AR 3232 ARSITEKTUR INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN
Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE
DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB
LAPORAN
Oleh:
Teresa Zefanya 15213035
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016
AR 3232- Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan
Teresa zefanya / 15213035
DOKUMENTASI FITUR ARSITEKTURAL GEDUNG SBM ITB
Penegasan Entrance Pintu masuk ke gedung SBM sengaja ditegaskan menggunakan suatu bentuk portal yang dicat merah. Portal berwarna merah terang ini sengaja dibuat tebal dan besar supaya tidak kalah dari fasade di samping kiri, samping kanan, dan atasnya yang terbuat dari beton. Walaupun portal ini sengaja dibuat berbeda sebagai penegas pintu masuk namun sang arsitek tidak lupa menambahkan detail “kaki” yang terbuat dari batu kasar supaya portal merah yang berupa beton halus tidak langsung menabrak lantai batu yang kasar. Selain menegaskan pintu masuk, portal merah ini juga menjadi semacam transisi dari massif ke void karena di dalam portal ada pintu masuk yang terbuat dari kaca. Posisi pintu juga sengaja dimundurkan agar terlindung dalam naungan kanopi di atasnya. Gambar 1. Entrance SBM ITB
Repetisi Elemen Vertikal Deretan kolom di bawah fasade kotak- kotak dari beton sengaja ditonjolkan sebagai elemen fasade yang membingkai jendela kaca di sebelah dalamnya. Repetisi kolom vertical ini tampak menegaskan kekuatan kolomnya yang lebih dari mampu untuk menopang beban fasade di atasnya. Pola fasade kotak- kotak berukuran 1m x 1m yang terbuat dari beton tampak dicoba disenadakan dengan jendela kaca yang kusennya juga sengaja dibuat pola kotak- kotak. Supaya tidak terjadi tabrakan antara fasade beton yang masif dan berkesan berat dengan jendela kaca yang berupa bukaan dan berkesan ringan maka jendela sengaja disisipkan di antara kolom vertical yang tampak besar dan kokoh serta posisinya dimundurkan supaya tidak terkena cahaya matahari langsung. Gambar 2. Kolom SBM ITB
1
AR 3232- Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan
Teresa zefanya / 15213035
Gambar 3. Double Skin Façade SBM ITB
Sunshading sebagai Fasade Dari dalam ruang perpustakaan di Gedung SBM tampak jelas bahwa fasade kotak- kotak dari beton di muka bangunan adalah second skin yang difungsikan sebagai sunshading bagi jendela kaca di belakangnya. Terlihat jelas bahwa second skin ini memiliki struktur sendiri, terpisah dari struktur utama bangunan SBM. Keseluruhan kaca ini bukan hanya bukaan pada dinding melainkan sebuah dinding tersendiri yang disebut sebagai curtain wall. Dinding kaca ini terbuat dari kusen kayu yang menopang kaca berukuran 1m x 1m di dalamnya. Walaupun seluruh sisi dinding yang menghadap timur ini terbuat dari kaca namun di dalam ruang perpustakaan sama sekali tidak terasa panas karena tidak ada cahaya matahari langsung yang masuk melewati sunshading sedalam 1m di depannya.
Gambar 4. Skylight SBM ITB
Memasukkan Cahaya ke dalam Bangunan Untuk bangunan dengan massing yang begitu tebal memasukkan cahaya ke tengah bangunan bisa jadi persolan yang cukup serius karena biasanya cahaya yang basuk dari bukaan di sisi- sisi bangunan tidak mampu menerangi bagian tengah bangunan. Karena itu arsitek gedung SBM ITB sengaja membuat skylight tepat di tengah bangunan untuk memasukkan cahaya ke ruang di bawahnya. Skylight ini merupakan suatu kebaruan dalam dunia arsitektur pada masanya waktu itu terutama karena dibuat semacam shading dari beton berpola silang- silang tepat di tengah coakan yang dimaksudkan sebagai skylight . Walaupun saat ini di atas skylight tersebut telah ditutup dengan fiber gelombang namun sylight tersebut masih mampu memasukkan cahaya matahari dan panas ke tengah bangunan sehingga di dalam bangunan tidak lembab. 2
AR 3232- Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan
Teresa zefanya / 15213035
DOKUMENTASI FITUR ARSITEKTURAL GEDUNG BPI ITB
Kursi Permanen di Dinding Ruang Pertemuan Salah satu fitur arsitektural yang menurut saya paling menarik adalah deretan tempat duduk dari marmer yang ditempel di dinding ruang pertemuan BPI. Kursi ini cukup lebar untuk didudukki oleh 2 orang yang berdampingan. Tinggi kursinya pun pas sehingga ketika diduduki kaki tidak melayang di atas lantai. Supaya tidak terkesan menabrak dinding yang dilapis oleh panel kayu di belakangnya, di samping kiri dan kanan setiap 2 kursi dibuat semacam tiang kecil yang seakan- akan menembus keluar dari dinding. Tiang kecil ini pun terbuat dari kayu. Selain itu warna kursi marmer ini sengaja dipilih yang senada dengan lantai di bawahnya,selain itu ukurannya pun dibuat pas selebar 3 ubin.
Gambar 5. Ruang Pertemuan BPI ITB
Sunshading sebagai Fasade Bangunan Pada sisi yang menghadap langsung keluar, dinding sengaja dibuat tebal, setebal 40 cm namun dibuat coakan kotak- kotak berukuran 40 cm x 40 cm. Sunshading ini ditopang oleh struktur utama bangunan walaupun mungkin oleh balok yang terpisah karena tampak dari foto di samping bahwa sunshading ini terletak 3cm lebih rendah daripada pelat lantai. Di belakang sunshading yang begitu dalam ini ada jendelajendela kaca yang ditahan oleh kusen kotak- kotak berukuran 40 cm x 40 cm. Beberapan jendela kaca ada yang bisa dibuka dengan engsel di sisi atasnya untuk memasukkan udara ke dalam ruangan supaya terjadi pertukaran udara, karena langitlangit di dalam ruangan cukup rendah sehingga jika tidak ada udara luar yang masuk, ruangan menjadi pengap.
Gambar 6. Fasade BPI ITB
3
AR 3232- Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan
Teresa zefanya / 15213035
Detail Sudut Bangunan Di bawah fasade bangunan BPI yang begitu massif dan dibuat kantilever, terdapat deretan kolom yang dibuat lebih mundur sebagai struktur utama bangunan. Kolom- kolom miring ini semakin dipercantik dengan pertemuan 2 kolom di sudut bangunan pada kaki kolom yang sengaja dicoak. Supaya tidak terjadi tabrakan maka di atas kaki kolom plat lantai sengaja dibuat menonjol melebihi kaki kolom sebagai unsur transisi antara kolom beton putih yang begitu mulus dengan kaki kolom dari batu kali yang hitam dan begitu kasar. Selain sebagai transisi dari kolom ke kaki kolom, plat lantai yang menonjo ini dapat digunakan sebagai tempat duduk juga karena tingginya yang pas yaitu 40 cm lebih tinggi dari selasar di sekelilingnya.
Gambar 7. Kolom Sudut BPI ITB
Gambar 8. Detail Façade SBM ITB
Pola Silang- silang pada Fasade Bangunan Jika difoto dari balkon di lantai 2 pada sisi depan gedung BPI ITB, tampak bahwa tonjolan- tonjolan bulat pada fasadenya mengikuti semacam garis diagonal yang dapat diteruskan dari kusen berpola silang- silang di jendela balkonnya. Tonjolan bulat ini tampak terbuat dari beton juga sama seperti fasade kotak- kotak di sisi gedung yang lain. Tonjolan bulat- bulat ini merupakan gaya abstrak yang dianggap modern pada masanya karena walaupun abstrak tapi masih mengikuti pola geomtris yang teratur. Jendela pada balkon walaupun sama menggunakan motif silang- silang diagonal namun ada perbedaan yang sangat signifikan antara jendela yang void dan ringan dengan fasade beton yang massif dan berat sehingga jendela dibingkai oleh semacam portal dari beton. Portal ini sengaja dicat putih untuk menegaskan adanya jendela dan balkon di dalamnya. 4