Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
DALAM MENGAJAR BAHASA ARAB GURU ADALAH DESAINER DAN ENTERTAINER SEJATI Oleh: Muhsin Riyadi, M.A.
Abstrak
من أسباب فشال التعلم هي إخنفاض كفاءة بعض مدرسي اللغة العربية يف إختيار أساليب التدريس املناسبة ابملهارات اليت يدربوها حىت الجيعلون الطالب قادرين على .تطبيق وممارسة ما لديهم من املعلومات وإذا جيب على مدرسي اللغة أن يعلموا الطالب بقدر إمكاهنم وإشرافهم وتوجيههم وتقوميهم حيث يكون الطالب يف عملية التعليم مشاركا وابحثا عن املعلومة بشىت .الوسائل املمكنة للتوصل إىل املعرفية املطلوبة بنفسه . املدرس والطالب والطريقة:كلمات البحث Pendahuluan Paradigma lama dalam pembelajaran bahasa Arab adalah bahwa ketika terjadi proses belajar mengajar, maka fokus utama dalam pembelajaran tersebut adalah materi. Guru sebagai nara sumber, sementara siswa pasif menyimak penjelasan guru, proses ini kemudian disebut dengan tipe teacher centre. Dalam proses transfer of knowldge menurut paradigma ini hampir tidak dijumapai pembahasan masalah psikologi siswa, style belajar siswa, media, dan sebagainya. Proses belajar mengajar yang demikian bisa saja akan efektif bagi beberapa siswa yang kognitifnya bagus, namun
35
proses
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
pembelajaran ini bisa juga dirasa lebih monoton dan membosankan bagi beberapa siswa yang lebih menonjol dalam hal psikomotornya, atau afektifnya. Sebuah fakta bahwa bahasa Arab bukanlah hal yang baru bagi masyarkat Indonesia, bahkan bisa dikatakan mempunyai pengaruh sangat besar dalam bahasa Indonesia. Banyak sekali kata-kata yang merupakan serapan dari bahasa Arab yang tersebar di berbagai bidang, mulai dari bidang agama seperti sholat, wudlu, haji dan lain sebagainya, bidang hukum seperti hakim, hukum, kitab, dan sebagainya, bidang pendidikan seperti simak, ilmu, ustadz, dan sebagainya, dan bidang-bidang lain. Namun meski bahasa Indonesia banyak sekali menyerap kosa kata dari bahasa Arab, namun tidak serta-merta membuat pembelajaran bahasa Arab menjadi mudah di Indonesia. Banyak sekolah menengah baik yang dibawah naungan Diknas yakni SMP dan SMA yang mengambil materi pembelajaran bahasa asingnya adalah bahasa Arab, ataupun sekolah menengah yang dibawah naungan Kementerian Agama yakni Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang memang mewajibkan pembelajaran bahasa Arab, demikian juga Perguruan Tinggi yang banyak mewajibkan pembelajaran bahasa Arab, dan bahkan Pondok Pesantren atau Madrasah Ibtidaiyah memulai mengajarkan bahasa Arab sejak tingkat dasar, namun semua upaya itu tidak serta merta membuat para peserta didik mahir berbahasa Arab. Realitas dilapangan menunjukkan bahwa beberapa peserta didik menganggap pembelajaran bahasa Arab ini sebagai momok yang menakutkan seperti yang dialami para pelajar atau mahasiswa yang jurusannya non-bahasa Arab. Hal ini terjadi karena kurang berhasilnya pembelajaran bahasa Arab di
36
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
berbagai tingkat pendidikan bahkan di Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.1 Di pesantren tradisional misalnya biasanya pengajaran bahasa Arab dimulai dengan pengajaran kitab-kitab Nahwu dan Sharf, lalu kemudian baru dikenalkan bahasa Arab terutama yang mengarah pada pembelajaran kitab kuning. Maka tidak heran bila banyak para santri yang hafal betul kitab Ajrumiyah, Alfiyah, Imrity dan sebagainya namun tidak dibarengi dengan kemampuan bahasa Arab yang baik. Bahkan dalam beberapa kasus bahwa progresi waktu yang diperlukan dalam pembelajaran kitab ini kurang jelas, dimana peserta didik diajarkan Nahwu higga selesai tapi tidak dibatasi waktu yang tegas sehingga banyak yang memerlukan waktu lama dalam menyelesaikannya, dengan kata lain target waktu sistem ini kurang jelas dan tidak terukur. Acuan pembelajaran ini adalah selesainya pembelajaran kitab, bukan kurikulum atau standar kompetensi yang ingin dicapai. Hasilnya pembelajaran memerlukan waktu yang lama. Beberapa faktor disinyalir menjadi penyebab ketidakberhasilan dalam pembelajaran ini, diantaranya adalah strategi pembelajaran yang kurang tepat, kurang, produktif, kurang aktif dan kurang menyenangkan. Model pembelajaran selama ini berlangsung linear, menjemukan, peserta didik merasa terbebani untuk menghafalkan teks sehingga mahasiswa atau pelajar menjadi apriori dan antipati untuk mengikuti pembelajaran yang dimaksud. Pembelajran bahasa Arab selama ini masih bersifat pemindahan isi (content transmission)dimana tugas pengajar hanya penyampai pokok bahasan.2
1 2
37
Gumindari,2004,iii A. Syatori,2011,1
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
Dalam mengajar bahasa Arab ini guru dituntut untuk menjadi entertainer sejati yang sanggup mendesain pembelajaran dengan tampilan lebih menarik, mudah difahami dan tidak membosankan. Pandai dan memahami betul seluk-beluk materi bahasa Arab tentu saja belum cukup efektif untuk dijadikan modal pembelajaran, karena memang didalamnya sangat dibutuhkan inovasi baru, ide kreatif, dan variasi-variasi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Dengan tipe pembelajaran yang berorientasi pada murid atau student centre maka siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Transver of knowledge bukan saja dari guru ke murid tapi murid bisa menggali sendiri sumbernya dengan desain yang telah disiapkan oleh guru yang tampil inovatif.
1) Pembahasan a) Problematika Pengajaran Bahasa Arab Beberapa keluhan yang terjadi dalam pengajaran bahasa Arab yakni yang menyangkut keberhasilannya yang masih jauh dari harapan terfokus pada dua problem yaitu: 1.
Problem kebahasaan yang sering disebut problem linguistik
2.
Problem non kebahasaan atau problem non linguistik
Pengetahuan guru tentang kedua problem itu penting agar guru dapat meminimalisasi problem tersebut dan dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sehingga apa yang diharapkan dari pengajaran bahasa Arab dalam batas-batas minimal dapat tercapai dengan baik. Problem kebahasaan antara lain meliputi: 1. Problem Aswat Arabiyah 2. Problem qowaid dan i’rab 3. Problem Tarokib
38
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
Adapun problem non kebahasaan antara lain meliputi: 1. Motivasi dan minat belajar 2. Sarana belajar 3.
Kompetensi guru baik akademik maupun paedagogik,
kepribadian dan social. 4. Metode pembelajaran yang digunakan 5. Waktu yang tersedia3 Ada sebuah kecenderungan bahwa dari kedua problem di atas nampaknya yang paling dominan mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Arab adalah problem-problem non kebahasaan yang salah satunya adalah metode. Metode begitu mengambil peran penting dalam sukses tidaknya sebuah proses pembelajaran. Seorang guru yang pandai dan begitu menguasai materi ajar, belum tentu target pencapaian proses belajar mengajarnya sesuai dengan kompetensi dasar yang dinginkan. Seorang guru yang cerdaslah yang jeli dalam memilih metode pembelajaran yang bisa lebih menarik, inovatif dan kreatif sehingga peserta didik tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Harapannya adalah proses trasfer of knowledge bisa efektif dan tepat sasaran dan efisien menggunakan waktu seingkat mungkin.
b. Teori Yang Melandasi Metode Baru dan Metode Lama Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Dalam dunia pembelajaran khususnya bahasa Arab, metode yang digunakan dikategorisasikan ke dalam dua metode, pertama metode tradisional seperti metode qowaid dan terjemah, dan kedua
3
39
http://arabbahasa.blogspot.com/2011/03/metode-dan-teknik-pembelajaran-bahasa.html
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
metode modern. Kategorisasi ini didasarkan pada ada tidaknya teori yang mendasari metode tersebut. Ada dua kerangka teori yang mendasari sebuah metode sehingga ia disebut modern, kedua landasan teori ini dijasikan sebagai dasar untuk mengembangkan metode pembelajaran bahasa yang selama ini digunakan dalam pembelajaran bahasa umunya dan khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab. Dua teori tersebut yaitu :4 1)
Teori Psikologi Pembelajaran Bahasa.
2)
Teori Linguistik yakni teori tentang bahasa itu sendiri. Teori psikologi pembelajaran bahasa menegaskan bahwa orang
belajar bahasa harus dengan stimulus-respon. Ini artinya belajar bahasa menuntuk keaktifan pembelajar. Namun, apa yang disebut stimulus tidak harus datang dari pihak luar atau dari orang lain, melainkan bisa diciptakan oleh pembelajar sendiri. Teori psikologi pembelajaran bahasa ada beberapa aliran atau madzhab antara lain:5 1. Madzhab Behaviorisme yang tokohnya antara lain : Thorndike yang berpandangan bahwa belajar bahasa dilakukan dengan teori trial and error yang bisa dilakukan oleh guru dengan melatihkan pembelajar secara berulang-ulang. Ini menuntut guru harus pandai merekayasa lingkungan pembelajaran. Atas dasar pandangan inilah muncul metode al-samiyah syafahiyyah (aural oral approach). Yakni metode yang melatihkan kemahiran pendengaran dan kemudian melatihkan pengucapan secara baik dan benar. Metode ini menitik beratkan pada kegiatan reinforcement atau al-
4 5
40
http://rumahterjemah.com/klip/lainnya/pembelajaran-bahas-arab-metode-dan-teknik/ Ibid
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
ta’ziz, yang medianya bisa menggunakan media tadribat, menghafal kosakata, dialog dan latihan pola-pola kalimat. 2. Madzhab Kognitif yang menyatakan bahwa lingkungan bukanlah penentu hasil pembelajaran. Pembelajar pada saat menerima stimulus mempunyai hak untuk menentukan pilihan respon yang sesuai. Pengikut madzhab ini adalah Noam Chomsky yang berpandangan bahwa setiap orang memiliki kesiapan fitrah untuk belajar bahasa. Sejak lahir setiap oaring telah dibekali Allah SWT piranti pemerolehan bahasa (jihaz iktisab al-lughah). Karena itu dalam hal berbahasa ada dua istilah yang perlu dipahami yaitu (1) ta’allum al-lughah dan (2) iktisab al-lughah) Teori linguistik atau teori kebahasaan yang turut mendasari lahirnya metode dan perkembangannya. Teori kebahasaan ini mendasari cara pandang terhadap hakikat bahasa. Dari teori ini lahir dua aliran atau madzhab: 1. Aliran Struktural yang dipelopori oleh Ferdinan de Saussure . Menurut aliran ini bahasa adalah: a) Ujaran (lisan) dan bukan tulisan. b) Kemampuan bahasa diperoleh melalui latihan pembiasaan dan pengulangan. Jadi bukan mengalihkan dari bahasa pembelajar ke dalam bahasa target(BT). c) Tiap bahasa mempunyai system yang berbeda dari yang lain. d) Tidak ada bahasa yang bisa dinyatakan unggul atas bahasa yang lain. e) Semua bahasa yang hidup mengalami perkembangan baik kosa kata maupun pola dan strukturnya.
41
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Muhsin R. MA
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
f) Sumber baku bahasa adalah penutur bahasa tersebut. Dari sinilah muncul ungkapan “ bahasa adalah apa yang diucapkan dan bukan apa yang seharusnya diucapkan.” Proses pembelajaran bahasa menurut aliran struktural ini adalah : a. Pembiasaan, latihan dan menirukan harus diintensifka. b. Kemahiran
berbahasa
harus
dimulai
dari
mendengar,
berbicara, membaca dan menulis. c. Pendekatan pembelajaran bahasa bisa memanfaatkan analisis kontrastif (dirasah taqabuliyah) untuk mencari sisi kesamaan antara bahasa pembelajar dengan bahasa target dan mencari perbedaan-perbadaannya. d. Perlunya contoh penuturan yang fasih menyangkut bunyibunyi, termasuk yang harus dibaca panjang dan pendek. Juga kefasihan struktur agar tidak terkesan mengarabkan struktur Indonesia. Dari dasar kedua teori baik linguistik maupun teori psikologi pembelajaran bahasa inilah muncul metode audiolingual.6 2. Aliran Generatif-Transformatif. Aliran Generatif-Transformatif ini dipelopori oleh seorang pakar linguistic Amerika yang bernama Noam
Chomsky.
Dia
membagi
kemampuan
kemampuan
berbahasa menjadi dua, yaitu kompetensi dan performansi. Kompetensi (competence) adalah kemampuan ideal yang dimiliki oleh seorang penutur bahasa. Kompetensi menggambarkan pengetahuan tentang system bahasa yang sempurna, yaitu pengetahuan tentang system kalimat (sintaks), system kata
6
42
Ibid
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
(morfologi), system bunyi (fonologi), dan system makna (semantic). Sedangkan performansi (performance) adalah ujaranujaran yang bisa didengar atau dibaca, yang merupakan tuturan seseorang apa adanya tanpa dibuat-buat. Oleh karena itu, performansi bisa saja tidak sempurna, dan oleh karena itu pula, menurut Chomsky, suatu tata bahasa hendaknya memerikan kompetensi dan bukan performansi.Dalam beberapa hal, teori kebahasaan dalam aliran geberatif-transformatif ini memiliki kesamaan dengan aliran structural. Pertama, Pada dasarnya bahasa itu adalah ujaran (lisan). Kedua, bahasa memiliki system yang utuh dan cukup memadai untuk mengekspresikan maksud dari penuturnya, oleh karena itu, tidak ada suatu bahasa yang lebih unggul atas bahasa lainnya.7 Namun demikian, terdapat beberapa perbedaan di antara keduanya, antara lain a. Menurut aliran structural, kemampuan berbahasa diperoleh melalui kebiasaan yang ditunjang dengan latihan dan penguatan. Sedangkan aliran transformatif-generatif menekankan bahwa kemampuan berbahasa adalah sebuah proses kreatif. b. Aliran structural menekankan adanya perbedaan system antara satu bahasa dengan bahasa lainnya, sementara aliran transformatifgeneratif menegaskan adanya banyak unsur kesamaan di antara bahasa-bahasa, terutama pada tataran struktur dalamnya. c. Aliran structural berpandangan bahwa semua bahasa yang hidup berkembang mengikuti perubahan zaman, terutama karena
7
43
http://fajristainjusi.blogspot.com/2009/12/dasar-dasar-teoritis-pengajaran-bahasa_1441.html
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
terjadinya kontak dengan bahasa lain, oleh karena itu, kaidahkaidah bahasa pun bisa mengalami perubahan. Sedangkan aliran transformatif-generatif menyatakan bahwa perubahan itu hanya menyangkut struktur luar, sedangkan struktur dalamnya tidak berubah sepanjang masa dan tetap menjadi dasar bagi setiap perkembangan yang terjadi.8 Berdasarkan teori-teori kebahasaan tersebut, dirumuskan prinsipprinsip mengenai pembelajaran bahasa, antara lain: a. Karena kemampuan berbahasa adalah sebuah proses kreatif, maka pembelajar harus diberi kesempatan yang luas untuk mengkreasi ujaran-ujaran dalam situasi komunkatif yang sebenarnya, bukan sekedar menirukan dan menghafalkan. b. Pemilihan materi pelajaran tidak ditekankan pada hasil analisis kontrastif, melainkan pada kebutuhan komunikasi dan penguasaan fungsi-fungsi bahasa. c. Kaidah grammar/nahwu dapat diberikan sepanjang hal itu diperlukan oleh pembelajar sebagai landasan untuk dapat mengkreasi ujaran-ujaran sesuai dengan kebutuhan komunikasi.
c. Pendekatan dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Pengajaran bahasa Arab berkait erat dengan aspek-aspek pengajarannya itu sendiri yang mencakup pendekatan (Approach), metode (method), dan tekhnik-tekniknya (technique). Edward M. Anthony menjelaskan bahwa pendekatan sebagai aksioma merupakan
8
44
Ibid
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
serangkaian asumsi hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa.9 Asumsi yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa mencakup aspek mendengar/menyimak
(al-Istima'),
bercakap-cakap
(al-kalam),
membaca (al-qiraat), dan menulis (al-kitabah).10 Empat keterampilan ini selanjutnya akan membangun metode-metode atau model-model dalam pengajaran Bahasa Arab. Beberapa pendekatan pengajaran bahasa Arab dapat diuraikan sebagaimana dibawah ini: (1) Pendekatan All in One System atau pendekatan Komperhensif, dan (2) Pendekatan Parsial11 a. Pendekatan All-in-One System Pendekatan ini memandang bahwa bahasa sebagai sistem terdiri dari unsur-unsur fungsional yang menunjukan satu-kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan (integral). Karena itu, kekurangan salah satu unsur atau sub sistem dalam suatu sistem akan menimbulkan gangguan dan hambatan bagi unsur lainnya. Subsistem bahasa yang dimaksud terdiri dari tata-bunyi, kosakata, tata-kalimat, dan ejaan (tulisan).12 Pendekatan ini berasumsi pengajaran bahasa harus dimulai dengan mengajarkan kemahiran menyimak atau mendengarkan bunyi bahasa dalam kata atau kalimat, dan melatih pengucapannnya sebelum pelajaran membaca dan menulis dilakukan. Jadi, urutan pengajaran kemahiran berbahasa adalah menyimak (al-istima', listening), berbicara (al-kalam, speaking), membaca (al-qira'ah, reading), dan menulis (kitabah, writing).
9
Edwar M. Anthony, Approach, Method, and technique, dalam Teaching English as a Second Language. (Harold B. Allen, Ed.), McGraw-Hill Book Company, New York, 1965, hal. 93. 10 Mahmud Farâj Abdul Hafidh et-all, LIPIA Jakarta, hal. 6. 11 http://jamal-alfath.blogspot.com/2011/06/dasar-teori-pembelajaran-bahasa-arab.html 12 Izzan, Ahmad. 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Humaniora.,h, 98.
45
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Muhsin R. MA
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Pendekatan All in one system atau pendekatan komperhensif mengacu kepada fungsi bahasa bagi manusia. Jack C. Richards menguraikan bahwa bahasa memiliki tiga fungsi utama, yaitu: (1) deskriptif, (2) ekspresif, dan (3) sosial. Fungsi deskriptif bahasa adalah untuk menyampaikan informasi faktual. Fungsi ekspresif ialah memberi informasi keadaan pembicara itu sendiri, mengenai perasaanperasaannya,
kesenangannya,
prasangkanya,
dan
pengalaman-
pengalaman yang telah lewat. Sedangkan fungsi sosial bahasa ialah melestarikan hubungan-hubungan sosial antar manusia. b. Pendekatan Parsial (Parsial Approach) Pendekatan ini memandang secara parsial sesuai dengan kebutuhan, sehingga pembelajaran diarahkan pada aspek tertentu dalam bahasa, misalkan aspek gramatika dan menerjemahkan, berbicara, menulis, atau kemampuan berbahasa dalam disiplin-disiplin tertentu. Misalnya bahasa akademik, bahasa bisnis, hiburan, dan lain-lain. Pendekatan ini dikenal juga dengan pendekatan formal atau pendekatan tradisional yang sesuai juga dengan pendekatan "montagu Semantic” Pendekatan semacam ini dalam pembelajaran dimulai dari rumusanrumusan teoritis dan menggunakan metode klasik yang paling tua yaitu tariqah al-Nahwi wa al-tarjamah (grammar and translation). Sementara itu ada pendapat lain seputar teknik dan metode ini yang mengatakan sebelum masuk ke teknik pembelajaran bahasa Arab, terlebih dahulu pembelajar diharapkan: 1. Memiliki wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang sistem terpisah (spa.ra.ted system) dan sistem terpadu (integrated/aR in one system) dalam pengajaran bahasa.
46
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
2. Memiliki wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang berbagai macam teknik pengajaran bahasa dan penerapannya dalam praktek pengajaran bahasa Arab di dalam kelas, meliputi: (a) Sistem terpisah: (1) Teknik Pengajaran baca-tulis (bunyi dan ortografi) bahasa (2) Teknik Pengajaran struktur atau tata bahasa (3) Teknik Pengajaran kosa-kata (4) Teknik Pengajaran keterampilan menyimak (5) Teknik Pengajaran keterampilan berbicara (6) Teknik Pengejaran keterampilan membaca (7) Teknik Pengajaran keterampilan menulis (b) Sistem terpadu: (1) Berbasis Topik/bacaan (2) Berbasis Situasi/Percakapan (3) Dapat menjelaskan keterkaitan dan kesesuaian suatu teknik dengan pendekatan atau metode tertentu. (4) Dapat memilih, menggabungkan dan mengembangkan berbagai teknik dalam satu satuan pelajaran yang utuh. (5) Dapat mempraktekkan berbagai teknik pengajaran bahasa dalam proses belajar mengajar di kelas. (6) Menunjukkan sikap positif dan minat yang besar terhadap metode pengajaran bahasa.13
d. Guru Sebagai Desainer Sejati
13
47
http://golddluffy.wordpress.com/2009/10/28/teknik-pembelajaran-bahasa-arab/
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
Secara etimologi atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing.14 Dari pengertian tersebut, jelas sekali bahwa sebagai seorang pendidik, guru juga merupakan pemimpin bagi murid-muridnya dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu pembelajaran baik di sekolah maupun di kelas. Dilihat dari pengertian kata “guru” yang lebih luas tersebut, menggambarkan bahwa seorang guru bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu. Akan tetapi harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didik nya. Setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari di sekolah maupun di kelas. Guru sebagai perancang pembelajaran dapat juga dikatakan bahwa guru sebagai desainer sejati. Bagaimana tidak, guru menyusun dan memprogram
materi pelajaran sekaligus mengembangkannya
dengan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran tersebut. Seluruh kelancaran proses seluruh kegiatan pendidikan terutama disekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab para guru. Guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur,
14
48
http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/peran-guru-di-dalam-kelas.html
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Muhsin R. MA
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
mengawasi dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup tanggung jawab dan wewenangnya. Ada sebuah model pembelajaran yang patut dicoba dalam pembelajaran bahasa Arab atau bahkan disetiap pembelajaran, yaitu model “Guru sebagai perancang program” . Model ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa salah satu fungsi guru adalah guru sebagai perancang
(designer),
pembuat
program
(programmer),
dan
pengembang (developer) materi pembelajaran. Guru diharapkan mampu merencanakan program pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, sekolah, maupun kondisi lain yang dapat mempengaruhi pembelajaran. Fungsi guru tersebut masih dirasakan sangat lemah, karena guru cenderung berfungsi sebagai pelaksana atau pekerja (worker), belum sebagai pembuat program pembelajaran.15 Jika seorang guru berfungsi sebagai pekerja saja, tentu hal tersebut cenderung bersifat statis karena hanya mengandalkan apa yang ada. Namun bila fungsi guru sebagai perancang atau pembuat program, tentu guru tersebut cenderung lebih kreatif dan dinamis. Dalam melaksanakan program-program yang telah dirancang, seorang guru tentunya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kompetensi guru itu sendiri, sehingga dapat dijadikan dasar pola kegiatannya dalam melaksanakan profesinya sebagai guru. Kompetensi guru yang dimaksud adalah tentang kompetensi
pribadi, seperti
kompetensi profesi dan kemasyarakatan. Jika guru tersebut mengajar bahasa Arab, sudah tentu harus menguasai seluk-beluk bahasa Arab
15(http://furqon.staff.fkip.uns.ac.id/2010/05/08/guru-sebagai-perancang-program-pembelajaran-
pendidikan-jasmani-di-sekolah-dasar/)
49
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
termasuk tata bahasa dari bahasa Arab itu sendiri. Juga bisa mengajarkan kepada anak didiknya agar dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat anak didiknya tersebut. Selain itu, kompetensi guru juga
berkenaan dengan
kemampuan dasar teknis edukatif dan administratif sebagai berikut: 1.
Penguasaan bahan.
2.
Pengelolaan program belajar mengajar dalam mengelola kelas
3.
Penggunaan media/sumber.
4.
Mampu mengelola dan mempergunakan intraksi belajar mengajar.
5.
Memiliki kemampuan melakukan penilaian prestasi belajar siswa secara obyektif.
6.
Memahami fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah16 Sebagai seorang perancang pembelajaran atau Designer
Intruction, guru dituntut untuk mendesain proses belajar mengajar dengan menyesuaikan kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Dengan waktu yang sedikit atau terbatas, guru diharapkan bisa merancang dan mempersiapkan semua komponen agar berjalan dengan efektif dan efisien. Mulai dari penguasaan materi yang akan disampaikan hingga model pembelajran yang akan digunakan. Semua didesain dengan daya kreatif dari guru itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, pihak Departemen Pendidikan Nasional telah memprogram bahan pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu tertentu. Disini guru
16
50
loc.cit.
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Muhsin R. MA
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan proses belajar mengajar tersebut dengan memerhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi : 1. Membuat dan merumuskan bahan ajar 2. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas, perkembangan
ilmu,
kebutuhan
dan
kemampuan
siswa,
komprehensif,sistematis, dan fungsional efektif. 3. Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. 4. Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pengajaran. 5. Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan memerhatikan relevansi (seperti juga materi), efektif,efisien, kesesuaian dengan metode, serta pertimbangan praktis.17
e. Guru Sebagai Entertainer Sejati Setelah semua rancangan pembelajaran telah tersusun dan terprogram,
maka
selanjutnya
tugas
guru
tersebut
adalah
menerapkannya ke dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus mulai mempersiapkan mentalnya dalam menghadapi anak didiknya. Karena seperti yang penulis jabarkan sebelumnya, bahwa meskipun guru menguasai materi pelajaran yang akan diberikan tapi dia tidak bisa menyampaikan materi tersebut dengan jiwa enterteiner, maka tujuan pembelajaran tidak akan bisa tercapai dengan maksimal.
17
http://gitabahasa.wordpress.com/2012/03/05/guru-sebagai-perancang-pembelajaran-designerinstruction
51
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
Telah diketahui bahwa secara lebih luas guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik dengan berbagai macam kompetensi yang dimiliki. Mungkin pada zaman dahulu orang tua kita sering bercerita bahwa ketika bersekolah, mereka tidak pernah mempermasalahkan keadaan gurunya, baik gaya berpakaian atau penampilan guru, apalagi mempermasalahkan penyampaian materi. Orang tua kita dahulu sangatlah penurut dan tidak pernah ambil pusing tentang semua itu. Namun seiring dengan berjalannya waktu, di Era sekarang ini bukan penampilan saja yang diperhatikan anak didik. Kepribadian dan cara mengajarpun selalu menjadi perhatian mereka. Di dalam kelas, seputar lingkungan sekolah, juga dalam masyarakat ditempatnya tinggal. Mereka senantiasa memperhatikan apa yang dikerjakan gurunya, apa yang diperbuatnya, bahkan apa dan bagaimana sikap serta perkataannya. Para anak didik selalu menilai perilaku gurunya. Bahkan bukan hanya dalam pergaulan mereka dengan temannya di dunia nyata, mereka pun kerap mendiskusikannya kepribadian gurunya di dunia maya yaitu jejaring sosial seperti facebook atau twitter. Inilah yang dikatakan bahwa guru adalah seorang entertainer sejati. Entertainer disini maksudnya adalah seorang guru harus mampu mengemas materi ilmu yang akan disampaikannya dengan cara menghibur sehingga tidak membosankan dengan kemampuan yang dia miliki. Jadi bukan hanya penguasaan materi saja, tapi sebagai
52
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
entertainer sejati, hal pertama yang harus ditonjolkan guru didepan anak didiknya adalah aspek kepribadian. Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu guru masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya. Untuk menjadi guru yang baik dan dapat melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, seorang guru dituntut tidak hanya menguasai materi yang akan diajarkan melainkan juga harus memiliki karakteristik sebagai berikut:18 1. Profesionalisme Guru yang tidak profesional adalah guru yang tidak bisa berbicara jika dia sudah berdiri di muka kelas, atau berbicara tetapi terlihat sangat gugup, hal ini tentu saja bukan diakibatkan karena guru tersebut merasa nervous, rendah diri atau merasa bingung dengan apa yang akan diajarkannya. Bisa jadi karena tidak meguasai materi yang akan diajarkan. Jika hal ini terjadi, bukan saja proses pembelajaran menjadi tidak menarik, tetapi juga bersifat monoton, siswa tidak tertarik untuk menyimak pelajaran yang sedang diajarkan guru, mereka cenderung akan asyik dengan dunianya masing-masing
18
53
http://extraordinaryperson.wordpress.com/2010/12/06/andai-aku-menjadi-guru/
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Muhsin R. MA
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
seperti mengobrol, bercanda, dan lain-lain. Jika hal ini terjadi secara terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung, maka pelajaran yang disampaikan menjadi tidak menarik, tidak efektif, sehingga siswa tidak memahami apa yang telah disampaikan, dan pada akhirnya akan berakibat pada hasil penilaian siswa yang rendah, hal ini tentu saja dapat menumbuhkan pandangan negatif terhadap guru tersebut karena dinilai telah gagal dalam mendidik para siswanya. Guru yang profesional tidak akan mengalami hal seperti ini, sebab
sebelum
mulai
mengajar
mereka
telah
benar-benar
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik dari segi adminstrasi seperti membuat persiapan mengajar, membuat program pembelajaran, media pembelajaran, maupun dari segi edukatif, seperti menguasai materi pelajaran, metode dan teknik pembelajaran
2. Ketrampilan menjelaskan Memberikan materi pelajaran yang mudah dipahami siswa merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu guru diharapkan mampu mengorganisasikan materi pelajaran dengan perencanaan yang sistematis, sehingga mudah dipahami oleh siswa. Ketrampilan ini bertujuan untuk: • membantu siswa dalam memahami konsep, hukum, prinsip, atau prosedur • membantu siswa menjawab pertanyaan • melibatkan siswa untuk berpikir • mendapatkan balikan dari siswa • membantu siswa menghayati proses nalar
54
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
3. Ketrampilan mengelola kelas. Ketrampilan ini harus dimiliki guru supaya dapat menciptakan dan mempertahankan situasi kelas yang kondusif dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Di samping itu ketrampilan ini berguna bagi guru terutama untuk: a. Guru dapat memantau setiap murid sehingga setiap anak berkesempatan untuk berkembang. b. Menyadari kebutuhan siswa . c. Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa. Ilmu itu didapat dari guru yang pandai menyampaikan secara inspirasi dan motivasi. Kebanyakan guru menyampaikan ilmunya hanya secara pesan dan dengan cara yang membosankan. Sehingga ketika menerangkan suatu materi, anak didik banyak yang tidak memperhatikan. Mereka bercanda atau ribut dengan sesama temannya, atau bahkan sampai mengantuk. Ilmu yang disampaikan guru hanya bisa diingat muridnya sampai ujian saja. Sudah tentu yang menjadi guru favorit bagi anak didik adalah guru yang memiliki sistem mengajarnya: 1. Ekspresif, yaitu guru dikatakan ekspresif bila menyajikan suatu materi pelajaran senantiasa melakukannya dengan totalitas yang tinggi serta dengan senang hati, tanpa ada paksaan sedikitpun. Tentu didukung dengan berbagai hal seperti intonasi suara saat menjelaskan, mimik wajah yang menyenangkan, dan lain sebagainya. 2. Inspiratif, yaitu guru bukanlah guru yang mengejar kurikulum, melainkan yang mengajak murid-muridnya berpikir kreatif
55
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
(maximum thinking). Ia mengajak murid-muridnya melihat sesuatu dari luar (thinking out of box), mengubahnya di dalam, lalu membawa kembali keluar, ke masyarakat luas. 3. Komunikatif dan memotivasi sehingga murid-muridnya selalu rindu pada guru tersebut. Para anak didik akan senantiasa mengingat guru yang di sukainya, dan bisa jadi dengan demikian anak didikpun selalu mengingat ilmu yang diajarkan oleh sang guru. Ada beberapa cara bagi guru untuk bisa memotivasi anak didik dalam menyampaikan materi pelajaran: 1.
Menguasai materi.
3.
Menyampaikan dengan gaya bercerita dan humor.
4.
Menyampaikan dengan nada suara yang bervariasi sesuai materi.
5.
Menggunakan body Language untuk memperkuat penyampaian materi.
6.
Melibatkan anak didik serta komunikatif dengan anak didik. Dengan sistem motivasi, murid pasti senang dan tidak malas
untuk datang ke sekolahguna menikmati hiburan yang berisi ilmu. Dengan cara demikian, maka sampailah ilmu dari guru kepada muridnya.
7. Penutup Dari keseluruhan pembahasan tulisan tentang judul Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer dan Entertainer Sejati ini, maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa kesimpulan, yaitu:
56
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Muhsin R. MA
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
1. Dari berbagai problem pembelajaran bahasa Arab nampaknya yang paling dominan mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Arab adalah problem-problem non kebahasaan yang salah satunya adalah cara penyampaian suatu materi pembelajaran. 2. Guru diharapkan dapat merancang model pembelajaran apa yang akan dilaksanakan untuk membelajarkan siswa, sehingga pembelajaran bersifat aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan dan berkualitas. Maka dengan kolaborasi antara media pembelajaran yang digunakan dan model pembelajaran yang dilaksanakan dengan berbasis pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan itu maka
berpengaruh terhadap
minat siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik karena pembelajaran itu tidak membosankan. 3. Seorang guru yang pandai dan begitu menguasai materi ajar, belum tentu target pencapaian proses belajar mengajarnya sesuai dengan kompetensi dasar yang dinginkan. Maka diharapkan seorang guru dapat menjadi seorang Desainer sejati. Yaitu guru merancang dan mengembangkan materi yang akan diberikan. Barulah selanjutnya guru berusaha menjadi seorang Entertainer sejati. Yaitu menerapkannya semua ide-ide kreatif guru dengan metode yang tidak membosankan anak didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki keahlian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya keberhasilan proses belajar mengajar sangat tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru perlu memiliki kompetensi yang dapat menunjang tugasnya.
57
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012
Dalam Mengajar Bahasa Arab Guru Adalah Desainer Dan Entertainer Sejati
Muhsin R. MA
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Izzan,. 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Humaniora Anthony, Edwar M., Approach, Method, and technique, dalam Teaching English as a Second Language. (Harold B. Allen, Ed.), McGraw-Hill Book Company, New York, 1965 Gumindari,2004,iii Hafidh, Mahmud Farâj Abdul et-all, LIPIA Jakarta http://arabbahasa.blogspot.com/2011/03/metode-dan-teknik-pembelajaranbahasa.html http://furqon.staff.fkip.uns.ac.id/2010/05/08/guru-sebagai-perancangprogram-pembelajaran-pendidikan-jasmani-di-sekolah-dasar/ http://fajristainjusi.blogspot.com/2009/12/dasar-dasar-teoritis-pengajaranbahasa_1441.html http://jamal-alfath.blogspot.com/2011/06/dasar-teori-pembelajaran-bahasaarab.html http://golddluffy.wordpress.com/2009/10/28/teknik-pembelajaran-bahasaarab/ http://rumahterjemah.com/klip/lainnya/pembelajaran-bahas-arab-metodedan-teknik/ http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/peran-guru-di-dalam-kelas.html http://gitabahasa.wordpress.com/2012/03/05/guru-sebagai-perancangpembelajaran-designer-instruction http://extraordinaryperson.wordpress.com/2010/12/06/andai-aku-menjadiguru/ Syatori, A.,2011
58
El-Ibtikar Volume 01, nomor 01,Juli 2012