BIOLOGI REPRODUKSI IKAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA
RIA FAIZAH
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Biologi Reproduksi Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) Di Perairan Samudera Hindia adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Februari 2010 Ria Faizah NRP C551060131
ABSTRACT RIA FAIZAH. Reproductive Biology of Big-eye Tuna (Thunnus obesus) from Indian Ocean. Supervised by RICHARDUS F. KASWADJI and RIDWAN AFFANDI.
Big-eye tuna (Thunnus obesus) is one important species in tuna fisheries industry in the Indian Ocean. The utilization of big-eye tuna resources from Indian Ocean showed an increasing tendency from year to year, resulted in growing concern of rapid population depletion. It is necessary to explore important biological factors supporting the management of big-eye tuna population from Indian Ocean waters. The objective of this research is to study the reproductive biology of big-eye tuna (Thunnus obesus) from Indian Ocean waters. A total of 42 gonad samples were taken from fresh individuals captured in the Indian Ocean waters (09°11'-16°07' S; 110°15'-118°35' E) during MarchOctober 2008. The observation comprised of morphological structure of gonad and fish individual, gonad development, oocytes diameter, and batch fecundity. The results showed that the size of big-eye tuna were ranging from 109 cm to 153 cm in fork length (average 130,4 cm -FL); and weight range of 27-73 kg (average 44,02 kg). Length-weight relationship for Thunnus obesus was W=0,038 L2,8623. Degree of gonad maturity for obtained big-eye tuna (Thunnus obesus) were ranged from immature (TKG I, TKG II) to mature (TKG IV), and higher degree of gonad maturity showed higher value of GSI. Estimated spawning season for bigeye tuna from Indian Ocean waters was in October, with range of fecundity 8.163.715-10.365.317 oocytes, and the spawning type was partial spawner. Keywords: reproductive biology, bigeye tuna, Indian Ocean.
RINGKASAN RIA FAIZAH. Biologi Reproduksi Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) Di Perairan Samudera Hindia. Dibimbing oleh RICHARDUS KASWADJI dan RIDWAN AFFANDI. Ikan tuna mata besar (bigeye tuna) merupakan spesies penting dalam perikanan tuna di sepanjang Samudera Hindia. Hasil tangkapan ikan tuna mata besar dengan longline di Samudera Hindia dari akhir tahun 1980-an hingga awal tahun 1990-an meningkat dari 40.000 ton hingga mencapai 100.000 ton pada akhir tahun 1990-an. Puncak hasil tangkapan terjadi pada tahun 1997-1999 (140.000-150.000 ton) dan sejak saat itu terjadi penurunan yaitu 96.200-121.700 ton pada tahun 2003-2007 (IOTC, 2008). Kemerosotan produksi ini dapat menjadi indikator penurunan populasi atau telah terjadi overfishing. Pada masa mendatang dikhawatirkan penurunan stok ikan ini akan makin besar. Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan eksplorasi faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek reproduksi dan pertumbuhan ikan tuna mata besar di Samudera Hindia sebagai antisipasi untuk mendapatkan informasi yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam upaya pencegahan terjadinya penurunan populasi yang kritis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai beberapa aspek reproduksi ikan tuna mata besar yang meliputi sebaran ukuran panjang, perkembangan gonad, fekunditas, pola pemijahan dan waktu pemijahan di perairan Samudera Hindia Penelitian dilakukan di perairan Samudera Hindia pada bulan Maret hingga Oktober 2008. Pengambilan sampel gonad ikan tuna mata besar dilakukan dengan mengikuti kapal tuna long line yang berbasis di Benoa. Lokasi daerah penangkapan kapal tuna longline yang diamati berada di perairan Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur, Bali sampai ke Nusa Tenggara. Lokasi pengambilan sampel terletak pada koordinat 09011’-20042’ LS dan 108041’118057’ BT. Pengamatan struktur morfologis ikan meliputi pengukuran panjang dan berat ikan tuna untuk mencari hubungan panjang dan berat serta faktor kondisi dan pengamatan jenis kelamin (ciri seks sekunder). Kemudian melakukan pembedahan ikan untuk mengetahui jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad secara visual. Selanjutnya gonad diambil dan ditimbang untuk menentukan Indeks Kematangan Gonad (IKG) dan membuat preparat histologis untuk menentukan tingkat kematangan gonad secara mikroskopik. Selama penelitian yang dilakukan pada bulan Maret hingga Oktober 2008, sampel ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) yang tertangkap mempunyai ukuran panjang cagak antara 109 - 153 cm (rata-rata 130,4 cm); dengan kisaran berat antara 27 - 73 kg (rata-rata 44,02 kg). Ikan yang paling banyak tertangkap berkisar pada selang kelas panjang 132-139 cm. Ukuran panjang rata-rata ikan tuna mata besar dari penelitian ini cenderung sama dengan ukuran ikan tuna mata besar yang pernah tercatat sebelumnya oleh Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) pada tahun 2005 di perairan Samudera Hindia bagian barat yaitu berkisar antara 110-150 cm. Dari hasil analisis hubungan panjang-berat ikan tuna mata besar pada kisaran panjang antara 109-153 cm diperoleh persamaan sebagai berikut:
W=0,038 FL2,8623, R2 = 0,96 dengan nilai b = 2,8623. Nilai b ini lebih kecil dari 3 yang artinya bahwa pertumbuhan tuna mata besar bersifat allometrik negatif. Dari data panjang-berat ikan tuna mata besar yang diperoleh selama bulan Maret-Oktober 2008 diperoleh faktor kondisi ikan tuna mata besar menyebar pada kisaran 1,915 – 2,038 dengan rata-rata 1,951. Nilai faktor kondisi rata-rata ikan tuna mata besar pada setiap selang ukuran bervariasi. Faktor kondisi juga bervariasi pada setiap tingkat kematangan gonad ikan tuna mata besar. Hasil pengamatan anatomis dan histologis menunjukkan perubahan dengan adanya perkembangan gonad (TKG). Ikan yang mengalami matang gonad (TKG IV) ovarinya lebih besar daripada TKG I dan II, ovari mengisi penuh ruang bawah, butiran telur membesar dan berwarna jernih, telur dapat keluar dari lumen. Struktur histologis pada TKG I ovum didominasi oleh oosit stadia awal (oogonium), terlihat belum adanya fully yolked oocytes, didominasi oleh oosit yang masih gelap. TKG II ovarian dipenuhi oosit yang bernukleus dan oosit sedang berkembang untuk mencapai fully yolked oocytes. Pada TKG IV butir kuning telur sudah banyak, sudah mencapai fully yolked oocytes, minyak semakin banyak menyebar dan siap dipijahkan. Pada bulan Maret hingga Mei ikan dengan TKG I semakin meningkat, dari 25 % hingga mencapai 100%. Ikan dengan TKG II menurun dari 75% hingga 60%. Pada bulan Oktober hanya ditemukan TKG IV. Dari 42 contoh gonad yang diamati, ternyata hanya ditemukan 2 ekor ikan tuna mata besar yang dikatakan ‘matang’. Berdasarkan pada komposisi TKG dan ukuran kelas panjang terlihat bahwa ikan dengan TKG IV memiliki kisaran panjang antara 132-139 cm FL dan 140147 cm FL. Hal ini tidak berbeda jauh dengan ikan tuna mata besar di Laut Banda yang memiliki kisaran ukuran matang gonad 133,5- 137,9 cm. Nilai rata-rata IKG bervariasi tiap bulannya. Pada bulan Maret hingga Mei terjadi penurunan IKG dari 0,897 pada bulan Maret hingga 0,491 pada bulan Mei. Sementara itu pada bulan Oktober IKG semakin meningkat yaitu 2,093. Hal tersebut dapat dijadikan indikator bahwa pemijahan semakin dekat maka nilai IKG mencapai maksimum dan akan berkurang setelah ikan memijah. Nilai IKG ikan tuna mata besar di Samudera Hindia selama bulan Maret-Oktober sangat bervariasi. Nilai IKG tertinggi terdapat pada bulan Oktober. Hal ini berarti bahwa pada bulan Oktober diduga ikan tuna mata besar sudah siap memijah. Hasil perhitungan fekunditas dari 2 individu ikan tuna mata besar dengan panjang 141 cm FL dengan bobot 54 kg adalah 10.360.317 butir dan ikan tuna mata besar dengan panjang cagak 136 cm FL dan bobot 47 kg memiliki fekunditas 8.163.715 butir. Kurva pola sebaran diameter telur ikan tuna mata besar memperlihatkan 3 modus penyebaran ukuran. Puncak pertama terjadi pada ukuran 232,31-298,76 µm sebesar 16%, puncak kedua terdapat pada ukuran 431,69-498,14 µm sebanyak 27,83% dan puncak ketiga terdapat pada selang ukuran 564,61-631,06 µm sebesar 8%. Hal ini berarti ikan tuna mata besar diduga memijah sepanjang tahun dengan pola pemijahan bersifat parsial. Kata kunci: biologi reproduksi, ikan tuna mata besar, tuna longline, Samudera Hindia.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA
RIA FAIZAH
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Ilmu Kelautan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Djisman Manurung
PRAKATA
Puji dan syukur dari segenap keikhlasan hati penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya dan shalawat serta salam kepada Sayyidina Muhammad SAW sehingga karya ilmiah mengenai “Biologi Reproduksi Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) di Perairan Samudera Hindia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para pembimbing yaitu Dr.Ir.Richardus F. Kaswadji, M.Sc. dan Dr. Ir. Ridwan Affandi, DEA. Komisi pembimbing telah sangat membantu dengan memberikan arahan dan masukan kepada penulis selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan untuk Dr.Djisman Manurung atas masukan dan kritik yang sangat membangun sebagai penguji luar komisi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs. Budi Iskandar, M.App.Sc., Dr. Wudianto dan Ir. Retno Andamari, M.Sc beserta rekan-rekan Pusat Riset Perikanan Tangkap (PRPT) yang telah banyak mendukung penelitian ini, dan tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman P.S. IKL 2006 atas masukan-masukan dan dukungannya, sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan. Secara khusus, penghargaan dan terima kasih yang tidak terhingga diberikan kepada Suamiku tercinta, Mama, A Adang, Eha dan tentunya buah hatiku Zaky atas segala doa, keikhlasan dan kasih sayangnya selama penulis menempuh masa pendidikan. Kiranya Allah SWT akan membalas kebaikan kalian semua. Penulis menyadari dengan sesungguhnya bahwa ada banyak kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah mengenai “Biologi Reproduksi Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) Di Perairan Samudera Hindia” ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan perbaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2010
Ria Faizah
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 7 Maret 1979 dari ayah M.Natsir (Alm) dan ibu Entin Centini. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Telah dikaruniai seorang putra, Muhammad Zaky Nur Fathullah, buah pernikahan dengan Moh. Fathullah. Pendidikan sarjana ditempuh pada tahun 1997 pada Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2003 mulai bekerja sebagai staf peneliti pada Pusat Riset Perikanan Tangkap Jakarta. Pada tahun 2006 mendapat kesempatan mengikuti program pendidikan pascasarjana di Institut Pertanian Bogor pada program studi Ilmu Kelautan, melalui program pendidikan Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan, yang dibiayai oleh dana APBN.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................. ............x DAFTAR TABEL .................................................................................... ......... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ........ xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ..........xv I
PENDAHULUAN................................................................................ ............1 1.1. Latar Belakang .............................................................................. ............1 1.2. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... ............3 1.3. Perumusan Masalah ....................................................................... ............3
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... ............6 2.1. Sistematika dan Ciri Morfologi Ikan Tuna Mata Besar atau Bigeye tuna (Thunnus obesus) ...................................................... ............6 2.2. Distribusi Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ...................... ............7 2.3. Makanan......................................................................................... ............9 2.4. Aspek Reproduksi .......................................................................... ..........10 2.4.1. Seksualitas............................................................................ ..........10 2.4.2 Perkembangan Gonad .......................................................... ..........11 2.4.2.1. Perkembangan Testis ............................................... ..........12 2.4.2.2. Perkembangan Ovarium ........................................... ..........13 2.4.3 Musim Pemijahan Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) .........15 2.4.4 Waktu Pemijahan Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ..........16 2.4.5 Potensi Reproduksi .............................................................. ..........16 2.5. Kondisi Perikanan Tangkap di Samudera Hindia................................... 18 2.6. Daerah Penangkapan Ikan Tuna Mata Besar di Samudera Hindia.......... 23
III METODE PENELITIAN ................................................................... ..........24 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... ..........24 3.2 Deskripsi Alat Tangkap Tuna Longline......................................... ..........25 3.3. Metode Penelitian ......................................................................... ..........27 3.4. Analisia Data ................................................................................. ..........28 3.4.1. Pertumbuhan. ....................................................................... ..........28 3.4.1.1. Hubungan Panjang dan Berat..................................... ..........28 3.4.1.2. Faktor kondisi ............................................................ ..........29 3.4.2.. Aspek Reproduksi ............................................................... ..........29 3.4.2.1. Indeks Kematangan Gonad ........................................ ..........29 3.4.2.2. Fekunditas .................................................................. ..........30 3.4.2.3. Diameter dan Pola Sebaran Telur .............................. ..........30
IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... ..........31 4.1.Hasil ................................................................................................ ..........31 4.1.1 Sebaran Frekuensi Panjang Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ................................................................... ..........31 4.1.2. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ................................................................... ..........34 4.1.3. Faktor Kondisi Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus)..... ..........35 4.1.4. Aspek Reproduksi. ................................................................ ..........36 4.1.4.1.Perkembangan Gonad Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) .......................................................... ..........36 4.1.4.2.Indeks Kematangan Gonad (IKG) Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ................................................ ..........41 4.1.4.3.Fekunditas Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ... ..........42 4.1.4.4.Diameter Telur dan Pola Sebaran Telur Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ................................................ ..........42 4.2.Pembahasan .................................................................................... ..........44 4.2.1. Sebaran Frekuensi Panjang Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) .................................................................. ..........44 4.2.2. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) .................................................................. ..........44 4.2.3. Faktor Kondisi Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus)..... ..........45 4.2.4. Aspek Reproduksi. ................................................................ ..........46 4.2.4.1. Perkembangan Gonad Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ......................................................... ..........46 4.2.4.2. Indeks Kematangan Gonad (IKG) Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ............................................... ..........48 4.2.4.3. Fekunditas Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) .. ..........49 4.2.4.4. Diameter Telur dan Pola Sebaran Telur Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ............................................... ..........50 V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................51 5.1 Kesimpulan .............................................................................................51 5.2 Saran ........................................................................................................51 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................52 LAMPIRAN .......................................................................................................59
DAFTAR TABEL Halaman 1
Jumlah Alat Tangkap Berdasarkan Jenis dan Ukuran Kapal Ikan Di Benoa Tahun 2007.....................................................................................19
2
Jumlah Kapal Tuna Long Line Yang Melakukan Penangkapan di Benoa Setiap Bulan Pada Tahun 2007...........................................................20
3
Posisi Pengambilan Sampel Dan Ukuran Panjang Kelompok Sampel Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) (Maret-Oktober 2008....................32
4
Deskripsi Struktur Morfologis dan Histologis ovarium ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) ...........................................................................................39
5
Fekunditas Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus).....................................42
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Skema pendekatan pengelolaan sumberdaya ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) ............................................................................................. 5 2 Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) ....................................................... 6 3 Peta penyebaran ikan tuna mata besar di dunia ............................................. 9 4 Fluktuasi bulanan ikan tuna yang tercatat di Provinsi Bali pada tahun 2007 ..21 5 Data Volume Ekspor Produk Ikan Tuna Dari Propinsi Bali, JanuariOktober 2008...................................................................................................22 6 Data Nilai Ekspor Rata-rata per bulan Produk Ikan Tuna dari Propinsi Bali, Tahun 2008 ...............................................................................22 7 Daerah penangkapan ikan tuna mata besar (T. obesus) di Samudera Hindia (ACIAR, 2001).................................................................................................23 8
Posisi geografis pengambilan sample ikan bigeye tuna (T. obesus) di Samudera Hindia..........................................................................................24
9
Setting alat tangkap tuna longline di perairan .................................................26
10 Posisi geografis kelompok sampel ikan tuna mata besar (T.obesus) di Samudera Hindia ........................................................................................31 11 Sebaran frekuensi panjang cagak ikan tuna mata besar (T. obesus) berdasarkan lokasi dan waktu di perairan Samudera Hindia (Maret-Oktober 2008;N=42)...........................................................................33 12 Sebaran frekuensi panjang ikan tuna mata besar (T. obesus) di perairan Samudera Hindia (Maret-Oktober 2008 ; N=42)............................................33 13 Hubungan panjang-berat ikan tuna mata besar (T. obesus) yang ditangkap dengan tuna longline pada kisaran panjang 109-153 cm di Samudera Hindia (Maret-Oktober 2008 ; N=42).............................. .........34 14 Hubungan antara faktor kondisi dengan ukuran ikan tuna mata besar (T. obesus) di Samudera Hindia (Maret-Oktober 2008 ; N=42)............35 15 Hubungan antara faktor kondisi dengan TKG ikan tuna mata besar (T. obesus) di Samudera Hindia (Maret-Oktober 2008 ; N=42)...........36
16 Struktur Anatomis dan Histologis Gonad Ikan Tuna Mata Besar (T. obesus) (HE x 40; bar=100 µm) .....................................................37 17 Tingkat kematangan gonad ikan tuna mata besar (T.obesus) di perairan Samudera Hindia (Maret-Oktober 2008). ............................................ .........40 18 Tingkat Kematangan Gonad ikan tuna mata besar (T.obesus) berdasarkan kelas panjang cagak di perairan Samudera Hindia, (Maret-Oktober 2008). ...................................................................................40 19 Hubungan antara nilai IKG dengan TKG ikan tuna mata besar (T.obesus) di perairan Samudera Hindia (Maret-Oktober 2008). .................41 20 Nilai IKG ikan tuna mata besar (T.obesus) di perairan Samudera Hindia, (Maret-Oktober 2008). ...................................................................................41 21 Distribusi ukuran diameter telur tuna mata besar (T. obesus) di Samudera Hindia pada gonad yang matang (TKG IV) (n=600 butir)............43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1 Kapal tuna longline......................................................................................... 57 2 Pengukuran panjang ikan tuna mata besar di kapal tuna longline.................. 58 3 Kriteria tingkat kematangan gonad menurut Schaefer dan Orange ( 1956)... 59 4 Teknik Pembuatan Preparat Histologi (Angka et al., 1996)........................... 60 5 Sebaran Frekuensi Ukuran Kelas Panjang dan Hubungan Panjang Berat Ikan Tuna Mata Besar (T.obesus)................................................................... 62 6 Faktor kondisi Ikan Tuna Mata Besar (T.obesus)........................................... 63 7 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Indeks Kematangan Gonad (IKG) Ikan Tuna Mata Besar (T.obesus).................................................................. 64 8 Pola Sebaran Diameter Telur Ikan Tuna Mata Besar (T.obesus)..................... 65