PENDAHULUAN Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email:
[email protected]
A. PENDAHULUAN - Konsep Ekonomi - Konsep Sumber Daya B. EKONOMI MANAJERIAL - Hubungan ekonomi manajerial dengan ilmu ekonomi lainnya - Prinsip-prinsip ekonomi manajerial
C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan
MODUL
1
Modul 1 ini membahas gambaran mengenai ekonomi manajerial yang merupakan penerapan teori ekonomi yang berguna bagi manajer perusahaan di dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami dan menjelaskan pengertian, Sifat dan ruang lingkup ekonomi manajerial. 2. Memahami dan menjelaskan teori perusahaan. 3. Memahami dan menjelaskan peranan bisnis dalam masyarakat 4. Memahami dan menjelaskan sifat dan teori laba.
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN Teori ekonomi pada dasarnya bisa diaplikasikan pada dunia bisnis. Salah satu teori ekonomi yang dapat diaplikasikan pada dunia bisnis adalah teori ekonomi mikro. Penerapan teori ekonomi mikro pada dunia bisnis dikenal sebagai ekonomi manajerial, atau juga dikenal sebagai ekonomi mikro terapan. Ekonomi manajerial menerapkan teori ekonomi mikro dengan tujuan untuk membantu manajer perusahaan atau pelaku bisnis di dalam mengambil keputusan. Sebelum memahami lebih lanjut mengenai ekonomi manajerial, dipahami terlebih dahulu mengenai konsep ekonomi terlebih dahulu.
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
Konsep Ekonomi Ekonomi dapat didefinisikan suatu ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat untuk memilih untuk menggunakan sumber dayanya yang terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat. Pada ilmu ekonomi, diasumsikan bahwa kebutuhan individu dan masyarakat adalah tidak terbatas, akan tetapi pada sisi yang lain individu dan masyarakat memiliki sumber daya yang terbatas. Adanya kondisi seperti ini, maka individu dan masyarakat dituntut untuk dapat memilih kebutuhan yang akan dipenuhi. Adanya sumber daya yang terbatas, individu dan masyarakat tidak bisa memenuhi semua kebutuhannya, sehingga mereka harus dapat memilih kebutuhan mana yang paling diprioritaskan. Sebagai contoh, jika Florencia hanya memiliki uang sebesar Rp.100.000, dan Florencia memiliki dua kebutuhan, yaitu: a) membayarkan SPP, dan b) membeli baju. Dari kedua kebutuhan tersebut, Florencia memutuskan untuk memenuhi kebutuhan yang paling diprioritaskan yaitu kebutuhan untuk membayar SPP. Jika uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan untuk membayarkan sebesar Rp.100.000, maka kita tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan yang lain, atau dengan kata lain terjadi interaksi hubungan saling menggantikan (trade-off) dari kedua kebutuhan tersebut. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka dapat diketahui dua kata kunci dalam ilmu ekonomi, antara lain: 1. Kelangkaan, yaitu suatu kondisi dimana sumber daya yang dimiliki oleh individu dan masyarakat tidak dapat untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. 2. Pilihan, yaitu keputusan yang diambil oleh individu dan masyarakat untuk menentukan pilihan kebutuhan mana yang diprioritaskan. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk menentukan pilihan kebutuhan, pada umumnya terjadi interaksi hubungan saling menggantikan (trade-off) dari kedua kebutuhan tersebut. Adanya hubungan trade-off di antara kedua kebutuhan tersebut, individu dan masyarakat akan dihadapkan pada biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya kesempatan merupakan biaya yang timbul karenak individu dan masyarakat hanya memilih salah satu kebutuhan saja. Jika mengacu pada contoh sebelumnya, maka Florencia akan menanggung biaya kesempatan sebesar Rp.100.000 karena tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk membeli baju. Konsep Sumber Daya Sebelumnya telah dijelaskan mengenai kelangkaan sumber daya dan mengharuskan individu dan masyarakat untuk mengambil pilihan untuk memilih kebutuhan yang diprioritaskan, maka berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis sumber daya yang ada di sekitar kita. Secara umum, terdapat dua jenis sumber daya, yaitu: 1. Sumber daya yang terbatas, merupakan sumber daya memerlukan suatu pengorbanan untuk memperolehnya, sehingga sumber daya ini dapat dikategorikan sebagai barang ekonomi (barang yang memiliki nilai uang). Contoh dari sumber daya yang terbatas, antara lain: tanah, tenaga kerja, modal, ketrampilan, dsb). 2. Sumber daya yang tidak terbatas, merupakan sumber daya yang tidak memerlukan suatu pengorbanan untuk memperolehnya, sehingga sumber daya ini dapat dikategorikan sebagai barang bebas (barang yang tidak memiliki nilai uang). Contoh dari sumber daya yang tidak terbatas, antara lain: air, udara. Konsep sumber yang tidak terbatas untuk saat ini, sifatnya adalah relatif, tergantung pada lokasi sumber daya tersebut berada. Jika sumber daya tersebut berada di daerah pedesaan, maka dapat dikatakan sebagai sumber daya yang 2
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
tidak terbatas. Sebaliknya, jika sumber daya tersebut berada di daerah perkotaan, maka sumber daya tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sumber daya yang tidak terbatas. Dasar argumentasinya adalah adanya pencemaran udara dan air yang dilakukan oleh industri, telah menyebabkan pemerintah mengeluarkan peraturan bagi industri untuk mengolah limbah yang dapat mencemari udara dan air. Biaya untuk mengolah limbah tersebut oleh industri pada akhirnya akan dibebankan kepada masyarakat. Jadi di daerah perkotaan, kita secara tidak langsung mengeluarkan biaya untuk dapat menggunakan air dan udara.
B. EKONOMI MANAJERIAL Hubungan Ekonomi Managerial Dengan Ilmu Ekonomi Lainnya Sebelumnya telah dijelaskan mengenai tidak seimbangnya jumlah sumber daya yang dimiliki individu dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, telah memaksa mereka untuk menentukan pilihan prioritas di dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk memahami mengenai konsep kelangkaan (scarcity) dan pilihan (choice), pada umumnya dikaitkan dengan ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Walaupun demikian, ilmu ekonomi mikro memiliki hubungan yang lebih dekat dengan ekonomi manajerial dibandingkan dibandingkan dengan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi individu, sedangkan ilmu ekonomi makro merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi secara nasional. Ilmu ekonomi mikro berbeda dengan ekonomi manajerial. Pada dasarnya ekonomi manajerial merupakan kolaborasi antara ekonomi mikro dan metode kuantitatif dengan tujuan untuk mendapat solusi optimal. Optimisasi sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan merupakan fokus dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, ekonomi manajerial dapat juga memfokuskan pada proses pengambilan keputusan untuk menentukan penggunaan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan secara optimal. Berikut ini akan dijelaskan mengenai alur dari peran ekonomi manajerial dalam proses pengambilan keputusan. Teori Ekonomi Permasalahan Keputusan Manajemen
Ekonomi Manajerial
Solusi yang optimal
Metode Kuantitatif
Gambar 1. Alur Dari Peran Ekonomi Manajerial Dalam Proses Pengambilan Keputusan Sumber: Webster (2003)
3
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
Prinsip-prinsip Ekonomi Manajerial Terdapat dua prinsip utama dalam ekonomi manajerial, antara lain: 1. Prinsip deskripsi Ekonomi manajerial akan memberikan intepretasi atas suatu fenomena yang diobservasi dan pada akhirnya dinyatakan dalam teori mengenai hubungan sebab akibat dari suatu fenomena tersebut. 2. Prinsip pemberian petunjuk Ekonomi manajerial akan memberikan prediksi mengenai suatu keputusan manajerial yang telah diambil. Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari ekonomi manajerial, antara lain: 1. Bagi organisasi Organisasi akan dapat mengetahui metode yang paling efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 2. Bagi manajer perusahaan Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ekonomi manajerial bertujuan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan. Pihak yang berkepentingan terhadap proses pengambilan keputusan adalah manajer perusahaan. Berikut ini beberapa manfaat ekonomi manajerial bagi manajer perusahaan, yaitu: a. Memberikan kerangka kerja bagi manajer perusahaan untuk mengevaluasi apakah manajer perusahaan telah mengalokasikan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien untuk memproduksi produk perusahaan dengan biaya yang paling rendah. b. Membantu manajer perusahaan untuk merespon perubahan-perubahan ekonomi yang dimungkinkan akan berdampak pada kinerja perusahaan. C. TEORI PERUSAHAAN Setelah kita memahami konsep ekonomi manajerial, berikut ini akan dijelaskan mengenai teori perusahaan. Konsep ekonomi manajerial berkaitan erat dengan teori perusahaan, dikarenakan teori perusahaan mempelajari perilaku perusahaan yang akan bermanfaat di dalam proses pembuatan keputusan. Pada umumnya, manajer perusahaan diberikan tanggung-jawab oleh pemilik perusahaan (pemegang saham perusahaan) supaya dapat meningkatkan dan mempertahankan nilai perusahaan. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap nilai perusahaan, dikarenakan terkait dengan tingkat kesejahteraan yang akan dinikmati oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan, maka semakin tinggi kesejahteraan yang akan dinikmati oleh perusahaan, dan begitu pula sebaliknya. Terkait dengan ekonomi manajerial, tujuan ekonomi manajerial adalah untuk membantu manajer perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan, perusahaan dapat menetapkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba yang diperoleh perusahaan. Upaya untuk memaksimalkan laba perusahaan dengan cara memaksimalkan jumlah penjualan perusahaan dan berusaha untuk meminimalkan biaya produksi perusahaan. Tujuan jangka panjang perusahaan, biasanya memasukkan unsur ketidakpastian di masa mendatang. Pada umumnya ketidakpastian di masa mendatang di pandang sebagai suatu risiko. Secara garis besar, risiko dapat dikategorikan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang dihadapi oleh semua perusahaan (contoh: inflasi, tingkat suku bunga, tingkat nilai tukar valuta asing), sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tingkatannya berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain (contoh: risiko kebangkrutan). Adanya risiko, maka tujuan 4
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
perusahaan dalam waktu jangka panjang tidak semata-mata untuk memaksimalkan laba perusahaan, akan tetapi bergeser pada upaya untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Berdasarkan pada argumentasi inilah, tujuan perusahaan menjadi memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Penjelasan sebelum telah memfokuskan pada pentingnya peranan ekonomi manajerial untuk meningkatkan nilai perusahaan. Untuk menghitung nilai perusahaan, dapat digunakan metode Present Value, yaitu seberapa besar nilai uang pada saat ini berdasarkan nilai uang dalam jumlah tertentu di masa mendatang. Rumus untuk menghitung Present Value, adalah sebagai berikut:
Present Value = Future Value × (1 + i)-n Keterangan: Present Value Future Value i n
: nilai uang di masa sekarang : nilai uang di masa mendatang : tingkat suku bunga : periode waktu
Untuk memperjelas aplikasi dari rumus tersebut, maka berikut ini akan dijelaskan mengenai aplikasi Present Value. Contoh 1.1 Diketahui
: Nilai investasi pada PT Florencia untuk 5 tahun yang akan datang diperkirakan sebesar Rp.10.000.000. Pada saat yang sama, tingkat suku bunga sebesar 9%. Hitung : Present Value dari nilai investasi PT Florencia pada saat ini. Pembahasan: Present Value = Future Value x (1 + i)-n = Rp.10.000.000 x (1 + 0,09)-5 = Rp.10.000.000 x (1,09)-5 = Rp.10.000.000 x 0,6499313863 = Rp.6.499.313,863 Intepretasi dari hasil perhitungan di atas adalah jika PT Florencia menginginkan nilai investasi untuk lima tahun yang akan datang sebesar Rp.10.000.000, dengan tingkat suku bunga sebesar 9%, maka kebutuhan investasi yang diperlukan oleh PT Florencia untuk saat sekarang adalah sebesar Rp.6.499.313,863. Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka teori perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perusahaan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas produksi yang mengolah input menjadi output (barang maupun jasa). 2. Tujuan perusahaan diasumsikan hanya untuk memaksimalkan laba perusahaan. Kedua hal ini telah menimbulkan kritik yaitu perusahaan tidak hanya semata-mata merupakan aktivitas yang mengolah input menjadi output dengan tujuan perusahaan dapat memaksimalkan laba. Pada kenyataannya perusahaan merupakan sekumpulan aktivitas yang kompleks dan perusahaan tidak dapat untuk memaksimalkan untuk mendapatkan laba dikarenakan oleh beberapa keterbatasan atau kendala. Beberapa keterbatasan yang menyebabkan perusahaan tidak dapat memaksimalkan untuk mendapat laba, antara lain: 1. Perusahaan yang modern pada umumnya pemilik perusahaan tidak mengoperasionalkan perusahaannya sendiri, akan tetapi dikelola oleh pihak lain 5
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
yaitu manajer perusahaan. Terdapat beberapa konsekuensi dari kondisi ini, antara lain: a. Pemilik perusahaan (prinsipal) pada umumnya mendelegasikan wewenangnya kepada manajer (agen) untuk menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari. Pada prakteknya, hal ini menimbulkan konflik kepentingan antara manajer perusahaan dan pemiliki perusahaan. Kondisi ini terjadi dikarenakan manajer perusahaan dan pemiliki perusahaan berusaha untuk memaksimalkan kesejahteraannya. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan dan hal ini telah sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Pada sisi yang lain, manajer perusahaan juga termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraannya dikarenakan tingkat kesejahteraan menajer perusahaan tergantung tingkat prestasi yang dicapainya. Semakin tinggi prestasi yang dicapai oleh manajer perusahaan, maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan yang diterima oleh manajer perusahaan. Untuk mencapai proses tersebut, pada umumnya manajer perusahaan bertindak tidak sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Sebagai contoh, perbedaan kepentingan antara manajer perusahaan dan pemilik perusahaan terjadi pada saat proses pembagian laba perusahaan. Pemilik perusahaan lebih cenderung menginginkan laba tersebut didistribusikan kepada mereka dalam bentuk dividen. Pada sisi yang lain, manajer perusahaan lebih cenderung untuk menggunakan laba tersebut di investasikan kembali kepada perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasinya. Perbedaan kepentingan antara manajer perusahaan dan pemilik perusahaan dikenal sebagai permasalahan agensi (agency problem). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemilik perusahaan berusaha untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku manajer perusahaan supaya tindakannya sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Tindakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku manajer perusahaan, telah menimbulkan konsekuensi timbulnya biaya yang ditanggung oleh pemilik perusahaan dan biaya tersebut dikenal sebagai biaya agensi (agency cost). Semakin tinggi biaya agensi yang dikeluarkan perusahaan, maka mengindikasikan perusahaan telah terjadi perbedaan kepentingan yang tinggi antara manajer perusahaan dan pemilik perusahaan, dan begitu sebaliknya. Adanya biaya agensi tersebut, maka konsekuensinya adalah: 1) Perusahaan tidak dapat untuk memaksimalkan untuk memperoleh laba. 2) Jika perusahaan tidak dapat untuk memaksimalkan untuk memperoleh laba, maka pemilik perusahaan juga akan tidak dapat memaksimalkan kesejahteraannya, seperti halnya tujuan awal dari perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan. b. Menurut pandangan neoclassical, suatu perusahaan dapat memaksimumkan labanya jika perusahaan tersebut mampu untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk pada level tertentu. Pandangan neoclassical ini dikenal sebagai transaction cost theory. Sebagai contoh, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa upaya pemilik perusahaan untuk mensejajarkan kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajer perusahaan, telah menimbulkan biaya agensi. Adanya biaya agensi tersebut telah menyebabkan perusahaan tidak dapat meminimumkan biaya yang dikeluarkannya. 2. Teknologi yang digunakan oleh perusahaan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk dapat memaksimalkan labanya. Semakin kompleks (canggih) tingkat teknologi yang digunakan, maka perusahaan tersebut dimungkinkan akan dapat memaksimalkan laba perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan rokok yang menggunakan mesin pembuat rokok secara 6
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
otomatis, akan cenderung mendapatkan laba yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan teknologi tersebut dalam proses produksinya. Argumentasi yang mendasarinya adalah perusahaan rokok yang menggunakan mesin, akan dapat menghasilkan produk yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan mesin. Pada sisi yang lain, perusahaan rokok yang menggunakan mesin akan relatif dapat meminimumkan biaya produksinya dibandingkan perusahaan yang tidak menggunakan teknologi mesin. 3. Kelangkaan sumber daya dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk dapat memaksimalkan laba perusahaan. Pada umumnya perusahaan menghadapi permasalahan: a) terbatasnya input produksi seperti bahan mentah, b) terbatasnya kemampuan sumber daya manusia, c) terbatasnya keuangan perusahaan, dan lain-lain, akan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Jika perusahaan tidak dapat mengatasi permasalahanpermasalahan tersebut, maka perusahaan tersebut tidak pernah dapat untuk dapat memaksimalkan laba perusahaan. 4. Peraturan hukum dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah juga akan berpotensi sebagai hambatan perusahaan untuk dapat memaksimalkan labanya. Beberapa contoh peraturan hukum dan regulasi yang menyebabkan perusahaan tidak dapat memaksimalkan labanya, antara lain: a. Peraturan yang mengatur standar minimum upah pekerja, b. Peraturan yang mengatur standar keselamatan pekerja c. Peraturan yang mengatur standar emisi polusi d. Peraturan yang mengatur penetapan harga yang fair (peraturan anti perdagangan monopoli), e. Dsb. D. PENGUKURAN LABA Sub pokok bahasan sebelumnya telah memfokuskan membahas upaya untuk memaksimalkan laba sebagai tujuan perusahaan, dan pada bagian berikut ini akan dijelaskan mengenai berbagai macam konsep laba beserta dengan metode pengukurannya. Untuk memperdalam konsep laba, berikut ini akan dijelaskan mengenai berbagai konsep laba, yaitu: 1. Laba akuntansi (accounting profit) Laba akuntansi didefinisikan sebagai residu dari pendapatan penjualan yang dikurangi oleh biaya eksplisit (biaya produksi atau biaya operasi). Secara matematis laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Akuntansi = Pendapatan penjualan (TR) – Biaya produksi eksplisit (TC) 2. Laba ekonomi (economic profit) Laba ekonomi didefinisikan sebagai laba akuntansi yang dikurangi oleh biaya implisit (biaya non kas dan biaya penggunaan input yang dimiliki oleh pemilik perusahaan). Secara matematis laba ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Ekonomi
= Pendapatan penjualan (TR) – Biaya produksi eksplisit – Biaya produksi implisit
3. Laba pada tingkat pengembalian normal (normal rate of return) Laba pada tingkat pengembalian normal didefinisikan sebagai laba dengan tingkat pengembalian yang mempertimbangkan tingkat pengembalian modal dan risiko. Laba pada tingkat pengembalian normal pada suatu tingkat tertentu digunakan untuk menarik investor untuk menanamkan modalnya pada
7
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
perusahaan. Pada umumnya laba pada tingkat pengembalian normal di atas tingkat suku bunga bank. Contoh 1.2 Diketahui: Florencia merupakan pemilik Toko Bunga di Kota Batu. Pendapatan Florencia setiap tahunnya sebesar Rp.2.000.00o dan total biaya eksplisitnya sebesar Rp.1.800.000. Total biaya eksplisit tersebut sudah termasuk biaya gaji Florencia yaitu sebesar Rp.400.000 selama satu tahun. Pada saat yang sama, Florencia mendapat penawaran pekerjaan sebagai manajer swalayan di Kota Batu dengan gaji per tahunnya sebesar Rp.600.000. Hitung: 1. Berapa biaya kesempatan dari Florencia jika sebagai pemilik Toko Bunga dan sebagai manajer swalayan. 2. Berapa laba akuntansi yang diterima oleh Florencia 3. Berapa laba ekonomi yang diterima oleh Florencia Pembahasan: 1. Biaya kesempatan yang dihadapi oleh Florencia adalah sebesar Rp.600.000 jika Florencia memutuskan menerima tawaran sebagai manajer swalayan. 2. Laba akuntansi = Total Pendapatan Penjualan – Total Biaya Eksplisit = Rp.2.000.000 – Rp.1.800.000 = Rp.200.000 3. Laba ekonomi = Total Pendapatan Penjualan – Total Biaya Eksplisit - Total Biaya Implisit = Rp.2.000.000 – Rp.1.800.000 – Rp.400.000 = - Rp.200.000 Pengukuran Profitabilitas Perusahaan Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan profitabilitas perusahaan, antara lain: 1. Net Profit Margin Rumus yang digunakan untuk mengukur Net Profit Margin
Net Profit Margin =
Laba Bersih Sesudah Pajak Penjualan
2. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin =
Laba Kotor Penjualan
3. Return on Equity
Return on Equity =
Laba Bersih Sesudah Pajak Modal Sendiri
4. Return on Assets
Return on Assets =
Laba Bersih Sesudah Pajak Total Aktiva
8
untuk
mengukur
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
Contoh 1.3 Diketahui: Neraca PT Florencia Per 31 Desember 2012 Aktiva Aktiva lancar Kas Piutang Persediaan
Pasiva Hutang Hutang jangka pendek Hutang jangkan panjang
10.000 15.000 25.000
Aktiva tetap Bangunan kantor Tanah
50.000 100.000
Jumlah aktiva
200.000
Modal
100.000
Jumlah pasiva
200.000
Laporan Laba-rugi PT Florencia Per 31 Desember 2012 Penjualan Beban pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Beban bunga Laba sebelum pajak Beban pajak Laba setelah pajak dan bunga
300.000 150.000 150.000 50.000 100.000 25.000 75.000 25.000 50.000
Hitung: 1. Net Profit Margin 2. Gross Profit Margin 3. Return on Equity 4. Return on Assets Pembahasan: 1. Net Profit Margin Rumus yang digunakan untuk mengukur Net Profit Margin
Laba Bersih Sesudah Pajak Penjualan 50.000 Net Profit Margin = = 0,167 300.000 Net Profit Margin =
2. Gross Profit Margin
Laba Kotor Penjualan 150.000 Gross Profit Margin = = 0,5 300.000 Gross Profit Margin =
9
50.000 50.000
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
3. Return on Equity
Laba Bersih Sesudah Pajak Modal Sendiri 50.000 Return on Equity = = 0,5 100.000 Return on Equity =
4. Return on Assets
Laba Bersih Sesudah Pajak Total Aktiva 50.000 Return on Assets = = 0,25 200.000 Return on Assets =
Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan Setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba yang berbeda-beda. Ada perusahaan yang dapat menghasilkan laba dalam jumlah tinggi pada suatu periode, dan pada sisi yang lain juga terdapat perusahaan yang tidak dapat menghasilkan laba dalam jumlah tinggi atau bahkan tidak mampu menghasilkan laba. Kenapa hal ini bisa terjadi?. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan profitabilitas antar perusahaan, antara lain: 1. Frictional Theory of Economic Profits Suatu perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dikarenakan adanya perubahan yang tidak terantisipasi pada perubahan kondisi permintaan dan biaya. 2. Monopoly Theory of Economic Profits Suatu perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dikarenakan adanya hambatan-hambatan bagi perusahaan lain untuk memasuki suatu industri. Perusahaan yang memiliki tingkat persaingan yang rendah akan cenderung untuk memiliki laba yang tinggi. 3. Innovation Theory of Economic Profits Suatu perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dikarenakan perusahaan tersebut mampu untuk menciptakan inovasi-inovasi atau telah berhasil menciptakan pasar baru. Perusahaan-perusahaan yang berhasil menciptakan inovasi-inovasi baru, menyebabkan perusahaan tersebut relatif memiliki tingkat persaingan yang rendah dikarenakan perusahaan-perusahaan belum bisa bersaing di pasar. 4. Compensatory Theory of Economic Profits Suatu perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dikarenakan perusahaan tersebut mampu untuk melakukan efisiensi dalam kegiatan operasional seharihari. Semakin tinggi tingkat efisiensi suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dimungkinkan akan dapat menghasilkan laba yang tinggi.
REFERENSI Arsyad, Lincolin. 2011. Ekonomi Manajerial. BPFE Webster, Thomas J. 2003. Managerial Economics. Elsevier
10
2012
Ekonomi Manajerial / Pendahuluan
Brawijaya University
PROPAGASI 1. 2. 3. 4.
Sebutkan definisi mengenai ekonomi manajerial. Bagaimana keterkaitan ekonomi manajerial dengan ilmu ekonomi lainnya. Sebutkan dan jelaskan mengapa laba yang diperoleh . Sebutkan dan jelaskan indikator pengukuran profitabilitas perusahaan.
11
2012