Buku Panduan Praktikum Metrologi Industri
Laboratorium Metrologi Indutsri Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Brawijaya Semester Ganjil 2014/2015
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
LEMBAR PERSETUJUAN
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN PRAKTIKUM GANJIL 2014/2015 JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Disusun Oleh: Asisten Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
DAFTAR ISI
Peraturan Praktikum Metrologi Industri Petunjuk Penggunaan Alat – alat Praktikum Metrologi Industri Susunan Laporan Praktikum Metrologi Industri Metode Pengolahan Statistik. Lembar Data Pengukuran Praktikum Metrologi Industri Dimensi Teoritis Spesimen Praktikum Metrologi Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Peraturan Praktikum Metrologi Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
PERATURAN PRAKTIKUM 1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. 2. Setiap kali praktikum akan diadakan pre-test. 3. Praktikum I dilaksanakan pada tanggal 6 – 10 Oktober 2014, praktikan wajib membawa laporan dasar teori pengukuran linier. 4. Praktikum II dilaksanakan pada tanggal 20 – 24 Oktober 2014, praktikan wajib membawa laporan dasar teori pengukuran sudut. 5. Praktikum III dilaksanakan pada tanggal 3 – 7 November 2014, praktikan wajib membawa laporan dasar teori pengukuran variasi. 6. Jika praktikan beberapa hari sebelum praktikum dimulai sudah mengetahui akan terjadi keterlambatan saat praktikum atau tidak dapat mengikuti praktikum, maka kepada yang bersangkutan diharapkan membuat surat pemberitahuan resmi yang dapat disampaikan langsung maupun atas koordinasi dengan ketua kelompoknya. Dan bagi yang tidak dapat mengikuti praktikum wajib mengganti praktikum di hari lain sesuai dengan ketentuan lab. 7. Bagi praktikan yang tidak mengikuti praktikum dengan keterangan yang jelas, dapat megikuti praktikum selanjutnya sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan oleh laboratorium metrologi industri. 8. Selama praktikum, praktikan diharuskan membawa kartu asistensi serta menggunakan jas lab putih, berpakaian rapi, sopan, mengenakan sepatu, dan membawa hand gloves. 9. Selama praktikum, praktikan dilarang meninggalkan lab. dan menerima tamu tanpa seijin asisten yang bersangkutan. 10. Praktikan dilarang mengoperasikan alat – alat praktikum tanpa adanya ijin atau bimbingan dari asisten yang bersangkutan. 11. Praktikan dilarang membawa senjata, makanan, minuman, merokok atau melakukan kegiatan yang dapat mengganggu jalannya praktikum. 12. Pelanggaran terhadap pasal 7, 8, 9 maka kepada yang bersangkutan akan diberi teguran dan juga akan mempengaruhi penilaian. 13. Jika terjadi
kerusakan
alat
disebabkan oleh kelalaian, maka
menjadi
tanggungjawab kelompok yang bersangkutan dan kelompok tersebut dilarang melaksanakan praktikum selama belum menyelesaikan persoalan tersebut.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
14. Setiap kali praktikum berakhir, praktikan wajib merapikan dan membersihkan alat serta tempat praktikum. 15. Hal – hal yang belum tercantum dan sekiranya berkaitan dengan peraturan diatas dapat ditentukan kemudian dengan sepengatahuan ka.lab.
PERATURAN ASISTENSI 1. Pada saat asistensi, semua anggota kelompok harus hadir. 2. Ketua kelompok praktikum berkewajiban dalam melakukan koordinasi – koordinasi yang dianggap perlu. 3. Asistensi hanya dilakukan sekali pada tiap – tiap jadwal yang telah ditentukan. 4. Jadwal asistensi : a. Asistensi pertama dilakukan pada tanggal 29 september – 3 oktober 2014. b. Asistensi kedua dilakukan pada tanggal 13 – 17 oktober 2014. c. Asistensi ketiga dilakukan pada tanggal 27 – 31 oktober 2014. d. Asitensi keempat dilakukan pada tanggal 10 – 14 november 2014. 5. Asistensi pembahasan dilakukan setelah dilaksankan nya praktikum. 6. Apabila praktikan tidak mengikuti asistensi I – IV tanpa disertai keterangan yang jelas, maka tidak dapat melaksanakan asistensi dosen. 7. Asistensi dosen harus dilakukan oleh praktikan dengan syarat semua laporan sudah di ACC asisten. Asisitensi dosen dilaksanakan mulai pada tanggal 17 November 2014. 8. Pengumpulan laporan praktikum terakhir pada tanggal 3 Desember 2014, apabila melebihi waktu yang telah ditentukan maka praktikan digugurkan. 9. Jika praktikan melakukan kecurangan – kecurangan dalam asistensi atau pengolahan data maka praktikan akan digugurkan. 10. Hal – hal yang belum tercantum dan sekiranya berkaitan dengan peraturan diatas dapat ditentukan kemudian dengan sepengetahuan ka.lab.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
PERATURAN PENULISAN LAPORAN 1. Laporan ditulis tangan menggunakan ballpoint berwarna biru 2. Format penulisan laporan menggunakan standar penulisan yang berlaku di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. 3. Hal – hal yang belum tercantum dan sekiranya berkaitan dengan peraturan diatas dapat ditentukan kemudian.
Malang, September 2014 Mengetahui,
Ka. Lab. Metrologi Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Petunjuk Penggunaan Alat – alat Praktikum Metrologi Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
BAB I PENGUKURAN LINEAR
1.
Vernier Caliper
1.1 Teori Dasar Pengukuran Vernier Caliper Untuk memahami suatu mata kuliah, dibutuhkan suatu praktek nyata sebagai pengaplikasian dari ilmu yang telah didapat. Bukan hanya menguasai teori namun juga praktek nyata. Terutama dalam mata kuliah metrologi industri ini, dibutuhkan suatu kemampuan dalam penggunaan vernier caliper. Yang mana vernier caliper merupakan alat ukur yang paling praktis dan sering digunakan dalam pengukuran komponen-komponen mesin. Diharapkan setelah praktikum ini, praktikan mampu menggunakan vernier caliper dan mampu mengaplikasikan pada dunia kerja. vernier caliper adalah alat ukur linier serupa dengan mistar ukur. Yang memiliki skala linierpada batang dengan ujung yang berfungsi sebagai sensor penahan benda ukur. Suatu peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan rahang ukur tetap dinamakan sebagai rahang ukur gerak yang bisa digeserkan pada batang ukur. Prinsip kerja vernier caliper sama dengan mistar ukur, yakni penggunaan skala linier perbedaannya ialah pada mengukur objek ukur. Permukaan batang ukur harus relatif keras dan tahan aus dan dirancang dengan ketelitian geometri yang tinggi. Kerataan masing – masing bidang pembimbing dan kesejajarannya dirancang dengan toleransi bentuk yang tinggi, supaya permukaan dua sensor akan tetap sejajar. Dengan demikian meskipun tak segaris garis ukur dan garis dimensi diusahakan tetap sejajar untuk mengurangi efek kesalahan kosinus. Vernier caliper merupakan instrumen pengukur yang sangat presisi. Vernier caliper dapat mengukur sampai tingkat ketelitian 1/100 mm. Vernier caliper umumnya terdiri dari: Sebuah kerangka berbentuk T -
Terbuat dari baja tahan karat.
-
Skalanya dicetak sepanjang kakinya yang terpanjang.
-
Digerinda pada kaki menengahnya untuk membentuk rahang tetap agar dapat mengukur dimensi-dimensi luar.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
-
Digerinda pada kaki yang terpendeknya untuk membentuk rahang tetap agar dapat mengukur diameter-diameter dalam. Sebuah batang luncur dengan dua rahang
-
Terbuat dari baja tahan karat.
-
Dirancang dengan sebuah jendela yang menunjukkan skala pada waktu meluncur pada kaki kerangka yang terpanjangnya.
-
Skala graduasinya dicetak sepanjang satu sisi dari jendelanya.
-
Digerinda pada masing-masing kaki untuk membentuk rahang yang dapat bergerak yang tepat untuk kedua rahang tetap pada kerangka.
-
Dilengkapi dengan sekrup pengunci pada sisi kaki yang terpendek.
Cara Membaca Skala Skala Utama
Skala Nonius
Pada hasil pengukuran diatas : a.
Nilai ukur pada skala utama dinyatakan dengan garis pada skala utama sebelah kiri terdekat dengan garis indeks (pada skala nonius).
b.
Nilai ukur pada skala nonius dinyatakan dengan garis angka skala nonius yang paling dekat jaraknya dengan garis indeks (pada skala utama).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
c.
Lihat garis skala nonius dan skala utama yang sejajar kemudian kalikan garis skala nonius yang sejajar tadi dengan ketelitian alat.
Cara Mengkalibrasi Kalibrasi vernier caliperbertujuan untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran. Sebelum dipergunakan, periksa
alat ukur vernier calipertersebut.
Pastikan vernier caliper langkah–langkah mengkalibrasi vernier caliper adalah: a.
Rapatkan kedua permukaan rahang ukur.
b.
Longgarkan baut pada pelat skala nonius.
c.
Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang utama jangka sorong.
d.
Kencangkan kembali baut pada pelat skala nonius.
Rahang Luar
Skala Vernier (Inchi) Skala Utama ((Inchi)
Skala Utama Pengukur kedalaman
Rahang Dalam
Skala Vernier
Spesifikasi Alat : Merk
Penggerak rahang
: Hommel
Type
: INOX
Tahun
: 1986
Ketelitian : 0,05 mm
Instruksi kerja alat 1.
Gunakan hand gloves.
2.
Keluarkan verniercaliper dari tempatnya.
3.
Bersihkan cairan pelumas dari alat ukur dengan kain yang telah disediakan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
4.
Periksalah kelengkapan alat ukur serta bagian-bagiannya.
5.
Ambil vernier caliper dengan hati-hati.
6.
Gerakkan rahang secara bebas dengan menggerakkan kekanan dan kekiri.
7.
Jika belum bisa bergerak bebas, kendurkan pengunci sampai rahang dapat bergerak dengan lancar.
8.
Ukur benda kerja dengan menggerakkan rahang sampai menempel pada sisi benda yang diukur.
9.
Kencangkan pengunci rahang agar skala yang didapat tidak berubah.
10. Baca nilai skala utama kemudian tambahkan nilai pada skala nonius. 11. Catat nilai yang sudah terbaca. 12. Setelah selesai pengukuran bersihkan vernier caliper dan olesi verniercaliper dengan oli. 13. Kembalikan Vernier Caliper ke tempat semula dengan rapi.
2.
Micrometer Outside
2.1 Teori Dasar Pengukuran Micrometer Outside Untuk memahami suatu mata kuliah, dibutuhkan suatu praktek nyata sebagai pengaplikasian dari ilmu yang telah didapat. Bukan hanya menguasai teori namun juga praktek nyata. Terutama dalam mata kuliah metrologi industri ini, dibutuhkan suatu kemampuan dalam penggunaan outside micorometer. Yang mana outside micrometer merupakan alat ukur yang paling praktis dan sering digunakan dalam pengukuran komponen-komponen mesin. Diharapkan setelah praktikum ini, praktikan mampu menggunakan outside micrometerdan mampu mengaplikasikan pada dunia kerja. Outside micrometer adalah alat ukur yang sangat teliti. Alat ini dapat mengukur sampai satu per seratus millimeter (0,01 mm). Ukuran mikrometer ditentukan oleh kemampuannya mengukur jarak minimum dan jarak maksimum. Biasanya, perbedaan antara minimum dan maksimum adalah duapuluh lima (25) millimeter. Rentang ukuran mikrometer yang diperlukan dalam kegiatan di bengkel otomotif adalah dari nol (0 mm) sampai dua ratus millimeter (200 mm).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Cara Membaca Skala Utama
Skala utama 7.00 mm Skala nonius 0.37 mm+ Terbaca 7.37 mm
Skala Nonius
Pada hasil pengukuran diatas : a. Nilai ukur pada skala tetap dinyatakan dengan garis pada skala utama sebelah kiri terdekat dengan skala putar (pada skala nonius). b. Nilai ukur pada skala nonius dinyatakan dengan garis angka skala nonius yang sejajar garis normal skala utama. c. Jumlahkan skala utama dengan skala nonius yang terbaca.
Spesifikasi Alat : Merk
: Mitutoyo
Type
: 0-25 mm
Tahun
: 1986
Ketelitian ; 0,01 mm
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Instruksi kerja alat 1.
Gunakan hand gloves.
2.
Keluarkan outside micrometerdari tempatnya.
3.
Bersihkan cairan pelumas dari alat ukur dengan kain yang telah disediakan.
4.
Periksa kelengkapan alat ukur serta bagian-bagiannya.
5.
Ambil outside micrometerdengan hati-hati.
6.
Gerakkan poros ukursecara bebas dengan memutar gigi gelincir.
7.
Jika belum bisa bergerak bebas, kendurkan pengunci poros ukur sampai poros ukur dapat bergerak dengan lancar.
8.
Periksalah apakah outside micrometersudah dalam keadaan nol bila range skalanya dari nol.
9.
Jika belum, kalibrasi terlebih dahulu dengan menggeser skala tetap dengan menggunakan peralatan yang telah disediakan, dimana skala utama dan skala nonius harus di angka 0.
10. Kuncilah outside micrometeragar skala yang didapat tidak berubah. 11. Jika telah benar terkalibrasi, ukur benda kerja dengan menggerakkan poros ukur menggunakan gigi gelincirsampai menempel pada sisi benda yang diukur. 12. Baca nilai skala utama kemudian tambahkan nilai pada skala nonius. 13. Catat nilai yang sudah terbaca. 14. Setelah selesai pengukuran bersihkan outside micorometer. 15. Kembalikan outside micrometerke tempat semula dengan rapi.
2.2
Urutan Kerja Pengukuran Kualits Lubang dan Poros Langkah-langkah pengukuran kualitas lubang dan poros adalah sebagai berikut: 1.
Menyiapkan alat ukur vernier caliper yang sudah dikalibrasi.
2.
Menyiapkan benda kerja (10 poros dan 10 lubang) yang akan diukur.
3.
Mengukur diameter luar masing – masing poros dan diameter dalam masing – masing lubang, dan dicatat hasilnya.
4.
Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
2.3
Urutan Kerja Pengukuran Geometri Linear Langkah-langkah pengukuran geometri linear adalah sebagai berikut: 1.
Menyiapkan alat ukur micrometer outside yang sudah dikalibrasi.
2.
Menyiapkan benda kerja (poros) yang akan diukur.
3.
Bagi panjang poros menjadi 10 bagian yang sama, tandai dengan penanda.
4.
Mengukur diameter luar poros ditiap titik bagian, dan dicatat hasilnya
5.
Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
BAB II PENGUKURAN SUDUT dan ULIR
2.1 Teori Dasar Pengukuran Profile Projector Profile projector (optical comparator / shadowgraph) adalah perangkat pengukuran optikal yang memperbesar permukaan objek kerja dan diproyeksikan dalam skala linier/sirkular. Profile projector memperbesar profil benda kerja ke dalam sebuah layar menggunakan tipe pencahayaan diascopic illumination. Dimension benda dapat diukur langsung dari layar atau dibandingkan dengan referensi standar perbesaran. Agar akurat, saat pengukuran jangan mengubah sudut pandang (perspektif) obyek. Layar yang ada mampu diputar sejauh 360 derajat untuk menyesuaikan dengan tepi obyek yang tampil pada layar. Pengukuran dan perhitungan dilakukan melalaui titik-titik posisi yang ditampilkan melalui sebuah perangkat digital (data processor). Episcopic lighting digunakan untuk mengukur fitur seperti bores, bosses, pockets, pads dll. Komputerisasi dapat ditambahkan pada profile projector system untuk determinasi, mengurangi human error yang terjadi
Cara kerja dari Profile Projector ini dapat dijelaskan dengan beberapa langkah, yaitu : 1. Dimensi Linier a) Objek uji diletakkan di bidang uji dan dijepit b) Proyektor dinyalakan sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa proyektor c) Fokus dari projektor disesuaian sampai kelihatan jelas d) Pengatur jarak sumbu x-y dipindahkan ke acuan titik dari objek uji secara vertikal atau horizontal
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
e) Display digital sumbu x-y diatur hingga menunjukkan angka nol f) Pengatur jarak sumbu x-y digeser ke titik lain yang ingin diukur jaraknya.
2. Sudut Sudut antara dua permukaan obyek ukur dapat diukur melalui bayangan yang terbentuk melalui kaca buram pada projektor profil. Setelah bayangan difokuskan (diperjelas garis tepinya) dengan cara mengatur letak benda ukur di depan lensa kondensor projektor profil sudut ke dua tepi bayangan yang akan ditentukan besarnya dapat diukur dengan cara berikut: Salah satu garis silang pada kaca buram dibuat berimpit dengan salah satu tepi bayangan, dengan cara menggerakkan meja (pada mana benda ukur diletakkan) ke kiri/kanan dan atas atau bawah dan memutar piringan kaca buram (garis silang). Setelah garis berimpit pada tepi bayangan, kemiringan garis silang dibaca pada skala piringan dengan bantuan skala nonius. Kemudian, proses diulang sampai ganis bersangkutan berimpit dengan tepi bayangan yang lain. Pembacaan skala piningan dilakukan lagi. Dengan demikian sudut yahg dicari adalah merupakan selisih dari pembacaan yang pertama dan yang kedua.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Spesifikasi Alat : Merk
: Mitutoyo
Type
: PJ 311
Tahun
: 1986
Ketelitian ; 1µm (linear) dan 1 min (sudut)
Instruksi Kerja Alat 1. Gunakan handgloves sebelum melaksanakan pengukuran 2. Objek uji diletakkan dibidang uji dan dijepit 3. Proyektor dinyalakan sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa proyektor 4. Fokus dari projector disesuaikan samapi objek terlihat jelas 5. Pengaturan jarak sumbu x-y dipindahkan ke acuan titik dari objek uji secara vertical dan horizontal 6. Display digital sumbu x-y diatur hingga menunjukkan angka nol 7. Pengatur jarak sumbu x-y digeser ke titik lain yang ingin diukur jaraknya.
2.2
Urutan Kerja Pengukuran Karakteristik Ulir Langkah-langkah pengukuran kualitas lubang dan poros adalah sebagai berikut: 1.
Menyiapkan alat ukur profile projector yang sudah dikalibrasi.
2.
Menyiapkan benda kerja (ulir) yang akan diukur.
3.
Mengukur parameter karakteristik ulir, dan dicatat hasilnya.
4.
Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
2.3 Urutan Kerja Pengukuran Geometri Sudut Ulir Langkah-langkah pengukuran kualitas lubang dan poros adalah sebagai berikut: 1.
Menyiapkan alat ukur profile projector yang sudah dikalibrasi.
2.
Menyiapkan benda kerja (ulir) yang akan diukur.
3.
Mengukur diameter sudut pitch 1 sampai 10 ulir, dan dicatat hasilnya.
4.
Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
BAB III PENGUKURAN VARIASI
3.1 Teori Dasar Pengukuran Surface Roughness Tester Roughness Tester merupakan alat pengukuran kekasaran permukaan. Setiap permukaan komponen dari suatu benda mempunyai beberapa bentuk yang bervariasi menurut struktumya maupun dari hasil proses produksinya. Roughness/kekasaran dideflllisikan sebagai ketidakhalusan bentuk yang menyertai proses produksi yang disebabkan oleh pengerjaan mesin. Nilai kekasaran dinyatakan dalam Roughness Average (Ra).Ra merupakan parameter kekasaran yang paling banyak dipakai secara intemasional. Ra didefinisikan sebagai rata-rata aritmatika dan penyimpangan mutlak profil kekasaran dari garis tengah ratarata.Pengukuran
kekasaran
permukaan
diperoleh
dari
sinyal
pergerakan stylus berbentuk diamond untuk bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan sebagai alat indicator pengkur kekasaran permukaan benda uji. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menggunakan transducer dan diolah dengan mikroprocessor.Roughness Tester dapat digunakan di lantai di setiap posisi, horizontal, vertikal atau di mana pun. Ketika mengukur kekasaran permukaan dengan roughness meter , sensor ditempatkan pada permukaan dan kemudian meluncur sepanjang permukaan seragam dengan mengemudi mekanisme di dalam tester.Sensor mendapatkan kekasaran permukaan dengan probe tajam built-in. Instrumen roughness meter ini kompatibel dengan empat standar dunia yaitu ISO, DIN, ANSI, dan JIS sehingga tidak diragukan lagi dalam ketepatan dan keakuratan dalam pengukuran kekasaran.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Bagian – bagian surface roughness tester Mitutoyo SJ-301
Spesifikasi Alat : Merk
: Mitutoyo
Type
: SJ 301
Tahun
: 2001
Ketelitian ; 0,01 µm
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Instruksi Kerja Alat 1. Gunakan handgloves sebelum melaksanakan pengukuran 2. Periksa kelengkapan peralatan, pasangkan semua perlatan pada posisi masing – masing lalu kemudian nyalakan alat dengan menekan tombol on. 3. Atur kedudukan sensor dan lakukan kalibrasi. 4. Siapkan spesimen yang akan di uji dan atur kedudukan sensor seusai spesimen tersebut. 5. Batang sensor diatur sehingga ujung dari sensor berada dalam posisi stabil (di tengah skala) pada pembacaan skala tekanan terhadap permukaan objek pengukuran. 6. Sebelum alat dijalankan terlebih dahulu memasukkan faktor-faktor seperti panjang (length) dari permukaan objek yang ingin diperiksa, standar yang ingin digunakan (Ra, Rq, Rz, Rmax, dan parameter lainnya). 7. Pada saat pengambilan data, posisi sensor bergerak dengan konstan sesuai dengan sumbu horizontal dan sejajar benda uji (berada pada garis lurus). 8. Kemudian bila kita telah puas dengan hasil yang didapat maka kita dapat mencetak hasil praktikum dengan printer yang ada pada alat ukur. Dengan ketelitian sebesar 0,01 µm alat ini menghasilkan suatu grafik dengan menunjukkan besaran Ra, Rz, Rq, Rmax sesuai dengan standar yang diinginkan sebelumnya.
3.1 Urutan Kerja Pengukuran Parameter Kekasaran Ra 1.
Menyiapkan Surface Roughness Tester yang sudah dikalibrasi
2.
Atur dudukan sensor sesuai spesimen yang akan diuji
3.
Atur parameter nilai Ra dan panjang profil yang akan diuji.
4.
Lakukan pengukuran dan cetak hasil pengukuran.
5.
Lakukan pengaturan kembali untuk panjang profil yang berbeda.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Susunan Laporan Praktikum Metrologi Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
LAPORAN DASAR TEORI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK
BAB I PENGUKURAN, INSTRUMENTASI, DAN METROLOGI
1.1 Latar Belakang 1.2 Pengukuran 1.2.1 Definisi Pengukuran (Definisi pengukuran umum bersumber dari literatur) 1.2.2 Fungsi Pengukuran (5 poin fungsi pengukuran yang berhubungan dengan dunia perkulihan, industri dan umum) 1.2.3 Klasifikasi Pengukuran 1. Pengukuran langsung 2. Pengukuran tidak kangsung 3. Pengukuran dengan kaliber batas 4. Pengukuran dengan bentuk standar 1.2.4 Jenis – Jenis Pengukuran 1. Pengukuran linear 2. Pengukuran sudut 3. Pengukuran ulir 4. Pengukuran roda gigi 5. Pengukuran kelurusan, kedataran dan kerataan 6. Pengukuran kekasaran permukaan. 1.3
Instrumentasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
1.3.1 Definisi Instrumentasi (Definisi instrumentasi bersumber dari literatur dan hubungannya dengan definisi pengukuran) 1.3.2 Fungsi Instrumentasi (5 poin fungsi instrumentasi berdasarkan fungsinya dalam perkuliahan, industri dan umum) 1.4
Metrologi dan Kontrol Kualitas
1.4.1 Definisi Metrologi dan Kontrol Kualitas (Definisi metrologi dan definisi kontrol kualitas bersumber dari literatur dan hubungannya dengan definisi pengukuran 1.4.2 Fungsi Metrologi dan Kontrol Kualitas (5 poin fungsi metrologi dan 5 poin fungsi kontrol kualitas berdasarkan fungsinya dalam perkuliahan, industri dan umum 1.4.3 Jenis – Jenis Metrologi 1. Metrologi legal 2. Metrologi ilmiah 3. Metrologi industri
BAB II PARAMETER PENGUKURAN
2.1
Parameter Pengukuran 1. Ketelitian 2. Ketepatan 3. Ukuran dasar 4. Toleransi 5. Harga batas 6. Kelonggaran
2.2
Konstruksi Umum Alat Ukur 1. Sensor 2. Pengubah (mekanik, elektrik, optik dan pneumatik) 3. Penunjuk
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
2.3
Sifat Umum Alat Ukur 1. Rantai Kalibrasi 2. Kepekaan 3. Kemudahan baca 4. Histeristis 5. Kepasifan 6. Pergeseran 7. Kestabilan nol
BAB III KARAKTERISTIK PENGUKURAN
3.1
Karakteristik Geometri dan Kualitas 1. Karakteristik geometri. 2. Karakteristik kualitas.
3.2
Sistem dan Standar Pengukuran 1. Sistem metrik 2. Sistem british 3. Konversi metrik – british
3.3
Kesalahan Dalam Pengukuran
3.3.1 Definisi Kesalahan Dalam Pengukuran 3.3.2 Jenis Kesalahan Dalam Pengukuran 1. Kesalahan pengukuran karena alat ukur 2. Kesalahan pengukuran karena benda ukur 3. Kesalahan pengukuran karena pengukur 4. Kesalahan pengukuran karena lingkungan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
LAPORAN PENGUKURAN LINEAR
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Tujuan praktikum 1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran linear. 2. Agar praktikan memahami dan mampu menentukan kualitas lubang dan poros. 3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa geometri linear dari benda ukur
1.2 Pengukuran Linier 1.2.1
Pengukuran Linier Langsung (Definisi pengukuran linear langsung bersumber literatur)
1.2.1.1 Vernier Caliper 1. Vernier caliper (karakteristik vernier caliper dan perbedaan dengan alat ukur linear lain) 2. Fungsi vernier caliper (fungsi khusus vernier caliper) 3. Bagian – bagian vernier caliper (bagian – bagian dan fungsinya) 4. Cara pembacaan vernier caliper dan perhitungan mencari ketelitian. (cara pembacaan dan rumus perhitungan berbagai macam ketelitian) 5. Jenis – jenis vernier caliper (Jenis dan fungsi) 6. Kalibrasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
1.2.1.2 Mikrometer outside 1. Mikrometer outside (karakteristik Mikrometer outside dan perbedaan dengan alat ukur linear lain) 2. Fungsi Mikrometer outside 3. (fungsi khusus Mikrometer outside) 4. Bagian – bagian Mikrometer outside (bagian – bagian dan fungsinya) 5. Cara pembacaan Mikrometer outside dan perhitungan mencari ketelitian. 6. Jenis – jenis Mikrometer outside (Jenis dan fungsi) 7. Kalibrasi 1.2.2
Pengukuran linear tidak langsung (Definisi pengukuran linear tidak langsung bersumber literatur)
1.2.2.1 Blok Ukur (Gauge Block) 1. Blok Ukur (karakteristik blok ukur dan perbedaan dengan alat ukur linear lain) 2. Fungsi Blok Ukur (fungsi khusus blok ukur) 3. Bagian – bagian Blok Ukur 4. Cara pembacaan dan perhitungan Blok Ukur. (contoh perhitungan dengan berbagai macam set blok ukur) 5. Jenis – jenis Set Blok Ukur 6. Kalibrasi 1.2.2.2 Dial Indicator 1. Dial Indicator (karakteristik dan perbedaan dengan alat ukur linear lain) 2. Fungsi Dial Indicator 3. Bagian – bagian Dial Indicator (bagian – bagian dan fungsinya) 4. Cara pembacaan Dial Indicator dan perhitungan mencari ketelitian. 5. Jenis – jenis Dial Indicator 6. Kalibrasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
1.3
Metrologi Lubang dan Poros Salah satu penerapan lanjut dari analisa pengukuran linear adalah metrologi
lubang dan poros, dimana metrologi lubang dan poros mempelajari mengenai toleransi dan kualitas antara kesesuaian sebuah lubang dan poros. 1.3.1
Toleransi lubang dan poros 1. Penulisan Toleransi Lubang dan Poros (definisi toleransi lubang dan poros, cara penulisan toleransi) 2. Suaian dan Jenis Suaian (definisi suaian, jenis – jenis suaian) 3. Sistem suaian basis lubang dan poros (definisi sistem suaian basis lubang, poros dan perbedaanya)
1.3.2
Kualitas lubang dan poros 1. Toleransi standar (definisi toleransi standar dan cara penggunaan toleransi standar) 2. Penyimpangan fundamental (definisi penyimpangan fundamental dan cara penggunaan)
BAB II METODE PRAKTIKUM
2.1
Alat dan Bahan 1. Alat 2. Bahan
2.2
Prosedur Pengujian 1. Vernier caliper (prosedur pemakaian dan prosedur pengambilan data) 2. Mikrometer outside (prosedur pemakaian dan prosedur pengambilan data)
2.3
Gambar Spesimen (gambar spesimen 2D, Isometri dan print kertas foto)
2.4
Lembar Data Pengukuran
BAB III
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
ANALISA DATA, STATISTIK DAN PEMBAHASAN
3.1
Pengolahan Data 1. Tabel pengujian kualitas lubang dan poros 2. Tabel pengukuran geometri linear (tabel data hasil pengujian)
3.2
Pengolahan Statistik 1. Pengolahan statistik interval penduga keslahan pengukuraan geometri linear. (perhitungan mean, simpangan baku, simpangan baku rata – rata dengan menggunakan kesalahan relatif 5%, 2% dan 1%)
3.3
Pembahasan 1. Pembahasaan kualitas lubang dan poros 2. Pembahasaan geometri linear
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
LAPORAN PENGUKURAN SUDUT
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Tujuan praktikum 1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran sudut. 2. Agar praktikan memahami dan mampu menentukan karakteristik ulir. 3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa geometri sudut dari benda ukur
1.2
Pengukuran Sudut
1.2.1 Pengukuran sudut langsung (Definisi pengukuran sudut langsung bersumber literatur) 1.2.1.1 Profil Projector 1. Profile projector (karakteristik profile projector dan perbedaan dengan alat ukur linear lain) 2. Fungsi profile projector (fungsi khusus profile projector) 3. Bagian – bagian profile projector (bagian – bagian dan fungsinya) 4. Cara pembacaan profile projector). (cara pembacaan linear dan sudut) 5. Jenis – jenis profile projector (Jenis dan fungsi) 6. Kalibrasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
1.2.1.2 Busur Bilah 1. Busur bilah (karakteristik busur bilah dan perbedaan dengan alat ukur sudut lain) 2. Fungsi busur bilah (fungsi khusus busur bilah) 3. Bagian – bagian busur bilah (bagian – bagian dan fungsinya) 4. Cara pembacaan busur bilah. (cara pembacaan) 5. Jenis – jenis busur bilah (Jenis dan fungsi) 6. Kalibrasi 1.2.2 Pengukuran sudut tak langsung (Definisi pengukuran sudut langsung bersumber literatur) 1.2.2.1 Blok sudut 1. Blok sudut (karakteristik blok sudut dan perbedaan dengan alat ukur sudut lain) 2. Fungsi blok sudut (fungsi khusus blok sudut) 3. Bagian – bagian blok sudut (bagian – bagian dan fungsinya) 4. Cara pembacaan blok sudut. (cara pembacaan dan contoh perhitungan) 5. Jenis – jenis blok sudut (Jenis dan fungsi) 6. Kalibrasi 1.2.2.2 Batang sinus 1. Batang sinus (karakteristik batang sinus dan perbedaan dengan alat ukur sudut lain) 2. Fungsi batang sinus (fungsi khusus batang sinus) 3. Bagian – bagian batang sinus (bagian – bagian dan fungsinya)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
4. Cara pembacaan batang sinus dan perhitungan mencari ketelitian. (cara pembacaan dan rumus perhitungan berbagai macam ketelitian) 5. Jenis – jenis batang sinus (Jenis dan fungsi) 6. Kalibrasi
1.3.
Metrologi Ulir
1.3.1 Karakteristik ulir 1.
Definisi ulir
2.
Jenis Ulir (arah ulir, jumlah ulir tiap gang, bentuk sisi ulir
3.
Dimensi – dimensi pada ulir (diameter mayor, minor, diameter pitch, pitch, sudut pitch, kedalaman ulir)
4.
Perbedaan ulir ISO dan Ulir Unified.
1.3.2 Pengukuran ulir 1.
Pengukuran diameter mayor
2.
Pengukuran diameter minor
3.
Pengukuran diameter pitch
4.
Pengukuran pitch dan sudut pitch
5.
Pengukuran kedalaman ulir
BAB II METODE PRAKTIKUM
2.1
2.2
Alat dan Bahan 3.
Alat
4.
Bahan
Prosedur Pengujian 3.
Profile Projector (prosedur pemakaian dan prosedur pengambilan data)
2.3
Gambar Spesimen (gambar spesimen 2D, Isometri dan print kertas foto)
2.4
Lembar Data Pengukuran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
BAB III ANALISA DATA, STATISTIK DAN PEMBAHASAN
3.1
Pengolahan Data 3.
Tabel pengujian karakteristik ulir.
4.
Tabel pengukuran geometri sudut ulir (tabel data hasil pengujian)
3.2
Pembahasan 1.
Pembahasan karakteristik ulir
2.
Pembahasan geometri sudut ulir
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
LAPORAN PENGUKURAN VARIASI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Tujuan Praktikum 1
Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran variasi.
2
Agar praktikan memahami dan mampu mendefinisikan pengukuran kelurusan, kerataan, kedataran dan kekasaran permukaan.
3
Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa nilai parameter kekasaran menggunakan Surface Roughness Tester.
3.1
Pengukuran Kedataran, Kelurusan, dan Kerataan
3.1.1 Pengukuran Kedataran 1. Definisi kedataran (definisi kedataran dan yang membedakan dengan kelurusan dan kerataan) 2. Pengukuran kedataran (alat ukur dan metode pengukuran) 3. Aplikasi pengukuran kedataran (aplikasi dalam dunia industri) 3.1.2 Pengukuran Kelurusan 1.
Definisi kelurusan (definisi kelurusan dan yang membedakan dengan kedataran dan kerataan)
2.
Pengukuran kelurusan (alat ukur dan metode pengukuran)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
3.
Aplikasi pengukuran kelurusan (aplikasi dalam dunia industri)
3.1.3 Pengukuran Kerataan 1.
Definisi kerataan (definisi kelurusan dan yang membedakan dengan kedataran dan kelurusan)
2.
Pengukuran kerataan (alat ukur dan metode pengukuran)
3.
Aplikasi pengukuran kerataan (aplikasi dalam dunia industri)
3.1
Pengukuran Kekasaran Permukaan 1.
Permukaan dan profil (definisi bentuk permukaan dan profil serta hubungannya dengan kekasaran permukaan)
2.
Parameter kekasaran permukaan (definisi kekasaran permukaan, istilah pada profil permukaan, parameter kekasaran Ra dan Rz)
3.
Pengukuran kekasaran permukaan (alat ukur dan metode pengukuran kekasaran permukaan)
4.
Surface Roughness Tester. (cara penggunaan surface roughness tester, bagian – bagian serta fungsinya)
BAB II METODE PRAKTIKUM
2.1
2.2
Alat dan Bahan 1.
Alat
2.
Bahan
Prosedur Pengujian 1. Surface Roughness Tester (prosedur pemakaian dan prosedur pengambilan data)
2.3
Gambar Spesimen (gambar spesimen 2D, Isometri dan print kertas foto)
2.4
Lembar Data Pengukuran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
BAB III ANALISA DATA, STATISTIK DAN PEMBAHASAN
3.1
Pengolahan Data 1. Tabel pengujian parameter kekasaran (tabel data hasil pengujian)
3.3
Pembahasan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
METODE PENGOLAHAN STATISTIK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Contoh perhitungan statistik.interval penduga kesalahan hasil pengukuran. Pada pembahasan geometri linear digunakan metode statistik penduga interval kesalahan, metode penduga interval adalah metode yang digunakan untuk mengetahui daerah interval dari suatu data, kemudian data tersebut diinterprestasikan sesuai dengan tingkat keyakinan yang digunakan (99%, 98% dan 95%). Tujuan penggunaan metode pendugaan interval pada pengukuran geometri linear adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat keyakinan (99%, 98% dan 95%) dengan jangkaun tingkat keyakinan data pengukuran sesuai dengan tingkat keyakinan tersebut. Berikut adalah contoh perhitungannya,
Tabel Data HasilPengukuran Diameter Luar Vernier caliper No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
Diameter (mm) 37.90 37.90 37.85 37.90 37.90 37.95 37.90 37.85 37.95 37.95 379.05
Pengukuran Diameter Luar Diameter rata-rata ( ) =
=
∑d
.
= 37.91
StandarDeviasi (δ) δ= =
∑( − ) −1 .
= 0.03689
− -0.01 -0.01 -0.06 -0.01 -0.01 0.04 -0.01 -0.06 0.04 0.04 -0.05
( − ) 0.0001 0.0001 0.0036 0.0001 0.0001 0.0016 0.0001 0.0036 0.0016 0..0016 0.0125
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Simpangan baku rata-rata (δ) δ =
δ
√ 0.03689 √10
= 0.01166
Kesalahan Relatif (α) α= =
δ
100 %
0.01166 100% = 0.030757% 37.91
Dengan mengambil resiko kesalahan α = 5% Derajatbebas (db) = n-1= 10-1 =9 ;
=
.
; 9 =2.262
Lihat tabel statistik.
Interval penduga kesalahan hasil pengukuran α α − ; δ ≤ ≤ + ; δ 2 2 − (2.262 0.03689) ≤ ≤ + (2.262 0.03689)
37.91 − 0.0834 ≤ 37.8266 ≤
≤ 37.91 + 0.0834
≤37.9934
x 37.826 37.993 6 4 Gambar Interval penduga kesalahan presentase hasil pengukuran dengan α = 5%
Kemudian lakukan perhitungan dengan α = 2% dan α = 1%, sehingga didapatkan interval masing – masing kesalahan relatif.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Lembar Data Pengukuran Praktikum Metrologi Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
DATA PENGUKURAN LINEAR PENGUKURAN KUALITAS LUBANG & POROS Tanggal
:
Kelompok
:
Pengukur
:
NO
Diameter Poros
Diameter Lubang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mengetahui
NIM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
DATA PENGUKURAN LINEAR PENGUKURAN GEOMETRI LINEAR Tanggal
:
Kelompok
:
Pengukur
:
NO
Diameter Poros
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mengetahui
NIM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
DATA PENGUKURAN KARAKTERISTIK ULIR Tanggal
:
Kelompok
:
Pengukur
:
Jenis Ulir
:
Nilai Pengukuran Pada Pengukuran Ke
Karakteristik Ulir
1
2
3
4
5
Diameter Mayor
Diameter Minor
Pitch
Kedalaman Ulir
Mengetahui
NIM.
6
7
8
9
10
Mean
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
DATA PENGUKURAN GEOMETRI SUDUT ULIR Tanggal
:
Kelompok
:
Pengukur
:
Jenis Ulir
:
NO
Sudut Ulir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mengetahui
NIM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
DATA PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN Tanggal
:
Kelompok
:
Pengukur
:
NO
Panjang Sampel (mm)
1
0,5
2
1
3
1,5
Nilai Kekasaran, Ra (µm)
Mengetahui
NIM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Dimensi Spesimen Teoristis Praktikum Metrologi Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
Geometri Teoritis Spesimen Praktikum Metrologi Industri Ganjil 2014/2015 Pengukuran Kualitas Lubang dan Poros Diameter poros = 30,00 mm (30h) Diameter lubang = 20,00 mm (20H) Pengukuran Geometri Linear Diameter poros = 11.7 mm Pengukuran Karakteristik Ulir Ulir Whitwhort (W1/2) Karakteristik Ulir
Teoritis
Diameter Mayor
12,5 mm
Diameter Minor
9,7 mm
Pitch
2,1 mm
Sudut Ulir
55O
Kedalaman Ulir
1,4 mm
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI Jl. Mayjen Haryono 167 Telp. 553286 Pes. 216 Malang 65145
FORMAT PENULISAN LAPORAN METROLOGI
A. Format Penulisan 1.1 Latar Belakang
Awal paragraf menjorok ke kanan
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx........... 2.1 Instrumentasi 2.1.1 Definisi Instrumentasi Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx............. 2.1.2
Antar sub bab tanpa keterangan tidak ada 1 spasi
Fungsi Instrumentasi Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.............
Antar sub bab dengan keterangan ada 1 spasi
B. Format Gambar dan Tabel xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ........................................................
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ........................................................ Tabel 1.0 Xxxxxxx
GAMBAR TABEL Gambar 1.0 xxxxxxxx Sumber : xxxxxxxxxxxxxxxx ........................................................ Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx..............
Sumber : xxxxxxxxxxxxxxxx ........................................................ Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx..............
Gambar : 1. Keterangan Gambar dan Sumber ditulis dibawah gambar tanpa spasi 2. Sebelum gambar dan setelah keterangan sumber diberi 1 spasi 3. Keterangan Gambar dan Sumber rata kiri 4. Besarnya Gambar tidak boleh melebihi sisi kanan dan kiri daerah penulisan Tabel : 1. Keterangan Tabel ditulis dipojok kiri tabel 2. Sumber tabel ditulis rata kiri. 3. Sebelum tabel dan setelah keterangan tabel diberi 1 spasi 4. Besarnya Tabel tidak boleh melebihi sisi kanan dan kiri daerah penulisan
C. Penulisan Sumber dan Kutipan 1. 2.
Sumber dari buku ditulis : Nama pengarang, Tahun : Halaman Contoh : Prabu, 2010 : 10 Sumber dari intenet ditulis : Anonymous xx, Tahun Contoh : Anonymous 10, 2010
Laboratorium Metrologi Industri …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2014/2015
Laboratorium Metrologi Industri
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2014/2015