Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PERMUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL Keis Jury Pribadi1, G. Bambang Heru2, Ainur Rosidi2, Mulya Juarsa1,2 1
Laboratorium Engineering Development for Energy Conversion and Conservation (EDfEC) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Ibn Khaldun Bogor 2 Laboratorium Termohidrolika Eksperimental Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) - BATAN ABSTRAK DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PERMUKAAN SEMISPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL. Kecelakaan PLTN Three Mile Island Unit 2 (TMI-2) yang mengakibatkan teras meleleh telah mendorong para peneliti untuk meneliti interaksi antara lelehan teras dengan dinding bejana tekan reaktor bagian bawah. Penelitian ini dimaksudkan mempelajari karakteristik perpindahan kalor antara lelehan teras reaktor yang membentuk geometri semi-sphere dengan bagian bawah bejana tekan reaktor. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan fasilitas eksperimen Bagian Uji HeaTiNG-03. Tujuan eksperimen adalah mengkarakterisasi distribusi temperatur di permukaan semi-sphere selama pemanasan dan pendinginan secara radiasi dengan temperatur awal 100 °C, 200 °C, dan 300 °C. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanasan dan pendinginan pada 9 titik pengukuran temperatur oleh termokopel pada permukaan semi-sphere memiliki kurva kenaikan dan penurunan yang berbeda. Berdasarkan penelitian awal ini dapat disimpulkan bahwa pemanasan dan pendinginan belum begitu seragam. Kata kunci: distribusi, semi-sphere, perpindahan kalor, temperatur
ABSTRACT TEMPERATURE DISTRIBUTION DURING HEATING AND COOLING IN HeTiNG-03 SEMI-SPHERE SURFACE BASE ON INITIAL TEMEPRATURE. The accident of Three Mile Island nuclear power plant Unit 2 (TMI2) resulted in a core meltdown, which initiated researcher to examine the interaction between molten debris with the bottom of the reactor pressure vessel. This paper is intended to study the characteristics of heat transfer between the molten debris forming a semi-sphere geometry with the bottom of the reactor pressure vessel by experiment. The experiment has been done using the Heating-03 Test Section facility. The experiment was aimed to characterize the temperature distribution along the surface of semi-sphere during heating and cooling by radiation at the initial temperature of 100 °C, 200 °C, and 300 °C. The result of experiment shows that that the heating and cooling process in the 9 temperature measurement point on the surface of semisphere using thermocouples has an up and down curve in different characteristics. Based on this preliminary study, it can be concluded that the heating and cooling process were not uniform yet. Keywords: distribution, semi-sphere, heat transfer, temperature
Vol.18 No. 2 Mei 2014
45
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
dinginan di dinding bergeometri semi-sphere
PENDAHULUAN Pembangkit
Listrik
Tenaga
Nuklir
secara
radiasi
menggunakan
bagian
uji
(PLTN) adalah salah satu pilihan untuk
HeaTiNG-03 (Heat Transfer in Narrow Gap).
memenuhi
terus
Dari eksperimen tersebut akan diketahui
meningkat. Penggunaan energi nuklir untuk
karakteristika temperatur pemanasan kondisi
PLTN
terkait
steady state dan transien secara radiasi pada
dihasilkannya bahan radioaktif. Untuk itu aspek
bagian semi-sphere berdasarkan temperatur
keselamatan adalah hal yang paling penting
awal yang berbeda.
kebutuhan
memiliki
dalam
suatu
energi
potensi
yang
bahaya
PLTN.
Dalam
sejarah
pengoperasian PLTN, ada beberapa kecelakaan
TEORI
PLTN di dunia salah satunya adalah kecelakaan
Penelitian ini dilakukan menggunakan
PLTN Three Mile Island Unit-2 (TMI-2) yang
metode eksperimental pada alat uji HeaTiNG-
mengakibatkan pelelehan teras reaktor
[1, 2]
.
03, dan didukung oleh beberapa peralatan
Kejadian tersebut mendorong para peneliti
seperti termokopel, NI-cDAQ9188 dan kom-
dunia untuk meneliti fenomena yang terjadi
puter sebagai alat perekam data hasil eksperi-
hingga
men.
melelehnya
sehingga
teras
dapat
reaktor
TMI-2,
dimanfaatkan
untuk
meningkatkan keselamatan PLTN yang sejenis. Salah
satu
penelitian
yang
masih
dilakukan pada saat ini adalah masalah yang berhubungan dengan interaksi antara lelehan teras reaktor (debris) dengan dinding bejana bagian bawah. Dari aspek termohidrolikanya perpindahan kalor yang terjadi pada bagian debris
perlu
dipelajari
lebih
mendalam.
Pemahaman perilaku kalor pada bagian debris
Gambar1. Alat uji eksperimental HeaTiNG-03
yang berbentuk semi-sphere (setengah bola) penting
dilakukan
selanjutnya.
fluks
eksperimen kalor
Alat uji HeaTiNG-03 merupakan alat uji yang
selama
digunakan untuk eksperimen kecelakaan parah
pemanasan dan pendinginan secara radiasi
di Laboratorium Termohidrolika Eksperi-
perlu dilakukan sebagai langkah awal untuk
mental Pusat Teknologi dan Keselamatan
menjadi acuan dalam proses pemanasan dan
Reaktor Nuklir (PTKRN). Alat tersebut ber-
pendinginan tanpa air. Sehingga tujuan dari
tujuan mempelajari fenomena karakteristik
penelitian ini dititik beratkan pada pemahaman
perpindahan kalor pendidihan pada celah sem-
distribusi temperatur pada pemanasan dan pen-
pit yang berbentuk semi-sphere seperti ditun-
46
Analisa
sebelum
Vol.18 No. 2 Mei 2014
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
jukkan pada Gambar 1. Komponen HeaTiNG03 terdiri dari bejana uji berbentuk semi-sphere, heater, pneumatic cylinder, dan selang pneumatic. Untuk mengukur temperatur bejana uji dengan
geometri
semi-sphere,
digunakan
termokopel tipe K yang terdiri dari dua kawat chromel dan alomel. Pada bagian dalam bejana uji bergeometri semi-sphere terdapat 9 titik termokopel seperti ditunjukkan pada Gambar Gambar 3. Kurva hasil kalibrasi salah satu termokopel
2.
Dari Gambar 3 terlihat adanya selisih error terbesar 1,85%, dan terkecil 1,29%. Rata-rata selisih adalah 1.99% sehingga termokopel tersebut dapat digunakan untuk pengukuran. Untuk merekam data hasil eksperimen digunakan alat perekam data NI-cDAQ 9188 yang terhubung pada termokopel dengan Gambar 2. Titik termokopel pada bejana uji bergeometri semi-sphere
fungsi sebagai pengukur temperatur seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.
Sebelum termokopel digunakan perlu dikalibrasi, yang bertujuan untuk menjamin hasilhasil
pengukuran
sesuai
dengan
standar.
Setelah kalibrasi dilakukan maka data kalibrasi diolah untuk mendapatkan tingkat kesalahan (error) dari termokopel. yang telah dikalibrasi. Gambar 3 menunjukkan kurva hasil kalibrasi dari salah satu termokopel yang digunakan terhadap termokopel standar.
Vol.18 No. 2 Mei 2014
Gambar 4. Alat perekam data NI-CDAQ 9188 untuk mengukur temperatur termokopel
47
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
TATA KERJA Gambar
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
menunjukkan
tata
letak
Data hasil eksperimen dari bejana uji
peralatan eksperimen yang dilakukan dalam
bergeometri semi-sphere berupa perubahan
penelitian ini.
temperatur hasil uji pemanasan dan pendinginan yang diambil setiap detik. Data yang diperoleh merupakan data kondisi steady state dan transien temperatur selama proses pemanasan dan pendinginan yang disajikan sebagai nilai perubahan temperatur terhadap waktu untuk variasi temperatur awal. Pada eksperimen ini ditetapkan 3 temperatur awal yang berbeda yaitu 100 °C, 200 °C, 300 °C. Dari data yang didapat dibuatlah karakteristika
Gambar 5. Tata letak eksperimen pemanasan bundel uji semi-sphere Eksperimen dilakukan dengan terlebih
perubahan temperatur pada proses pemanasan dan pendinginan seperti ditunjukkan pada Gambar 7 hingga 12.
dahulu memanaskan bejana uji semi-sphere dengan cara menaikkan daya heater secara bertahap menggunakan regulator volt. Kemudian ketika temperatur tercapai, daya listrik dimatikan. Tahapan proses pemanasan di atas ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 7. Grafik kenaikan temperatur untuk temperatur awal 100 °C Gambar 7 menunjukkan grafik kenaikan temGambar 6. Tahapan proses pemanasan bagian uji semi-sphere [4]
peratur yang tercatat pada 9 temokopel untuk
Perubahan temperatur pada bejana uji semi-
karakteristika yang sama untuk setiap titik
sphere akan diukur oleh 9 termokopel dan
termokopel pada proses kenaikan temperatur.
direkam oleh alat NI-cDAQ 9188. Hasil
Pada proses pendinginan terlihat adanya
perekaman akan dikirim ke komputer dan ditam
karakteristika penurunan temperatur yang ber-
temperatur awal 100 °C. Terihat adanya
pilkan sehingga dapat dianalisis lebih lanjut. 48
Vol.18 No. 2 Mei 2014
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
beda untuk setiap titik termokopel seperti ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 9 menunjukan grafik kenaikan temperatur temperatur
pada
9
awal
termokopel 200
°C.
untuk Terlihat
karakteristika perubahan temperatur yang hampir sama kecuali untuk termokopel TC 8B yang terlihat tidak merata. Gambar 10 menunjukkan grafik penurunan temperatur setelah tercapainya temperatur awal di atas, dimana terlihat penurunan temperatur pada 2 termokopel yang tidak merata yaitu TC 3B dan TC 8B. Termokopel TC 3B menunjukkan Gambar 8. Grafik penurunan temperatur pada temperatur awal 100 °C
penurunan
yang
tidak
sama
dengan
pengukuran pada Gambar 8, yang disebabkan oleh slot NI yang sudah renggang. Perbedaan
200 190 170 160 150
0 Temperatur [ C]
penurunan temperatur pada termokopel TC 8B
TC 1A TC 1B TC 2B TC 3B TC 4B TC 5B TC 6B TC 7B TC 8B
180
140 130 120 110 100
disebabkan oleh lamanya proses pemanasan yang
mempengaruhi
proses
penurunan
selanjutnya dan berbeda dengan termokopel
90
lainnya.
80 70 60 50 40 30 0
100
200
300
400
500
600
700
Waktu,t [s] 300
Gambar 9. Grafik kenaikan temperatur pada temperatur awal 200 °C
210
TC 1A TC 1B TC 2B TC 3B TC 4B TC 5B TC 6B TC 7B TC 8B
200 190 180
0 Temperatur [ C]
170 160 150 140 130
0 Temperatur [ C]
220
TC 1A TC 1B TC 2B TC 3B TC 4B TC 5B TC 6B TC 7B TC 8B
250
200
150
100
50 0
200
400
600
800
1000
Waktu, t [s]
120 110
Gambar 11. Grafik kenaikan temperatur pada temperatur awal 300 °C
100 90 80 70 60 50 800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
2200
2400
Waktu, t[s]
Gambar 11 menunjukkan grafik kenaikan temperatur pada temperatur awal 300 0C.
Gambar 10. Grafik penurunan temperatur pada temperatur awal 200 °C
Vol.18 No. 2 Mei 2014
Terlihat karakteristika kenaikan yang hampir sama untuk semua termokopel kecuali pada
49
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
termokopel TC 8B. Hal itu disebabkan oleh
nan
diperoleh
karakteristika
penurunan
posisi termokope tersebut yang berada di bagi-
temperatur yang berbeda yang disebabkan
an atas titik termokopel sehingga kenaikannya
oleh proses pendinginan menggunakan udara.
terlambat. DAFTAR PUSTAKA 1. 300
0 Temperatur [ C]
A. DAVID, PETTI, AND E. L. TOL-
TC 1A TC 1B TC 2B TC 3B TC 4B TC 5B TC 6B TC 7B TC 8B
250
200
150
BROUGHTON, JAMES M., P. KUAN, MAN, “A Scenario of the Three Mile Island Unit 2 Accident”, Nuclear Technology, 87 (1) (1989) p.34-53.
2.
100
K. HASHIMOTO dkk, “Thermal And Stress Of The Reactor Pressure Vessel
50 1000
1500
2000
2500
3000
3500
Of The Thermal Exposure To The
Waktu, t [s]
Three Mile Island Unit 2 Reactors LowGambar 12. Grafik penurunan temperatur pada temperatur awal 300 °C
er Head, Material Characterization”, Elsevier, Japan 22-40. vol 36, issues 45, 1996 pp 184-186
Sedangkan grafik penurunan temperatur pada Gambar 12 menunjukkan penurunan temperatur
3.
ment Of The Thermal Exposure To The
yang hampir merata kecuali untuk 2 termokopel
Three Mile Island Unit 2 Reactor Lower
yaitu TC 3B dan TC 8B. Penyebab perbedaan
Head, Material Characterization”, Else-
pada termokopel TC 3B dan TC 8B diakibatkan
vier. Volume 36, issues 4-5, 1996 pp
oleh akibat yang sama seperti yang ditunjukkan
184-186, 2005
pada Gambar 9 dan 10 untuk temperatur awal 4.
200 °C.
F. GEOGRE, “Metallographic Assess-
MULYA JUARSA, “Studi Perpindahan Kalor pada Celah Sempit (Geometri Setengah Bola)”, Laporan Program In-
KESIMPULAN Berdasarkan eksperimen distribusi temperatur steady state dan transien selama proses pemanasan dan pendinginan pada geometri
sentif Riset Dasar (PIRD), Kementrian Negara Riset dan Teknologi, Tahun Anggaran 2009.
semi-sphere dengan temperatur awal yaitu 100 °C, 200 °C, 300 °C diperoleh hasil yang berbeda
selama
pendinginan. karakteristika
proses
Pada
pemanasan
proses
kenaikan
dan
pemanasan, temperatur
menunjukkan hasil yang hampir sama untuk semua titik pengukuran. Pada proses pendingi50
Vol.18 No. 2 Mei 2014