CONESTY(WARNA KEJUJURAN) MEDIA ALTERNATIF CIPTAKAN INTEGRITAS MANDIRI DI SD NEGERI DELIK 02
DIAJUKAN UNTUK SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2016
Disusun oleh : ARIS KUKUH PRASETYO,S.Pd NIP. 198404192010011020 NUPTK : 2751762664110042
SEKOLAH DASAR NEGERI DELIK 02 UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN TUNTANG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SEMARANG UNGARAN, 1 NOVEMBER 2016
A. PENGANTAR Integritas menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Nilai integritas dianggap sebagai ukuran
kebenaran tiap individu terhadap sebuah tindakan atau pekerjaan, hal ini sejalan dengan pendapat Adrian Gostick dan Dana Telford (2006:13-14) yang mengartikan integritas sebagai ketaatan yang kuat pada sebuah kode khususnya nilai moral atau nilai artistic seseorang Pendapat lain yaitu menurut Magnis Suseno(2000) yang mengatakan bahwa integritas merupakan prinsip moral yang digunakan sebagai pegangan dalam membuat keputusan. Moral yang dimaksud tidak ditentukan oleh perasaan melainkan oleh standar kemampuan intelektual yang didalamnya bersifat analisis dengan kepekaan(memahami dan mengerti) secara rasional tanpa bertentangan dengan norma norma yang diyakini secara prinsip manusia. Jacobs(2004) menyatakan bahwa integritas menekankan konsistensi moral keutuhan pribadi atau kejujuran. dalam hal ini kejujuran dalam bersikap sesuai dengan apa yang diyakini .kejujuran seakan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bahasan tentang integritas. Yukl dan Van Fleet (1992) lebih tegas menyatakan bahwa Kejujuran ini berkaitan dengan kejujuran Individu tiap manusia tentang bagaimana bersikap Integritas diri dipahami sebagai suatu sikap mental, kejiwaan serta prinsip hidup yang selalu konsisten dalam kehidupan tentang baik dan benar yang diyakininya. Keyakinan ini bukan bersifat buta namun lebih masuk akal dan sifatnya normatif di masyarakat, inti pokok normatif ini lebih diringkas oleh Bertens (1997:169) yaitu memperlakukan orang lain sebagaimana nilai keyakinan dia ingin diperlakukan. Karakter
yang
berintegritas
merupakan
proses
belajar
yang
berlangsung seumur hidup. Pembentukannya sejak usia dini dan berlangsung terus menerus hingga ujung usia, Pendidikan di rumah dan di sekolah menjadi kunci pembentukan karakter yang berintegritas, karena benih integritas sesungguhnya berada di keluarga kemudian sekolah terutama para pendidik membentuknya kehidupannya.
sehingga
nilai
integritas
terimplementasikan
dalam
Pada
Kenyataannya
pendidikan
integritas
di
Indonesia
belum
tertanamkan sejak usia dini sehingga tidak aneh bila saat ini kita sering melihat tayangan televisi yang mempertontonkan para artis dan pejabat negara yang tidak berintegritas antara apa yang dikatakan dan diperbuat tidak ada kesesuaian. Tingginya korupsi kolusi dan nepotisme di kalangan pejabat negara serta tindakan para artis yang terkesan kurang jujur merupakan salah satu bukti minimnya nilai integritas yang ditunjukan di muka umum. Penciptaan integritas di sekolah harus dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan siswa, guru dan kepala sekolah sebagai komponen penting di lingkungan sekolah. Kepala sekolah sebagai menejerial membantu dalam segi pelaksanaan, biaya dan perencanaan secara umum. Guru sebagai pendidik berperan sebagai pelaksana dan pembimbing bagi siswa baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Peran siswa sebagai obyek pelaksanaan penanaman integritas di sekolah secara mandiri namun efektif Nilai-nilai integritas di sekolah yang bisa diciptakan di sekolah meliputi tindakan siswa dalam berdisiplin di lingkungan sekolah dan keluarga, bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan, berani bertindak benar, menjaga lingkungan, dan yang paling utama adalah berkata dan bertindak jujur. Nilai-nilai ini yang harus di kembangkan dan diperkuat di Sekolah karena bersifat universal dan relevan dengan permasalahan di masyarakat dan bangsa saat ini.
B. MASALAH Sekolah sebagai pembentuk karakter siswa merupakan wahana yang tepat bagi seorang guru untuk mengimplementasikan proses pembelajaran dan pembimbingan baik di dalam maupun di luar kelas agar siswa memiliki kepribadian yang baik dan berintegritas, tak terkecuali di SD Negeri Delik 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah, Sekolah Dasar(SD) Negeri Delik 02 merupakan sekolah yang berada di daerah pinggiran di Kabupaten Semarang, siswa kebanyakan berasal dari masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Beberapa masalah integritas yang teridentifikasi di Sekolah Dasar(SD) Negeri Delik 02 yaitu masih terdapat siswa yang belum memiliki komitmen
untuk melaksanakan disiplin baik di sekolah maupun di rumah, kurangnya tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya baik di sekolah maupun di rumah, perlu di tingkatkan komitmen siswa untuk berkata dan bertindak jujur, serta kemauan pribadi dari siswa untuk menjaga lingkungan di sekitar sekolah SD Negeri Delik 02 Semua masalah yang teridentifikasi di atas yang pada dasarnya merupakan komponen integritas (jujur, disiplin, tanggung jawab, berani) mampu ditingkatkan dengan penggunaan media dan tindakan guru yang tepat. Penulis menggunakan media Conesty. Media ini digunakan oleh siswa untuk menciptakan integritas dan meningkatkan peran siswa dalam prosesnya. Berdasarkan identifikasi masalah dan media yang penulis paparkan maka maka penulis merumuskan beberapa ruang lingkup permasalahan yang akan di bahas yaitu bagaimana implementasi Media Conesty (Warna Kejujuran) mampu menciptakan integritas mandiri di SD Negeri Delik 02 serta bagaimanakah hasil atau dampak penerapan media Conesty (Warna Kejujuran) terhadap peningkatan nilai integritas di SD Negeri Delik 02
C. SOLUSI 1. Menyiapkan Media a. Pembuatan Media Conesty(Color Honesty) Conesty merupakan akronim dari Color Honesty yang diartikan sebagai warna kejujuran. Jujur sendiri menurut Antonius Gea(2006) Yaitu mengatakan yang benar dan tidak menyampaikan informasi yang salah. Dalam hal ini informasi yang disampaikan bukanlah hal palsu dengan tujuan yang buruk akan tetapi berkata dan bertindak sesuai dengan kenyataannya. Jadi Media Conesty diartikan sebagai media yang mengatakan
sesuai
kenyataan
yang
dilakukan
siswa
dengan
menggunakan warna yang menarik. Media Conesty terbuat dari kotak kantong 5 warna, tiap warna memiliki makna yang berbeda warna hijau menggambarkan kedisiplinan, warna biru kejujuran, warna ungu komitmen menjaga kebersihan, warna merah keberanian warna kuning tanggung jawab
Gambar 1 Conesty (Warna Kejujuran)
Pembuatan media Conesty terbuat dari bahan-bahan yang murah bahkan ada bahan daur ulang, Conesty terbuat dari : Kertas daur ulang warna hijau, kertas warna, gambar Punakawan dan Srikandi. Punakawan dipilih karena di dalam dunia pewayangan tokoh tersebut menggambarkan karakter yang bijak serta mampu memegang teguh integritas yaitu jujur, disiplin dan tanggung jawab, artinya Integritas telah menjadi budaya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu kala, serta mengenalkan siswa pada dunia pewayangan menyambut hari wayang tanggal 7 November 2016 Pertama-tama penulis merancang conesty(warna kejujuran) dengan menggambar set tempat kemudian membuat bingkai dari bahan kardus yang di tutup dengan kertas daur ulang warna hijau, pada bagian tengah di tempel kantong kantong dengan ukuran 3X7 cm sebagai wadah tempat kartu kartu berbentuk binatang yang akan ditulisi siswa. Conesty di berikan gantungan agar mudah di taruh diatas sesuai tinggi siswa
b. Uji Kelayakan Media Pengujian dilakukan di KKG
gugus kutilang kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang yang di ketuai oleh ibu Tri Hardini adapun hasil kelayakannya adalah sebagai berikut
Tabel 1 Kriteria Kelayakan Conesty(Warna Kejujuran) No Kriteria 1 Tujuan Media ini sangat Jelas 2 Kedalaman Materi Media 3 Isi Materi sesuai dengan kebenaran 4 Bersifat Komunikatif 5 Evaluasi Sesuai tujuan dan Materi 6 Media Ini Mudah digunakan oleh sekolah lain
Skor 5,0 5,0 4,0
Kategori Sangat Kuat Sangat Kuat Kuat
5,0 4,0
Sangat Kuat Kuat
5,0
Sangat Kuat
Gambar 2 Melakukan Uji Kelayakan di KKG Tuntang
Dari hasil uji kelayakan diketahui bahwa rata rata kriteria terpenuhi dengan sangat kuat, maka media ini layak digunakan dalam upaya menciptakan Integritas mandiri di sekolah
c. Melakukan Verifikasi Rencana
pelaksanaan
penciptaan
Integritas
menggunakan media Conesty memerlukan verifikasi
mandiri
dengan
setiap pelaksanaan
yang dilakukan. Guru lain diajak melakukan curah pendapat Penggunaan Conesty dituliskan dalam skenario pelaksanaan dari tahap awal hingga akhir dengan langkah awal melakukan komitmen kemudian siswa menuliskan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kertas berwana sesuai komitmen yang dibuat setelah itu dimasukan dalam kantong kantong warna setelah itu guru dan siswa mendiskusikan hasil pengalaman siswa dan memajang hasil tersebut,conesty bertujuan mengajak siswa secara mandiri melakukan integritas dalam kehidupan
sehari hari. Keseluruhan skenario tersebut kemudian di verifikasi oleh rekan sejawat di Sekolah Dasar(SD) Negeri Delik 02 yaitu ibu Aulia Risqi Rofiati, S.Pd dan Bapak Imam Faruq, S.Pd.
2. Menggunakan Conesty sebagai Penciptaan Integritas Mandiri Penggunaan conesty(warna kejujuran) untuk menciptakan integritas mandiri di SD Delik 02 dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu : a. Menciptakan komitmen bersama Komitmen diartikan sebagai perkataan yang menyatakan kesanggupan untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Komitmen mengandung unsur keteraturan dan kontinuitas yaitu siswa bersedia melaksanakan janji tidak hanya saat ini akan tetapi berkelanjutan dan secara terus menerus. Komitmen dibangun dengan keyakinan dan ketulusan untuk menjalankannya Pada tahap ini siswa dan guru melakukan kesepakatan bersama untuk menjalankan perilaku baik dan benar sesuai dengan komitmen yang diucapkan. Beberapa komitmen yang bisa di kuatkan antara lain komitmen berani berkata benar,komitmen berdisiplin, komitmen bertanggung jawab dan komitmen jujur serta menjaga kebersihan. Dengan komitmen ini siswa bisa melakukan sebuah tindakan dan menuliskannya. Sekolah dengan dukungan kepala sekolah mengajak siswa
untuk
berkomitmen
dengan
menulis
pakta
Integritas
contohnya : berangkat sekolah tepat waktu, mengendalikan diri saat diejek temannya b. Penggunaan Conesty Penggunaan Conesty dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu: 1. Setiap pagi guru memberi teladan dengan berangkat lebih pagi daripada siswa. Kemudian siswa datang ke sekolah guru menyalami dan siswa masuk ke kelas mengambil kertas warna
Gambar 3. Siswa datang ke sekolah mengambil Kartu Berwarna
2. siswa setelah masuk sekolah mengambil kartu berwarna dan berbentuk hewan, dalam kartu tersebut di tulis tindakan yang telah dilakukan dalam hari tersebut atau beberapa hari sebelumnya. Gambar 4. siswa menulis tindakan berintegritas
3. Siswa memasukan kartu warna kejujuran dalam kantong kantong sesuai dengan komitmen yang telah dibuat Gambar 5 Siswa Memasukan Kertas Kartu Warna Warni Sesuai Komitmen
4. Setelah satu minggu guru dan siswa akan membuka kantong Conesty(warna kejujuran) kemudian membaca bersama dan menentukan integritas terbaik pada minggu tersebut c. Konfirmasi dan penguatan Conesty Konfirmasi dan penguatan dilaksanakan setelah pelaksanaan selama satu minggu, pada hari senin guru dan siswa akan menggantungkan hasil Conesty siswa di dalam kelas agar dibaca oleh siswa lain dan mendapat balikan dari siswa misalkan apabila ada siswa yang tidak berkata jujur maka akan di suruh memperbaiki dan mengakui kesalahan.
Gambar 6. Siswa Memajang Dan Memberi Masukan Teman Lain
3. Hasil dan Pembahasan a. Pelaksanaan penciptaan Integritas siswa dengan Conesty berjalan lancar, siswa mampu melaksanakan kegiatan dengan baik, setiap kelas mampu menunjukan keberagaman hasil tulisan dari tiap komitmen. Hasil ini juga di konfirmasikan dengan siswa lain, tujuannya untuk menguji integritas yang telah dituliskan dengan kenyataan serta menginspirasi siswa lain agar berlaku seperti temannya dalam melaksanaan tindakan berintegritas. Dalam satu minggu tiap kelas yang terdiri dari 20 siswa menghasilkan 100 tindakan yang berintegritas yang dituliskan dalam kertas kartu warna warni. Pelaksanaan Conesty juga terjadi di luar jam pelajaran sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar di SD Negeri Delik 02
Gambar 7. Hasil Tulisan Siswa Sesuai Komitmen Conesty (Warna Kejujuran)
b.
Setelah pelaksanaan Conesty(warna kejujuran) selama sebulan di SD Negeri Delik 02 terjadi perubahan signifikan integritas siswa. Terutama permasalahan antara siswa ke siswa lain dan siswa dengan gurunya mengalami penurunan. Hal ini terindikasi dari buku kasus yang biasanya 30 Kejadian tiap bulan menjadi hanya 5 kejadian. Buku kejadian merupakan buku yang mencatat peristiwa di sekolah terutama pelanggaran siswa karena berkelahi, tidak jujur, tidak mengerjakan PR, sering terlambat dan lain lain jadi dapat disimpulkan bahwa Conesty mampu meningkatkan tanggung jawab siswa, rasa disiplin, kejujuran dan
keberanian
siswa.
Integritas
mandiri
dalam
artian
siswa
melaksanakan sendiri setiap tahap mampu memperkuat integritas siswa. siswa datang setiap pagi dengan penuh tanggung jawab kemudian menuliskan tindakannya dengan kejujuran dan melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan
4. Kendala, Pendukung dan Alternatif Pengembangan/Rekomendasi a. Kendala 1. Masih terdapat siswa yang kesulitan menyusun kata dalam menceritakan tindakan yang telah dilakukan 2. Beberapa siswa lupa tindakan yang dilakukan.
b. Pendukung 1. Tersedianya anggaran BOS untuk membuat media Conesty(warna Kejujuran) 2. Siswa yang berangkat pagi memiliki lebih banyak waktu menuliskan Conesty(Warna Kejujuran) 3. Adanya dukungan manajerial dari Kepala Sekolah 4. Karya Conesty(warna Kejujuran telah didiseminasikan pada KKG guru di kecamatan Tuntang pada hari Rabu 13 April 2016 hasilnya para
guru
di
kecamatan
Tuntang
bisa
menerapkan
dalam
pembelajaran di sekolah mereka.
c. Alternatif Pengembangan dan Rekomendasi Di masa yang akan datang Conesty(warna kejujuran) bisa dikembangkan di sekolah masing masing dengan modifikasi sesuai karakteristik tempatnya. Media ini juga bisa diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas. Bila di kembangkan secara komprehensif dan masal bisa di gunakan di seluruh pendidikan
Sekolah
sekolah di Indonesia pada semua jenjang Dasar(SD),
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama(SLTP) hingga Sekolah Menengah Atas(SMA). Nilai integritas yang dikembangkan di semua tingkatan bisa sama atau berbeda sesuai tuntutan kondisi sekolah. Diharapkan di masa yang akan datang perbaikan Integritas siswa berpengaruh pada perbaikan kondisi bangsa.
5. Simpulan dan Saran Media Conesty(warna Kejujuran) merupakan karya inovatif yang mudah dalam pembuatan dan penggunaannya
hal ini telah terbukti dari
pelaksanaan kegiatan yang berjalan lancar siswa mampu menuliskan nilai integritas
yang
dilakukannya
secara
mandiri.
Setelah
penggunakan
Conesty(Warna Kejujuran) siswa mengalami peningkatan integritas karena setiap tindakan yang dilakukan dituliskan dan di konfirmasi dengan teman yang lain. Disarankan untuk semua guru di seluruh Indonesia pada semua jenjang untuk memanfaatkan Conesty(Warna Kejujuran) untuk menciptakan Integritas
di
sekolahnya
masing-masing
karena
sifatnya
yang
umum(universal) tidak terikat mata pelajaran tertentu dan tidak terpatok pada umur tertentu, setiap jenjang baik Sekolah Dasar(SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama(SLTP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) bisa menerapkan Conesty dengan tingkat adaptasi yang berbeda misalkan kalimat yang digunakan lebih kompleks di tiap jenjang.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens,K. 1997. Etika, Jakarta: Gramedia Utama
Gea, Antonius, dkk. 2006. Caracter Building I: Relasi dengan Diri Sendiri. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Gostick, Adrian dan Dana Telford. 2006. Keunggulan (Judul Asli: The Integrity Advantage. Alih bahasa: Fahmi Ihsan). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Jacobs,D.C.(2004), A Pragmatist Aprroach to Integrity Businness Ethics”, Journal of Management Inquiry, Vol. 13 Issue 3, pp 215-223
Magnis-Suseni.F.(2000). 12 Tokoh Etika Abad Ke 20. Yogyakarta:Kanisius Yukl dan Van Fleet. D. D (1992). “Teory and Research on Leadership in Organizations”. Consulting Psychologists Press