Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
DAMPAK MUSIK UNDERGROUND TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KOTA SANGGAU (Studi tentang Perilaku Remaja Komunitas Underground di Kota Sanggau) Oleh : DANAR GILANG SUHENDRA NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis mengenaiDampak Musik Underground yang Mempengaruhi Pola Pikir dan Perilaku Remaja di Kota Sanggau.Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Dalam penelitian ini, menggunakan indikator dalam memahami Musik Underground. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik Purposivepada remaja usia 15-18 tahun. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik underground yang telah lama berkembang di Kota Sanggau yang membawa dampak negatif bagi pola pikir dan perilaku remaja seperti pada pola pikirnya yaitu dengan hidup konsumtif, membangkang lebih banyak berontak dengan mencoba keluar dari setiap aturan yang ada dalam masyarakat dan kehidupan di sekolah. Sedangkan pada perilakunya yaitu dengan mulai mencoba untuk merokok, minum minuman keras, mencuri, melakukan seks bebas, bahkan parahnya ada yang mulai mengkonsumsi narkoba, sehingga banyak protes yang berdatangan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat Kota Sanggau itu sendiri. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasanpengetahuan, sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk menyampaikan arti sebenarnya yang berkaitan dengan musik underground.Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan dan sumber informasi bagi pemerintah, dalam membantu para remaja dan memberikan dukungan mengenai pengadaan acara musik Underground dan membantu memberikan kejelasan tentang keberadaan dan dampak positif dari musik tersebut. Kata-kata Kunci :Musik Underground, Pola Pikir, Perilaku.
IMPACT TEEN BEHAVIOR AGAINTS UNDERGROUND MUSIC IN THE TOWN OF SANGGAU (THE STUDY OF THE BEHAVIOR OF TEENAGERS IN THE TOWN OF SANGGAU UNDERGROUND COMMUNITY Abstract This research aims to provide an analysis on the impact of Underground music that influences the behavior of Teenagers in the town of Sanggau. The type of research used in this research is descriptive research with the kind of qualitative methods. In this study, the use of indicators in understanding Underground Music. The informantis determined by using purposive technique in adolescents aged 15-18 years. Data collection in this research was conducted with interview technique, observations and documentation. The results showed that underground music that has long flourished in the town of Sanggau which brings negative impacts for adolescent behavior as behavior that is to start trying for smoking, dringking, stealing, doing free sex, even gets worse there are starting to consume drugs, so many protests that came either from the government or from the town of Sanggau community it self. Theoretical research is expected to enrich the insights of knowledge, as reference material for the next researcher to convey a real sense of relating to underground music. While this research is pratically expected to be material and information source for the government, in helping the teens and give
1 DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
support regarding the procurement of Underground Music and events help to provide clarity about the existence and the positive impact of the music. Keywords: Underground Music, Behaviors.
Salah satu fenomena yang terjadi
A. PENDAHULUAN
pada saat ini yang berkaitan dengan Kehidupan dunia saat ini telah
hibridisasi yaitu seseorang dari Indonesia
memasuki era globalisasi, dimana hampir
dapat memainkan musik underground
seluruh penduduk dunia telah hidup dalam
tanpa harus belajar ke negeri barat yang
modernisasi.Globalisasi itu sendiri berarti
merupakan daerah asal mula terbentuknya
penyebaran unsur-unsur baru, khususnya
musik tersebut.
yang menyangkut tentang informasi secara
Di
dalam
kultur/budaya
mendunia baik itu melalui media cetak
underground terdapat banyak genre musik
maupun
sekali
seperti genre musik Punk, hardcore,
bahwa globalisasi merupakan dampak dari
hardcore punk, metal, death metal, black
kemajuan
metal, grindcore, ska, ska punk, dll. Dan
media
elektronik.Jelas
teknologi
komunikasi
dan
informasi.
setiap musik genre tersebut memiliki
Media dan globalisasi memiliki
kulutur/budaya beserta komunitas masing-
hubungan yang erat diantara keduanya.
masing, lalu seluruh budaya dan komunitas
Media massa di gunakan sebagai medium
yang
dalam rangka penyebaran informasi dalam
tergabung di dalam budaya atau kultur
lingkup global. Dengan kata lain, media
yang disebut underground (Hafiz, 2008).
massa merupakan salah satu pendukung terjadinya globalisasi.
berada
Musik kebanyakan
didalamnya
underground berideologi
tersebut
yang
antikemapanan
Dampak dari adanya globalisasi
kini malah banyak ditafsirkan sebagai
melalui media massa adalah kemungkinan
minus nilai positif.Bukan lagi semangat
untuk melakukan pertukaran seni dan
kemandirian
budaya
dominansi
secara
bebas.
Hal
tersebut
atau
semangat
penguasa
lewat
melawan label-label
kemudian membentuk sebuah kondisi seni
pembelaan rakyat. Akan tetapi, semangat
dan
tampil beda dan keluar dari mainstream
budaya
dalam
masyarakat
yang
cenderung termasuk ke dalam konsep
(mengikuti arus).
hibridisasi. 2 DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sebagai
musik,
mempengaruhi perilaku remaja khususnya
underground mulai marak di Indonesia
para remaja yang ikut terlibat dalam
pada
budaya
tahun
produk
1990-an.
Dimulai
dari
underground
itu
sendiri.Masa
suksesnya distribusi dan konser-konser
remaja adalah masa dimana ingin mencoba
grup musik underground seperti Sucker
hal- hal baru tidak perduli apakah itu
Head. Setelah sukses dengan Sucker Head,
berdampak positif atau negatif.
mulai banyak timbul kelompok-kelompok musik beraliran serupa. Musik underground masuk di kota
B. TINJAUAN PUSTAKA
Sanggau pada awal tahun 2000-an, hal ini di dasari dari hasil pengamatan yang di
1.
Konsep Musik
lakukan oleh peneliti serta sesi wawancara
Musik adalah suara yang disusun
dengan para musisi lokal dan komunitas
sedemikian rupa sehingga mengandung
yang telah lama turut serta dan termasuk
irama, lagu, dan keharmonisan terutama
dalam membantu perkembangan musik ini.
suara yang dihasilkan dari alat-alat yang
Hal ini menjadi sebuah hal baru
dapat
menghasilkan
bunyi-bunyian.
dimana musik underground sebagai musik
Walaupun musik adalah sejenis fenomena
minoritas
dapat
tengah
intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan
gempuran
musik-musik
pop
melayu,
mempersembahkannya adalah suatu bentuk
yang
sedang
seni.Mendengar musik pula adalah sejenis
menjamur di Indonesia serta menjadi salah
hiburan, musik adalah sebuah fenomena
satu wadah baru bentuk penyampaian
yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh
ekspresi para remaja.
beberapa alat musik.
boyband
dan
bersaing
girlband
di
Musik underground yang merujuk ke berbagai macam sub-genre musik yang biasanya
mengembangkan
2.
Musik Underground.
sub-budaya
Underground berasal dari 2 kata
sendiri meskipun tanpa permintaan pasar
bahasa
khalayak ramai, kurang dikenali dan bukan
berarti;Under = bawah dan Ground =
musik yang komersil juga menjadi alasan
Tanah. Dan secara tata bahasa berarti
kenapa musik ini dapat diterima oleh
bawah tanah.Underground tidak hanya
remaja di kabupaten Sanggau.
mengenai
Nilai negatif yang sudah banyak diperbincangkan
masyarakat
pada
Inggris
yang
musik,
masing-masing
pada
dasarnya
"Underground" adalah sebuah movement atau pergerakkan dimana tidak terikat pada
umumnya mengenai underground dapat 3 DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
suatu korporasi yang bersifat mengikat (Susilo, 2009:37). Dalam
Teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan antara akibat dari tingkah
dunia
musik,
laku yang terjadi di dalam lingkungan
"Underground" pertama kali diperkenalkan
aktor dengan tingkah laku aktor.Teori ini
oleh scene psychedelic pada tahun 1960an,
berusaha menerangkan tingkah laku yang
dan dilanjutkan oleh band-band seperti The
terjadi
Grateful Dead, Velvet Undergound, Acid
mengikutinya kemudian.
melalui
Test, MC5, dan Frank Zappa, bahkan The Beatles
pernah
dianggap
sebagai
pemrakarsa scene "Undeground" pertama.
akibat-akibat
yang
Teori ini untuk melihat perkembangan musik underground yang terjadi di kalangan remaja khususnya di kota Sanggau sebagai suatu hal yang tidak
3.
baik dan berdampak negatif bagi kalangan
Remaja Masa
masa
remaja itu sendiri namun dalam teori ini
transisi atau peralihan dari masa anak
menekankan bahwa tingkah laku yang
menuju dewasa.Pada masa ini individu
terjadi
mengalami berbagai perubahan, baik fisik
kegemarannya
maupun psikis.Perubahan yang tampak
underground bahkan berdampak negatif dan
jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh
sangat jarang menimbulkan dampak positif
berkembang
remaja
pesat
merupakan
sehingga
pada
remaja menyukai
Ketidakberfungsiansistem
mencapai
terhadap musik
dalam
bentuk tubuh orang dewasa yang disertai
masyarakat pada intinya mengakibatkan
pula dengan berkembangnya kapasitas
ketidak
reproduktif.
keberadaan musik underground yang telah
tahuan
masyarakat
tentang
lama berkembang. Menurut teori ini, cara 4.
Teori Perilaku Sosial Perilaku sosial dapat didefinisikan
terbaik
untuk
memperbaiki
perilaku
seseorang adalah dengan cara penyesuaian
sebagai perilaku dari dua orang atau lebih
untuk
memperbaiki
yang saling terkait atau bersama dalam
tersebut.
ketidakberfungsian
kaitan dengan sebuah lingkungan bersama. Sering di katakan bahwa perilaku sosial berbeda dari perilaku individual dan bahwa
C. METODE PENELITIAN
ada “situasi sosial” dan “kekuatan sosial” yang tidak dapat digambarkan dengan bahasa ilmu pengetahuan (Skinner, 2013 : 459).
1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di pakai
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian 4
DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
deskriptif dengan metode kualitatif, dengan
underground
tujuan
tergabung.
mendapatkan
tentang
dampak
gambaran
musik
umum
underground
maupun
yang
tidak
Adapun yang menjadi objek dalam
terhadap perilaku remaja di komunitas-
penelitian
komunitas underground kota Sanggau.
undergroundterhadap perilaku remaja di
Deskriptif yang di maksud di sini adalah
dengan
menggambarkan secara
apa
permasalahan
menuturkan data
yang
adanya yang
adalah
dampak
musik
kota Sanggau.
dan
diperoleh
sesuai
dengan
teliti
barulah
di
ini
4.
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini sebagai berikut: Observasi
kemudian peneliti menarik kesimpulan.
Untuk mengumpulkan data primer, 2.
peneliti melakukan observasi secara
Tempat Penelitian Lokasi
penelitian tepatnya
ini
yang
di
adalah
remaja
yang
pilih kota
dalam
langsung untuk mengamati bagaimana
Sanggau,
dampak musik underground terhadap
tergabung
di
komunitas-komunitas underground kota
perilaku remaja di kota Sanggau. Wawancara
Sanggau.
Orang yang menjadi objek wawancara dalam hal ini adalah remaja, orang tua,
3.
keluarga masyarakat sekitar tempat
Subjek dan Objek Penelitian Dalam
peneliti
tinggal remaja sebagai informan kunci
dengan
dan ketua RT.
menggunakan teknik Purposive.Menurut
Dokumentasi
menentukan
penelitian
ini,
informan,
(Sugiyono, 2009) Purposive adalah teknik
Dokumentasi
merupakan
catatan
pengambilan data dengan pertimbangan
peristiwa yang sudah berlalu.
tertentu. Dalam
penelitian
ini
informan
pangkal dan informan kunci yang di
5.
Teknik Analisis Data Adapun
teknik
analisis
data
maksud adalah:
dilapangan yang digunakan oleh peneliti
a.
Orang tua, keluarga, dan masyarakat
sebagai berikut:
sekitar tempat tinggal informan kunci.
Reduksi data
Remaja yang berada di kota Sanggau
Menyaring
terutama pada usia 15-18 Tahun yang
dilapangan
tergabung
kedalam bentuk uraian atau laporan
b.
dalam
komunitas
data
yang
kemudian
diperoleh dituliskan 5
DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
terperinci, laporan tersebut di reduksi,
musik underground yang ada pada saat itu
di rangkum, di pilih, difokuskan pada
sangat jarang di jumpai di permudah
bantuan program, di susun lebih
dengan adanya seorang pemuda yang
sistematis, sehingga mudah dipahami.
berasal dari kota Sanggau yang mulai
Penyajian Data, Usaha
menjalankan bisnis membuat label record
untuk
menunjukkan
sekumpulan data atau informasi, untuk
studio
rekaman
untuk
para
pemusik
underground tepatnya di kota Bandung.
melihat gambaran keseluruhan atau
Seiring dengan berjalannya waktu
bagian tertentu dari penelitian tersebut.
semakin banyak para remaja lainnya yang
Verifikasi,
mulai
menyukai
tersebut
permasalahan dan tujuan sehingga
perkembangannya,
ditentukan saran dan masukan untuk
yang semula berkembang oleh para remaja
pemecahan
di
(Sugiyono,
2009).
kelurahan
turut
underground
Merupakan proses untuk menjawab
masalah.
dan
musik
musik
Beringin
serta
dalam
underground
lambat
laun
membuat para remaja yang berasal dari kelurahan lainnya yang berada di pusat kota Sanggau juga ikut serta dalam perkembangan musik tersebut. Semakin
D. PEMBAHASAN
banyaknya remaja yang ikut tentunya Musik underground masuk di kota
semakin banyak pergaulan yang ada,
Sanggau pada awal tahun 2000-an. Musik
dengan banyaknya pergaulan yang ada
ini semakin berkembang oleh karena
maka banyak hal positif dan negatif yang
dukungan dari remaja di Kota Sanggau.
didapat.
Musik underground mulai masuk di kota Sanggau berawal dari pengaruh beberapa remaja yang merantau di luar pulau
1. Dampak Musik Underground di Kota Sanggau.
kalimantan yang juga ikut serta dalam mengenal
serta
memainkan
musik
underground.
mulai
banyak
penelitian
ini
peneliti
menggunakan 30 informan yang terdiri21 orang
Dari hal tersebut lambat laun musik underground
Dalam
informan
yang
terdiri
dalam
komunitas undeground dapat menerima
di
musik tersebut dengan alasan musiknya
perdengarkan oleh remaja di kota Sanggau
yang dianggap sedang ngetren saat ini serta
dan mereka juga mulai memainkan musik
lirik dari lagu-lagunya yang menyuarakan
tersebut. Ketersediaan jumlah kaset-kaset
tentang pemberontakan dan kebebasan 6
DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
yang mana kebebasan disini malah banyak
yang
disalah
dampak yang diakibatkan oleh musik
artikan
oleh
para
remaja,
sedangkan 9 orang informan yang di luar
telah
banyak
memperlihatkan
underground tersebut.
komunitas musik underground hanya 2
Didapat pula dari hasil pengamatan
orang yang dapat menerima dan 7 orang
dan observasi serta wawancara yang
lainnya menolak dengan alasan karena
dilakukan
musiknya yang dianggap terlalu keras.
komunitas undergroundyang telah lama
Menurut peneliti musikadalah suatu alternatif
yang
digunakan
ada
di
oleh
Kota
peneliti
Sanggau
disalah
yaitu
satu
United
sebagai
Unknown (nama tersebut di ambil karena
pengungkap perasaan, pikiran atau apapun
tidak ingin adanya klaim atas pendirian
yang ada dalam diri seseorang atau
komunitas ini), tepatnya di kota Sanggau
pengganti kata-kata.Mayoritas para remaja
yang aktif selalu mengadakan kegiatan
yang berusia 16 sampai 17 tahun menyukai
amal terutama di bulan Ramadhan serta
musik.Kebanyakan
yang
kegiatan amal lainnya. Komunitas ini juga
mereka sukai adalah pop. Sementara
kerap mengadakan kegiatan pertunjukkan
sisanya ada juga yang menyukai jazz, r&b,
musik
klasik, hip hop, dangdut, rock, dan
penyampaian ekspresi para remaja.
jenis
musik
underground.Dengan
mendengarkan
musik,
lebih
seseorang
sebagai
salah
satu
wadah
Kemudian dari hasil pengamatan
bisa
yang dilakukan peneliti diketahui ada
mengekspresikan dirinya sesuai dengan
beberapa remaja yang turut memeriahkan
suasana hatinya.Suasana hati yang sedang
acara tersebut rela jauh-jauh datang dengan
bergejolak
Dengan
kendaraan umum dan mereka rela tidur di
demikian pastilah musik yang sering kita
emperan jalan dan didepan ruko dengan
dengarkan
alasan biaya yang mereka bawa hanya
dinamakan
mampu
emosi.
membuat
emosi
seseorang akan terkontrol.
cukup untuk onkos perjalanan dan biaya
Sebagai produk musik underground
makan. Menurut peneliti remaja yang
mulai masuk di Indonesia pada awal tahun
menyukai musik tersebut sebagian besar
1990-an. Kemudian dari hasil pengamatan
adalah remaja yang berasal dari jalanan.
yang
dilakukan
oleh
peneliti
musik
Lebih
lanjut
dikatakan
bahwa
underground memiliki dampak yang besar
masyarakat pada era teknologi maju
dengan di buktikan dapat menyebarluasnya
dewasa ini membutuhkan orang yang
musik tersebut hingga masuk di seluruh
sangat kompeten dan terampil untuk
penjuru dunia termasuk pada daerah yang
mengelola
hendak saya teliti yaitu di kota Sanggau
Ketidakmampuan
teknologi remaja
tersebut. mengikuti 7
DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
perkembangan teknologi yang demikian
maupun positif. Remaja adalah salah satu
cepat dapat membuat mereka merasa
makhluk sosial yang sangat sensitif dan
gagal, malu, kehilangan harga diri, dan
cenderung egois apabila mereka telah
mengalami gangguan emosional.
menentukan sesuatu terlebih pada remaja
Hal ini juga di dukung dari
yang suka mencoba hal baru (Sarwono,
penelitian yang dilakukan olehJanuar Putra
2012),
Nugrah (2014) dengan judulPunk dan
membedakan baik dan buruknya, namun
Keluarga:
Studi
Motif
beberapa dari mereka yang malah dinilai
Menjadi
Punkers
Lingkup
negatif oleh masyarakat karena mereka
Keluarga.Temuan penelitian Penelitian ini
kurang memahami dirinya, tidak bisa
menggunakan pendekatan fenomenologi
melihat mana yang baik dan buruk.
Fenomenologi dalam
Alfred Schutz yang menyatakan bahwa
ada
baiknya
apabila
ia
bisa
Telah disebutkan bahwa orang tua
tindakan seseorang memiliki dua motif,
perlu
yakni motif because of dan in order to.
pembentukan perilaku yang baik dengan
Teknik pengumpulan data menggunakan
mencari tahu dan mencoba melihat apa
teknik
primer
yang dilakukan anak secara langsung,
data
terutama remaja saat ini lebih banyak rasa
Hasil
ingin tahu sebab remaja yang kritis akan
pengumpulan
sedangkan menggunakan
teknik
data analisis
mereduksi
data.
ikut
campur
dalam
proses
penelitian ini menunjukkan bahwa motif
lebih
yang muncul memang beraneka ragam dan
pendidikan dini melalui orang tua, remaja
kebanyakan
mampu menciptakan perilaku yang matang
dipengaruhi
oleh
faktor
ekonomi dan pergaulan sosial.
banyak
pengetahuan,
melalui
dan bisa membedakan maupun mengetahui apakah hal tersebut baik atau buruk bagi
2. Dampak Musik Underground yang Mempengaruhi Perilaku Remaja Didalam teori ini peneliti mencoba mengaitkan
perilaku
sosial
dalam
dirinya. Secara terbuka mereka mulai sering mengadakan pertunjukkan musik walau dengan penolakan tetapi mereka tetap
kehidupan remaja saat ini yang mana
berusaha
remaja sangat erat kaitannya dengan
pertunjukkan berlangsung mereka juga
berperilaku dalam kehidupan sosial baik
mengkonsumsi
dari lingkungan tempat tinggal, keluarga,
menggunakan narkoba jenis ganja di
maupun teman dan masyarakat luar.
tambah lagi dalam setiap pertunjukkan
Perilaku sosial dalam kehidupan tidak
musiknya selalu terjadi keributan atau ada
lepas dari penilaian baik itu negatif
saja yang berkelahi ketika pertunjukkan
mengurus
perizinan,
minuman
keras
selama
dan
8 DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sedang berlangsung. Tentu hal ini sangat
solusinya. Remaja yang menjadi fokus
meresahkan warga karena perilaku mereka
merupakan remaja usia produktif yaitu 15-
tersebut selain hanya membuat rusuh dan
18 tahun.
juga tidak terdidik. Dari data kepolisian
Adapun
yang menjadi
pengaruh
terdapat beberapa anak yang telah berada
besar yang membuat dampak negatif bagi
di tahanan merupakan bagian dari para
perilaku
remaja yang biasanya selalu hadir dalam
mencoba untuk merokok, minum minuman
setiap pertunjukkan musik tersebut.
keras, mencuri, melakukan seks bebas,
Hal ini menjadi perhatian peneliti
bahkan
remaja
yaitu
parahnya
dengan
ada
yang
narkoba
mulai
mulai
dengan maksut memberikan kejelasan dan
mengkonsumsi
merupakan
membenarkan apa yang tidak mereka
keresahan pemerintah serta masyarakat,
ketahui menjadi tahu, membantu mereka
dan orang tua.
benar
dengan
Untuk itu dalam mengatasinya yaitu
memberikan
sedikit
dengan cara mengubah perilaku mereka
pengetahuan tentang musik underground,
melalui pengenalan awal tentang musik
memberikan
apa yang sebenarnya sedang mereka geluti,
yang
salah
wawancara
menjadi dan
pemahaman
dengan
melakukan pendekatan terhadap orang
dan
yang mereka percaya dikomunutas tersebut
pemerintah serta diharapkan setiap remaja
dan melalui itu memberikan pengertian dan
mampu menjelaskan apa sebenarnya musik
memberikan tanggung jawab penuh agar
tersebut, kemudian perilaku yang tidak
mampu menambah nilai positif pada
baik tentu sangat membuat resah semua
penilaian orang
orang
tua,
masyarakat
dan
memberikan
oleh
penjelasan
karenanya
terhadap
diharapkan
dukungan
adanyakesadaran masing- masing remaja
penuh pada penyelenggaraan dan acara
untuk melakukan perubahan karena yang
apapun yang melibatkan komunitas musik
berdampak negatif.
pemerintah
agar
mendapat
underground.
Dalam perilaku yang baik tentunya perlu dukungan pula baik dari pemerintah, maupun masyarakat karena sebagian dari
E. KESIMPULAN Masalah remaja yang terjadi di Kota
mereka juga telah banyak melakukan kegiatan
positif
seperti
bakti
sosial,
Sanggauberhubungan dengan masuknya
kegiatan amal setiap bulan ramadhan, dan
musik baru yang telah lama diikuti yaitu
sebagianya. Oleh karena itu setiap remaja
“musik underground” merupakan masalah
perlu menyadari terlebih dahulu makna
yang relevan untuk dikaji dan dicarikan 9 DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
setelah itu baru menyampaikannya kepada
G. REFERENSI
khalayak. 1.
Agustian.(2006). Psikologi Remaja.Surabaya : Usaha Nasional
F. SARAN
Penulis
Buku-Buku:
menyarankan
bahwa
Asrori.(2003). Psikologi Remaja Pengembangan Peserta Didik.Edisi 6.Jakarta : PT. Bumi Aksar
pemerintah perlu memberikan izin yang resmi maupun dukungan baik dari segi
Banoe, P. (2013). Metode Kelas Musik. Jakarta: PT Indeks.
materi maupun partisipasi. Melakukan
peningkatan
keterampilan usaha bagi remaja yang tidak bersekolah dan yang masih bersekolah, memberikan pengetahuan bagi remaja jalanan yang cenderung lebih memilih
Bungin, B. (2001). Metode Penelitian Sosial : Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press Fuhrman. (1998). The Psychology of Adolescent. New York : The Bobbs Merril Co
dijalanan ketimbang disekolah. Baik dari orang tua, lingkungan dan masyarakat umum, pendidikan sangat penting bagi pembentukan pola pikir dan perilaku yang baik bagi remaja dewasa ini. Oleh karena itu perlunya dilakukan
Gunarsa , S. (2002). Psikologi Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia Hurlock.(1998). Adolescent Development.Tokyo : Mc.Graw Hill Maran, RR.(2007). Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
observasi kembali setiap keluarga yang mampu dan tidak mampu menyekolahkan
Maryati.(2002). Psikologi Kepribadian.Jakarta : Aksara Baru.
anak untuk mendapatkan hak bersekolah dan mendapatkan ilmu karena dengan semakin meningkatnya pendidikan anak pula
mengakibatkan
mereka
menilai yang mana baik dan buruk.
mampu
Moleong, L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya. Rasyid, H. (2000). Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama. Pontianak: Kopma STAIN. Sarwono, SW. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta :Rajawali Pers. Skinner, BF. (2013). Ilmu Pengetahuan dan Perilaku Manusia.Yogyakarta : Pustaka Pelajar 10
DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sugiyono.(2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Susilo, AT. (2009). Kultur Underground : Yang Pekak dan Berteriak di Bawah Tanah. Yogyakarta : Garasi Suyanto, B. (2013). Masalah Sosial Anak. Jakarta : Kencana Thornburgh. Perkembangan Kansius
(1992). Tahap-tahap Moral.Yogyakarta :
Turner, BS. (2012). Teori Sosial Dari Klasik Sampai Postmodern.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Veeger.(1990). Realitas Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Wangsa, T, HW. (2013). Mukjizat Musik, Terapi Jitu Kecerdasan Anak Melalui Musik.Yogyakarta : Lintang Aksara. Yanny, D. (2003). Narkoba : Pencegahan dan Penangannya. Jakarta : Elex. Media Komputindi.
2.
Rujukan Elektronik
Esfand, M. (2008).Underground Indonesia: Ideologi Gaya-gayaan. Diakses pada tanggal 05.05,2015 dari http://duniaesfand.blogspot.com/2008/02/underground -indonesia-ideologi-gaya.html Maharani, R. (2013). Metode Penelitian. Di akses pada tanggal 03.07.2015 dari http://rolisamaharani.blogspot.com/2013/0 1/metode-penelitian.html Nugraha, J. (2015). Punk dan Keluarga: Studi Fenomenologi Motif Menjadi Punkers dalam Lingkup Keluarga. Di akses pada tanggal 02.01.2015
[email protected]
11 DANAR GILANG SUHENDRA, NIM. E51110047 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SO SIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: http://urmafis.untan.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTIJK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan Program Studi E-mail addresl HP
: DQ~:'~\\ ..(I)\~~lS.y.\~~.D.~):. ~\
.
: ..Ff].~05:1 : .i.(..J ~ ..:JP..~~
: I~IP / .~.qS\9.\~.qL
: .r.:;\.('S'\)\09~. \ ~
.. . ..
.. ;'0.~\~ ..·:·i~~\:··~·9~ O.~~~)\1\O~6\
: ~·~..~:r::~J..~..
~
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelclusan mahasiswa (Sl), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa *) pada Program Studi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang beIjudul**) :
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain): 1_I))ecarafolltex 0Zl content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku. untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Dibuat di
: Pontianak
p~
•. ~j~~U.9.\.~ ....
~
NIM.
~~
u
£.S\\\.O.Q.~n
•
..
*tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (publikaIGovernanceIAspirasiISociodevISosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harns 'di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)