DAFTAR ISI Christmas Gift… 5 Helai Daun Terakhir… 17 Houi Dan Chana… 27 Issun Boushi… 35 Ikkyuu-San… 45 Lukisan Sang Putri… 61 Momotaro… 68 Saudagar Jerami… 76 Ikkyuu-San… 85 Gongitsune… 95
Christmas Gift The Gift Of The Magi Dari judul asli “Kurisumasu Purezento”, dalam Reberu Betsu Nihon Go Tadoku Raiburari Level 2 Vol 1.3
By : O’ Henry
Diterjemahkan oleh :
abisayputra
2
New York, Amerika Serikat 1905 Ada begitu banyak bangunan tinggi di balik jalanan itu. Pun pertokoan nan elok. Ditambah lagi, para pesohor dan orang-orang kaya yang tinggal di apartemen mewah di sana. Meski begitu, bahkan di New York pun banyak pula orang-orang yang memang terbilang bukan dari golongan orang-orang kaya yang menetap di kota ini. Orang-orang seperti inilah yang menjadi pemandangan lain di sini, yang tinggal dan bekerja entah di mana. Salah satunya, adalah Jim dan Dera, sepasang suami-istri
yang
tidak
banyak
mempunyai
uang.
Keduanya, yang masih termasuk sepasang muda-mudi, tinggal di sebuah apartemen reyot—hanya ada dua kamar, tidak ada satupun pigura foto maupun lukisan, dan dia atas meja di apartemen mereka pun tidak ada apaapa—sebuah apartemen murah yang biaya sewanya delapan dollar seminggu. Jim sendiri hanya menghasilkan dua puluh dollar setelah bekerja sedari pagi hingga malam yang dia lakukan itu enam hari dalam seminggu. Sudah bisa dipastikan, setiap hari dia selalu tampak kelelahan. Bahkan terlihat dari langkahnya yang begitu gontai hingga ke apartemennya. Beruntung, Dera, istrinya, selalu 3
menunggunya di balik pintu setiap kali dia tiba. Dera yang sangat Jim cintai...
∞ Saat Jim pulang, Dera selalu membuat sup hangat dan roti yang dia letakkan di atas meja. Lalu menatap Jim dengan mata cokelatnya yang cantik. Dan saat Jim menatapnya balik, mereka sama-sama tergelak. Kebersamaan mereka itulah yang membuat mereka lupa kalau mereka sedang lelah dan sedang tidak punya cukup uang. Hari yang dingin di bulan November. Sudah sejak pagi, Jim sudah meninggalkan apartemennya untuk bekerja. Sementara Dera, hanya berada di apartemen untuk mengerjakan pekerjaan dapur dan mencuci. Dan saat rutinitasnya itu sudah selesai dia kerjakan, Dera menyambar dompetnya lalu mengeluarkan uang yang kemudian dia taruh di atas meja. Semuanya. Satu Dollar delapan puluh tujuh sen. Hanya ini? Kalau begini ceritanya, dia tidak akan bisa membelikan hadiah natal untuk Jim. Apa yang harus Dera lakukan? Jelas hal itu membuatnya bingung, apalagi Natal jatuh pada esok hari.
4
Dera memandangi pantulan bayangan dirinya lewat cermin. Dia sadar ada raut muka kesedihan yang tergambar di sana. Lalu, saat melihat rambut panjangnya yang kecokelatan itu, dia...
∞ Jim
selalu
mengatakan
ini,
“Aku
benar-benar
menyukai rambutmu. Sangat indah.” Ada beberapa hal terpenting di antara mereka berdua. Pertama, adalah rambut milik Dera. Kedua, jam tangan emas milik Jim—arloji emas pemberian ayah Jim—benarbenar arloji yang bagus. Ke manapun dan di manapun, Jim selalu mengenakannya. Menyadari sudah terlalu lama Dera memandangi bayang rambutnya yang terpantul lewat cermin, segera dia mengenakan mantel dan topi miliknya, lalu berderap ke luar. Dia terus berlari hingga tiba di Jalan Pertama. Tempat di mana
menjamurnya pertokoan yang menarik. Dan,
tempat penjualan semua jenis hadiah Natal.
∞ Dera menghentikan langkah tepat di depan sebuah toko. 5
BELI RAMBUT Sepersekian
detik
menatap
sebuah
papan
di
pengumuman di balik pintu kaca toko tersebut, tanpa menunggu lama, Dera langsung masuk. Sebelum bertanya sesuatu pada wanita paruh baya yang bertugas menjadi penjaga toko, dia melepaskan topinya. “Aku ingin menjual rambutku...” Saat wanita itu memandangi rambut indah milik Dera, dia membalas. “Oh. Begitu, ya. Um. 20 Dollar.” “Kalau begitu, potong saja,” katanya yang tanpa basabasi lalu duduk perlahan di kursi di sudut toko untuk kemudian wanita itu memotong rambutnya. Tepat pukul tiga sore. Setelah menerima dua puluh Dollar, Dera segera mengenakan topinya dan melesat ke luar.
∞ Dua jam. Dera menyusuri pertokoan dan memandangi banyaknya toko yang menjual berbagai macam hadiah Natal—Entah kenapa, dia sulit menentukan hadiah Natal seperti apa yang harus dia beli untuk Jim—. Dia
akhirnya
terhenti
di
depan
sebuah
toko.
Mematung saat matanya menangkap berbagai arloji tipe
6
rantai yang dipajang di etalase, hingga terkunci pada sebuah rantai arloji. “Bagusnya,” pikir Dera sambil menebak-nebak kalau rantai arloji ini terbuat dari emas.—akan sangat bagus kalau ini ditambahkan pada arloji emas milik Jim—dan ini harganya 21 dollar. Tanpa menunggu waktu yang lama, Dera segera membelinya, lalu melesat kembali ke apartemennya. Setibanya di apartemen, dia langsung membuat masakan Natal. “Ah. Bisa juga. Aku rasa, ini sudah bagus,” katanya sambil memandangi pantulan dirinya yang kali ini dengan rambut yang benar-benar pendek di balik cermin—entah apa yang Jim katakan setelah melihat rambutnya yang pendek itu—karena memang rambutnya yang laki-laki itu sukai sudah dia potong. Dera menjadi sedikit khawatir.
∞ Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, saat terdengar
suara
langkah
kaki
yang
perlahan-lahan
mendekat di ambang pintu. Dia bisa membayangkan kalau itu Jim. Setelah pintu itu dibuka, Jim yang saat itu mengenakan mantel lamanya pun muncul. Dia tercekat
7