ntuk tidak membunuh mereka..." Kawannya mengangguk. Segera juga, dengan mudah dan tampaknya ringan, kawan orang Persia itu mengulurkan tangannya menenteng Tio Beng, Kemudian mereka melanjutkan perjalanan pula menghampiri perumahan Bengkauw. Berjalan tidak jauh, tiba2 tampak sesosok tubuh muncul dari balik tebing, dan telah berseru. "Berhenti! Siapa kalian?!" Menyusul mana tampak beberapa sosok tubuh lainnya, Hanya saja orang2 itu segera berseru kaget, melihat Tio Beng berada ditangan kedua orang berobah, memperlihatkan merekapun sangat. Diwaktu Persia, Muka kekuatiran yang itu terlihat salah seorang diantara mereka melompat turun dari atas tebing, gerakannya sangat lincah sekali. Dia menatap kedua orang Persia tersebut dengan tanda tanya dihatinya, namun dia pun telah dapat menduganya, tentunya kedua orang Persia tersebut tidak bermaksud baik, bukankah Tio Beng tertawan mereka. Karena berpikir begitu, orang tersebut segera membentak bengis: "Mengapa kau mengganggu Thio Hujin?" Kedua orang Persia itu tampak heran, mereka saling pandang satu dengan yang lainnya kemudian tanyanya: "Apakah wanita ini istri Thio Bu Kie?" "Ya, itulah isteri Thio Kauwcu!" menyahuti orang tersebut. Kedua orang Persia itu tiba2 saja tertawa. "Bukan engkau yang bertanya kepada kami, tetapi seharusnya kami yang bertanya kepadamu! Siapa kau? Apakah engkaupun anggota Bengkauw?" Orang itu ragu2, namun mengangguk pada akhirnya, sahutnya: "Ya, aku Sin Hoan Cie, memang aku anggota Bengkauw!" Muka kedua orang Persia itu tiba2 berobah angker, "Jika demikian, mengapa kau tidak segera berlutut untuk menerima petunjuk kami?" Sin Hoan Cie terkejut, ia memandang ke dua orang Persia itu. Salah seorang tersebut telah merogoh diantara kedua orang asing sakunya, dia mengeluarkan sepotong benda yang mirip dengan leng, yang dikenali oleh Sin Hoan Cie benda yang mirip dengan Seng Hwee Leng, yang terbuat dari emas, berkilauan, dan juga ditengah2nya bertakhta butiran berlian yang berukuran besar sekali. "Ini adalah tanda kekuasaan Pusat, mengapa melihat Leng dari Kauwcu Bengkauw ini engkau tidak segera berlutut buat menerima perintah ?" Tegur orang Persia itu. Sin Hoan Cie mengerti, apa artinya semua ini. Ia kaget tidak terkira. Sebagai anggota Bengkauw, memang ia harus menghormati Seng Hwee Leng tersebut ia harus berlutut untuk menerima perintah, Karena Bengkauw pusat di Persia masih berada satu tingkat diatas kekuasaan Bengkauw daratan Tionggoan karena Bengkauw didaratan Tionggoan pun berasal dari Persia. Namun Sin Hoan Cie justeru menjadi ragu2, dia mengetahui orang yang paling
dihormatinya adalah Thio Bu Kie Kauwcu-nya, dan sekarang isteri Kauwcunya ditawan kedua orang Persia tersebut, malah sekarang dengan Seng Hwee Leng itu ia dipaksa tunduk dan berlutut. "Apakah engkau tidak mau menghormati Seng Hwee Leng yang dikirim Kauwcu Pusat?" tegur orang Persia itu dengan bahasa Han yang kaku. Tubuh Sin Hoan Cie tergetar, Sedang dia ragu-ragu seperti itu terdengar suara yang tenang dan sabar sekali dibelakangnya, menyusul munculnya Bu Kie: "Tidak tahunya kami menerima kunjungan kehormatan dari pusat !" Dan Bu Kie telah menekuk kaki kirinya, ia memberi hormat dengan cara peraturan Beng-kauw yaitu dia sebagai seorang Kauwcu tingkat dibawah menghadapi Leng, kekuasaan, pada orang Persia itu, Bu Kie telah menjalankan penghormatan yang sepantasnya Siauwjin Thio Bu Kie menantikan perintah. "Hahaha !" kedua orang Persia tersebut bergelak2. "Bagus! Bagus! Rupanya engkau tertawa seorang Kauwcu yang bertanggung jawab, Thio Kauwcu ! Kami berdua datang kemari buat mengundang Thio Kauwcu, agar bersama2 kami pulang ke Persia !" "Apakah persoalan yang menyebabkan Kauwcu mengirim utusan untuk memanggil Siauwjin ?!" tanya Bu Kie, walaupun hatinya mendongkol melihat isterinya ditawan oleh kedua menahan hati yang orang Persia tersebut disabarkan, karena ia namun dia mengetahui sebagai utusan Kauwcu pusat, kepandaian kedua orang cabang yang memiliki kekuasaan Kauwcu kekuasaan satu Pusat, Sekarang Persia itu tentu tinggi sekali. "Thio Kauwcu, engkau tidak perlu terlalu banyak bicara, Kauwcu telah memberikan kekuasaan penuh pada kami buat memanggil Thio Kauwcu pulang ke Persia. Dan tentunya, Thio Kauwcu tidak akan mempersulit kami, bukan? Dengan memandang Seng Hwee Leng ini, tentunya Thio Kauwcu akan mematuhi pemanggilan tersebut tanpa rewel!" Bu Kie jika menghadapi persoalan ini pada sepuluh tahun yang lalu, tentu tanpa rewel akan ikut bersama kedua orang itu ke Persia. Namun justeru sekarang, setelah menyaksikan kemelut yang terdapat didaratan Tionggoan, ia dikejar-kejar oleh Cu Goan Ciang, disamping itu juga pihak Bengkauw Persia seperti juga mencurigainya, maka ia berpikir untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan tegas, jika ia ikut kedua orang Persia tersebut dan ternyata kedua orang Persia itu telah berhasil dihasut dan dibujuk oleh Cu Goan Ciang maka dia akan menghadapi kesulitan yang cukup besar, Segera Bu Kie memutuskan tidak akan menerima perintah itu, ia pun terus berdiri. "Maaf, Thio Bu Kie tak dapat menerima perintah ! "kata Bu Kie kemudian tegas dan matanya walaupun memandang tajam, sikapnya tenang sekali.
Muka kedua orang Persia itu berobah. baru saja mereka ingin berkata lagi Thio Bu Kie telah bilang: "Maafkan, wanita yang berada ditangan kalian adalah isteriku, Dan kukira kalian tidak akan jual lagak di Tionggoan ini dengan menawan seorang wanita yang tidak berdaya. "Thio Bo Kie, jadi kau ingin menentang perintah, dan melawannya ?!" tegur salah seorang Persia dengan mengangkat tinggi2 Seng Hwee Leng. sikapnya tenang sekali katanya: tengah memikirkan dengan cara Bu Kie tersenyum, "Justeru Thio Bu Kie bagaimana sebaiknya Beng kauw Tionggoan dibubarkan ! seperti kalian lihat, praktis memang Bengkauw Tionggoan telah kami bubarkan... hanya tinggal beberapa orang sahabat saja !" Orang Persia itu membanting kaki keras sekali, mukanya berobah angker dan bengis. "Bagus ! Rupanya apa yang diberitahukan Kaisar Cu Goan Ciang kepada kami tidak meleset sama sekali, bahwa engkau merupakan anggota murtad, walau kau telah meraih kedudukan sebagai Kauwcu, justeru engkau menyeret Bengkauw ketepi jurang kehancuran....!" Justeru karena itu, walaupun bagaimana kami terpaksa harus membawa kau ke Persia bersama2 kami" berkata sampai disitu, orang Persia tersebut telah melemparkan Seng Hwee Leng ditangannya itu ketengah udara. Luar biasa, Seng Hwee Leng yang tampaknya terbuat dari emas dengan takhta batu berlian yang berkilauan cemerlang itu, menciut ketengah udara menimbulkan suara mendesing yang sangat nyaring sekali, kemudian meluncur turun dan di tangkap oleh orang persia itu, dimasukkan ke dalam sakunya kembali. Dia menghentak kaki nya, terdengar suara "iing!" nyaring sekali. Kawannya juga telah ikut berkata dengan suara yang tawar: "Jika demikian, terbukti Thio Bu Kie seorang anggota murtad dari Bengkauw dan hal ini harus dapat kita selesaikan secepat mungkin, buat membawanya menghadap Kauwcu di Persia !" Setelah berkata begitu, orang Persia itu memandang Bu Kie, katanya: "Thio Bu Kie, kami terpaksa harus mengambil tindakan tegas. Walaupun bagaimana engkau harus ikut serta dengan kami ke Persia !" Setelah berkata begitu, orang persia tersebut melepaskan cekalannya pada Tio Beng, kemudian menyentil pundak kiri Tio Beng, untuk membuka totokannya. Tio Beng sejak tadi memang mendongkol sekali, Melihat sekarang ia memiliki kesempatan begitu totokannya dibuka, secepat kilat tangan kanannya meraba, dia menarik dengan kuat sekali kaki orang Persia yang berada didekatnya, Orang Persia itu tidak menyangka bahwa Tio Beng akan melakukan gerakan seperti itu, dia telah kena diraba, tubuhnya terjungkel. Namun orang Persia tersebut dapat bergerak lincah sekali, waktu tubuhnya menyentuh tanah, segera dia telah melompat berdiri pula, sambil menendang dengan kaki kanannya.
-oo00dw00oo Jilid10 TIO BENG waktu itu tertawa2 sambil melompat menjauhi diri. "Hemm, jika tadi aku tidak merasa kasihan pada kalian, tentu kalian sudah kurubuhkan untuk dikubur didalam salju!" kata Tio Beng nyaring, "Aku tadi hanya
berpura2 tertawan saja oleh kalian!" Kedua orang Persia tersebut jadi gusar, mereka melompat akan membekuk Tio Beng lagi. Namun Tio Beng telah berada disamping Bu Kie, jangan kata baru dua orang Persia itu, sedangkan seribu orang lawan yang jauh lebih tangguh dari kedua orang Persia itu, jika Tio Beng berada disisi suaminya, tentu dia tidak akan gentar sedikit juga. Bu Kie tidak mau membiarkan kedua orang Persia itu menawan Tio Beng, karena ia menyadari walaupun kepandaian Tio Beng cukup tinggi, tokh kepandaian kedua orang Persia itu berbeda sekali dengan ilmu silat Tionggoan. Gerakan mereka sangat aneh, sehingga dengan mengandalkan ilmu mereka yang begitu aneh, Tio Beng tentu tidak mungkin dapat menghadapi kedua orang Persia itu. Sedangkan Tio Beng telah meletakkan tangannya dipundak Bu Kie, ia berkata: "Nah, ini Thio Bu Kie. bukankah kalian tadi mencari Thio Bu kie ?" Bu Kie sendiri mengibaskan tangannya perlahan, dan dari kibasan tangan Bu Kie keluar serangkum angin yang luar biasa kuatnya, angin itu menyambar bukan keras, dan bukan pula lunak atau sejuk, tetapi panas sekali. Kedua orang Persia yang tengah menerjang maju jadi kaget, mereka merasakan dada mereka sangat panas, seperti juga terbakar Cepat2 salah seorang diantara mereka telah menangkisnya, namun dia berseru perlahan tangannya sakit sekali waktu saling bentur, kawannya tidak tinggal diam, telah menghantam kepada Bu Kie. Dengan begitu, dia bermaksud hendak mendesak Bu Kie. Namun, mudah sekali Bu Kie mengelak, dan kemudian memaksa kedua orang Persia itu mundur dengan serangan telapak tangannya yang memancarkan hawa yang panas sekali seperti api. Bu Kie menyadari, bahwa kepandaian kedua orang Persia itu aneh2, sebagai Kauwcu Bengkauw, tentu saja ia mengerti sebagian ilmu silat Persia. Karena itu, ia tidak menjadi heran waktu melihat kedua orang Persia tersebut dengan gerakan yang sangat gesit dan tubuh me-liuk2 seperti ular, menerjang lagi padanya. Bu Kie tidak melayani dengan kekerasan, juga bukan dengan totokan, ia menyadari, jika menotok tentu akan gagal, karena akan sia2 belaka, dia menotok tubuh yang licin tentunya. Dan sebagai pembelaan diri, tubuh Bu Kie seperti angin cepatnya telah melesat kesamping, lalu mendorong pundak kedua orang Persia itu, hampir saja telapak tangan Bu Kie mengenai pundak kedua orang Persia tersebut, justeru kedua orang Persia itu telah berhasil berkelit. Begitulah, mereka bertiga akhirnya terlibat dalam pertempuran yang tampaknya seperti main2, sesungguhnya merupakan pertarungan yang sangat berbahaya yang sekali kena pada sasarannya, pasti akan dapat membinasakan ! Sedangkan Tio Beng telah melompat mundur menjauhi diri, ia berdiri didekat Sin Hoan Cie sedangkan beberapa anggota Bengkauw lainnya telah datang, mereka bersiap2, karena jika Bu Kie memerlukan bantuan mereka, segera mereka akan membantunya. Ilmu silat dari Persia memang berbeda sekali dengan ilmu silat didaratan Tionggoan, Walau pun tidak terlalu melebihi ilmu silat asal Tionggoan, akan tetapi ada kelebihan yang dimiliki ilmu silat Persia, yaitu memiliki perobahan2
yang aneh sekali. Harus gabungan demikian diketahui, bahwa ilmu silat Persia merupakan ilmu gulat, tinju, dan juga Yoga, Dengan banyak sekali,kelainannya jika dibandingkan dengan ilmu silat Tionggoan. Juga, memang ilmu silat Persia tidak jarang disertai dengan campuran ilmu sihir, dengan demikian membuat orang sulit sekali mengenali ilmu silat itu secara teratur. Dan memang terlihat Bu Kie mengalami kesukaran yang harus diatasinya dalam mendesak kedua lawannya. Acap kali jika Bu Kie menyerang sungguh2, maka ia seperti juga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kehilangan sasarannya, karena lawannya seperti dapat menduga kearah mana Bu Kie akan menyerang, sedangkan lawan yang seorangnya telah melancarkan pukulan yang tidak kalah hebatnya kepada Bu Kie. Keadaan seperti ini malah membuat Bu Kie jadi terbendung sebagian besar tenaga dalamnya, karena selalu ia harus cepat2 menarik pulang tenaga dalamnya, buat menangkis serangan lawannya yang seorang itu. Kedua orang Persia itu semakin lama bertempur bukannya menjadi letih justeru tampaknya malah lebih bersemangat mereka menyerang semakin aneh dan juga tubuh mereka berkelebat2 seperti bangau. Sedangkan Bu Kie sendiri mulai dipengaruhi oleh semacam tenaga gaib, yang membuat gerakannya semakin lambat. Sebagai seorang yang telah memiliki kepandaian tinggi sekali seperti Bu Kie, yang sesungguhnya sukar dijajaki, tentu saja Bu Kie memiliki alam pemikiran yang sadar, dan juga dapat mengendalikan pikirannya, sehingga walaupun ia dipengaruhi oleh semacam tenaga gaib yang membuat gerakannya semakin lambat justeru pikirannya masih dapat bekerja dengan baik sekali. Ia merasa kaget juga karena gerakannya yang semakin lamban, walaupun Bu Kie telah mengerahkan dan mengempos kekuatan tenaga Lwekangnya, tetap saja dia gagal sehingga membuatnya berulang kali hampir terkena cengkeraman, hantaman atau tendangan dari kedua orang lawannya. Beruntung bahwa tenaga dalam Bu Kie dan seluruh ilmu silat yang dipelajarinya itu berasal dari sumber yang lurus dan bersih, yaitu Bu Tong Pay, karenanya walaupun dirinya dalam keadaan tertindih oleh suatu pengaruh gaib yang seakan juga mengisapkan mengendalikan tenaganya, Bu Kie masih bisa bertahan. Dan yang luar biasa, jika diperhatikan dengan seksama, memang terlihat jelas sekali bahwa Bu Kie memiliki kepandaian tidak berada disebelah bawah kepandaian kedua orang Persia itu. Hanya saja disebabkan kedua orang Persia tersebut mempergunakan ilmu yang aneh, yang berulangkali membingungkan juga Bu Kie. sementara itu belum ada suatu usaha yang bisa dilakukan oleh Bu Kie, Malah kian lama Bu Kie semakin tertindih oleh suatu pengaruh kekuatan gaib.
Bu Kie sendiri menyadari bahwa kedua orang itu bertempur dengan mencampur baurkan kepandaian ilmu silatnya dengan ilmu sihirnya, dengan demikian justeru ilmu sihir ke dua orang Persia itu yang membuat Bu Kie terasa tertindih, tidak bisa bergerak leluasa. Sebagai seorang yang telah memiliki tenaga dalam yang tinggi sekali, bathin yang kuat, tidak mudah ilmu sihir itu mempengaruhi secara keseluruhan pada Bu Kie. Namun ke dua orang Persia itu yakin jika saja pertempuran seperti ini berlangsung setengah harian. dan juga Bu Kie masih tetap tidak bisa menembus lapisan ilmu sihir mereka yang menyelubungi pemuda itu, niscaya Bu Kie akhir nya akan dapat dirubuhkan. Maka kedua orang Persia tersebut bertempur sambil tersenyum2, karena merekapun yakin akhirnya tokh dapat merubuhkan Bu Kie. itulah sebabnya mengapa mereka tidak tergesa-gesa dalam melontarkan setiap pukulan yang menentukan. Sedangkan Bu Kie memutar otak untuk berusaha mencari jalan pemecahannya menghadapi ilmu sihir dari kedua orang Persia tersebut. Dia telah berusaha dengan berbagai cara, untuk mengingat-ingatnya dalam ilmunya yang terkadang memiliki perbentengan kuat guna menghadapi sejenis ilmu sihir. Dan juga Kiu Yang Cin Keng yang dimilikinya sesungguhnya merupakan perbentengan yang sangat kuat sekali, hanya saja Bu Kie belum mengetahui, bagian mana yang dapat dipergunakan buat merubuhkan kedua orang lawannya atau setidak-tidaknya memunahkan ilmu sihir mereka. Karena itu, Bu Kie masih terus mengasah otak mencari jalan untuk memunahkan ilmu sihir kedua lawannya, Namun masih juga belum berhasil. Tio Beng yang sangat cerdik, yang sejak tadi mengawasi jalannya pertempuran itu telah melihat sesuatu. ia memperoleh kenyataan seharusnya ilmu silat kedua orang Persia itu tidak sehebat kepandaian Bu Kie, karena masih berada satu tingkat dibawah kepandaian Bu Kie. Hanya saja yang sejak tadi membuat Tio Beng jadi heran mengapa Bu Kie seperti tertindih dan tidak seperti biasanya dapat mengerahkan dengan leluasa tenaga dalamnya atau ilmu silatnya, Karena itu, Tio Beng telah berusaha mencari kelemahan dari kedua orang Persia itu. Memang Tio Beng pun telah dapat menduganya, pasti kedua orang Persia itu memiliki semacam ilmu sihir, yang telah menindih dan mempengaruhi Bu Kie, dan justeru cara pemecahannya yang hendak dicarikan oleh Tio Beng. Sampai akhirnya dia telah melihat kelemahan kedua orang Persia itu. Tio Beng melihatnya, setiap kali kedua orang Persia tersebut menyerang, mereka selalu berkomat kamit sambil membacakan sesuatu mantera. Dengan demikian, jelas ilmu sihir mereka itu sebagai seorang bekerja sama dengan ilmu silat. Dan yang sangat cerdas, Tio Beng segera maklum, akan kelemahan kedua orang itu. "Tenggelam tapi mengambang, Berisi namun Kosong, Terapung tetapi berat!" teriak Tio Beng dalam suatu kesempatan. Bu Kie waktu itu masih memeras ingatan untuk dapat mencari jalan keluar guna memunahkan pengaruh tabir ilmu sihir kedua orang Persia itu, karena walaupun bagaimana memang ia bermaksud hendak memunahkan dulu ilmu sihir kedua orang
Persia itu, barulah dia akan menerjang dengan seluruh kepandaiannya mendesak kedua lawannya. Dan disaat bagaikan baru itulah dia mendengar teriakan Tio Beng, tersadar dari mimpinya Bu Kie berpikir: "Benar"! Mengapa aku tidak berpikir sampai disana?!" Bu Kie segera teringat, betapapun tingginya dan ampuhnya ilmu sihir, tetapi itu merupakan suatu kekuatan bathin yang akan menguasai lawan dengan segala khayalan, yang bertolak belakang dengan kenyataan, Justeru teriakan Tio Beng tadi telah menganjurkannya agar ia mengambil sikap, berisi tampak kosong, mengambang tetapi berat, itulah suatu cara yang terbaik memang untuk menghadapi sejenis ilmu sihir... Dengan demikian, ia akan mengambil sikap diam. Dan dengan berdiam seperti itu namun Bu Kie telah terisi dengan kekuatan bathinnya yang tinggi sekali. Malah Bu Kie segera melaksanakan taktik kosong tetapi berisi. Seketika ia berhenti menyerang, sama sekali tidak mengacuhkan lagi serangan dari kedua lawannya, Dia berdiam dengan sepasang mata dipejamkan. Dengan begitu ia tidak mungkin dapat dipengaruhi lagi oleh ilmu sihir kedua orang tersebut, karena ia pasti akan dapat mendengarkan sambaran angin pukulan kedua orang itu, demikian baru ia akan menangkisnya. Dan tentu saja, dengan di dengarnya suara angin pukulan itu, berarti pukulan tersebut bukan pukulan tipuan atau kosong. Kedua orang Persia itu menjadi heran melihat sikap Bu Kie seperti itu, mereka tertegun sejenak, namun segera melakukan serangan sehebat2nya. Kali ini mereka telah menghantam berbareng, tangan mereka meluncur bagaikan cakar-cakar burung rajawali. Bu Kie merasakan sambaran pukulan tersebut, segera ia yakin inilah pukulan yang sesungguhnya, jadi kini Bu Kie memang tidak dipengaruhi ilmu sihir kedua orang tersebut. Segera juga ia berseru nyaring, lalu menangkisnya dengan perlahan Bu Kie mengambil sikap yang berdiri tegak ditempatnya, sama sekali dia tidak berusaha menggeser kedudukan kakinya. Kedua orang Persia tersebut sama sekali tidak menyangka bahwa Bu Kie telah terhindar dari pengaruh ilmu sihir mereka, pikiran Bu Kie telah jernih. Dan mereka meneruskan hantaman dan cengkeraman tangan mereka, namun untuk kaget mereka justeru serangan mereka tertangkis dengan mudah. Malah yang membuat mereka jadi terkejut sekali diwaktu itu mereka merasakan tangkisan Bu Kie kuat sekali, sehingga tangan mereka masing-masing bagaikan terbentur besi atau baja, malah mereka seperti terdorong oleh suatu kekuatan yang tidak tampak, membuat mereka mundur beberapa langkah. Dalam keadaan seperti ini tampak mereka mundur satu langkah lagi, kemudian saling pandang satu dengan yang lainnya, Keadaan jadi sunyi sekali. Bu Kie tidak memperdulikan sama sekali Bu Kie sudah sekelilingnya, sikap kedua lawannya, tidak memperhatikan ia tetap berdiri diam ditempatnya tanpa bergerak, dengan sepasang mata terpejam
Dengan demikian, Bu Kie menantikan kembali serangan kedua lawan. Setelah saling pandang sejenak, salah seorang diantara kedua orang tersebut telah membuka mulutnya. ia tertawa dengan suara yang aneh itu bagaikan ledakan petir dan guntur, memekakkan anak telinga, Bu memang tengah memejamkan sepasang matanya, menyangka justeru waktu turun hujan yang lebat.
Persia sekali. Suara Kie yang itu akan
Suara tertawa orang Persia itu didengarnya seperti itu juga bunyi guntur dan angin yang gemuruh hebat, bagaikan akan ada badai, Tetap saja Bu Kie tidak membuka matanya, sampai ia mendengar suara gemuruh itu, bagaikan ada sebungkah batu besar yang meluncur turun akan menghantam kepalanya. Tentu saja Bu Kie terkejut, dengan gerakan yang secepatnya ia menyampok keatas, ingin menghantam batu itu menjadi hancur dan terpental ketempat lain. Namun Bu Kie menghantam tempat kosong, Batu itu hanya timbul dalam khayalannya belaka, karena pengaruh dan suara tertawa orang Persia itu. Dengan demikian membuat Bu Kie kecele, Namun Bu Kie tetap tidak membuka matanya, dia masih mendengar suara gemuruh yang hebat, bagaikan diwaktu itu terjadi hujan badai yang sangat dahsyat sekali. Dan juga disekelilingnya cuaca gelap sekali, itulah pengaruh suara tertawa dari orang Persia itu, Dan Bu Kie seperti juga merasakan adanya bayang2 penyerangan dari berbagai senjata tajam, seperti ada pohon yang tumbang dan bungkahan batu yang berjatuhan akan menghantamnya. Tentu saja Bu Kie dengan segera menggerak-gerakkan kedua tangannya menghantam kesana kemari disamping itu juga ia telah melompat kesana kemari menghindarkan diri dari hantaman bungkahan batu itu. Tio Beng dan orang2 Bengkauw lainnya jadi terperanjat, hati mereka terkesiap waktu melihat Bu Kie melompat kesana-kemari sambil menghantam dan menangkis mempergunakan kedua tangannya, seperti juga Bu Kie tengah menghadapi penyerangan yang gencar dari lawannya. Dengan demikian Bu Kie bergerak seperti telah tertindih dan terpengaruh suara tertawa lawannya yang luar biasa itu, Sesungguhnya keadaan disekitar Bu Kie pada waktu itu masih terang benderang, juga tidak ada batu sepotongpun yang menyambar kepadanya, juga tidak ada penyerangan pada dirinya, Bu Kie justeru merasakan dalam khayalnya dirinya tengah diserang beruntun oleh segala macam kekacauan yang ada, antara batu2 yang runtuh antara angin yang bergemuruh menumbangkan batang2 pohon itu akan menghantam dirinya. "Bu Kie!" memanggil Tio Beng yang sudah tidak bisa menahan diri karena melihat keadaan Bu Kie berada dalam pengaruh ilmu si hir. Tio Beng menduga bahwa Bu Kie bersilat seperti itu tentunya dikendalikan suara tertawa orang Persia tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Malah, teriakan Tio Beng sendiri tidak bisa didengar oleh Bu Kie, karena suara panggilan Tio Beng seperti tertindih oleh suara tertawa orang Persia itu, sedangkan orang Persia yang seorangnya lagi, ketika melihat Tio Beng, memanggil Bu Kie, seakan juga hendak menyadarkan Bu Kie dari pengaruh sihir kawannya, segera bersiul. Aneh sekali suara siulannya itu karena suara siulannya itu seperti suara mendesing menyambarnya senjata-senjata rahasia itu. Memang Bu Kie terpengaruh semakin hebat oleh ilmu sihir tersebut, ia merasakan betapa dari sekeliling dirinya menyambar beruntun tak hentinya berbagai jenis senjata rahasia dan senjata tajam, bagaikan ada puluhan orang
yang dengan ganas tengah menyerangnya. Namun yang membingungkan Bu Kie justeru setiap kali dia menangkisnya, justeru dia menangkis tempat kosong, belum pernah tangannya itu beradu dengan tenaga lawan atau juga senjata rahasia, Karena itu Bu Kie akhirnya membuka matanya. Dia jadi terkejut, karena keadaan masih terang benderang, dan juga disekitar dirinya tidak ada seorang lawanpun juga, tidak ada batu yang runtuh, tidak ada batang pohon yang tumbang, tidak ada badai dan topan yang gemuruh. Hanya dia melihat mengerahkan pengaruh tertawa dengan suara bermacam2 suara yang bergemuruh, sedangkan orang Persia yang satunya lagi bersiul, dengan suara siulannya seperti juga mendesingnya bermacam2 senjata tajam. Bukan main mendongkolnya Bu Kie, segera ia tersadar bahwa tadi dia untuk sementara waktu telah terjatuh dalam pengaruh ilmu sihir kedua orang itu, Dia seperti kedua orang Persia itu tengah ilmu sihir mereka, yang seorang yang begitu aneh, menimbulkan dipengaruhi atau dipaksa terpengaruh oleh khayalannya sendiri dengan hanya mendengarkan suara belaka sehingga timbul bayang2 yang menakutkan dan mengerikan, yang memaksa Bu Kie bersilat buat mengelak atau menangkis semua itu. Bu Kie melihat kedua orang Persia itu masih tertawa terus menerus dan bersiul nyaring maka Bu Kie menyadari, ilmu sihir seperti itu harus ditindih dengan semacam ilmu tenaga dalam yang terdapat dalam Kiu Yang Cin Khie nya, karenanya, segera Bu Kie berdiri tegak ditempatnya, dia bertolak pinggang, kemudian berseru dengan suara yang cukup nyaring bergemuruh. Tetapi suara seruan Bun Kie tidak mengandung tenaga yang menyakiti anak telinga. lembut mengalun, namun kuat dan berhasil menindih suara tertawa dan suara siulan yang dilancarkan oleh kedua orang Persia itu, dengan demikian suara tertawa dan suara siulan dari kedua orang Persia itu tidak membawa hasil apa2. Kedua orang Persia tersebut melihat usaha mereka kali inipun gagal. Diam-diam merekapun mengakuinya bahwa Bu Kie memang benar-benar liehay, di Persia, kedua orang utusan Bengkauw Persia tersebut sesungguhnya memiliki nama yang sangat terkenal dan kepandaian mereka memang tinggi sekali. Namun saat sekarang menghadapi Thio Bu Kie, walaupun mereka telah turun tangan berdua, juga telah mempergunakan ilmu sihir yang dicampur dalam ilmu silat mereka, kenyataannya mereka tidak berhasil buat merubuhkan Bu Kie. Dengan demikian, mereka di samping penasaran-pun, jadi mengagumi akan keliehayan Bu Kie, Hanya saja kedua orang Persia itu yakin, jika saja mereka turun tangan tetap berdua, niscaya mereka akan dapat merubuhkan Bu Kie pada akhirnya ! Karenanya mereka bermaksud hendak meneruskan usaha mereka untuk merubuhkan Bu Kie. Sedangkan Bu Kie melihat kedua orang Persia itu telah berhenti tubuhnya menyerang, juga berhenti tertawa dan bersiul,
segera melayang ketengah udara, bagaikan burung alap2 yang besar sekali, ini memang merupakan gerakan yang sulit diikuti oleh pandangan mata manusia biasa, karena terlalu cepat, sehingga membuat kedua orang Persia itu tertegun sejenak ditempat mereka. Dan belum lagi kedua orang Persia itu dapat memikirkan dengan cara apa harus menghadapi serangan Bu Kie, diwaktu itu telapak tangan Bu Kie meluncur datang, Dan Bu Kie bukan menyerang melainkan dengan dua jari dengan telapak tangannya, telunjuknya, yang telunjuk diluruskan sedangkan jari tengahnya ditekuk. Jari telunjuknya menotok leher dari salah seorang Persia itu, jari tengahnya menggaet jalan darah Pie-tiong-hiat, dengan begitu, sekali menyerang Bu Kie telah menotok kedua jalan darah itu. Hanya saja buat kagetnya Bu Kie, totokannya itu tidak membawa manfaat apa2 bagi dirinya, karena begitu jari tangannya mengenai sasarannya, ia merasakan tubuh orang Persia tersebut licin sekali seperti belut. Malah jalan darah yang diincarnya bisa melejit pindah tempat, itulah kelebihan dari ilmu silat Persia, yang memang dapat merobah kedudukan jalan darah, Dan Bu Kie telah melupakan hal itu, karena ia bermaksud menotok tanpa mengingat lagi kemungkinan letak jalan darah yang ditotoknya sedangkan mempergunakan kesempatan tersebut menghantam lengan itu bisa berobah tempat dan kedudukan orang Persia yang seorang lainnya malah Bu Kie, tubuh Bu Kie terhuyung mundur beberapa langkah, tetapi orang Persia itupun tidak kurang kagetnya, karena tubuhnya telah terpental satu tombak. Sewaktu orang Persia tersebut menghantam, maka ia menerima tolakan tenaga membalik yang kuat sekali dari Bu Kie, dengan demikian membuatnya jadi terpental seperti itu. Waktu itu, orang Persia yang seorangnya lagi, walaupun jalan darahnya dapat berpindah sehingga totokan Bu Kie meleset, tidak urung ia terluka didalam juga, walaupun tidak terlalu parah. Hal itu disebabkan totokan yang dilakukan Bu Kie, dengan cara menotok yang luar biasa, disamping jari telunjuk yang menotok, juga jari tengahnya menggaet menotok jalan darah yang lainnya. Cara menotok seperti itulah yang tidak diduga2 oleh orang Persia itu. dia hanya merobah satu jalan darahnya belaka, yang ditotok oleh jari telunjuk Bu Kie, sedangkan totokan jari tengah Bu Kie yang menggaetnya tidak bisa dihindarkan dengan demikian membuatnya jadi terluka didalam cukup parah. Bu Kie berdiri tegak ditempatnya, diam2 dia mengatur pernapasannya dibendung agar lainnya, ia berusaha untuk mempersatukan kekuatan tenaga dalamnya yang dapat buyar jika lukanya itu dibiarkan begitu saja. Sedangkan kedua orang Persia itupun berdiri ditempat mengancam Mereka terluka namun tampaknya kedua orang memperlihatkan bahwa mereka telah terluka, karenanya ditempat mereka dan ber siap2 ingin menerjang Bu Kie agar luka didalam tubuhnya dapat
mereka dengan sikap Persia tersebut tidak mau mereka tetap berdiri lagi.
tidak sampai membawa akibat buruk "Lebih bijaksana jika engkau secara baik2 menerima firman Kauwcu untuk ikut kami ke Persia? Disana kau akan diperiksa, jika memang engkau tidak bersalah, engkau akan dibebaskan! Tetapi jika kau bersikeras dan juga berkepala batu tidak mau ikut bersama kami, terpaksa kami harus mengambil tindakan keras seperti yang telah diperintahkan Kauwcu jika memang tidak bisa mengajak kau dalam keadaan hidup, dalam keadaan matipun memang harus kami lakukan..." Bu Kie tersenyum tawar, katanya: "Jangan kalian memaksa diriku untuk melanjutkan kekerasan seperti ini, karena sudah kukatakan bahwa kamipun sudah membubarkan Bengkauw, dengan demikian sudah tidak ada hubungan lagi antara kami dengan pihak Beng-kauw Persia." Orang Persia yang satunya tertawa mengejek. "Hemmm, enak begitu saja kau ingin mengelakkan diri dari tanggung jawab yang harus kau pikul? Tanpa memberitahukan dan memberikan laporan lagi kepada Kauwcu dipusat, engkau berani membubarkan Bengkauw di Tionggoan ini? Hemm, Hemmm, itulah su satu kelancangan yang harus diimbali dengan hukuman yang setimpal." Berbareng dengan perkataannya itu, orang Persia tersebut telah melangkah menghampiri dan juga bersiap2 hendak mulai menyerang lagi, Bu Kie tetap berdiam ditempatnya dalam keadaan bersiap sedia, Demikian juga orang2 Bengkauw lainnya, bersiap2 hendak melompat maju, guna menolongi Kauwcu mereka, orang Persia yang satunya lagi, pun mulai melangkah maju mendekati Thio Bu Kie, mereka hendak mempergunakan ilmu mereka buat menindih dan merubuhkan Bu Kie. Walaupun benar, Bu Kie memiliki kepandaian tinggi sekali, namun sudah dijelaskan di bagian depan, bahwa kepandaian kedua orang Persia tersebut memang memiliki jurus-jurus yang aneh disamping ilmu merekapun memiliki dasar yang berbeda dengan ilmu silat yang terdapat didaratan Tionggoan. Karena itu, Bu Kie sendiri tidak yakin bahwa ia akan dapat merubuhkan kedua orang Persia itu dengan mudah. Dalam keadaan seperti sekarang ini, melihat orang Bengkauw bersiap-siap hendak maju menghampiri dirinya, malah Bu Kie berkuatir. Ketika melihat isterinya, Tio Beng juga melangkah maju hendak membantunya. Bu Kie cepat mengulapkan tangannya mencegahnya: "Berhenti, jangan kalian jangan maju. Biarkan aku yang menghadapi mereka !" Tio Beng dan yang lainnya jadi menahan langkah kaki mereka, memandang dengan sorot mata yang ragu, karena mereka menyadari, kedua orang Persia itu memiliki ilmu yang agak luar biasa. Memang Bu Kie tetapi rupanya Bu memiliki kepandaian sangat tinggi, Kie kurang begitu berhasil buat menghadapi ilmu sihir kedua orang lawannya tersebut. Karenanya Tio Beng dan yang lain2nya berkuatir sekali. Sedangkan Bu Kie sendiri menguatirkan jika sampai orang2 Bengkauw itu maju, mereka akan bercelaka, sedangkan dia sendiri yang memiliki kepandaian tinggi tidak dapat merubuhkan mereka dengan segera, itulah alasannya mengapa Bu Kie
mengambil keputusan agar ia sendiri yang menghadapi kedua orang Persia itu. Namun didalam hatinya Bu Kie timbul keraguan, karena biasanya orang2 Bengkauw Persia, jika diutus oleh Kauwcu mereka, tentu datang kedaratan Tionggoan bukan seorang dua orang belaka, mereka pasti datang dalam bentuk rombongan, Maka Bu Kie kuatir kalau2 masih terdapat jago2 Bengkauw Persia lainnya yang bersembunyi disuatu tempat yang tidak mereka ketahui, itulah pula mengapa Bu Kie berpikir keras, ia memang tidak mau dipengaruhi oleh kedua lawannya terlebih lagi jika harus ditawan mereka. Memang mereka hanya mengatakan ia harus menghadap Kauwcu Bengkauw di Persia, dan jika nanti sudah diperiksa ternyata tidak memiliki kesalahan, ia akan dibebaskan kembali, namun mana mungkin Bu Kie bisa menerima kenyataan seperti itu ? Dia memang bersedia untuk mati dengan gagah perkasa, tidak mungkin dia seperti itu, karena ia memaklumi bersedia tentunya diperhina Bengkauw Ciang. Bu Kie telah menepuk tangannya, menimbulkan suara yang cukup nyaring. "Baiklah, mari kita meneruskan main-main ini !" kata Bu Kie kemudian. "Apakah engkau tidak akan menyesal ?!" tanya kedua orang Persia itu hampir berbareng, Bu Kie tersenyum tawar. "Mengapa harus menyesal ? Sudah kukata kan, kami tidak memiliki hubungan lagi dengan Bengkauw, namun kalian terlalu memaksa dan kami tentu saja tidak bisa membiarkan bangsa asing buat menimbulkan kekeruhan pada diri kami..!" menyahuti Bu Kie tegas. "Nah, jika memang telah demikian persoalannya, maka jalan satu2nya kita harus mengadu ilmu, sampai diantara kita ada yang rubuh..." Setelah berkata begitu, Bu Kie bersiap2, namun sebelum dia bergerak untuk mulai menghadapi kedua lawannya itu, di Persia telah dapat dipengaruhi Cu Goan tiba2 telah melesat ringan sekali. "Kauwcu, berilah sesosok tubuh dengan gerakan yang kesempatan kepadaku untuk mainmain dengan mereka, karena tidak pantas Kauwcu mainmain dengan kurcaci seperti itu !" Berbareng dengan habisnya perkataan orang itu, nampak seorang pemuda telah berdiri menghadapi kedua orang Persia itu siap bertempur tanpa menantikan lagi keputusan Bu Kie. Bu Kie melihat, orang itu tidak lain dari In Sin Gie. dan ia memang percaya Sin Gie memiliki kepandaian yang tinggi, walaupun belum bisa menandingi kepandaiannya, akan tetapi kepandaian Sin Gie pun tidaklah lemah, maka setelah ragu2 sejenak kemudian ia mengangguk. "Baiklah tapi kau harus hati2, Sin Gie, mereka memiliki ilmu sihir...." pesan Bu Kie Sin Gie menganggukkan kepalanya, Diwaktu itu Bu Kie telah melompat kedekat Tio Beng dan Tio Beng dengan kuatir sekali menanyakan keadaan Bu Kie. Ternyata Bu Kie memang terluka cukup parah, segera dia mengatur jalan pernapasannya didalam kesempatan tersebut Dan diapun cepat sekali dapat mendorong hawa kotor yang tadi telah menyebabkan ia terluka didalam, ke pori2 kulit sehingga ia bisa merasakan kesegarannya pulih kembali. Sedangkan Sin Gie telah mengawasi kepada kedua orang Persia itu, kemudian katanya dengan suara yang tawar: "Mari, mari, aku ingin sekali berkenalan dengan
ilmu silat dari orang Persia." Kedua orang Persia itu mendongkol sekali karena Sin Gie menggantikan Bu Kie, untuk menghadapi mereka. "Hemmm, engkau hendak mencari mampus anak muda!" kata salah seorang diantara kedua orang Persia itu, "Iris hayo kita hajar adat kepada pemuda lancang itu!" Orang Persia yang satunya, yang dipanggil namanya dengan sebutan Iris itu mengangguk. "Ya, kita harus memperlihatkan kepada mereka bahwa utusan dari Bengkauw Persia bukan utusan yang bisa diremehkan!" Dan Iris malah menjejakan kakinya, tubuhnya telah melompat ringan kesamping kanan Sin-Gie. Sedangkan orang Persia yang satunya pula telah melompat kesamping kiri, Sin Gie ber siap2 dengan segera, tangan kanannya mencabut keluar serulingnya, seruling yang merupakan senjata ampuhnya. "Mari mari maju...." tantang Sin Gie tidak merasa jeri, malah dia telah mengawasi kedua lawannya itu dengan sikap berwaspada seruling ditangannya itu digoyang2kannya, seperti juga memperlihatkan bahwa seruling itu siap hendak dipergunakannya. Dalam keadaan seperti itu, disekitar tempat tersebut jadi hening sekali. Semua orang mengawasi dengan berdiam diri belaka, disamping perasaan tegang juga mereka berwaspada. Mereka tadi melihat, Bu Kie yang memang memiliki kepandaian sangat tinggi, masih tidak bisa menundukkan kedua orang Persia tersebut. Terlebih lagi Sin Gie yang kepandaiannya kepandaian Bu masih berada satu tingkat dibawah Kie, tentu akan menghadapi banyak kesukaran menghadapi kedua orang Persia tersebut, sehingga merekapun bersiap2, jika Sin Gie menghadapi bahaya, tentu mereka akan segera menerjang maju, tidak akan memperdulikan lagi peraturan Kangouw yang ada, yang terpenting buat mereka membekuk kedua orang Persia itu, Kedua orang Persia tersebut, Iris dan kawannya, tertawa bergelak, Dan sikap mereka angkuh sekali. "Tidak kami sangka bahwa Kauwcu dari Bengkauw. hanya pandai bersembunyi dibelakang anak buahnya." ejek Iris dengan suara yang dingin. Namun Bu Kie tidak memperdulikannya, ia tetap mengatur jalan pernapasannya. Sedangkan Sin Gie yang mengetahui bahwa ia tidak boleh membuang2 waktu, telah menggerakan serulingnya meluncur kearah tenggorokan Iris. Gerakan seruling itu memang cepat sekali, segesit ular yang menyambar dengan demikian, akan mematok leher dari lawannya, itulah serangan yang tidak boleh diremehkan. Iris yang diserang, juga tidak tinggal diam. Matanya jeli, ia mengelak kesamping, lehernya itu batal terkena totokan ujung seruling. Sambil mengelak, telapak tangan Iris juga meluncur akan menepuk pundak Sin Gie. Kawan Iris juga telah menghantam dari arah yang berlawanan. Dengan demikian ia menghadapi pukulan dari dua jurusan. Kawan Iris menepuk dari arah samping kiri dimana ia bermaksud menepuk batok kepala Sin Gie.
Tetapi Sin Gie memang telah melatih kepandaiannya akhir-akhir ini tekun sekali, pesat luar biasa kemajuan yang dicapainya, karena itu, iapun dapat bergerak dengan lincah menghindarkan diri dari tepukan maut kedua lawannya, ia bergerak gesit dengan serulingnya tidak hentinya menyambar-nyambar mengincar bagian2 yang mematikan ditubuh kedua lawannya. Seruling ditangan Sin Gie seperti juga seekor ular yang meliuk kesana kemari, sebentar mengancam, sebentar menangkis, sejenak lagi menotok, meluncur lurus kearah sasarannya, umumnya jalan darah kematian. Dalam keadaan seperti itu, kedua orang Persia tersebut menjadi heran juga. kenyataan, walaupun Mereka melihat dan memperoleh baru beberapa jurus saja mereka bertempur kepandaian dan tenaga dalam Sin Gie tinggi sekali, padahal usia pemuda ini masih muda sekali. Berbeda dengan Thio Bu Kie, yang memang diketahui mereka sebagai Kauwcu Bengkauw, yang terkenal dengan kepandaiannya yang sangat tinggi, Tetapi Iris dan kawan2nya tidak pernah mendengar perihal Sie Gie, yang ternyata memiliki kepandaian tinggi sekali, walaupun belum bisa menyamai kepandaian yang dimiliki Bu Kie, akan tetapi memang kepandaian Sin Gie sangat berbahaya. Terlebih lagi Sin Gie memperoleh satu keuntungan, bahwa kedua orang Persia itu telah terluka juga ditangan Bu Kie, maka walaupun kepandaian Sie Gie belum bisa menyamai kepandaian Bu Kie, toh kepandaian kedua lawannya itu banyak berkurang karena lukanya, tenaga mereka merosot banyak sekali. Dikala itu tampak oleh Bu Kie, bahwa Sin Gie berulang kali berusaha mendesak kedua lawannya, serulingnya menyambar2 cepat dan lincah sekali. Setiap jurus yang dipergunakan Sin Gie merupakan jurus yang berbahaya dan dapat merubuhkan lawannya jika saja lawannya itu berlaku lengah. Memang Bu Kie telah mengetahui, Sin Gie telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali, karena selama berdiam di Himalaya, Sin Gie berlatih diri giat sekali. Bahkan Bu Kie selalu memberikan petunjuk yang dibutuhkan Sin Gie. Dengan demikian, bersama isterinya, Sin Gie memperoleh kemajuan yang sangat pesat. Dan sekarang disaat Sin Gie mengeluarkan ilmu andalannya serulingnya bergerak dengan jurus2 yang manis dan berbahaya itu, barulah Bu Kie menyadari, bahwa ilmu ciptaan Sin Gie, ilmu serulingnya itu, merupakan ilmu yang sangat hebat, walaupun masih ada beberapa bagian dari ilmu Seruling tersebut yang memiliki kelemahan. Jika nanti Bu Kie memberitahukan kelemahan 2 ilmu seruling Sin Gie itu, niscaya Sin Gie dapat menutupi kelemahan-kelemahan itu, tentunya ilmu seruling Sin Gie merupakan ilmu yang sangat hebat dan sulit dicari tandingan atau duanya lagi ! Sin Gie memang bersilat mempergunakan serulingnya itu dengan gerakan2 yang sulit diikuti oleh pandangan mata dan tubuhnya bergulung2 seperti juga sinar yang berpantulan kesana kemari, dikelilingi oleh serulingnya yang bergerak mengincar kesana kemari pada bagian2 yang berbahaya disekujur tubuh kedua orang lawannya. Dengan demikian, membuat kedua lawannya itu, Iris dan kawannya, tidak berani terlalu memandang remeh kepada Sin Gie, juga yang terpenting sekali mereka tidak berani lengah. Sedikit saja mereka berayal, niscaya akan membuat mereka terluka oleh totokan atau juga pukulan
seruling Sin Gie yang mengalir kekuatan tenaga dalam yang kuat sekali. Karena itu, Iris dan kawannya juga bergerak lincah kesana kemari dengan sepasang tangan yang menyambar2 dahsyat, Gerakan kedua orang itu sama gesitnya dengan gerakan Sin Gie. Kalau saja mereka belum terluka oleh serangan Bu Kie niscaya mereka akan dapat mendesak Sin Gie lebih hebat. Hanya saja mereka memang telah terluka didalam oleh Bu Kie, dengan demikian membuat Sin Gie memperoleh angin, sebab kedua lawannya itu belum dapat memulihkan luka didalamnya, dan juga tidak dapat mengerahkan seluruh kekuatan yang ada padanya. Seruling Sin Gie telah menyambar kearah kepala Iris, kemudian mengincar dada kawan Iris, Begitu bergantian seruling itu selalu meluncur pesat mengincar bagian2 yang bahaya. Dan Iris bersama kawannya selalu mengelak atau berkelit dengan gerakan2 yang aneh dalam menghindarkan diri dari setiap ancaman seruling Sin Gie. Sebagai orang2 yang berkepandaian tinggi dan juga memiliki berbagai macam ilmu yang juga luar biasa, bahkan dinegeri mereka Iris dan kawannya itu terkenal sebagai jago2 yang memiliki kepandaian sangat hebat, maka mereka dapat melayani Sin Gie sebaik2nya. Yang membuat mereka menyesal justeru mereka tengah terluka karena tadi telah saling mengadu kekuatan tenaga dalam dengan Bu Kie, membuat mereka tidak bisa mengerahkan seluruh tenaga dalam mereka. Jika Iris dan kawannya memaksakan diri buat mengerahkan seluruh tenaga dalam mereka untuk menghadapi Sin Gie tentu luka mereka akan bertambah berat juga. Sekali saja tenaga dalam mereka tidak bisa dikendalikan lagi, niscaya akan menyebabkan luka didalam tubuh mereka itu merusak anggota dalam tubuh mereka, yang akan membuat mereka itu nantinya terluka kian parah, malah bisa membawa kematian. Karenanya mereka telah beberapa kali berusaha mengelak saja tanpa membalas terjangan Sin Gie, karena mereka menyadarinya, bahwa mereka tidak dapat sembarangan mempergunakan tenaga mereka, keduanya mencari kesempatan dan kelemahan Sin Gie, baru nanti mereka hendak turun tangan. Dengan cara demikian berarti mereka tidak terlalu membuang tenaga mereka dengan siasia. Sin Gie pun melihat cara bertempur kedua orang itu yang seperti juga menutup diri dan sama sekali tidak berusaha membalas setiap kali ia mempergunakan serulingnya buat menotok, menabas dan sebagainya. Bahkan kedua orang itu hanya main berkelit saja. Sin Gie menyadari kedua lawannya itu hendak menanti sampai dia akhirnya kehabisan tenaga. Diwaktu itulah baru mereka akan turun tangan buat mendesak Sin Gie dan kemudian merubuhkannya, Karenanya, Sin Gie segera merobah cara bertempurnya. sekarang ini ia tidak selalu menyerang, melainkan hanya seka li 2 menyerang dan lebih banyak menutup diri untuk dapat membendung tenaganya, agar ia tidak cepat letih. Setelah mempelajari beberapa saat lamanya cara bertempur dari kedua lawannya, akhirnya sedikit demi
sedikit Sin Gie berhasil mendesak lawannya. Waktu itu Tio Beng melihat, kedua orang Persia itu mulai terdesak, Diam2 dia jadi girang, Memang sebagai seorang wanita yang cerdas luar biasa. Tio Beng dapat melihat dalam waktu yang singkat, kedua orang Persia itu tidak mungkin sanggup menandingi ilmu silat Bu Kie. Hanya saja, disebabkan mereka memiliki ilmu sihir, dengan demikian membuat Bu Kie tadi tidak bisa merubuhkannya, sekarang Sin Gie tampaknya seperti kebal dari ilmu sihir kedua orang Persia tersebut, walau pun Iris dan kawannya sejak tadi bertempur dengan mulut yang komat-kamit tokh Sin Gie tidak memperlihatkan tandatanda bahwa ia terpengaruh oleh ilmu sihir kedua orang tersebut. Mengapa bisa begitu? Sedangkan Bu Kie yang memiliki lwekang yang sebetulnya lebih sempurna dari lwekang Sin Gie, juga kebathinan yang dimiliki Bu Kie jauh lebih kuat dari bathin Sin Gie, masih terpengaruh sedikit dari ilmu sihir kedua orang itu, sedangkan Sin Gie sendiri tidak terpengaruh. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Ternyata Sin Gie memiliki ilmu yang bermacam ragam. ilmu yang dulu dipelajarinya berbau sesat, Dengan demikian, baik ilmu yang diturunkan oleh oleh ibunya atau juga ilmu Kiauw Pak Beng, semua itu memang mengandung ilmu kesesatan, yang memerlukan latihan terbalik dari ilmu yang lurus dan putih bersih. Maka dari itu, Sin Gie seperti menjadi kebal terhadap pengaruh sesat atau juga sejenis ilmu sihir, Tetapi Bu Kie sendiri yang memiliki ilmu tenaga dalam yang murni dan lurus, yang kian hari dilatih semakin murni, telah melakukan segalanya dengan lurus. Begitu terkena terjangan ilmu sihir, tenaga dalamnya itu belum bereaksi Dia telah terkena pengaruh ilmu sihir itu, Kalau saja memang tenaga dalamnya telah beraksi, niscaya kedua orang Persia itu tidak dapat mempengaruhi Bu Kie dengan ilmu sihir mereka, karena bathin Bu Kie yang telah kuat. Tio Beng setelah memperhatikan beberapa saat, iapun segera menyadari kelemahan Bu Kie dan kelebihan Sin Gie. Disamping itu. Bu Kie pun telah menyaksikannya, betapapun kedua orang Persia itu tidak mungkin melebihi kepandaiannya. ia menyadari hal itu sebagai penonton. Tadi sebagai orang yang bersangkutan dan juga terlibat dalam pertempuran dengan kedua orang itu, ia tidak melihat jelas seluruh kelemahannya itu. Dengan demikian membuat Bu Kie terpengaruh juga oleh ilmu sihir lawannya. Akan tetapi sekarang ini, setelah berhasil menyaksikan jalannya pertempuran menghadapi Sin Gie, demi jurus, Bu Kie akhirnya dapat juga melihat kelemahan kedua orang itu. Dan juga ia telah memiliki cara yang sekiranya dapat dipergunakannya sebaik mungkin dalam menghadapi kedua lawannya itu. Karenanya Bu Kie bersiap2, jika memang Sin Gie nanti terdesak oleh kedua lawannya itu, ia akan segera maju pula, buat merubuhkan kedua orang lawannya itu. Karena sekarang ini Bu Kie memang telah berpikir dan dapat melihat kelemahan kedua lawannya, ia pun dapat menduga sampai dimana tinggi dan sempurnanya kepandaian kedua orang itu. Sampai berapa jauh kedua orang itu dapat mempergunakan ilmu sihirnya, dan juga dengan cara bagaimana ia akan dapat menindih dan balik mempengaruhi kedua orang
Persia tersebut. Karenanya Bu Kie telah bersiap2 ia hendak maju buat menggantikan kedudukan Sin Gie. Hanya saja dilihatnya Sin Gie pun tengah mengerahkan seluruh kepandaiannya, dimana serulingnya itu menyambar2 bagaikan seekor naga, yang bergulung2 dan menyambar akan menghantam kepala, mata, dada dan pundak dari Iris dan kawannya. antara Iris bersama kawannya dan setelah memperhatikan jurus Jika memang Bu Kie mempergunakan kesempatan itu maju untuk menggantikan Sin Gie, tentu hanya akan membuat Sin Gie terpojokan, karena ia harus menarik pulang tenaganya dan juga menghentikan segala penyerangannya, Dengan demikian akan membuat kemungkinan juga Sin Gie bisa kecolongan diserang kedua orang lawannya. Waktu itu tampak Sin Gie mengerakkan serulingnya dengan jurus2 yang sangat tangguh, merupakan jurus2 simpanannya, yang hanya baru dipergunakan kalau saja ia menghadapi lawan berat. Dengan demikian, luar biasa kesudahannya, serulingnya itu bagaikan seekor naga yang mengamuk menerjang kesana-kemari, dengan ekor dan kepalanya. Iris dan kawannya yang menghadapi cara penyerangan seperti itu, jadi kaget sendirinya, karena mereka memperoleh kenyataan Sin Gie benar2 lawan yang tangguh sekali, yang harus dihadapinya sebaik mungkin. Karenanya, Iris dan kawannya beberapa kali berusaha membatasi diri, tokh penjagaan dan perbentengan diri mereka sering kebobolan. Terutama sekali Iris, entah berapa kali ia hampir terkena terjangan seruling Sin Gie, terkemplang atau juga tertotok, Dengan demikian membuat Iris harus berlaku lebih hati2 lagi. Dikala itu Tio Beng sudah tidak sabar lagi, ia berseru nyaring dan teriaknya: "Sin Gie mundurlah... percuma kau menghadapi mereka yang berlaku licik seperti itu, hanya akan men sia2kan tenagamu belaka, Mundurlah." Sin Gie mendengar teriakan Tio Beng, jadi mengeluarkan seruan meninggi, serulingnya bergerak hebat sekali, memaksa kedua lawannya mundur, kemudian ia menjejakan kakinya tubuhnya melesat dan hinggap disamping Tio Beng. Sedangkan Bu Kie membarengi melompat maju, Belum lagi kedua orang Persia itu sempat membuka mulut, justeru Bu Kie telah mulai mendesak dengan pukulan yang beruntun. Sedangkan kedua orang Persia itu, mulai melancarkan ilmu sihir mereka, Tadi mereka hampir berhasil dengan ilmu sihir mereka. Akan tetapi semakin mereka mengerahkan ilmu sihir mereka keduanya jadi terkejut bukan main. Karena ilmu sihir itu seperti juga menghantam perbentengan yang kuat sekali, dan berbalik menghantam mereka berdua! Semakin gencar mereka mempergunakan ilmu sihir mereka, semakin kuat daya pantul nya menyerang mereka. Akhirnya, kedua orang Persia itu mereka meneruskan cara bertempur mempergunakan ilmu sihir mereka, niscaya akan membuat mereka sendiri yang menderita rugi, dimana mereka akan terkena ilmu sihir mereka. Karena itu, mereka segera menghentikan menyerang mempergunakan ilmu sihir. Bu Kie ternyata telah mengadakan perlindungan buat dirinya. Karena menyadari bahwa kedua orang utusan dari Bengkauw Persia itu memiliki ilmu silat yang
tinggi disamping juga mengkombinasikan dengan ilmu sihir mereka. menyadarinya, jika seperti itu, untuk Bu Kie telah mempergunakan tenaga dalamnya untuk melindungi dirinya, ilmu kebathinan yang dimiliki Bu Kie memang telah mencapai puncak yang tinggi sekali, begitu Bu Ki mengempos kebathinannya, dengan sendirinya membuat kedua orang Persia itu jadi terdesak. Bu Kie pun tidak mau mensia-siakan kesempatan yang ada, karena sepasang tangannya telah bergerak dengan beruntun, dimana pada suatu kesempatan, dikala kedua orang Persia itu agak panik mengetahui ilmu sihir mereka tidak dapat mempengaruhi Bu Kie pula, bahkan menerjang berbalik kepada mereka, telah membuat mereka jadi berlaku Kie membarengi dengan penyerangnya tangannya bergerak dengan ilmu Seng hwee-leng yang dimilikinya. Dan kedua orang itu terdesak, Membarengi dengan itu justeru terlihat Bu Kie telah berlaku cepat sekali, Ketika salah seorang telapak tangan kena dihantam. lengah, dan Bu yang beruntun, lawannya, yaitu lris, menyerang dengan kanannya, ia membiarkan punggungnya "Bukkkk...,!" punggung Bu telapak tangan Iris, namun diwaktu itu juga Bu Kie, dengan tubuh yang maju selangkah membarengi dengan tangan kanannya menghantam kedada Iris, membuat Iris terhuyung mundur dan terluka didalam. Dia mundur dengan sepasang tangan memegangi dadanya, juga dari mulutnya telah mengalir darah merah yang kental. Dengan demikian membuat Iris jadi tidak bisa maju pula buat membantu kawannya. Kawan Iris sendiri kaget tidak terkira melihat Iris terluka seperti itu, ia telah memandang kesima sejenak. Bu Kie tidak membuang2 waktu yang baik sekali buatnya, hanya dalam beberapa detik saja, disaat kawan Iris tengah bengong, Cepat sekali ia melompat dan telapak tangannya telah hinggap diperut lawannya sehingga kawan Iris terhuyung mundur dengan keadaan terluka. Kie kena dihantam oleh Waktu itu Bu Kie sendiri merasakan punggungnya yang terpukul telapak tangan Iris terasa agak sakit, akan tetapi tidak sampai membuatnya terluka. Sedangkan kawan Iris justeru menderita luka demikianlah, pertempuran itu telah diakhiri dengan kemenangan Bu Kie. yang telah dihantam perutnya, didalam yang tidak ringan, Dan juga membuat Iris bersama kawannya itu jadi terluka didalam yang parah, sedangkan Iris dengan muka yang pucat telah berkata: "Bagus! Rupanya memang kau ingin mengkhianati Bengkauw, kami akan kera bali ke Persia untuk melaporkan semua ini...!" Dan Iris memberi isyarat kepada kawannya, kemudian mereka berdua, dengan muka yang pucat pias dan juga menahan perasaan sakit, telah memutar tubuh mereka dan berlari2 meninggalkan tempat itu. Bu Kie hanya tertawa bergelak2 nyaring sekali, Disaat Iris dan kawannya telah berlari agak jauh, barulah Bu Kie berseru nyaring: "sampaikan salamku kepada Kauwcu kalian.!"
Dikala itu Iris dan kawannya, walaupun mendengar teriakan Bu Kie, mereka sudah tidak memperdulikan lagi, mereka berdua berlari terus dan cepat, untuk meninggalkan tempat itu. sedangkan luka didalam tubuh mereka tidak ringan. Karena itu, mereka hanya memaksakan diri belaka baru dapat berlari meninggalkan puncak gunung Himalaya itu. Bu Kie setelah melihat kedua orang lawannya pergi dan tidak terlihat bayangannya lagi, jadi menghela napas dalam2. Diapun telah kembali kedekat Tio Beng, katanya. "Jika memang mereka tidak berlaku lengah dan congkak, tentu tidak mudah merubuhkan mereka !" Sin Gie mengangguk membenarkan, diapun telah berkata dengan suara yang mengandung perasaan kagum juga. "Benar...mereka memiliki kepandaian yang liehay sekali, Yang luar biasa, justeru kepandaian dan ilmu silat mereka yang sangat aneh juga tampak jelas, mereka itu telah dapat menguasai ilmu sihir mereka, ilmu sihir yang tidak bisa diremehkan. Sekali saja kita terpengaruh oleh ilmu sihir mereka, niscaya akan membuat kita,mudah sekali dirubuhkan mereka. "Tetapi kita telah menanam perasaan tidak senang buat pihak Bengkauw Persia, tentu Kaucu Bengkauw Persia selanjutnya akan menuduh kita sebagai pengkhianat dimana kita selalu akan dikejar oleh anak buahnya dan kemungkinan juga dari Persia akan dikirim lagi jago2nya yang memiliki kepandaian tinggi? Karenanya, kita harus berlaku lebih waspada. Dan kita kini memiliki dua musuh tangguh, Cu Goan Ciang dan Bengkauw Persia, Dengan demikian kita tidak boleh lengah sedikitpun juga. Kita tidak boleh terlalu berdiam diri kita harus berusaha mengatasi kesukaran ini! Kalau sampai jago Persia diutus datang kedaratan Tionggoan niscaya akan membuat banyak orang rimba persilatan yang tidak bersalah akan memperoleh hukuman dari mereka, juga mereka akan main bunuh, jika memang mereka menuduh orang2 yang mereka curigai itu sebagai orang Bengkauw, Cu Goan Ciang pun demikian tetapi kita telah berhasil mengatasi jika untuk Cu Goan Ciang, kita telah membubarkan Bengkauw, dengan demikian anggota Bengkauw tidak akan dimusuhi oleh Cu Goan Ciang, itu lebih baik dibandingkan jika tidak membubarkannya, di mana korban-korban yang berjatuhan akan banyak sekali ! Nah, sekarang kita harus berusaha mencari jalan sebaiknya guna dapat menghadapi Bengkauw Persia, kita harus mengutus beberapa orang untuk pergi menghadap Kauwcu Bengkau Persia, guna memberikan penjelasan kepadanya, Tentu saja utusan kita itu harus memiliki kepandaian yang tinggi dan kecerdikan yang luar biasa, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Jika tidak, tentu didalam perjamuan dia akan dianiaya oleh orang2 Persia itu dan menemui banyak sekali kesukaran !" Dalam keadaan seperti itu, semua orang Bengkauw hanya berdiam diri, mereka hanya menantikan petunjuk Kauwcu mereka lebih lanjut. Sesungguhnya Sin Gie ingin mengajukan diri sebagai utusan Bu Kie pergi ke Persia, menghadap Kauwcu Bengkauw Persia, Namun ia masih menutup mulut. Dilihatnya betapa Bu Kie memandang seluruh orang2 yang berada disitu dengan wajah yang dirundung kedukaan, karena walaupun bagaimana memang tampak jelas.
Bu Kie tengah bersusah hati. Dan sebagai seorang yang memiliki pengetahuan tinggi, tentu saja Bu Kie tidak akan bertindak ceroboh dan serampangan, Bu Kie tentu akan mengatur segalanya dengan baik. Diwaktu itu Bu Kie telah berkata lagi dengan suara yang agak perlahan. "Yang perlu kita atur sekarang ini adalah bagaimana harus mencari tempat yang lebih tenteram dibandingkan dengan keadaan disini, karena baik orang orang Cu Goan Ciang maupun orang Bengkauw dari Persia, telah mengetahui tempat kita. Dengan demikian, kita harus menemukan kembali suatu tempat yang lebih baik buat menyepi...." Sambil berkata begitu, Bu Kie telah mengawasi sekitar tempat itu. menghela napas beberapa kali. Tio Beng tersenyum, katanya: "Justeru puncak Himalaya ini merupakan tempat yang sangat baik sekali, Jika bukan seorang yang memiliki kepandaian tinggi, tentu dia tidak akan dapat mendaki gunung ini! Lihatlah, keadaannya yang sangat berbahaya, yang tidak bisa di lalui dengan mudah oleh orang2 memiliki kepandaian rendah. Disamping itu, jika memang Cu Goan Ciang mengutus jago2nya, maka jago jago pilihannya belaka yang berhasil naik ke puncak Himalaya ini, berarti lawan kita berjumlah tidak terlalu banyak ! Tetapi jika memang kita memilih tempat lain, yang sekiranya mudah buat ditangani, kita malah akan menghadapi banyak kesulitan. Cu Goan Ciang akan mengerahkan orang2nya dalam jumlah yang banyak, Demikian juga halnya dengan Bengkauw Persia itu, Dengan demikian, bukankah berarti kita menghadapi kesukaran yang lebih besar ?!" Bu Kie menghela napas. "Benar, Beng-moay !" katanya kemudian :"Apa yang kau katakan itu memang benar." Setelah berkata begitu segera juga Bu Kie memutuskan bahwa mereka akan tetap menetap dipuncak Himalaya ini. Mereka akan berdiam ditempat itu, dan juga bersikap lebih hati-hati, dimana mereka selalu harus waspada untuk menerima kedatangan orang2 Bengkauw Persia ataupun juga Cu Goan Ciang. "Mulai sekarang, tidak boleh diantara kita ada yang turun gunung dulu, karena tenaganya sangat dibutuhkan sekali !" demikianlah keputusan Bu Kie. Semua orang mengangguk. ooo)OdOwO(ooo KITA kembali kepada Kwang Tan, Thio Bo dan Suma Lin Liang, yang telah kita tinggalkan cukup lama. Waktu itu, ketiga orang ini memang telah berkelana didalam rimba persilatan, sejauh itu tetap saja mereka tidak menemui jejak dari Ban Tok Kui, yang seperti telah lenyap begitu saja. Dan setelah men cari2 kesana kemari dengan memakan waktu cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan pencarian itu, karena Ban Tok Kui seperti telah menyelusup kedalam bumi. Dan Kwan Tan telah menganjurkan kepada mereka buat pergi ke Bu Tong Pay, seperti yang disarankan Suma Lin Liang beberapa waktu yang lalu. Akan tetapi Suma Lin Liang justeru meminta agar mereka pergi dulu saja ke Himalaya, buat menghadap pada Thio Bu Kie, guna menanyakan perkembangan yang baru disana. Begitulah, akhirnya Thio Bo dan Kwang Tan menyetujuinya, Thio Bo memang ingin bertemu dengan tokoh-tokoh Bengkauw yang sangat dikaguminya. Dan telah lama, Thio Bo mendengar berita
kesaktiannya dari orang2 Bengkauw, yang tentang katanya memiliki kepandaian luar biasa, Terlebih lagi Thio Bu Kie yang didengarnya sejak dulu sebagai seorang pendekar yang memiliki kepandaian luar biasa, sehingga ia merupakan seorang pendekar yang mungkin satu2nya dijaman itu yang memiliki kepandaian demikian tinggi. Begitulah, ketiga orang tersebut akhirnya telah memutuskan untuk pergi ke Himalaya. Perjalanan ke Himalaya memang memakan waktu yang cukup lama, tetapi akhirnya pada sore itu, justeru mereka telah tiba di kaki gunung Himalaya, dimana mereka telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ duduk beristirahat disebuah batu yang telah di bersihkan oleh Suma Lin Liang dari lapisan salju. Sedangkan Kwang Tan telah memandang keatas puncak gunung itu, memandang dengan perasaan kagum sekali. "Luar biasa? Mengagumkan sekali!" serunya berulang kali, "pemandangan yang sangat indah sekali!" Memang sesungguhnya Kwang Tan sangat mengagumi keadaan digunung Himalaya, yang berdiri tegak megah dengan ketinggiannya yang begitu luar biasa, Juga gunung yang sepanjang musim selalu di selubungi oleh salju, merupakan tempat yang sangat sulit sekali didaki oleh orang sembarangan. Jika seseorang yang memiliki kepandaian tanggung2, tentu tidak dapat mendaki gunung itu dengan mudah, dan juga, tebing2 yang tinggi, menjulang berbahaya sekali, dengan tumpukan salju yang akan membuat perjalanan sangat sukar dan licin sekali, sewaktu2 mereka dapat tergelincir dan maut mengincar mereka. Karena itu, mereka telah memperoleh kenyataan, puncak Himalaya bukanlah tempat yang dapat didatangi oleh sembarangan orang. Sedangkan Kwang Tan, yang memang sebelumnya hanya berdiam digoanya, diatas gunung yang sunyi, dan juga tidak melihat salju selain dari pohon2 belaka, telah melihat banyak kelainan di Himalaya ini, yang membuatnya jadi sangat kagum. Waktu itu, terlihat Suma Lin Liang mengeluarkan bungkusan makanan mereka dari perbekalan. Dia telah mengeluarkan daging bakar yang telah dikeringkan dan mereka makan untuk mengisi perut, mengurangi perasaan dingin. Sambil makan Thio Bo berulang kali berkata: "Memang sebuah tempat yang sangat indah dan menakjubkan sekali, seperti berada ditempat berdiamnya para dewa..." Suma Lin Liang tersenyum. "Justru tempat inilah yang merupakan tempat satu2nya yang dipilih oleh Kauwcu, sebagai tempat kita menyepi, menghindar dari gangguan Cu Goan Ciang, Dengan memilih tempat ini, Kauwcu mengharapkan agar orangorang Cu Goan Ciang tidak mudah sembarangan mendaki. Dan juga, bagi yang berkepandaian rendah, tentu tidak akan dapat mendaki. Hemm, hanya beberapa orang saja yang berkepandaian tinggi dari pahlawan Cu Goan Ciang yang akan dapat mendaki puncak Himalaya, mendatangi tempat kami. Tetapi jumlah mereka terbatas sekali, Dan kami memang memiliki cukup banyak tokoh2 berkepandaian liehay, yang dapat melayani mereka. Thio Bo mengangguk berulang kali. "Ya, Thio Kauwcu rupanya telah memperhitungkan segala kemungkinan yang bisa menghilangkan kesukaran, Tetapi, apakah dengan
hidup menyepi seperti ini Thio Kauwcu telah tawar hatinya, sudah tidak mau membangun Beng kauw pula." Suma Lin Liang menghela napas, lama ia bengong dengan mata yang tidak berkedip memandang kepuncak Himalaya. "Sesungguhnya kami semuanya masih hendak berjuang, menegakkan kebenaran dan keadilan, dimana Cu Goan Ciang akhir2 ini memang banyak sekali melakukan hal2 yang kurang baik, tetapi Thio Kauwcu justeru berpikiran lain, bahkan semua anggota Bengkauw telah dibubarkannya, dan juga tidak diijinkan untuk menimbulkan huru-hara didalam rimba persilatan, memang kami diperbolehkan secara bergiliran untuk turun gunung, tetapi kami selalu harus berusaha menghindar dari bentrokan dengan orang Cu Goan Ciang !" Mendengar keterangan Suma Lin Liang, Thio Bo menghela napas dalam2, katanya: "Mungkin juga Thio Kauwcu memikirkan keselamatan dari seluruh anggota Bengkauw, jika Bengkauw tidak dibubarkan mereka pasti akan diganggu oleh orang2nya Cu Goan Ciang !" Suma Lin Liang hanya menghela napas dalam2, kemudian menoleh kepada Kwang Tan, dilihatnya Kwang Tan masih asyik mengawasi puncak Himalaya yang menjulang tinggi dengan keindahan yang menakjubkan, tumpukan salju yang tebal, tampak kemilau sangat indah. Thio Bo telah selesai makan, segera melompat bersilat beberapa jurus, bersilat dengan untuk menghangatkan tubuh, ia telah gerakan yang sangat lincah, walaupun usianya memang agak lanjut, namun semangatnya tampak masih penuh. Setelah bersilat sampai keluar keringat, barulah Thio Bo berhenti sambil tertawa bergelak-gelak. "Segar !" katanya kemudian, "sungguh menyegarkan ! Tempat yang indah dan nyaman membawa kegairahan untuk hidup tenteram di tempat yang sangat indah seperti dunia dewa-dewi?" begitulah Thio Bo berulang kali menggumam. Suma Lin Liang baru saja ingin mengajak Kwang Tan bercakap , disaat itu ia melihat sesuatu, Dari atas puncak Himalaya tampak turun dua sosok tubuh, yang bergerak gesit sekali berlari2 lincah, Dari kejauhan, tampaknya mereka bagaikan gulungan sinar kuning belaka yang tengah meluncur turun. Setelah datang dekat, Thio Bo bertiga baru bisa melihat jelas, bahwa kedua orang itu adalah dua orang asing dengan hidung yang mancung, memakai jubah warna kuning. Kedua orang asing tersebut waktu melihat Kwang Tan, Thio Bo dan Suma Lin Liang" berhenti berlari sejenak, Wajah mereka agak pucat, dan pada salah seorang diantara mereka tampak darah yang telah mengering disudut bibirnya. Mungkin sisa darah disebabkan ia muntah darah. Kemudian salah kepada kawannya, seorang diantara mereka berbicara mempergunakan bahasa asing, yang tidak dimengerti oleh Kwang Tan bertiga. Kedua orang berjubah kuning itu tidak lain dua orang Persia yang telah dapat dipukul mundur oleh Bu Kie dalam keadaan terluka, Yang seorang adalah iris, sedangkan yang satu lagi Tamakochin. Mereka, Iris dan Tamakochin memang dua orang utusan dari Bengkauw pusat di Persia, yang datang kedaratan Tionggoan buat menyusul ketiga orang rekan mereka, yang telah datang terlebih
dulu kedaratan Tionggoan dan belum kembali ke Persia. Disamping itu, Iris dan Tamakochin juga menerima perintah dari Kauwcunya, jika dapat, sekalian menangkap dan membawa Bu Kie ke Persia. Tetapi siapa sangka, bahwa Bu Kie benar2 memiliki kepandaian yang tinggi sekali. Hanya bertempur ratusan jurus, mereka telah berhasil dilukai Bu Kie. Memang sebelumnya mereka seringkali Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mendengar perihal kehebatan Bu Kie, Kauwcu dari Bengkauw cabang Tionggoan. Akan tetapi mereka tidak menyangka justeru Bu Kie memiliki kepandaian sehebat itu, dan sekarang mereka baru membuktikannya, bahwa Bu Kie benar2 merupakan seorang tokoh yang sangat tinggi kepandaiannya. Bahwa didaratan Tionggoan memang terdapat jago silat yang sukar untuk dihadapi dengan memandang remeh. Jika sebelumnya, Iris dan Tamakochin yang memang memiliki pandangan rendah terhadap jago2 Tionggoan, karena di Persia mereka merupakan tokoh Bengkauw yang disegani dan memiliki kepandaian tinggi, sehingga mereka tidak percaya bahwa di Tionggoan terdapat banyak lawan yang bisa menandingi mereka, justeru menghadapi Sin Gie saja mereka berdua tidak berhasil merubuhkannya. Dengan demikian sekarang mereka baru mengakuinya, bahwa didaratan Tionggoan memang banyak sekali tokoh2 saktinya. Usia Sia Gie masih begitu muda, namun Sin Gie dapat menghadapi mereka dengan baik, tanpa terdesak sama sekali. Bahkan, mereka sebaliknya telah dilukai oleh Bu Kie cukup parah seperti sekarang ini. Hanya saja memang kepandaiannya mereka tinggi dan tenaga dalam mereka yang terlatih baik. membuat mereka masih bisa bertahan, masih dapat mempergunakan ilmu meringankan tubuh mereka turun dari puncak Himalaya. Sekarang, dikaki gunung Himalaya ini mereka melihat Kwang Tan bertiga, mereka jadi memandang curiga, Mereka malah menduga bahwa ketiga orang ini tentunya tiga orang anak buah Bengkauw cabang Tionggoan dibawah pimpinan Bu Kie. Yang tadi berkata2 dengan bahasa Persia, adalah Iris, yang memberitahukan pada Tamakochin agar mereka sengaja mencari urusan dengan ketiga orang itu, untuk melampiaskan kemendongkolan dan penasaran mereka. Hanya saja Tamakochin justeru tidak menyetujui keinginan kawannya, menurutnya mereka telah terluka dan lebih baik tidak mencari urusan lagi, cepat2 melakukan perjalanan buat kembali ke Persia, tetapi Iris tetap bersikeras hendak membawa caranya, yaitu mencurahkan kemendongkolan dan penasarannya kepada Kwang Tan bertiga. Malah Iris telah menghampiri Suma Lin Liang, yang berada paling dekat, dengan sikapnya kasar dan suara yang kaku mempergunakan bahasa Han yang sepatahsepatah, ia telah menegur: "Apakah kalian orang-orang Bengkauw?" Suma Lin Liang memang sejak tadi telah memperhatikan kedua orang asing ini. Belum pernah Suma Lin Liang melihat mereka. Hatinya jadi curiga. Dan sekarang Iris menegurnya seperti itu, cepat Suma Lin Liang mengangguk "Benar! Kami memang orang Beng-kauw?" Iris merogoh sakunya, mengeluarkan Seng Hwee Leng, yang diacungkan keatas tinggi2, katanya: "Kalian kenal apa ini?" "Suma Lin Liang mementang matanya lebar-lebar sehingga ia dapat melihat Seng Hwee Leng ditangan orang asing tersebut, membuat Suma Lin Liang jadi terheranheran.
"Ihhh!" serunya, "Bukankah itu Seng Hwee Leng? Leng kekuasaan tertinggi dari Bengkauw?!" "Hemm!" Iris tertawa dingin, "Jika memang kau telah mengerti, mengapa kau tidak cepat2 berlutut untuk menerima perintah?" Suma Lin Liang yakin bahwa Seng Hwe Leng yang berada ditangan Iris memang bukan Seng Hwee Leng palsu, Dengan demikian ia tidak berayal lagi, segera berlutut dan menganggukan kepalanya beberapa kali. "Tecu menghadap Seng Hwee Leng !" katanya segera dengan sikap menghormat sekali. Bola mata Iris mencilak bengis, ia telah membentak kepada Thio Bo dan Kwang Tan: "Kalian berdua mengapa tidak cepat2 berlutut menerima perintah ?!" Thio Bo menghela napas, sejak melihat kedua orang ini, ia sudah tidak menyukainya, karena dilihatnya kedua orang asing ini memiliki lagak yang kasar sekali, katanya: "Maafkan, kami berdua memang bukan anggota Beng kauw, kami hanya kebetulan saja datang kemari bersama Suma Kongcu, yang memang sebenarnya anggota Bengkau, kami hanya ingin berkunjung untuk menghunjuk hormat kepada Thio Kauwcu, Jadi, kami sebagai tamu2 belaka, tidak semestinya terlalu mematuhi rumah tangga perkumpulan tersebut berkata begitu, Thio Bo memberi hormat sekedarnya, dia hanya menjura dengan merangkapkan sepasang tangannya saja. Kwang Tan juga mengikuti apa yang dilakukan Thio Bo. dia hanya memberi hormat dengan merangkapkan kedua tangannya dan membungkukkan tubuhnya, Dia menjura tidak terlalu dalam. Sedangkan bola mata Iris mencilak lagi, "Jika demikian, kalian berdua hanya sahabat-sahabat dari Bengkauw bukan?" tanyanya Kwang Tan dan Thio Bo mengangguk peraturan didalam bukan ?!" setelah "Benar.,....kami hanya merupakan orang2 yang merasa kagum terhadap sepak terjang Bengkauw selama ini...." menyahuti Thio Bo "Hemm, baiklah!" kata Iris yang kemudi an memandang kepada Suma Lin Liang dengan mata yang bersinar bengis, katanya lagi: "Dan engkau ini anggota dari Bengkauw bukan? Aku ingin menghukummu, karena engkau telah melakukan suatu kesalahan!" Maka Suma Lin Liang berobah, tanyanya: "Telah melakukan kesalahan? kedosaan apakah yang telah tecu lakukan?" "Hemm engkau tidak perlu rewel, karena kedosaan yang telah kau lakukan itu telah dilaporkan Thio Bu Kie kepada kami !" jawab Iris. Memperoleh jawaban seperti itu, muka Suma Lin Liang jadi berobah dan hatinya berdebar2. Dia tidak mengerti, mengapa tokoh Bengkauw dari Persia tersebut bisa menuduh dia melakukan kedosaan. Entah kedosaan apa dan apa saja yang telah dilaporkan Thio Bu Kie. Thio Kauwcu itu, kepada orang Persia ini ? Tengah Suma Lin Liang diliputi keheranan justru waktu itu Iris telah menggerakkan Seng Hwee Leng ditangannya, yang dipergunakan buat menghantam punggung Suma Lin Liang yang tengah berlutut dihadapannya.
Jika memang Suma Lin Liang hendak mengelakkan sambaran Seng Hee Leng, ia masih bisa keburu melakukannya, akan tetapi justeru dia tidak berani bergerak dari tempatnya berlutut, dia tetap saja berdiam diri. Dan akibat nya, punggungnya menjadi sasaran dari hantaman Seng Hwee Leng ditangan Iris, terdengar suara "Bukkkk!" yang keras sekali, disusul juga dengan tubuh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Suma Lin Liang yang bergoyang2. seperti juga akan rubuh, karena pukulan yang dilakukan Iris luar biasa kuatnya, ia memukul tidak dalamnya. Diwaktu itu tanggung2 dan mempergunakan tenaga tampak jelas Suma Lin Liang berusaha mempertahankan dirinya dengan mengerahkan tenaga dalamnya, melindungi punggungnya, Akan tetapi tetap saja Suma Lin Liang tidak berhasil, mulutnya terbuka dan