1
978-602-0829-43-2
BUKU 1
2
ii
3
Copyright Notice Seluruh isi dalam prosiding ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab masing-masing penulis. Jika kelak diindikasi plagiasi, maka pihak penyelenggara dan tim penyunting tidak bertanggungjawab atas segala bentuk plagiasi. Para penulis tetap mempunyai hak penuh atas isi tulisannya tetapi mengijinkan bagi setiap orang yang ingin mengutip isi tulisan dalam prosiding ini sesuai dengan aturan akademik yang berlaku. Terbitan Keempat: Juni 2015 SUSUNAN PANITIA PELAKSANA Komisi Penasihat Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Ketua PGRI Kota Banjarbaru Komisi Organisasi: Norhanuddin, S.Pd Bambang Hermawan, S.Pd, M.A. Pd Suwardi, S.Pd. M.A. Pd Komisi Teknik Utari Intan Suwenda,S.Pd Lisa Ignatia,S.Pd Akhmad Syakrani, S.Pd, M.A. Pd. Patmi Herlianita, S.Pd, MM.Pd Nellawati, S.Pd Sri Suhartinah KN, S.Pd, M.A. Pd. Hartani, S.Pd, M.A. Pd. H. Hasnan Yunani, S.Pd, M.Pd Musfirah, S.Pd Balawi, AS, S.Pd, M.A. Pd. Nining Agustiani, S.Pd Lilik Lestari Andayani,S.Pd. M.A. Pd. Dwi Rahayu, S.Pd. M M.Pd Siti Hamdah,S.Pd, MM Hj. Syarifah Nur Safiah, S. Pd, M.Pd Hj. Siti Hadijah, S.Pd Maya Puspita Dewi, S.Pd Hj. Zubaidah, S.Pd
Suwardi, S.Pd, M.A. Pd. Aini Murfiah, S.Pd Syahrudin, S.Pd, M.A. Pd. Hairunnisa,S.Pd Akhmad Darliansyah, S.Pd, M.A. Pd. Hendi Halidi, S.Pd Subanindro, S.Pd Muhammad, S.Pd Ridho Amalia, S.Pd Noorlatifah, S.Pd, M.Pd Hj.Normas, S.Pd I, M.A. Pd. Ita, M.Pd Ayatussaadah, M.Pd Noorbidayah, M.Pd Dalinah Noviranti, S.Pd, M.Pd Dra. Hj. Rusmili Ulfah, M.A. Pd Pd.Hj.Noorliani Ningsih, S.Pd Hj.Siti Sarniah, S.Pd
4
Ketua,
Norhanuddin, S.Pd Prosiding Seminar Nasional IV tahun 2015 ISBN: 978-602-0829-43-2 iii
Penerbit Sibuku Alamat: Ngringinan, Palbapang, Bantul, Bantul, Yogyakarta, 55713 Email:
[email protected] Web: www.sibuku.com Hak Cipta ©2015 ada pada penulis Artikel prosiding terbuka untuk dikutip dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersil, tanpa menghapus atau mengubah atribut penulis.
5
iv KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah keempat diselenggarakan pada tanggal 13 Juni 2015 di Banjarbaru, merupakan suatu kegiatan ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh K3SD Kota Banjarbaru kerja sama dengan KP2D Kota Banjarbaru. Seminar ini merupakan tempat bertukar pikiran para guru dan kepala sekolah berkaitan dengan karya tulis ilmiah guru, sebagai salah satu syarat pengembangan profesi guru. Oleh karena itu peserta seminar sebagian besar berasal dari kalangan guru dan kepala sekolah. Seminar ini menghadirkan tiga orang pembicara kunci yakni Prof. Dr. Endang Susantini, M.Pd, dan Dr. Z.A. Imam Sapardi, M.Si (Dosen MIPA Unesa Surabaya) serta Prof Dr. Supramono, M.Pd. (Dosen Pendidikan Biologi Universitas Palangka Raya). Berbagai kalangan yang mengikuti presentasi paralel berasal dari guru, kepala sekolah, dosen dari Provinsi Kalimantan Selatan, maupun Kalimantan Tengah. Kami selaku panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu terselenggaranya seminar ini serta terselesaikannya proses penyuntingan dan penerbitan prosiding ini. Tidak lupa juga kami memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan baik selama kegiatan seminar berlangsung maupun masih adanya kesalahan dalam isi prosiding ini. Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua. Seminar yang dilaksanakan hari ini, merupakan tindak lanjut diklat penulisan artikel ilmiah dibimbing oleh tim pakar kependidikan dari Unesa Surabaya. Disadari atau tidak, penelitian yang dilakukan guru saat ini, menjadi senjata pamungkas untuk mengantongi berbagai predikat, sebut saja seleksi guru berprestasi, seleksi calon kepala sekolah, dan sebagainya, lebih-lebih dengan berlakunya Permenpan-RB no. 16 tahun 2009 yang sudah kita ketahui semua. Tidak semua guru, khususnya di Kota Banjarbaru memiliki modal yang cukup untuk melakoninya. Jika hari ini para guru SD bertindak sebagai pemakalah, ini lebih dikarenakan modal keberanian, Sebaliknya jika tidak dilakukan, maka timbul pertanyaan “Apakah kita selamanya jadi penonton, jadi obyek, dan jadi anak yang manis saja? Akhir kata, panitia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pelaksanaaan seminar ini. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
6
Ketua Pelaksana
Norhanuddin, S.Pd NIP 19580703 19790901 1 003
v KATA SAMBUTAN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNya sehingga kegiatan Seminar Nasional IV tahun 2015 dapat terlaksana. Seminar Nasional ini merupakan inisiatif murni dari K3SD Kota Banjarbaru kerja sama dengan KP2D Kota Banjarbaru. Kegiatan ini perlu diapresiasi karena bersifat bottom up, dan sudah dllaksanakan sebanyak tiga kali. Harapan saya kegiatan ini tetap dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang. Menulis aporan ilmiah bukan hal mudah, terutamabagi guru maupun kepala sekolah, hal ini ditunjukkan masih sedikit guru dan kepala sekolah yang naik pangkat dengan menggunakan karya tulis ilmiah. Ke depan hal ini tidak bisa dibiarkan sejalan dengan berlakunya Permenpan-RB no. 16 tahun 2009, yang intinya agar bisa naik pangkat, seorang guru harus membuat karya ilmiah. . Seminar Nasional IV seyogyanya mempresentasikan hasil-hasil PTK dan PTS, namun kenyataannya artikel PTS masih sedikit, oleh karena itu para kepala sekolah dan pengawas hendaknya menjadi motivator bagi para guru. Jika hal ini dapat diwujudkan, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjarbaru boleh jadi akan menjadi contoh pengembangan profesi bagi daerah lainnya. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah mengabulkan hajat kami, yakni kesediaan sebagai pembicara utama; 1. Prof. Dr. Endang Susantini, M.Pd (Dosen MIPA Unesa Surabaya). 2. Dr. Z.A. Imam Sapardi, M.Si. (Dosen MIPA Unesa Surabaya). 3. Prof. Dr. Supramono, M.Pd. (Dosen Pendidikan Biologi Universitas Palangka Raya). 4. Peserta seminar yang telah mengirimkan makalahnya. 5. Panitia yang telah bekerja keras dalam menyelenggarakan kegiatan ini. 6. Pihak-pihak yang telah mendukung penyelenggaraan seminar. Semoga apa yang telah dilakukan membawa banyak manfaat bagi kita semua, amiiin.
7
Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Sekretaris,
Ubay, S.Sos, M.AP NIP. 19590907 199103 1 006
vi DAFTAR ISI
Nama Endang Susantini Supramono Imam Supardi dan Dian Mufarridah
Juni Angkowati
Almira Ulimaz
Nining Agustiani
Aini Murfiah Setyani
Judul Artikel TELAAH KRITIS: ARTIKEL HASIL PTK /PTS GURU SD DAN KEPALA SEKOLAH SD DI KALIMANTAN SELATAN KIAT-KIAT MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS REDUKSI MISKONSEPSI KINEMATIKA SISWA KELAS X IPA 2 SMAN 2 BONTANG MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF BERBANTUAN KIT DAN PHET IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE-MATCH DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA KONSEP SISTEM GERAK PADA MANUSIA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PRODUK SISWA KELAS X MAN PADA MATERI EKOSISTEM MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR “OPERASI HITUNG PECAHAN” KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN BENDA SISWA KELAS VI SDN BANJARBARU KOTA 1 GS
Halaman 1-4 5-6 7-20
21-27
28-31
32-35
36-41
8
Hj. Normas
Erlyza Zam Zam
Hj. Hamdanah
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS V SDN PADA PEMBELAJARAN “KISAH TELADAN SAHABAT NABI” DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN SUNGAI BESAR 5 PADA KONSEP BUMI DAN ALAM SEMESTA PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE PENYELIDIKAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAMATI SISWA SDN BANJARBARU KOTA 5 KONSEP DAUR AIR
Mariana
42-45
46-48
49-52
53-57 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN BANJARBARU UTARA 5 PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Arbainah
MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA TENTANG KONSEP GAYA PADA SISWA SD NEGERI BANJARBARU KOTA 7 MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF
58-61
Halaman
Badiah Hj. Khaerana Hamdat
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL MATEMATIKA SISWA 62-67 KELAS VB SDN SUNGAI BESAR 7 BANJARBARU MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN 68-73 AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SISWA KELAS VA SDN SUNGAI BESAR 7 BANJARBARU
Nellawati
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TOPIK MENGHITUNG VOLUME KUBUS DAN BALOK KELAS 5 SD NEGERI BANJARBARU KOTA 4 MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD
74-76
Hj. Siti Hadijah
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS V SDN BANJARBARU UTARA 6
77-81
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TOPIK MENGHITUNG VOLUME KUBUS DAN BALOK KELAS V SD NEGERI BANJARBARU UTARA 6 MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 2 SDN BANJARBARU UTARA 6 SUB TEMA “TUGASKU SEHARI-HARI DI SEKOLAH” MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI MENULIS DENGAN METODE DEMOKRASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA
82-87
Rida Muliati
Sauria Sirait Isnawati
88-91
92-95
9
Syarifah Nur Safiah
Hj. Rezky Nefianthi
KELAS X SMK NEGERI 1 DAHA SELATAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SUB TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN MELALUI MODEL KOOPERATIF PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI BANJARBARU UTARA 6 KOTA BANJARBARU MENILAI KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KNOS-KGS
96-100
101-104
H. Muhammad Zaini dan Mella Wahyulina
PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X 2 SMAN 8 BANJARMASIN PADA MATERI EKOSISTEM
105-111
Maslyni
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 21 BANJARMASIN PADA POKOK BAHASAN TEKANAN
112-116
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI
117-122
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X 3 SMAN 8 BANJARMASIN PADA MATERI LIMBAH DAN DAUR ULANG
123-132
Nana Citrawati Lestari, Fahriah, dan H. Akhmad Naparin Aulia Ajizah dan Hidayati Norrizqa
viii Rabiatul Adawiyah dan Ida Liana Yulianti Hidayah dan Yudi Yatma
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP DAUR ULANG LIMBAH DI SMA NEGERI 1 ANJIR PASAR MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 ANJIR PASAR PADA KONSEP EKOSISTEM DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Halaman 133-136
137-140
Aminuddin Prahatamaputra dan Wahyuning Triyadi
PENGGUNAAN WORKSHEET BERBASIS WEB PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP
141-146
Merry Christiana
MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN DI BANJARBARU MENINGKATKAN HASIL BELAJAR “PERUBAHAN BENDA” KELAS VI SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
147-150
Novita Yuliarni
ix
151-155
10
PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X 2 SMAN 8 BANJARMASIN PADA MATERI EKOSISTEM Muhammad Zaini Mella Wahyulina FKIP Unlam Banjarmasin
[email protected] [email protected]
Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta mendeskripsikan respon siswa dan guru terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada konsep ekosistem. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X 2 SMAN 8 Banjarmasin Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dari siklus I ke sikus II secara umum sudah meningkat dan berada pada kategori baik. Hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II dan sudah mencapai indikator keberhasilan dengan ketuntasan klasikal sebesar 86,50%. Hasil belajar proses (LKS) dan psikomotor berada pada kategori sangat baik, perilaku berkarakter berada pada kategori memuaskan, dan keterampilan sosial berada pada kategori baik. Respon siswa terhadap pembelajaran model inkuiri terbimbing menunjukkan respon positif yang tinggi dengan persentase jawaban setuju sebesar 54,72%. Aktivitas guru mengalami penurunan dominansi yang berarti kemampuan siswa untuk bekerja secara mandiri menjadi meningkat dan respon guru tehadap pembelajaran menunjukkan respon positif. Kata Kunci: Kinerja siswa, prestasi belajar, model konstruktivis.
Sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berfungsi sebagai alat untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu tinggi adalah pendidikan (Trianto, 2008). Pemerintah telah menyelengarakan perbaikanperbaikan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas kegiatan belajar mengajar. Rendahnya kualitas pendidikan antara lain dapat terlihat dari pencapaian daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Kebiasaan guru menyajikan materi secara teoritis dan abstrak, sementara siswa hanya mendengarkan guru ceramah di depan kelas, berakibat siswa menjadi pasif dan kegiatan belajar mengajar tidak efisien sehingga pada akhirnya aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 8 Banjarmasin dapat diketahui bahwa interaksi guru dan siswa dalam proses belajar hanya berlangsung satu arah. Sehingga dalam proses pembelajaran terlihat aktivitas guru menjadi
lebih dominan dibandingkan siswa. Akibatnya hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85. Kriteria ketuntasan minimal untuk pembelajaran Biologi pada materi Ekosistem pada tahun ajaran 2014/2015 yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 75. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran (Shoimin, 2014). Amri dan Ahmadi (2010) menambahkan bahwa proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan. Siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains melalui pembelajaran inkuiri. Inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, hasil dari menemukan sendiri. Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa (Purwanto, 2008). Warsono dan Hariyanto (2012) menambahkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan hasil dari proses interaksi antar individu dengan lingkungan sekitarnya. Belajar
11
mengajar sesungguhnya dapat dicapai melalui proses yang bersifat aktif. Hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya (Purwanto, 2008). Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. METODE Penelitian tindakan kelas terdiri atas 2 sikus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subyek penelitian adalah siswa kelas X 2 SMAN 8 Banjarmasin, dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempuan. Ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Kegiatan perencanaan meliputi 1) Membuat perencanaan proses pembelajaran. Perencanaan yang dibuat adalah berupa silabus dan RRP beserta perangkatnya. 2) Membuat media pembelajaran berupa gambar-gambar bangun datar yang diambil dari internet. 3) Membuat instrumen observasi kegiatan siswa. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan adalah melaksanakan seluruh kegiatan yang terdapat di dalam kegiatan perencanaan. Melaksanakan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti terhadap siswa pada saat kooperatif berlangsung untuk melihat kegiatan siswa dan observasi yang dilakukan oleh guru kolaborasi terhadap kooperatif yang diselenggarakan oleh peneliti. Refleksi dilakukan pada akhir siklus I untuk melihat hasil dari kegiatan kooperatif yang telah dilaksanakan. Kemudian hasil dari refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi peneliti untuk melakukan tindakan pada siklus selanjutnya (siklus II). Selanjutnya pada siklus II melakukan perubahan tindakan pada proses belajar mengajar terhadap kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga hasil kooperatif akan menjadi lebih baik sesuai dengan harapan dan tujuan yang ingin dicapai.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menyajikan
Tabel 1.Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran antar Siklus Aktivitas yang diamati Siklus
1
R1 R2
3
4
5
6
1,64
2 1,68
1,97
2,12
2,15
2,12
2,48
2,68
2,64
2,80
2,35
2,68
Keterangan: > 2 (tinggi), ≤ 1 (rendah) (diadaptasi dari Zaini, 2008) Keterangan parameter: 1. melakukan kegiatan merumuskan masalah 2. berdiskusi antar siswa/kelompok/guru 3. menyusun/merancang percobaan 4. melakukan percobaan 5 mengumpulkan data dan menyusun analisis data 6. membuat/menulis kesimpulan
semua parameter aktivitas siswa mengalami peningkatan, dengan kategori tinggi. Dikatakan pula aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I dan siklus II disajikan pada siklus 2. Berdasarkan Tabel 2. siklus I terlihat dari 6 parameter yang diamati diketahui bahwa aktivitas guru masih dominan, baik dari aktivitas melakukan orientasi pembelajaran hingga aktivitas membuat kesimpulan. Sementara aktivitas guru pada siklus II menururn. Ini berarti dominasi siswa yang mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang menunjukkan kategori mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II ialah aktivitas melakukan orientasi pembelajaran, merumuskan masalah, mengarahkan siswa untuk membuat hipotesis, memantau kerja siswa mengumpulkan data dan mengarahkan siswa selama menguji hipotesis. Hasil belajar produk siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 ketuntasan hasil belajar produk siswa telah tercapai pada siklus II, dengan gain sebesar 41,4. Rata-rata hasil belajar selama proses pembelajaran siklus I yang terdiri atas 2 kali pertemuan yang diperoleh dari kemampuan siswa melaksanakan proses pembelajaran menggunakan LKS disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan hasil selama proses pembelajaran pada siklus I sudah kategori baik, demikian juga pada siklus II. Ada 7 kelompok yang teramati dan semua kelompok
12
Tabel 2. Rata-rata Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Siklus
I
II
Pertemuan
Parameter yang diamati/skor 1 2 3 4 5
6
1
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
Jumlah
6
6
6
6
6
6
R
3
3
3
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
2
2
2
1
2
2
3
Jumlah
4
5
3
5
5
5
R
2
2,5
1,5
2,5
2,5
2,5
Keterangan: > 2 (tinggi), ≤ 1 (rendah) (diadaptasi dari Zaini, 2008) Keterangan parameter: 1. melakukan orientasi pembelajaran 2. membimbing siswa merumuskan masalah 3. mengarahkan siswa untuk membuat hipotesis 4. memantau kerja siswa selama koleksi data
5. memantau kerja siswa selama menguji hipotesis. 6. membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
Tabel 3. Pretes dan Postes pada Siklus I dan Siklus II Siklus
I II
Test
Skor maks.
% Tuntas
Pre tes
100
11,86
Post tes
100
45,75
Pretes
100
20,50
Postes
100
86,50
Keterangan : Ketuntasan individual : jika siswa mencapai nilai ≥ 75. Ketuntasan Klasikal : jika ≥ 85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 75
menunjukan dari siklus I ke siklus II. Penilaian kinerja psikomotor siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 psikomotor siswa selama proses pembelajaran
Tabel 4. Ringkasan Rata-rata Hasil Proses Siklus I dan Siklus II Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 1 66,67 66,67 80 80 86,67 73,33 80 I 2 86,67 66,67 80 73,33 60 80 86,67 Rata-rata (%) 76.67 66,67 80 76,67 73,33 76,67 83,33 1 86,67 80 86,67 80 93,33 86,67 93,33 II 2 100 86,67 80 80 86,67 93,33 93,33 Rata-rata (%) 93,33 83,33 83,33 80 90 90 93,33 Keterangan: baik sekali (76-100 %), baik (51-75 %), cukup (26-50 %), kurang (< 26 %) (Arikunto, 2010) Siklus
Pertemuan
Tabel 5. Ringkasan Penilaian Kinerja Psikomotor Siklus I dan Siklus II Siklus
Pertemuan Rata-rata Kategori 1 73,39 Baik I 2 78,14 Baik Sekali Rata-rata 75,76 Baik Sekali 1 82,29 Baik Sekali II 2 95,03 Baik Sekali Rata-rata 88,66 Baik Sekali Keterangan: baik sekali (76-100 %), baik (51-75 %), cukup (26-50 %), kurang (< 26 %) (Arikunto, 2010)
termasuk kategori baik sekali. Hal ini dilihat dari persentase rata-rata yang diperoleh oleh siswa dengan sebesar 75,76% dan 88,66%. Sikap siswa dalam proses pembelajaran disajikan pada Tabel 6. Kemampuan siswa bekerja sama dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 menjelaskan kemampuan siswa bekerja sama dengan katogeri A (memuaskan) mengalami peningkatan dan penurunan, demikian juga dengan kategori B (baik). Hal yang sama juga berlaku dengan kategori C (menunjukkan kemajuan) dan D
13
Tabel 6. Persentase Hasil Observasi Perilaku Berkarakter Siklus I dan Siklus II Nilai C D ∑ ∑ ∑ ∑ (%) (%) (%) (%) Siswa Siswa Siswa Siswa Kerja sama 3 8,57 16 45,71 11 31,43 5 14,28 1 (N = 35) Tanggung jawab 4 11,43 15 42,86 11 31,43 5 14,28 Kerja sama 15 45,45 9 27,27 9 27,27 0 0 2 (N = 33) Tanggung jawab 20 60,60 5 15,15 8 22,86 0 0 Kerja sama 25 73,53 9 26,47 0 0 0 0 1 (N= 34) Tanggung jawab 22 64,70 11 32,35 1 2,94 0 0 Kerja sama 21 60,00 14 40,00 0 0 0 0 2 (N= 35) Tanggung jawab 19 54,28 16 45,71 0 0 0 0 Keterangan: A = Memuaskan, B = Baik, C = Menunjukkan Kemajuan, D = Memerlukan Perbaikan Pertemuan
Parameter
A
B
(memerlukan perbaikan). C dan D makin berkurang, sehingga terpusat pada distribusi A dan B. Dengan kata lain kemampuan bekerja sama makin bagus.
Persentase Nilai 73.53 60 45.71 45.45 40 31.43 27.27 27.27 26.47 50 8.5714.28 0 00 00 0 Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2
100
Siklus I
Siklus II
Kat A Kat B Kat C
Persentase Nilai 80 60.6 64.7 54.28 45.71 42.86 60 31.43 22.86 32.35 40 14.2815.15 11.43 20 0 2.94 0 00 0 Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2
Siklus I
Kat A Kat B Kat C Kat D
Siklus II
Kat D
Gambar 1. Grafik Perilaku Berkarakter (Kerja sama) Kemampuan siswa tanggung jawab dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 menjelaskan kemampuan siswa sama seperti pada bekerja sama, artinya C dan D makin berkurang, sehingga terpusat pada distribusi A dan B. Dengan kata lain kemampuan tanggung jawab makin bagus.
Gambar 2. Grafik Perilaku Berkarakter (Tanggung jawab) Hasil observasi keterampilan sosial disajikan pada Tabel 7. dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan kemampuan bertanya terpusat pada distribusi A dan B. Dengan kata lain kemampuan bertanya makin bagus. Kemampuan menyumbang saran disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 memiiki kesamaan dengan Gambar 3, artinya kemampuan menyumbang saran makin baik.
14
Tabel 7. Persentase hasil observasi keterampilan sosial pada siklus I dan siklus II
Siklus
Nilai
Pertemuan 1
I 2
1 II 2
Parameter
A ∑ Siswa 8
Bertanya Menyumbangkan ide atau pendapat Bertanya Menyumbangkan ide atau pendapat Bertanya Menyumbangkan ide atau pendapat Bertanya Menyumbangkan ide atau pendapat
Keterangan: A = Memuaskan, B
B (%) 22,86
∑ Siswa 13
(%) 37,14
C ∑ Siswa (%) 8 22,86
D ∑ Siswa 6
(%) 17,14
6
17,14
15
42,86
8
22,86
6
17,14
8
24,24
15
45,45
10
30,30
0
0
15
45,45
13
39,39
5
14,28
0
0
8
23,53
19
55,88
7
20,59
0
0
16
47,06
18
52,94
0
0
0
0
21
60,00
11
31,43
3
8,57
0
0
13
37,14
22
62,86
0
0
0
0
= Baik, C = Menunjukkan Kemajuan, D = Memerlukan Perbaikan
.
Persentase Nilai 80
Persentase Nilai 100
Kat B
52.94 62.86 42.86 45.45 39.39 47.06 37.14 50 17.14 22.86 17.14 14.28 0 00 00 0
0
Kat C
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2
Kat D
60
45.45
55.88
60
37.14 31.43 30.3 40 22.86 24.24 23.53 22.86 20.59 17.14 8.57 20 0
0
0 Siklus I
Kat A
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Kat A Kat B Kat C Kat D
Gambar 4. Grafik Keterampilan Sosial (Menyumbang saran)
Gambar 3. Grafik Keterampilan Sosial (Bertanya)
Respon siswa disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, tanggapan siswa terhadap model inkuiri terbimbing Tabel 8. Ringkasan hasil observasi respon siswa No 1
SS 20,88%
S 54,79%
Persentase rata-rata (%) RR TS 26,94% 2,65%
memberikan respon yang positif. Hal ini dilihat dari presentase siswa yang menyatakan setuju sebesar 54,72%.. Respon guru terhadap kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa secara umum proses pembelajaran pada ekosistem dengan mengunakan model inkuiri terbimbing mendapat respon yang positif dari guru Biologi SMAN 8 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan dua siklus. Pada siklus I terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua membahas
STS 0,20 %
tentang komponen ekosistem dan tipe-tipe ekosistem sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua membahas tentang aliran energi dan daur biogeokimia. Hasil observasi aktivitas siswa selama penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada siklus I ada 3 parameter yang menunjukkan kategori rendah sementara pada siklus II terjadi kenaikan yang signifikan karena ke 6 parameter menunjukkan aktivitas siswa tergolong tinggi. Hal ini disebabkan siswa sudah terbiasa mencari jawaban atas
15
pertanyaan yang mereka buat dan menyimpulkan secara mandiri pengetahuan yang telah mereka bangun. Hal ini sesuai dengan pendapat Jauhar (2011) yang menyatakan bahwa dengan belajar melalui inkuiri, siswa akan terlibat langsung atau berperan aktif secara fisik dan mental dalam mereorganisasi struktur pengetahuannya dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas guru pada siklus I ke siklus II menurun. Ini berarti dominasi guru telah berkurang. Aktivitas guru yang menunjukkan penurunan dari siklus I ke siklus II ialah aktivitas melakukan orientasi pembelajaran, merumuskan masalah, mengarahkan siswa untuk membuat hipotesis, memantau kerja siswa mengumpulkan data dan mengarahkan siswa selama menguji hipotesis. Berkurangnya dominansi guru ini sejalan dengan Lohner, dkk., (2005) pembelajaran inkuiri efektif dalam menuntut siswa membangun dan mengevaluasi hipotesis mereka sendiri, dan memperoleh kesimpulan sendiri. Berdasarkan data hasil belajar pada siklus 1 dan siklus II pada materi ekosistem dengan menggunakan model inkuiri terbimbing terjadi kenaikan. Pada siklus I ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 45,75%, hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa terhadap model yang digunakan sehingga masih banyak siswa yang kebingungan, sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal diperoleh 86,50%. Peningkatan ini diduga pengetahuan yang siswa dapat mudah di serap karena hasil dari menemukan sendiri. Hal ini senada dengan Lohner, dkk., (2005) pembelajaran inkuiri telah menjadi model yang menawarkan pengalaman otentik dengan melibatkan peserta didik dalam proses konstruksi pengetahuan. Dengan demikian indikator keberhasilan yang ditargetkan ketuntasan klasikal sebesar 85% sudah tercapai, sehingga peneliti tidak perlu lagi melanjutkan pada siklus berikutnya. Hasil belajar selama proses pembelajaran pada siklus I sebesar 76,19% dan pada siklus II sebesar 87,62%. Terjadi peningkatan presentase meskipun dengan katergori yang tetap. Tetapi dilihat dari peningkatan presentase dapat disimpulkan bahwa kerjasama dalam dalam kelompok semakin baik dalam memahami masalah yang muncul untuk menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru. Menurut Kong dan Winnie So (2008) Inkuiri, secara umum, melibatkan peserta didik dalam memahami masalah menyelidiki informasi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pengamatan terhadap psikomotor siswa selama proses pembelajaran baik pada siklus I dan siklus II tergolong kategori sangat baik. Pengamatan terhadap sikap siswa untuk kedua parameter yaitu perilaku berkarakter dari kategori baik menjadi kategori memuaskan. Sementara keterampilan sosial juga menunjukkan mengalami peningkatkan namun hanya
peningkatan persentase dengan katergori yang tetap yaitu baik. Artinya perilaku siswa selama proses pembelajaran mengalami perubahan. Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa (Purwanto, 2008). Respon atau tanggapan siswa kelas X 2 SMAN 8 Banjarmasin memberikan respon positif terhadap penggunaan model inkuiri terbimbing pada materi ekosistem karena persentase rata-rata tertinggi sebesar 54,79% yang menyatakan siswa setuju dengan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing. Respon guru juga memberikan respon positif terhadap model inkuiri terbimbing karena model ini cukup mudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran.Dengan demikian model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa karena pada proses pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri terhadap materi yang diajarkan. Sehingga proses pembelajaran lebih aktif dan bermakna. Berikut ini temuan dari penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki kajian sama antara lain : (a) Sari (2015) mendapatkan temuan bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 12 Banjarmasin pada Konsep Protista; (b) Natalina dkk (2013) melaporkan bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012; (c) Hanita (2012) melaporkan bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa Kelas X A SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin pada Konsep Protista; (d) Wahyuni, dkk (2014) melaporkan bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kerja ilmiah dan prestasi belajar siswa kelas X MIA-2 SMA N 6 Malang.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan: 1. Aktivitas siswa sudah menunjukkan peningkatan dari kategori cukup baik pada siklus I menjadi kategori baik pada siklus II. 2. Aktivitas guru sudah tidak dominan dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II. 3. Hasil belajar produk (postes) yang diperoleh terjadi peningkatan rata-rata yaitu pada siklus I sebesar 45,75 % dan siklus II sebesar 86,5 %. Hasil belajar proses (LKS) menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar 77,14 % dan siklus II sebesar 87,42%.
16
4. Kategori penilaian psikomotor pada siklus I dan siklus II tergolong sangat baik. 5. Perilaku berkarakter siswa pada siklus I tergolong baik dan meningkat pada siklus II. Keterampilan sosial tergolong baik. 6. Respon siswa kelas X 2 SMA Negeri 8 Banjarmasin pada materi ekosistem menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah positif. 7. Respon guru terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukkan respon positif yang tinggi.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dalam penerapan model inkuiri terbimbing, maka saran yang dapat diberikan adalah pembelajaran melalui penerapan model inkuiri terbimbing hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan model dalam pembelajaran Biologi terutama untuk materi-materi yang membutuhkan pengamatan sistematis, karena mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA Amri, S. & Ahmadi, I. K. 2012. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Prestasi Pustakaraya, Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). PT. Bumi Aksara, Jakarta Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara, Jakarta. Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Prestasi Pustakaraya, Jakarta. Hanita, Noor. 2012. Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X A SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin pada Konsep Protista melalui Model Inkuiri. Skripsi Sarjana. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak Dipublikasikan. Kong, Siu Cheung dan Winnie So, Wing Mui. 2008. A study of building a resource- based learning environ-ment with the inquiry learning approach: Knowledge of family trees. Computers & Education 50 (2008) 37–60.
Lohner, Simone; van Joolingen, Wouter R; Savelsbergh, Elwin R.; Wolters, Bernadette van Hout. 2005. Students Reasoning During Modeling in an Inquiry Learning Environment. Computers in Human Behavior 21 (2005) 441– 461, Natalina, Mahadi, dan Suzane. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/ 2012. Prosiding Semirata FMIPA UNILA, Lampung. Hlm: 83-91 Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta, PT. Pustaka Belajar. Sari, Ratna. 2015. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 12 Banjarmasin pada Konsep Protista melalui Model Pembelajaran Inkuiri. Skripsi Sarjana. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak Dipublikasikan. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Di Kelas. Cerdas Pustaka Pubisher, Jakarta. Wahyuni, Suhartik. Haryoto dan Sumarjono. 2014. Penerapan Model Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MIA-2 SMA N 6 Malang. Universitas Negeri Malang, Malang. Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran aktif Teori dan Asesmen. Rosda, Bandung. Zaini, Muhammad; Akhmad Naparin; Sumartono; Sri Amintarti. 2008. Studi Pendahuluan Pendidikan Lingkungan sekolah Dasar. Kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dengan Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat: Banjarmasin.