DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG HULU TERHADAP DEBIT SUNGAI GUNG KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Khamid Wijaya NIM 3250404038
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:
Hari
: Senin
Tanggal
: 23 Mei 2011
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Purwadi Suhandini, SU.
Rahma Hayati, S.Si, M.Si.
NIP. 194711031975011001
NIP. 197206241998032003
Mengetahui: Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP. 196209041989011001
ii
3
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial , Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Senin
Tanggal : 30 Mei 2011
Penguji Skripsi
Dr. Dewi Liesnoor, M.Si. NIP. 196208111988032001
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Purwadi Suhandini, SU.
Rahma Hayati, S.Si, M.Si.
NIP. 194711031975011001
NIP.197206241998032003
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Subagyo, M.Pd. NIP. 195108081980031003 iii
4
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang , 23 Mei 2011
Khamid Wijaya NIM. 3250404038
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan menetapi kesabaran" (Q.S. Al Ashr). “Saya belajar selama saya hidup. Batu nisan akan menjadi ijazah saya. I am learning all the time. The tombstone will be my diploma” (Eartha Kitt).
PERSEMBAHAN 1. Emak dan Bapak yang selalu mendidik dan mendoakanku. 2. Adik-adikku yang selalu mendukungku dan selalu kurindukan. 3. Semua teman yang telah membantuku. 4. Sahabat-sahabat di Geo 2004 dan UNNES. 5. Guru-guruku.
v
6
PRAKATA Segala Puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG HULU TERHADAP DEBIT SUNGAI GUNG KABUPATEN TEGAL”. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2.
Drs. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
3.
Drs. Purwadi Suhandini, SU., Dosen pembimbing I yang dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran memberikan arahan dan bimbingannya.
4.
Rahma Hayati, S.Si, M.Si., Dosen pembimbing II yang dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran memberikan arahan dan bimbingannya.
5.
Dr. Dewi Liesnoor, M.Si., Dosen Penguji Skripsi, terimakasih atas arahan dan bimbingannya.
6.
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang penuh perhatian memberikan motivasi dan semangat.
vi
7
7.
Staf pengajar di Jurusan Geografi, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama ini.
8.
Karyawan dan Staf Tata Usaha Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, terimakasih atas kerjasamanya.
9.
BAPPEDA Kabupaten Tegal, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Teman-teman Jurusan Geografi angkatan 2004 11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sampaikan satu per satu, terimakasih atas bantuan dan dukungannya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan, walaupun demikian penulis berharap kritik dan saran, agar hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi masyarakat.
Semarang, 23 Mei 2011 Penulis
vii
8
SARI Wijaya, Khamid. 2011. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan di DAS Gung Hulu Terhadap Debit Sungai Gung Kabupaten Tegal. Skipsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci : dampak perubahan penggunaan lahan, debit aliran. DAS Gung Hulu merupakan bagian dari DAS Gung, DAS terbesar di Kabupaten Tegal. DAS Gung Hulu memiliki luas 119,82 km2. Areal lahan di DAS Gung Hulu memiliki peranan yang sangat besar terhadap sistem tata air untuk keperluan hidup masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Tegal. Lokasi penelitian berada di daerah aliran sungai Gung Hulu. Obyek penelitian berupa Daerah Aliran Sungai (DAS), dimana kajian meliputi penggunaan lahan yang menjadi salah satu parameter penentu keberadaan rasio debit pada DAS Gung Hulu. Berdasarkan sudut pandang hidrologi, perubahan penggunaan dapat mempengaruhi debit suatu sungai. Kegiatan tata guna lahan yang bersifat merubah tipe atau jenis penutup lahan dalam suatu DAS sering kali dapat memperbesar atau memperkecil hasil air (water yield). Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelolaan sumber daya air. Debit rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumber daya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai. Berdasarkan permasalahan di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa besar pengaruh perubahan penggunaan lahan (vegetasi alami dan buatan menjadi terbangun) di DAS Gung Hulu terhadap debit Sungai Gung di Kabupaten Tegal selama 11 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui luas perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi kawasan terbangun di DAS Gung Hulu, perubahan rasio debit yang terjadi pada DAS Gung Hulu, dan dampak antara perubahan penggunaan lahan dengan debit Sungai Gung. Variabel dalam penelitian ini adalah luas penggunaan lahan, dengan indikator luas penggunaan lahan tahun 1996 dan luas penggunaan lahan tahun 2007, debit aliran sungai, variabel dampak ditambah variabel curah hujan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu metode dokumentasi, metode observasi, metode wawancara. Metode untuk menganalisis menggunakan metode analisa SIG dengan menggunakan teknik tumpang susun (overley) peta, dan metode rasio debit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan lahan DAS Gung hulu tahun 1996 dan 2007 mengalami alih fungsi lahan sebanyak 38 macam dengan luas mencapai 2528,118 Ha atau 25,28 Km2 (21,10 %) dari total luas DAS. Jenis penggunaan lahan yang mengalami perubahan terbesar adalah sawah, berkurang
viii
9
449,688 Ha. Sedangkan untuk perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi terbangun, terjadi perubahan sebesar 351,547 Ha atau 3,51 Km², bentuk perubahan sawah menjadi pemukiman merupakan perubahan yang paling besar, mencapai 168,705 Ha. Dari hasil analisis rasio debit, nilai KRS berfluktuasi antara 4,75 sampai 39,18 termasuk dalam keadaan baik. Dalam 11 tahun nilai KRS sebesar 47,71 menandakan mendekati angka kritis. Simpulan yang didapat adalah luas perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi kawasan terbangun atau pemukiman di DAS Gung Hulu mencapai 351,547 Ha atau 3,51 Km² (13,91 %) dari total luas perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu. Rasio debit tiap tahun berfluktuasai, nilai KRS antara 4,75 sampai 39,18. Secara hidrologis DAS gung Hulu masih dalam keadaan baik, tetapi statusnya mendekati tingkat kritis. Perubahan penggunaan lahan tidak menyebabkan peningkatan debit sungai, dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit tidak terlalu signifikan. Saran yang dikemukakan adalah perlunya merapatkan jumlah vegetasi di sekitar permukiman penduduk, meningkatkan fungsi lahan kosong dan lahan miring sebagai kawasan konservasi dengan menambah jumlah vegetasi di DAS Gung Hulu, peningkatan perhatian dari pemda maupun dinas terkait yang berkaitan dengan bidang hidrologi, perlunya penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan DAS.
ix
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN. ...........................................................................iv MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................v PRAKATA. .........................................................................................................vi SARI....................................................................................................................viii DAFTAR ISI .......................................................................................................x DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR. .........................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................5 C. Penegasan Istilah .....................................................................................5 D. Tujuan Penelitian ....................................................................................9 E. Manfaat Penelitian ..................................................................................9 F. Sitematika Skripsi ...................................................................................9 BAB II. LANDASAN TEORI A. Ekosistem DAS .......................................................................................11 B. Daur Hidrologi ........................................................................................13
x
11
C. Penggunaan Lahan ..................................................................................16 D. Debit Aliran.............................................................................................18 BAB III. METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian. ....................................................................................21 B. Variabel Penelitian. .................................................................................21 C. Jenis-jenis Data .......................................................................................22 D. Metode Pengumpulan Data .....................................................................23 E. Alat dan Bahan. .......................................................................................24 F. Teknik Analisis Data. ..............................................................................25 G. Langkah-langkah Penelitian. ...................................................................27 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................................31 1. Kondisi Umum Daerah Penelitian. .....................................................31 a. Letak dan Luas Daerah DAS Gung Hulu. .....................................31 b. Hidrologi . ......................................................................................33 c. Topografi. ......................................................................................36 d. Tanah. ............................................................................................38 e. Iklim. ..............................................................................................46 f. Geomorfologi. ................................................................................51 g. Kondisi Penduduk. .........................................................................58 2. Perubahan Penggunaan Lahan ............................................................60 a. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 .........................60 b. Penggunaan Lahan DAS gung Hulu Tahun 2007 ..........................64 c. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu ...........................68 3. Rasio Debit .........................................................................................75 4. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit… ...............77 B. Pembahasan ............................................................................................79
xi
12
BAB V. PENUTUP A. Simpulan. ................................................................................................83 B. Saran........................................................................................................83 DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................85 LAMPIRAN ....................................................................................................... 87
xii
13
DAFTAR TABEL
3.1. Klasifikasi Nilai KRS..................................................................................26 4.1. Penentuan Tipe Iklim Indonesia Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Ferguson ...................................................................................................... 46 4.2. Curah Hujan Stasiun Kemaron DAS Gung Hulu 1996 - 2007 .................... 47 4.3. Curah Hujan Stasiun Bumijawa DAS Gung Hulu 1996 – 2007.................. 48 4.4. Curah Hujan Stasiun Bojong DAS Gung Hulu 1996 – 2007.. .................... 48 4.5. Curah Hujan Stasiun Danawarih DAS Gung Hulu 1996 – 2007................. 49 4.6. Rata-rata Curah Hujan Wilayah DAS Gung Hulu Tahun 1996–2007 ........ 49 4.7. Jumlah Penduduk di DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007 ..................... 58 4.8. Kepadatan Penduduk DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007.. ................. 59 4.9. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996....................................... 60 4.10. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 2007....................................... 68 4.11. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007 ..... 69 4.12. Bentuk Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007 ............................................................................................................. 72 4.13. Klasifikasi Nilai KRS................................................................................... 75 4.14. Nilai KRS Sungai Gung Hulu tahun 1994 – 2008....................................... 76
xiii
14
DAFTAR GAMBAR
2.1. Daur Hidrologi ............................................................................................. 14 3.1. Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 30 4.1. Peta Administrasi DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal ................................ 32 4.2
Peta Pola Aliran DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal ................................... 35
4.3. Peta Kemiringan Lereng DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal ...................... 37 4.4. Peta Jenis Tanah DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal .................................. 41 4.5
Peta Polygon Thiesen DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal. ......................... 50
4.6. Peta Geomorfologi DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal .............................. 56 4.7. Peta Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996.. ............................. 61 4.8. Peta Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 2007 ............................... 67 4.9. Peta Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu ................................. 73
xiv
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Debit Bendung Danawarih Tahun 1996 - 2007......................88 Lampiran 2. Perhitungan Nilai Q Rata-rata pada 4 Stasiun Hujan .....................100 Lampiran 3. Uji Ketelitian Interpretasi Penggunaan Lahan................................101 Lampiran 4. Foto-foto Daerah Penelitian............................................................105 Lampiran 5. Rasio Debit Sungai Gung Hulu tahun 1990 - 2008........................110 Lampiran 6. Analisis Regresi Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Rasio Debit dengan Metode Enter Program SPSS for Windows Version 16.0..................................................................................................111
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melangsungkan kegiatan kehidupan dan penghidupannya, manusia pada hakekatnya merupakan bagian dari alam. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari alam dan akan selalu tergantung pada lingkungan alamnya. Dengan dasar pembangunan mandiri dan keterbatasan sumber dana dari pusat, maka setiap kabupaten atau kota akan berusaha untuk menaikkan PADnya, dengan memanfaatkan sumber daya alamnya. Dari fakta yang ada, tampak sumber daya air masih belum mendapat perlindungan yang maksimal untuk menghindari terjadinya kekurangan air. Terjadinya pencemaran beberapa sumber air, penggundulan yang menyebabkan erosi tanah, banjir serta terganggunya fungsi penyerapan air, kegiatan pertanian yang mengabaikan kelestarian lingkungan, berubahnya fungsi tangkapan air, serta distribusi air yang tidak merata menunjukkan bahwa perhatian terhadap pelestarian sumber daya ini perlu secara total ditingkatkan (Kodoatie dan Sugiyanto, 2002:50). Kegiatan tata guna lahan yang bersifat merubah tipe atau jenis penutup lahan dalam suatu DAS sering kali dapat memperbesar atau memperkecil hasil air (water yield). Pada batas-batas tertentu, kegiatan ini juga dapat mempengaruhi status kualitas air. Perubahan dari satu jenis vegetasi ke jenis vegetasi yang lain adalah umum dalam pengelolaan DAS
1
2
atau pengelolaan sumber daya alam. Terjadinya perubahan tata guna lahan dan jenis vegetasi tersebut, dalam skala besar dan bersifat permanen, dapat mempengaruhi besar kecilnya hasil air (Asdak, 2002:429). Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelolaan sumber daya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Debit rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumber daya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai (Asdak, 2002:190). Kabupaten Tegal dalam bidang ekonomi mengandalkan tiga sektor untuk meningkatkan PAD, yaitu PERTIWI (pertanian, industri dan pariwisata). Sektor pertanian, terutama padi maupun kebun sayur dan buah terpusat di Kecamatan Bojong dan Bumijawa, yang merupakan bagian dari DAS Gung Hulu. Obyek Wisata Guci, merupakan obyek wisata di Kabupaten Tegal yang paling ramai di kunjungi wisatawan juga terdapat di wilayah DAS Gung Hulu. Dengan semakin bertambahnya jumlah hasil pertanian dan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisata di OW Guci, akan diikuti dengan berubahnya fungsi lahan di daerah tersebut untuk pengembangan. Dari lima sungai besar di Kabupaten Tegal yakni Gung, Pah, Maribaya, Pekijingan dan Rambut, dua diantaranya di kategorikan berbahaya. Karena DASnya kritis dan rawan luapan. Dua sungai itu adalah Sungai Gung dan Rambut. Sungai Gung misalnya, DAS antara Desa Kajen, Kecamatan
3
Lebaksiu hingga Kelurahan Procot, Kecamatan Slawi dimasukkan sebagai daerah bergaris merah oleh DLHKP. Artinya kerusakan akibat arusnya sudah sangat parah. Sungai Gung paling rawan banjir karena daerah alirannya cukup panjang dan lebar serta kedalaman diatas sungai yang lain (Radar Tegal, 28 Februari 2008). DAS Gung Hulu termasuk bagian dari DAS Gung yang merupakan DAS terluas di Kabupaten Tegal, dengan luas wilayah 119,82 Km2. Areal lahan di DAS Gung Hulu memiliki peranan yang sangat besar terhadap sistem tata air yang ada, yang mana sistem tata air ini memegang peranan vital bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. DAS Gung Hulu secara administratif berada di wilayah Kabupaten Tegal. Desa yang masuk dalam wilayah DAS Gung Hulu sebanyak 29 desa di 4 kecamatan. Jumlah penduduk yang bermukim di daerah aliran sungai Gung Hulu selama tahun 1996 – 2007 mengalami peningkatan sebanyak 18.461 jiwa. Keadaan fisik maupun sosial DAS juga berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas air sungai. Pengaruh fisik DAS adalah pengaruh antara faktor penutup lahan, jenis tanah, kemiringan lereng dan bentuk DAS. Pengaruh sosial dalam hal ini adalah kondisi penduduk. Kondisi penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut memegang peranan terhadap kondisi suatu DAS. Tekanan penduduk memberikan pengaruh terhadap lahan, terutama didalam hal jenis-jenis penutup lahan didaerah tersebut seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan penduduk. Kondisi ini pada gilirannya akan turut mempengaruhi kondisi hidrologis di suatu daerah aliran sungai (Widianto, 1999:4).
4
Akhir-akhir ini pemukiman dan penggundulan hutan makin meluas. Pengembangan perumahan terjadi di Desa Bojong dan Desa Bumijawa yang merupakan ibu kota kecamatan. Pengermbangan sektor wisata juga meningkat, terutama di kawasan objek wisata Guci. Banyak villa baru didirikan, hotel melati maupun penginapan bertambah. Bahkan pada tahun 2008 sudah didirikan wahana outbond, yang tentunya telah mengorbankan lahan bervegetasi. Penggundulan hutan terjadi di Desa Guci Kecamatan Bumijawa dan Desa Cikura Kecamatan Bojong, Kecamatan Jatinegara juga tak luput dari praktek penggundulan hutan. Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah dan manusia. Apabila fungsi dari suatu DAS terganggu, maka sistem hidrologis akan terganggu, penangkapan curah hujan, resapan dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem penyalurannya menjadi boros. Kejadian tersebut akan menyebabkan melimpahnya air pada musim hujan dan sebaliknya sangat minimumnya air pada musim kemarau. Hal ini membuat fluktuasi debit sungai antara musim kemarau dan musim hujan berbeda tajam. Jadi jika fluktuasi debit sungai sangat tajam, berarti bahwa fungsi DAS tidak bekeja dengan baik, apabila hal ini terjadi berarti bahwa kualitas DAS tersebut adalah rendah (Suripin, 2004:186). Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini diberi judul “Dampak Perubahan Penggunaan Lahan di DAS Gung Hulu Terhadap Debit Sungai Gung Kabupaten Tegal” dengan alasan perlunya informasi
5
tentang dampak berubahnya penggunaan lahan terhadap perubahan debit aliran di DAS Gung Hulu.
B. Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Berapa besar dampak perubahan penggunaan lahan (vegetasi alami dan buatan menjadi terbangun) di DAS Gung Hulu terhadap debit aliran Sungai Gung di Kabupaten Tegal selama 11 tahun?”.
C. Penegasan Istilah 1. Dampak Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik positif maupun negatif (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:234). Arti dampak dalam penelitian ini adalah akibat yang di timbulkan dari bentuk perubahan penggunaan lahan terhadap debit sungai di DAS Gung Hulu. 2. Perubahan Perubahan adalah proses transformasi suatu benda, wilayah atau sesuatu hal yang diakibatkan oleh sesuatu hal (Poerwadarminta, 1991:116). Perubahan dalam penelitian ini adalah perubahan debit Sungai Gung oleh karena perubahan penggunaan lahan di DAS Gung Hulu. 3. Penggunaan Lahan Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, flora, fauna dan bentukan-bentukan hasil budaya
6
manusia. Dalam hal ini lahan mempunyai arti ruang atau tempat (Jamulya dan Sunarto dalam Purnomo, 2000:1) Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi
kebutuhan
hidupnya
baik
materiil
maupun
spiritual.
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian (Arsyad,1989:207). Perubahan penggunaan lahan merupakan proses berubahnya penggunaan lahan dari pertanian ke penggunaan lahan non pertanian atau perkotaan. Perubahan penggunaan lahan dapat bersifat sementara. Jika lahan sawah beririgasi teknis berubah menjadi kawasan permukiman atau industri, maka perubahan penggunaan ini bersifat permanen. Akan tetapi, jika sawah tersebut berubah menjadi perkebunan tebu, maka perubahan penggunaan lahan tersebut bersifat sementara, karena pada tahun-tahun berikutnya dapat dijadikan sawah kembali. Perubahan penggunaan lahan permanen biasanya lebih besar dampaknya dari pada perubahan penggunaan lahan sementara (Zilkifli dalam Anam, 2008:5). 4. Daerah Aliran Sungai Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah
7
tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan dialirkan melalui sungai-sungai kecil (Asdak, 1995:4). Menurut kamus Webster, DAS adalah suatu daerah yang dibatasi oleh pemisah topografi, yang menerima hujan, menampung, menyimpan dan mengalirkan ke sungai dan seterusnya ke danau atau ke laut. DAS merupakan suatu ekosistem dimana didalamnya terjadi suatu proses interaksi antara faktor-faktor biotik, non biotik dan manusia. Sebagai suatu ekosistem, maka setiap ada masukan (input) ke dalamnya, proses yang terjadi dan berlangsung didalamnya dapat di evaluasi berdasarkan keluaran (output) dari ekosistem tersebut. Komponen masukan dalam ekosistem DAS adalah curah hujan, sedangkan keluaran terdiri dari debit air, muatan sedimen dan unsur hara. Komponen-komponen DAS yang berupa vegetasi, tanah dan saluran/sungai dalam hal ini bertindak sebagai prosessor (Supirin, 2004:183). 5. Debit Debit adalah volume air yang mengalir lewat suatu penampang melintang dalam alur (channel), pipa, akuifer, ambang dan sebagainya, per satuan waktu (Soemarto, 1999:51). Jenis debit sangat beragam, diantara pengertian debit yang lain, yaitu: Debit puncak atau debit banjir (qp, Qmaks) adalah besarnya volume air maksimum yang mengalir melalui suatu penampang melintang suatu sungai per satuan waktu, dalam satuan m³/detik. Debit minimum (Qmin) adalah besarnya volume air minimum yang mengalir melalui suatu penampang melintang suatu sungai per satuan
8
waktu, dalam satuan m³/detik (Dephut, 2009:4). Rasio debit merupakan perbandingan antara debit maksimum dan minimum atau dikenal dengan (KRS) koefisien regim sungai (Dephut, 2009:17). Pengertian debit juga dapat dibagi menjadi debit harian, debit bulanan dan debit tahunan. Debit tahunan adalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata debit suatu sungai dalam jangka waktu satu tahun dalam satuan (m³/dt) (Asdak, 2002:195), begitu juga dengan pengertian debit bulanan dan debit tahunan. Dalam penelitian ini debit yang dihitung adalah rasio debit. 6. Sungai Sungai adalah air yang besar, buatan alam, bermuara ke laut atau danau dan biasanya anak-anak sungai bermuara di sepanjang alirannya. Ada 3 tipe sungai berdasarkan konstansi alirannya : a. Mengalir sepanjang waktu (perennial). b. Mengalir hampir sepanjang waktu, kecuali pada musim kering luar biasa,
penguapan/peresapan
melampaui
aliran
yang
diperlukan
(intermitten, terputus-putus). c. Mengalir dalam waktu singkat, yakni hanya pada waktu turun hujan atau periode hancur salju (ephemeral). (Mustofa dan Sektiyawan, 2007 : 426) Dalam penelitian ini sungai yang dimaksud adalah Sungai Gung dan berdasarkan konstansinya termasuk sungai yang mengalir sepanjang waktu atau perennial.
9
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi kawasan terbangun di DAS Gung Hulu dari tahun 1996 sampai 2007. 2. Rasio debit Sungai Gung tahun 1996 sampai 2007 pada DAS Gung Hulu. 3. Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit Sungai Gung.
E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah dan Air. 2. Sebagai pertimbangan pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Tegal dalam kebijakan penentuan arah pembangunan daerah.
F. Sistematika Skripsi Hasil penelitian ini disusun dengan menggunakan sistematika skripsi yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi, meliputi sampul, lembar judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan penguji, lembar pernyataan, lembar motto dan persembahan, sari, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
10
Bagian isi skripsi terdiri atas lima bagian yang dapat diperinci sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi. BAB II. LANDASAN TEORI. Berisi kajian secara teoritis mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian meliputi pengertian ekosistem DAS, daur hidrologi, penggunaan lahan, dan debit aliran. BAB III. METODE PENELITIAN. Memuat metode dalam penelitian, meliputi; obyek penelitian, variabel penelitian, jenis-jenis data, metode, alat dan bahan, teknik analisis data serta langkah-langkah penelitian. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Memuat penjelasan mengenai kondisi umum daerah penelitian, meliputi; letak dan luas, hidrologi, topografi, tanah, iklim, geomorfologi, penduduk. Penggunaan lahan, meliputi; penggunaan lahan tahun 1996, penggunaan lahan tahun 2007 dan perubahan penggunaan lahan. Rasio debit dan dampak antara perubahan penggunaan lahan terhadap debit serta pembahasannya. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN, berisi tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian. Bagian akhir skripsi, meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ekosistem DAS Ekosistem DAS merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap DAS. Aktifitas dalam DAS yang menyebabkan perubahan ekosistem, misalnya perubahan tata guna lahan, khususnya di daerah hulu dapat memberikan dampak pada daerah hilir berupa perubahan fluktuasi debit air dan kandungan sedimen serta material terlarut lainnya. Adanya keterkaitan antara masukan dan keluaran pada suatu DAS ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis dampak suatu tindakan atau aktifitas pembangunan di dalam DAS terhadap lingkungannya, khususnya hidrologi. Nilai tingkat kualitas suatu DAS atau sub-DAS, dapat diukur dari dua parameter yang secara teoritis dan praktis dapat dianalisa untuk digunakan. Parameter tersebut adalah tingkat erosi yang alami, dalam hal ini sedimen, dan fluktuasi debit sungai yang mengalir dalam beberapa kodisi curah hujan yang berbeda. Kedua perameter diatas, merupakan gambaran dari ekosistem dan karakteristik suatu DAS. Ekosistem dalam hal ini adalah suatu interaksi antara faktor-faktor sumber daya biotik, nonbiotik dan sumber daya manusia dalam DAS (Suripin, 2004:185). Suatu DAS adalah daerah yang dianggap sebagai wilayah dari suatu titik tertentu pada suatu sungai dan dipisahkan dari DAS-DAS di sebelahnya
11
12
oleh pembagi (divide) atau punggung bukit/gunung dapat di telusuri pada peta topografi (Linsley dan Franzini, 1994:10). Manusia adalah salah satu komponen yang penting. Sebagai komponen yang dinamis, manusia dalam menjalankan aktifitasnya seringkali mengabaikan dampak pada salah satu komponen lingkungannya dan dengan demikian, mempengaruhi ekosistem secara keseluruhan. Dalam mempelajari ekosistem DAS, daerah aliran sungai biasanya di bagi menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Secara biogeofisik, daerah hulu DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut; merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (lebih besar dari 15%), bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan. Ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS. Perlindungan ini antara lain dari segi tata air. Perubahan lanskap termasuk perubahan tata guna lahan dan/atau pembuatan bangunan konservasi yang dilaksanakan di daerah hulu DAS tidak hanya akan memberikan dampak di daerah dimana kegiatan tersebut berlangsung (hulu DAS), tetapi juga akan menimbulkan dampak didaerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit dan transpor sedimen serta material terlarut dalam sistem aliran air lainnya (Asdak, 2002:12).
13
B. Daur Hidrologi Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa. Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang berlangsung terus-menerus, dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana berawalnya dan kapan pula akan berakhir. Serangkaian peristiwa tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrolic cycle) (Supirin, 2004:134). Persediaan air segar dunia hampir seluruhnya didapatkan dalam bentuk hujan sebagai hasil dari penguapan air laut. Proses-proses yang tercakup dalam peralihan uap lengas dari laut ke daratan dan kembali ke laut lagi membentuk apa yang dinamakan daur hidrologi (Linsley dan Franzini, 1994:9). Daur atau siklus hidrologi adalah gerakan air ke udara, kemudian jatuh kepermukaan tanah, dan akhirnya mengalir ke laut kembali (Soemarto, 1999:2). Daur hidrologi secara alamiah dapat di tunjukkan seperti terlihat pada gambar 2.1, yaitu menunjukkan gerakan air dipermukaan bumi. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk dan dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup lainnya. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut atau badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses
14
evaporasi akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang bergunung maupun datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai hujan.
Gambar 2.1. Daur Hidrologi (Sumber: Asdak, 2002:9) Sebelum mencapai permukaan tanah air hujan tersebut akan tertahan oleh tajuk vegetasi. Sebagian dari air hujan tersebut akan tersimpan di permukaan tajuk/daun selama proses pembasahan tajuk, dan sebagian lainnya akan jatuh ke atas permukaan tanah melalui sela-sela daun (troughfall) atau mengalir ke bawah permukaan batang pohon (stemflow). Sebagian air hujan tidak akan pernah sampai dipermukaan tanah, melainkan terevaporasi kembali ke atmosfer (dari tajuk dan batang) selama dan setelah berlangsungnya hujan (interception loss). Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) kedalam tanah (infiltration). Sedangkan air hujan yang tidak terserap kedalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-
15
cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir diatas permukaan tanah ketempat yang lebih rendah (run off), untuk selanjutnya masuk kedalam sungai. Air infiltrasi akan tertahan didalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak vertikal ke tanah yang lebih dalam dan menjadi bagian dari air tanah (ground water). Air tanah tersebut, terutama pada musim kemarau, akan mengalir pelan-pelan ke sungai, danau atau tempat penampungan air alamiah lainnya (baseflow). Tidak semua air infiltrasi (air tanah) mengalir ke sungai atau tampungan air lainnya, melainkan ada sebagian air infiltrasi yang tetap tinggal dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer melalui permukaan tanah (soil evaporation) dan melalui permukaan tajuk vegetasi (transpiration). Dengan menelaah konsep daur hidrologi secara lebih luas, maka pengertian istilah daur lalu dapat digunakan sebagai konsep kerja untuk analisis dari berbagai permasalahan, misalnya dalam perencanaan dan evaluasi pengelolaan DAS. Gabungan evaporasi uap air hasil proses transpirasi dan intersepsi dinamakan evapotranspirasi. Sedang air larian dan air infiltrasi akan mengalir ke sungai sebagai debit aliran (discharge) (Asdak, 2002:191).
16
C. Penggunaan Lahan Lahan menurut FAO diartikan sebagai suatu wilayah permukaan bumi yang mempunyai sifat-sifat biosfer secara vertikal diatas maupun di bawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah, geologi, geomorfologi, hidrologi, vegetasi, dan binatang, serta hasil aktifitas manusia dimasa lampau maupun masa sekarang dan perluasan sifat-sifatnya tersebut mempunyai pengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia disaat sekarang maupun dimasa yang akan datang (Arsyad, 1989:207). Lahan adalah suatu daerah di permukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu seperti iklim, struktur batuan, bentuk-bentuk lahan, proses pembentukkan
lahan,
tanah,
air,
vegetasi
dan
penggunaan
lahan
(Mangunsukarjo dalam Purnomo, 2000:1). Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil maupun spiritual (Arsyad, 1989:207). Penggunaan lahan merupakan elemen daerah aliran sungai (DAS) yang sangat menentukan besar aliran dari curah hujan yang menyebabkan banjir.
Kondisi
penggunaan
lahan
dalam
daerah
pengaliran
akan
mempengaruhi hidrograf sungainya. Daerah hutan yang ditutupi hutan lebat sulit menghasilkan limpasan permukaan karena kemampuan infiltrasinya sangat besar. Jika daerah hutan ini dijadikan kawasan pembangunan dan dikosongkan terlebih dahulu dengan menebang hutan, maka kapasitas infiltrasi akan turun disebabkan kemampatan tanah pada permukaan tanah.
17
Dengan demikian aliran hujan akan mudah terkumpul kehilir sungai-sungai yang akhirnya dapat menyebabkan banjir yang tidak terjadi pada keadaan sebelumnya (Liesnoor, 1995:25). Penggunaan lahan menurut Arsyad, dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan pertanian dibedakan dalam garis besar kedalam macam penggunaan lahan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditi yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan tersebut. Berdasarkan hal ini dikenal macam penggunaan lahan seperti tegalan, sawah, perkebunan, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung, padang alang-alang, dan sebagainya. Sedangkan penggunaan lahan non pertanian dapat dibedakan ke dalam penggunaan kota atau desa (permukiman), industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya (Arsyad, 1989:207). Badan Pusat Statistik menggolongkan penggunaan lahan yaitu: sawah, pemukiman, tegalan, perkebunan, hutan dan lain-lain (BPS dalam Sinukaban, 2005:2). Sedangkan penggolongan penggunaan lahan menurut Mallingreau terdiri dari: tanah terbuka, semak, jalan aspal/jalan tanah/jalan batu/jalan tegalan tanpa teras, tegalan dengan teras, sawah tadah hujan, kebun campuran, belukar, sawah irigasi, permukiman, hutan, perkebunan. Pengenalan penggunaan lahan dilakukan atas dasar penggolongan jenis penggunaan lahan tertentu seperti uraian diatas, dalam hal ini digunakan penggolongan penggunaan lahan dari Mallingreau terdiri dari 7 golongan,
18
yaitu: tanah terbuka, semak dan belukar, tegalan tanpa teras dan tegalan dengan teras, sawah tadah hujan dan sawah irigasi, permukiman dan jalan aspal/jalan tanah/jalan batu/jalan, hutan, perkebunan dan kebun campuran. Memahami hubungan antara penggunaan lahan dan aliran air ke daerah hilir memiliki arti yang sangat penting karena permintaan air bagi produksi pertanian, industri dan kebutuhan domestik terus meningkat, sementara suplai tetap. Dalam banyak kasus, kekhawatiran akan dampak penggundulan hutan pada kualitas, kuantitas dan keteraturan aliran air dari hulu, merupakan dasar diterapkannya aturan penggunaan lahan. Suatu aturan penggunaan lahan seringkali mengakibatkan makin terbatasnya kesempatan masyarakat hulu untuk hidup sesuai dengan cara yang mereka inginkan atau anggap cocok.
D. Debit Aliran Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik perdetik (m³/dt). Dalam laporan-laporan teknis debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karakteristik perubahan biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal (Asdak, 2002:191).
19
Debit sungai akan selalu berubah setiap saat sehingga untuk mengkuantitatifkannya diperlukan angka tertentu. Angka debit sekian m³/detik menunjukkan debit sesaat pada suatu pos pengukur debit. Angka yang bervariasi tersebut dapat di sajikan secara grafik yang disebut hidrograf. Hidrograf adalah penyajian secara grafik variasi atau keragaman debit menurut waktu. Dari hidrograf tersebut kita dapat mengetahui berapa besar volume air yang melalui pos pengukur debit dalam satuan waktu tertentu (Soemarto, 1999:52). Debit tahunan adalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata debit suatu sungai dalam jangka waktu satu tahun dalam satuan (m³/dt). Nilai ini diperoleh dari hasil bagi antara debit bulanan dalam waktu satu tahun di bagi jumlah bulan dalam satu tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi jumlah debit dalam satu tahun selama jangka waktu yang lama sangat beragam. Diantaranya; curah hujan, perubahan tata guna lahan dan penutup lahan di DAS yang bersangkutan, faktor fisik tanah dan batuan disekitar sungai, banyaknya vegetasi penutup terutama hutan, bentuk dan kemiringan DAS, panjang sungai, luasan DAS, serta yang tidak kalah penting adalah faktor manusia dan aktivitasnya di DAS tersebut. Semuanya ini sangat berpengaruh dalam ekosistem DAS. Teknik pengukuran debit aliran langsung dilapangan pada dasarnya dapat dilakukan melalui empat kategori (Gordon et al., 1992):
20
1) Pengukuran volume air sungai. 2) Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas penampang melintang sungai. 3) Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang dialirkan dalam aliran sungai (substance tracing method). 4) Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit seperti weir (aliran air lambat) atau flume (aliran air cepat). Pengukuran debit yang umum dan paling banyak dipraktekkan pada aliran sungai menggunakan kategori kedua, yaitu dengan bantuan current meter atau sering dikenal sebagai pengukuran debit melalui pendekatan velocity-area method. Besarnya debit dihitung dengan menggunakan persamaan : Q
=
A.V
Keterangan Q = Debit aliran A =
Luas penampang melintang (m²)
V = Kecepatan aliran (m/dt) Hal yang agak memerlukan perhatian adalah menentukan angka kecepatan aliran sungai rata-rata. Lebar sungai, kedalaman, kemiringan dan geseran
tepi
dan
dasar
sungai
adalah
faktor-faktor
yang
perlu
dipertimbangkan. Geseran tepi dan dasar sungai akan menurunkan kecepatan aliran terbesar pada bagian tengah dan terkecil pada bagian dasar sungai (Asdak, 2002:195).
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian Obyek penelitian berupa Daerah Aliran Sungai (DAS), dimana kajian meliputi kondisi penggunaan lahan yang menjadi parameter fluktuasi debit aliran sungai pada DAS Gung Hulu.
B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Perubahan penggunaan lahan, yaitu penggunaan lahan tahun 1996 dan tahun 2007. Pengelompokan unit-unit penggunaan lahan yang digunakan disini adalah dari Mallingreau dan Rosalia yang terdiri dari; laut, danau, tambak, sungai, irigasi, pertanian, hutan, perkebunan, semak, lahan kritis, lahan
pantai,
singkapan
batuan,
lava
lahar,
gosong
pantai,
permukiman/kota,kampung/desa,bandara,jaringantransportasi/komunikasi, rekreasi. Dalam penelitian ini lebih di persempit lagi menjadi tujuh jenis penggunaan lahan, yaitu: hutan, kebun campuran, sawah, tegalan, tanah kosong, semak/belukar dan permukiman. Untuk menentukan jenis-jenis penggunaan lahan ditentukan dengan cara interpretasi citra melalui unsurunsur interpretasi citra. Penggunaan lahan didapat dengan cara interpretasi dan digitasi citra Landsat TM 7, citra Quickbird serta peta Rupa Bumi Indonesia.
21
22
2. Debit, dalam penelitian ini ditekankan pada nilai rasio debit maksimum dan minimum dalam satu tahun (KRS). Dalam penelitian ini debit yang dianalisis adalah debit selama 11 tahun, dari tahun 1996 sampai 2007. 3. Curah hujan, curah hujan yang dimaksud adalah rata-rata curah hujan tahunan di empat stasiun hujan. Empat curah hujan tersebut yaitu: Danawarih, Bojong, Bumijawa dan Kemaron. Dalam penelitian ini curah hujan yang dianalisis adalah curah hujan selama 11 tahun. 4. Dampak, adalah akibat yang ditimbulkan dari suatu kegiatan atau peristiwa. Dampak perubahan penggunaan lahan dalam penelitian ini antara lain terhadap debit aliran sungai maupun faktor lain yang berkaitan dengan ekosistem DAS.
C. Jenis-jenis Data 1. Data Primer Data primer terdiri dari data penggunaan lahan diperoleh dari interpretasi citra meliputi data macam-macam penggunaan lahan. 2. Data Sekunder Data sekunder terdiri dari data debit maksimum dan minimum tahunan dari catatan AWLR di Bendung Danawarih yang diperoleh dari PSDA Pemali-Comal, data rata-rata curah hujan tahunan masing-masing stasiun yang terdapat di DAS Gung dari DPU Kabupaten Tegal bagian hidrologi, data fisik DAS, meliputi; bentuk DAS, luasan (Km²) dan panjang sungai utama dari PSDA Jawa Tengah bagian Hidrologi. Juga
23
data penduduk di DAS Gung Hulu dari BPS, peta rupa bumi Indonesia, meliputi lembar; Bumijawa, Sirampog, Balapulang dan Lebaksiu skala 1 : 25.000 dari outlet Bakosurtanal serta citra satelit dari LAPAN.
D. Metode Pengumpulan Data Dalam
memperoleh
informasi
untuk
mengorientasi
dan
menganalisis data, penelitian ini memakai tiga jenis metode, yaitu: 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder yang berupa catatan resmi dari suatu instansi-instansi tertentu yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu: BPS untuk mencari data kependudukan dan administrasi wilayah, BAPPEDA untuk izin penelitian, DPU Bagian Pengairan untuk mencari data curah hujan, PSDA untuk mencari data debit maksimum dan minimum tahun 1996 – 2007. Peta rupa bumi Indonesia lembar Bumijawa, Sirampog, Balapulang dan Lebaksiu tahun 2001 skala 1 : 25.000 digunakan sebagai acuan dalam penentuan lokasi obyek dan pembuatan peta penggunaan lahan, Citra Landsat TM 7 tahun 1996 dan Quickbird tahun 2007 digunakan untuk pembuatan peta perubahan penggunaan lahan. 2. Metode Observasi Dalam penelitian ini metode observasi yang digunakan adalah observasi tidak langsung. Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau
24
fenomena yang ada pada objek penelitian. Sedangkan observasi tidak langsung
adalah
pengamatan
yang
dilakukan
tidak
pada
saat
berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau obyek yang diteliti (Tika, 2005:45). Waktu observasi dalam penelitian ini, awal tahun 2009 dengan kajian selama 11 tahun, antara tahun 1996 sampai dengan tahun 2007. Semua data diperoleh melalui kajian pustaka, pengamatan langsung di lapangan, data dari instansi terkait dan tidak dilakukan eksperimen secara langsung. 3.
Metode Wawancara Wawancara (interview) adalah salah satu bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian pada umumnya. Informasi tentang dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit juga diperoleh dengan metode ini. Informan atau narasumber diambil dari orang-orang yang berkaitan langsung dengan keberadaan DAS Gung Hulu, baik dari instansi pemerintah maupun dari penduduk sekitar.
E. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk pengumpulan data: 1. Seperangkat alat komputer dan perangkat lunak SIG untuk pengolahan, manipulasi, tumpangsusun, klasifikasi, analisis serta penampilan data dan informasi. Berupa software ER Mapper 7.0 dan Arc View 3.3.
25
2. Alat tulis dan gambar 3. Kamera untuk keperluan dokumentasi. Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data meliputi: 1. Data rekaman hujan daerah penelitian tahun 1996 – 2007. 2. Data rekaman debit maksimum dan minimum Sungai Gung tahun 1996 – 2007. 3. Citra Landsat TM 7 tahun 1996 dan Citra Quickbird tahun 2007. 4. Peta rupa bumi Indonesia lembar Bumijawa, Sirampog, Balapulang dan Lebaksiu skala 1 : 25.000.
F. Teknik Analisis Data 1. Analisis SIG Analis SIG dalam penelitian ini menggunakan teknik overlay, jenis peta yang di overlay adalah peta penggunaan lahan tahun 1996 dan peta penggunaan lahan tahun 2007 yang kemudian diperoleh peta perubahan penggunaan lahan. Langkah awal dalam pembuatan peta adalah persiapkan peta yang diperlukan yaitu peta penggunaan lahan tahun 1996 dan tahun 2007 yang didapat dari citra Landsat TM 7 tahun 1996 dan citra Quickbird tahun 2007, setelah peta yang diperlukan siap kemudian panggil program ArcView dengan cara pilih start menu, buat theme baru, kemudian masukkan koordinat peta yang akan didigitasi, langkah berikutnya adalah melakukan digitasi. Setelah langkah digitasi selesai selanjutnya peta
26
penggunaan lahan tahun 1996 dan tahun 2007 tersebut di overlay, hasil dari overlay digunakan untuk memperoleh data perubahan penggunaan lahan yang terjadi antara tahun 1996 sampai tahun 2007. 2. Analisis Rasio Debit Kondisi DAS dapat dievaluasi secara makro dengan nisbah debit maksimum-minimum (Qmax/Qmin) atau yang lebih dikenal dengan Rasio Debit. Rasio debit merupakan perbandingan antara debit maksimum dan minimum (KRS). DAS dengan kondisi baik bila rasio debitnya kecil, artinya rasio antara debit di musim hujan dengan di musim kemarau kecil. Tabel 3.1. Klasifikasi Nilai KRS Kelas Skor No Nilai KRS 1 < 50 Baik 1 2 50 – 120 Sedang 3 3 > 120 Jelek 5 Sumber: Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS Dephut, 2009 Apabila rasio debit DAS besar, bisa dikatakan DAS tersebut kritis. DAS dikatakan baik bila nilai KRS (Koefisien Regim Sungai) kurang dari 50, antara 50 sampai 120 DAS dalam keadaan kritis, lebih dari 120 DAS tergolong sangat kritis. Hal ini disebabakan pada saat musim hujan, air hujan yang jatuh ke bumi sedikit sekali yang masuk ke tanah atau terinfiltrasi, langsung menjadi aliran air permukaan, sehingga cadangan air tanah berkurang dan debit sungai menjadi besar. Sebaliknya, pada saat musim kemarau, debit sungai kecil. Karena sedikit sekali air yang
27
mengalir melalui tubuh sungai baik dari hujan, mata air maupun limpasan dari air tanah. 3. Analisis Deskriptif Analisis data secara deskriptif penting untuk menjelaskan data yang bersifat kualitatif, baik dalam bidang Geografi Sosial maupun Geografi Fisik. Penggambaran tentang suatu dampak alih fungsi lahan dimaksudkan untuk mengetahui implikasi perubahan penggunaan lahan di DAS Gung Hulu terhadap jumlah debit sungai, fluktuasi debit, rasio debit tiap tahun, maupun dampak sosialnya.
G. Langkah-langkah Penelitian 1. Langkah Pertama a. Studi
kepustakaan
tentang
literatur-literatur,
buku-buku,
surat
kabar/majalah/buletin serta dari jurnal dan internet yang ada kaitannya dengan obyek dan daerah penelitian. b. Menyiapkan surat-surat perijinan untuk penelitian. c. Menyiapkan data acuan yang berupa peta-peta yang dipergunakan sebagai acuan. d. Penyiapan data peta dasar dan citra penginderaan jauh, berupa citra Landsat TM 7 tahun 1996 dan Quickbird 2007 lokasi penelitian. e. Penyiapan peralatan yang digunakan untuk pemrosesan data dan analisis yang meliputi hardware dan software, yaitu seperangkat komputer dan program Arc View 3.3 dan ER Mapper 7.0.
28
2. Langkah Kedua a. Membuat peta dasar berdasarkan peta rupa bumi Indonesia lembar Bumijawa, Sirampog, Balapulang dan Lebaksiu Skala 1 : 25.000. b. Interpretasi citra Landsat TM 7 Tahun 1996. Sebelum interpretasi dilakukan, untuk citra Landsat TM 7 dilakukan beberapa prosedur, yaitu. 1) Koreksi Geometrik Langkah ini bertujuan untuk perbaikan geometrik citra yang belum terkoreksi yang sudah memiliki titik-titik referensi (rektifikasi) citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis. 2) Cropping Data (Pemotongan Citra) Langkah ini dilakukan untuk membatasi daerah mana yang akan dipetakan tidak mengalami pergeseran saat dilakukan digitasi. 3) Penajaman Citra Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kontras warna dan cahaya dari suatu citra sehingga memudahkan untuk interpretasi dengan menggunakan RGB. Kemudian, interpretasi citra Landsat TM 7 dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur interpretasi yaitu rona dan warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situ serta asosiasi. Dari hasil interpretasi citra Landsat TM 7 diperoleh peta penggunaan lahan tahun 1996 DAS Gung Hulu.
29
c. Interpretasi citra Quickbird tahun 2007 Langkah awal yang dilakukan dalam interpretasi citra Quickbird tahun 2007 adalah pemotongan citra (Cropping Data), dengan tujuan untuk membatasi daerah yang akan dipetakan. Langkah selanjutnya sama seperti langkah citra Landsat TM 7 Hasil dari interpretasi ini adalah peta penggunaan lahan 2007 DAS Gung Hulu. 3. Langkah Ketiga a. Cek lapangan untuk mengetahui macam-macam penggunaan lahan b. Uji ketelitian interpretasi peta awal dengan menggunakan data yang diperoleh dari cek lapangan 4. Langkah Keempat a. Overlay peta penggunaan lahan tahun 1996 dan tahun 2007 yang menghasilkan peta penggunaan lahan tahun 1996 dan 2007. b. Pengolahan data debit Sungai Gung tahun 1996 dan 2007. 5. Langkah Kelima Langkah kelima adalah analisis dari data peta perubahan penggunaan lahan vegetasi menjadi kawasan terbangun dan data perubahan debit aliran Sungai Gung untuk mencari hubungannya dengan memakai program SPSS serta mengecek silang data curah hujan. 6. Langkah Keenam Langkah keenam adalah penyajian hasil penelitian.
30
Data Debit Sungai Tahun
Rasio debit
Peta Rupa Bumi Indonesia, Peta Kemiringan Lereng, Peta Tanah, Peta Geomorfologi
Citra Landsat TM 7 1996
Citra Quickbird 2007
Digitasi
Interpretasi
Interpretasi
Peta Administrasi DAS Gung Hulu, Peta Pola aliran DAS, Peta Kemiringan Lereng, Peta Jenis Tanah, Peta Polygon Thiesen, Peta Geomorfologi
Peta Penggunaan Lahan Tahun 1996
Peta Penggunaan Lahan Tahun 2007
Cek Lapangan Overlay
Perubahan Debit Aliran Tahun 1996-2007
Peta Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1996-2007
Analisis
Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil dalam kegiatan penelitian ini meliputi keadaan umum daerah penelitian, yaitu fisik (letak dan luas DAS Gung Hulu, topografi, tanah, geomorfologi, iklim, hidrologi) dan sosial (jumlah penduduk dan kepadatan penduduk), penggunaan lahan tahun 1996, penggunaan lahan tahun 2007, perubahan penggunaan lahan lahan antara tahun 1996 sampai tahun 2007, dan perubahan debit Sungai Gung Hulu. 1. Kondisi Umum Daerah Penelitian a. Letak dan Luas DAS Gung Hulu. Letak DAS Gung Hulu secara administratif berada di Kabupaten Tegal meliputi Kecamatan Bumijawa, Kecamatan Bojong, Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Balapulang. DAS Gung Hulu bagian dari wilayah DAS Gung di Jawa Tengah, merupakan DAS terbesar di Kabupaten Tegal. Secara geografis DAS Gung Hulu dibatasi oleh; 1) Utara
: DAS Gung hilir, DAS Cacaban
2) Barat
: DAS Pemali,
3) Selatan
: DAS Serayu,
4) Timur
: DAS Rambut, DAS Comal.
31
32
Gambar 4.1. Peta Administrasi DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal
33
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Balapulang, Lebaksiu, Sirampog dan Bumijawa Skala 1 : 25.000, secara astronomis DAS Gung Hulu terletak antara 109°07’05” BT - 109°12’48” BT dan 07°04’02” LS - 07°14’59” LS. Terletak di lereng utara Gunung Slamet dengan luas 11.982,559 ha atau 119,82 km2 dari total luas DAS Gung sebesar 139,90 km2. DAS Gung hulu melintasi 29 desa di 4 kecamatan, antara
lain
Kecamatan
Balapulang
(Karangjambu,
Cilongok,
Tembongwah, Danareja, Sangkanjaya, Kalibakung, Pagerwangi, dan Danawarih),
Kecamatan
Jatinegara
(Mokaha,
Kedungwungu,
Penyalahan dan Argatawang), Kecamatan Bojong (Tuwel, Rembul, Dukuhtengah, Kedawung, Suniarsih, Bojong, Lengkong, Batunyana, Karangmulya, Buniwah, Danasari dan Cikura) serta Kecamatan Bumijawa (Guci, Bumijawa, Sokatengah, Sokasari dan Sumbaga). b. Hidrologi Kegiatan erosi dan tektonik menghasilkan bentuk-bentuk lembah sebagai tempat pengaliran air, selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu yang disebut sebagai pola aliran. Pola aliran ini sangat berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi erosi dan sejarah bentuk bumi. Sistem pengaliran yang berkembang pada permukaan bumi secara regional dikontrol oleh kemiringan lereng, jenis dan ketebalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan kerapatan vegetasi serta kondisi iklim.
34
Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto udara, terutama pada skala yang besar. Percabangan-percabangan erosi yang kecil pada permukaan bumi akan tampak dengan jelas, sedangkan pada skala menengah akan menunjukkan pola yang menyeluruh sebagai cerminan jenis batuan, struktur geologi dan erosi. Pola pengaliran pada batuan yang berlapis sangat tergantung pada jenis, sebaran, ketebalan dan bidang perlapisan batuan serta geologi struktur seperti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan. Secara fisik DAS Gung Hulu merupakan bagian wilayah DAS Gung. Panjang dari sungai utamanya adalah 72,57 km, sedangkan panjang Sungai Gung Hulu 24,591 km. Secara umum pola aliran DAS Gung Hulu adalah Pararel, degan bentuk modifikasi Pinnate. Pada umumnya menunjukkan daerah yang berlereng sedang sampai agak curam dan dapat ditemukan pula pada daerah bentuk lahan perbukitan yang memanjang. Sering terjadi pola peralihan antara pola dendritik dengan pola paralel atau trellis. Bentuk lahan perbukitan yang memanjang dengan pola pengaliran paralel mencerminkan perbukitan tersebut dipengaruhi oleh perlipatan.yang biasanya di temui pada daerah dengan kemiringan lereng curam pada daerah pegunungan. Bentuk DAS Gung Hulu memanjang dengan luas daerah pengaliran 119,82 km2, hal ini menyebabkan debit sungai menjadi kecil dan menunjukkan jika turun hujan, air hujan untuk terkumpul dalam sistem sungainya diperlukan waktu yang agak lama, demikian juga waktu yang
35
Gambar 4.2. Peta Pola Aliran DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal
36
dibutuhkan air untuk dapat mencapai outlet DAS relatif lama dibandingkan dengan DAS yang berbentuk bulat. Anak-anak Sungai Gung antara lain Sungai Erang, Sungai Blembeng, Sungai Longkrang, Sungai Ontong, Sungai Luwu, Sungai Wuluh, Sungai Lumpang, Sungai Blombong dan Sungai Ranggem. c. Topografi DAS Gung Hulu mempunyai kenampakan topografi yang bervariasi dari lereng datar, landai, miring, terjal hingga sangat terjal. Topografi datar berada di ujung bagian utara atau di outlet DAS, topografi landai berada di bagian utara dan tengah, topografi miring berada di barat dan timur DAS, topografi terjal terdapat merata di lereng gunung maupun bukit dan sangat terjal berada di sebelah selatan. Dalam penelitian ini kemiringan lereng dibagi menjadi 5 kelas kemiringan lereng, yaitu: datar (0 – 2%), landai (3 – 5%), miring (6 – 10%), terjal (11 – 30%) dan sangat terjal (31 – 45%). Berdasarkan pembagian kelas kemiringan lereng diketahui bahwa lereng datar (0 – 2 %) yang ketinggiannya 250 – 350 meter dari permukaan air laut berada di Kecamatan Balapulang (Pagerwangi, Danawarih, Kalibakung, Sangkanjaya, Cilongok, Karangjambu). Lereng landai (3 – 5%), berketinggian 250 – 1050 meter tersebar di Kecamatan Jatinegara (Mokaha, Kedungwungu, Penyalahan dan Argatawang),
Kecamatan
Balapulang
(Cilongok,
Karangjambu,
Kalibakung), Kecamatan Bojong (Tuwel, Rembul, Bojong, Lengkong,
37
Gambar 4.3. Peta Kemiringan Lereng DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal
38
Karangmulya, Batunyana, Buniwah). Miring (6 – 10%), dengan tinggi 350 sampai 1150 meter menempati wilayah Kecamatan Balapulang (Tembongwah, Cilongok, Karangjambu, Kalibakung), serta Kecamatan Bojong (Buniwah, Bojong, Batunyana, Lengkong, Karangmulya, Suniarsih,
Danasari,
Cikura,
Tuwel,
Rembul,
Dukuhtengah,
Kedawung), Kecamatan Bumijawa (Sokasari, Sokatengah, Sumbaga, Bumijawa, Guci). Terjal (11 – 30%) dengan tinggi 450 – 1650 meter terdapat di Kecamatan Balapulang (Kalibakung, Karangjambu, Pagerwangi,
Danareja),
Kecamatan
Jatinegara
(Kedungwungu,
Argatawang), Kecamatan Bojong (Batunyana, Tembongwah, Danasari, Rembul) serta Bumijawa (Guci, Sokasari, Sokatengah). Sangat terjal (31 – 45%) dan tingginya dari 500 – 3400 meter berada di Kecamatan Balapulang
(Danareja),
Kecamatan
Jatinegara
(Kedungwungu,
Argatawang), Kecamatan Bumijawa (Bumijawa, Guci) dan Kecamatan Bojong (Tuwel, Rembul, Dukuhtengah, Kedawung). d. Tanah Jenis tanah di daerah penelitian terdiri dari atas 10 jenis tanah yaitu: Typic Distrudepts, Aquic Hapludands, Typic Udorthents, Typic Epiaquepts,
Oxiaquic
Eutrudepts,
Vertic
Eutrudepts,
Eutrudept,
Hapludands. Berikut penjelasannya:
Chromic
Lhitic
Hapluderts,
Dystrudepts
dan
Typic Typic
39
1) Typic Distrudepts Typic distrudepts merupakan tanah dengan golongan (ordo) inceptisol. Typic distrudepts adalah tanah permulaan yang tidak mempunyai bahan sulfidik pada kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan tanah mineral dan pada salah satu subhorison atau lebih. Terletak pada kedalaman antara 20 dan 50 cm dari permukaan tanah mineral, mempunyai nilai N 0,7 atau kurang. Mengandung liat kurang dari 8% pada salah satu sub horison dan mempunyai salah satu atau lebih sifat-sifat tidak subur, kejenuhan basa rendah dan terdapat di daerah lembab. Tanah ini mempunyai kedalaman tanah yang sangat dalam, drainase baik, tekstur tanah halus, struktur tanah gumpal, dengan pH masam (<4,5 – 5,5). 2) Typic Hapludands Tanah dengan golongan (ordo) inceptisol, mempunyai kedalaman tanah sangat dalam. Typic hapludands adalah tanah hitam, baik tertimbun (buried) atau tidak yang mempunyai horison dengan sifat andik setebal 35 cm atau lebih (kumulatif) pada kedalaman 60 cm pada bagian paling atas dari tanah mineral atau sampai permukaan lapisan organik yang mempunyai syarat sifat tanah andik, dipilih yang lebih dangkal, mempunyai regim kelembapan udik. Tanah ini mempunyai drainase baik, tekstur tanah sedang, stuktur remah, dengan pH tanah masam(<4,5 – 5,5).
40
3) Typic Udorthents Typic Udorthents merupakan subgroup tanah yang terdiri dari great group Udhorthent, sub ordo Orthent, dan ordo Entisol. Typic Udhorthents adalah tanah mineral yang tidak mempunyai horizon pedogen yang jelas di dalam satu meter permukaan tanah. Tanah ini juga merupakan tanah yang baru berkembang, walaupun demikian tanah ini tidak hanya berupa bahan asal atau bahan induk tanah saja, tetapi sudah terjadi proses pembentukan tanah yang menghasilkan epipedon okhrik. Akumulasi garam, besi oksida dan lain lain, tapi pada kedalaman lebih dari satu meter. Pada tanah ini juga ditemukan epipedon antropik, horizon albik dan agrik. Tanah ini merupakan tanah yang bertekstur lebih halus dari pasir halus berlempung, sruktur tanah gumpal dengan drainase lebih baik dari Aquent, bahan organik menurun teratur dengan kedalaman. Tanah ini terdapat didaerah humid atau lembab dan kondisinya aquik, dengan regim kedalaman udik. Terdapat bahan sulfidik sampai kedalaman mencapai 50 cm dari permukaan tanah
mineral, selalu jenuh air dan matriksnya
tereduksi pada semua horison di kedalaman 25 cm dari permukaan mineral. Memiliki kedalaman tanah yang dangkal, drainase terhambat, pH alkalis (7,5 -
8,5).
41
Gambar 4.4. Peta Jenis Tanah DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal
42
4) Typic Epiaquepts Tanah dengan orde Inceptisol yaitu golongan tanah yang baru berkembang dan belum matang dengan perkembangan profil tanah yang masih lemah dibandingkan tanah yang matang, mempunyai kelembapan aquik. Serta memiliki sifat-sifat tanah yang masih seperti pada bahan induknya seperti sifat berikut: epipedon histik, horison sulfirik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 50 cm dari permukaan tanah mineral. Terdapat epipedon okrik dan epipedon umbrik atau molik yang terletak langsung diatas suatu horison (atau suatu horison tersebut terletak pada kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan tanah) di dominasi oleh warna lembab dan sedikit bercak. Tanah ini mempunyai kedalaman sangat dalam, darainase terhambat, tekstur agak halus, struktur tanah granuler dengan gumpalan-gumpalan, pH tanah masam (<4,5 – 5,5). 5) Oxiaquic Eutrudepts Tanah dengan golongan Inceptisol yaitu golongan tanah yang baru berkembang dan belum matang dengan perkembangan profil tanah yang masih lemah dibandingkan tanah yang matang, serta memiliki sifat-sifat tanah yang masih seperti pada bahan induknya. Tanah ini mempunyai kedalaman tanah sangat dalam, drainase terhambat, tekstur agak halus, struktur tanah lemah dengan pH tanah netral (6,5 – 7,5).
43
6) Chromic Hapluderts Tanah
dengan
golongan
(ordo)
Vertisol.
Vertisol
merupakan tanah lempungan yang berat dengan kadar lempung diatas 30% disemua horison, ditandai dengan adanya jenis montmorilonit dan smektite. Adanya mineral lempung menyebabkan tanah memiliki daya kembang kerut yang kuat sesuai dengan kondisi kadar air atau menuruti keadaan basah kering. Pada kondisi basah bersifat sangat liat dan lekat, sedang pada kondisi kering bersifat sangat keras dan retak-retak, bahkan dapat membuat retakan sedalam 0 – 50 cm. Chromic Hapludetrs mempunyai kedalaman tanah yang sangat dalam, drainase sedang, teksturnya halus, struktur gumpal, dangan pH tanah netral (6,5 – 7,5). 7) Typic Eutrudepts Typic Eutrudepts merupakan sub group tanah yang terdiri dari great group Eutrudepts, sub group udets dan ordo inseptisol. Typic eutrudepts adalah tanah sangat dalam yang tidak memiliki bahan sulfidik pada kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan tanah mineral dan pada salah satu sub horizon atau lebih terletak pada kedalaman antara 20 cm dan 50 cm dari permukaan tanah mineral, mempunyai nilai N 0,7 atau kurang, mengandung liat kurang dari 8% pada satu sub horizon dan mempunyai salah satu atau lebih sifat: epipedon umbrik, mollik, histik atau plaggen, horizon kambik, mempunyai fragipan. Tanah ini mempunyai sifat
44
hummid (lembab) karena terdapat di daerah lembab dan juga eutr, yang menunjukkan bahwa tanah ini subur dan kejenuhan basa tinggi. Tanah ini mempunyai drainase baik, tekstur tanah halus, struktur tanah granuler, dengan pH agak masam (5,5 – 6,5). 8) Vertic Eutrudepts Vertic Eutrudepts merupakan sub group tanah yang terdiri dari great group Eutrudepts, sub group udets dan ordo inseptisol. Tanah yang baru berkembang ini adalah tanah permulaan yang tidak mempunyai bahan sulfidik pada kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan tanah mineral dan pada salah satu subhorison atau lebih. Mempunyai regim temperatur tanah termik, mesik atau frigid, mempunyai retakan–retakan yang terbuka dan sedikit bercak. Mengandung liat kurang dari 8% pada salah satu sub horison dan mempunyai salah satu atau lebih sifat-sifat tidak subur, kejenuhan basa rendah dan terdapat di daerah lembab. Tanah ini mempunyai kedalaman tanah yang sangat dalam, drainase baik tekstur tanah halus, struktur tanah gumpal, dengan pH masam (<4,5 – 5,5). 9) Aquic Hapludands Aquic Hapludands merupakan sub group tanah yang terdiri dari great group udands, sub group udets dan ordo andisol. Aquic Hapludands merupakan jenis tanah yang telah berkembang, berpenampang sedang yaitu berkisar antara 50 – 90 cm, tekstur halus, berkerikil, drainase baik, permeabilitas sedang berkisar 2,0 –
45
6,25 cm/jam. Tanah ini menempati bagian dari pinggir daerah plato yang umumnya telah tererosi dengan bentuk wilayah bergelombang dan terbentuk dari breksi dan batu pasir kandungan unsur haranya cukup baik. Aquic Hapludands berstruktur halus, tanah agak dalam dengan tekstur liat, drainase sedang, warna kecoklatan, pHnya netral. Tanah ini berkembang pada daerah tropis dengan rezim temperatur (isohipertermik) perbedaan suhu antara musim kemarau dan musim °
penghujan kurang dari 5 C. 10) Lhitic Dystrudepts Lhitic Dystrudepts merupakan sub group tanah yang terdiri dari great group Dystrudepts, sub group udepts dan ordo inseptisol. Lhitic Dystrudepts merupakan jenis tanah dengan golongan yang baru berkembang dan belum matang dengan perkembangan profil tanah yang masih lemah dibanding tanah yang matang, serta memiliki sifat-sifat tanah yang masih seperti bahan induknya. Lhitic Dystrudepts memiliki ketebalan solum yang tebal dan kedalaman tanah yang dalam yaitu lebih dari 90 cm, drainase baik, permeabilitas sedang berkisar 2,0 – 6,25 cm/jam, warna kecoklatan, dan cukup masam. Bahan induknya dari abu dan tuf vulkan, tekstur lempung berdebu, struktur halus sampai gumpal agak bersudut, dengan konsistensi agak lekat dan agak plastis.
46
e. Iklim Secara umum kondisi iklim di daerah penelitian beriklim tropis dengan dua musim bergantian sepanjang tahun yaitu penghujan dan kemarau. Temperatur udara rata-rata pada satu bulan, minimum terjadi pada bulan Agustus yaitu 14,3°C dan maksimum pada bulan Mei yaitu 32,5°C. Tipe iklim DAS Gung Hulu ditentukan dengan metode Schmidt dan Ferguson, yaitu berdasarkan pada tipe curah hujan di daerah penelitian serta membandingkan variasi jumlah bulan kering (BK) dengan jumlah bulan basah (BB), yang dinyatakan dalam Q dan dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut. Q=
Jumlah Bulan Kering Jumlah Bulan Basah Berdasarkan nilai Q, Schmidt dan Ferguson menentukan iklim
di Indonesia menjadi delapan tipe/golongan iklim sebagai berikut. Tabel 4.1. Penentuan Tipe Iklim Indonesia Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Ferguson Klasifikasi A
Nilai Q 0 ≤ Q 0,143 0,143 ≤ Q < 0,333 0,333 ≤ Q < 0,600 0,600 ≤ Q < 1,000 1,000 ≤ Q < 1,670 1,670 ≤ Q < 3,000 3,000 ≤ Q < 7,000 7,000 ≥ Q
Tipe Iklim Sangat Basah Basah Agak Basah Sedang Agak Kering Kering Sangat Kering Luar Biasa Kering
B C D E F G H Sumber : Schmidt dan Ferguson dalam Anam, 2008: 38
Makin kecil nilai Q makin basah suatu tempat dan makin besar nilai Q maka makin kering suatu tempat. Perhitungan bulan basah (BB), serta
47
bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dapat dilihat pada lampiran. Dalam penentuan bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) Schmidt dan Ferguson menggunakan dasar karakteristik dari Mohr yaitu: 1) Bulan basah (BB) adalah bulan yang memiliki curah hujan lebih dari 100 mm. 2) Bulan kering (BK) adalah bulan yang memiliki curah hujan kurang dari 60 mm. 3) Bulan lembab (BL) adalah bulan yang memiliki curah hujan antara 60 – 100 mm. Data pada stasiun hujan di DAS Gung Hulu adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Curah Hujan Stasiun Kemaron DAS Gung Hulu 1996 – 2007 Stasiun : Kemaron (dalam mm) Tahun
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu Sep
Okt
Nov
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Ratarata
1015 1241 282 649 921 290 517 702 858 963 715 211
816 438 278 631 525 772 1307 1537 1078 530 447 621
1314 230 290 260 346 668 654 1267 584 916 323 457
457 1196 257 91 597 677 111 408 326 430 320 519
126 196 34 547 190 203 122 362 377 110 312 249
41 47 66 78 91 464 20 31 43 247 7 106
47 3 211 44 8 53 0 0 143 279 4 21
139 0 59 30 8 0 0 2 0 18 0 7
60 0 65 11 26 224 26 0 23 227 0 3
555 3 230 45 259 415 67 10 171 534 11 34
1259 76 333 833 444 890 464 406 729 443 245 157
Jumlah hujan tahunan 609 6438 369 3799 262 2367 721 3940 165 3579 92 4748 731 4019 671 5394 1060 5392 487 5184 1102 3486 426 2811
697
748
609
449
236
103
68
22
55
195
523
558
Sumber: DPU Bid. Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007.
Des
4263
48
Tabel 4.3. Curah Hujan Stasiun Bumijawa DAS Gung Hulu 1996 – 2007 Stasiun : Bumijawa (dalam mm) Tahun
Jan
Feb
Mar Apr Mei
Jun
Jul
Agu Sep
Okt
Nov
Des
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Ratarata
807 1327 646 698 660 570 342 808 589 520 898 287
886 843 816 1163 868 327 772 589 453 640 646 1229
985 405 674 398 660 661 739 731 463 555 423 374
532 608 488 223 358 399 310 317 218 244 549 462
113 302 217 280 277 145 152 187 194 109 267 289
107 18 149 65 112 318 29 21 15 114 20 160
111 6 267 11 21 82 0 9 173 95 6 37
187 0 141 69 57 0 0 0 0 62 0 14
43 0 140 22 98 222 42 0 176 140 0 4
400 44 464 495 168 398 125 83 156 220 56 121
385 155 241 295 531 546 430 409 358 322 330 332
398 543 206 467 152 150 584 433 617 342 526 699
Jumlah hujan tahunan 4954 4251 4449 4286 3962 3818 3525 3587 3412 3363 3721 4008
679
769
589
392
211
94
68
44
74
228
361
426
3945
Sumber: DPU Bid. Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007. Tabel 4.4. Curah Hujan Stasiun Bojong DAS Gung Hulu 1996 – 2007 Stasiun : Bojong (dalam mm) Tahun
Jan
Feb Mar Apr
Mei
Jun
Jul
Agu Sep
Okt
Nov
Des
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Ratarata
932 814 285 634 959 290 604 730 700 724 836 392
981 249 246 597 308 239 953 695 344 428 616 593
902 214 259 251 654 536 280 907 216 776 424 427
385 690 265 79 242 240 198 311 115 332 441 337
117 160 XX 251 131 103 43 255 262 73 257 192
33 49 XX 55 137 201 36 70 65 213 0 128
47 0 204 29 51 122 0 6 127 251 5 113
139 0 45 21 46 0 0 0 0 14 0 4
72 0 68 44 81 105 43 0 36 185 0 0
410 15 213 87 279 411 73 5 108 501 0 123
629 73 373 546 428 516 291 52 698 404 256 141
369 364 257 664 168 100 587 340 1046 440 1068 587
Jumlah hujan tahunan 5017 2628 2215 3258 3482 2863 3108 3371 3712 4341 3903 3037
658
521
487
303
154
82
80
22
53
185
367
499
3411
Sumber: DPU Bid. Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007. Keterangan: XX = Alat rusak
49
Tabel 4.5. Curah Hujan Stasiun Danawarih DAS Gung Hulu 1996 – 2007 Stasiun : Danawarih (dalam mm) Tahun
Jan
Feb Mar Apr
Mei
Jun
Jul
Agu Sep
Okt
Nov
Des
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Ratarata
656 595 522 711 438 532 386 651 639 408 758 171
841 354 482 659 802 254 817 187 377 403 533 686
376 503 531 233 543 428 516 362 471 500 411 338
287 417 269 103 224 223 177 397 336 410 257 378
59 249 307 421 238 143 158 188 138 131 228 256
75 48 99 49 226 199 21 17 32 176 10 189
180 6 114 86 59 84 0 19 89 116 0 86
160 0 104 48 28 0 1 13 0 37 0 0
0 0 109 35 11 145 17 0 83 58 0 0
229 41 268 191 210 175 142 41 30 70 0 79
263 154 253 276 265 421 163 169 409 63 258 192
391 302 233 378 293 131 267 276 488 362 378 370
Jumlah hujan tahunan 3517 2669 3291 3190 3337 2735 2665 2320 3092 2734 2833 2745
539
533
434
290
210
95
70
33
38
123
240
322
2927
Sumber: DPU Bidang Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007. Data rata-rata curah hujan selama 12 tahun sejak tahun 1996 sampai 2007 pada tiap-tiap stasiun hujan bisa dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Rata-rata Curah Hujan Wilayah DAS Gung Hulu Tahun 1996 – 2007(mm) Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des BB BK BL
1996 852 881 894 415 104 64 96 156 44 398 634 442 9 1 2
1997 994 471 338 728 227 46 4 0 0 26 114 394 7 5 -
1998 434 455 438 320 186 105 199 87 95 294 300 239 10 2
1999 673 762 285 124 375 62 42 42 398 251 487 557 9 2 1
2000 774 626 551 355 209 141 35 35 54 229 417 194 9 3 -
Tahun 2001 2002 420 462 398 962 573 547 367 199 148 119 295 26 85 0 0 0 174 32 350 102 593 337 118 542 10 8 1 4 1 -
2003 714 752 817 358 248 35 8 4 0 35 259 430 7 5 -
2004 696 563 433 249 243 39 133 0 79 116 548 803 9 2 1
2005 2006 2007 654 802 265 500 560 782 687 395 399 354 392 424 106 266 246 152 9 146 185 4 64 33 0 6 152 0 2 331 17 89 308 272 205 408 768 520 11 7 8 1 5 2 2
Jumlah
Rerata
7740 7712 6357 4285 2477 1120 855 363 1030 2238 4474 5415 104 31 9
645 642,66 529,75 357,08 206,41 93,33 71,25 30,25 85,83 186,5 372,83 451,25 8,67 2,58 0.75
Sumber: Hasil pengolahan data DPU Bid. Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007.
50
Gambar 4.5. Peta Polygon Thiesen DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal
51
Hasil perhitungan bulan basah, bulan kering dan bulan lembab (Tabel 4.2, 4.3, 4.4 dan 4.5) digunakan untuk menentukan nilai Q, dengan menggunakan rumus diatas. Pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hujan bulanan rata-rata Daerah Aliran Sungai Gung Hulu yang terbesar terjadi pada bulan Januari sebesar 645 mm dan yang paling kecil terjadi pada bulan Agustus sebesar 30,25 mm. Rata-rata curah hujan bulanan di DAS Gung Hulu selama 11 tahun (1996 – 2007) yaitu jumlah total rerata curah hujan bulanan 2848,06 di bagi 12 adalah sebesar 237,34 mm. Data dari 4 stasiun hujan yaitu: Stasiun Danawarih, Bojong, Bumijawa dan Kemaron tahun 1996 – 2007, pada DAS Gung Hulu rata-rata jumlah Bulan Kering (BK) sebesar 31 dan rata-rata jumlah Bulan Basah (BB) sebesar 104. Berdasarkan perhitungan rumus Q, maka jumlah bulan kering yaitu 31 dibagi jumlah bulan basah yaitu 104 hasilnya terdapat nilai Q sebesar 0,298. Dengan demikian berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, maka tipe iklim di DAS Gung Hulu mempunyai tipe iklim B yaitu tipe iklim basah dimana jumlah curah hujan melampaui penguapan. f. Geomorfologi DAS Gung Hulu dapat dibedakan menjadi 11 satuan bentuk lahan yaitu aliran lava, dataran vulkan, lereng vulkan, perbukitan vulkan, kipas aluvial vulkan, bagian atas kipas aluvial vulkan, dataran
52
aluvial, dataran banjir sungai braiding, dataran banjir sungai meander, dataran struktural dan perbukitan struktural. 1.
Aliran lava (V1) Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal vulkanis, yang terjadi akibat keluarnya magma dan secara gravitasi turun kebawah membentuk aliran lava. Material atau batuan penyusunnya berupa batuan vulkanis jenis andesit. Karakteristik dari bentuk lahan ini adalah memiliki relief berbukit dan bergelombang. Kemiringan lereng terjal (>15%) dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl. Bentuk lahan ini berda pada Kecamatan Bojong dan Bumijawa.
2.
Dataran Vulkan (V2) Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal vulkanis. Material
atau
batuan
penyusunnya
berupa
batuan
breksi,
karakteristik dari bentuk lahan ini memiliki relief berombak dan bergelombang, kemiringan lereng miring (8 – 15%) dengan ketinggian tempat antara 300 – 700 mdpl. Bentuk lahan ini tersebar pada
Kecamatan
Jatinegara,
Kecamatan
Balapulang
dan
Kecamatan Bojong. 3.
Lungur Vulkan (V3) Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal vulkanik. Merupakan lereng pada gunung api yang tersusun atas lapisanlapisan endapan lahar. Karakteristik dari bentuk lahan ini adalah memiliki relief bergelombang, kemiringan lereng landai (3 – 8%)
53
dengan ketinggian antara 800 – 1000 mdpl. Bentuk lahan ini tersebar di Kecamatan Bojong, Bumijawa dan Jatinegara. 4.
Perbukitan Vulkan (V4) Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal proses Vulkanis. Material
atau
batuan
penyusunnya
berupa
batuan
breksi.
Karakteristik lahan ini memiliki relief berbukit, kemiringan lereng terjal (15 – 45%) dengan ketinggian 300 – 700 mdpl. Bentuk lahan ini terdapat di Kecamatan Balapulang dan Bumijawa. 5.
Kipas Aluvial Vulkan (V6) Merupakan kipas aluvial yang terjadi pada kaki-kaki gunung api dengan kenampakan berbentuk khas seperti kerucut rendah dari akumulasi sedimen berukuran bongkah (terbentuk seperti kipas dari endapan aluvial) pada suatu mulut lembah didaerah pegunungan yang penyebarannya memasuki wilayah daratan. Dari mulut suatu lembah tersebut endapan kemudian menyebar luas dengan sudut kemiringan landai. Karakteristik dari bentuk lahan ini memiliki relief datar, kemiringan lereng landai (3 – 8%) dengan ketinggian 250 – 400 mdpl.
6.
Bagian Atas Kipas Aluvial Vulkan (V7) Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal vulkanik. Material
atau
batuan
penyusunnya
yaitu
aluvio-kolovium.
Karakteristik bentuk lahan ini memiliki relief agak datar dengan
54
kemiringan lereng datar (<3%) dan ketinggian tempat 300 – 500 mdpl. Bentuk lahan ini terdapat di Kecamatan Balapulang. 7.
Dataran Aluvial (F1) Bentuk lahan ini merupakan bentukan asal proses fluvial, yaitu berhubungan
erat dengan daerah-daerah penimbunan
(sedimentasi). Endapan ini terjadi akibat adanya luapan air sungai yang membawa sedimen saat banjir. Dengan demikian maka struktur endapan pada dataran aluvial adalah berlapis horizontal. Karakteristik wilayah ini memiliki relief datar, kemiringan lereng landai sampai datar dengan ketinggian 250 – 350 mdpl. Bentuk lahan ini terdapat di Kecamatan Balapulang. 8.
Dataran Banjir Sungai Braiding (F2) Bentuk lahan ini merupakan bentukan asal proses fluvial, yaitu berhubungan
erat dengan daerah-daerah penimbunan
(sedimentasi). Secara periodik bentuk lahan ini digenangi oleh banjir luapan sungai di dekatnya atau diakumulasi aliran permukaan bebas maupun hujan lokal. Karakteristik bentuk lahan ini memiliki relief berombak dengan kemiringen lereng landai (3 – 8%), ketinggian 300 – 450 mdpl. Bentuk lahan ini terdapat di Kecamatan Balapulang dan Kecamatan Bojong. 9.
Dataran Banjir Sungai Meander (F3) Bentuk lahan ini merupakan bentukan asal proses fluvial, yaitu berhubungan
erat dengan daerah-daerah penimbunan
55
(sedimentasi), berupa sungai bermeander yang mengalir diatas bentuk dataran banjir yang rata dan lebar dari sungai peringkat dewasa. Karakteristik bentuk lahan ini yaitu memiliki relief agak datar, dengan kemiringan lereng datar, dan ketinggian 250 – 400 mdpl. Bentuk lahan ini tersebar di Kecamatan Balapulang dan Kecamatan Jatinegara. 10. Perbukitan Struktural (S1) Merupakan bentuk lahan asal struktural yaitu bentuk lahan yang terbentuk karena adanya proses endogen (tenaganya berasal dari dalam bumi). Bentuk lahan ini merupakan perkembangan dari deformasi perlapisan sedimen. Material penyusunnya berupa batuan napal (batu pasir). Karakteristik bentuk lahan ini mempunyai relief berbukit, kemiringan lereng terjal (25 – 40%), dengan ketinggian 300 – 600 mdpl. Bentuk lahan ini tersebar di Kecamatan Balapulang, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Jatinegara. 11. Dataran Struktural (S3) Dataran struktural merupakan bentuk lahan proses asal struktural, material penyusunnya berupa batu pasir, karakteristik bentuk lahan ini memiliki relief berombak dan bergelombang dengan kemiringan lereng miring (8 – 15%) dan ketinggian 350 – 600 mdpl. Bentuk lahan ini terdapat di Kecamatan Bumijawa dan Bojong.
56
Gambar 4.6. Peta Geomorfologi DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal
57
12. Teras Sungai (F14) Teras sungai merupakan bentuk lahan asal proses fluvial, dibatasi oleh daerah berlereng curam di satu sisi dan lereng landai/datar di sisi lain. Material penyusunnya batuan endapan aluvium. Pada dasar lembah yang lebar terjadi suatu pemotongan ke bawah (downcutting) oleh sungai atau degradasi, pada saat yang sama terjadi pula pemotongan kesamping sehingga terjadi perrpindahan (shiftted) alur sungai kearah lateral pada dataran banjirnya secara berulang-ulang, sehingga terjadilah suatu pasang teras. Teras sungai terdapat di Kecamatan Bojong dan Kecamatan Balapulang. 13. Kepala Kipas (D11) Bentuk lahan ini merupakan bentuk lahan asal proses denudasional. Mempunyai topografi berbentuk kerucut/kipas dengan lereng curam. Material atau batuan penyusunnya yaitu aluvio-koluvium. Secara individu fragmen batuan bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung pada besarnya cliff dan batuan yang hancur. Fragmen berukuran kecil terendapkan pada bagian atas kerucut (apex), sedangkan fragmen yang kasar karena beratnya akan mudah meluncur kebawah dan terendapkan dibagian bawah kerucut talut. Bentuk lahan ini mempunyai relief bergelombang dan berlereng curam (45%), terdapat di Kecamatan Balapulang (Desa Danawarih dan Desa Kalibakung).
58
g. Kondisi Penduduk Kondisi penduduk berpengaruh juga terhadap perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan kebutuhan lahan untuk pemukiman dan kebutuhan ekonomi lainnya dapat mengurangi resapan air hujan. Dalam 11 tahun terjadi penambahan jumlah penduduk sebanyak 17.468 jiwa. Perbedaan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel. Tabel 4.7. Jumlah Penduduk di DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007 Jumlah penduduk No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1996
2007
Pertambahan Penduduk
6.040 1.059 2.552 2.605 2.101 3.217 3.947 3.449 2.380 2.618 4.873 3.969 3.922 2.748 6.319 3.871 1.378 9.143 2.698 6.270 2.166 2.148 1.854 7.113 4.200 1.180 3.792 3.480 2.038 103.130
6.726 1.133 2.965 2.638 2.739 3.940 4.833 4.063 2.619 2.826 5.393 4.847 5.076 3.275 7.935 4.474 1.759 11.835 3.515 7.195 2.526 2.529 2.272 8.074 5.150 1.348 4.941 4.197 2.314 121.591
686 74 413 33 638 723 886 614 239 208 520 878 1.154 527 1.616 603 381 2.692 817 925 360 381 418 961 950 168 1.149 717 276 18.461
Nama Desa Danawarih Sangkanjaya Danareja Kedungwungu Mokaha Cikura Danasari Tembongwah Cilongok Kalibakung Karangjambu Sokatengah Sokasari Buniwah Bojong Lengkong Batunyana Bumijawa Guci Rembul Dukuhtengah Kedawung Suniarsih Tuwel Karangmulya Pagerwangi Sumbaga Penyalahan Argatawang Jumlah
Sumber: Hasil pengolahan data BPS, 1996 – 2007.
Pertumbuhan (%) 1,03 0,64 1,47 0,12 2,76 2,04 2,04 1,62 0.91 0,72 0,97 2,01 2,67 1,74 2,32 1,42 2,51 2,68 2,75 1,34 1,51 1,61 2,05 1,23 2,06 1,29 2,75 1,87 1,23 1,63
59
Sesuai dengan tabel di atas, pertambahan penduduk terbanyak terdapat di Desa Bumijawa dan pertambahan penduduk terkecil terdapat di Desa Kedungwungu. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan luas wilayah yang tetap, otomatis kepadatan penduduk meningkat. Berikut ini tabel kepadatan penduduk tahun 1996 dan 2007. Tabel 4.8. Kepadatan Penduduk DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nama Desa
Luas wilayah
Danawarih Sangkanjaya Danareja Kedungwungu Mokaha Cikura Danasari Tembongwah Cilongok Kalibakung Karangjambu Sokatengah Sokasari Buniwah Bojong Lengkong Batunyana Bumijawa Guci Rembul Dukuhtengah Kedawung Suniarsih Tuwel Karangmulya Pagerwangi Sumbaga Penyalahan Argatawang Jumlah
2,98 2,86 5,25 7,21 3,96 2,04 4,50 3,11 2,66 3,01 3,17 3,94 3,97 1,66 2,58 2,27 1,59 5,89 10,34 5,89 8,31 5,35 3,30 5,58 3,43 2,39 3,96 7,72 3,16 139,88
Kepadatan penduduk 1996
2007
Pertambahan Kepadatan
2.027 370 486 1.692 1.420 1.132 686 1.109 895 592 1.537 1.007 989 1.655 2.449 1.705 830 1.514 1.084 1.064 404 258 562 1.274 1.224 493 958 443 645 30.779
2.257 396 565 1.713 1.851 1.387 841 1.306 985 639 1.701 1.230 1.279 1.973 3.076 1.971 1.060 1.959 1.412 1.222 472 304 688 1.447 1.501 564 1.248 544 732 36.323
230 26 79 21 431 255 155 197 90 47 164 223 290 318 627 266 230 445 328 158 68 48 128 173 277 71 290 101 87 5.544
Sumber: BPS, 1996 – 2007. Bertambahnya penduduk akan diikuti oleh alih fungsi hutan atau tutupan lahan hijau lainnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup,
60
seperti perluasan pemukiman, lahan sawah dan tegalan, maupun jenis perkebunan. Semakin sedikit vegetasi yang menutupi lahan maka kemampuan air dalam melimpas semakin tinggi, cadangan air tanah berkurang, sehingga debit air tanah berkurang dan persediaan air tanah menipis. 2. Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Gung Hulu yang luasnya 11.982,559 ha atau 119,82 km2, memiliki bentuk penggunaan lahan yang beranekaragam dalam hal jenis, luasan dan sebarannya. Keanekaragaman penggunaan lahan dalam penelitian ini dibedakan atas tujuh jenis, yaitu penggunaan lahan untuk hutan, kebun campuran, permukiman, tanah kosong, tegalan, sawah dan semak/belukar. a. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 Berdasarkan interpretasi citra Landsat TM 7 tahun 1996 maka dapat diketahui jenis-jenis penggunaan lahan yang terdapat di DAS Gung Hulu (Gambar 4.7 dan Tabel 4.9). Tabel 4.9. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 Luas ha km² % 1 Hutan 2.991,120 29,91 24,96 2 Kebun Campuran 2.052,015 20,52 17,12 3 Permukiman 910,745 9,10 7,60 4 Sawah 3.841,002 38,41 32,06 5 Tanah Kosong 18,621 0,18 0,16 6 Tegalan 1.748,483 17,48 14,59 7 Semak/Belukar 420,247 4,20 3,51 11.982,559 119,82 100 Jumlah Total Sumber: Hasil penghitungan digitasi citra Landsat TM 7 tahun 1996. No
Penggunaan Lahan
61
Gambar 4.7. Peta Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996
62
Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu tahun 1996 dan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa jenis penggunaan lahan di DAS Gung Hulu terdiri dari hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, tanah kosong, tegalan dan semak/belukar. Dengan penggunaan lahan terbesar adalah sawah dengan luas 38,41 km2 atau 32,06%, dari tabel diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Hutan Secara umum hutan yang beraada di DAS Gung Hulu terdiri dari hutan heterogen yang merupakan hutan lindung dan hutan homogen yang umumnya untuk produksi. Hutan banyak dijumpai di daerah selatan dan sebagian utara daerah pengaliran sungai, hutan menempati lahan seluas 29,91 km2 (24,96%). Kondisi hutan mempunyai tajuk yang baik, dan berfungsi sebagai daerah resapan air. Jenis tanaman di DAS Gung Hulu didominasi oleh pinus, sonokeling, dan puspa, dan sebagian kecil tanaman jati. 2) Kebun Campuran Kebun campuran merupakan areal tanaman holtikultura dan tanaman tahunan/keras yang dimiliki oleh penduduk atau perusahaan negara/swasta dengan komoditas cengkeh, sayursayuran, teh dan buah-buahan. Luas penggunaan lahan kebun campuran ini merupakan jenis penggunaan terluas ketiga di DAS
63
Gung Hulu pada tahun 1996 yang mencapai 20,52 km2 (17,12%) dan menyebar diseluruh daerah pengaliran. Tanaman perkebunan mempunyai kerapatan cukup memadai, dan tajuk tanaman telah saling bersinggungan sehingga baik untuk melindungi tanah dari erosi dan limpasan langsung. 3) Permukiman Permukiman menempati lahan seluas 9,10 km2 atau 7,60% dari total luas DAS Gung Hulu. Permukiman meliputi perumahan, perkantoran, bangunan gedung untuk industri, pusat pelayanan, dan sebagainya. 4) Sawah Sawah tersebar di sepanjang aliran sungai dengan luas lahan 38,41 km2 atau 32,06% dan sebagian besar merupakan sawah irigasi dengan pola penanaman padi dua sampai tiga kali, dua kali yang diselingi dengan tanaman palawija dan lainnya berupa sawah dengan irigasi sederhana atau tadah hujan yang hanya sekali panen dalam satu tahun. Sawah merupakan penutup lahan terbesar di DAS Gung Hulu pada tahun 1996. 5) Tanah Kosong Tanah kosong berupa lahan kosong yang tidak di manfaatkan, umumnya dijumpai pada daerah peralihan antara perbukitan dengan daerah aluvial. Luas lahan kosong ini menempati lahan seluas 0,18 km2 atau 0,16%. Keberadaan tanah
64
kosong ini dapat menyebabkan jumlah aliran permukaan bertambah besar. 6) Tegalan Jenis penggunaan lahan tegalan di DAS Gung Hulu pada tahun 1996 menempati wilayah seluas 17,48 km2 atau 14,59%, jenis pengunaan lahan tegalan meliputi jagung, ketela pohon, dan umbi-umbian lainnya. 7) Semak/Belukar Penggunaan lahan jenis Semak/Belukar terdiri dari rerumputan ilalang dan tumbuhan perdu. Punggunaan lahan ini biasanya ada di balik bukit atau lereng gunung bekas kebakaran hutan ataupun perladangan yang dilakukan oleh penduduk sekitar. Pada tahun 1996, luas semak/belukar di DAS Gung Hulu ada 4,20 km² atau 3,51%, merupakan pengunaan lahan terkecil kedua setelah tanah kosong. b. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 2007 Berdasarkan interpretasi citra Quickbird tahun 2007 maka dapat diketahui jenis-jenis penggunaan lahan yang terdapat di DAS Gung Hulu . Jenis penggunaan lahan di DAS Gung Hulu terdiri dari hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, tanah kosong, semak/belukar dan tegalan (Gambar 4.8 dan Tabel 4.10) dengan penggunaan lahan terbesar adalah sawah dengan luas 33,91 km2 atau 28,30 % berikut penjelasannya:
65
1) Hutan Hutan banyak dijumpai di daerah hulu bagian selatan (lereng Gunung Slamet) dan sebagian di sebelah utara (Perbukitan Sipencrit) daerah pengaliran sungai, hutan menempati lahan seluas 23,34 km2 (19,48%). Kondisi hutan mempunyai tajuk yang baik, dan berfungsi sebagi hutan produksi maupun hutan lindung atau konservasi. Jenis hutan produksi di hulu DAS Gung didominasi oleh pinus, sonokeling, mahoni dan albasia, serta sebagian kecil berupa tanaman jati. 2) Kebun Campuran Kebun
campuran
merupakan
areal
tanaman
tahunan/keras yang dimiliki oleh penduduk atau perusahaan Negara/swasta dengan komoditas utama cengkeh, teh, vanili, kopi dan buah-buahan serta sayur-sayuran. Luas penggunaan lahan kebun campuran ini merupakan jenis penggunaan terluas kedua di DAS Gung pada tahun 2007 yang mencapai 25,08 km2 (20,94%) dan menyebar diseluruh wilayah penelitian. Tanaman perkebunan mempunyai kerapatan cukup memadai, dan tajuk tanaman telah saling bersinggungan sehingga baik untuk melindungi tanah dari erosi dan limpasan langsung. 3) Permukiman Permukiman merupakan jenis penggunaan lahan yang mengalami penambahan, menempati lahan seluas 12,62 km2 atau
66
10,54% dari total luas DAS Gung Hulu. Permukiman meliputi perumahan, perkantoran, bangunan gedung untuk industri, bangunan pada kawasan wisata, pusat pelayanan, dan pendidikan. Pada tahun 2007 permukiman di DAS Gung Hulu didominasi dengan
permukiman
bersifat
permanen
dengan
halaman
diperkeras dengan beton. 4) Sawah Sawah menempati lahan seluas 33,91 km2 atau 28,30% dan sebagian besar merupakan sawah tadah hujan dengan pola penanaman padi satu sampai dua kali dan biasanya diselingi dengan tanaman palawija. 5) Tanah Kosong Tanah kosong ini menempati lahan seluas 1,52 km2 atau 1,28%. Keberadaan tanah kosong ini dapat menyebabkan jumlah aliran permukaan bertambah besar. Lapangan sepakbola atau lapangan olahraga tanah liat lain termasuk dalam golongan ini. 6) Tegalan Jenis penggunaan lahan tegalan di DAS Gung Hulu pada tahun 2007 menempati wilayah seluas 20,69 km2 atau 17,27%, jenis penggunaan lahan tegalan paling banyak dari jenis palawija, meliputi; jagung, ketela pohon, bawang putih, kacang-kacangan dan umbi-umbian.
67
Gambar 4.8. Peta Penggunaan Lahan DAs Gung Hulu Tahun 2007
68
7) Semak/Belukar Penggunaan lahan jenis Semak/Belukar terdiri dari rerumputan ilalang dan tumbuhan perdu. Pada tahun 2007, luas semak/belukar di DAS Gung Hulu ada 2,62 km² atau 2,19%. Semak belukar bayak terdapat di lereng bukit dan disekitar puncak Gunung Slamet. Tabel 4.10. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 2007 Luas ha km² 1 Hutan 2.334,583 23,34 2 Kebun Campuran 2.508,842 25,08 3 Permukiman 1.262,392 12,62 4 Sawah 3.391,314 33,91 5 Tanah Kosong 152,872 1,52 6 Tegalan 2.069,917 20,69 7 Semak/Belukar 262,639 2,62 11.982,559 119,82 Jumlah Total Sumber: Hasil penghitungan digitasi citra Quickbird 2007 No
Penggunaan Lahan
% 19,48 20,94 10,54 28,30 1,28 17,27 2,19 100
c. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Hasil tumpang susun/overlay antara peta penggunaan lahan tahun 1996 dan peta penggunaan lahan tahun 2007 (Gambar 4.9), menunjukkan selama rentang waktu tahun 1996 – 2007 telah terjadi perubahan penggunaan lahan di DAS Gung Hulu seluas 2.528,118 ha atau 21,10% dari total luas DAS Gung Hulu, dengan rincian sebagaimana dalam gambar 4.9 dan tabel 4.11. Jenis dan luasan perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu 1996 dan 2007 sebagai berikut.
69
Tabel 4.11. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007 Luas Luas Perubahan Penggunaan Lahan 1996 2007 ha % 1 Hutan 2.991,346 2.334,583 -656,763 -5,48 2 Kebun Campuran 2.052,015 2.508,842 +456,827 +3,81 3 Permukiman 910,845 1.262,392 +351,547 +2,94 4 Sawah 3.841,002 3.391,314 -449,688 -3,75 +1,12 5 Tanah Kosong 18,621 152,872 +134,251 6 Tegalan 1.748,483 2.069,917 +321,434 +2,68 -1,32 7 Semak/Belukar 420,247 262,639 -157,608 11.982,559 11.982,559 2.528,118 21,10 Jumlah Total Sumber : Hasil penghitungan overlay peta tahun 1996 dan tahun 2007 No
Perubahan lahan terbesar terjadi pada berkurangnya hutan hingga mencapai 656,763 ha atau 5,48% dari total luas perubahan penggunaan lahan, sedangkan sawah dan semak belukar berkurang masing-masing sebesar 499,688 ha (3,75%) dan 157,608 (1,32%). Penggunaan lahan kebun campuran bertambah 456,827 ha atau 3,81 %, begitu juga dengan pemukiman, tanah kosong dan tegalan yang mengalami penambahan, masing-masing 351,547 ha (2,94%), 134,251 ha (1,12%) dan 321,434 ha (2,68%) dari total luas DAS Gung Hulu. Hutan yang dijumpai pada daerah DAS Gung Hulu selama kurun waktu 11 tahun luasnya telah berkurang 656,763 ha atau 6,56 km² (5,48%) dari 2.991,346 ha di tahun 1996 menjadi 2.334,583 ha pada tahun 2007. Pada periode yang sama, luas kebun campuran di DAS Gung Hulu bertambah 456,827 ha atau 4,56 km² (3,81%) dari 2.052,015 ha pada tahun 1996 menjadi 2.508,842 ha pada tahun
70
2007. Perubahan lahan terkecil terjadi pada bertambahnya tanah kosong yang mencapai 134,251 ha atau 1,34 km² (1,12%), semula 18,621 ha pada tahun 1996 menjadi 152,872 ha pada tahun 2007 dari total luas DAS Gung Hulu. Perubahan penggunaan lahan selalu mengikuti prinsip kesimbangan, artinya jika pada bagian dari wilayah DAS terjadi penambahan luas untuk penggunaan lahan tertentu, maka di bagian lain mengalami pengurangan untuk penggunaan lahan lain yang luasnya sama dengan luas penambahannya. Tabel 4.11 dan peta perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu tahun 1996 – 2007 (Gambar 4.9), menjelaskan bahwa selama rentang waktu tahun 1996 – 2007 di Daerah Aliran Sungai Gung Hulu telah terjadi arah perubahan penggunaan lahan hingga 38 bentuk perubahan. Arah perubahan terbesar terjadi pada hutan menjadi kebun campuran yang luasnya mencapai 363,682 ha dari total luas DAS Gung Hulu. Arah perubahan penggunaan lahan terbesar berikutnya terjadi pada lahan kebun campuran menjadi tegalan seluas 299,606 ha, disusul arah perubahan kebun campuran menjadi sawah 196,118 ha. Arah perubahan lahan terkecil terjadi pada arah perubahan kebun campuran menjadi tanah kosong, luasnya hanya 0,051 ha dari total perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu 2528,118 ha atau 25,28 km² (21,10 %) dari luas DAS.
71
Pemukiman, penyumbang
limpasan
yang
merupakan
permukaan
penggunaan
terbesar
bertambah
lahan luas.
Kawasan bervegetasi dan tanah kosong yang berubah menjadi kawasan terbangun selama 11 tahun mengalami kenaikan 214,371 ha.
Sedangkan
penggunaan
lahan
pemukiman
mengalami
peningkatan 351,547 ha dari sebelumya 910,845 ha menjadi 1.262,392 ha. Jenis perubahan penggunaan lahan yang mengalami pengurangan terbesar adalah hutan. Hutan dalam daerah penelitian terdiri dari hutan negara dan hutan rakyat yang pengelolaannya diatur bersama antara pemerintah dengan warga masyarakat. Hutan yang mengalami perubahan lahan kebanyakan berada di area hutan rakyat, yang merupakan hutan yang sengaja di tanam oleh rakyat untuk konservasi. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup dan kurangnya kepedulian pemerintah, hutan yang merupakan daerah resapan air dan pengendali banjir serta pengatur ketersediaan air tanah dikorbankan untuk dijadikan pemukiman atau penggunaan lahan lain yang bisa memperbesar air larian (surface run off).
72
Tabel 4.12. Bentuk Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Arah Perubahan Penggunaan Lahan Hutan – Kebun Campuran Hutan – Pemukiman Hutan – Sawah Hutan – Semak/Belukar Hutan – Tanah Kosong Hutan – Tegalan Kebun Campuran – Hutan Kebun Campuran – Pemukiman Kebun Campuran – Sawah Kebun Campuran – Semak/Belukar Kebun Campuran – Tanah Kosong Kebun Campuran – Tegalan Pemukiman – Tanah Kosong Pemukiman – Semak/Belukar Sawah – Hutan Sawah – Kebun Campuran Sawah – Pemukiman Sawah – Semak/Belukar Sawah – Tegalan Sawah – Tanah Kosong Semak/Belukar – Hutan Semak/Belukar – Kebun Campuran Semak/Belukar – Pemukiman Semak/Belukar – Sawah Semak/Belukar – Tanah Kosong Semak/Belukar – Tegalan Tanah Kosong – Hutan Tanah Kosong – Kebun Campuran Tanah Kosong – Pemukiman Tanah Kosong – Sawah Tanah Kosong – Semak/Belukar Tanah Kosong – Tegalan Tegalan – Hutan Tegalan – Kebun Campuran Tegalan – Pemukiman Tegalan – Sawah Tegalan – Semak/Belukar Tegalan – Tanah Kosong Total
Luas Ha 363,682 0,154 40,607 40,138 1,787 66,181 110,497 30,681 196,118 128,056 0,051 299,606 36,375 53,737 35,162 44,504 168,705 37,597 73,977 113,686 40,591 32,321 0,128 8,379 0,402 28,388 7,340 65,159 3,751 14,924 25,715 29,307 101,805 108,858 10,952 177,298 28,925 2,480 2528,118
100% 14,38548 0,00609 1,60621 1,58766 0,07068 2,61779 4,37072 1,21359 7,75747 5,06527 0,00202 11,85095 1,43878 2,12557 1,39085 1,76036 6,67315 1,48715 2,92617 4,49686 1,60558 1,27846 0,00506 0,33143 0,01590 1,12289 0,29033 2,57737 0,14837 0,59032 1,01706 1,15924 4,02691 4,30589 0,43321 7,01304 1,14413 0,09809 100
Sumber : Hasil Analisis Peta Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 – 2007.
73
Gambar 4.9. Peta Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu
74
Kawasan bervegetasi yang berubah menjadi kawasan terbangun (pemukiman) luasnya 351,547 ha atau 3,51 km² (13,91%) dari total luas perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu. Sawah merupakan kawasan dengan vegetasi yang mengalami perubahan terbesar, yaitu 168,705 ha (6,67%) yang merata di seluruh desa, terutama banyak terdapat di Desa Bojong, Desa Tuwel, Desa Karangjambu, Desa Mokaha dan Desa Bumijawa. Urutan kedua yaitu kebun campuran menjadi pemukiman 30,681 ha (1,21%) banyak terdapat di Desa Karangmulya, urutan selanjutnya tegalan menjadi pemukiman 10,952 ha (0,43%) lazim ditemukan Desa Guci dan tanah kosong menjadi pemukiman 3,751 ha (0,15%) mayoritas di Desa Sokasari dan Desa Pagerwangi. Hutan menjadi pemukiman dan semak belukar menjadi pemukiman merupakan bentuk perubahan terkecil dari lahan bervegetasi menjadi kawasan terbangun, dengan luas kurang dari 1 ha. Dengan bertambahnya penduduk di DAS Gung Hulu selama 11 tahun yaitu dari tahun 1996 – 2007 sebanyak 18.461 jiwa. Maka untuk memenuhi kebutuhannya manusia memanfaatkan lahan yang ada disekitarnya, terutama kebutuhan akan tempat tinggal, yang mengakibatkan pertambahan kepadatan sebesar 5,544 jiwa/km². Karena jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Oleh karena itu
75
penggunaan lahan pemukiman pada tahun 2007 bertambah, mencapai luas 351,547 ha atau 3,51 km2. 3. Rasio Debit
Analisis rasio debit merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas debit suatu DAS. Angka yang menunjukkan rasio debit dinamakan Koefisien Regim Sungai (KRS). Koefisien Regim Sungai (KRS) adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara nilai debit maksimum (Qmaks) dengan nilai debit minimum (Qmin) pada suatu DAS/Sub DAS. Klasifikasi nilai KRS untuk menunjukkan karakteristik tata air DAS disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 4.13. Klasifikasi Nilai KRS Kelas Skor No Nilai KRS 1 < 50 Baik 1 2 50 – 120 Sedang 3 3 > 120 Jelek 5 Sumber: Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS Dephut, 2009.
Nilai KRS yang tinggi menunjukkan kisaran nilai Q maks dan Q min sangat besar, atau dapat dikatakan bahwa kisaran nilai limpasan pada musim penghujan (air banjir) yang terjadi besar, sedang pada musim kemarau aliran air yang terjadi sangat kecil atau menunjukkan kekeringan. Secara tidak langsung kondisi ini menunjukkan bahwa daya resap lahan di DAS/Sub DAS kurang mampu menahan dan menyimpan
76
air hujan yang jatuh dan air limpasannya banyak yang terus masuk ke sungai dan terbuang ke laut sehingga ketersediaan air di DAS/Sub DAS saat musim kemarau sedikit.
Tabel 4.14. Nilai KRS Gung Hulu tahun 1994 – 2008 Debit Maksimum (m³/dtk) 1994 6,02 1 2 1995 6,55 3 1996 5,32 4 1997 6,66 5 1998 6,39 6 1999 5,68 7 2000 5,54 8 2001 5,03 9 2002 4,26 10 2003 4,80 11 2004 4,80 12 2005 5,26 13 2006 4,30 14 2007 8,11 2008 15 5,54 Rerata Sumber: Hasil Penghitungan, 2011 No
Tahun
Debit Minimum (m³/dtk) 0,48 0,15 0,33 0,17 0,72 0,25 0,54 0,18 0,81 1,01 0,54 0,76 0,90 0,76 0,54
KRS 12,54 43,67 16,12 39,18 8,88 22,72 10,26 27,94 5,26 4,75 8,89 6,92 4,78 10,67 10,26 15,52
Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa DAS Gung Hulu secara hidrologis masih dalam keadaan baik. Selama 14 tahun nilai KRS tidak lebih dari 50 m³/dtk, debit maksimum 8,11 m³/dtk (tahun 2007) dan debit minimum 0,15 m³/dtk (tahun 1995). Rasio debit secara keseluruhan sebesar 54,07 melewati angka 50, yang bararti DAS dalam keadaan kritis. Rasio debit terbesar terjadi pada tahun 1997 dan rasio debit terkecil terjadi pada tahun 2003. Pada
77
musim hujan debit aliran sungai meningkat cukup tajam, sedangkan pada musim kemarau debit aliran sungai kecil. Setiap datang musim hujan Sungai Gung selalu meluap dan menggenangi kawasan hilir DAS Gung.
3. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit
Dalam
perkembangannya
perubahan
penggunaan
lahan
bervegetasi menjadi lahan terbangun (pemukiman) yang terjadi di DAS Gung Hulu tidak mengakibatkan bertambahnya jumlah debit Sungai Gung dari tahun ketahun. Hal ini bisa di tunjukkan pada lampiran (halaman 110) dari tahun 1990 sampai tahun 2008, debit Sungai Gung mengalami peningkatan dan penurunan. Fluktuasinya relatif stabil, tidak terjadi lonjakan maupun penurunan debit yang besar.
Kejadian banjir sering terjadi di bagian tengah dan hulu DAS, seperti yang di ceritakan penduduk sekitar. Diantaranya Bapak Fathuddin yang mengatakan bahwa banjir besar pernah terjadi pada tahun 70an, airnya meluap sampai melewati tanggung sungai. Banjir tahunan biasanya terjadi pada bulan Desember sampai Januari. Selisih tinggi muka air antara debit minimum dan maksimum di Desa Dukuhsalam Kecamatan Slawi antara 1 meter sampai 3 meter, tidak terjadi erosi tepian sungai. Kejadian terbaru banjir di Sungai Gung terjadi pada tanggal 8 Januari 2011 di Kelurahan Kejambon, Kecamatan Tegal Timur yang menyebabkan tanggul Sungai Gung ambrol.
78
Diantara dampak yang lain, yaitu semakin luas gosong yang terdapat di sebelah selatan bendung akibat sedimentasi, sehingga luas tanah yang di manfaatkan petani untuk bercocok tanam meluas. Faktor yang menyumbang besar kecilnya debit DAS diantaranya penggunaan lahan, curah hujan, kerapatan vegetasi, kemiringan lereng, pola aliran sungai, jenis tanah dan lain-lain.
Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan terbangun yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali mengarah pada kondisi yang kurang diinginkan, yaitu peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan produktivitas lahan, dan percepatan degradasi lahan. Hasil akhir perubahan ini tidak hanya berdampak nyata secara biofisik berupa peningkatan luas lahan kritis dan penurunan daya dukung lahan, namun juga secara sosial ekonomi menyebabkan masyarakat menjadi semakin kehilangan kemampuan untuk berusaha di lahannya. Oleh karena itu, peningkatan fungsi kawasan terbangun memerlukan perencanaan terpadu agar beberapa tujuan dan sasaran pengelolaan DAS tercapai, seperti: hasil air optimal dan produktivitas dan daya dukung lahan terjaga. Dengan demikian degradasi lahan dapat terkendali dan kesejahteraan masyarakat dapat terjamin.
79
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan lahan di DAS Gung Hulu terdiri dari hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, tanah kosong, semak/belukar dan tegalan. Pada tahun 1996 didominasi jenis penggunaan lahan sawah dengan luas 3.841,002 ha atau 38,41 km2 (32,06%) dan jenis penggunaan lahan terkecil adalah tanah kosong 18,621 ha atau 0,18 km² (0,16%). Pada tahun 2007 keadaan penggunaan lahan masih sama, penggunaan lahan sawah mendominasi sebesar 3.391,314 ha atau 33,91 km² (28,30%) dan tanah kosong merupakan penggunaan lahan terkecil, yaitu 152,872 ha atau 1,52 km² (1,28%). Sawah mengalami pengurangan dan tanah kosong mengalami penambahan luas. Penggunaan lahan yang mengalami perubahan besarnya 2.528,118 ha atau 21,10% dari total luas DAS Gung Hulu. Terdapat 38 macam bentuk perubabahan penggunaan lahan. Sedangkan kawasan bervegetasi yang berubah menjadi kawasan terbangun (pemukiman) luasnya 351,547 ha atau 3,51 km² (13,91%) dari total luas perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu. Perubahan sawah menjadi pemukiman merupakan bentuk alih fungsi yang mengalami perubahan terbesar, yaitu 168,705 ha (6,67%) yang merata di seluruh desa, terutama banyak terdapat di Desa Bojong, Desa Tuwel, Desa Karangjambu, Desa Mokaha dan Desa Bumijawa. Disusul perubahan kebun campuran menjadi pemukiman, tegalan menjadi pemukiman dan tanah kosong menjadi pemukiman. Penyusutan luas lahan sawah diakibatkan kerena pertumbuhan penduduk yang tinggi, selama 11 tahun wilayah DAS Gung Hulu telah mengalami penambahan jumlah penduduk sebanyak 17.468 jiwa dari
80
sebelumnya pada tahun 1996 berjumlah 103.130 jiwa menjadi 121.591 jiwa pada tahun 2007. Desa Bumijawa dan Desa Bojong merupakan desa dengan pertumbuhan penduduk tertinggi, pada tahun 2007 penduduk Desa Bumijawa bertambah 2.692 jiwa dan penduduk Desa Bojong bertambah 1.616 jiwa. Pertambahan jumlah penduduk tentu akan diikuti pertambahan jumlah pemukiman. Hutan menjadi pemukiman dan semak belukar menjadi pemukiman merupakan bentuk perubahan terkecil dari lahan bervegetasi menjadi kawasan terbangun, dengan luas kurang dari 1 ha.
Hasil perhitungan rasio debit diketahui bahwa selama tahun 1996 sampai tahun 2007, nilai KRS mengalami penurunan sebesar 5,45 dari sebelumnya 16,12 menjadi 10,67. Tetapi dari data yang ada (lampiran hal. 110) nilai KRS mengalami peningkatan sebesar 5,28. Perubahan debit Sungai Gung bersifat fluktuatif, nilai KRS mengalami kenaikan dan penurunan sepanjang tahun dan nilainya tidak ada yang lebih dari 50, berarti DAS Gung Hulu masih dalam keadaan baik, walaupun statusnya mendekati kritis. Rasio debit tertinggi terjadi pada tahun 1995 sebesar 43,67 dan rasio debit terendah pada tahun 2003, yaitu 4,75. Hal ini dikarenakan banyaknya lahan yang berubah dalam penggunaan lahan yang semula daerah tangkapan air hujan untuk infiltrasi menjadi daerah yang tertutup oleh pemukiman.
Perubahan penggunaan lahan setiap tahun yang mengakibatkan pengurangan lahan bervegetasi tidak menyebabkan peningkatan debit sungai, maupun nilai KRS (Koefisien Regim Sungai) suatu DAS. Semua bentuk
81
perubahan penggunaan lahan secara individu tidak ada yang berdampak terhadap debit. Debit aliran sungai dipengaruhi oleh banyak faktor. Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit tidak terlalu signifikan atau tidak terlalu kuat, nilai KRS tiap tahun selisihnya tidak terlalu besar. Kawasan terbangun tiap tahun luasnya bertambah, vegetasi penutup lahan berkurang luasnya, tetapi rasio debit nilainya tidak ikut serta bertambah mengikuti arah pertambahan kawasan terbangun. Debit sungai relatif konstan, cenderung berfluktuasi mengikuti musim. Jika musim penghujan, debit sungai meningkat dan jika musim kemarau tiba debit mengalami penurunan.
Dari hasil wawancara terhadap penduduk di sekitar DAS Gung bagian hulu maupun hilir, kejadian banjir pernah terjadi 2 kali selama rentang 11 tahun. Yaitu pada tahun 1996 dan tahun 2004, seperti yang dituturkan oleh Uspuri, 26 tahun, warga Desa Danawarih. Hal senada diungkapkan oleh Bapak Mudochi,
petugas
pemantau
atau
mantri
Bendung
Danawarih.
Dia
menambahkan bahwa sejak tahun 2009 alat AWLR sudah rusak dan tidak terurus. Djahidin, warga Desa Kalimati Kecamatan Adiwerna yang berada di bagian tengah DAS Gung mengatakan bahwa debit Sungai Gung relatif tenang, kecuali pada musim penghujan. Banjir jarang terjadi, pernah terjadi tahun 1992 dan erosi tepi yang menggerus sempadan sungai relatif kecil. Di Bendung Danawarih terdapat saluran irigasi, yang berguna untuk mengaliri sawah, sekaligus menyalurkan sebagian air sungai keluar dari alurnya untuk menghindari banjir. Jika debit berkurang petani rugi, karena pasokan air untuk sawah ataupun ladangnya tidak mencukupi.
82
Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi debit sungai dalam lingkup pengelolaan daerah aliran sungai adalah curah hujan. Jika curah hujan besar, otomatis debit ikut besar, begitu juga sebaliknya. Faktor lain berasal dari kerapatan vegetasi, jenis dan sifat tanah, bentuk DAS, kerapatan aliran, kemiliringan lereng maupun jumlah penduduk suatu DAS. DAS dengan tingkat kekritisan lahan yang berat umumnya terkait dengan beban tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alam yang intensif dan berlebih. Sehingga terdapat indikasi bahwa kondisi DAS semakin menurun. Tanda adanya penurunan daya dukung DAS adalah peningkatan kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi, serta banjir dan kekeringan.
Upaya perlindungan ekosistem DAS Gung harus segera lanjutkan, demi keseimbangan alam. Penghijauan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan LSM perlu ditingkatkan. Penyadaran akan pentingnya lingkungan DAS diberikan pada penduduk sekitar maupun di dunia pendidikan.
83
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Luas perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi kawasan terbangun atau pemukiman di DAS Gung Hulu mencapai 13,91% dari total luas perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu. 2. Rasio debit tiap tahun, dari tahun 1996 – 2007 di DAS Gung Hulu berfluktuasai. Debit Sungai Gung mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai KRS antara 4,75 sampai 39,18, termasuk kriteria DAS baik. 3. Perubahan penggunaan lahan tidak menyebabkan peningkatan debit sungai. Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit tidak terlalu signifikan. Besar kecilnya debit Sungai Gung, selain disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan juga terutama disebabkan oleh curah hujan. Ditambah faktor kondisi kerapatan dan jenis vegetasi, jenis dan sifat tanah, kerapatan aliran sungai, kemiringan lereng dan jumlah penduduk.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa saran yang bisa diajukan adalah sebagai berikut.
83
84
1. Meningkatnya rasio debit pada DAS Gung Hulu disebabkan oleh berkurangnya
lahan
kawasan
vegetasi.
Oleh
sebab
itu
perlu
memperbanyak dan merapatkan jumlah tanaman, terutama di sekitar permukiman penduduk. 2. Meningkatkan fungsi lahan kosong dan lahan miring sebagai kawasan konservasi dengan menambah jumlah vegetasi. 3. Peningkatan perhatian dari pemda maupun dinas terkait yang berkaitan dengan bidang hidrologi, seperti pendidikan lingkungan hidup di masyarakat maupun pemeliharaan alat-alat pencatat data hidrologis. 4. Perlunya penelitian lebih lanjut dan pembatasan usaha untuk pengembang perumahan tentang kesesuaian daerah permukiman di kawasan tangkapan air.
85
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Di Daerah Aliran Sungai Kreo Terhadap Debit Sub DAS Kreo Kaligarang Semarang (Skripsi). Semarang : Fakultas Ilmu Sosial. UNNES. Anonim. 1996. Kecamatan Balapulang Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal. ----------. 1996. Kecamatan Bojong Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal. ----------. 1996. Kecamatan Bumijawa Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal. ----------. 1996. Kecamatan Jatinegara Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal. ----------. 2007. Kecamatan Balapulang Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal. ----------. 2007. Kecamatan Bojong Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal. ----------. 2007. Kecamatan Bumijawa Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal. ----------. 2007. Kecamatan Jatinegara Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal. ----------. 2009. Publikasi Data Hujan. Slawi: DPU, Bagian Hidrologi Kabupaten Tegal. ----------. 2009. Publikasi Data Debit Sungai Gung. Tegal: PSDA Pemali – Comal. Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press Asdak, Chay. 2004. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dephut. 2009. Pedoman Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai. SK Dirjen RLPS. http://kelembagaandas.wordpress.com/kelembagaanpengelolaan-das/sk-dirjen-rlps-1/.(7 Agustus 2011). Farida dkk. 2006. Penilaian Cepat Hidrologis : Pendekatan Terpadu Dalam Menilai Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS). Jakarta : LP3ES. Harjowigeno, Sarwono. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta : Akademika Pressindo. Jayadinata, T. Jayadinata. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB.
85
86
Juhadi dan Dewi Liesnoor. 2001. Desain dan Komposisi Peta Tematik. Semarang: UNNES. Kartasapoetra dkk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta. Kodoatie dan Sugiyanto. 2002. Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Liesnoor, Dewi. 1996. Analisa Ketersediaan Air, Studi Kasus Sub Daerah Aliran Sungai Ngunut Bengawan Solo Hulu (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Linsley dan Franzini. 1994. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Erlangga. Mahendratomo, Adhi. 2008. Pemanfaatan Citra Satelit SPOT 4 Untuk Pemetaan Penutup Lahan Di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan (Tugas Akhir). Semarang : Fakultas Ilmu Sosial. UNNES. Mustofa dan Sektiyawan. 2007. Kamus Lengkap Geografi. Yogyakarta: Panji Pustaka. Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Prahasta, Eddy. 2007. Tutorial Arc View. Bandung: Informatika. Priyatno, Duwi. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate. Yogyakarta: Gava Media. Radar Tegal. 2008. Gung dan Rambut Berbahaya. 28 Februari 2008. Hal. 4. Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik. Jakarta : Erlangga. Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta : Andi. Tika, Moh. Pabundu. 2005. Metode penelitian Geografi. Jakarta. Bhumi Aksara. Widianto, Andri. 1999. Evaluasi Kondisi Aliran Dan Tebal Hujan Daerah Aliran Sungai Progo Propinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta : Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada.
87
LAMPIRAN
88
Lampiran 1 Data Debit Bendung Danawarih Tahun 1996 - 2007 (m³/dtk) -
Debit bendung 1996 Tanggal
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
3,24 5,32 4,33 2,82 2,68 2,56 2,51 1,94 1,43 0,79 1,36 1,80 1,56 1,67 2,43 1,42 2,56 2,69 2,43 2,09 1,67 1,42 1,37 1,17 0,91 1,37 1,17 1,37 1,17 1,69 1,81
4,60 3,69 3,69 2,50 2,21 2,98 2,50 2,66 2,98 2,74 2,21 1,93 2,66 3,19 2,21 2,50 2,21 2,21 2,50 2,21 2,21 1,93 2,50 2,50 1,25 2,50 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,96 2,95 0,96 2,21 2,50 2,21 1,56 0,96 1,93 1,56 1,56 1,44 1,39 1,39 1,39 1,39 1,39 1,48 1,13 0,83 0,83 0,96 1,13 0,83
1,38 1,13 1,13 1,13 1,13 0,83 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 1,11 1,37 1,37 1,37 1,57 0,78 0,92 0,33 0,33 1,29 0,66 0,80 0,66 0,66 0,92 1,37 0,91 0,65 0,65
1,04 1,67 1,92 1,67 1,42 1,42 1,84 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,60 2,75 3,00 3,00 3,00 2,62 2,81 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,34 2,34
2,21 2,21 2,74 2,21 1,93 1,93 1,80 1,80 1,80 2,21 1,93 1,93 1,93 1,93 2,21 1,93 1,93 1,80 1,80 1,80 1,80 1,62 1,37 1,57 1,55 2,05 2,25 2,43 2,80 2,62
2,19 2,62 2,40 1,93 1,93 1,93 1,67 1,67 1,67 1,42 1,13 2,41 2,36 1,42 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 1,29 2,09 2,09 2,40 2,40 2,62 2,62 1,93 1,93 1,93 1,92
1,67 1,42 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 2,29 2,19 2,34 1,09 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,81 0,81 0,66 0,81 0,81 0,66 0,66 0,66 0,92 2,09 1,92 1,42 1,42 1,42
1,30 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,37 1,57 1,57 1,37 1,37 1,37 1,37 1,17 1,17 1,37 1,17 1,17 1,17 1,17 1,94 1,57 1,57 1,57 1,17 0,92 0,92 0,92
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,59 1,67 2,73 1,92 2,09 2,09 2,26 2,26 2,26 0,00 1,92 1,67 1,67 1,92 2,26 2,26
2,19 1,93 1,68 2,34 2,59 2,19 2,81 2,62 3,00 2,19 2,40 2,40 2,40 2,15 2,15 2,15 2,62 2,81 2,81 2,62 2,19 2,40 2,15 1,93 2,51 2,59 2,19 1,68 1,68 1,68
1,93 1,68 1,93 1,93 2,77 3,33 3,00 3,33 3,00 2,62 2,81 3,14 3,33 3,00 2,40 2,81 3,11 3,11 2,59 2,40 1,93 1,68 1,42 1,17 1,75 2,19 2,75 2,08 0,33 0,59 0,78
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
5,3
4,6
3,0
1,6
3,0
2,8
2,6
2,3
1,9
2,7
3,0
3,3
2,0 0,8
2,3 0,0
1,1 0,0
0,9 0,3
2,3 1,0
2,0 1,4
1,7 0,7
1,2 0,7
1,3 0,9
1,0 0,0
2,3 1,7
2,3 0,3
2,4
2,9
1,0
1,0
2,0
2,1
1,8
1,4
1,3
0,0
2,3
2,7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,6
1,8
1,3
0,8
2,6
2,0
1,7
1,1
1,3
1,9
2,3
1,9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
89
- Debit bendung 1997 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
0,51 1,02 0,81 0,93 0,33 1,75 1,02 0,46 0,51 1,28 0,77 1,28 0,82 0,66 0,66 0,62 0,62 0,36 0,00 0,17 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,42 0,84 0,84 0,18 0,00 0,00
0,00 0,56 0,18 0,00 0,00 0,00 0,00 0,74 0,64 0,41 0,62 0,25 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 1,19 1,06 0,85 0,85 0,62 0,29 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,25 0,50 0,72 0,72 0,00 0,00 0,87 1,26 1,39 1,64 1,52 2,15 2,52 3,00 2,02 3,22
3,00 2,81 3,00 3,19 2,40 2,27 2,02 2,02 1,86 1,69 2,56 3,06 1,64 3,06 2,44 2,86 2,27 3,03 3,03 2,69 2,52 2,52 2,79 2,40 3,00 2,40 3,00 2,40 3,00 2,79
3,00 3,22 3,00 2,79 2,40 2,02 1,90 2,02 1,90 1,97 2,65 2,34 2,17 2,48 1,97 1,54 1,74 1,57 1,74 1,74 1,57 2,05 1,49 1,42 1,42 1,42 1,49 1,57 1,17 1,17 1,17
0,41 0,41 0,53 0,64 0,95 1,40 1,73 2,09 2,43 2,26 1,67 2,09 1,92 1,67 1,67 1,92 2,09 1,67 1,67 1,67 1,81 2,19 2,19 1,83 1,20 1,23 1,55 2,08 2,08 1,57
1,37 1,82 2,28 2,30 2,30 2,21 2,03 1,74 1,62 1,62 1,62 1,18 1,18 1,18 1,18 1,26 1,18 1,18 1,18 1,01 0,93 0,96 0,99 0,99 0,99 1,18 0,97 0,88 0,88 1,17 1,03
1,17 1,03 0,88 0,88 1,03 0,88 0,81 0,87 1,07 0,87 0,87 0,87 0,87 0,87 1,07 0,87 1,07 0,87 0,87 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,73 0,81 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66
0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,54 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,55 0,53
0,64 0,64 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,53 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,21 0,00 0,98 1,01 1,01 1,07 1,01 1,27 1,41 1,96 1,27 1,29 1,86 2,99 2,31 3,22 2,69 1,79 2,28 2,26 2,47 3,09 3,65 2,28 3,77
3,29 3,87 3,29 3,29 2,66 2,11 0,00 0,74 2,62 3,36 4,82 3,93 5,63 5,63 2,23 4,66 5,42 3,53 4,11 6,66 6,66 4,02 3,76 4,33 3,73 3,73 4,49 3,73 3,73 4,87 3,73
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
1,7
0,7
3,2
3,2
3,2
2,4
2,3
1,2
0,7
0,7
3,8
6,7
0,5 0,0
0,1 0,0
0,9 0,0
2,6 1,6
1,9 1,2
1,6 0,4
1,4 0,9
0,9 0,7
0,6 0,5
0,3 0,0
1,6 0,0
3,8 0,0
0,9
0,2
0,3
2,5
2,4
1,5
1,7
0,9
0,6
0,7
0,8
3,2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,3
0,0
1,4
2,7
1,5
1,8
1,0
0,8
0,5
0,0
2,5
4,4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
90
-
Debit bendung 1998 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
4,87 4,66 4,46 3,53 4,49 4,87 4,73 5,63 4,87 5,63 5,63 6,39 4,49 3,73 4,87 3,73 4,87 4,87 5,63 4,87 5,63 4,49 5,63 4,49 4,87 2,44 2,67 1,67 2,44 1,38 1,38
1,28 2,82 2,89 2,78 1,22 1,56 1,22 1,22 1,56 1,56 1,56 1,56 3,41 2,21 1,67 2,50 2,81 1,88 2,78 2,19 2,19 1,93 2,44 1,93 1,46 0,96 3,09 3,66
2,21 2,81 1,44 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,62 2,74 2,10 2,78 2,50 2,21 1,67 2,09 1,92 2,81 3,12 2,81 2,76 2,65 1,93 2,40 3,16 1,09 1,57 1,37 1,57 2,43
1,74 1,57 1,88 1,37 1,37 1,37 1,37 1,37 1,26 1,09 2,63 1,74 1,74 1,74 1,74 1,74 1,37 1,41 1,57 1,57 1,74 2,63 1,37 2,12 1,40 1,40 1,26 1,36 1,74 1,57
1,37 1,37 1,37 1,37 1,43 1,74 2,80 2,07 2,43 1,37 2,27 3,89 3,12 2,78 3,69 2,78 2,74 2,21 2,60 2,40 1,93 1,42 1,42 1,65 1,42 1,57 1,57 1,57 2,09 1,37 1,37
1,57 1,74 1,57 1,60 1,93 2,44 2,40 1,93 1,65 1,65 1,88 1,65 1,65 2,63 1,93 2,19 2,40 1,93 1,67 1,67 2,15 2,59 2,40 1,93 1,88 1,65 1,37 2,27 1,88 1,65
1,41 1,26 1,26 1,58 3,05 2,74 2,05 1,58 1,90 2,05 2,05 2,05 2,40 3,01 2,98 3,15 2,81 2,98 2,81 2,11 2,36 3,55 2,50 2,11 3,26 2,36 3,55 2,11 2,07 1,65 1,42
1,24 1,42 1,65 1,74 1,57 1,92 1,37 1,53 1,67 1,67 1,40 1,55 1,55 2,79 2,26 1,55 1,55 1,73 1,36 1,36 1,36 1,36 1,40 1,40 1,93 2,75 3,30 3,77 2,74 2,74 2,50
2,07 2,07 2,64 2,45 2,19 1,93 1,93 1,88 2,26 2,24 2,07 1,73 1,36 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 2,60 2,07 1,65 1,57 3,11 3,40 0,00 2,21 1,93 2,19 2,19
2,19 1,93 1,68 1,93 1,65 3,59 3,40 2,74 2,74 2,95 2,95 2,48 2,19 1,93 2,19 2,19 2,40 3,23 2,59 1,68 1,68 2,19 1,68 1,93 1,79 1,73 1,87 1,73 1,73 1,73 1,68
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,72 0,98 0,99 1,26 0,99 0,99 0,72 0,99 0,99 1,88 3,58 3,19 2,21 1,93 2,98
1,93 2,21 2,59 2,43 2,43 2,19 2,19 1,93 1,68 1,65 1,65 2,24 2,07 1,88 1,88 2,07 2,74 3,35 3,59 3,19 3,19 3,19 2,74 2,50 2,50 2,43 3,38 3,19 2,95 2,50 2,50
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
6,4
3,7
3,2
2,6
3,9
2,6
3,6
3,8
3,4
3,6
3,6
3,6
4,3 1,4
2,1 1,0
1,8 0,0
1,6 1,1
2,0 1,4
1,9 1,4
2,3 1,3
1,9 1,2
1,9 0,0
2,2 1,7
0,8 0,0
2,5 1,7
4,9
1,9
1,4
1,6
2,2
1,9
2,1
1,7
1,9
2,4
0,0
2,1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3,8
2,3
2,2
1,6
1,9
2,0
2,6
2,0
1,8
2,0
1,6
2,9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
91
-
Debit bendung 1999 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
0,93 0,93 0,95 1,07 1,61 2,07 2,07 1,45 1,09 0,53 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 1,26 1,17 2,07 1,40 1,40 3,19 3,19 4,13 2,80 2,50 1,87 0,63 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,52 1,52 1,94 2,21 3,25 2,36 1,69 1,52 2,36 2,67 3,38 3,04 5,68 1,09 0,25 0,56 0,52 0,52 0,52 0,52 0,51
0,51 0,51 0,89 1,53 1,55 1,69 2,81 2,74 1,65 3,19 3,37 3,00 2,05 3,00 2,79 3,00 3,41 0,00 3,00 2,53 2,28 2,28 3,22 2,53 3,11 3,77 3,41 1,55 2,96 2,53 2,43
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4,29 3,10 3,10 3,10 3,72 3,04 1,26 1,76 1,01 2,53 2,53 2,44 2,25 2,02 2,02 1,26 3,30 2,86 2,48 2,25 2,67 2,25 2,17 2,32 2,67 3,03 3,08 4,01 3,72 3,72 3,72
3,38 3,38 3,72 4,01 3,38 3,04 3,04 3,38 3,72 4,55 3,37 4,01 4,01 3,72 3,72 1,26 3,38 3,04 3,10 3,10 3,41 3,67 3,10 2,79 2,54 2,79 2,79 2,79 2,53 2,53
2,53 2,53 2,53 1,86 1,69 2,45 3,04 2,79 2,79 2,79 2,53 2,63 2,94 3,10 2,81 2,81 2,53 2,81 2,81 2,81 2,81 2,45 2,25 2,25 2,25 2,25 2,48 2,48 2,25 2,25 2,02
2,17 2,17 2,17 2,17 2,17 2,17 1,97 1,97 1,97 1,97 4,24 3,38 2,81 2,50 2,67 3,34 3,10 2,28 2,25 2,02 1,73 1,77 1,69 1,86 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,83 1,69
1,69 1,69 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,41 1,41 1,41 1,41 1,05 1,55 1,55 1,53 1,41 3,17 2,23 1,67 2,28 2,28 2,28
1,94 1,94 1,94 2,28 1,94 1,94 1,94 1,94 2,53 1,94 2,53 3,00 3,10 2,81 2,81 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1,17 1,99 2,37 4,01 4,55 3,38 2,78 2,81 2,83 3,41 4,01 3,72 4,01 4,01 4,26 3,70 4,01 4,01 3,76 3,72 3,72 4,01 4,26 4,29 3,41 4,29 4,29 4,01 4,01 3,56
3,09 3,54 4,26 3,04 4,29 4,29 4,29 4,29 4,29 4,01 4,01 4,01 4,29 4,29 4,29 3,36 3,38 3,04 3,04 3,38 3,72 4,26 4,29 4,55 4,01 4,29 4,01 3,76 3,29 3,22 3,22
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
4,1
5,7
3,8
0,0
4,3
4,5
3,1
4,2
3,2
3,1
4,5
4,5
1,3 0,0
1,3 0,0
2,4 0,0
0,0 0,0
2,7 1,0
3,2 1,3
2,5 1,7
2,3 1,7
1,6 1,0
1,1 0,0
3,6 1,2
3,8 3,0
1,1
1,1
2,1
0,0
2,5
3,6
2,6
2,4
1,4
2,3
3,3
4,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,6
1,7
2,6
0,0
2,8
2,9
2,5
2,1
1,8
0,0
3,9
3,7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
92
-
Debit bendung 2000 Tanggal
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
3,54 3,54 2,81 2,53 2,75 3,54 4,26 2,28 3,41 3,22 2,75 2,85 3,22 3,76 3,72 4,26 4,01 4,01 4,55 3,34 3,34 3,10 3,03 3,16 4,01 4,55 4,01 3,04 3,66 1,86 2,54
0,92 0,93 0,61 0,61 1,53 1,01 1,14 1,37 1,70 2,52 2,48 2,68 2,67 2,02 2,80 3,36 3,72 4,57 3,38 1,29 1,29 1,66 1,66 1,53 1,13 1,75 2,02 1,64 2,31
0,94 1,89 2,02 2,48 3,10 1,69 2,90 3,72 1,73 2,02 1,73 1,73 1,03 1,14 0,54 0,54 0,54 1,03 1,52 2,18 1,60 1,14 1,77 1,24 1,05 1,01 1,02 2,59 3,04 2,53 2,53
2,15 2,53 1,52 1,26 2,49 3,72 3,72 3,46 3,46 3,10 2,02 2,28 2,30 3,10 3,34 3,34 2,53 3,12 3,46 3,72 3,46 3,34 3,58 3,65 3,72 3,20 2,93 3,72 2,87 3,72
3,72 3,72 2,27 2,27 2,44 3,40 3,72 2,27 2,87 3,72 4,01 4,29 4,80 4,29 4,01 4,01 4,01 5,01 4,67 4,34 4,29 4,29 4,63 5,54 2,56 3,10 3,72 4,34 4,34 4,34 4,34
4,19 4,19 3,43 2,56 2,27 2,86 2,81 3,10 2,81 2,53 3,74 4,96 4,21 4,20 4,19 3,72 4,01 3,72 4,01 3,46 3,72 3,72 3,72 4,29 0,00 3,72 3,46 3,46 3,19 3,19
3,19 3,19 3,19 3,19 3,19 3,19 3,19 3,19 2,86 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,81 2,53 2,53 3,10 2,53 2,53 3,10 2,53 2,53 2,28 2,25 2,03 3,10 3,46 3,72 3,72 3,72
3,19 3,19 3,19 2,81 2,81 2,81 2,81 2,28 2,48 2,48 2,52 2,25 2,02 2,17 2,17 2,17 2,17 2,17 2,17 2,54 2,17 1,77 1,77 1,77 2,17 2,17 1,77 1,77 1,77 2,17 3,58
2,81 2,53 2,79 2,53 3,10 2,53 2,53 2,02 2,02 1,86 2,00 1,52 2,27 1,83 1,52 2,00 2,36 1,77 1,77 1,96 2,67 2,15 3,10 3,10 2,81 2,53 2,53 2,28 2,02 2,02
2,25 2,48 2,52 2,48 2,56 2,79 2,79 2,28 2,28 2,28 2,28 2,94 3,35 4,32 3,46 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1,86 1,86 2,48 2,02 1,94 1,86 2,48 4,01 3,07 3,10 3,55 3,58 3,41 3,72 3,72 3,72 2,79 2,48 2,48 2,63 2,81 2,81 1,86 1,69 2,31 1,13 1,59 2,47 2,52 1,52
1,51 2,12 3,22 3,04 3,41 3,66 3,72 3,72 4,01 4,01 4,01 3,46 2,81 3,34 3,34 3,79 3,34 3,10 3,10 2,81 3,05 3,58 3,10 2,53 2,52 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
4,5
4,6
3,7
3,7
5,5
5,0
3,7
3,6
3,1
4,3
4,0
4,0
3,4 1,9
1,9 0,6
1,7 0,5
3,0 1,3
3,8 2,3
3,4 0,0
2,9 2,0
2,4 1,8
2,3 1,5
1,3 0,0
2,6 1,1
3,1 1,5
3,2
1,7
1,9
2,7
3,5
3,5
2,9
2,6
2,3
2,7
2,8
3,3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3,5
2,2
1,6
3,4
4,2
3,4
2,9
2,1
2,3
0,0
2,3
2,9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
93
-
Debit bendung 2001 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2,25 2,02 2,85 2,02 2,02 1,69 1,52 2,31 3,10 3,34 3,79 3,34 3,58 3,34 3,10 3,58 3,93 4,80 4,29 4,01 3,72 1,13 1,58 1,89 2,48 2,02 1,90 0,18 2,44 3,58 3,34
3,10 3,10 2,53 2,28 2,80 3,10 2,81 2,13 2,15 2,27 2,15 3,22 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 0,82 0,82 2,11 3,10 2,53 2,53 2,02 2,86 2,86 3,60
2,48 2,48 1,07 2,14 1,52 1,83 1,77 3,01 3,58 2,53 2,53 3,55 3,79 3,58 3,58 3,79 3,79 4,00 4,00 4,00 3,58 2,53 3,10 2,53 2,81 2,53 2,03 2,05 2,06 2,48 3,16
2,81 2,53 2,53 2,53 1,86 1,52 2,31 2,53 2,16 2,53 4,41 4,96 4,05 3,55 2,48 2,84 2,86 2,79 3,95 4,29 4,63 4,83 4,83 4,83 4,96 4,01 3,72 3,72 4,29 3,72
3,72 3,72 3,34 2,48 4,03 4,96 4,34 4,29 4,29 4,29 4,78 5,03 4,55 4,29 4,29 4,29 4,29 4,29 4,29 3,72 4,26 4,29 4,29 4,29 4,29 4,29 4,29 4,55 4,01 3,72 3,72
4,29 4,29 4,55 4,01 4,01 3,53 4,29 4,29 3,72 3,72 3,72 3,72 3,66 4,29 4,29 4,29 3,72 4,01 4,29 3,72 3,72 4,01 3,38 3,38 3,72 3,72 3,72 3,72 3,38 3,04
3,04 2,91 2,79 2,79 2,79 2,79 2,79 2,68 2,53 2,53 3,94 3,00 2,79 3,72 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,72 4,01 4,29 3,72 3,72 3,72 3,38 3,38 3,38 3,10 3,10
2,81 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,15 2,02 2,02 2,02 2,02 1,96 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,96 1,77 1,77 1,96 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77
1,96 1,96 1,96 1,96 1,96 1,96 2,15 2,45 2,15 1,96 1,77 2,35 2,15 2,15 2,15 2,15 2,67 2,54 2,35 2,35 2,15 1,96 1,77 1,77 3,41 3,41 2,79 3,58 3,00 2,28
2,25 2,48 2,52 2,48 2,56 2,79 2,79 2,28 2,28 2,28 2,28 2,94 3,35 4,32 3,46 1,94 3,00 3,60 1,61 1,61 1,56 1,28 1,05 1,26 1,26 1,53 1,26 2,00 2,15 2,52 2,86
1,86 2,39 2,52 2,52 2,86 2,52 2,27 2,52 2,52 2,69 2,52 2,52 4,29 3,72 3,10 3,10 2,87 2,02 2,44 2,86 2,69 2,69 2,69 2,52 2,02 2,16 2,69 2,52 2,27 2,02
2,02 1,56 1,97 3,29 3,38 3,04 3,04 2,78 2,53 2,53 2,82 3,10 2,81 2,56 2,53 2,53 2,52 2,02 2,81 3,10 3,10 2,81 2,81 2,81 2,81 3,10 3,34 3,10 3,10 3,10 3,58
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
4,8
3,7
4,0
5,0
5,0
4,5
4,3
2,8
3,6
4,3
4,3
3,6
2,7 0,2
2,8 0,8
2,8 1,1
3,4 1,5
4,2 2,5
3,9 3,0
3,2 2,5
2,0 1,8
2,3 1,8
2,3 1,1
2,6 1,9
2,8 1,6
2,7
2,9
2,6
2,8
4,2
4,0
3,0
2,2
2,1
2,7
2,7
2,7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2,8
2,6
3,0
4,0
4,2
3,7
3,5
1,8
2,5
1,9
2,5
2,9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
94
-
Debit bendung 2002 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
3,58 2,81 2,75 1,47 1,06 0,90 1,71 2,02 2,44 2,52 0,81 1,52 1,86 1,56 1,19 2,51 2,52 1,52 2,06 2,53 2,53 2,81 2,32 3,04 3,72 3,72 3,72 3,72 3,38 3,38 2,49
2,53 2,81 1,23 2,27 2,02 1,98 2,53 2,53 2,79 2,53 2,28 2,28 2,75 2,79 2,53 2,53 2,28 2,53 2,79 2,79 2,79 2,28 2,28 2,53 2,79 2,53 3,42 2,53
2,77 2,03 2,28 2,03 2,28 2,93 3,10 2,81 2,79 1,26 2,51 2,86 2,05 2,52 2,02 2,02 1,01 1,56 2,27 2,27 2,06 2,53 2,27 2,27 2,52 1,89 2,27 2,44 2,53 2,75 3,92
4,26 3,72 4,01 3,72 3,37 3,72 2,78 2,81 3,10 2,61 2,52 2,61 3,10 2,53 2,44 2,81 3,58 3,10 2,81 2,68 1,16 2,09 1,16 3,05 3,58 3,79 3,72 3,38 3,38 3,72
3,38 3,04 3,04 3,38 3,72 2,93 3,72 3,72 3,38 3,04 2,93 3,38 3,04 3,38 3,04 3,04 3,04 3,04 2,59 2,93 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 2,59 3,04 3,04 3,04 3,38
3,38 3,04 3,38 3,72 3,72 3,72 3,04 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 2,76 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,14 2,79 2,02 2,02 2,27 2,27 2,02 2,02
2,02 2,27 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 1,73 2,02 2,27 2,27 2,27 2,27 2,27 2,27 2,27 2,27 2,27 2,27 2,02 2,52 2,52 2,27 2,27 2,27 2,02 2,02 2,02 2,02
2,02 2,02 1,90 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 2,17 2,17 1,97 1,77 1,97 1,97 1,96 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,64 1,52 1,52 1,52 1,57 1,57 1,83 1,52 1,52 1,52
1,26 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,26 1,26 1,26 1,26 1,41 1,41 1,26 1,41 1,41 1,41 1,26 1,41 1,41 1,26 1,26 1,41 1,26 1,26 1,41 1,14 1,01 1,01 1,01 1,01
1,46 1,60 1,28 1,83 1,60 1,73 2,27 2,27 2,02 2,36 2,28 1,61 1,94 2,79 1,94 1,94 3,00 3,60 1,61 1,61 1,56 1,28 1,05 1,26 1,26 1,53 1,26 2,00 2,15 2,52 2,86
1,26 1,41 1,41 1,26 1,72 2,17 2,36 2,17 1,77 1,97 1,97 2,15 2,52 2,69 3,03 2,69 2,27 2,69 3,03 3,03 3,35 3,03 2,86 2,69 2,69 3,36 2,52 2,52 2,27 2,02
2,02 2,27 2,27 2,02 2,69 2,69 2,69 2,52 2,52 2,52 2,27 2,02 2,02 2,02 2,69 2,02 2,02 1,63 1,77 1,77 2,69 3,03 3,10 3,79 3,16 4,04 4,00 4,00 3,34 3,10 2,65
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
3,7
3,4
3,9
4,3
3,7
3,7
2,5
2,2
1,5
3,6
3,4
4,0
2,4 0,8
2,5 1,2
2,3 1,0
3,0 1,2
3,2 2,6
2,8 2,0
2,2 1,7
1,8 1,5
1,3 1,0
1,9 1,1
2,4 1,3
2,6 1,6
1,9
2,4
2,4
3,2
3,3
3,3
2,1
1,9
1,4
1,9
2,0
2,4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2,9
2,6
2,3
2,9
3,0
2,4
2,2
1,7
1,2
1,9
2,7
2,9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
95
-
Debit bendung 2003 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
3,27 3,27 3,38 3,38 3,38 3,66 3,72 3,04 3,04 2,59 2,26 2,28 2,28 2,15 2,02 3,38 4,01 3,04 2,59 2,28 2,28 3,66 3,38 3,38 2,86 3,72 3,04 3,04 2,86 3,04 2,04
3,04 2,59 2,78 2,53 1,62 2,16 2,53 2,16 2,53 2,16 2,53 1,79 2,78 3,41 3,72 3,72 3,04 3,38 2,53 4,29 4,29 3,38 4,01 3,72 3,38 3,04 3,04 3,04
2,15 2,15 2,59 2,15 2,53 3,72 3,72 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 2,59 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 2,15 2,15 2,81 2,53 2,53 2,16 2,53 3,10 2,53 3,10 2,53 2,53 3,10
3,10 2,53 2,81 3,10 2,81 2,81 2,53 3,10 3,10 3,10 3,58 3,10 3,10 2,81 3,10 2,53 2,53 2,53 2,53 2,52 3,41 4,29 3,72 3,72 3,72 3,72 4,29 4,01 4,01 3,72
3,72 3,72 3,72 3,38 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,66 4,29 4,80 4,80 4,29 4,29 4,01 3,72 4,01 3,72 3,72 3,72 3,72 2,88 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,10 2,81 2,53
2,53 2,28 2,27 2,27 2,02 2,86 2,69 2,69 2,86 2,69 2,52 2,27 3,34 3,10 2,53 2,81 2,52 2,27 3,03 3,35 3,03 3,35 3,35 2,84 2,53 2,70 2,53 2,53 2,28 2,28
2,02 1,90 1,97 1,97 1,97 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,66 1,52 1,52 1,52 1,29 1,29 1,29 1,52 2,00 2,15 2,00 2,00 1,69 1,69 1,69
1,69 1,69 1,69 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,26 1,26 1,26 1,55 1,26 1,26 1,41 1,26 1,26 1,26 1,55 1,55 1,55 2,69 1,86 1,69 1,52 1,69 1,69 1,39 1,69 1,52 1,39
1,26 1,86 1,52 1,69 2,00 1,26 1,52 1,10 1,10 1,14 1,01 1,13 1,13 1,13 1,13 1,55 1,83 2,00 1,86 1,86 1,86 1,69 1,05 1,05 1,05 1,05 1,28 1,05 1,05 1,05
1,46 1,60 1,28 1,83 1,60 1,73 2,27 2,27 2,02 2,36 2,28 1,61 1,94 2,79 1,94 1,94 3,00 3,60 1,61 1,61 1,56 1,28 1,05 1,26 1,26 1,53 1,26 2,00 2,15 2,52 2,86
2,69 2,52 2,27 2,27 2,52 2,52 2,52 2,52 2,86 2,02 2,52 2,27 1,52 1,52 1,52 1,86 4,55 3,03 3,72 3,03 3,03 2,78 3,66 3,72 4,55 3,72 3,03 3,03 2,78 2,53
3,34 2,81 3,10 3,10 4,29 3,72 3,72 3,72 3,03 3,03 3,03 3,03 3,03 3,03 2,53 2,53 2,53 2,53 3,10 4,55 3,72 3,38 3,03 3,03 4,29 3,72 3,72 3,72 2,16 1,83 1,69
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
4,0
4,3
3,7
4,3
4,8
3,4
2,1
2,7
2,0
3,6
4,5
4,5
3,0 2,0
3,0 1,6
2,8 2,1
3,2 2,5
3,5 2,5
2,7 2,0
1,7 1,3
1,5 1,3
1,4 1,0
1,9 1,1
2,8 1,5
3,2 1,7
2,9
2,6
2,9
3,0
3,7
2,6
1,8
1,5
1,3
1,9
2,3
3,2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3,0
3,4
2,7
3,4
3,3
2,8
1,7
1,6
1,4
1,9
3,3
3,1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
96
-
Debit bendung 2004 Tanggal
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1,52 1,52 1,52 2,27 2,36 2,67 2,15 1,52 1,52 1,52 1,41 1,72 2,02 2,27 2,02 1,52 2,86 2,02 1,73 1,52 1,57 1,62 1,52 3,03 1,57 1,62 2,15 2,52 2,27 2,02 2,02
2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,02 2,02 2,02 2,52 2,52 2,52 2,02 2,27 2,02 2,02 3,03 2,52 2,27 2,02 2,27 2,52 2,02 2,86 2,86 2,86 2,86 2,02 2,02
2,86 2,86 2,86 2,86 3,20 3,20 2,86 2,52 2,52 2,52 2,86 2,52 2,44 2,52 2,52 2,02 2,02 2,27 1,78 1,73 1,73 1,43 2,32 3,73 4,29 3,72 3,72 3,72 3,72 4,29 4,29
3,38 3,03 3,03 2,86 2,86 2,86 3,58 4,29 3,38 4,01 3,03 4,01 3,72 4,01 3,72 3,72 4,26 4,80 4,56 4,80 4,29 4,29 3,72 4,55 2,78 2,53 3,10 3,10 3,10 3,10
3,10 3,10 3,10 3,10 3,10 3,10 3,10 3,10 3,10 2,53 2,53 2,53 1,43 1,07 1,07 1,07 0,54 0,00 0,00 1,86 3,72 0,72 1,62 3,03 3,04 3,04 0,72 1,88 0,72 3,03 3,03
2,90 2,78 2,78 2,66 2,53 2,40 2,53 2,79 2,79 3,22 3,22 4,01 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 2,91 2,78 2,78 2,53 2,40 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,15 2,02
0,00 0,72 0,00 0,00 3,10 2,53 2,28 2,79 2,28 2,15 2,02 2,52 2,52 2,96 3,04 3,04 3,04 3,38 3,04 3,04 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,02 2,27 2,02 2,02 2,02 2,02
1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,69 1,52 1,52 1,52 2,15 1,86 1,52 1,52 1,86 1,69 1,52 1,52 1,69 1,52 1,52 1,52 1,26 1,52 1,69 1,69 1,29 1,39 1,26 1,42 1,42 1,26
1,26 1,43 2,15 1,96 1,77 1,77 1,51 1,29 1,29 1,52 1,69 1,69 2,27 2,02 3,03 2,52 2,52 2,27 2,02 2,27 2,52 2,02 2,02 2,02 2,02 1,51 1,29 1,26 1,56 1,86
1,52 1,52 1,40 1,40 1,53 1,26 1,53 1,26 1,53 1,86 1,86 1,07 1,52 1,29 1,07 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,52 1,29 1,08 1,26 0,00 0,00 0,00 0,00
2,53 2,02 1,98 1,77 1,77 1,77 1,96 2,35 2,35 2,54 2,35 2,15 3,34 2,53 2,16 2,02 2,02 2,69 2,27 2,81 2,53 2,53 3,10 2,53 2,53 3,72 3,38 2,54 3,04 2,86
2,86 2,52 2,02 2,02 2,86 2,86 2,86 2,69 2,52 2,27 2,69 4,29 3,72 4,80 4,29 3,72 4,55 4,01 4,01 3,72 3,72 3,72 3,72 4,01 3,72 4,29 4,80 4,55 3,72 3,72 3,72
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
3,0
3,0
4,3
4,8
3,7
4,0
3,4
2,1
3,0
1,9
3,7
4,8
1,9 1,4
2,4 2,0
2,8 1,4
3,6 2,5
2,2 0,0
2,8 2,0
2,2 0,0
1,5 1,3
1,9 1,3
0,9 0,0
2,5 1,8
3,5 2,0
1,9
2,3
2,7
3,5
2,6
3,0
1,9
1,6
1,8
1,4
2,2
3,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2,0
2,4
2,9
3,8
1,8
2,5
2,5
1,5
2,0
0,3
2,7
4,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
97
-
Debit bendung 2005 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
4,29 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 4,80 4,29 3,72 4,80 4,29 3,72 4,29 3,72 4,80 4,29 3,72 3,72 3,72 3,04 3,04 4,29 4,80 3,72 3,72 4,80 3,72
3,72 4,29 3,72 3,72 3,72 4,29 5,26 5,26 3,72 4,29 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 4,80 4,29 2,53 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 2,53
2,53 2,53 2,53 3,10 3,72 3,04 3,04 3,72 3,04 4,29 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 1,07 1,07 1,07 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76
0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 2,53 2,53 3,10 3,10 3,10 3,10 3,10 2,52 2,52 2,52 2,02 0,76 2,02 1,52 1,52 1,52 1,86 3,10 3,10 3,58 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 2,52 3,04 3,72 3,72 3,04 2,53 3,10 3,10 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,72 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04
3,04 3,04 3,72 3,72 3,04 3,04 3,72 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,72 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04
3,04 3,04 3,04 3,04 2,59 3,04 3,04 3,04 3,04 2,59 2,59 3,10 3,10 3,10 3,10 3,72 3,72 3,72 3,72 3,04 2,81 2,81 2,53 2,53 2,53 2,02 2,02 2,02 2,02 1,69 1,69
1,52 3,38 2,53 2,53 2,02 2,02 2,02 1,52 1,69 2,15 1,69 1,69 1,86 1,86 1,52 1,52 1,52 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,52 1,52 1,52 1,26 1,39 1,52 1,53
1,53 1,53 1,53 1,53 1,53 1,26 1,53 1,40 1,26 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53 2,70 2,02 2,02 2,52 4,49 3,04 3,04 2,53 2,53 2,53 3,10 3,79 3,34 3,10 2,81 3,10
2,53 2,53 1,73 1,73 2,02 2,02 2,02 2,02 1,70 1,70 1,53 1,53 2,52 2,52 2,52 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 2,52 2,52 3,20 3,03 2,86 2,86 2,86 2,52 2,02 2,27 2,02 2,02 2,02 2,02 1,73 1,07 1,07 3,58 3,58 3,10 3,10 2,81 2,53 3,10 2,53 2,53 2,81 3,34 3,34
3,34 3,10 3,10 3,10 2,53 2,81 2,53 2,53 3,10 3,10 2,81 2,53 2,53 2,81 2,53 2,53 2,81 3,72 3,72 3,04 4,29 3,72 3,72 3,38 3,38 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,72
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
4,8
5,3
4,3
3,6
3,7
3,7
3,7
3,4
4,5
2,5
3,6
4,3
4,0 3,0
3,9 2,5
2,4 0,8
1,8 0,0
2,9 0,0
2,7 0,0
2,8 1,7
1,8 1,3
2,2 1,3
1,0 0,0
2,5 0,0
3,1 2,5
4,0
4,0
3,2
1,9
2,6
3,4
3,0
2,0
1,6
2,0
2,3
2,8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3,9
3,7
1,7
1,7
3,2
2,1
2,7
1,6
2,9
0,0
2,7
3,3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
98
-
Debit bendung 2006 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
3,72 3,72 3,04 3,04 4,30 4,30 4,01 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 2,53 1,52 1,77 2,02 2,02 1,52 1,55 1,98 1,73 1,73 1,43 1,43 1,43 2,02 2,02
1,73 2,35 3,10 2,53 2,02 1,73 2,53 3,10 2,81 2,50 2,02 2,02 2,02 2,02 1,43 2,02 1,73 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,15 2,52 2,52 2,52 2,86 2,52
1,07 1,29 1,55 1,55 2,02 2,50 2,53 1,79 1,79 2,44 2,53 1,52 2,90 1,55 2,02 2,32 2,02 2,02 1,07 2,94 2,87 3,04 1,71 2,16 1,07 0,90 2,59 3,72 3,12 2,53 2,53
1,79 1,79 2,99 2,86 3,04 2,58 2,02 3,16 2,02 1,73 2,86 3,72 2,86 2,02 3,16 3,10 3,10 2,53 2,53 2,53 3,10 3,34 3,58 3,58 3,04 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72
3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,38 3,72 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,22 3,72 4,29 3,16 3,72 3,04 3,04 3,04 3,04 3,22 4,29 4,29
4,29 4,29 4,29 4,01 3,72 3,72 3,00 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,04 3,10 2,53 2,81 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,28 2,02 2,02 1,73 1,73 1,73
1,73 1,73 2,02 1,73 2,02 1,73 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 1,73 1,69 1,69 1,69 1,86 1,69 1,86
1,86 1,86 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,86 1,69 1,52 1,52 1,86 1,52 1,52 1,69 1,69 1,86 1,52 1,69 1,86 2,00 1,69 1,52 1,69 1,69 1,69 1,52 1,29 1,29 1,26 1,40
1,40 1,66 1,26 1,26 1,26 1,26 1,40 1,40 1,40 1,53 1,40 1,40 1,26 1,26 1,40 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,01 1,13 1,24 1,13 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01
1,01 1,01 1,01 1,13 1,24 1,24 1,34 1,01 1,01 1,24 1,13 1,01 1,01 1,01 1,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1,01 1,01 1,01 1,34 1,01 1,01 1,28 2,00 2,70 2,02 2,02 2,02 2,02 2,52 2,02 1,73 1,52 1,52 1,52 1,52 2,86 2,27 3,04 3,73 3,72 3,04 3,38 3,04 3,04 3,04
3,04 2,59 2,53 2,53 3,10 3,58 3,75 3,04 3,38 3,38 3,38 3,04 3,04 3,72 3,38 3,04 3,04 3,38 3,04 3,04 3,38 3,72 3,04 3,91 3,04 3,22 4,29 4,29 2,93 3,04 3,04
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (115) Jml.data kosong Rerata (16-31) Jml.data kosong
4,3
3,1
3,7
3,7
4,3
4,3
2,0
2,0
1,7
1,3
3,7
4,3
2,7 1,4
2,2 1,4
2,1 0,9
2,9 1,7
3,3 3,0
2,9 1,7
1,9 1,7
1,6 1,3
1,2 1,0
0,5 0,0
2,1 1,0
3,3 2,5
3,6
2,3
1,9
2,6
3,2
3,4
1,9
1,6
1,4
1,1
1,7
3,2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,9
2,2
2,3
3,3
3,4
2,3
1,9
1,6
1,1
0,0
2,6
3,3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
99
- Debit bendung 2007 Tanggal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
4,01 4,01 4,01 3,72 3,72 3,04 3,04 2,59 2,15 3,38 2,15 2,28 2,53 2,16 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 4,01 2,76 3,72 2,93 3,72 2,87 4,01 2,27 3,12
2,02 8,11 1,26 1,52 1,14 1,40 1,15 1,26 0,76 1,14 0,76 1,01 1,26 1,29 1,69 1,47 1,69 0,76 1,14 1,86 1,69 1,69 1,86 4,26 1,29 1,47 1,69 1,69
1,67 1,52 1,69 1,52 1,69 1,86 1,69 1,69 2,00 2,15 1,86 1,69 1,86 1,32 1,71 1,47 1,71 1,56 1,32 1,47 2,00 1,60 1,86 1,86 1,52 1,96 2,26 2,52 2,52 2,27 2,02
1,73 1,98 2,27 2,27 2,27 1,07 1,07 1,29 1,61 2,27 2,02 1,73 2,02 2,02 2,02 2,27 2,27 2,69 3,03 2,86 2,86 2,86 3,03 2,86 2,52 2,56 1,83 2,02 1,43 2,00
2,56 2,32 2,02 2,02 2,29 2,02 2,29 2,02 2,02 1,43 2,56 2,02 2,02 2,02 1,73 1,43 1,43 1,83 1,52 1,69 2,00 1,86 2,12 2,00 1,69 1,96 2,15 2,63 2,02 2,02 2,02
2,02 3,03 2,69 2,27 2,27 2,02 1,98 2,86 2,27 2,02 2,27 1,73 1,43 1,73 1,43 1,73 2,02 2,02 2,02 2,02 2,24 2,02 2,52 2,52 2,27 2,02 2,02 2,44 2,52 2,52
2,86 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,27 2,02 2,02 2,02 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,27 2,02 2,02 2,27 2,02 2,02 1,73 1,86 1,69 2,15 2,15
2,15 2,15 2,15 1,95 2,00 1,86 2,00 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 2,15 1,69 1,69 1,69 1,52 1,52 1,86 2,15 2,15 2,15 2,15 2,00 2,00 1,69 1,52 1,52 1,52 1,69
1,86 1,69 1,52 1,52 1,52 1,69 1,52 1,69 1,86 1,86 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,39 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26
1,40 1,66 1,53 1,53 1,53 1,66 1,79 2,17 1,77 2,17 1,77 2,17 2,17 1,97 1,77 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,26 1,26 1,26 1,86 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,86 2,43
2,13 3,20 2,28 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 3,35 3,03 1,52 1,83 1,69 2,30 2,27 2,27 2,15 2,52 2,69 2,52 2,52 2,27 2,02 2,02 2,02 2,02 2,27 2,86 2,86 2,86
2,02 2,02 2,02 2,19 2,69 2,69 2,27 2,52 2,52 2,27 2,86 2,86 3,20 3,20 3,20 2,53 2,53 3,05 2,36 2,27 2,27 2,19 2,19 2,86 1,52 1,12 2,86 1,52 2,19 2,86 2,86
Maximum Rerata bulanan Minimum Rerata (1-15) Jml.data kosong Rerata (1631) Jml.data kosong
4,0
8,1
2,5
3,0
2,6
3,0
2,9
2,1
1,9
2,4
3,4
3,2
2,9 2,0
1,7 0,8
1,8 1,3
2,2 1,1
2,0 1,4
2,2 1,4
2,3 1,7
1,9 1,5
1,5 1,3
1,4 0,0
2,4 1,5
2,4 1,1
3,0
1,7
1,7
1,8
2,1
2,1
2,4
2,0
1,6
1,8
2,4
2,6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2,7
1,7
1,9
2,5
1,9
2,2
2,2
1,8
1,4
1,1
2,4
2,3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
Lampiran 2 Perhitungan Nilai Q Rata-rata pada 4 Stasiun Hujan Tabel. Jumlah Bulan Basah, Lembab dan Kering 4 Stasiun Hujan DAS Gung Hulu 1996 - 2007 Kategori Bulan Basah Bulan Lembab Bulan Kering 1996 9 1 2 1997 7 5 1998 10 2 1999 9 2 1 2000 9 3 2001 10 1 1 2002 8 4 2003 7 5 2004 9 2 1 2005 11 1 2006 7 5 2007 8 2 2 Jumlah 104 9 31 Sumber: Hasil pengolahan data DPU Bid. Pengairan, 1996 – 2007 Tahun
Q= =
Jumlah Bulan Kering Jumlah Bulan Basah
Jumlah Bulan Kering = 29 Jumlah Bulan Basah = 91 Maka, Q =
31 104
Q = 0,298 Jadi, Nilai Q daerah penelitian adalah 0,298
101
Lampiran 3. Uji Ketelitian Interpretasi Penggunaan Lahan A. Data hasil cek lapangan Penggunaan lahan Koordinat No Hasil Interpretasi X Y
Cek Lapangan
Tingkat Kebenaran
1
292673
9219956
Pemukiman
Pemukiman
Benar
2
292589
9217806
Sawah
Sawah
Benar
3
299983
9202431
Hutan
Hutan
Benar
4
291894
9209547
Sawah
Sawah
Benar
5
293205
9217906
Pemukiman
Pemukiman
Benar
6
294013
9204055
Kebun Campuran
Kebun Campuran
Benar
7
293571
9210853
Sawah
Tanah kosong
Salah
8
294184
9202563
Tegalan
Tegalan
Benar
9
298548
9217526
Kebun campuran
Kebun campuran
Benar
10
294992
9210097
Tanah kosong
Tanah kosong
Benar
11
300126
9217429
Sawah
Sawah
Benar
12
294032
9202483
Tanah kosong
Tanah kosong
Benar
13
297763
9210792
Tegalan
Tegalan
Benar
14
292510
9210078
Sawah
Sawah
Benar
15
292523
9214561
Semak/belukar
Semak/belukar
Benar
16
292508
9208514
Pemukiman
Pemukiman
Benar
17
292097
9216987
Pemukiman
Pemukiman
Benar
18
299156
9213765
Hutan
Hutan
Benar
19
300027
9204733
Pemukiman
Pemukiman
Benar
20
293137
9219233
Sawah
Sawah
Benar
21
295594
9204996
Semak/belukar
Kebun campuran
Salah
22
292502
9217220
Tanah kosong
Tanah kosong
Benar
23
292468
9213263
Tegalan
Tegalan
Benar
24
300814
9217512
Hutan
Hutan
Benar
25
291143
9219848
Tegalan
Tegalan
Benar
102
26
292518
9205717
Pemukiman
Pemukiman
Benar
27
298659
9204981
Tanah kosong
Sawah
Salah
28
299918
9216609
Pemukiman
Pemukiman
Benar
29
293567
9211694
Sawah
Sawah
Benar
30
293502
9210313
Tegalan
Tegalan
Benar
31
297693
9209315
Sawah
Sawah
Benar
32
292687
9215986
Hutan
Hutan
Benar
33
292402
9212269
Kebun campuran
Kebun campuran
Benar
34
294087
9209384
Kebun campuran
Hutan
Salah
35
292421
9210018
Pemukiman
Pemukiman
Benar
36
296243
9216503
Sawah
Tanah kosong
Salah
37
295057
9203291
Sawah
Sawah
Benar
38
292969
9211057
Semak/belukar
Semak/belukar
Benar
39
292584
9213129
Tanah kosong
Tanah kosong
Benar
40
293518
9212261
Tegalan
Tegalan
Benar
41
291835
9210906
Pemukiman
Pemukiman
Benar
42
292436
9210875
Kebun campuran
Hutan
Salah
43
296289
9213472
Tegalan
Tegalan
Benar
44
297014
9213984
Hutan
Hutan
Benar
45
296997
9210013
Sawah
Sawah
Benar
46
298429
9204643
Pemukiman
Pemukiman
Benar
47
299114
9216719
Pemukiman
Pemukiman
Benar
48
292599
9216986
Kebun campuran
Kebun campuran
Benar
49
293206
9205956
Tegalan
Semak belukar
Salah
50
292998
9214517
Sawah
Sawah
Benar
B. Matriks Uji Hasil Ketelitian Interpretasi Penggunaan Lahan
Kategori hasil interpretasi
Pmk
Pmk
11
Htn
5
Htn KC
Kategori lapangan KC Tgl Swh
TK
S/B
Jumlah
Omisi
Komisi
Ketelitian interpretasi
11
(0/11) x 100% = 0
(0/11) x 100% = 0
11 x 100% = 100% 11+0+0
2
5
(0/5) x 100% = 0
(2/5) x 100 % = 40%
5 5+0+2
x 100% = 71,42%
4
6
(3/6) x 100% = 50%
(0/6) x 100 % = 0
6 6+3+0
x 100% = 66,67%
8
(0/8) x 100% = 0
(1/8) x 100% = 12,5%
8 8+0+1
x 100% = 88,89%
7
Tgl
1
Swh
10
2
12
(1/12) x 100% = 8,33%
(2/12) x 100% = 16,66%
12 12+1+2 x 100% = 80%
TK
1
4
5
(2/5) x 100% = 40 %
(1/5) x 100% = 20%
5 5+2+1
2
3
(1/3) x 100% = 33,33%
(1/3) x 100% = 33,33%
3 3+1+1 x 100% = 60%
3
50
1
S/B Jumlah
11
5
7
7
11
6
x 100% = 62,5%
103
104
Keterangan Pmk Htn KC Tgl Swh TK S/B
: Pemukiman : Hutan : Kebun Campuran : Tegalan : Sawah : Tanah Kosong : Semak/Belukar
Jumlah Omisi Jumlah Komisi
: Jumlah hasil interpretasi obyek bukan A yang setelah cek lapangan masuk dalam obyek A : Jumlah hasil interpretasi obyek A yang setelah cek lapangan masuk dalam obyek A Jumlah obyek yang benar
Ketelitian interpretasi setiap kelas =
X 100 % Jumlah obyek yang benar + jumlah omisi + jumlah komisi
11 + 5 + 4 + 7 + 10 + 4 + 2 Ketelitian Keselurahan Hasil Interpretasi =
X 100 % 50 43
=
X 100 % 50
= 86 %
104
105
Lampiran 4. Foto-foto Daerah Penelitian
Gambar 1. Perubahan lahan tegalan menjadi sawah
Gambar 2. Perubahan lahan sawah menjadi pemukiman
106
Gambar 3. Perubahan lahan hutan menjadi kebun campuran
Gambar 4. Perubahan lahan kebun campuran menjadi pemukiman
107
Gambar 5. Perubahan lahan hutan menjadi tanah kosong
Gambar 6. Perubahan lahan pemukiman menjadi tanah kosong
108
Gambar 7. Penggunaan lahan tanah kosong yang direboisasi menjadi hutan
Gambar 8. Penggunaan lahan sawah yang tidak mengalami perubahan
109
Gambar 9. Ombrometer stasiun hujan Danawarih
Gambar 10. Papan duga di Bendung Danawarih
110
Lampiran 5. Tabel. Rasio Debit Sungai Gung Hulu tahun 1990 – 2008 No Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Debit Maksimum (m³/dtk) 5,71 5,91 5,20 5,68 6,02 6,55 5,32 6,66 6,39 5,68 5,54 5,03 4,26 4,80 4,80 5,26 4,30 8,11 5,54 Jumlah Rerata
Debit Minimum (m³/dtk) 1,06 0,79 0,76 1,16 0,48 0,15 0,33 0,17 0,72 0,25 0,54 0,18 0,81 1,01 0,54 0,76 0,90 0,76 0,54
KRS 5,39 7,48 6,84 4,90 12,54 43,67 16,12 39,18 8,88 22,72 10,26 27,94 5,26 4,75 8,89 6,92 4,78 10,67 10,26 257,45 21,45
111
Lampiran 6. - Analisis Regresi Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Rasio Debit dengan Metode Enter Program SPSS for Windows Version 16.0. REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT RasioDebit /METHOD=ENTER Hutan KebunCmpran Pemukiman Sawah SemakBlkr TanahKosong T egalan /SCATTERPLOT=(*ZRESID ,*ZPRED) /RESIDUALS DURBIN NORM(ZRESID). [DataSet0] Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
b
Variables Removed
Tegalan, Sawah, TanahKosong
a
Method . Enter
a. Tolerance = ,000 limits reached. b. Dependent Variable: RasioDebit
b
Model Summary
Std. Error of the Model 1
R
R Square .622
a
.387
Adjusted R Square .157
Estimate 9.91516
Durbin-Watson 2.924
a. Predictors: (Constant), Tegalan, Sawah, TanahKosong b. Dependent Variable: RasioDebit
Analisis koefisien determinasi(R²) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Dari tabel diatas diketahui nilai R² (Adjusted R Square) adalah 0,157. Jadi sumbangan dampak dari variabel penggunaan lahan terhadap debit yaitu 15,7 %, sumbangan terbesar terutama dari bentuk penggunaan lahan tegalan, sawah dan tanah kosong. Sisanya sebesar 84,3 % dipengaruhi oleh faktor lain.
112
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Rasio Debit (Y)
.283
12
.009
.814
12
.013
Hutan (X1)
.089
12
.200
*
.967
12
.876
Kebun Campuran (X2)
.089
12
.200
*
.968
12
.884
.967
12
.876
Tegalan (X3)
.089
12
.200
*
Semak Belukar (X4)
.089
12
.200
*
.967
12
.877
Sawah (X5)
.126
12
.200
*
.961
12
.797
Tanah Kosong (X6)
.105
12
.200
*
.946
12
.575
.200
*
.967
12
.876
Pemukiman (X7)
.089
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
12
113
Dari tabel diatas diketahui signifikansi bernilai 0,200. Karena signifikansi lebih dari 0,05 jadi data dinyatakan berdistribusi normal, kecuali rasio debit yang bernilai
0,009.
Begitu
juga
pengujian
normal
probability
dan
uji
heteroskedastisitas. Model regresi memenuhi asumsi normalitas dan model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Seperti ditunjukkan gambar.
114
115
2009
Yth. Kepala Bappeda Kabupaten Tegal di Slawi
Khamid Wijaya 3250404038 X (Sepuluh) PENGARUH PERUBAHAN PENUTUP LAHAN DI DAS GUNG HULU TERHADAP DEBIT SUNGAI GUNG KABUPATEN TEGAL
September 2009 - Selesai