Bimbingan Ilahi bagi Setiap Orang Kristen
selangkah Demi
selangkah ( James C. Petty
Penerbit Momentum 2004
Copyright © momentum.or.id
Selangkah demi Selangkah: Bimbingan Ilahi bagi Setiap Orang Kristen (Step by Step: Divine Guidance for Ordinary Christians) Oleh: James C. Petty Penerjemah: Trivina Ambarsari Editor: Hendry Ongkowidjojo Pengoreksi: Irwan Tjulianto dan Irenaeus Herwindo Tata Letak: Djeffry dan Yulianto Desain Sampul: Ricky Setiawan Editor Umum: Solomon Yo Originally published in English under the title, Step by Step: Divine Guidance for Ordinary Christians © 1999 by James C. Petty Translated and printed by permission of Presbyterian and Reformed Publishing Co. P.O. Box 817, Phillipsburg, New Jersey 08865, USA. All rights reserved Hak cipta terbitan bahasa Indonesia pada
Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature) Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Copyright © 2002 Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail:
[email protected]
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Petty, James C., 1944 – Selangkah demi selangkah: bimbingan ilahi bagi setiap orang kristen/ James C. Petty, terj. Trivina Ambarsari – cet. 1 – Surabaya: Momentum, 2004. xviii + 294 hlm.; 14 cm. ISBN 979-8131-87-8 1. Kehidupan Rohani – Kekristenan 2004
2. Allah – Kehendak 248.4–dc21
Cetakan pertama: Oktober 2004 Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi, atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.
Copyright © momentum.or.id
Da f t a r
I s i
Prakata Penerbit
ix
Prakata
xi
Sambutan Bagian Pertama: Janji akan Bimbingan
xvii
1
1. Apakah Allah Membimbing Kita? 2. Bagaimana Allah Membimbing Kita? Tiga Pandangan 3. Bimbingan dan Janji-janji Allah
3 15 23
Bagian Kedua: memahami Bimbingan
39
4. 5. 6. 7.
Bimbingan dan Rencana Allah 41 Bimbingan dan Firman Allah 69 Bimbingan dan “Kehendak Allah yang Bersifat Individual” 87 Bimbingan dan Kemerdekaan Kristen 113
Copyright © momentum.or.id
(
SELANGKAH DEMI SELANGKAH
Bagian Ketiga: mengalami Bimbingan
127
8. 9. 10. 11.
129 151 167 177
Bimbingan dan Hikmat dari Allah Mengalami Bimbingan Providensi: Tangan Kiri dari Bimbingan Allah Bagaimana Menjadi Berhikmat
Bagian Keempat: Mencari Bimbingan: Tujuh Elemen Pengambilan Keputusan yang Alkitabiah
189
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
193 201 217 225 235 247 261
Pengabdian Diri Informasi Permohonan Konsultasi Meditasi Keputusan Pengharapan
Lampiran
273
Daftar Pustaka
289
viii
Copyright © momentum.or.id
Pr a k a t a
kehendak Allah bagi hidupku?” “A PAKAH Jika Anda mengajukan pertanyaan ini kepada Kristus keti-
ka Ia masih di bumi, apa jawaban-Nya? Mungkin Ia akan menjawab, “Kasihilah Allah dan kemudian kasihilah sesamamu sebagaimana Aku telah mengasihimu” (lihat Yoh. 15:1-17). Rasul Paulus menjawab pertanyaan itu secara berbeda dalam 1 Tesalonika 4:3: “Karena inilah kehendak Allah, pengudusanmu” (KJV). Pada satu tahap, ini berarti tidak diperlukan kejelian yang tinggi untuk bisa mengetahui kehendak Allah bagi hidup Anda. Namun sekarang ada sekitar tiga puluh lima judul buku Injili yang beredar mengenai topik ini (atau tiga puluh enam judul dengan hadirnya buku ini) karena kita semua bergumul untuk mengetahui bagaimana pernyataan-pernyataan yang agung tersebut diterapkan secara praktis dalam keputusan-keputusan kita sehari-hari. Bagaimana kita mengetahui kehendak Allah untuk memasuki pernikahan? Untuk keputusan-keputusan yang menyangkut pendidikan dan pekerjaan? Untuk bimbingan dalam situasi konflik, keluarga, dan pelayanan? (Misalnya, haruskah saya beranggapan bahwa saya perlu menulis sebuah buku mengenai bimbingan?) Kebanyakan kita akan membuat sekitar lima sampai sepuluh keputusan yang membentuk kehidupan kita. Selain itu, kita juga membuat puluhan keputusan kecil setiap hari. Perlukah saya ber-
Copyright © momentum.or.id
(
SELANGKAH DEMI SELANGKAH
henti menulis untuk menyantap makan siang – agar tidak cepat marah-marah? Bagaimana sebaiknya saya memulai buku ini supaya orang akan tertarik untuk membacanya? Haruskah saya membeli makan siang atau memasak sendiri dari persediaan yang ada di kulkas untuk menghemat banyak uang? Kesulitan untuk mengetahui kapan dan bagaimana menghubungkan perintah-perintah yang agung dengan keputusan-keputusan praktis seperti ini telah menyebabkan banyak orang berhenti mencobanya. Sebaliknya, mereka mencari beberapa cara lain untuk mengetahui kehendak Allah. Mereka mengusulkan mencari tanda-tanda, “bulu domba,” “pintu terbuka,” suara hati, perasaan damai, suara-suara yang bisa didengar, atau bahkan mungkin suara yang tidak dapat didengar. Yang lainnya mengusulkan mencari pemimpin rohani, pemurid, penatua gereja, nubuatan, atau “kata-kata hikmat.” Dari satu sudut, pendekatan semacam itu tampaknya lebih “jinak” dibandingkan dengan cara-cara pendekatan lain yang luar biasa dan terkadang aneh yang ada di dalam Alkitab (membuang undi, keledai Bileam) yang dipakai Allah untuk menyatakan dirinya kepada umat-Nya. Cara mana yang benar? Baru kemarin saya dan seorang teman membicarakan tentang proyek tulisan ini. Hal pertama yang ingin diketahuinya adalah apa yang saya pikirkan tentang orang-orang Kristen yang menyatakan diri telah mendengar langsung suara Allah yang menawarkan bimbingan kepada mereka. Dengan terang-terangan seorang misionaris terkenal menyatakan mendengar suara semacam itu dan menjadikannya dasar bagi panggilan pelayanan misinya. Teman saya, seorang Kristen yang setia, bertanya-tanya apakah ia harus meminta arahan semacam itu juga bagi hidupnya. Hingga kini, Allah tidak pernah berbicara kepadanya seperti itu. Berjuta-juta umat Kristen mengemukakan pertanyaan itu dalam bentuk yang berbeda-beda. Mereka setuju dengan Yesus, “Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, O Bapa,” tetapi tidak yakin apa yang dikehendaki oleh Bapa, dan bagaimana menemukannya. Itulah sebabnya saya menulis buku ini. Buku ini tidak akan menyaxii
Copyright © momentum.or.id
Prakata )
takan apa kehendak Allah bagi Anda dalam situasi khusus, tetapi buku ini menolong Anda untuk memahami bagaimana mendapatkannya dengan cara yang saleh dan berbuah. Namun sebelum kita memasuki topik tentang bagaimana mengetahui kehendak Allah, kita terlebih dahulu harus menjawab pertanyaan ini: “Mengapa kita ingin mengetahui kehendak Allah?” Apa tujuan kita mencari bimbingan dari Allah, dan apa tujuan Allah menyediakan bimbingan itu? Allah tidak menawarkan hikmat dari atas untuk menolong kita agar sukses di dunia ini. Beberapa kesuksesan mungkin merupakan hasil sampingan dalam kondisi tertentu, tapi seharusnya itu bukan tujuan kita. Jika Allah (dan bimbingan-Nya) hanya merupakan sebuah alat untuk tujuan lainnya, kita (secara sadar atau tidak sadar) telah memanfaatkan Allah. Jika ini yang terjadi, tujuan yang kita cari telah menjadi “allah” kita dan bersaing dengan Allah yang sejati dalam kesetiaan dan kepercayaan kita. Tidak peduli bagaimana baiknya tujuan tersebut (keluarga, pelayanan, pernikahan, pendidikan, atau pekerjaan), Yakobus 4:4 menyebutnya sebagai “persahabatan dengan dunia” dan menyamakannya dengan “perseteruan dengan Allah.” Tapi jika motivasi Anda adalah untuk mempermuliakan, menikmati dan melayani Allah, Ia berfirman, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mataku tertuju kepadamu” (Mzm. 32:8). Dengan perkataan tersebut, tujuan buku Selangkah demi Selangkah ini adalah untuk memeriksa secara sistematis apa yang dikatakan Alkitab tentang mengetahui kehendak Allah. Saya harap kita akan terdorong dengan mengetahui bahwa orang-orang saleh sepanjang masa telah mengenal dan menguji fondasi berupa kebenaran-kebenaran theologis yang penuh kuasa yang dapat membimbing jalan kita. Doktrin alkitabiah tentang providensi, wahyu, inspirasi, dan iluminasi mengandung jawaban bagi kebutuhan generasi kita yang tidak memiliki kesadaran theologis. Orang-orang saleh sejak gereja mula-mula telah merindukan untuk mengetahui dan melaksanakan kehendak Allah. Mereka mengajukan pertanyaan-pertaxiii
Copyright © momentum.or.id
(
SELANGKAH DEMI SELANGKAH
nyaan dari Alkitab dan mencari jawabannya di dalam Alkitab. Secara lugas, itulah yang disebut theologi, dan itulah apa yang akan coba kita lakukan berkenaan dengan perihal memahami kehendak Allah. Kita akan melihat contoh-contoh alkitabiah dan kontemporer mengenai bimbingan, tapi fokus utama kita adalah pada apa yang sungguh-sungguh diajarkan dalam Alkitab mengenai hal ini. Pada Bagian Pertama, Kedua, dan Ketiga kita akan memperhatikan theologi bimbingan. Bagian Keempat merupakan studi kasus, menunjukkan kepada Anda bagaimana menerapkan prinsip-prinsip itu pada situasi kehidupan yang nyata. Dalam studi kasus ini terdapat banyak contoh pertanyaan yang paling penting mengenai bimbingan yang telah saya alami sebagai seorang konselor. Bagian lampiran berisi latihan dan bahan-bahan yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan bimbingan untuk manajemen waktu dan prioritas. Sebagaimana yang telah saya katakan, buku ini tidak dapat menyediakan jawaban khusus bagi keputusan-keputusan bimbingan yang Anda perlukan. Saya percaya bahwa bimbingan akan datang pada saat Anda belajar untuk menerapkan firman Allah pada hidup Anda dalam hikmat yang disediakan oleh Roh Kudus. Namun, saya berharap bahwa buku ini akan mendorong dan memimpin Anda secara praktis kepada sumber segala hikmat dan bimbingan, Yesus Kristus (Kol. 2:2). Buku ini juga dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin Anda miliki tentang proses bimbingan, dan dengan demikian menambah keyakinan Anda kepada Allah untuk menyediakan bimbingan tersebut. Karena saya sendiri telah bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan ini, saya diingatkan akan keterbatasan pikiran kita untuk bisa benar-benar memahami secara tuntas relasi antara Allah yang tidak terbatas dan ciptaan yang serba terbatas ini. Ketika berusaha memahami bimbingan secara theologis, kita sering berbenturan dengan keterbatasan itu. Misalnya, apakah relasi antara kebebasan manusia dan pengendalian oleh Allah? Saya berharap kita tidak begitu bodoh dengan bersikeras ingin memahami secara tuntas relasi itu xiv
Copyright © momentum.or.id
Prakata )
dan hal-hal lainnya yang serupa – khususnya saat kita mulai menghargai keagungan Allah yang sejati dan pengaturan-Nya atas alam semesta ini. Saya menyebutkan hal ini karena jika sudah menyangkut masalah bimbingan, ada godaan besar untuk berusaha keras mencari suatu rumusan alkitabiah yang konsisten sehingga kita mengabaikan bagian-bagian Alkitab yang tidak cocok dengan pandangan kita. Ini tentu saja merupakan suatu bentuk halus pemberhalaan intelek. Suatu ketika seseorang berkata, “Allah membuat manusia sesuai gambar-Nya, dan kita membalas kemurahan hati-Nya.” Semoga Allah menjauhkan kita dari praktik seperti itu. Sebaliknya, saya doakan agar kita merendahkan diri dan membuktikan bahwa kita mau diajar saat kita menangani firman Allah, khususnya dalam wilayah yang sulit dan sangat kontroversial ini. Kiranya Allah melindungi kita dari jebakan yang menggiurkan untuk menyelewengkan atau mengabaikan bagian tertentu dari Alkitab untuk mendapatkan suatu hasil yang mendukung pandangan kita. Saya lebih berharap kita akan mendapatkan perasaan takjub terhadap apa yang telah Allah kerjakan dengan memberikan kita suatu penyataan diri-Nya yang sangat penting dan tidak mungkin bisa habis. Firman Allah lebih unggul daripada tantangan-tantangan di abad ke-21! Firman itu menyinarkan cahaya yang menerangi gereja, memperlengkapi umat Allah untuk menjadi garam dan terang di dalam dunia yang terus berubah ini. Saya berdoa agar ini akan terus berlanjut ketika gereja duduk di bawah kaki Kristus untuk belajar dengan lebih jelas lagi mengenai theologi bimbingan dan praktik hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus."
xv
Copyright © momentum.or.id