BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
KEPERAWATAN NAPZA
Penyusun : Ns., Masykur Khair, S.Kep.
AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS CISARUA YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALIMIN 2016
BIODATA MAHASISWA
PAS FOTO
NAMA
: …………………………………….
NIM
: …………………………………….
ALAMAT
: ……………………………………. : …………………………………….
NO TELP
: …………………………………….
AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS CISARUA YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALIMIN 2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga buku panduan praktikum Keperawatan NAPZA ini dapat diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa Akademi Keperawatan Al-Ikhlas Cisarua dalam meningkatkan ketrampilan praktek keperawatan dasar. Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan buku panduan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami mengharapkan pembaca/pengguna buku ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainya dan tidak selalu terpaku pada buku petunjuk praktikum ini. Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk penyempurnaan buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan, Semoga buku panduan praktikum
ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
Cisarua, Januari 2016
Penulis
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
i
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... BIODATA ................................................................................................................ KATA PENGANTAR ................................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................
ii
KEGIATAN BELAJAR PRAKTIKUM/LABORATORIUM KEPERAWATAN DASAR .........
iii
A. Deskripsi Mata Ajar ............................................................................................
iii
B. Tujuan Umum ....................................................................................................
iii
C. Tujuan Khusus ..................................................................................................
iii
D. Ketrampilan yang dipelajari ................................................................................
iii
E. Pelaksanaan Praktikum ......................................................................................
iii
F. Metode Evaluasi .................................................................................................
iii
G. Pembimbing Praktikum ......................................................................................
iii
H. Tata Tertib .........................................................................................................
iii
PENGANTAR ...........................................................................................................
1
TERAPI MODALITAS ...........................................................................................
1
DASAR PEMBERIAN TERAPI MODALITAS ...........................................................
1
JENIS TERAPI MODALITAS ................................................................................
1
TERAPI KOGNITIF (COGNITIF BEHAVIOR THERAPY) ..........................................
2
PENUGASAN ..........................................................................................................
5
PRESENTASI/DISKUSI .......................................................................................
5
LATIHAN ROLE PLAY ..........................................................................................
5
DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ...........................................................................
6
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
7
LAMPIRAN ..............................................................................................................
8
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
ii
KEGIATAN BELAJAR PRAKTIKUM/LABORATORIUM KEPERAWATAN NAPZA A. Deskripsi Mata Ajar Mata kuliah ini mengenai penyalahgunaan dan ketergantungan obat-obatan serta narkotika, alkohol, psikotropika, zat adiktif, serta menguraikan asuhan keperawatan penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA. Asuhan keperawatan yang dipelajari pada mata kuliah ini adalah asuahan keperawatan pada pasien penyalahgunaan dan ketergantungan napza yang dilakukan detoksifikasi, yang mengalami komplikasi fisik, yang mengalami komplikasi psikiatri, yang dilakukan rehabilitasi dan asuhan keperawatan klien dengan kegawat daruratan NAPZA. B. Tujuan Umum Setelah mempelajari kegiatan praktikum, mahasiswa mampu menerapkan konsep keperawatan NAPZA dalam praktek keperawatan.
C. Tujuan Khusus Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan : 1. Menerapkan terapi modalitas dalam pelaksanaan praktek keperawatan/penerapan asuhan keperawatan 2. Menerapkan/mengintegrasikan teknik pengkajian pada pasien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA 3. Menerapkan konsep yang dimiliki dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA D. Ketrampilan yang Dipelajari 1. Terapi Modalitas 2. Cognitive Bahaviour Therapy 3. Dokumentasi Askep NAPZA 4. E. Pelaksanaan Praktikum Sesuai jadwal F. Metode Evaluasi 1. Sikap dan penampilan 2. Kehadiran 3. Pretes 4. Ujian Praktek Intensif
: : : :
10 10 10 70
% % % %
NILAI BATAS LULUS/NBL PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZA ADALAH : 75 G. Pembimbing Praktikum Terlampir sesuai jadwal H. Tata Tertib 1. Kehadiran praktikum 100% 2. Berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai sandal, kaos oblong, baju ketat, antinganting dan rambut gondrong 3. Mengganti apabila menghilangkan, merusak alat laboratorium 4. Mahasiswa menyiapkan alat sehari sebelum pelaksanaan role play
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
iii
PENGANTAR Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut WHO penyalahgunaan zat adalah pemakaian terus-menerus atau jarang tetapi berlebihan terhadap suatu zat atau obat yag sama sekali tidak ada kaitannya dengan terapi medis. Zat yang dimaksud adalalah zat psikoaktif yang berpengaruh pada sistem saraf pusat (otak) dan dapat mempengaruhi kesadaran, perilaku, pikiran, dan perasaan. Sedangkan Ketergantungan NAPZA adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus zat (withdrawal syamptom). Oleh karena itu ia selalu berusaha memperoleh NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat melakukan kegiatannya sehari-hari secara “normal”.
TERAPI MODALITAS Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini di berikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif (Keliat, 2005). Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang dimiliki pasien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau penyembuhannya (Sarka, 2008) PRINSIP PELAKSANAAN Perawat sebagai terapis mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan. DASAR PEMBERIAN TERAPI MODALITAS 1. Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian atau perilaku manusia 2. Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan dibina ke arah kondisi yang mengandung reaksi (respon yang baru) 3. Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau tidak adanya faktor-faktor yang sifatnya menimbulkan tekanan sosial pada individu sehingga reaksi indv tersebut dapat diprediksi (reward dan punishment) 4. Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam menunjuang dan menghambat perilaku individu dalam kelompok sosial 5. Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental emosional dan sosial ke arah keutuhan pribadi yang dilakukan secara holistik JENIS TERAPI MODALITAS 1. Terapi Individual Terapi individual adalah penanganan klien gangguan jiwa dengan pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan seorang klien. Suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien. Hubungan yang dijalin adalah hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan. 2. Terapi Lingkungan Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi. KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
1
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tujuan dari terapi lingkungan ini adalah memampukan klien dapat hidup di luar lembaga yang diciptakan melalui belajar kompetensi yang diperlukan untuk beralih dari lingkungan rumah sakit ke lingkungan rumah tinggalnya Terapi Biologi atau terapi somatis Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model medical di mana gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit. Ada beberapa jenis terapi somatic gangguan jiwa meliputi: pemberian obat (medikasi psikofarmaka), intervensi nutrisi,electro convulsive therapy (ECT), foto terapi, dan bedah otak. Beberapa terapi yang sampai sekarang tetap diterapkan dalam pelayanan kesehatan jiwa meliputi medikasi psikoaktif dan ECT. Terapi Kognitif Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Proses yang diterapkan adalah membantu mempertimbangkan stressor dan kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat tentang stressor tersebut. Ada tujuan terapi kognitif meliputi : a. Mengembangkan pola berfikir yang rasional. b. Mengubah pola berfikir tak rasional yang sering mengakibatkan gangguan perilaku menjadi pola berfikir rasional berdasarkan fakta dan informasi yang actual. Membiasakan diri selalu menggunakan pengetesan realita dalam menanggapi setiap stimulus sehingga terhindar dari distorsi pikiran. c. Membentuk perilaku dengan pesan internal. Perilaku dimodifikasi dengan terlebih dahulu mengubah pola berfikir. Terapi Keluarga Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya. Terapi Kelompok Terapi aktivitas kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang bertujuan untuk meningkat hubungan sosial dalam kelompok secara bertahan (Keliat & Akemat, 2005) Terapi Perilaku Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah kenyataan bahwa perilaku timbul akibat proses pembelajaran. Perilaku sehat oleh karenanya dapat dipelajari dan disubstitusi dari perilaku yang tidak sehat. Teknik dasar yang digunakan dalam terapi jenis ini adalah: a. Role model b. Kondisioning operan c. Desensitisasi sistematis d. Pengendalian diri e. Terapi aversi atau releks kondisi Terapi Bermain Terapi bermain diindikasikan untuk anak yang mengalami depresi, anak yang mengalami ansietas, atau sebagai korban penganiayaan (abuse). Bahkan juga terapi bermain ini dianjurkan untuk klien dewasa yang mengalami stress pasca trauma gangguan identitas disosiatif dan klien yang mengalami penganiayaan (Majnun. 2009)
TERAPI KOGNITIF (COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY) Cognitive Behavioral Therapy (CBT), atau disebut juga dengan istilah Cognitive Behavioral Modification merupakan salah satu terapi modifikasi perilaku yang menggunakan kognisi sebagai “kunci” dari perubahan perilaku. Terapis membantu klien dengan cara membuang pikiran dan keyakinan buruk klien, untuk kemudian diganti dengan konstruksi pola pikir yang lebih baik. Model psikologis menggunakan konsep dari teori psikologi bahwa kecanduan adalah buah dari emosi yang tidak berfungsi selayaknya sehingga pencandu memakai obat pilihannya untuk meringankan dan melepaskan beban psikologis, model ini mementingkan KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
2
penyembuhan emosi (Ametembun, 2003). Intervensi psikososial merupakan suatu pendekatan yang mengutamakan pada masalah psikologis dan sosial yang disandang oleh pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien menghadapi setiap masalah (coping mechanism), model intervensi psikososial yang dapat digunakan adalah cognitif behavior therapy (CBT) dan konseling dasar.Terapi ini berusaha untuk mengintegrasikan teknik-teknik terapeutik yang berfokus untuk membantu individu melakukan perubahan, tidak hanya pada perilaku nyata tetapi juga dalam pemikiran, keyakinan, dan sikap yang mendasarinya.Terapi kognitif-behavioral memiliki asumsi bahwa pola pikir dan keyakinan mempengaruhi perilaku dan perubahan pada kognisi ini dapat menghasilkan perubahan perilaku yang diharapkan (Nevid, et al, 2003). Terapi kognitif merupakan strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Dimana prosesnya yaitu membantu mempertimbangkan stressor dan mengidentifikasi pola pikir dan keyakinan yang tidak akurat, dengan fokus asuhan yaitu reevaluasi ide, nilai, harapan dan memulai menyusun perubahan kognitif. Tujuan Terapi Kognitif a. Mengembangkan pola pikir yang rasional b. Menggunakan pengetesan realita c. Membantu perilaku dengan pesan internal Intervensi : a. Mengajar substitusi pikiran b. Penyelesaian masalah c. Memodifikasi percakapan diri negatif Pelaksanaan terapi kognitif : Mengajarkan untuk mensudtitusikan pikiran pasien, belajar menyelesaikan masalah dan memodifikasi percakapan diri negatif. Teknik dalam Cognitive Behavioral Therapy : 1. Cognitive Restructuring Methods Konsep dasar Cognitive Restructuring Methods yaitu untuk membantu klien mengidentifikasi pikiran-pikiran buruknya, kemudian menggantinya dengan pikiranpikiran yang lebih rasional dan realistis. Ada dua jenis Cognitive Restructuring Methods: a. Ellis ‘s Rational-Emotive (Behavior ) Therapy 1) Masalah emosi berasal dari pernyataan irrasional ketika menghadapi kejadian yang tidak sesuai dengan harapannya. 2) Mengajarkan klien mengubah pikiran irrasional menjadi pikiran rasional yang lebih positif dan realistis. 3) Menantang pikiran irasional dengan memberikan interpretasi rasional terhadap kejadian buruk yang menimpa klien. 4) Memberikan tugas rumah. b. Beck’s Cognitive Therapy 1) Gangguan emosi karena adanya disfungsi berpikir (dichotomous thinking, overgeneralization, magnification) 2) Mengidentifikasi disfungsi berpikir dan asumsi maladaptif yang menjelaskan emosi yang tidak menyenagkan. 3) Menetralisir disfungsi berpikir → testing realitas 4) Memberikan tugas rumah 2. Self Instructional Coping Methods (Meichenbaum) Konsep Self Instructional Coping Methods yaitu mengganti pikiran negatif menjadi positif. Self instruction → untuk mengubah perilaku Langkah-langkah dalam Self Instructional Coping Methods : a. Mengidentifikasi stimulus yang menyebabkan stress → negative self statement. b. Melalui modelling atau behaviour rehearsal → klien belajar self talk untuk menetralisir negative self statement ketika situasi yang menimbulkan stress muncul. c. Mengajarkan klien self instruction (misalnya menarik napas panjang). d. Mengajarkan klien self reinforcing setelah berhasil menguasai situasi.
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
3
3. Problem – Solving Methods (Dzurilla & Golfried) Asumsi dasar : problem solving mengandung proses perilakuan, baik overt (tampak), atau kognitif yang menyediakan berbagai alternatif respon efektif untuk menyelesaikan situasi problematis, dan meningkatkan kemungkinan memilih respon-respon yang paling efektif dari berbagai alternatif tersebut. Tujuan Pelatihan : bukan untuk memberikan solusi tetapi memberikan ketrampilan umum supaya individu memiliki kemampuan menyelesaikan berbagai problem secara efektif. Tahap Problem Solving a. Orientasi Umum 1) Menjelaskan dasar pikiran 2) Mengarahkan pemahaman yang merupakan bagian hidupnya. 3) Menekankan pada klien bahwa ia harus belajar mengenali situasi yang terjadi dan responnya yang seharusnya tidak dimunculkan secara otomatis 4) Klien dapat bertanya 5) Klien menceritakan situasi problematis yang dialami dan reaksi yang berhubungan dengan pemikiran dan perasaannya. b. Definisi & Formulasi Problem 1) Pada mulanya klien menceritakan problem secara samar dan abstrak (gambaran umum) 2) Klien harus belajar menceritakan problem secara spesifik dan mendetail. 3) Tidak hanya menceritakan kejadian yang eksternal, tetapi juga pikiran dan perasaan yang terlibat di dalamnya. 4) Klien belajar memisahkan informasi yang tidak relevan dan memfokuskan pada informasi yang berhubungan dengan problemnya. c. Membuat Alternatif 1) Setelah mendefinisikan masalah dnegan tepat, klien diinstruksikan melakukan brainstorming tentang solusi-solusi yang mungkin dilakukan. 2) Setelah klien mengidentifikasi beberapa alternatif respon penting, ia siap membuat keputusan berkaitan dengan strategi berikutnya. d. Mengambil Keputusan 1) Membuat estimasi dari beberapa alternatif yang muncul 2) Memperkirakan kemungkinan efektivitas dan konsekuensi jangka pendek dan panjang. 3) Membuat evaluasi. e. Verifikasi 1) Setelah ditemukan pemecahan masalah, dibuat pelatihan dan diwujudkan dalam kehidupan nyata dalam tingkah lakunya. 2) Terapis perlu memotivasi dan membimbing klien untuk menerapkan tingkah laku yang dipilih. 3) Mengevaluasi apa yang telah dilakukan.
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
4
TUGAS KEPERAWATAN NAPZA PRESENTASI/DISKUSI Kelompok 1
:
Mekanisme kerusakan otak akibat NAPZA
Kelompok 2
:
Model-model terapi untuk penyalahgunaan NAPZA
Kelompok 3
:
Asuhan Keperawatan pasien dengan penyalahgunaan NAPZA
Keterangan
:
Masing-masing kelompok membuat Laporan serta file Power Point (ppt.) untuk dipresentasikan pada pertemuan sesi presentasi (sesuai jadwal yang ada)
LATIHAN ROLE PLAY 1. Mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok, dimana satu kelompok berperan sebagai perawat dan kelompok yang lain berperan sebagai pasien atau pecandu NAPZA. 2. Masing-masing mencari pasangan untuk memulai terapi kognitif, dimana yang perawat akan melakukan interaksi dengan pasien untuk melaksanakan terapi kognitif (CBT) 3. Pertemuan dibagi dalam 2 pertemuan dengan sistem Rolling peran 4. Setiap individu yang berperan sebagai perawat, melakukan pengkajian serta membuat catatan terkait pasien yang di kelola. Data pengkajian tersebut kemudian akan di jadikan Askep pada pertemuan Pendokumentasian Askep Napza. Skenario 1 : Seorang pasien (Tn. H, 27 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA dengan riwayat sudah 3 tahun mengkonsumsi narkoba, merupakan pasien baru di ruang X balai rehabilitasi, Tn. H baru 2 hari di rawat d ruangan. Sejak dibawa pasien belum berinteraksi dengan perawat sebelumnya. Pasien masih menunjukan sikap acuh terhadap perawat. Tn. H masih menunjukan perilaku agresif, bahkan hampir melukai dirinya sendiri. Skenario 2 : Seorang pasien (Tn. G, 24 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA dengan riwayat sudah 2 tahun mengkonsumsi narkoba, merupakan pasien yang sudah 3 bulan di ruang X balai rehabilitasi, pasien terkadang masih lepas kontrol dan sering marah. Pasien sudah mulai berinteraksi dengan orang lain, namun emosinya masih tinggi. Skenario 3 : Seorang pasien (Ny. C, 22 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA dengan riwayat 4 bulan mengkonsumsi narkoba, pasien hanya menyendiri di ruangan dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Pasien baru 1 minggu di rawat di ruang rehabilitasi NAPZA. Menurut keterangan keluarga ketika membawa pasien, pasien mulai menunjukan sikap aneh setelah diputuskan oleh pacarnya. Skenario 4 : Seorang pasien (Tn. K, 19 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA dengan riwayat sudah 6 bulan mengkonsumsi narkoba, merupakan pasien sudah 1 bulan menjalani perawatan di ruang X balai rehabilitasi, Tn. K mulai mengenal narkoba karena di kenalkan oleh teman-temannya. Sejak mulai mengkonsumsi narkoba, Tn. K sudah jarang masuk sekolah dan lebih sering berkumpul dengan teman-temannya. Di rumah pasien tinggal bersama orang tua, tapi orang tua sibuk bekerja.
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
5
Skenario 5 : Seorang pasien (Ny. A, 32 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA. Pasien sudah lebih dari 1 tahun di ruang X balai rehabilitasi, pernah pulang beberapa kali, namun dibawa kembali oleh keluarganya karena mengamuk di rumah. Ny. A memiliki 1 orang anak berusia 5 tahun. Dulunya Ny. A adalah seorang sekretaris di salah satu perusahaan, berhenti bekerja ketika bercerai dengan suaminya. Skenario 6 : Seorang pasien (Ny. I, 18 tahun) merupakan pengguna NAPZA, merupakan seseorang yang bertempramen tinggi, acuh dan tidak peduli dengan orang lain. Pasien sudah 4 bulan menjalani rehabilitasi. Keluarga pernah mengunjungi pasien beberapa kali, namun pasien tidak pernah mau untuk bertemu dengan keluarganya. Pasien merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara. Di ruangan pasien jarang berkomunikasi dengan orang lain, namun perawat peranah memergoki klien tampak menangis ketika keluarga yang mengunjunginya pulang. Skenario 7 : Seorang pasien (Ny. J, 21 tahun) merupakan pasien yang baru masuk ke ruang rehabilitasi NAPZA. Klien nampak bersikap tomboy, keluarga mengatakan dalam keseharian dia lebih banyak bergaul dengan teman-teman laki-laki ketimbang perempuan. Klien sering keluar malam hari, orang tua sudah melarang namun klien tidak mempedulikannya. Ayah klien baru meninggal sebulan yang lalu. Klien dibawa ke panti rehabilitasi bersama pihak kepolisian karena ke pergok membawa narkoba saat ada razia. Skenario 8 : Seorang pasien (Ny. H, 26 tahun), pasien sudah menjalani rehabilitasi selama 8 bulan, klien sudah menunjukan kondisi yang baik selama proses rehabilitasi, klien juga sudah diperbolehkan pulang ke rumah, namun klien tidak ingin pulang. Klien mengatakan merasa malu pada keluarga di rumah, terlebih pada orang tuanya. Klien merasa sudah gagal sebagai anak karena sudah menjelekan nama keluarga. Klien takut ketika pulang akan di hina oleh tetangga atau orang-orang yang ada disekitarnya. Skenario 9 : Seorang pasien (Ny. L, 17 tahun), klien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Klien mulai mengenal narkoba ketika berkenalan dengan seorang laki-laki yang pernah jadi pacarnya. Klien merasa stres dan frustrasi karena permintaan orang tuanya. Klien merasa tidak diberlakukan dengan adil oleh orang tuanya. Orang tua mengirim klien ke pesantren untuk mengikuti jejak kakaknya, padahal klien tidak mau masuk pesantren dan ingin sekolah di SMA biasa saja.
DOKUMENTASI ASKEP NAPZA 1. Masing-masing membuat Askep Gangguan NAPZA dari Pengkajian sampai Intervensi 2. Askep dibuat dalam bentuk tulisan tangan, dengan melanjutkan data pengkajian pada pertemuan sesi Role Play
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
6
DAFTAR PUSTAKA Keliat, B.A., & Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC. Martin, Garry & Pear, Joseph. (2003). Behavior Modification, What It Is and How To Do It, 7th Ed. Pearson Education International. New Jersey Kaplan, Harold, Benjamin J. S, dan Jack A G. (1997). Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara Ametembun, M. T., (2003). Drug prevention and treatment program. Dept. Mental health John Hopkin University Maryland (Humphrey Fellow).
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
7
Pedoman Penilaian Role Play Keperawatan NAPZA No
Aspek Penilaian
Ya
Tidak
FASE PRAINTERAKSI 1.
Menferifikasi klien
2.
Mencuci tangan
3.
Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI 4.
Memberi salam
5.
Menjelaskan maksud dan tujuan
6.
Meminta persetujuan klien
FASE KERJA 7.
Merencanakan waktu dan tempat yang dipakai
8.
Menggunaan komunikasi terapeutik dalam berinteraksi
9.
Mampu menggali/mengkaji masalah
10.
Menerapkan konsep terapi kognitif (Cognitif Behaviour Therapy)
11. Kesopanan dalam berinteraksi 12.
Mampu memberikan umpan masalah yang diperoleh
balik
positif
terhadap
13. Mengevaluasi pencapaian tujuan FASE TERMINASI 14. Mengakhiri dan menyimpulkan kegiatan 15. Mengevaluasi perasaan klien 16. Melakukan kontrak kegiatan selanjutnya 17. Mencuci tangan TOTAL PELAKSANAAN ROLE PLAY
NILAI
18. Ketepatan dalam penyampaian informasi 19. Kejelasan dalam penyampaian informasi 20. Kekompakan dalam pelaksanaan role play 21. Pengembangan skenario TOTAL
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
8
Penilaian Pelaksanaan PRESENTASI No
Aspek Penilaian
1.
Laporan/Tugas
2.
Kekompakan dalam pelaksanaan Tugas/Laporan/Diskusi
3.
Penyampaian materi dan Power Point
4.
Diskusi
Angka
Keterangan : Nilai Keperawatan NAPZA dalam Role Play : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑒𝑘𝑙𝑖𝑠 x 100% 9 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑅𝑜𝑙𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑦 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵 = 4 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴 + 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑜𝑙𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑦 = 2 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴 =
Nilai Pelaksanaan Presentasi : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 4
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 = 𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
KEPERAWATAN NAPZA
AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR
9