CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 2, June 2015
633
PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATANKERJA DI WORKSHOP KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 KEC. GUGUAK KAB. 50 KOTA Satria Septinova¹, Chairul Israr², Juniman Silalahi³ Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT Universitas Negeri Padang email:
[email protected] Abstract This researching of background from lot of the student still not folowing the rules of safety and healthy on work, besides that rules of safety and healthy have installed on the wall use the slogans, but the student still have a conversation while working use the machine, and the student not use safety equipment while working to. This research is a descriptive research, that have a purpose for reveal how much level of comprehension student about safety and healthy of work at carpenter workshop of Department Building at SMK N. 1 Subdistrict Guguak, Regency of 50 Kota. Therfore expressed a question of research is how high the level of comprehension of student about safety and healthy of work at carpenter workshop of Department Building at SMK N. 1 Sub-district, Regency of 50 Kota, at school years 2013/2014 amount 52 students. The prime data of this research is dispersion or quisionaire for student building engineer. The flow of analisys consist of, (1) tabulation of data, (2) analisys data, (3) count the average of percentage scale of interval. Based on the analisys of data, be obtained knowledge the student about safety and healthy of work at carpenter workshop of Department Building at SMK N. 1 Sub-district Guguak, Regency of 50 Kota is 71.23% and middle classified. Keyword: Comprehension. Safety and Healthy of Work.
*
Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2015 Dosen Teknik Sipil FT UNP *** Dosen Teknik Sipil FT UNP **
mengembangkan keterampilan dan keahlian
Pendahuluan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
siswa sesuai dengan bidangnya. Menurut
selaku lembaga pendidikan yang bertujuan
Anasrul (1997 : 8) “Workshop merupakan,
mewujudkan sumber daya manusia yang
suatu ruangan atau bangunan yang khusus
berkualitas dan terampil diberbagai bidang.
untuk melakukan kegiatan kerja, yang
SMK N 1 Kec. Guguak, Kab. 50 Kota,
melibatkan tenaga kerja, fasilitas, mesin
memiliki enam jurusan yaitu Otomotif,
dan peralatan serta bahan tertentu dalam
Mesin,
pembuatan/menghasilkan suatu produk”.
Elektro,
Elektronika,
Teknik
Informatika, dan Bangunan. Setiap Jurusan memiliki Workshop sebagai tempat untuk
Pada
Jurusan
Teknik
workshop digunakan untuk
Bangunan, mempelajari
Rezky Damsury
634
keterampilan
praktek
kerja.
kecil, sedang maupun besar . Kecelakaan-
WorkshopJurusan
Teknik
Bangunan
kecelakaan kerja yang pernah terjadi di
dilengkapi dengan mesin dan alat perkakas.
WorkshopBangunanSMK N 1 Kec. Guguak
Apabila kita lalai dalam kegiatan akan
Kab. 50 Kota seperti, ada siswa yang
mengakibatkan
kecelakaan
mengalami jari tangan putus terkena oleh
kerja.Kecelakaan dalam praktek kerja kayu
mesin ketam perata,mesin pemotong bundar
dapat berupa cidera fisik atau psikis yang
bermeja menghantam dada karena tidak
mengakibatkan
proses
memegang dengan benar, mengalami sesak
pembelajaran, oleh karena itu siswa harus
nafas karena tidak memakai masker pada
dibekali
saat praktek.
rawan
terganggunya
dengan
pemahaman
pengenalan
Keselamatan
dan dan
Untuk itu siswa, teknisi maupun guru
KesehatanKerja (K3) saat berada dalam
SMK N 1 Kec. Guguak, Kab. 50 Kota perlu
lingkungan workshop.
memahami
faktor
keselamatan
Workshop harus memiliki peraturan
dankesehatan kerja saat melakukan kegiatan
atau tata tertib berupa gambar atau slogan-
praktek. Tanpa adanya pemahaman tentang
slogan seperti: larangan, perintah, anjuran,
keselamatan dan kesehatan kerja, segala
dan petunjuk-petunjuk lainnya.Disamping
bentuk aktivitas yang berhubungan dengan
itu guru yang mengajar praktek juga harus
pekerjaan akan terganggu. Maka dari itu
mengingatkan
tujuan
atau
memberi
petunjuk
penelitian
ini
adalah
untuk
tentang keselamatan kerja sebelum siswa
mengungkapkan seberapa tinggi tingkat
melaksanakan praktek.
pemahaman siswa terhadap Keselamatan
Pada waktu observasi awal penulis menemukan
beberapa
masalah
disaat
mengikuti pratikum. Seperti siswa tidak
dan KesehatanKerja di Workshop Kayu Jurusan Bangunan SMK N 1 Kec. Guguak, Kab. 50 Kota.
mengindahkan aturan-aturan keselamatan kerja, padahal petunjuk keselamatan kerja ada dipasang di dinding-dinding workshop,
Metode Penelitian Penelitian
ini
termasuk
kedalam
melalui stiker-stiker dan slogan-slogan,
penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono
masih ada siswa yang mengobrol disaat
(2009:86)
menggunakan mesin atau sedang bekerja,
dugaan nilai tentang sesuatu variabel
siswa tidak menggunakan pelindung diri
mandiri, tidak membuat perbandingan atau
saat bekerja.Tindakan-tindakan itu dapat
hubungan.
saja menimbulkan kecelakaan kerja baik
menggambarkan/menguraikan
penelitian
deskriptif
Penelitian
ini
adalah
hanya
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 2, June 2015
635
Tabel 1. Populasi Penelitian No 1.
Kelas X Bangunan
Jumlah 12 orang
2
XI Bangunan
21 orang
3
XII Bangunan
19 orang 52
Jumlah
Sumber : Tata Usaha SMK N 1 Kec. Guguak
mengenai pemahaman Keselamatan dan
pemahaman keselamatan kerja di workshop
KesehatanKerja
Workshop
bangunan oleh Siswa Teknik Bangunan
Bangunan oleh Siswa Teknik Bangunan
SMK N 1 Kec. Guguak, Kab. 50 Kota. Data
SMK N 1 Kec. Guguak, Kab. 50 Kota.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa
data
Teknik Bangunan SMK N 1 Kec. Guguak,
keselamatan
Kab. 50 Kota Tahun Ajaran 2013/2014.
workshop bangunan oleh Siswa Teknik
Adapun jumlah populasi dapat dilihat pada
Bangunan SMK N 1 Kec. Guguak, Kab. 50
tabel 1:
Kota, yang diperoleh dengan menggunakan
Sampel
(K3)
dalam
di
untuk dan
itu
pemahaman
kesehatan
kerja
di
ini
angket (kuisioner) yang akan menjadi data
menggunakan teknik total sampling yaitu
primer.Data dalam penelitian ini bersumber
siswa kelas X, XI, dan XII Teknik
dari Jurusan Bangunan SMK N 1 Kec. Kab.
Bangunan
50 Kota yaitu seluruh siswa Teknik
yang
penelitian
primer,
berjumlah
52
orang.Arikunto (2006: 134) berpendapat
Bangunan Tahun Ajaran 2013/2014.
bahwa jumlah populasi yang kurang dari
Instrumen yang digunakan untuk
100 orang lebih baik semuanya diambil
mengumpulkan data dalam penelitian ini
menjadi sampel dan bila populasi besar dari
adalah angket (kuesioner) yang diberikan
100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-
kepada siswa. Pengumpulan data yang
25%. Mengingat jumlah populasi dalam
menggunakan angket dilakukan melalui
penelitian ini kurang dari 100 orang yaitu
beberapa tahapan yaitu menentukan kisi-
52 orang, maka seluruh populasi akan
kisi
diteliti.
instrumen,
Berdasarkan
kerangka
instrumen, uji
menyusun coba
butir-butir
instrumen
dan
konseptual
menganalisis butir soal.Tes yang disusun
yang telah diuraikan makadalam penelitian
berupa soal-soal pertanyaan dalam bentuk
ini terdapat satu jenis variabel yaitu
objektif.
Dalam
penyusunan
soal-soal
Rezky Damsury
636
testersebut dibuat berdasarka nindikator
Teknik
analisis
dilakukan
pemahaman siswa terhadap keselamatan
analisis
dan kesehatan kerja danditetapkan setelah
menggunakan
menganalisis kajian teori.
diterjemahkan dalam bentuk narasi, karena
Sebelum angke tdisebarkan kepada
jenis
statistik
data
deskriptif
formula
penelitian
ini
persentase
berupa
dan
penelitian
responden, maka terlebihdahulu dilakukan
deskriptif.
ujicoba agar data yang digunakan betul-
menggambarkan atau menguraikan objek
betul
yang
valid
(sudah
memiliki
indeks
Tujuan
dengan
diteliti,
penelitian
dengan
langkah-langkah
kesukaran, daya pembeda dan realibilitas
sebagai berikut:
yang tinggi). Soal diujicobakan terlebih
1. Membuat tabel persiapan untuk
dahulu dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan soal yang memenuhi kriteria atau yang tidak memenuhi kriteria.
untuk
tabulasi data. 2. Menghitung
frekuensi
relatif
(angkapersenan), digunakan rumus:
Untuk melakukan uji coba dilakukan pada siswa kelas X, XI, dan XII Teknik Bangunan sebanyak 30 orang.Responden yang dijadikan dalam uji coba instrumen ini adalah siswa kelas X, XI, XII SMK Negeri 1 Bukittinggi. Jumlah ini dianggap telah memenuhi persyaratan uji coba, karena SMK N 1 Bukitinggi merupakan sekolah yang memiliki standar yang hampir sama dengan sekolah yang akan diteliti. Untuk memperoleh instrumen yang valid dengan
Frekuensi (f)
P = Jumlah
Responden (n)
×
100%(AnasSudijono, (2011: 43) Keterangan: P=Angka Persentase. F=
Frekuensi
yang
sedang
dicari
persentasenya. N= Jumlah frekuensi. Menghitungpersentase
skor
pemahaman siswa dengan persentase interval skala tiga oleh Basuki(2000) dalam
Meri
mengunakan program SPSS versi 17.0.
Tabel 2.Interval Presentase Skala Tiga No Interval Tingkat Keterangan Penguasaan 1 75% - 100% Tinggi 2
50% - 74%
Sedang
3
0% - 49%
Rendah
Sufina
(2011:
32):
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 2, June 2015
637
Tabel 3.Perhitungan statistik dasar
bahwa distribusi skor tersebut didapat rata-
Hasil dan Pembahasan Penelitian ini hanya satu variabel
rata (mean) 28.96, skor tengah (median)
yaitu pemahaman siswa terhadap K3.
31,00, skor yang sering muncul (mode) 33,
Deskripsi data mengungkapkan informasi
dan simpangan baku (standar deviasi)
tentang rata-rata, skor tengah, skor yang
7,759.
paling banyak muncul, simpangan baku,
Pemahaman
keragaman, rentang, skor terendah, skor
Kec.Guguak.Kab.
tertinggi, dan jumlah skor. Data yang
keselamatan dan kesehatan kerja terdiri dari
diperoleh dari pemahaman Siswa Teknik
5 indikator yaitu Pemahaman kesehatan,
Bangunan tentang K3 dapat dilihat pada
Pemahaman keselamatan diri, pemahaman
tabel 3 berikut:
keselamatan tempat
Dari penelitian mengenai pemahaman siswa terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang terdiri dari 40 butir pertanyaan yang
telah
diuji
50
SMK kota
kerja,
N
1
terhadap
pemahaman
keselamatan alat, pemahaman keselamatan tempat kerja. Dari data yang telah dikumpulkan,
dan
kemudian diolah, dan hasil pengolahan data
disebarkan
selanjutnya akan dibahas dalam bentuk
kepada 52 orang siswa Jurusan Teknik
deskriptif data atau gambaran masing-
Bangunan SMK N 1 Kec.Guguak.Kab. 50
masing indikator dalam bentuk tabel 4
Kota untuk diisi, dari penelitian diketahui
berikut:
reabilitasnya.Selanjutnya
validitas
siswa
tes
Rezky Damsury
638
Tabel 4. Pemahaman siswa tentang kebersihan Sub Indikator Persentase(% Interval ) Persentase Pemahaman siswa tentang kebersihan tempat kerja
64,3
Sedang
Dari penjelasan dari tabel di atas siswa
dimana
mereka
mengerjakan
sebuah
yang memahami tentang kebersihan tempat
pekerjaan di dalam workshop. Siswa yang
kerja sebesar 64,3% dan tergolong sedang.
belum paham akan kebersihan tempat kerja
Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata para
perlu mendapatkan penjelasan yang lebih
siswa sudah memahami tentang artinya
jelas lagi dari para guru yang mengajar
sebuah kebersihan sebuah tempat kerja,
maupun teknisi workshop.
Tabel 5. Pemahaman siswa tentang lingkungan Sub Indikator Persentase IntervalPersen (%) tase Pemahaman siswa tentang lingkungan kerja 49,4
Berdasarkan tabel di atas, siswa
Rendah
terutama
di
dalam
workshop,
karena
yang memahami tentang lingkungan kerja
penggunaan mesin dan alat-alat lain dapat
tergolong
mengancam keselamatan diri siswa itu
rendah
yaitu
sebesar
49,4.
Workshop atau lingkungan kerja harus
sendiri.Guru-guru
tertata dengan sebaik-baiknya, agar semua
diharapkan dapat memberikan pengarahan
terhindar dari kecelakaan kerja.Para siswa
atau
harus
workshop, dimana perletakan bahan-bahan
mendapatkan
penjelasan
dengan
sebaik mungkin tentang lingkungan kerja
penjelasan
dan
tentang
staf
teknisi
lingkungan
kerja, dimana seharusnya alat-alat yang
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 2, June 2015
639
Tabel 6. Pemahaman siswa tentang alat pelindung diri Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentang lingkungan kerja 69,2 Sedang
digunakan
diletakkan,
bagaimana
cara
para guru dan staf teknisi yang ada.
pengoperasian atau cara pemakaian mesin
Pemakaian pelindung diri tidak kalah
dan alat-alat didalam workshop dan lain-
pentingnya dalam pelaksanaan praktek di
lainnya.
dalam workshop, pelindung diri sangat
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang
diperlukan,
diantaranya: baju praktek,
memahami tentang alat pelindung diri
masker, sepatu, pelindung telinga, dan
tergolong sedang yaitu sebesar 69,2%. Hal
kacamata bening. Pelindung diri harus
ini dapat disimpulkan sudah diatas rata-rata.
dipakai
Tetapi walaupun siswa yang sudah paham
meminimalisir
akan alat pelindung diri sudah mencapai
seharusnya
69,2% tetap harus terus diawasi dan
sekolah untuk melengkapi sarana dan
diberikan pejelasan dan pengarahan dari
prasarana dalam menunjang aktivitas siswa.
oleh
para
siswa
agar
kecelakaan
menjadi
peranan
dapat
kerja.Ini penting
Tabel 7. Pemahaman siswa tentang Kesadaran diri siswa untuk aturan yang berlaku Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentang kesadaran diri siswa untuk aturan yang berlaku di tempat kerja.
78,4
Tinggi
Rezky Damsury
640
Berdasarkan tabel di atas dapat
di dalam workshop dapat menimbulkan
dijelaskan, siswa yang paham akan aturan
kecelakan kerja yang berakibat fatal baik
yang berlaku di dalam workshop bisa
untuk guru, teknisi, siswa dan juga alat-alat
dikatakan baik yaitu sebesar 78,4% dan
yang digunakan.Memahami dan mematuhi
tergolong tinggi. Walaupun kesadaran diri
aturan yang berlaku di tempat kerja berarti
para siswa tentang aturan yang berlaku
kita sudah berupaya mencegah kecelakaan
sudah mencapai 78,4%, tetap saja hal ini
kerja.
harus lebih ditingkatkan lagi. Tanpa aturan
Tabel 8. Pemahaman siswa tentang pencegahan kecelakaan dalam bekerja Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentang pencegahan kecelakaan dalam bekerja
Berdasarkan
tabel
di
48
Rendah
atas,
pencegahan kecelakaan kerja dapat kita
pemahaman siswa tentang pencegahan
lakukan dengan sistem manajemen yang
kecelakaan dalam bekerja tergolong rendah
baik, upaya pencegahan kecelakaan kerja
yaitu sebesar 48%.Ini sangat berbahaya
dapat
apabila siswa tidak mendapatkan penjelasan
aturan-aturan yang berlaku dan diterapkan
yang lebih dalam tentang pemahaman
dengan disiplin yang tinggi.
diminimalisir
dengan
penerapan
tentang pencegahan kecelakaan kerja.Upaya
Tabel 9. Pemahaman siswa tentang menjamin tempat kerja selaluaman Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentang menjamin tempat kerja selalu aman
77,5
Tinggi
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 2, June 2015 Dari pemahaman
tabel
di
siswa
641
atas
mengenai
selalu aman dan bersih. Tanggung jawab
tentang
menjamin
yang
diberikan
berupa
membersihkan
tempat kerja selalu aman tergolong tinggi
tempat kerja atau menyapu workshop
yaitu sebesar 77,5%. Hal ini sudah dapat
setelah melakukan praktek, yang harus
mengurangi terjadinya kecelakaan dalam
dirapikan dan dibersihkan yaitu alat-alat
bekerja.Siswa harus diberikan tanggung
yang telah dipakai diantaranya mesin harus
jawab dalam menjamin tempat kerja yang
terbebas
digunakan para siswa selalu bersih dan
meletakkan bahan dan alat sesuai dengan
aman.Ini dilakukan agar para siswa merasa
tempat yang telah ditentukan dalam tatanan
dipercaya untuk menjamin tempat praktek
penempatan di dalam sebuah workshop.
dari
sisa-sisa
hasil
praktek,
Tabel10.Pemahaman siswa tentang cara mencegah tempat kerja dari kebakaran Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentan cara mencegah tempat kerja selalu aman
68,6
Sedang
Dari tabel di atas, dapat diuraikan
perlu dilakukan simulasi-simulasi kecil
bahwa pemahaman siswa tentang cara
yang harus dilakukan pada saat terjadi
mencegah tempat kerja dari kebakaran
sebuah kebakaran atau korsleting listrik
sebesar 68,6% dan tergolong sedang. Siswa
yang dapat menimbulkan kebakaran. Siswa
perlu mendapatkan penjelasan dan cara
harus paham dan mengerti tindakan apa saja
menanggulangi pada saat terjadi kebakaran
yang pertama harus dilakukan apabila
atau
terjadi kebakaran maupun korsleting listrik.
korsleting
listrik
yang
dapat
menimbulkan kebakaran.Hal semacam ini
Rezky Damsury
642
Tabel 11.Pemahaman siswa tentang cara memperhatikan kenyamanan tempat kerja Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentang cara memperhatikan kenyamanan tempat kerja Berdasarkan tabel di atas
85,5
Tinggi
dapat
dalam suatu usaha yang berpengaruh pada
dilihat bahwa siswa yang paham tentang
kenyamanan dan keselamatan kerja baik itu
cara memperhatikan kenyamanan tempat
untuk siswa ataupun guru. Keadaan atau
kerja adalah sebesar 85,5% dan tergolong
suasana yang nyaman dan aman akan
tinggi. Tempat kerja adalah bagian penting
menimbulkan semangat dalam bekerja.
Tabel12. Pemahaman siswa tentang ketepatan penggunaan alat dalam bekerja Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentang ketepatan penggunaan alat dalam bekerja
85
Pemahaman siswa tentang ketepatan
Tinggi
pengetahuan
dalam
bangunan.
yaitu
harus
menggunakan alat kerja selain dapat dapat
mengetahui fungsi dari sebuah alat sebelum
merusak bahan yang dikerjakan dapat juga
digunakan dalam bekerja.Setiap alat-alat
membahayakan keselamatan pemakainya.
yang digunakan di workshop memiliki
Oleh karena itu pengenalan alat-alat yang
fungsi
ada pada workshop bangunanharus mutlak
atau
tinggi.Siswa
kegunaan
masing-
masing.Pengenalan dan penjelasan cara
dikuasai
menggunakan alat-alat yang ada pada
bangunan.
workshop
bangunan
merupakan
dasar
oleh
memilih
semua
atau
teknik
penggunaan alat dalam bekerja sebesar 85% tergolong
Salah
bidang
siswa
salah
jurusan
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 2, June 2015
643
Tabel 13.Pemahaman siswa tentang melakukan perawatan mesin dan alat Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentang melakukan perawatan mesin
73,5
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
alat-alat yang ada di dalam workshop
pemahaman siswa tentang cara melakukan
bangunan.Perawatan mesin yang dapat
perawatan mesin dan alat sebesar 73,5%
dilakukan oleh para siswa diantaranya:
dan tergolong tinggi. Perawatan mesin tidak
menggunakan alat sesuai dengan fungsinya,
harus dilakukan oleh staf teknisi di
menggunakan alat sesuai dengan ketentuan
workshop, perawatan mesin dan alat-alat
yang ada, dan juga dengan membersihkan
workshop juga harus menjadi tanggung
alat-alat dari debu dan sisa-sisa potongan
jawab semua siswa yang menggunakan
kayu pada saat melakukan praktek.
Tabel 14. Pemahaman siswa tentangmenempatkanbenda kerja padatempat yang aman Sub Indikator Persentase Interval (%) Persentase Pemahaman siswa tentang menempatkan benda kerja pada tempat yang aman
Pemahaman
siswa
tentang
77,4
telah
Tinggi
dikerjakan
tidak
mengalami
menempatkan benda kerja pada tempat
kerusakan.Penempatan benda kerja dengan
yang aman tergolong tinggi yaitu sebesar
aman dan tepat juga merupakan pencegahan
77,4%. Pemahaman tentang penempatan
dalam megurangi kecelakaan kerja, baik itu
bahan-bahan atau benda kerja pada tempat
untuk benda kerja yang telah dikerjakan
yang aman dilakukan agar benda kerja yang
juga untuk keselamatan siswa sendiri.
Rezky Damsury
644
Tabel 15.Pemahaman siswa tentang cara memastikan kondisi benda kerja sebelum digunakan Persentase Interval Sub Indikator (%) Persentase Pemahaman siswa tentang cara memastikan kondisi benda kerja digunakan
Pemahaman
siswa
77,9
tentang
Tinggi
cara
Berdasarkan hasil penelitian yang
memastikan kondisi benda kerja sebelum
telah dilakukan, dapat di ambil kesimpulans
digunakan adalah sebesar
ebagai berikut:
77,9%
dan
tergolong tinggi. Hal ini dapat menjelaskan
Pengetahuan siswa tentang kesehatan
bahwa siswa memiliki ketelitian yang tinggi
dan
sebelum
kondisi
bangunan SMK N 1 Kec.Guguak Kab. 50
benda kerja maupun alat-alat yang akan kita
kota tergolong sedang. Besarnya persentase
gunakan merupakan langkah awal yang
pengetahuan siswa tentang keselamatan dan
harus diperhatikan sebelum melakukan
kesehatan kerja didapat
pekerjaan. Apakah alat maupun bahan yang
indikatordandidapat
akan kita gunakan dalam kondisi baik atau
71,23%,
tidak.
diperolehdariPemahamansiswatentangkesel
bekerja.
Memastikan
Memastikan benda kerja sebelum
keselamatan
kerja
di
workshop
daris eluruh sub
rata-rata
daripersentase
amatan
dan
sebesar yang
kesehatankerja,
digunakan adalah untuk mengetahui apakah
dapatdiindikasikanbahwasiswasudahcukup
benda kerja yang akan kita gunakan siap
mengertitentangkeselamatan
utnuk digunakan dalam sebuah konstruksi
kesehatankerja
bangunan atau tidak. Benda kerja yang
akantetapidalamkondisisebenarnyasiswaban
aman dan dapat digunakan juga tergantung
yak
pada
merekaketahuidanmerekapahamitentangkes
pemahaman
siswa
pada
saat
yang
di
dalamworkshop,
tidakmenerapkanapa
elamatan
aman.
inidisebabkankarenakeselamatan
Kesimpulan dan Saran
kesehatankerjatidakdipelajari di sekolah.
Kesimpulan
kesehatankerja.
yang
menempatkan benda kerja dengan tepat dan
1.
dan
dan
Hal dan
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 2, June 2015 2.
645
Saran
mengembangkan penelitian yang
a. UntukKepala Sekolah SMK N 1
sama atau sejenis namun dalam
Kec. Guguak, Kab. 50 Kota, agar
cakupan yang berbeda dimasa yang
meningkatkan sarana dan prasarana
akan datang.
sekolah, dan menjadikan K3 sebagai
Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan
mata pelajaran.
skripsi penulis dengan pembimbing I Drs.
b. Kepada
guru
pedoman
dapat
dalam
pemahaman
menjadi
memberikan
secara
jelas
menyeluruh tentang
dan
keselamatan
dan kesehatan kerja di workshop
Chairul Israr, M.Pd dan Drs. Juniman Silalahi, M.Pd sebagai Pembimbing II. Daftar Pustaka Anas Sudijono.(2011). Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
bangunan, menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dan melakukan pengawasan terhadap siswa pada saat melaksanakan praktek kerja di workshop. c. Kepada siswa yang melaksanakan kerja
praktek
kerja
diworkshop
SMK N 1 Kec. Guguak, Kab. 50 Kota
sebaiknya
mematuhi kaidah-kaidah
dan
memahami, melaksanakan
keselamatan
dan
kesehatan kerja di workshop dengan penuh tanggung jawab. d. Kepada peneliti selanjutnya dapat memberikan bahan informasi dalam
Anasrul Rukun. (1997). Rancangan Tata Letak Mesin dan Peralatan Bengkel Fabrikasi Industri Kecil. Padang : FPTK-IKIP Padang. Meri Sufina. (2011). Pengetahuan Siswa Kelas III SMK Program Teknik Bangunan Tentang Persyaratan Rumah Aman Gempa. Padang. Sugiyono.(2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.