang bersedia menjadi ajang
ekspresi budaya yang bukan saja dari budaya dominan, misalnya budaya Jawa saja, meski pemiliknya berlatar belakang etnis tertentu. Atau bukan sekadar ajang representasi budaya dalam kategori high culture, tetapi juga folk culture. (Doyle, 2003: 29)
Salah satu cara melestarikan seni pertunjukan tradisional saat ini agar tidak punah dan tetap hidup di masyarakat adalah bekerjasama dengan stasiun televisi yang ada di Indonesia baik milik pemerintah maupun suwasta. Adapun tujuan kerjasama ini yakni agar memasukkan berbagai jenis seni pertunjukan tradisional yang ada di Indonesia ke dalam program acara televisi tersebut dengan kemasan yang menarik sehingga masyarakat dapat menonton acara tersebut secara langsung. Dengan jalan inilah seni pertunjukan tradisional akan dapat membentuk kelompok masyarakat, kemudian masyarakat akan menganggap bahwa seni pertunjukan sebagai bagian dari keluarga mereka. Melestarikan kesenian tradisional dewasa ini sangat penting karena merupakan warisan nenek moyang kita yang sudah berabad-abad umurnya hendaknya dipahami oleh generasi muda indonesia pada saat ini. Generasi muda inilah diharapkan sebagai generasi penerus dalam mengembangkan dan mempertahankan seni dani dan budaya yang ada di tanah air Indonesia ini.
Daftar Pustaka : Bing Bedjo Tanudjaja, ”Mengemas Kesenian Tradisional Melalui Stasiun Televisi Swasta Di Indonesia” http://www.petra.ac.id Budhi Hermanto, ”Sejarah Pertumbuhan Televisi Komunitas di Indonesia”
5.
Apa yang anda ketahui tentang istilah-istilah berikut ini (pilih 10 saja): Jawaban : a. Maecenas adalah pelindung seni dan kebudayaan atau orang-orang yang mendanai secara keseluruhan kontrak-kontrak kerja untuk seni dan budaya. b. Televisi sebagai jendela dunia maksudnya melalui layar kaca atau televisi tersebut berbagai peristiwa dan sajian tontonan dari berbagai belahan dunia dapat kita nikmati, bahkan dapat diartikan sebgai komunikasi massa. c. Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia : Seni Pertunjukan di Indonesia diartikan sebagai tontonan seperti drama, tari, dan musik yang dipertunjukan di depan penonton. Seni Pertunjukan adalah sebuah proses yang memerlukan RUANG dan WAKTU, memiliki sajian AWAL, TENGAH, dan AKHIR, serta adanya tahap penyajian seperti PERSIAPAN, PEMENTASAN dan PENYELESAIAN. d. Panggung Proscenium adalah arena panggung yang berbentuk tapal kuda, bentuk panggung teather ini sangat umum digunakan dan ditemui pada teather barat. e. Arena pentas pendopo : arena teather yang dilakukan di pendopo(menyerupai pendopo) dimana pemain dan penonton saling berbaur. f. Wayang Kulit Purwa : nama purwa ini dipakai untuk membedakan wayang jenis ini dengan wayang kulit jenis lainnya, biasanya terbuat dari kulit kerbau/lembu. Wayang kulit purwa membawa nilai simbolisasi dan nilai filosofi dengan makna-makna tertentu g. Cinematography : sistim atau tata cara pengambilan gambar pada dunia perfilman seperti Camera angles, composition, close up, continuity dan cutting. h. Pre production : Pra Produksi yakni tahapan manajemen Seni Pertunjukan Indonesia sebelum produksi. Atau hal – hal yang perlu dilakukan sebelum produksi seni pertunjukan seperti research, chesting dan rehearshal. i. Serial mahabarata : serial drama yang menceritakan kisah Mahabarata, Brata Yudha, Rama dan Sinta dengan Hanomannya. Ada yang versi India dan ada yang versi Indonesia. j. Ketoprak humor : seni pertunjukan ketoprak berasal dari jawa yang biasanya dikemas dengan mengutamakan isinya banyak mengandung humor. k. Sutradara adalah Orang yang memimpin atau yang mengatur suatu kelompok drama atau media pertunjukan. Karena Sutradara adalah pimpinan pementasan, maka
ia
bertugas melakukan casting (memilih pemain sesuai peran dalam naskah), mengatur akting para aktor(pemain), dan mengatur kru lain dalam mendukung pementasan. Pada dasarnya seorang sutradara berkuasa mutlak sekaligus bertanggung jawab mutlak atas pementasan.