ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Perus ahaan Jasa Content Provider di Jakarta)
Oleh Aryanto NIM : 205082000697
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOM I DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1
JAK ARTA 1431 H/2010 M
ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Perus ahaan Jasa Content Provider di Jakarta) Skrips i Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sos ial Untuk
emenuhi
Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Aryanto NIM: 205082000697
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul hamid., MS M.Si
Dr. Amilin., SE., Ak.,
NIP. 1957060171985031002 197306 152005011009
NIP.
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOM I DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
2
JAK ARTA 1431 H/2010 M
Hari ini Rabu Tanggal 07 Juli Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Aryanto NIM: 205082000697 dengan judul Skripsi “ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN M ENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Perus ahaan Jas a Content Provider di Jakarta)”. M emperhatikan penampilan mahas iswa ters ebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini s udah dapat diterima sebagai salah s atu s yarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntans Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Univers itas Islam Negeri Syari Hidayatullah
Jakarta. Jakarta, 07 juli 2010 Tim Penguji Ujian Komprehensif Penguji I
Penguji II
Rini, SE., Ak., M.Si Ketua
Rahmawati., SE., M M Sekretaris
Penguji Ahli
3
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Hari ini Rabu Tanggal 15 Bulan Des ember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian “ ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN M ENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Perus ahaan J asa Content Provider di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahas iswa ters ebut selama ujian berlangsung, maka skri s i ini s udah dapat diterima sebagai s alah satu syarat untuk memperoleh ge ar Sarjana Ekonomi pada J urusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sos ia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Des ember 2010
Tim Penguji Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
4
Prof. Dr. Abdul hamid., MS M.Si
Dr. Amilin., SE., Ak.,
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni M.Si
Erika Amelia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama
: Aryanto
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Agustus 1984
Alamat
: Jl. Poncol Rt. 002/10 No. 3f
Kec. Cimanggis kel.Tugu kota Depok
Telepon
: 08170117771 / 021-94002869
5
PENDIDIKAN
SDN 05 petang Penjaringan Jakarta
Tahun 1993-1999
SLTPN 250 Jakarta
Tahun 1999-2002
SMUN 46 Jakarta
Tahun 2002-2005
S1 Ekon omi UIN Syarif Hidayatu llah Jakarta Tahun 200 -2010 LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah
Ibu
: Sarkim Dirja
: Suhartini
Alamat
: Jl. Kapuk Raya Rt. 007/06 No. 63
Jakarta Barat 11610
Telepon
: (021) 85350242
ANALYSIS OF BUSINESS PERFORM ANCE MEASUREM ENT USING BALANCED SCORECARD (Case Studies On The Service Company Content Provider n Jakarta), ABSTRACT By: Aryanto The goal of this research is to obtain empirical evidence about the performance of the service company in Jakarta, The performance measurement using Balanced Scorecard . Processing data by using descriptive method ,
6
Distributed questionnaires is 210, returned questionnaires 210 and that can be processed is numbered 205. The Results of this study indicate that by using the b an ced scorecard meth od of performance measurement in general the finan al perspective, perspective of customer satisfaction, internal busines perspective, process of learning and growth perspective showing results which as a máximum and appropriate to achieve some improvement. Key Wo rds: Balanced Scorecard , Financial perspective, Perspective of customer satisfaction, Internal b usiness perspective, Process o learning and growth perspective.
ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Perus ahaan Jasa Content Provider di Jakarta), ABSTRAK Oleh: Aryanto Tujuan yang in gin dicapai dalam penelitian ini adalah
7
tuk mendapatkan
bukti empiris mengenai pengukuran kinerja perusahaan jasa c ontent provider d i Jakarta dengan metode pengu kuran kinerja balanced scorecard . Pengolahan data dengan menggunakan metode deskriptif. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 210, yan g kembali 210 dan yang bisa diolah 205. Hasil p enelitian ini mengindikasikan bahwa dengan menggunakan metode pengukuran kinerja ba lanced scorecard Secara umum pada perspektif keuangan , perspektif kep uasan konsu men, persp ektif proses bisnis internal d an perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan menunjukan hasil y g sudah maksimal dan tepat, dengan tercapainya beberapa peningkatan. Kata kunci: Balanced Scorecard , Perspektif keuangan, Perspektif kepuasan konsumen, Perspektif p roses bisnis internal dan Perspektif proses pem belajaran dan pertumbuhan .
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W .T y ang telah memberikan rah at dan karuniaNya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesa kan skripsi ini yang
8
berjudu l Analis a Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan M enggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Perus ahaan Jasa Content Provider di
Jakarta). Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi seba an syaratsyarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonom i di Universi
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapa
terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pih k yang telah mem bantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: Allah S.W .T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Kedua orang tua yang telah memberikan d oa yang tiada h
ti-hen tinya kepada
peneliti. Istri pen eliti Ade Meigawati, S.Pd yang selalu memberi
seman gat, masukan ,
dan doa serta anak peneliti Lakeisha Najla Anawa yang
em berikan energi
untuk menyelesaikan skripsi Keluarga yang telah menyem angati dan memberikan banyak inspirasi dalam men yelesaikan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas
omi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. S erta sebagai pembim bing skripsi I Bapak Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluan gkan waktu, memberikan pengarahan dan b mbingan dalam penelitian skripsi ini. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam N mem berikan bantuan kepada peneliti.
9
ri yang telah
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yan dimiliki peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran erta masukan bahkan kritik yang memb angun dari berb agai pihak.
Jakarta, 14 Oktober 2010
(Aryanto)
10
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...…………… ………..……..……………… ……… i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI …….…….………………………. ii LEMBAR PENGESANAN UJI KOMPREHENSIF ......……………….. iii LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ……………………………… . iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………….…………………. v ABSTRACT….……… ……………………………… .…….…................. vi ABSTRAK.… ……… ……………………… …………….…..…………… vii KATA PENGANTAR… …….……………………………………… …… viii DAFTAR ISI …….……… ………..…………… ………………………… x DAFTAR TABEL … ……………… ………..…………………… ……… xiii DAFTAR LAMPIRAN………………………..………………………… xiv BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang Penelitian…..........................
1
B. Perumusan Masalah………………………….............................. 7 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian........................……………............................ 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
11
A. Kerangka Teoritis.........................................................................
9
1. Penguku ran Kin erja.................................................................
9
2. Penguku ran Kin erja berdasarkan kondisi keuangan................ 11 3. Pengertian Blanced scorecard ................................................. 14 4. Penguku ran Kin erja dengan Ba lanced scorecard .................... 17 5. Manfaat Balanced scorecard ................................................... 19 6. Metode Pengukuran Balanced Scorecard a. Kinerja Perspektif Keuangan............................................... 22 b. Kinerja Perspektif Konsumen.............................................. 24 c. Perspektif Proses Internal Bisnis..................
................. 28
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.......................... 30 e. Rumus pengukuran dalam balanced sco recard ................... 33 7. Fungsi Balanced scorecard menjadi Manajemen Strategis..... 37 8. Keun ggulan Balanced Scorecard ........................................... 42 B. Kerangka Pemikiran.....................................................................
47
BAB III M ETODOLOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian............................................................
49
Metode Penentuan Sample...........................................................
49
Metode Pengumpulan Data..........................................................
50
Metode Analisis...........................................................................
51
12
E. Opersionalisasi Variabel Penelitian..............................................
52
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ........……................56 1. Tempat d an W aktu Penelitian …………….……….………………56 2. Karakteristik Responden ….……………………………..........…..57
Hasil Pembahasan……… ...………… ……………………… ………...63 1. Penguku ran Kin erja Berdasarkan Perspektif Keuangan…….......... 63 2. Penguku ran Kin erja Berdasarkan Perspektif Kepu asan Pelanggan ..70 3. Penguku ran Kin erja Berdasarkan Perspektif Bisnis In
al...… .. 79
4. Penguku ran Kin erja Berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan…………………..................................…………… 83 BAB V PENUTUP Kesimpulan … ……………………… ………………........................ 88 Implikasi ……… ……… ……………………………… …..… …….. 90 Keterbatasan .…………………………………………………….. 91 Saran .…………………………………………… ………………... 92 DAFTAR PUSTAKA… …………………………………………… .…...
93
LAMPIRAN …….. ……………………………………………… ………… ... 96
13
DAFTAR TABEL Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran
48
3.1
Perbandingan Kin erja Ke Empat Perspektif Dalam Balanced
55
Sco recard 4.1
Data Distribusi Sampel Pen elitian PT.Codejawa, PT.Spotcast,
56
PT.Owensby 4.2
Data Sampel Penelitian
57
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
58
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
59
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
61
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
62
4.7
Tabel Perhitungan ROI PT.Codejawa
64
14
4.8
Tabel Perhitungan ROI PT.Spotcast
65
4.9
Tabel Perhitungan ROI PT.Owensby
66
4.10
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Codejawa
67
4.11
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Spotcast
68
4.12
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Owensby
69
4.13
Hasil Pengukuran Kep uasan Pelanggan Dimensi Atribut La anan
71
Jasa PT.Codejawa 4.14
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra (image)
72
perusahaan PT.Codejawa 4.15
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
73
Pelanggan atau Konsumen PT.Codejawa 4.16
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Atribut Layanan
74
Jasa PT.Spotcast 4.17
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra (image)
75
Perusahaan PT.Spotcast 4.18
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
76
Pelanggan atau Konsumen PT.Spotcast 4.19
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Atribut Layanan
77
Jasa PT.Owensby 4.20
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra (image) Perusahaan PT.Owensby
15
78
4.21
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
79
Pelanggan atau Konsumen PT.Owensby 4.22
Tabel Perhitungan COA PT.Codejawa
81
4.23
Tabel Perhitungan COA PT.Spotcast
82
4.24
Tabel Perhitungan COA PT.Owensby
83
4.25
Kepuasan Karyawan Pada PT.Codejawa
84
4.26
Kepuasan Karyawan Pada PT.Spo tcast
86
4.27
Kepuasan Karyawan Pada PT.Owensby
87
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1.
Kuesio ner Penelitian
100
2.
Laporan Keuangan PT.Co dejawa
108
3.
Laporan Keuangan PT.Spotcast
111
4.
Laporan Keuangan PT.Owensby
114
5.
Surat Izin Penelitian Skripsi
117
16
B AB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Suwardi Lu is dan Prima A. Biromo (2009:54) Perusahaan merupakan suatu unit bisnis, yaitu suatu entitas yang menghasilkan produk dan jasa yang m emberikan nilai tambah kepada pelanggannya. Selain menghasilkan suatu produk atau jasa, suatu unit bisnis biasanya mem liki segmentasi pasar yang terten tu pula. pada hakikatnya perusahaan merupakan institusi pencip ta kekayaan (wealth creating institution). Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan tidak hanya diharapkan seb agai institusi pencip ta
17
kekayaan. Namun jauh lebih dari itu perusahaan diharap kan sebagai in stitusi pelipatganda kekayaan (wealth multiplying institution). Pelipatgandaan kekayaan memerlukan langkah-langkah besar dan cemerlang.
Perusahaan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya mo dal Perusahaan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen y ang besarnya tergantung pada besar dan kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan terbatas (Anonim, 2009, http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_terbatas). Perusahaan merupakan suatu usaha yang dibangun oleh in ividu atau sekelompok individu yang memiliki tujuan serta legalitas dalam hukum negara. Suatu perusahaan yang dibangun memiliki tujuan dan komitmen yaitu menghasilkan keuntungan, agar kinerjanya semakin meningkat maka perusahaan harus mampu membentuk manajemen yang baik d
gan
didukung o leh tenaga ahli y ang kompeten di bidangnya. Menilai kinerja suatu perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan, kinerja keuangan y ang baik pada saat ini dapat menyesatkan karena hal tesebut b isa dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan dan sebaliknya kinerja keuangan yang kurang baik
18
dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasiinvestasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk menga asi kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode
pendekatan yang mengukur kinerja
perusahaan dengan m empertimbangkan 4 aspek yaitu: aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal serta aspek proses belajar dan berkemban g (Mutasowifin, 2002:245). Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal alam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks seperti saat i i, pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah tidak lagi mem adai karena mem punyai banyak kelemahan, antara lain: Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan bisa mendorong manajer untuk mengambil tin dakan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang. Misalnya, untuk menaikkan profit atau ROI (Return On I nvestment), seorang manajer bisa saja mengurangi komitmennya terhadap pengembangan atau pelatihan bagi karyawan, term asuk investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untu k kepentingan perusahaan masa depan. Dalam jangka pendek kinerja keuangan men ingkat, namu n dalam jangka panjang akan menurun. Content Provider (CP) adalah perusahaan jasa penyed ia informasi isi dalam industri telekomunikasi selular. Jenis layanan informasi yang
19
diberikan b isa melalui suara d an data. Jenis layanan bisa melalui SMS (Sho rt Massage Service), MMS (Multimedia Messaging System) dan VMS (Voice Messaging System) (Anonim, 2009, http://www.imoca.or.id/home ). Metode pengukuran kinerja menggunakan laporan keuangan mem ang cara termudah dalam menilai kinerja manajemen. Metode yang digunakan biasanya dengan melihat tingkat profitabilitas, Return On I nvestment (ROI), Return On Assets (ROA) dan Economic Value Added (EVA). Ukuran ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak mem perhatikan h al-hal lain diluar sisi finansial misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting b gi perusahaan dan karyawan, pad ahal dua hal tersebut m erupakan roda p enggerak bagi kegiatan perusahaan
(Kaplan
dan
Norton,
1996:234).
Balanced
Scorecard
mem pertahankan perspektif keuangan karena tolok ukur keuangan berguna dalam m engikhtisarkan konsekuensi tindakan ekono mi terukur yang telah diambil. Tolok ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi, implementasi dan eksekusi p erusahaan m emberi kon tribusi pada perbaikan laba.
Tujuan
financial
biasanya
berkaitan
dengan
pengukuran
kemampulabaan, seperti laba operasi Return On Investment (ROI), Return On Assets (ROA) dan Economic Value Added (EVA). Tujuan keuangan alternatif dapat berupa pertumbuhan penjualan yang cepat atau perolehan arus kas (Amin W Tunggal, 2009:4).
20
Diabaikannya aspek pengukuran non -finansial dan intangibel asset pada umumnya, baik dari sumber internal maupun ekstern l akan mem berikan suatu pandangan yang keliru bagi para manajer mengenai perusahaan di masa sekarang terlebih lagi di masa yang akan datang. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun perusahaan kearah target atau tujuan perusahaan. Agar sukses, setiap perusahaan harus menginvestasikan dan mengelola asset intelektual m ereka. Kesuksesan perusahaan tidak dap at dimotivasi atau diukur dalam jangka pendek dengan model akuntansi keuangan tradisional saja tetapi diperlukan waktu y ang sesuai dengan kebutuhan serta pertumbuhan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu Balanced
Scorecard
merup akan
kerangka
kerja
baru
untuk
mengintegrasikan ukuran yang diperoleh dari strategi yang ada dalam suatu perusahaan.
Dengan
tetap
mempertahankan
ukuran
keuangan
d ari
performance sebelumnya, Bala nced Scorecard memperkenalkan driver tamb ahan yang meliputi konsum en, pro ses bisnis internal, dan perspektif pem belajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton 1996:30). Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran. Perusahaan dapat men ggunakan Balanced Scorecard sebagai dasar untuk mengatur kerangka kerja untuk proses manajemen mereka. Perusaha
dap at
mem bangun Balanced Sco recard mula-mula dengan tujuan yang terbatas,
21
misalnya untuk m endapatkan klarifikasi, konsensus, dan fokus terhadap strategi mereka, lalu mengkomunikasikan strategi terse ut kepada seluruh anggota perusahaan. Balanced Scorecard mendidik manajemen dan organ isasi pada umumny a untuk memandang perusahaan dari kurang lebih e pat perspektif: keuangan, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan, serta bisnis internal, yang menghubungkan pengendalian operasional jangka pen ek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang. Kekuatan sebenarnya Balanced Scorecard terjadi saat mentran sformasikan sistem pengukuran menjadi sistem manajemen. Seperti yang telah disebutkan diatas, Balanced Scorecard mengklasifikasikan pengukuran kinerja ke dalam 4 perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif ini m enawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jan gka pendek dan tujuan jangka panjang, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu kin erja, dan tolak ukur kinerja. Jadi BSC adalah alat yang menyediakan pada para manajer pengukuran komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini menjelaskan bagaimana aset intangible dimobilisasi dan dikombinasikan dengan aset tangible untuk menciptakan proposisi nilai pelanggan yang b erbeda dan hasil finansial yang lebih unggul (Kaplan dan Norton, 2000:16).
22
Penelitian sebelumny a tentang Balan ced Scorecard dilakukan oleh Anik Yuniati (2005) dengan judul “Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Meto de Pengukuran Kinerja Pada PT. Mustika Ratu, Tbk” di Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa inerja yang dimiliki PT. Mustika Ratu Tbk, yaitu: Perspektif keu angan, perusahaan mengalami peningkatan pendapatan yang cukup signifikan . Perspektif pelanggan, pelanggan yang loyal. Perspektif proses bisnis internal, terlihat pelayanan yang m emuaskan dan dari segi waktu operasi sudah baik. Perspektif pem belajaran dan pertumbuhan, terlihat bahwa produktivitas karyawan meningkat. Penelitian sebelumnya yang kedua tentang Bala nced Scorecard dilakukan oleh Indri Yulianti (2006) dengan judul “Analisis Penerapan Balanced S corecard Sebagai Alternatif Alat Pengukur Kinerja PT Sepatu Bata Tbk,”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bah a kinerja yang dimiliki PT Sepatu Bata Tbk, yaitu: Perspektif Keuangan, perusahaan sesuai dengan tujuannya ternilai baik berdasarkan rasio-rasio keuangan yang digunakan . Perspektif pelanggan, memberikan pelayan an yang lebih baik kepada pelanggan melalui komunikasi peningkatan hubungan dengan para pengecer m andiri dan suasana pertokoan. Perspektif proses bisnis internal, Apabila dilihat dari ukuran yang dipilih dalam dua proses yakni operasi dan purna jual, kinerja perusahaan dalam perspektif ini lebih baik dibanding
23
tahun lalu. Perspektif pem belajaran dan pertumbuhan, usaha-usaha y
g
dilakukan perusahaan melalui karyawan ternilai cukup b k dengan programprogram pengembangan potensi karyawan melalui pelatihan dan seminarseminar yang diadakan. Berdasarkan latar belakang diatas dan penelitian sebel
nya oleh Anik
Yuniati (2005) dan Indri Yulianti (2006), serta kelebihan yang dimiliki Balanced Scorecard , maka peneliti tertarik untu k membandingkan kinerja suatu perusahaan ke dalam skripsi yang berjudul “ Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa Content Provider di Jakarta)”
Perumus an Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian maka perumusan m asalah dari penelitian ini adalah bagaimana Perbandingan Kinerja Perusahaan C ontent Provider di Jakarta Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard .
Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai d alam penelitian ini adalah
tuk
mendapatkan bukti empiris mengenai Perb andingan Kinerja Perusahaan
24
C ontent Provider di Jakarta Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard.
M anfaat Penelitian Dengan adanya
penelitian
ini dih arapkan semua
pihak dapat
meningkatkan kinerja sehingga tercapainy a tujuan, yaitu sebagai berikut: Perusahaan Dengan penelitian ini diharapakan dapat menjadi informasi yang bermanfaat dan perusahaan dapat meningkatkan lagi kinerja yang sekarang dimiliki guna tercapainya tujuan perusahaan b ik jangka pen dek atau pun jangka panjang.
Pemegan g saham Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberika
informasi
kepada p emegang saham dalam mengambil keputusan atau k
ijakan
perusahaan Karyawan Dengan hasil penelitian ini diharapkan menjadi informa
yang dapat
meningkatkan kinerja, motivasi serta kreatifitas para karyawan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
25
Kerangka Teoritis
Pengukuran Kinerja Mulyadi (2001:416) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu
isasi, dan
karyawan be rdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia maka pengukuran kinerja sesungguhnya merupakan pengukuran atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang me eka mainkan dalam
organisasi.
Fungsi pokok pengukuran
kinerja
adal h
untuk
mem otivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi d n dalam mem atuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar mem buahkan tindakan dalam hasil yan g diinginkan. Pengukuran kinerja dilakukan
pula
untuk
menekan
perilaku
yan g
tidak
semestinya
(disfungctional behavior) dan untuk mendorong perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta imbalan balik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:23) pengertian
pengukuran
kinerja
adalah
sebuah
pengukuran
kepada
manajemen mengenai hasil dari suatu rencana dan beberapa analisis manajer untuk menyesuaikan dan mengontrol suatu rencana perusa aan dimasa yang akan datang.
26
Mulyadi (2001:418) Adapun manfaat dari pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: Mengelola
operasi
organisasi
secara
efektif
dan
efesien
melalu i
pem otivasian personal secara maksimuk. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan denga penghargaan personel, seperti: pro mosi, transfer dan pemberhenti . Mengidentifikasikan kebutuhan penelitian dan pengemban dan untuk menyediakan criteria seleksi evaluasi progra
personel pelatihan
personel. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghar aan.
Pengukuran kinerja dapat dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu: Tahap persiapan terdiri tiga tahap yaitu: 1. Penentuan
daerah
pertanggungjawaban
dan
manajer
yang
bertanggung jawab. Penetapan kriteria yang dipakai untuk men gukur kin erja. Pengukuran kinerja sesungguhnya. Tahap pengukuran terdiri dari tiga tahap rinci yaitu; 1. Perbandingan kinerja sesungguhnyaa dengan sasaran yang
lah
ditetapkan sebelum nya. 2. Penentuan
penyebab
timbulnya
penyimpangan
sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.
27
kinerja
3. Penegakan yan g diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan . Dari definisi-definisi diatas d apat disimpulkan bah wa kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terh
engukuran ap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai um pan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana d perusahaan
memerlukan
penyesuaian-penyesuaian
atas
titik dimana aktiftitas
perencanaan dan pengendalian.
Pengukuran Kinerja Berdas arkan K ondisi K euangan. Setiap o rganisasi mengharapkan kinerja yang mem berikan kontrib usi untuk m enjadikan organisasi sebagai suatu institu si yang unggul dikelasnya. Jika keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul ditentukan perusahaan (succes factor) untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai pengukur keberhasilan personel. Dengan demikian, dibutuhkan su atu pen gukuran kinerja yang dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar personel menghasilkan kinerja yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Dalam masyarakat tradisional, u kuran kinerja yang bias
28
digunakan
adalah ukuran kinerja keuangan, pengukuran kinerja ini mudah dilakukan sehingga kinerja personel yang diukur hanyalah y ang be kaitan dengan
keuangan. Namun ukuran keuangan tidak dapat menggambarka penyebab yang m enjadikan perubahan kekayaan y ang diciptakan ol lebih memfokuskan pada pengerahan sumber daya organisa
organisasi dan untuk tujuan -
tujuan jangka pendek. Tidak bisa dipungkiri bahwa keuangan merupakan hal penting bagi setiap organisasi, terlepas apakah itu di arapkan untuk menghasilkan laba atau tidak (nirlaba). Keuangan adalah penting karena diperlukan keuangan yang b aik untuk mengelola su atu organisasi, apalagi organsisasi yang m emang bertujuan untuk men gakum ulasi aba (Suwardi Luis dan Prima A. Biromo, 2009:25). Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:24) pengukuran kinerja berbasis informasi keuangan sudah tidak bisa lagi mem uaskan semua pihak. Akhirnya yang menjadi ”kam bing itam” adalah (sistem) akuntansi. Posisinya semakin tersudut manakal
ia diharapkan
sebagai penghasil laporan keuangan yang mampu menengah berbagai kepentingan. Sehingga, pada akhirnya akuntansi, (melal
mekanisme harga)
yang sangat m enggantungkan diri pada bukti-bukti otentik (objektive an d verifiable evidences) dari transaksi input-output, pada akhirnya, akan mem bawa konsekuensi serius terhadap kecermatan dan man diperoleh dari ukuran kinerja keuangan yang dihasilkan.
29
t yang dap at
Asumsi yang mendasari pengukuran kinerja dalam m anajem tradisional sangat berbeda dengan asusmi yang digunaka dalam manajemen kontemporer. Dalam manajemen tradisional, pengukuran kinerja dilakukan dengan menetapkan secara tegas tindakan tertentu yang dilakukan
iharapkan akan
mem astikan
oleh personel dan melakukan pengukuran kiner bahwa
personel
melaksanakan
diharapkan. Sebaliknya, pengukuran kinerja
tindakan
untuk
sebagaimana
dalam zaman
teknolo gi
informasi, sebagaim ana digunakan dalam Balanced Scorecard (Mulyadi dan J.Setyawan, 2002: 198). Richard , Lynch dan Kelvin Cross (2003:328) menyatakan bah wa manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah seba
berikut:
Menelusuri kin erja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada p elanggan nya dan membuat s uruh orang d alam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasana kepada pelanggan . Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai b gian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. Mengidentifikasi b erbagai pem borosan sekaligus mendorong upaya-upaya pen gurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste). Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya m asih kab
menjadi lebih
konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran organ sasi.
30
Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan den
n memberi
”reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut. Jadi, Pengukuran kinerja b erdasarkan kondisi keuangan sangat menekankan m enekankan hasil dan kesuksesan dari suatu erusahaan hanya berdasarkan keuangan saja, tanpa melihat ada faktor la n yang menyebabkan keuangan tersebut terlihat baik. Dan pengukuran kinerja berdasarkan keuangan hanya melihat kead aan perusahaan dengan kejad an-kejadian yang sudah berlalu tanpa memperhatikan kejadian-kejadian ya g akan datang juga hanya berfokus pada jangka pend ek bukan jangka panjang.
Pengertian Ba lanced Score Card Pengertian Balanced Scorecard m enurut Amin W idjaja Tunggal (2009:2) merupakan sekelompok tolok u kur kinerja yang berasal dari strategi perusahaan suatu strategi pada d suatu
teori tentang bagaimana
pendekatan
Balan ced
mencapai tujuan
Scorecard,
m anajemen
ntegrasi yang rnya merupakan
organisasi.
puncak
Dalam
menjabarkan
strateginya kedalam tolok ukur kinerja sehingga karyawan memahaminya dan dapat melaksanakan sesuatu untuk mencapai strategi tersebut. Pengertian Balanced Scorecard m enurut Kaplan dan Norton (1996: 71) ”a set of measures th at gives top managers a fast but comperhensiv e view of the business includes financial measures that ll results of action already taken, complement the financial measures with at ional measures on customer satisfaction, internal processes, and the
31
organization's innovation and improvement activities. perational measures that are the drivers of future financial performance ”.
Sebuah ukuran yang membuat para manajer pun cak cepat tetapi komperhensif
memandang
bisnis
meliputi
uku ran
keuangan
yang
menginformasikan hasil tindakan yang telah di ambil, m engkapi informasi keuangan d engan operasional yang berorientasi pada kep
an pelanggan,
proses internal, inofasi oleh organ isasi dan peningkatan aktivitas. standarisasi operasional yang mengacu pada kondisi p encapaian keuan
n masa depan .
Suwardi Luis dan Prima A. Biromo (2009:16) Balanced Scorecard didefinisikan
sebagai
suatu
alat
manajemen
kin erja
(performance
management tool) yang dapat membantu organisasi un tuk menerjemahkan visi dan strategi kedalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indik ator finan sial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin d lam suatu hubungan sebab akibat. Dari definisi tersebut jelaslah bahwa Balanced Scorecard sangat berperan sebagai penerjemah atau pengubah (converter) visi dan strategi organisasi menjadi aksi. Karen a itu, Balanced Scorecard tidak berhenti pada saat strategi selesai dibangun, tetapi terus memonitor proses eksekusinya. Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker, S. Kaplan, & S.
ark Young
(1997 : 27) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai berikut Balanced Scorecard
adalah
sebagai
ukuran
32
dan
sistem
manajemen
yang
menggamb arkan keadaan suatu bisnis dari empat pandangan diantaranya: keuangan,
kepuasan
pelanggan,
kinerja
internal,
m empelajari
dan
mem bangun”. Mulyad i dan Jo hny Setyawan (2001:222) Balanced Scorecard adalah sekumpu lan ukuran kinerja yang mencakup empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif p elanggan, perspektif roses bisnis internal, dan perspektif pem belajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard berarti bahwa dalam pengukuran kinerja harus terdapat keseimbangan antara keuangan dan nonkeuangan. Dari pengertian-pengertian Balanced Scorecard diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa
Balanced
Scorecard
merupakan
suatu
sistem
manajemen, pengukuran, dan pengendalian secara cepat, tepat dan komperhensif yang dapat memberikan pemahaman kepada para manajer mengenai keadaan dan kondisi dalam berbisnis. Pengukuran kinerja tersebut mem andan g unit bisnis dari empat perspektif, yaitu: pe
ektif keuangan
dengan mengukur hasil tertinggi yang dapat diberikan kepada pemegang saham. Pelanggan, dengan fokus terhadap kebutuhan kepuasan pelanggan termasuk pan gsa pasarnya. Proses bisnis internal perusahaan, dengan mem fokuskan perhatiannya pada kinerja kunci sukses dari proses internal yang mendorong bisnis perusahaan serta proses pembelajaran
dan
pertumbuhan, yaitu dengan memperhatikan secara langsung bisnis seluruh
33
akses mendatang orang-orang dalam organisasi dan infra
tur.
Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard Balanced
Scorecard
memberikan
suatu
cara
untuk
mengkomunikasikan strategi suatu perusahaan kepada para manajer-manajer di seluruh organisasi. Balanced Scorecard juga menunju kkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya (Am in, W Tunggal., 2002:1). Sedangkan Balanced Scorecard menurut Kaplan dan Norton (2000:6) adalah sebagai berikut:
“The Balanced Scorecard translates and strategy into objectives and measures. Organized into four different perspectives: nancial, customer, internal business process and learning and growth. The scorecard provides a fra mework, a language, to communicate mission and strategy: it uses measurements to inform employees about the dri rs of current and future success”,
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata balanced artinya b erkembang dan Scorecard artinya alat ukur pekerjaan atau prestasi kerja seoran atau organisasi. Kartu prestasi kerja dituangkan dalam angka-angka keuangan atau lazim di sebut kinerja keuangan dan dapat dijadik
bahan baku untuk
mem buat rencana kerja masa depan. Karena ia merupakan
ata strategis .
Selanjutnya rencana kerja itu dibandingka dengan kartu prestasi kerja nyata, hasilnya adalah penyimpangan.
34
Balanced yang artinya berimbang menjelaskan bahwa kerja organisasi harus diukur dari sudut kinerja keuangan dan non keuan
n yang meliputi
pelanggan, proses bisnis intern, dan pembelajaran dan
ertumbuhan.
Darsono (Prawironegoro dan Ari Purwanti, 2009:339) Adapun tujuan dan pengukuran dalam Balanced Scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran -ukuran keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas
awah (top-down)
berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha, m si dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang l
ih nyata (Teu ku
Mirza, 1997:14). Menurut
Mulyadi
(2005:2)
Balanced
Scorecard
pendekatan yang menterjemahkan visi dan strategi perus tujuan-tu ju an dan pengukuran-pengukuran yang dilihat d
merupakan aan kedalam
empat perspektif
serta menterjemahkan visi unit b isnis dan strateginya e dalam tujuan dan pengukuran yang berwujud, dimana pengukuran tersebut m
cerminkan
keseimbangan antara hal-hal sebagai berikut:
Pengukuran hasil (pada masa lalu) dan pemicu kinerja ma
depan
Pengukuran eksternal dengan pen gukuran internal Pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan Proses top-down yang merupakan suatu penjabaran dari visi, misi dan strategi dengan proses bottom-up dimana hasil pengukuran ditingkat
35
operasio nal
didorong
untuk
memberikan
umpan
balik
guna
men gevaluasi strategi tersebut. Pengukuran-pengukuran atas hasil yang dilihat secara objektif, data kuantitatif
dan
unsur
subjektif
yang
berwujud
pertimba gan-
pertimb angan manajerial. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang Berdasarkan uraian diatas pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard adalah suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dimana saling berhubungan antara visi, misi dan strategi untuk menca ai tujuan. Perusahaan
yang dapat menerjemahkan strateginya
kedala
sistem
pengukuran akan memiliki kemam puan yang lebih baik dalam menjalankan strategi tersebut, sebab mereka telah mengkomunikasikan tujuan dan targetnya kepada para pegawai. Kom unikasi ini akan memfokuskan mereka pada pemicu-pemicu kritis, memungkin kan mereka u ntuk m
garahkan
investasi, inisiatif, dan tindakan-tindakan dengan menyempurnakan tujuantujuan strategi.
Manfaat Ba lanced Scorecard Kaplan dan Norto n (2000;17) mengemukakan beb erapa manfaat dari konsep pengukuran kinerja Balan ced Score Card yaitu: Mengklarifikasi dan menghasilkan konsen sus mengenai strategi.
36
Mengkomunikasikan straregi ke seluruh perusahaan Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran ja gka panjang dan anggaran tahunan Mengidentifikasikan dan men yelaraskan berb agai inisiatif strategis Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodi
an sistem atis
Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajarai dan mem perbaiki strategis. Mulyadi dan John y Setyawan (2001:229), dalam proses pengendalian manajemen, Balanced Scorecard m erupakan salah satu model sistem pengukuran kinerja yang memerlukan penetapan lebih duh u sasaransasaran unit bisnis dan kemud ian mengukur dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pem belajaran dan pertumbuhan. Pengukuran kinerja yang kom prehensif dalam perspektif keuangan dan non keuangan dapat disus
dengan langkah-
langkah penetapan strategi, penetapan ukuran strategi, implemantasi strategi, dan review ukuran dan hasil-hasil pengukurannya secara integrasi. Sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif, Balanced Scorecard dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok yaitu sebagai berikut:
37
Bagaimana
pemegang
saham
memandang
perusahaan ?
(perspe
f
keuangan) Bagaimana pandangan pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif pelanggan) Apa yang menjadi unggulan perusahaan dan proses bisnis apa yang ditingkatkan atau diperbaiki? (perspektif proses bisnis internal) Apakah perusahaan dapat m eningkatkan dan menciptakan value bagi customer secara kesinambungan?
(perspektif pembelajaran
dan
pertumb uhan) Model yang ada pada Balanced Scorecard mampu memperagakan hubungan sebab akibat antara sasaran keuangan , pelangg
, proses bisnis
internal, pembelajaran dan p ertumbuhan secara berjenja g sebagai ukuran kinerjanya. Cara yang baik dan taktik yang dimiliki dalam melayani konsumen dapat meningkatkan pelayanan dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pelayanan. Peningkatan kepercayaan pelanggan yang akhirnya menuju pada pencapaian sasaran tersebut akan mendorong peningkatan pendapatan, dan menghasilkan peningkatan laba. Dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, persp ktif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan
maka
Balanced
Scorecard dapat diterapkan pada berbagai peru sahaan, baik milik swasta maupun
perusahaan
milik
Negara.
38
Perusahaan
yang
berorientasi
mem peroleh laba dan nirlab a teknik Balanced Scorecard sangatlah tep at digunakan karena sudah
mencakup empat perspektif penting yang
dibutuhkan un tuk menilai kinerja organisasi.
Metode Pengukuran dalam Balanced Scorecard Amin Wijaya Tunggal (2009:1) Balanced Scorecard adalah sistem manajemen strategis yang m endefinisikan sistem akuntan
pertanggu ng
jawaban berdasarkan strategi. Metode pengu kuran kinerja dalam Balanced Scorecard terbagi kedalam empat macam perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan , perspektif proses bisn s internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Kinerja Perspektif Keuangan Dalam Balanced Scorecard, perspektif keuangan tetap menjadi perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtiar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yan g mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dari sasaran yang secasrsa khusus berhubungan dengan keuntungan yan terukur, baik berbentuk Gross Operating Income. Return On In vestment atau bahkan Economic Value Added (Teuku Mirza, 1997:15)
39
Sedangkan menurut Kaplan dan Norton, (2000:48), ukuran kinerja keuangan menunjukan apakah strategi, sasaran strategi, inisiatif strategi dan implementasinya mamp u mem berikan kontribusi dalam menghasilkan laba bagi perusahaan, kemudian mengidentifikasikan tiga tah pan dari siklus kehidupan bisnis yaitu pertum buhan (growth ), bertahan (sustain stage), dan menuai (harvest) yang akan dijabarkan beriku t ini:
Pertumbuh an (growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada tah ap ini suatu perusahaan mem iliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki tingkat pertumb uhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkemb ang biak. Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah. Sasaran keuangan d ari bisnis y ang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan.. b. Bertahan (Sustain Stage) Sustain Stage merupakan suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan investasi dengan mempersyaratkan tingkat pen
balian
yang terbaik. Dalam hal ini perusahaan berusaha mem pertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembangkan nya apabila mun
40
in. Secara
konsisten pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertump uk pada strategistrategi jangka panjang. Sasaran keuntungan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan perusahaan kepada pihak-pihak yang terlibat.
Menuai (Harvest ) Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature ), suatu tahap dimana perusahaan melakukan panen terhadap in vestasi y
g dibuat
pada dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melak
investasi
lebih jauh kecuali hanya p emeliharaan peralatan dan pe baikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utam a dalam tahap ini adalah memaksim alka
kas yang
masuk ke perusahaan. Untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang mampu berkreasi diperlukan keunggulan dibidang keuangan. Melalui keunggulan dib idan g ini, organisasi menguasai sumber daya yang sangat dipe lukan untuk mewujudkan tiga perspektif lain yaitu perspektif p elan ggan, perspektif proses
bisnis
internal dan
perspektif proses
pem belajaran.
Kinerja Perspektif Kons umen
41
pertumbuhan
dan
Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:111) perspektif konsumen menjelaskan cara-cara dimana nilai akan dicip takan untuk pelanggan, bagaimana ia menuntut nilai ini harus d ipenuhi dan men gapa pelanggan mau membayarnya. Maka, berbagai proses internal dan up aya pengembangan perusahaan harus diarahkan berd arkan perspektif ini. Orang bisa mengatakan bahwa bagaimanapu n proses ini terjadi, ini merupakan jantungnya scorecard . Jika perusahaan gagal men girim produk-produk dan jasa yang tepat secara efis en dan efektif untuk memuaskan kebutuhan pelanggan b aik jangka pendek maupun jangka panjang maka pendapatan tidak akan dipero leh, d
bisnis akan
layu bahkan m ati. Upaya tesebut diarahkan untuk meningkatkan dan mey akinkan loy alitas pelanggan. Kaplan dan Norton (2000: 58) dalam perspektif pelanggan . Balanced Scorecard melihat aspek pelanggan mem ainkan peranan penting dalam kehidupan perusahaan. Sebuah perusahaan ang tumbuh dan tegar dalam persaingan tidak akan mungkin bertahan (survive) apabila tidak didukung oleh pelanggan. Loyalitas tolak ukur pelanggan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap segmen pasar y ang akan menjadi target atau sasaran. Apapun yang menjadi, keinginan dan kebutuhan para pelanggan menjadi hal yan
penting
dalam perspektif ini. Perusahaan diharapkan m ampu membuat suatu
42
segmentasi pasar dan ditentukan targer pasarnya yang aling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan sumber daya dan recana jangka panjang perusahaan. Dalam perspektif konsumen terdapat dua kelompok perusahaan yaitu kelompok perusahaan ini konsumen (customer care measurement group ) dan kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measurement ). Kelompok perusahaan tersebut akan dijelaskan yaitu sebagai berikut: Kelompok peru sahaan kon sumen (customer care measurement group ) yan g terdiri dari: Pangsa pasar (market share) Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai ol h perusahaan dalam suatu segmen tertentu. Kemampuan mempertahankan konsumen (customer retention)
Tingkat
kemampuan
perusahaan
untuk
mempertahankan
hubungan dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan lama.
Kemampuan meraih konsumen baru (customer a cquisition) Tingkat kemampuan perusahaan dem i memperoleh dan menarik konsumen baru dalam p asar. Tingkat kepuasan konsumen (customer satisffaction)
43
Merupakan suatu hal yan g penting dilakukan oleh perusahaan. Dengan tingginya tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria kinerja/nilai tertentu m aka p erusaahaan tersebut akan sangat diperhitungkan dalam pangsa pasar. Tingkat protabilitas konsumen (customer profitability) Mengukur seberapa besar keuntungan y ang berhasil diperoleh perusahaan dari penju alan kepada konsum en/segmen pasar. Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measurement) Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kun i untuk memahami pemicu-pemicu (driver). Dari kelompok-kelompok pen gukuran inti konsumen kelompok pengukuran nilai konsumen yaitu terdiri dari: Atribut - atribut produk dan jasa (product/service) Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya. Hub ungan dengan konsumen (customer relationship) Meliputi hubun gan dengan konsumen yang meliputi p engisian produk/jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respond an waktu p engirimannya dan bagaimana pula kesasn yang tim ul dari konsumen setelah membeli produk atau jasa perusah tersebut. Citra dan reputasi (image and reputation)
44
Dalam dim ensi ini termuat faktor-faktor yang membuat konsumen merasa tertarik pada perusahaan seperti hasil promosi baik secara personal (melalui pameran-pameran, door to door) maupun lewat med ia masa atau elektronik. Ataupun ungkapanungkapan yang mudah diinget oleh konsumen. Dari uraian diatas Perspektif pelanggan memfokuskan pa a bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Dalam m enyusun strategi, kita harus m enggu nakan kacamata pelanggan yang m enikmati produk atau jasa pelayanan kita. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana pelanggan m enilai produk atau jasa, dan orga isasi kita. Dengann adanya perspektif ini kita dapat melihat output dari produk atau jasa kita dimasyarakat. Bila output -nya negatif, dapat segera kita lakukan perbaikan agar kinerja dapat segera meningkat. Dan b ila output -nya positif, kinerja finan sialnya pun akan ikut terpengaruh secara positif an anggota organisasi akan termo tivasi untuk lebih baik lagi.
Kinerja Perspektif Internal Bisnis Perspektif proses internal bisnis lebih menekankan pada peciptaan produk baru yang lebih berkuallitas sampai prod uk tersebut siap diedarkan kepada customer . Tentunya proses intern al bisnis tidak lepas dari perspektif keuangan dan perspektif pelanggan. Untu k mengoperasikan perspektif
45
internal bisnis ini perusahaan harus leb ih dahu lu meli at keuangan perusahaan dan kemauan pelanggan. Jadi seakan-akan ketiga pespektif ini mem bentuk rantai y ang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Para manajer harus mem fokuskan perhatiannya pada proses bisnis internal yang m enjadi penentu kepuasan pelanggan kiner
perusahaan d ari
perspektif pelanggan. Kinerja dari perspektif tersebut diperoleh dari proses kierja bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan Perusahaan harus mem ilih proses dan kompetensi yang menjadi unggulannya dan menetukan ukuran -ukuran untuk menilai kinerja-kinerja proses dan kompetensi yang dilakukan
perusahaan tersebut. Analisis
atau p roses
bisnis internal
perusahaan dilakukan melalui analisis rantai nilai (value chain analyist). Masing masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan ya g unik bagi pelanggannya. Nam un secara umu m m enurut Kapaln dan Norton (2000:84) bahwa proses penciptaan tersebut terbagi menjadi tiga dasar yaitu: inovasi, operasi, dan layan an purna jual. Dan ketiga prinsip tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Inovasi Pengukuran mendapatkan dilakukan
kinerja
dalam
perhatian, proses
p roses
inovasi
dibandingkan
operasi.
Pada
selama
pengukuran tahap
ini kinerja
ini
mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan para pelan
46
kurang yang
perusahaan an dim asa
mendatang serta merumuskan cara untuk memenuhi keingin
dan
kebutuhan tersebut. Operasi Tahap ini merupakan akhir dimana perusahaan secara nya
berupaya
untuk memberikan solusi kepada para pelanggan nya dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka. Kegiatan operasional berasal dari penerimaan pesanan dari pelan berakhir dengan pengiriman produk atau jasa pada pelan
n dan
n. Kegiatan
ini lebih mudah diukur kejadiannya jika dilakukan secara rutin dan terulang-ulang. Layanan pu rna jual Dalam tahap ini perusahaan berupay a m emberikan manfaat tambahan kepada p ara pengggan yang telah membeli produk - produknya dalam ben tuk layanan pasca transaksi. Dalam men ghitung efisien si dari suatu produk baru yang berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual harus d i hubungkan antara biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila pelanggan yang mendaftar atau membeli produk kita banyak maka proses
isnis internal
yang dilakukan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuh n pasar. Namun apabila sebaliknya hanya sedikit yang membeli produk kita maka harus mem perbaiki lagi Inovasi, proses dan layanan purna jual (Kyber Yusuf
47
Hasnoputro , 2009: 3).
Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Dalam p erspektif ini perusahaan berusaha mengembangkan tujuan dan ukuran
yang
mendorong
pembelajaran
dan
pertumbuhan
menyediakan infrastruktur yang m emungkinkan tujuan yan
adalah berkaitan
dengan ketiga perspektif lainnya dapat terwujud, sehin ga pada akhirnya akan dap at tercapai tujuan perusahaan. Tujuan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendo ron g dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam perspektif keuangan, pelanggan (customer), dan proses internal bisnis. Dalam perspektif ini ada tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu kemampuan karyawan, kemam puan sistem informasi, serta motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Dalam me entukan tujuan dan ukuran yang berkaitan dengan kemampu an karyawan ad tiga hal yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen (Kaplan dan Norto 2000:112) yaitu kepuasan karyawan, retensi karyawan dan produktivitas karyawan yang akan dijelaskan b erikut in i;
Kepuasan karyawan Kepuasan karyawan dipandang sangat penting kerna kary awan yang puas merupakan prakondisi meningkatnya produktivitas,
nggung
jawab, kualitas, dan customer service . Oleh karena itu pihak manajer
48
harus mengamati sedini mungkin terhadap kepuasan keryawan dan
untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan, pihak manajer dapat melakukan s urvey yang dilaksanakan secara rutin. Produktivitas karyawan Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil dampa keseluruhan usaha peningkatan modal dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal, dan kepuasan kostum er. Tujuannya adalah membandingkan
eluaran
yan g dihasilkan oleh karyawan dengan jumlah karyawan y
g
dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Ukuran yang sering digunakan untuk mengukur produktivitas pekerja
dalah
pen dapatan perpekerja. Suwardi Luis dan Prim a A. Biromo (2009:37) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini berfokus pada sumber daya khususnya sumber daya manusia yang ada didalam organisasi. Perspektif ini berurusan
engan
pengembangan sumber daya manusia, agar masing-masing m
jadi
karyawan yang kompeten yang akhirnya akan menghasilkan kinerja yang prima bagi organisasi. Karena itu sasaran strategis harus merefleksikan strategi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan. Ad
tiga kategori
utam a yang d ianalisis dan diukur dalam perspektif ini, yaitu: kompetensi karyawan, daya dukung teknologi, budaya, motivasi, dan penghargaan. Ketiga hal tesebut merupakan pendorong kepuasan karyawan dalam bekerja.
49
Itu jelas penting karena karyawan yang terpuaskan akan dapat meningkatkan produktifitas d an tingkat retensi mereka. Dapat disimpulkan bahwa perspektif pembelajaran dan pe tum buhan mem fokuskan pada kemampuan manusia. Manajer bertanggun
jawab
untuk mengem bangkan kem ampuan karyawan tolok ukur kunc untuk menilai kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan produktifitas karyawan. Kepuasan karyawan mengakui bah
mo ral
karyawan adalah penting untuk mem perbaiki pro duktifitas, mutu, kepuasan pelanggan, dan ketanggap an terhadap situ asi. Manajer d pat mengukur kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarai kary awan, mengamati karyawan pada saat bekerja.
Rumus pengukuran Balanced Scorecard Kinerja Perspektif Keuangan Suwardi Luis dan Prima A. Biromo (2009:30) Terdiri dari rasiorasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan, pad penelitian ini men ggunakan ROI dan Rasio Efisiensi yang dapat dihitun
sebagai
berikut: ROI (Return On I nvestment) Yaitu rasio yang digunakan un tuk mengukur kemampuan da modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
50
menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan mem bandingkan laba usaha dengan total aktiva
Rasio Efesiensi Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seb erapa efisien PT.Codejawa
dan
PT.Spotcast
mempergunakan
aktivanya.
Pengukurannya dengan m emban dingkan penjualan dengan aktiva lancar.
Kinerja Perspektif Pelanggan Kaplan dan Norton (2000:96) kepuasan pelanggan atau konsumen ini diketahui dari data sekund er servey yang dilakukan kepada pihak man ajemen PT.Codejawa dan PT.Spotcast. Mengukur sebera a jauh kepuasan
pelanggan
atas
pelayan an
jasa
yang
diberikan
eh
PT.Codejawa dan PT.Spotcast. Kepuasan konsumen mengukur rata-rata kepuasan pelanggan dengan m emberikan nilai pada jawaban kuesioner sesu ai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan. Nilai y ng diberikan
51
adalah 1) sangat tidak puas, 2) tidak puas, 3) netral, 4) puas, 5) sangat puas. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen, berarti menunjukan semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis Kyber Yusuf Hasnoputro (2009: 29) Dalam Perhitungan ini kita akan menghitung efisiensi dari suatu produk baru yang
erasal dari
Inovasi, proses dan layanan purna jual yang di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Dalam perspektif ini menggunakan perhitungan COA (Cost Of Acquitition):
COA UP
52
COA MID
COA DOW N
Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Kaplan dan Norton (2000:102) Dalam perspektif ini komponen pengukuran yang digunakan yaitu: Produktivitas Karyawan Untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja
tuk
perio de tertentu. Pengukurannya dengan membandingkan antara laba operasi dengan jumlah karyawan.
53
Retensi Karyawan Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan total karyawan tahun berjalan.
Kepuasan Karyawan Kepuasan karyawan merupakan penentu dari kedu a pengukuran sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat
kepuasan
karyawan
tersebut harus dilakukan survey terhadap kepuasan kary wan melalui penyebaran
kuesioner kepada
sampel yang
ditu ju .
Kepuasan karyawan dapat mengukur rata - rata kepuasan karyawan dengan memberikan nilai pada jawaban kuesioner dengan
ngkat
kepuasan yang dirasakan. Nilai yang diberikan adalah : 1) sangat tidak puas, 2) tidak puas, 3) netral, 4) puas, 5) sangat p uas
54
Fungsi Balanced Scorecard menjadi Manajemen Strategis Pearce, J o hn A. dan Richard B. Robinson (2008:22) menyatakan bahwa fungsi Balanced Scorecard menjadi manajemen strategis karena dari empat perspektif yang ada didalam Balanced Scorecard (keuangan, pelanggan,
internal bisnis
dan
pembelajaran)
akan
menjadikan
perusahaan yang kompetitif secara berkelanjutan dan da at mencapai tujuan p erusahaan. Pada dasarnya adalah keputusan dan tindakan yang mem buat implementasi dan perumusan rencana yang dirancang untuk men capai tujuan perusahaan. Manajemen strategis ad alah serangkaian tindakan dan keputusan yang dibuat dari perencanaan yang di buat guna tercapainya tujuan perusahaan. dan pendekatan manajemen yang integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen . Keith ward (1993:3) Untuk m encapai tujuan perusahaan berikut adalah hal yang utama dalam proses manajemen strategis
eliputi:
Misi dan tu juan utama organisasi; Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi; Pilihan strategis yan g selaras dan sesuai antara kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal;
55
Pengadopsian struktur organisasi dan sistem pen gendali
untuk
mengimplementasikan strategi organisasi yang dipilih . Menurut Kaplan dan Norton (2000:112) dari pengalaman d i lapangan ditemukan penyebab eksistensi gap , yang diuraikan ke dalam emp at klasifikasi yaitu: Visi dan strategi tidak dapat dijalankan (not actionable),
Strategi
tidak
terhubung
dengan
departemen, tim, dan individu, Strategi tidak terhubun
sasaran
(goals )
dengan alokasi
sumber daya dan Umpan balik yang diperoleh bersifat ta
s bukan
strategis. Beriku t adalah penjelasannya: Visi dan strategi tidak d apat dijalankan (not actionable ) Visi dan strategi tidak dap at dijalankan karena perbed penjabaran visi dan strategi yang akan di terapkan dan Permasalahan ini kerap dialami perusahaan karena belum disepakatiny bah asa baku untuk men jelaskan visi agar strategi dapat dipahami d an dijalankan. Dengan demikian, hambatan utamanya adalah berupa kesul tan untuk men dapatkan konsensus tentang makna visi dan strategi tu sendiri serta ketentuan berikutnya adalah bagaimana menjabarkan strategi tersebut ke dalam langkah nyata untuk segenap elemen organ isasi hingga ke level individu.
2. Strategi tidak terhubung dengan sasaran (goals) departemen, tim , d an individu
56
Dim ana rencana y ang akan diterapkan di perusahaan berb
a
dengan tujuan utama perusahaan, Misalnya perusahaan melakukan produksi secara besar besaran agar produk yang di prod
inya
banyak dengan tidak m emperhatikan kualitas sedangkan tujuan perusahaan adalah menghasilkan produk yang berkualitas. Hal fatal yang kerap terjadi ketika organisasi makin membesar ad ah tidak dilakukannya p erencanaan strategi SDM (Sumber Daya Manusia) agar tecipta keselarasan antara tujuan, visi, dan kom petens
individu
dengan organisasi di setiap tingkatan. Ditambah lagi d ngan sistem insentif yang tidak dinamis dalam mengikuti arah inisi f strategis, pencapaian tujuan organisasi secara keseluruahn makin terabaikan. 3. Strategi tidak terhubung dengan alokasi sumber daya Dalam sistem manajemen tradisional di mana anggaran me jadi di pusat dalam proses manajemen dan orang-orang digerakkan oleh anggaran (budget driven). Dalam situasi ini strategi tidak terhubung dengan baik ke anggaran maka pencapaian ind ividu dan organisasi men jadi tidak selaras dengan sasaran strategis. Alokasi sumber daya lebih mengacu pada keuntungan-keuntungan jangka pendek yaitu men gacu pada anggaran, dan terpisah dengan prioritas s ategi jangka panjang. 4. Umpan balik yang diperoleh bersifat taktis bukan strategis
57
Kaplan dan Norton (2000:220) Hambatan -hambatan yang terjadi
dalam
perusahaan
dapat
ditanggulangi
dengan
men gintegrasikan Balanced Scorecard (BSC) dalam sebuah strategic man agement system yang baru yang m embuat tujuan perusahaan tidak tercapai adalah Visi dan strategi tidak dapat di ankan (not actionable), Strategi tid ak terhubung dengan
(goals )
sasaran
departemen, tim, dan individu, Strategi tidak terhubun
dengan
alokasi sumber daya, umpan balik yang diperoleh bersifat taktis bukan strategis dimana hasil yan g didapatkan hanya untuk jan
pendek.
jawaban atas masalah tersebut berupa empat tahap yang dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
menggunakan
arus
Balanced
Scorecard (BSC) yang mereka sebut sebagai empat komponen sistem man ajemen strategis, yaitu: Memformulasikan
dan
mentranformasikan
visi
dan
strategi
perusahaan Strategi adalah titik tolak atau referensi bagi keseluruhan proses manajemen Shared vision adalah fondasi bagi pembelajaran strategis Mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan-tujuan dan
ok
ukur strategi. Selu ruh sasaran perusahaan harus selaras dari m anajemen tingkat
58
atas sampai pada individu oaling bawah Pendidikan dan komunikasi yang terbuka tentang strategi adalah basis bagi pemberdayaan pegawai Sistem kom pensasi harus terhubun g dengan strategi. Merencanakan, menyusun target-target, dan menyelaraska
inisistif-
inisiatif strategis. Stretch targets dibuat dan disetuju i Inisiatif strategis secara jelas diidentifikasi Investasi ditentukan oleh strategi Anggaran tahunan dihubu ngkan ke perencanaan jan gka pan ng Mempertinggi u mpan balik dan pembelajaran strategis. Feedback system digunakan untuk menguji hipotesis di mana strategi didasarkan Dib entuk tim problem solving Pengembangan strategi dilakukan secara berkesinambungan. Perusahaan-perusahaan yang memiliki inovatif tinggi pasti telah men ggunakan balanced scorecard (BSC ) sebagai sistem manajemen strategis yang berguna untuk mengelola manajemen perusahaan dalam jangka panjang. Ketika perusahaan telah menyusun inisi
BSC, mereka
harus segera memasang scorecard tersebut kedalam sistem manajemen yang ada dalam perusahaan. Para m anajer harus percaya bahwa
59
scorecard memungkinkan mereka untuk menjembatani gap utama yang ada di perusahaan yaitu antara pengem bangan dan formulasi strategi dengan proses implementasi.
Keunggulan Balanced Scorecard Menurut
(Mulyadi
2005:11)
Keunggulan
konsep
Balacned
Scorecard dalam perencanaan strategi adalah mampu menghasilkan recana strategi yang memiliki karakteristik Komperhensif, Koheren, Berimbang dan terukur berikut adalah penjelasannya: Kom perhensif Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategi, yaitu dari yang sebelumnya hanya terbatas pad a perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif lai pelanggan,
proses
internal
bisnis
serta
seperti
pembelajaran
dan
pertumb uhan. Perluasan perspektig rencana stratejik ke perspektif non keuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini: Menjanjikan
kinerja
keuangan
yang
berlipatgand a
dan
berkesinambungan. Memampukan organisasi untuk mem asuki lingkungan bisn is yang kompleks. Koheren
60
Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan sebab akibat (casual relationship) diantara berbagai sasaran strategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspek f non keuangan harus m empunyai hubuangan kasual dengan sasaran keuangan, baik sescara langsung maupun tidak langsung. Berimbang Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh si tem perencanaan
strategik
penting
untuk
men ghasilkan
keinerja
keuangan berkesinambungan. Teruku r Keterukuran
sasaran
strategik
yang
dihasilkan
oleh
sistem
perencanaan strategik menjadikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebu t. Balanced Scoredacrd mengukur sasara-sasaran strategik yang sulit untuk diukur.
Penelitian sebelumnya tentang Balanced Scorecard
dilakukan oleh
Anik Yuniati (2005) dengan judul “Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Meto de Pengukuran Kinerja Pada PT. Mustika Ratu, Tbk” di Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa inerja yang dimiliki
PT. Mustika Ratu Tbk, yaitu: Perspektif keuangan, terlihat selama dua tahun yaitu
61
eriode 2003 sampai
den gan 2004, perusahaan m engalami peningkatan pendapatan yang cukup signifikan. Perspektif pelan ggan, terlihat bahwa umumnya pelanggan merasa puas terhadap produk-produk dan jasa, citra (image ) dan hubungan pelanggan, sehingga memungkinkan pelanggan loyal terhadap PT Mustika Ratu Tbk. Perspektif proses bisnis internal, terlihat bahwa kin mem uaskan
karena
PT
Mustika
Ratu
dan mutu produk
Tbk,
berusaha
untuk
mengembangkan produk dan jasa, inovatif dan berusaha m mberikan pelayanan yang memuaskan dan dari segi waktu operasi sudah baik. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, terlihat bahwa karyawan PT Mustika Ratu Tbk, merasa puas bekerja pada PT Mustika yan g
telah
memberikan
fasilitas
dan
memperhatikan
atu Tbk, kine ja
karyawannya yaitu dengan memberikan penghargaan kepada kary awan yan g berprestasi, melakukan pembinaan dan pengembangan kepada karyawannya, sehingga produktivitas karyawan meningkat. Penelitian sebelumn ya yang kedua tentang Balan ced Scorecard dilakukan oleh Indri Yulianti (2006) dengan judul “Analisis Penerapan Balanced Sco recard Sebagai Alternatif Alat Pengukur Kinerja PT Sepatu Bata Tbk,”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kinerja y Bata Tbk, yaitu:
62
g dimiliki PT Sepatu
Perspektif Keuangan, perusahaan sesuai dengan tujuann a ternilai baik berdasarkan rasio-rasio keuangan y ang digunakan walaup n untuk beberapa rasio mengalami penurunan dibandingkan tahun alu, seperti current asset pada tingkat likuiditas turun sebesar 5,56 %, total asset to debt ratio 15,88 % pada tingkat solvabilitas, tingkat aktivitas erusahaan. Dalam hal perputaran dan rata-rata pengumpulan piutang serta working capital turn over ratio menurun 0,13 kali dan terakhir pada tingkat rentabilitas yang bila diperhatikan penurunan terjadi ukan karena pada tingkat laba kotor tetapi kemungkinan pada beban-beban yang terjadi dan besarnya pajak. Perspektif pelanggan, sesuai dengan tujuan strateginy
yaitu memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan melalui kom nikasi peningkatan hubungan dengan para pengecer mandiri dan
sana
pertokoan kinerja d alam perspektif ini tern ilai cukup aik yang dilihat dari ukuran yang telah dipakai. Ukuran kuantitatif dalam pa gsa pasar dengan data yang tersedia melalui penjualan yang telah dilakukan dalam bentuk satuan pasang produ k, menunjukkan peningkatan sebesar
88 ribu an
pasang produk dibandingkan tahun lalu. Perspektif proses bisnis internal, perusahaan mengalami kemajuan yang baik. Untuk meningkatkan mutu terutama dalam nilai keusangan persediaan barang jadi dan bahan baku mengalami penurunan yang ba yak yaitu Rp.
63
3.913.964,- untuk barang jadi dan Rp. 2.954.964,- untuk bahan baku. Apabila dilihat dari ukuran yang dipilih dalam dua proses yakni operasi dan purna jual, kinerja perusahaan dalam perspektif in
lebih baik
dibanding tahun lalu. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, usaha-usaha
ang dilakukan
perusahaan melalui karyawan ternilai cukup baik dengan programprogram pengembangan potensi karyawan melalui pelatihan dan seminarseminar yang diadakan oleh prusahaan guna meningkatkan kemampu an bagi karyawan. Hasil ukuran kinerja perspektif ini pun cukup baik d
gan
diadakannya beberapa pengukuran yang diantaranya digun akan pula dalam perspektif proses bisnis intern yakni penilaian
utu melalui
keuangan nilai persediaan bahan baku dan barang jadi. Berdasarkan Penelitian-penelitian sebelumn ya oleh Anik Yuniati (2005) dan Indri Yulianti (2006), banyak yang sud ah dicapai dengan menerapkan Balanced Sco recard . Hubungan atau persamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dila
n adalah sam a
sama m emban dingkan emp at perspektif dalam mengu kur kin
perusahaan
yaitu: perspektif keuangan, perspektif kepuasan pelanggan, perspektif internal bisnis, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang terdahulu meneliti pada perusahaan manufaktur,
lalu
penelitian
yang akan
64
dilakukan
sekarang
adalah
menggunakan perusahaan jasa telekomunikasi Content Provider di Jakarta sebagai objek penelitian . Lalu dari perbedaan inilah peneliti ingin mem bandingkan apakah Balanced Scorecard dapat digunakan pada perusaahaan yang bergerak dalam bidang yang berbeda, atau Balanced Scorecard hanya dapat digunakan pada perusahaan tertentu saja. dasar inilah maka peneliti ingin mengetahui lebih dala
engan
sehingga penelitian
ini dirasa penting dilakukan untuk perkembangan atau kemajuan dunia perekonomian di Indonesia.
K erangka Pemikiran Dalam penelitan ini akan dilakukan pengukuran dengan menggunakan sistem pengukuran kinerja yang di sebut Balanced Scorecard. Penelitian ini mem ilih objek penelitian yaitu pada sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang jasa Content Provider. Dalam Balanced Scorecard keemp at perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang juga merupakan sebuah indikator suatu pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat. Menurut Kaplan dan Norton (2000:26) bahwa keempat perspektif utama tersebut melalui Balanced Scorecard , dirinci sebagai berikut:
Perspektif keuangan Perspektif konsumen dan pelanggan Perspektif p roses internal bisnis
65
Perspektif p embelajaran dan pertumbuhan Keempat perspektif diatas merupakan pan dangan intii yang ada dalam suatu perusahaan, sehingga komponen-komponen yang ada alam Balanced Scorecard
sudah
mencakup
keseluruhan
yang
dibutuhkan
dalam
manajemen su atu perusahaan. Peneliti akan menggambarka pemikiran yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Dan untuk lebih jelasnya kerangka pem ikiran d alam penelitian ini dapat dipaparkan pada tabel dibawah ini, ya tu sebagai berikut.:
Kerangka Pemikiran
66
Tabel 2.1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi kinerja perusahaan yang dinilai dari perspektif keuangan, perspektif kepuasan pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran serta pertum buhan. Objek yang akan diteliti adalah perusahaan jasa conten t pro vider PT.Codejawa , PT.Spotcast dan PT.Owensby dengan menganalisa perbandingan kinerja perusahaan sebelum menerapkan dengan sesudah menerapkan Balanced Scorecard.
Metode Penentuan Sampel Dalam penelitian ini populasi adalah pelanggan layanan Content Provider
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan
PT.Owensby
yang akan
digu nakan untuk menilai kepuasan pada perspektif kepuasan pelanggan . Karyawan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby akan digunakan untuk menilai kepuasan karyawan
67
pada aspek pertu mbuhan
dan
pem belajaran. Penentuan sampel yaitu yang menjadi responden adalah karyawan yang terkait dengan pengukuran yang akan dilaksanakan untuk mengetahu i tingkat kepuasan karyawan melalui pen yebaran kuesioner. Sampel yang baik adalah sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan. Sampel dalam penelitian ini adalah para responden yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini adalah : Wawancara Yaitu su atu teknik pengumpulan data dengan melaksanakan tanya jawab langsung kepada pegawai yang mempunyai wewenang untuk mem berikan data dan informasi yang diperlukan dalam menunjang pen ulisan dalam penelitian ini.
Kuesio ner Adalah pengajuan kuesioner atau daftar pertany aan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan dan karyawan perusahaan jasa Content Provider PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby. Studi pustaka Adalah dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan
68
materi yang dib utuhkan peneliti dalam penelitian ini agar mendapatkan gambaran teoritis mengenai Balanced Scorecard pada suatu perusahaan secara lengkap dan akurat. Khususnya perusahaan jasa Co ntent Pro vider PT.Codejawa, PT.Spo tcast dan PT.Owensby. Metod e ini diperlukan untuk menunjang kelengkapan dan ketajaman a alisis.
Metode Analisis Metode Analisis dilakukan setelah semua data terkumpul dan langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data, agar data tersebut dapat disusun sedemikian rupa sehingga lebih m udah untuk dia alisis dalam rangka menjawab tujuan penelitian ini. Metod e pengolah
data pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskrp f yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan sescara sistematik, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang b erkaita
dengan masalah
yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode
tuk
men ganalisis data dan m enjabarkan informasi yang diperoleh. Yaitu sebagai berikut: Deskriptif Kuantitatif
Yaitu analisis data hasil penelitian dengan menggunakan
us-rumus
tertentu. Metode kuantitatif ini digunakan u ntuk pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio-rasio sep erti: rasio efesiansi, dan
69
perhitungan ROI (Return On Investment). Deskriptif kualitatif
Yaitu analisis data hasil penelitian dengan mend eskripsikan atau men ggamb arkan secara sistematik, faktual, dan akurat m
genai
masalah
untuk
yang diteliti. Metode
kualitatif ini digunakan
pengukuran kinerja serta mengetahui sistem pengendalia
interen
yang ditetapkan oleh perusahaan. Operas ionalisasi Variabel Penelitian Kinerja Perspektif Keuangan Terdiri dari rasio-rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan, pada penelitian ini menggunakan ROI dan Rasi
Efisiensi
yang dapat dihitung sebagai berikut: ROI (Return On I nvestment) Yaitu rasio yang digunakan un tuk mengukur kemampuan da modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan mem bandingkan laba usaha dengan total aktiva Rasio Efesiensi Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seb erapa efisien PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby mempergunakan aktivanya. Pengukurannya dengan membandingkan penjuala
70
dengan aktiva lancar.
Kinerja Perspektif Pelanggan Kepuasan pelanggan atau kon sumen ini diketahui dari data sekunder servey yang dilakukan kepada pihak manajemen PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby. Mengukur seberapa jauh kepuasan pelanggan atas pelayanan jasa yang diberikan oleh PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby. Untuk mengetahui tingkat k epuasan konsumen dapat diukur dengan melihat rata-rata kepu asan pelanggan dengan memberikan nilai pada jawaban kuesioner sesuai engan tingkat kepuasan yang dirasakan. Kategori penilaian yang diberikan adalah:
1) Sangat tid ak puas 2) Tidak puas 3) Netral 4) Puas
5) Sangat pu as Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen, berarti menunjukan semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis Dalam Perhitungan ini kita akan mengh itung efisiensi d
71
suatu
produk baru yang berasal dari inovasi, proses dan layanan purna jual yang di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang men daftar.
Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam p erspektif ini komponen pengukuran yang digunakan yaitu: Produktivitas Karyawan Untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja
ntuk
periode tertentu. Pengukurannya dengan membandingkan antara laba operasi dengan jumlah karyawan. Retensi Karyawan Retensi karyawan dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan total karyawan tahun berjalan. Dengan begitu pen eliti d apat menganalisa jum lah karyaw
yang
masih produ ktif dalam perusahaan tersebut. Kepuasan Karyawan Kepuasan karyawan merupakan penentu dari kedua pengukuran sebelumnya. Pengukurannya dilakukan d engan survey dan melalui pen yebaran kuesioner. Kepuasan karyawan dapat diukur dengan men getahui rata-rata kepuasan karyawan yang diberikan nilai oleh responden pada jawaban kuesioner dengan tingkat kepuasan yang
72
dirasakan. Nilai yang diberikan adalah : 1) Sangat tid ak puas 2) Tidak puas 3) Netral
4) Puas 5) Sangat pu as.
73
Tabel 3.1 BAB IV PENEM UAN DAN PEM BAHASAN
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Tem pat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan jasa content provider yaitu PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby yang terletak di wilayah DKI Jakarta. Pengumpulan data dilaksanakan
melalui penyebaran
kuesioner penelitian secara langsung maupun melalui perantara kepada responden. Penyeb aran kuesioner dimulai pada tanggal 28 juni 2010 sampai 01 agustus 2010 dengan peta distribusi sebagai berikut:
Data Distribusi Sam pel Penelitian PT.Codejawa No. 1.
Data Kuesioner Kuesioner dikirim
PT.Codejawa 50
Tanggapan kepuasan pelanggan 2.
Kuesioner dikembalikan
50
Tanggapan kepuasan pelanggan 3.
Kuesioner dikirim
20
Tanggapan kepuasan karyawan
74
4.
Kuesioner dikembalikan
20
Tanggapan kepuasan karyawan
Total Kuesioner kembali
70
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.1
Data Distribusi Sam pel Penelitian PT.Spotcast No. 1.
Data Kuesioner Kuesioner dikirim
PT.Spotcast 50
Tanggapan kepuasan pelanggan 2.
Kuesioner dikembalikan
50
Tanggapan kepuasan pelanggan 3.
Kuesioner dikirim
20
Tanggapan kepuasan karyawan 4.
Kuesioner dikembalikan
20
Tanggapan kepuasan karyawan Total Kuesioner kembali
70
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.2
Data Distribusi Sam pel Penelitian PT.Owensby No.
Data Kuesioner
75
PT.Owensby
1.
Kuesioner dikirim
50
Tanggapan kepuasan pelanggan 2.
Kuesioner dikembalikan
50
Tanggapan kepuasan pelanggan 3.
Kuesioner dikirim
20
Tanggapan kepuasan karyawan 4.
Kuesioner dikembalikan
20
Tanggapan kepuasan karyawan Total Kuesioner kembali
70
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3
Kuesio ner yang disebarkan berjumlah 210 b uah dan jumlah yang kembali adalah sebanyak 210 buah atau 100%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 205 buah atau 97.62%, sedangkan yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap berjum lah 5 b
h atau 2.38%, Data
sampel ini dapat dilihat dalam Tabel 4.4.
Data Sampel Penelitian
No.
Keterangan
1.
Jumlah kusesioner yang disebar
2.
Jumlah kuesioner yang tidak kembali
76
Jumlah
Persentase
210
100%
0
0%
3.
Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah
4.
Jumlah kuesioner yang dapat diolah
5
2.38%
205
97.62%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4
Karakteristik Responden
Dalam deskripsi data ini, peneliti menyajikan identita
responden
yaitu pelanggan layanan jasa content provider dan karyawan dari perusahaan jasa content provider.
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Deskripsi berdasarkan jenis kelamin untuk mengetahui s
erapa besar
responden laki-laki dan responden perempuan yang mengi uti layanan dari perusahaan content provider. Berikut hasil penelitiannya:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Frequensi
Persentasi
Kelamin
Akumulasi persentasi
Laki-laki
129
62.9
62.9
Perempuan
76
37.1
100.0
77
Total
205
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.5
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sekitar 129 orang atau 62.9% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, d sisanya sebesar 76 orang atau 37.1% berjenis kelamin perempuan. Responden konsum en berdasarkan jenis kelamin dapat juga digunakan untuk melihat pangsa pasar yang dikuasai dan pangsa pa r yang masih harus di perluas, d engan diketahu i bahwa pangsa
asar yang
dikuasai oleh peru sah aan adalah konsumen dengan jenis elam in lakilaki maka pangsa pasar yang dikuasai adalah konsumen jenis kelamin laki-laki dan yang harus diperluas adalah konsumen dengan jenis kelamin perempuan.
Deskripsi responden beradasarkan usia
Berikut adalah data penelitian respond en berdasarkan sampai dengan 41 tahun:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
78
ia dari usia 15
Umur Frequensi Persentasi
Akumulasi
Persentasi 15
2
1.0
1.0
17
4
2.0
2.9
20
18
8.8
11.7
22
22
10.7
22.4
23
26
12.7
35.1
24
28
13.7
48.8
25
32
15.6
64.4
26
20
9.8
74.1
27
18
8.8
82.9
28
8
3.9
86.8
29
8
3.9
90.7
30
8
3.9
94.6
34
5
2.4
97.1
40
3
1.5
98.5
41
3
1.5
100
Total
205
100
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6
Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa pelanggan layanan jasa con tent provider dan karyawan dari perusahaan jasa content provider yan g berusia 15 tahun adalah sebesar 1%, 17 tahun adala sebesar 2%, 20 tahun adalah sebesar 8.8%, 22 tahun adalah sebesar 10.7%, 23 tahun adalah sebesar 12.7%, 24 tahun adalah sebesar 13.7%, 25 tahun adalah
79
sebesar 15.6%, 26 tahun adalah sebesar 9.8%, 27 tahun adalah sebesar 8.8 %, 28 tahun, 29 tahun , 30 tahun adalah sebesar 3.9 %, 34 tahun
adalah sebesar 2.4%, dan 40 tahun, 41 tahun adalah sebesar 1.5%. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Data responden berdasarkan pendidikan dari SD sampai S3 adalah:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Frequensi
Persentasi
Terakhir
Akumulasi persentasi
SD
2
1.0
1.0
SMP
50
24.4
25.4
SMA
60
29.3
54.6
D3
43
21.0
75.6
S1
20
9.8
85.4
S2/S3
30
14.6
100.0
Total
205
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7
Berdasarkan tabel diatas mengindikasikan bahwa rata-rata pelanggan
layanan
jasa content
80
provider
dan karyawan
dari
perusahaan jasa content provider berpendidikan SD sebanyak 1%, SMP sebanyak 24.4%, SMA sebanyak 29.3%, D3 sebanyak 21%, S1sebanyak 9.8% dan S2/S3 sebanyak 14.6%.
Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
Berikut ad alah data penelitian respo nden berdasarkan pengalaman kerja dari 0 tahun sampai dengan 10 tahun:
Hasil Uji Deskripsi Respo nden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Lama Bekerja
Frequensi
Persentasi
Akumulasi
Persentasi 0-3
116
56.6
56.6
3-5
49
23.9
80.5
5-7
30
14.6
95.1
7-10
10
4.9
100
Total
205
100
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa pelanggan layanan jasa
81
content provider dan karyawan dari perusahaan jasa content provider lebih bervariasi y aitu lama bekerja 0 sampai 3 tahun sebesar 56%, 3 sampai 5 tahun sebesar 23.9%, 5 sampai 7 tahun sebesar 14.6%, d
7 sampai 10
tahun sebesar 4.9%.
Hasil Penelitian
Hasil p enelitian dari analisa perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan metod e pengukuran kinerja dengan
menggunakan
Balanced Scorecard (studi kasus pada perusahaan jasa content provider di jakarta) sebelum menerapkan Balanced Scorecard di tunjukan pada tah un 2007 dan sesudah menerapkan Balanced Scorecard ditunjukan pada tahun 2008. Berikut adalah pem bahasannya: Kinerja Perus ahaan pada Perspektif Keuangan
Pada perspektif ini terdapat beberapa indikator yang dijadikan pengukuran kinerja perspektif keuangan tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) dengan mengacu pada laporan keuangan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby. a. Indikato r ROI (Return On Investmen t) Indikator ROI bertujuan untuk mengukur peningkatan lab
82
bersih
yang dihasilkan dari PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby pada tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesud ah menerapkan BSC), yang diukur dengan membandingkan laba usaha dengan total aktiva berdasarkan laporan keuangan, yang dapat dilihat pada lampiran . berikut adalah perhitungannya:
1. Perhitungan ROI pada PT.Codejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perh itungan ROI
Keterangan
2007
2008
Laba Bersih
17,885,527,632
55,768,932,666
Total Aktiva
230,224,345,768
275,867,098,435
8%
20%
ROI
Sumber: Data primer yang diolah
83
Tabel 4.9
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yan g disajikan ada tabel 4.9 diatas, dapat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum men erapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) men galami peningkatan sebesar 12% (20% - 8% = 12%). Hal ini berarti bahwa tingkat p engembalian atas investasi atau Return
Investment
(ROI) yang dilakukan mengalami peningkatan yang baik yaitu sebesar 12% karena berdasarkan p enilaian kelayakan usaha, apabil tingkat ROI lebih dari 5% berarti perusahaan telah dianggap layak. Perhitungan ROI pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan ROI Keterangan
2007
2008
Laba Bersih
14,879,453,783
33,439,793,148
Total Aktiva
155,675,921,672
223,821,572,666
84
ROI
9.56
14.94
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan ada tabel 4.10 diatas, d apat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) mengalami peningkatan sebesar 5.38% (14.94% - 9.56% = 5.38%). Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian atas investasi
u Return On
Investment (ROI) yang dilaku kan m engalami peningkatan
ang baik
yaitu sebesar 5.38% karena berdasarkan penilaian kelayakan usaha, apabila tingkat ROI lebih dari 5% berarti telah dianggap layak. Perhitungan ROI pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perhitungan ROI Keterangan
2007
2008
Laba Bersih
9,453,784,713
28,658,641,497
85
Total Aktiva
128,657,432,897
199,698,351,529
ROI
7.35
14.35
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan ada tabel 4.11 diatas, d apat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) mengalami peningkatan sebesar 7% (14.35% - 7.35% = 7%) Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian atas investasi atau Return On Investment (ROI) yang dilaku kan m engalami peningkatan
ang baik
yaitu sebesar 7% karena berdasarkan penilaian kelayaka usaha, apabila tingkat ROI leb ih dari 5% berarti telah dianggap layak.
b. Indikator Rasio Efisiensi Indikator Rasio Efisiensi bertujuan untuk melihat penurunan biaya operasi dalam
hubungannya
dengan
pendapatan
yang
digunakan
ole
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby pada tahun 2007 (sebelum men erapkan BSC) dan tahun 2008 (sesud ah menerapkan BSC), yang diukur dengan membandingkan pendapatan dan aktiva lancar berdasarkan
86
laporan keuangan , yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah Perhitungannya: Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Cod ejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perhitun gan Rasio Efisiensi Keterangan
2007
2008
Pendapatan
128,000,098,869
153,088,580,751
Aktiva bersih
26,924,024,759
30,997,586,066
475%
494%
Rasio Efisiensi
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007 (sebelum m enerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) mengalami peningkatan sebesar 19% (475% - 494 % = 19%). Hal
87
ini menunjukan bahwa rasio efisiensi PT.Codejawa
mengalami
pen ingkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan .
Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi
Keterangan
2007
2008
Pend apatan
89,787,628,913
122,874,672,991
Aktiva bersih
30,776,132,907
37,902,873,129
291.74
324.18
Rasio Efisiensi
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007 (sebelum m enerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan
88
BSC) m engalami peningkatan sebesar 32.44% (324.18% - 291.74% = 32.44%). Hal ini menunju kan bahwa rasio efisiensi PT.Spotcast mengalami pen ingkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan .
Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi
Keterangan
2007
2008
Pendapatan
85,612,789,416
120,635,902,315
Aktiva bersih
29,768,725,398
36,981,672,659
287.59
326.20
Rasio Efisiensi
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.14 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007 (sebelum m enerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) mengalami peningkatan sebesar 38.61% (326.20% - 287.59 % = 38.61%). Hal ini menunjukan bahwa rasio efisiensi PT.Owensb
89
mengalami pen ingkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan .
Pengukuran Kinerja Berdas arkan Perspektif kepuasan Pelanggan
Indikator kepuasan pelanggan bertujuan menguku r peningkatan kepuasan pelanggan. Pelanggan dalam konteks ini adalah orang yang mengikuti atau bergabung dengan layanan dari PT.Codejawa, PT.Sp otcast dan PT.Owensby, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Kuesioner terdiri dari 3 aspek yaitu: atribut layanan jasa, citra (image) perusahaan, dan hubungan dengan pelanggan atau konsumen. Yang telah menjadi responden sebanyak 145 orang pelanggan. 49 respond en berasal dari pelanggan pt.codejawa, 47 re
onden berasal d ari
pelanggan pt.spotcast, dan 49 responden lagi berasal d
pt.owensby.
berikut adalah hasil pengukurannya:
Hasil pengu kuran kinerja kepuasan pelanggan pad a PT.Codejawa Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 49 responden melalui kuesioner, untuk memberikan gambaran men genai variabel ariabel dalam penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra (image) perusahaan, d an hubungan den gan pelanggan atau konsumen. hasil pengolahan data masing-masing dimensi dalam kepuasan konsumen disajika d alam tabel berikut ini:
90
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan Jasa Pend apat
Nilai
Sumber: Data primer yang diolah Responden
Jumlah
Bobot Nilai
Persentase
Resp onden
Sangat Puas
5
Tabel 14 4.15
70
38.46 %
Puas
4
19
76
41.76 %
Netral
Variabel pelayanan 6 pernyataan 13.19 dengan 3 atribut jasa 8 terdiri dari 24 % skor
sampai 5. Hasil pen2 gukuran berdasarkan tabel84.15 diatas 4.40 menunjukan Tidak1Puas 4 % bahwa konsumen terhadap atrib ut layanan jasa Sangat Tidakkepuasan Puas 1 4 4
alah 2.2038.46 % %
menyatakan sangat puas, Jumlah 15 41.76 %49menyatakan puas, 182 13.19 % meny 100%atakan netral, 4.40 % menyatakan tidak puas dan 2.20 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan konsum en terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kondisi yang tinggi. Dengan kepuasan atribut jasa yang tinggi maka pelanggan akan etia terhad ap layanan tersebut dan akan memb erikan efek yang baik un
perusahaan
tentunya meningkatkan pendapatan perusahaan. Hasil Pengukuran kepuasan p elan ggan Dimensi Citra (image) Perusahaan Sumber: Data primer yang diolah
Pendapat
Nilai
Puas
Bobot
Persentase
Tabel 4.16 Responden Nilai
Resp onden Sangat Puas
Jumlah
Variabel 5p elayanan 16citra (image 80) perusahaan 42.78 %terdiri dari 6
pernyataan dengan sampai 5. hasil tabel 4 skor 1 19 76 pengukuran 40.64berdasarkan %
Netral
3
6
18
9.63 %
Tidak Puas
2
5
10
5.35 %
Sangat Tidak Puas
1
3
3
1.60 %
Jumlah
15
49
187
100%
91
4.16 diatas menun jukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi citra (image) perusahaan adalah 42.78 % menyatakan sangat puas, 40.64
% menyatakan puas, 9.63 % m enyatakan netral, 5.35 % menyatakan tidak puas dan 1.60 % m enyatakan san gat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan konsum en terhadap pelayanan citra (image) perusahaan ini dalam kondisi yang sangat tinggi. Citra perusahaan sangat penting karena dengan citra yang baik orang akan lebih mudah p ercaya dengan layanan-layanan baru yang akan dikeluarkan dan akan lebih cepat berkemban g. Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan
Den gan Pelanggan A tau Konsu men Sumber: Data primer yang diolah
Pend apat
Nilai
Puas Netral
Bobot
Persentase
Tabel 4.17 Responden Nilai
Responden Sangat Puas
Jumlah
5
14
70
37.43 %
4 21 84 44.92 % Variabel pelayanan hubun gan dengan pelanggan atau konsumen 3 7 21 11.23 % terdiri dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil p engukuran
Tidak Puas 2 5 10 5.35 % berdasarkan tabel 4.17 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsum en Sangat Tidak Puas 1 2 terhadap dimensi hubungan
dengan
2
1.07 % pelanggan adalah 37.43
%
Jumlah menyatakan sangat 15 puas, 44.92 49 % menyatakan 187 puas,100% 11.23 % meny atakan netral, 5.35 % menyatakan tidak puas dan 1.07 % menyatakan sangat
92
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep
san konsum en
terhadap pelayanan hubungan dengan pelanggan atau konsumen dalam kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan Pada PT.Spotcast Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 47 respond
melalui
kuesioner, untuk memberikan gambaran men genai variabel ariabel dalam penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra (image) perusahaan, d an hubungan den gan pelanggan atau konsumen. hasil pengolahan data masing-masing dimensi dalam kepuasan konsumen disajika d alam tabel
berikut: Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Atribut Layanan Jasa
Pendapat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot
Resp onden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
13
65
37.36 %
Puas
4
19
76
43.68 %
Netral
3
6
18
10.34 %
Tidak Puas
2
6
12
6.90 %
Sangat Tidak Puas
1
3
3
1.72 %
Jumlah
15
47
174
100%
93
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18
Variabel pelayanan atribut jasa terdiri dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.18 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsumen terhadap atrib ut layanan jasa
alah 37.36 %
menyatakan sangat puas, 43.68 % menyatakan puas, 10.34 % meny atakan netral, 6.90 % menyatakan tidak puas dan 1.72 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep
san konsum en
terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kon disi yang tinggi.
Hasil Pengukuran kepuasan pelanggan Dimensi citra (image ) perusahaan
Sumber: Data primer yang diolah Pend apat Nilai
Jumlah
Bobot Nilai
Persentase
RespTabel onden 4.19
Resp onden
Sangat Puas 5 10 50 Variabel p elayanan citra (image) perusahaan
29.59 % terdiri dari 6
Puas 4 22 88 52.07 % pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel Netral 3 5 15 8.88 % 4.19 diatas menun jukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi Tidak Puas 2 6 12 7.10 % citra (imag e) perusahaan adalah 29.59 % menyatakan sangat puas, Sangat Tidak Puas
1
4
4
2.37 %
Jumlah
15
47
169
100%
94
52.07% menyatakan puas, 8.88 % menyatakan netral, 7.10 % meny atakan tidak puas dan 2.37 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap pel anan citra
(image ) perusahaan ini dalam kondisi yang tinggi. Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan
Dengan Pelanggan Atau Konsumen Sumber: Data primer yang diolah
Pendapat
Nilai
Bobot
Persentase
Tabel 4.20 Responden Nilai
Resp onden Sangat Puas
Jumlah
5 17 85 47.49 %atau kons Variabel pelayanan hubun gan dengan pelanggan
en
Puas
terdiri dari 6 pernyataan 4 15dengan skor 60 1 sampai 33.52 5. % hasil p engukuran
Netral
berdasarkan tabel bahwa kepuasan konsum en 3 4.20 diatas 7 menunjukan 21 11.73 %
terhadap Tidak Puas
dimensi hubungan 2 5
dengan adalah 47.49 10 pelanggan 5.59 %
%
menyatakan sangat menyatakan puas, 11.73 Sangat Tidak Puas 1 puas, 33.52% 3 3 1.68 % % meny atakan Jumlah
netral, 5.59 % 15 menyatakan dan 1.68 % menyatakan sangat 47 tidak puas179 100% tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep
san konsum en
terhadap pelayanan hubungan dengan pelanggan atau kons
en dalam
kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran K inerja Kepuasan Pelanggan Pada PT.Owensby Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 49 responden melalu i
95
kuesioner, untuk memberikan gambaran men genai variabel ariabel dalam penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra (image) perusahaan, d an hubungan dengan pelanggan atau konsumen. Hasil pengolahan data pada dimensi dalam kepuasan konsumen disajikan dalam tabel berikut:
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan Jasa Pendapat Responden
Nilai
Jumlah
Bobot
Resp onden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
16
80
42.55 %
Puas
4
19
76
40.43 %
Netral
3
6
18
9.57 %
Tidak Puas
2
6
12
6.38 %
Sangat Tidak Puas
1
2
2
1.06 %
Jumlah
15
49
188
100%
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.21
Variabel pelayanan atribut jasa terdiri dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.21 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsumen terhadap atrib ut layanan jasa
alah 42.55 %
menyatakan sangat puas, 40.43 % menyatakan puas, 9.57 % meny atakan netral, 6.38 % menyatakan tidak puas dan 1.06 % menyatakan sangat
96
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep
san konsum en
terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kon disi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Citra (image) Perusahaan
Pendapat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot
Responden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
15
75
39.68 %
Puas
4
21
84
44.44 %
Netral
3
5
15
7.94 %
Tidak Puas
2
7
14
7.41 %
Sangat Tidak Puas
1
1
1
0.53 %
Jumlah
15
49
189
100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.22 Variabel p elayanan citra (image) perusahaan
terdiri dari 6
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.22 diatas menun jukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi citra (image) perusahaan adalah 39.68 % menyatakan sangat puas, 44.44
% menyatakan puas, 7.94 % m enyatakan netral, 7.41 % menyatakan tidak
97
puas dan 0.53 % m enyatakan san gat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan konsum en terhadap pelayanan citra (image) perusahaan ini dalam kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Hubungan Dengan Pelanggan Atau Konsumen Sumber: Data primer yang diolah
Pendapat
Nilai
Resp onden Sangat Puas
Jumlah
Responden
Bobot Nilai
Persentase
Tabel 4.23
90 47.62atau % kons Variabel5 pelayanan18hubun gan dengan pelanggan
en
Puas
terdiri dari 64 pernyataan 16 dengan skor641 sampai 33.86 5. hasil % p engukuran
Netral
berdasarkan 3tabel 4.23 diatas menunjukan kepuasan 7 21 bahwa 11.11 % konsum en
Tidak Puas terhadap
dimensi 2
hubungan 6
dengan 12
pelanggan adalah 6.35 %
47.62
menyatakan 33.86 %2 m enyatakan 11.11 % Sangat Tidak%Puas 1 sangat puas, 2 1.06puas, % Jumlah
menyatakan 15netral, 6.35 tidak puas 49 % menyatakan 189 100% dan 1.06 % menyatakan sangat tidak puas. Sehin gga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan h ubungan dengan p
ggan
atau konsumen dalam kondisi yang sangat tinggi.
3. Perhitungan Kinerja Pers pektif Pros es Bisnis Internal Kin erja perspektif proses bisnis internal dalam Perhitungan ini kita
98
akan menghitung efisiensi dari suatu produk baru yang erasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual. yang di bandin gkan adalah biaya promo si dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Dalam perspektif ini menggunakan perhitungan COA (Cost Of Acquitition), Untuk menentukan COA dalam kond isi yang bagus atau tidak dapat dilakukan dengan m
bandingkan
antara jumlah pelanggan yang melakukan registrasi dengan COA yang dihasilkan, COA dalam kondisi baik apabila COA lebih kecil dibandingkan dengan jum lah pelanggan y ang melakukan registrasi dan COA dalam kondisi buruk apabila COA lebih besar dibandingkan dengan jum l
pelanggan yang
melakukan registrasi. Berikut adalah perhitungannya: Perhitungan COA pada PT.Codejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perhitun gan COA Pada PT.Codejawa Keterangan
2007
2008
Total Biaya iklan
45,443,904,112
60,952,494,718
Jumlah p elanggan
225,000
270,000
COA
201,973
225,750
99
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.24
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.24 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum men erapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah men erapkan BSC) mengalami peningkatan sebesar 23,777 (225.750 - 201.973 = 23,777 ). Hal ini men unjukan bahwa COA PT.Codejawa m engalami peningkatan yang berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna ju al yang di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mend aftar. Apabila COA leb ih kecil dibandingkan dengan jumlah p elanggan y ng mendaftar maka dapat dikatakan produk tersebut sangat baik.
Perhitungan COA pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perhitungan COA Pada PT.Spotcast Keterangan Total Biaya iklan
2007
2008
30,828,301,947
47,902,716,320
100
Jumlah pelanggan
210,882
256,892
COA
146,187
186,470
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.25
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.25 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum menerapkan
BSC) dan
tahun 2008 (sesudah
menerapkan
BSC)
mengalami peningkatan sebesar 40,283 (186,470 - 146,187 = 40,283). Hal ini menunjukan bahwa COA PT.Spotcast m engalami peningkatan yang berasal dari Inovasi, proses dan layanan pu rna jual yang di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah p elan ggan yang mendaftar. Apabila COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan y ng mendaftar maka dapat dikatakan produk tersebut sangat baik.
Perhitungan COA Pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perhitungan COA Pada PT.Owensb y
101
Keterangan
2007
2008
Total Biaya iklan
26,091,729,520
36,113,058,902
Jumlah pelanggan
186,984
224,822
COA
139,540
160,630
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.26
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.26 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum menerapkan
BSC) dan
tahun 2008 (sesudah
menerapkan
BSC)
mengalami peningkatan sebesar 21,090 (160,630 - 139,540 = 21.090). Hal ini menunjukan bahwa COA PT.Owensby mengalami peningkatan yang berasal dari Inovasi, proses dan layanan pu rna jual yang di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah p elan ggan yang mendaftar. Apabila COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan y ng mendaftar maka dapat d ikatakan produk terseb ut sangat baik, sebaliknya apabila COA lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang mendaftar maka dapat dikatakan COA tidak bagus.
102
Pengukuran
Kinerja
Berdasarkan
Perspektif
Pembelajaran
dan
P ertumbuhan Dalam kinerja perspektif pembelajaran dan pertu mbuhan akan mem bahas mengenai pembahasan kepuasan karyawan, baik yang bekerja di PT.Codejawa, PT.Spotcast, dan PT.Owensby.
Kepuasan Karyawan pada PT.Codejawa
Indikator
kepuasan
karyawan
bertujuan
untuk
mengukur
peningkatan kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi responden sebanyak 20 karyawan. Analisa tingkat kepuasan konsum en dilakukan melalui kuesioner. Hasil pen golahan data disajikan dalam tabel Kepuasan Karyawan Pada PT.Codejawa
Pendapat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot Nilai
Persentase
Resp onden
Sangat Puas
5
7
35
47.30 %
Puas
4
5
20
27.03 %
Netral
3
4
12
16.22 %
Tidak Puas
2
3
6
8.11 %
Sangat Tidak Puas
1
1
1
1.35 %
Jumlah
15
20
74
100%
103
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.2 7
Variabel kep uasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan dengan skor 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.27 diatas menunjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan perusahaan adalah sebesar 47.30 % menyatakan sangat puas, 27.03 % menyatakan puas, 16.22 % m enyatakan netral, 8.11 % menyatakan tidak puas dan 1.35 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan perusahaan dalam penelitian ini dalam kon disi yang sangat baik
Kepuasan karyawan pada PT.Spo tcast
Indikator kepuasan karyawan bertujuan untuk mengukur p
ingkatan
kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pe rtanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi respond en sebanyak 20 karyawan. analisa tingkat kepuasan konsumen dilakukan berdasarkan jawab an dari 20 responden melalui kuesioner. Hasil dari tingkat kep uasan karyawan sangat penting karena apabil
karyawan
merasa puas dengan apa yang dipero lehnya dan sesuai dengan harap an dalam perusahan dimana dia bekerja, maka dia akan meng
104
an
pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan menghasilkan layanan yang bagus pula serta menularkan kepuasan tersebut kepada p anggan yang mem beli layanan tersebut. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel
berikut:
Kepuasan Karyawan Pada PT.Spotcast
Pend apat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot
Responden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
6
30
39.47 %
Puas
4
8
32
42.11 %
Netral
3
3
9
11.84 %
Tidak Puas
2
2
4
5.26 %
Sangat Tidak Puas
1
1
1
1.32 %
Jumlah
15
20
74
100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4. 28
Variabel kep uasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan dengan skor 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.28 diatas men unjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan perusahaan adalah sebesar 39.47 % menyatakan sangat pu as, 42.11 %
105
men yatakan puas, 11.84 % menyatakan netral, 5.26 % menyatakan tidak puas dan 1.32 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan perusahaan dalam penelitian ini dalam kondisi yang baik.
Kepuasan karyawan pada PT.Owensby
Indikator kepuasan karyawan bertujuan untuk m engukur p ningkatan kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi responden sebany ak 20 karyawan. analisa tin gkat kepuasan konsumen dilakukan berdasarkan jawaban dari 20 responden melalui kuesioner, dengan pendapat respo nden diantaranya; sangat puas, puas, ne
, tidak puas dan
sangat tidak puas. Memiliki nilai dari angka lima sampai dengan angka satu. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel berikut:
Kepuasan karyawan pada PT.Owensby
106
Pend apat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot
Responden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
7
35
42.68 %
Puas
4
9
36
43.90 %
Netral
3
3
9
10.98 %
Tidak Puas
2
1
2
2.44 %
Sangat Tidak Puas
1
0
0
0%
Jumlah
15
20
82
100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4. 29
Variabel kep uasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan dengan sko r 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.29 diatas men unjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan perusahaan adalah sebesar 42.68 % menyatakan sangat puas, 43.90 % men yatakan puas, 10.98 % menyatakan netral, 2.44 % menyatakan tidak puas dan 0 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan perusahaan dalam penelitian ini dalam kondisi yan g baik
Hasil Keseluruhan Analis a Balanced Scorecard
107
Secara umu m pada perspektif keuangan menunjukan hasil ang sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator ROI yang mengalami peningkatan pada tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tah un 2008 (sesudah men erapkan BSC) rata-rata sebesar 8 % dan indikator rasio efesiensi tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah
enerapkan BSC)
yang juga m engalami peningkatan sebesar 17 %. peningkatan kedua i dikator tersebut m erupakan tanda positif pada laporan keuangan y ang dapat mem percepat pertu mbuhan p erusahaan. Kin erja yang diperlih atkan pada perspektif konsumen se
ra umum
sudah sesuai dengan apa yang diharap kan yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan rata-rata kons umen puas sebesar rata-rata 45% . Berdasarkan data dan hasil perhitungan nilai COA dari
hun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) mengalami peningkatan sebesar rata-rata 28,383. Hal ini menunjukan bahwa COA PT.Codejawa, PT.Spotcast, PT.Owensby mengalami pen ngkatan yang berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual ya g di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang
endaftar maka
dapat dikatakan produk tersebut sangat baik. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yan g diukur dengan
108
menggunakan indikator kepuasan karyawan secara umum telah menunjukan hasil yang baik. Hal ini juga dap at berdampak pada peningkatan kualitas karyawan yang pada akhirnya bermuara pada kepuasan pel nggan dalam melayani pelanggan . hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan karyawan kategori pernyataan rasa puas mereka terhadap kebijakan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby adalah rata-rata 44% sedangkan kategori pernyataan tidak puas adalah rata-rata 5%. Hal ini berarti karyawan merasa puas terhadap kebijakan, prosedur, dan pembagian tugas yang ditetapkan perusahaan. Dengan puasnya karyawan maka akan meningkatkan kualitas karyawan dalam bekerja sehingga sangat mungkin terciptanya karyawan yang kreatif dan dapat men ghasilkan layanan-layanan yang berkualitas serta meningkatkan pendapatan perusahaan secara terus menerus.
BAB V PENUTUP Kes impulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan Balanced Scorecard studi kasus pada perusahaan jasa content provider di Jakarta, yaitu pada PT.Codejawa, PT.Spotcast, dan PT.Owensby. dari hasil yang telah dilakukan, dap at disimpukan sebagai berikut:
109
Kinerja perspektif keuangan
dalam
penelitian
ini diukur
dengan
menggunkan dua indikator yaitu: Return On I nvestment (ROI) dan Rasio Efisiensi. Secara umum pada perspektif keuangan m enunjukan hasil yang sudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari indikator ROI yang mengalami peningkatan pada tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah m enerapkan BSC) rata-rata sebesar 8 % dan Indikator Rasio Efisiensi yang juga m engalami peningkatan rata-rata sebesar 17 % kesimpu lannya peningkatan kedua indikator tersebut merupakan tan da positif pada lap oran keuangan yang dapat mempercepat p rtumbuhan dari perspektif keuangan . Kinerja perspektif konsumen diukur dengan menggunakan
nd ikator
kepuasan konsumen. berdasarkan hasil survei pada 145 pelanggan dapat diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dap at dilihat dari tanggapan pelanggan yang me unjukan nilai yang tinggi sebesar rata-rata 45% merasa puas. Hasil ini menunukan bahwa secara umum telah memperhatikan kepuasan pelanggan d an diharapkan prestasi ini dapat lebih ditingkatkan. Kinerja pad a perspektif proses bisnis internal yang di proses bin is internal
dengan indikator
hasil perhitungan nilai COA dari tahun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) mengalami peningkatan sebesar rata-rata 28,383. Hal ini menunjukan
110
bahwa
COA
PT.Codejawa,
PT.Spotcast,
PT.Owensb y
mengala i
peningkatan yang berasal dari Ino vasi, proses dan layanan purna jual yang di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang mendaftar maka dapat dikatakan produk tersebut sangat baik. Kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
indikator
kepuasan
karyawan
secara
umum
menunjukan hasil yang baik. Hal ini juga dapat berdamp
telah pada
peningkatan kualitas karyawan yang pada akhirnya bermuara pada kepuasan pelanggan dalam melayani pelanggan . hal ini apat dilihat dari tingkat kepuasan karyawan kategori pernyataan rasa puas mereka terhadap kebijakan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owe sby adalah rata-rata 44% 60 sedangkan kategori pernyataan tidak p rata 5%. Hal ini berarti
adalah rata-
karyawan merasa puas terhadap kebijakan,
prosedur, dan pembagian tugas yang ditetapkan perusaha
.
Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pen gembangan ilmu akun tansi. Diharapkan dapat memberikan inform asi tambahan mengenai pengukuran kinerja perusahaan baik b
111
i pihak
man ajemen dan pihak pihak lain yang terkait. Informasi tersebut diantaranya: Memberikan pemahaman yang lebih lengkap seputar pengukuran kinerja perusahaan dan metode pengukurann ya sehingga dapat ber anfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan perusah aan.
Pelanggan biasanya akan bertahan dan mem ilih layanan y ng bermanfaat untuknya, dengan Pelayanan yang m aksimal dan b anyak nilai tamb ah akan memberikan kepuasan yang tinggi kepada konsumen sehingga mem berikan kepercayaan yang tinggi kepada perusahaan jasa Content Provider d i Jakarta. Hal ini d apat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan .
Dengan inovasi, operasi, dan layanan purna jual maka kualitas karyawan diharapkan dapat meningkat dan m enghasilkan produk-produk yang berkualitas dan menguntungkan.
Keterbatasan Dalam melakukan penelitian tentunya peneliti mengalam i beberapa keterbatasan diantaranya: Jangka waktu pengamatan penelitian ini hanya dua tahun, sehinggga kurang
112
menggambarkan kondisi jangka p anjang perusahaan.
Pengukuran kinerja pada penelitian ini han ya berdasarkan pada indikator yan g terbatas pada tersediany a data yang digu nakan.
Pengukuran kinerja keuangan hanya meliputi dual hal, yaitu ROI dan Rasio Efesiensi hal ini kurang mencerminkan kondisi keuangan peusahaan secara keseluruhan. Resp onden yang m engisi kuesioner pada kepuasan karyawan belum dap at mencakup karyawan secara keseluruhan baik dari sisi jabatan dan bagian .
Keterbatasan dalam perolehan data, karena terdapat data-data yan g diperlukan yang merupakan rahasia internal perusahaan
ang tidak
dap at dipublikasikan.
Saran Dari kesimpulan dan keterbatasn yang telah diuraikan d atas, ada beberapa hal y ang dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak perusahaan
113
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby yaitu:
Pihak m anajemen harus lebih meningkatkan kinerja keuangan, dengan lebih menekankan biaya-biaya operasi dan meningkatkan sistem pengendalian internal. kin erja keuangan harus tetap diperhatikan dan ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan Content Pro vider .
Perusahaan yang dijadikan objek penelitian selanjutnya
baiknya lebih dari
satu kota, sehingga dapat membandingkan kinerja beb erapa perusa aan di luar kota jakarta .
Perusahaan yang d ijadikan objek penelitian selanju tnya
apat mencakup
perusahaan Content Provider lainnya yang berada di wilayah yang berbeda. Menambah indikator pengukuran kinerja pada masing-masing perspektif dalam Balanced Scorecard .
DAFTAR PUSTAKA
114
Amin, W Tunggal. ” Memahami Konsep Balanced Scorecard ”. Cetakan ke 3. Harvindo.2002 ______ ____________.
”Konsep
dan
Kasu s
Balanced
Scorecard ”.
Harvindo.2009 ______ ____________. ” Akuntansi Biaya dan Ma najemen I khtiar Teori, Soa l
dan Jawab”.Harvindo.2008 ______ ____________. “ Pokok-Pokok Balanced Scorecard ” Harvindo. 2009 ______ ____________. “ Mengukur dan Mengelola Keberhasilan usaha deng an Balanced Scorecard ” Harvindo. 2009 Anonim. “ Perusahaan Co ntent Provider”, diakses tanggal 19 Desember 2009 dari http://www.imoca.or.id/jk767687klj Anonim. “ Perusahaan Terbatas”, d iaksses tanggal 18 Desember 2009, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_terbatas Anth ony A. Atkinson, Rajiv D. Banker S. Kaplan, & S. Mark Young. “ Management Accounting ”. Edisi kedua, New Jersey, Pren tice Hall, inc., 1997. Bastian,
Indra.
“ Akuntansi
Sektor
Publik:
Suatu
Pengantar ”.
Penerbit
Erlangga.2005 Charles W .L. hill dan Gareth R. Jones. “ Strategic Managemen t Theory: An I ntegrated Approach ”. edisi keempat, Boston, Hounghton Mifflin, 1998. Ghozali, Imam. ”Aplika si Analisis Multivariate Dengan Program SPSS ”.
115
Universitas Diponegoro, Semarang 2005 Hamid, Abdul. “ Pedoman Penulisan Skripsi”. Fakultas Eko knomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2007. Hermawan,
Ancella.” Balanced
Scorecard
Sebagai
Sarana
Akuntansi
Managemen Strategi ”.Jakarta: IAI.1996 Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang.”Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen ” Yogyakarta.2002 Kaplan dan Norton, The Balanced Scorrecard: Translating Strategy into Act
,
Massachusetts, Harvard Business School Press, 1996. ______ ____________, The Balanced Scorrecard: Translating Strategy into Action, Terjemahan.Jakarta: Erlangga.2000 Keith, Ward . “ Strategic Management Accounting ”. Oxford, Butter W orthHeinemann Ltd., 1993 Kuncoro, Mudrajad . ”Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif”. Airlangga.2007 Kyber, Yusuf Hasnoputro. “ Balanced Scorecard dan Organisasi ”. Jakarta:
Gramedia.2009 Mowen dan Hansen.”Akuntansi Manajemen Buku 2 Jilid 8 ”. Salemba Empat.2009 Mulyad i.”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa ”.Salemba Empat.2001
116
Mutasowifin, Ali.” Penerapan
Balanced
Scoredcard Sebagai
Tolok Ukur
penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi”. Jurnal Universitas Paramadina Vol. 3 : Hal 245-264 . 2002 Pearce, J ohn A. dan Richard B. Robinson . “ strategic management: formulation , implementation and control” edisi ke 7 Gramdedia. 2008 Prawiro negoro, Darsono dan Ari purwanti. ” Akuntansi Manajemen edisi 3 ”. Mitra Wacana Media.2009 Pratiwi, Tika. ” Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan den gan Konsep Balanced Scorecard pada bank BTN (persero) Cabang Solo ”. Jurnal Universitas Muhamadiyah Surakarta.2007 Richard, Lynch dan Kelvin, Cross.” Performance Mea surement System”. Barry Brinker. New York.2003 Sukarno Edy, Yuwo no Sony, dan Ichsan Muham mad “ Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategis ” Jakarta: Gramedia.2007 Suwardi Luis dan Prima A. Birom o . “ Step by Step in cascading Balanced Scorecard to Functional scorecards ” Jakarta: Gramedia . 2009 Teuku Mirza. ”Balanced Scorecard ” Usahawan.No.06 tahun XXVI 1997 Wahyudi Prakarsa. ” Balanced Scorecard : Pemandu Kinerja di Lingkungan Turbulen”, Swasembada , Desember 1997. Weston ,J.Fred dan Thomas . “ Manajemen Keuangan ”. Jilid I.Edisi ke 9.
117
Jakarta:Binarupa Aksana.1995 Yulianti In dri. ”Analisa penerapan Balanced Scorecard sebagai sebagai alternarif alat pengukur kinerja PT Sepatu Bata, Tbk ” Jakarta: UNAS. 2006
Yuniati Anik. ”Implementasi Balanced Scorecard sebagai metode pengukuran kinerja pada PT.Mustika Ratu, Tbk” Jakarta: UNAS 2005
118
119
LAMPIRAN MPIRAN
-LA
TANGGAPAN KEPUASAN KARYAW AN TERHADAP ATRIBUT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (KUESIONER) Petunju k Pengisian Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk mem berikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapa ) yang telah disediakan. Berikan tanda (v ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i. Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya. Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu : SP
= Sangat Puas
P
= Puas
CP
= Cukup Puas
KP
= Ku rang Puas
STP
= Sangat Tidak Puas
120
Data Karyawan Jenis Kelamin
:
a. Pria
(
)
b. W anita
(
)
20 tahun ke bawah
(
)
21 - 30 tahun
(
)
31 - 40 tahun
(
)
(
)
(
)
6 - 10 tahun
(
)
11 - 15 tahun
(
)
Usia Anda Sekarang :
40 tahun ke atas
Pendidikan Terakh ir
(
)
(
)
:
SMA/Sederajat Akadem i/Sederajat
(
Strata Satu (S1)
)
Lebih dari Strata Satu (S1)
Lama Anda Bekerja
:
(
1 - 5 tahun
(
15 tahun ke atas
121
)
)
NO
Keterangan
Tanggapan
SP I
Kapabilitas Karyawan Bagaimana menurut anda dengan perusahaan yang memberikan kesempatan bagi anda untuk berkreativitas.
Bagaimana menurut anda dengan perusahaan yang menghargai karyawan serta men ingkatkan kemampuan dan pengetahuan atas inisiatif sendiri.
122
P
CP
KP
STP
II
Kapabilitas Sistem Informasi Bagaimana menurut anda dengan informasi yang dapat diperoleh setiap waktu dengan kebutuhan karyawan.
Bagaimana menurut anda informasi mengenai perusahaan baik mengenai kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang diberikan secara jelas dan akurat oleh perusahaan.
Bagaimana menurut anda dengan sikap anda yang tidak pernah ketinggalan informasi apapun mengenai perusahaan. Bagaimana menurut anda terhadap performa yang diberikan kepada karyawan setelah didukung teknologi informasi. Bagaimana menurut anda terhadap kemampuan karyawan dalam mem aksimalkan fungsi teknologi informasi.
123
III
Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan Bagaimana menurut anda dengan gaji yang diterima sekarang ini, karena telah sesuai dengan pekerjaan anda.
Bagaimana menurut anda dengan kesempatan anda untuk memperoleh pelatihan dan promosi dari perusahaan.
Bagaimana menurut anda dengan sarana dan prasaran a yang disediakan perusahaan.
Bagaimana menurut anda suasana/keharmonisan hubungan antar rekan kerja.
Bagaimana menurut anda dengan perhatian perusahaan dalam menanggapi saran/usul para karyawan.
Bagaimana menurut anda dengan kebijakan prosedur dan pembagian tugas yang ditetapkan oleh perusahaan.
124
TANGGAPAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP ATRIBUT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (KUESIONER) Petunju k Pengisian Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk mem berikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapa ) yang telah disediakan. Berikan tanda (v ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i. Pilih sesu ai dengan keadaan sebenarnya. Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu : SP
= Sangat Puas
P
= Puas
CP
= Cukup Puas
KP
= Ku rang Puas
STP
= Sangat Tidak Puas
Karakteristik Pelanggan Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Pekerjaan
:
Layanan yang diikuti
:
125
NO
Keterangan
Tanggapan
SP I
Atribut Layanan Jasa Bagaimana menurut anda dengan harga-harga layanan jasa yang dijual terjangkau oleh masyarakat/ pembeli.
Bagaimana menurut anda dengan kualitas layanan jasa yang dijual.
Bagaimana menurut anda jasa yan g diberikan dalam hal pendistribusian layanan jasa dan melayan i konsultasi pembeli.
Bagaimana menurut anda terhadap banyaknya produk yang dijual oleh.
Bagaimana menurut anda terhadap keamanan dan kepercayaan terhadap proses transaksi yang dilakukan
126
P
CP
KP
STP
II
Citra (Image) Perusahaan Bagaimana menurut anda dengan kemampuannya dalam menyediakan Layanan jasa sesuai den gan kebutuhan pelanggan.
Bagaimana menurut anda dengan kinerja kary awan dalam melayani pelanggan .
Bagaimana menurut anda terhadap citra perusahaan sebagai Content Provider yang terbaik dan Terpercaya.
127
III
Hub ungan dengan pelanggan / pembeli Bagaimana menurut anda dengan pelayanan kary awan yang diberikan kepada pelanggan.
Bagaimana menuru t anda dengan layanan jasa yang anda ikuti dikirim dan datang dengan tepat waktu.
Bagaimana menurut anda terhadap kecepatan tanggapan karyawan dalam penyelesaian masalah pelanggan.
Bagaimana menurut anda terhadap informasi yang diberikan karyawan kepada pelanggan setiap saat. yang ditetapkan oleh perusahaan.
128
AKTIVA
Aktiva Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha
Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar Aktiva Tetap: Harga perolehan Akumulasi penyusutan Nilai Buku Aktiva lain-lain JUMLAH AKTIVA KEW AJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM Kewajiban Lan car Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Pesangon pensiun Jumlah Kewajiban Tidak Lancar EKUITAS Modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh 25.000 lembar Laba ditahan
PT.CODEJAWA NERACA BALANCE SHEETS 31 Desember 2008 dan 20 07 December 31, 2008 and 2007 2008 2007 (Dalam Rupiah) (Exp ressed In Rupiah Amount) 8,573,708,367
4,937,736,258
21,542,275,138 161,328,944 167,142,803 553,130,814 30,997,586,066
21,926,199,608 1,400,000 58,688,893
237,993,084,684 (586,214,596)
202,485,778,141 (198,520,808)
237,406,870,088 7,462,642,281 275,867,098,435
202,287,257,333 1,013,063,676 230,224,345,768
7,542,547,272 580,343,952 2,173,337,648 10,296,228,872
26,924,024,759
986,979,941 7,652,861 713,210,280 1,707,843,082
ASSETS
Current Assets Cash an d cash equivalents Trade debtor Others debtor Prepaid expense Prepaid taxes Total Current Assets Non Current Assets Fixed Assets: Total at cost Total accumulated depreciation Net book value Other asset TOTAL ASSETS LIABI LITI ES AND SHAREHOLDERS EQUITY Current Liabilities Trade creditor Other credito r Taxes payable Total Current Liabilities Non Current Liabilities
71,115,092 71,115,092
PT.CODEJAWA -
129
232,375,000
232,375,000
265,267,379,471
228,284,127,686
Retirement benefit Total Non Current Liabilities SHAREHOLDER'S EQUITY Authorized, issued and fully paid 25.000 shares Retained earning
LAPORAN L/R INCOME STATEMENTS Tahun yang berakhir 31 Desember 2 008 dan 2007 For The Period Ending December 31, 2008 and 2007 (Dalam Rupiah) (Exp ressed In Rupiah Amount)
KETERANGAN
2008
2007
Pendapatan Biaya atas pendapatan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Pendapatan dan beb an lainnya Pendapatan lain-lain Beban lain-lain Jumlah p endapatan dan beban lain -lain Laba sebelum pajak Pajak Penghasilan Badan : Pajak tah un berjalan Pendapatan (beban) pajak tangguhan
153,088,580,751 (43,091,102,029) 109,997,478,722 54,299,757,773 55,697,720,949
128,000,098,869 (13,370,569,937) 114,629,528,932 94,376,139,536 20,253,389,396
96,987,737 (25,776,020) 71,211,717
58,639,836 58,639,836
55,768,932,666
20,312,029,232
Laba setelah Pajak Penghasilan Badan
(2,426,501,600) -
(2,426,501,600)
55,768,932,666
17,885,527,632
PT.SPOTCAST
130
DESCRIPTION
Revenue Cost of revenue Gross profit Operating expense Operating profit Other income dan expense Other income Other expense Total other income and expense Profit before tax Corporate income tax Current tax I ncome (expense) Deferred tax
Profit after corporate income tax
Kewajiban Lan car Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Pesangon pension JumlahAKTIVA Kewajiban Tidak Lancar EKUITAS Aktiva Lancar Modal Kas dansaham setarayang kas ditempatkan dan disetor Piutangpenuh usaha 25.000 lembar Piutang lain-lain Laba ditahan Biaya dibayar dimuka Jumlah Ekuitas Pajak dibayar dimuka Pemegan g Saham Jumlah Aktiva Lancar JUMLAH KEW AJIBAN DAN EKUITAS Aktiva Tidak Lancar Aktiva Tetap: Harga perolehan
Current Liabilities NERACA 7,542,547,272 BALANCE 986,979,941 SHEETS Trade creditor 580,343,952 31 Desember 7,652,861 2008 dan 20 07 Other credito r December 713,210,280 31, 2008 and 2007 2,173,337,648 Taxes payable Rupiah) 10,296,228,872 (Dalam 1,707,843,082 Total Current Liabilities (Exp ressed In Rupiah Amount) Non Current Liabilities 71,115,092 71,115,092 2008
2007
12.026.351.898
8.789.844.406
232,375,000 24.994.918.669
232,375,000 21.926.199.608
161.328.944 213,221,853,702 167.142.803 213,454,228,702
553.130.814
1.400.000 153,735,703,590 58.688.893 153,968,078,590
-
Retirement benefit Total Non Current ASSETS Liabilities SHAREHOLDER'S Current Assets EQUITY Authorized, issued and Cash an d cash fully equivalents paid Trade25.000 debtorshares Others debtor Retained earning Prepaid expense Total shareholder's eq uity Prepaid taxes
Total Current Assets TOTAL LI ABI LITI ES AND SHAREHOLDER'S EQUITY Non Current Assets PT.SPOTCAST Fixed Assets: LAPORAN L/R 185.947.558.915 127.937.354.045 INCOME STATEMENTSTotal at cost 37.902.873.129 223,821,572,666
30.776.132.907
155,675,921,672
Tahun yang berakhir 31 Desember 2 008 2007 (7.491.501.659) (4.050.628.956) Totaldan accumulated For The Period Ending December 31, 2008 and 2007 depreciation (Dalam Rupiah) Nilai Buku 178.456.057.256 123.886.725.089 Net book value (Exp ressed In Rupiah Amount) Aktiva lain-lain 7,462,642,281 1,013,063,676 Other asset KETERANGAN 2008 2007 DESCRIPTION JUMLAH AKTIVA 223.821.572.666 155.675.921.672 TOTAL ASSETS Akumulasi penyusutan
KEW AJIBAN DAN Pendapatan EKUITAS Biaya atas pendapatan PEMEGANG Laba kotor SAHAM Beban usaha Laba usaha
122,874,672,991 (65,420,241,547) 57,454,431,444 24,085,850,013 33,368,581,431
Revenue LIABI LITI ES AND (16,376,643,786) Cost of revenue SHAREHOLDERS 73,410,985,127 Gross profit EQUITY 56,163,669,580 Operating expense 17,247,315,547 Operating profit 89,787,628,913
131
Pendapatan dan Other income dan expense beb an lainnya Pendapatan lain-lain 96,987,737 58,639,836 Other income Beban lain-lain (25,776,020) Other expense Jumlah p endapatan 71,211,717 58,639,836 Total other income and dan beban lain -lain expense 33,439,793,148 17,305,955,383 Laba sebelum pajak Profit before tax Pajak Penghasilan Corporate AKTIVA 2008 2007 ASSETSincome tax Badan : AktivaPajak Lancar Current Assets tax tah un berjalan (2,426,501,600) Current 11,565,751,663 6,360,086,578 Kas dan setara kas(beban) Cash d cash(expense) Deferred Pendapatan - an I ncome equivalents pajak tangguhan tax 24,534,318,434 23,348,549,928 Piutang usaha Trade debtor (2,426,501,600) Laba setelah Pajak Piutang lain-lain Badan Biaya Penghasilan dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar Aktiva Tetap: Harga perolehan Akumulasi penyusutan
33,439,793,148 161,328,944 167,142,803 553,130,814 36,981,672,659
155,840,251,185 (586,214,596)
after corporate 1,400,000 OthersProfit debtor 14,879,453,783 income tax 58,688,893 Prepaid expense Prepaid taxes 29,768,725,398 Total Current Assets Non Current Assets Fixed Assets: 98,074,164,631 Total at cost (198,520,808) Total accumulated depreciation 97,875,643,823 Net book value 1,013,063,676 Other asset 128,657,432,897 TOTAL ASSETS
Nilai Buku Aktiva lain-lain JUMLAH AKTIVA
155,254,036,589
KEW AJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
PT.OWENSBY LIABI LITI ES AND NERACA SHAREHOLDERS BALANCE SHEETS EQUITY 31 Desember 2008 dan 20 07 Current Liabilities December 31, 2008 and 2007 7,542,547,272 (Dalam 986,979,941 Trade creditor Rupiah) (Exp ressed In7,652,861 Rupiah Amount) 580,343,952 Other credito r 2,173,337,648 713,210,280 Taxes payable 10,296,228,872 1,707,843,082 Total Current Liabilities
Kewajiban Lan car Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Pesangon pensiun Jumlah Kewajiban Tidak Lancar EKUITAS Modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh 25.000 lembar Laba ditahan Jumlah Ekuitas
7,462,642,281 199,698,351,529
Non Current Liabilities 71,115,092 71,115,092
-
132 232,375,000
232,375,000
189,098,632,565
126,717,214,815
189,331,007,565
126,949,589,815
Retirement benefit Total Non Current Liabilities SHAREHOLDER'S EQUITY Authorized, issued and fully paid 25.000 shares Retained earning Total shareholder's eq uity
PT.OWENSBY LAPORAN L/R INCOME STATEMENTS Tahun yang berakhir 31 Desember 2 008 dan 2007 For The Period Ending December 31, 2008 and 2007 (Dalam Rupiah) (Exp ressed In Rupiah Amount) KETERANGAN
2008
2007
DESCRIPTION
Pendapatan Biaya atas pendapatan
120,635,902,315
85,612,789,416
(70,201,393,198)
(21,802,312,856)
Revenue Cost of revenue
Laba kotor
50,434,509,117
63,810,476,560
Gross profit
Beban usaha Laba usaha
21,847,079,337
51,988,830,083
28,587,429,780
11,821,646,477
Operating expense Operating profit
133
Pendapatan dan beb an lainnya Pendapatan lain-lain Beban lain-lain Jumlah p endapatan dan beban lain -lain Laba sebelum pajak Pajak Penghasilan Badan : Pajak tah un berjalan Pendapatan (beban) pajak tangguhan Laba setelah Pajak Penghasilan Badan
Other income dan expense 96,987,737 (25,776,020) 71,211,717
58,639,836 58,639,836 11,880,286,313
28,658,641,497
-
(2,426,501,600) -
-
(2,426,501,600)
28,658,641,497
9,453,784,713
134
Other income Other expense Total other income and expense Profit before tax Corporate income tax Current tax I ncome (expense) Deferred tax Profit after corporate income tax