Buletin Kemanusiaan Indonesia Issue 04 | 01 – 30 May 2012
Dalam edisi ini Ikhtisar kejadian bencana P.1 Kesiapsiagaan & respon bencana P.3
SOROTAN
Pendanaan P.4
• Jumlah insiden bencana alam Mei merupakan yang terendah sejak Januari 2012.
UNICEF
Jumlah Kejadian bencana alam jatuh ke titik terendah pada bulan Mei
• Banjir dan tanah longsor mempengaruhi jumlah tertinggi orang - 1.645.
Banjir dan tanah longsor tetap menjadi bencana paling dahsyat
• Dua gunung berapi mengalami peningkatan aktivitas, membawa ke empat jumlah gunung berapi digolongkan dalam tingkat waspada III.
Terjadi 25 bencana alam di bulan Mei 2012, angka terendah sejak awal tahun. Banjir dan angin puyuh adalah kejadian yang paling sering terjadi, mencapai 68 persen dari seluruh insiden bencana alam selama sebulan. Gabungan kedua bencana alam ini mempengaruhi sekitar 1.139 orang, tetapi tanah longsor adalah bencana kedua yang paling merusak alam dan menyebabkan pengungsian sementara sebanyak 627 orang. Total 1958 orang terkena dampak bencana alam pada bulan Mei, menurut statistik 1 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bencana alam & dampaknya, Jan-Mei 2012
ANGKA-ANGKA Bencana Alam (Mei) Kejadian Bencana alam
25
Total populasi terdampak
1,958
Meninggal dunia/hilang
42
PENDANAAN Humanitarian Response Fund
429,285 Disetujui sejak Januari 2012 (US$) Source: OCHA & BNPB
800,150 Dana yang belum terpakai (US$)
Floods Mayoritas kejadian banjir terjadi akibat hujan deras terus menerus. Kabupaten Ternate Maluku Utara mengalami insiden terburuk saat hujan mengguyur lava dari Gunung Gamalama. Banjir tersebut menyebabkan enam korban jiwa dan 942 orang mengungsi. Selain itu, 15 rumah dan dua jembatan hancur oleh banjir, sementara 70 rumah mengalami kerusakan serius. Banjir juga merusak lebih dari 6.000 hektar lahan pertanian. Kabupaten Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi kehilangan sejumlah 5.798 hektar. 1
Angka-angka tersebut bersifat indikatif dan dapat berubah sesuai perbaikan dari pemerintah.
Indonesia Humanitarian Bulletin | 2
Gunung Sirung dan Gunung Soputan mengalami peningkatan aktivitas gunung berapi, mendorong PVMBG menaikkan status siaga mereka menjadi Tingkat III
Hujan secara intensif terjadi menjelang akhir bulan sebagai akibat dari dampak Sanvu siklon tropis terjadi di sebelah barat Samudera Pasifik. Beberapa provinsi yang terpengaruh adalah Sulawesi bagian timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. Banjir dan tanah longsor berikutnya mempengaruhi empat kecamatan Kota Ambon di Maluku, menyebabkan tujuh korban jiwa dan menyebabkan kerusakan serius pada 10 rumah. Tanah longsor Secara keseluruhan, tanah longsor menyebabkan 25 kematian, mewakili 78 persen dari semua kematian terkait bencana alam di Mei 2012. Setengah jumlah korban berada di Kabupaten Ambon di Provinsi Maluku merupakan, sementara jumlah tertinggi orang yang mengungsi (540) berada di Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah. Angin puyuh Sesuai dengan tren akhir-akhir ini, angin puyuh mempengaruhi paling sedikit orang meskipun merupakan salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Tercatat 10 insiden angin puyuh menyebabkan satu kematian dan 121 orang mengungsi - enam persen dari jumlah total orang yang terkena dampak bencana alam pada bulan Mei. Sumatera Utara yang paling terpukul, dengan 441 rumah dan dua sekolah dasar rusak parah dalam insiden. Aktivitas Vulkanik Menyusul peningkatan aktivitas vulkanik, Gunung Sirung di Pulau Pantar di Nusa Tenggara Timur meletus pada tanggal 12 Mei, melemparkan abu hingga 2.000 meter ke langit. Ini adalah kali pertama gunung berapi itu meletus sejak tahun 1970. Untuk itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dua kali menaikkan status siaga gunung berapi selama beberapa hari berturut-turut dari Level I (Aktif Normal) ke Level III (Siaga). Di Provinsi Maluku Utara, Gunung Dukono juga mengeluarkan abu ke atmosfir pada tanggal 25 Mei, tapi PVMBG tidak menaikkan statusnya pada keadaan Level II (Waspada). Pada akhir Mei 2012, empat gunung berapi berada di Level III , termasuk Gunung Soputan di Sulawesi Utara - yang mengalami peningkatan aktivitas gunung berapi menjelang akhir bulan - Gunung Karangetang dan Gunung Lokon. Sementara itu, terjadi penurunan aktivitas Gunung Ijen di Jawa Timur, yang menyebabkan PVMBG menurunkan status siaga dari Level III ke Level II. Lima belas gunung berapi lainnya di seluruh negeri tetap berada di Level II.
Pemerintah melakukan tanggap darurat bencana dan terus memperkuat kapasitas kesiapsiagaan Pemerintah Indonesia terus memberikan respon terhadap berbagai bencana alam di negara ini. Pemerintah daerah khususnya turut serta dengan menetapkan lokasi hunian sementara dan fasilitas untuk para pengungsi dan mendistribusikan barang bantuan. Mereka juga berkoordinasi dalamupaya pencarian dan penyelamatan dan memimpun upaya pembersihan puing-puing setelah terjadinya tanah longsor dan banjir. Dalam banyak kejadian, Palang Merah Indonesia (PMI) mendukung upaya bantuan kemanusiaan. Gladi menghadapi gempa dilakukan di Sumatera Barat Sebuah simulasi menghadapi gempa bumi dilakukan di Padang, Sumatera Barat selama tiga hari , dimulai pada tanggal 29 Mei. Difasilitasi oleh International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG) dan didukung oleh Pemerintah China dan Amerika Serikat, simulasi ini dimaksudkan untuk menguji kesiapan
Credit: OCHA Padang – Para peserta INSARAG earthquake tabletop exercise
http://ochaonline.un.org/indonesia | www.unocha.org United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) • Coordination Saves Lives
Indonesia Humanitarian Bulletin | 3
Pemerintah meluncurkan Pedoman Sekolah Bencana Aman / Madrasah yang dikembangkan selama dua tahun
Indonesia dalam merespon skenario gempa bumi besar yang memerlukan bantuan internasional. Selain perwakilan Badan SAR Nasional, BASARNAS, latihan ini juga dihadiri 240 peserta dari 26 negara, termasuk negara-negara anggota ASEAN, dan badan-badan PBB. Simulasi tersebut memberikan kesempatan berinteraksi bagi tim International Urban Search and Rescue (USAR), pelaku penanggulangan bencana lokal dan nasional termasuk lembaga penanggulangan bencana lokal (BNPB, BPBD, dan BASARNAS), Humanitarian Country Team, dan UN Disaster Assessment and Coodination(UNDAC) team. Latihan ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk memahami Peraturan Indonesia tentang Peran Organisasi Internasional selama Darurat (Perka BNPB No. 22/2010), serta konsep UN’s On-Site Operations Coordination Centre (OSOCC). Sebuah laporan dengan temuan dan rekomendasi dari latihan akan dipublikasikan. Sebelum latihan di Padang, simulasi lainnya mengenai Peraturan Kepala BNPB No.22/2010 dilakukan oleh BNPB di Jakarta, difasilitasi oleh OCHA dan didukung oleh Palang Merah Indonesia dan Emergency Capacity Building Consortium. Latihan ini mengeksplorasi kerja Pos Pendukung, yang merupakan pelaku utama dalam urusan bantuan kemanusiaan internasional sesuai Perka BNPB No.22/2010.Perwakilan dari 14 kementerian dan lembaga pemerintah, donor, organisasi non-pemerintah, Palang Merah, dan badan-badan PBB berpartisipasi dalam latihan. Pedoman Sekolah/Madrasah Aman Bencana Diluncurkan Pada bulan Mei, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan BNPB meluncurkan Pedoman Sekolah/Madrasah Aman Bencana , yang disusun dalam dua tahun terakhir. Pedoman tersebut mengintegrasikan kebijakan dari kementerian dan lembaga Pemerintah, serta memberikanstandar untuk pengembangan sekolah yang aman melalui konstruksi bangunan tahan gempa dan perkuatan gedung (retrofitting). Hal tersebut sangat relevan mengingat statistic resmi menyatakan bahwa 75 persen sekolah di Indonesia terletak di daerah berisiko tinggi sampai menengah. Pada tahun 2011, misalnya, Departemen Pendidikan melaporkan bahwa 194.844 ruang kelas rusak berat oleh bencana alam. Pedoman ini telah disahkan secara hukum melalui Peraturan Kepala BNPB Nomor 4/2012.
Pendanaan Dana Respon Kemanusiaan (HRF) Ada lima proyek HRF berjalan sampai Mei, dan belum ada proyek baru yang disetujui. Secara total, HRF telah dicairkan senilai $ 429.285 sejak Januari 2012. Jumlah tersebut adalah setengah dari yang disalurkan selama periode yang sama di tahun 2011, mencerminkan berkurangnya jumlah atau dampak dari bencana alam pada tahun 2012. Masih ada sebanyak US $ 800.000 HRF yang belum dialokasikan.. Fasilitas Dana Multi Donor Indonesia untuk Pemulihan Bencana (IMDFF-DR) Sebuah tinjauan atas Fasilitas Dana Multi Donor Indonesia untuk Pemulihan Bencana (IMDFF-DR) baru saja diadakan setelah selesainya putaran pertama program. Kajian ini mengidentifikasi pembelajaran dan peluang untuk memperkuat proses pengembangan program pemulihan bencana bersama PBB melalui Fasilitas tersebut. Temuan kunci dari kajian ini bagi IMDFF-DR adalah: mengadopsi pendekatan programatik (menjembatani permintaan dan penawaran); memperluas dan membuat lingkup fasilitas lebih fleksibel, serta menerapkan proses yang lebih efisien dan fleksibel. Temuan dari kajian tersebut akan membentuk dasar proses perubahan kegiatanuntuk memastikan dukungan internasional yang komprehensif dan efektif bagi semua tahapan pemulihan bencana di Indonesia. IMDFF-DR dibentuk sebagai mekanisme untuk mengelola bantuan internasional bagi pemulihan bencana di Indonesia. Inisiatif Pemerintah tersebut didukung oleh PBB dan Bank Dunia. IMDFF-DR dirancang untuk menjadi fasilitas yang dapat diaktifkan untuk menerima dana untuk beberapa kejadian bencana dan saat ini sedang digunakan bagi
http://ochaonline.un.org/indonesia | www.unocha.org United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) • Coordination Saves Lives
Indonesia Humanitarian Bulletin | 4 pemenuhan kebutuhan pemulihan masyarakat yang berhubungan dengan dua kejadian bencana pada bulan Oktober 2010 – letusan Gunung Merapi dan tsunami di Mentawai.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Rajan Gengaje, Head of Office a.i.,
[email protected], Tel. (+62) 21 3141308 ext. 215 Denis Okello, Reporting & Public Information Officer,
[email protected], Tel. (+62) 811 9105847 OCHA buletin kemanusiaan tersedia di www.unocha.org | www.reliefweb.int
http://ochaonline.un.org/indonesia | www.unocha.org United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) • Coordination Saves Lives
Indonesia Humanitarian Snapshot (May 2012)
Indonesia
The number of natural disaster incidents in May was the lowest since January 2012 Floods and landslides affected the highest number of people – 1,645
This snapshot is prepared based on information provided by UN agencies, INGOs, ASEAN, the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG), the National Disaster Management Agency (Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB), the Ministry of Health (MoH), and media reports.
Landslides 7 Events 25 Casualties or Missing 627 Displaced and Affected
Floods 7 Events 16 Casualties or Missing 1,018 Displaced and Affected
Whirlwinds
Legend:
10 Events 1 Casualties or Missing 121 Displaced and Affected
Earthquake points Number of Disaster events in Province 2
4
3
1
Map Data Sources:
Volcano Eruption
Administrative Boundaries from the Indonesian Government (BPS) Earthquake points from Indonesian Government (BMKG) Disaster events from BNPB
1 Event 192 Displaced and Affected
Disclaimers:
The designations employed and the presentation of material on this map do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the Secretariat of the United Nations concerning the legal status of any country, territory, city or area or of its authorities, or concerning the delimitation of its frontiers or boundaries.
March 161--- 13 812May Feb
9 6 - 15 12 May Feb
Landslides and flash floods triggered by continuous rains occurred in Bengkulu, South Kalimantan, South Sulawesi and Central Java. Save for short-lived inundation of an elementary school in Pinrang District (South Sulawesi), light damage to three houses in Muneng village of Candiroto Sub-District (Central Java), and temporary disruption to water supply in Bulayak village (South Kalimantan), there were no major humanitarian consequences.
Heavy and continuous rains triggered a cold lava flood from Mt. Gamalama (North Sulawesi) on 9 May 2012, leaving four people dead, 15 injured and six missing. The flood also temporarily displaced 930 people, destroyed 15 houses and two bridges,and caused serious damage to 70 houses.
Volcanic activity on Mt. Lokon has now eased. Activity on the crater heightened between 24 April (when it first spewed ash high into the sky) and 1 May (when it last emitted ash). The mountain remains at Alert Level III. Meanwhile, decreasing volcanic activity on Mt. Semeru prompted PVMBG to lower its Alert status from Level III to Level II on 2 May.
The rains also caused some flash flooding in West Java, inundation in Bali, and landslides in Aceh and Central Java.The landslides in Aceh cut off some roads and temporarily affected access to a few districts. Whirlwinds were also prominent during the reporting period. Particularly affected was North Sumatra, where the whirlwinds caused serious damage to a total of 397 houses and two elementary schools across 11 sub-districts.
16- 22 May
23 - 31 May
Heavy and continuous rains triggered landslides in West Java and Banten. In West Java, landslides cut off roads between two sub-districts. No casualties were reported. In Banten one casualty and severe damage to a number of houses were reported. Two districts in North Sumatra were also affected. There were no casualties or damage to houses or public buildings.
Heavy and continuous rains in several parts of Indonesia as a result of a tropical cyclone Sanvu, triggered floods and landslides in East Kalimantan, West Java, South Sulawesi, West Nusa Tenggara, and Maluku. The floods and landslides claimed four lives in East Kalimantan, eight in West Java and seven in Maluku. Another two people were missing in West Nusa Tenggara. A number of houses were damaged. No displacement was reported. Local authorities responded sufficiently to the populations affected and did not request any international assistance.
West Java and East Java were affected by whirlwinds during the reporting period. There were no reports of serious damage to houses. Two people were killed following the strong wind in East Java. Volcanic activity of Mount Karangetang and Mount Lokon in North Sulawesi increased. However, the volcanoes subsequently showed decreased activity over the weekend. Both volcanoes remain at Alert Level III.
Mount Dukono in North Maluku erupted on 25 May spewing ash up to 2,000 metres into the sky. The eruption did not trigger any evacuations. Furthermore, The Centre for Volcanology and Geological Hazard Mitigation (PVMBG) increased alert level of Mount Soputan in North Sulawesi from II to III on 28 May following increased volcanic activity over the past few days. Currently there are four volcanoes at alert level III and 16 at level II.
UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia Menara Thamrin 10th Fl., Jl. M.H. Thamrin No.3, Jakarta 10250 Tel. 62 21 314 1308, Fax. 62 21 319 00 003