0
BARGAINING ANTARA PELANGGAN DENGAN PRODUSEN DAN ARTISAN PADA DESAIN BENTUK HIASAN SEPATU LUKIS DI MATAHARI ART MEDAN Defarika Ade Rizky, Drs. Onggal Sihite, M.Si, Drs. Khaerul Saleh, M.Sn. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Medan Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses bargaining yang terjalin antara pelanggan dengan produsen dan artisan untuk memutuskan desain bentuk hiasan pada sepatu lukis yang di pesan. Populasi dalam penelitian ini adalah 13 pelanggan dan sampel penelitian ini adalah 10 pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik analisis data kualitatif yang terkumpul melalui survei, observasi, wawancara dan dokumentasi yang dideskripsikan dalam bentuk karya tulis ilmiah.instrumen penilaian dala penelitian menggunakan data angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bargaining yang terjalin antara pelanggan dengan produsen dan artisan pada desain bentuk hiasan terjalin tidak kompleks dan kompleks.Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan nantinya mampu mengetahui proses bargaining antara pelanggan dengan produsen dan artisan, harga, dan penataan unsur-unsur rupa pada desain bentuk hiasan sepatu lukis Matahari art Medan.
Kata Kunci : Bargaining, Pelanggan, Produsen, Artisan berupa aneka barang dan jasa. Salah satu contoh produk barang adalah sepatu, dengan jasa mendesain bentuk hiasan pada sepatu, yang biasa disebut orang awam (masyarakat sekitar) “sepatu lukis”. Sepatu yang akan di beli di Matahari art shop harus dipesan terlebih dahulu kepada produsen. Di sinilah pelanggan dapat menentukan ide desain bentuk hiasan sendiri. Bargaining berasal dari bahasa Inggris yang artinya tawar menawar yang merujuk pada tindakan antara individu atas beberapa penjualan atau pembelian. Tawar menawar yang dilakukan dengan orang lain diperlukan suatu perundingan yang merundingkan syarat-syarat pembelian, perjanjian atau kontrak bertujuan membuat
PENDAHULUAN Dalam proses sosial, seni dipengaruhi 2 (dua) faktor dasar yaitu faktor intraestetik sebagai gagasan yang berkaitan manifestasi fisik dalam bentuk, corak, unsurunsur, asas-asas estetik, dan konsep, dan faktor ekstraestetik sebagai proses sosialnya yang mencakup aspek-aspek psikologis, sosial, budaya, lingkungan alam, fisik serta perubahan-perubahannya, dan kebutuhan hidup lainnya dalam pengertian yang luas, baik langsung maupun tidak langsung menjadi bagian terpadu dalam mewadahi perwujudan seni. Matahari art shop adalah toko yang menjual barang-barang yang bernilai seni. Produk yang dijual
1
kesepakatan dengan orang lain sehingga tiba di penyelesaian beberapa masalah. Proses yang terlibat dalam bargaining ini adalah pelanggan, produsen dan Artisan. Pelanggan yang hendak pesan “sepatu lukis” akan melakukan bargaining terlebih dahulu untuk memutuskan desain bentuk hiasan yang hendak dipesan kepada produsen, setelah itu produsen akan menyampaikan hasil bargaining yang dilakukannya dengan pelanggan, kepada Artisan untuk di lukis Dari hasil observasi sementara, pada bulan desember 2015 sampai dengan januari 2016 diperoleh 13 pelanggan. 2 dari 13 penilaian desain bentuk hiasan yang dipesan oleh pelanggan, ada proses bargaining yang terjalin kurang baik sehingga mendapatkan respon negatif atas hasil karya “sepatu lukis” pesanan pelanggan, pada bagian warna maupun pada bagian bentuk desain pada pasang sepatu kanan dan pasang sepatu kiri. Respon pelanggan terhadap hasil karya yang dipesan adalah kunci sukses seorang usaha “sepatu lukis” Matahari Art Shop. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap cara bargaining yang terjalin di Matahari Art Shop antara pelanggan dengan produsen dan Artisan, serta respon pelanggan atas hasil karya desain bentuk hiasan pada sepatu yang dipesan pelanggan.
pelanggan tidak sesuai dengan yang diinginkan, beberapa hasil karya “sepatu lukis” yang dipesan pelanggan mendapatkan respon negatif dari beberapa pelanggan. Beberapa desain bentuk hiasan di Matahari art shop, mendapatkan respon negatif pada bagian warna dan desain bentuk pada hasil karya “sepatu lukis”dan tindakan perbaikan produsen jika pesanan tidak sesuai dengan permintaan pelanggan. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah penelitian ini adalah :Bargaining yang terjalin kurang baik karena ada beberapa pesanan sepatu lukis pesanan pelanggan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa desain bentuk hiasan di toko Matahari art, mendapatkan respon negatif pada bagian warna dan desain bentuk pada hasil karya “sepatu lukis” Tindakan perbaikan produsen jika pesanan tidak sesuai dengan permintaan pelanggan. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimanakah proses bargaining yang terjalin antara pelanggan dengan produsen dan Artisan pada desain bentuk hiasan sepatu lukis yang dipesan? Bagaimanakah respon pelanggan dengan hasil karya desain bentuk hiasan yang dipesan pada “sepatu lukis” setelah melakukan bargaining? Dengan hasil data angket.dan Bagaimanakah tindakan produsen jika desain bentuk hiasan pada sepatu tidak sesuai dengan keinginan pelanggan? Dengan wawancara langsung kepada produsen.
A. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini adalah bargaining yang terjalin kurang baik karena ada beberapa pesanan desain bentuk hiasan “sepatu lukis” pesanan
2
referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang relevan.
B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana cara bargaining (perundingan) yang dilakukan oleh pelanggan dengan produsen dan artisan. Terjalinnya bargaining untuk mengetahui keputusan motif desain apa yang yang ingin dipesan pelanggan. Untuk mengetahui ide dari keputusan motif desain bentuk hiasan pada sepatu. Apakah dari pelanggan sendiri, produsen ataukah artisan. Untuk mengetahui penilaian dari pelanggan atas hasil karya desain bentuk hiasan pada sepatu. Apakah sesuai dengan yang diinginkan atau tidak diinginkan pelanggan. Untuk mengetahui motif desain dan bentuk hiasan yang lebih banyak dipilih pelanggan. Untuk mengetahui respon (positif atau negatif) dari penilaian pelanggan atas hasil karya sepatu lukis yang dipesan. Dan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan produsen jika hasil karya desain bentuk hiasan pada sepatu pesanan pelanggan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.
TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Bargaining Menurut Brown (1975:1-2) pengertian Bargaining adalah : Bargaining berasal dari bahasa Inggris yang artinya tawar menawar. Tawar menawar adalah kata-kata yang muncul dengan frekuensi yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari. Menggambarkan toko atau bagian dari toko di mana barang dapat dibeli dengan perundingan atau perjanjian yang dinegosiasikan. Untuk menangani atau tawar menawar dengan orang lain maka diperlukan suatu perundingan yang merundingkan syarat-syarat pembelian, perjanjian atau kontrak bertujuan membuat kesepakatan dengan orang lain, sehingga tiba di penyelesaian beberapa masalah. Dalam hubungan sosial tawar menawar, ada 2 (dua) yang terkait yaitu: 1) setidaknya dua pihak yang terlibat dan 2) para pihak memiliki konflik kepentingan dengan satu atau lebih masalah yang berbeda.
C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai Bagi peneliti besar manfaatnya sebagai bahan pengetahuan yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui cara bargaining yang baik untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Sebagai bahan informasi bagi Mahasiswa Universitas Negeri Medan khususnya pada jurusan seni rupa tentang cara bargaining yang baik untuk kepuasan pelanggan dalam memajukan usaha yang sukses. Sebagai salah satu bahan
2. Pengertian Pelanggan Menurut Nitisusastro (2010:114 ) Pelanggan adalah : Individu dan intuisi yang membeli produk barang atau produk jasa guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pelanggan individu adalah pembeli yang bersifat perorangan sedangkan pelanggan intuisi adalah pembeli yang sifatnya organisasi, keduanya disebut sebagai pembeli atau pelanggan.
3
rancang bangun, gagas rekayasa, perencanaan, kerangka, sketsa ide, gambar, busana, hasil keterampilan, karya kerajinan, kriya, tehnik presentasi, pengayaan, komunikasi rupa,tata warna, mengkomposisi, susunan rupa, melukis, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan proses perupaan dalam arti luas. b. Dasar-Dasar Desain Dasar-dasar desain dalam menggambar diantaranya garis, arah, bidang, tekstur, warna c. Desain Hiasan Desain hiasan adalah suatu rancangan gambar yang diciptakan untuk diterapkan sebagai hiasan pada benda pakai atau benda lainnya yang bersifat dekoratif. 1) Jenis Hiasan Jenis hiasan untuk menghiasi sepatu lukis, ada yang berupa motif dan pola. Menurut Sunaryo (2011:14) motif dan pola adalah : Motif merupakan gubahan atas bentuk-bentuk di alam atau sebagai refresentatif alam yang tidak kasat mata, sedangkan pola merupakan pengulangan motif, artinya sejumlah motif yang diulang-ulang secara struktural dipandang sebagai pola yang juga merupakan penyebaran garis dan warna dalam ulangan tertentu.
3. Pengertian Produsen Menurut Sabar Purba (2015:1) produsen atau pelaku usaha adalah “ setiap orang yang menjalankan kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup”. Menurut Nitisusastro ( 2010:113 ) pengertian produsen adalah “ satuan kerja organisasi yang menghasilkan produk barang dan jasa”. 4. Pengertian Artisan Menurut D costache (2012:12) pengertian artisan adalah: Artisan (pengrajin) kata-kata yang mirip dengan artist tetapi memiliki arti yang berbeda. Artist diharapkan menciptakan karya yang bernilai Artististik yang mempengaruhi dan berhubungan dengan masyarakat sekitar atau penikmat seni, sebaliknya artisan (pengrajin) hanya membuat suatu karya, yang dimana karya-karya yang dibuat oleh artisan (pengrajin) dianggap memiliki nilai kurang artistik dari seni. Artisan (pengrajin) namanya jarang diketahui oleh masyarakat atau penikmat seni tidak diharapkan memiliki tingkat yang sama dari orisinalitas, penulis, dan keaslian sebagai seniman. 5. Desain Bentuk Hiasan Desain hiasan adalah suatu rancangan gambar yang diciptakan untuk diterapkan sebagai hiasan pada benda pakai atau benda lainnya yang bersifat dekoratif. a. Pengertian Desain Menurut Sachari (2003:5) pengertian desain dalam seni rupa di Indonesia adalah : Kata desain kerap dipadankan dengan reka bentuk, reka rupa, tata rupa, perupaan, anggita, rancangan,
2) Bentuk Hiasan Jenis-jenis bentuk hiasan pada sepatu lukis meliputi : a) Karikatur Menurut Budiman (2008:25) karikatur adalah “penggambaran bentuk manusia yang diubah proporsinya”. b) Kartun Menurut Budiman (2008:25) kartun diartikan sebagai “gambar
4
yang lucu, dapat berupa deformasi bentuk ataupun realis, dengan tujuan untuk membuat tawa atau senyuman”. c) Doodle Menurut Azmi (2012:29) doodle adalah “gambar sederhana yang dapat memiliki makna representasi beton atau mungkin hanya bentukbentuk abstrak”. Doodle art sendiri adalah suatu gaya menggambar dengan cara mencoret, terlihat abstrak, ada yang tidak bermakna juga ada yang bermakna, terkadang karya yang dihasilkan tidak memiliki bentuk yang benar. d. Warna Hiasan 1) Pengertian Warna Menurut Teguh Wibowo (2015:130) warna merupakan : Tampilan fisik pertama yang sampai ke mata kita guna membedakan ragam sesuatu, baik benda mati atau benda hidup. Warna juga merupakan salah satu unsur yang tidak bisa berdiri sendiri, penampilan warna selalu dipengaruhi dan ditentukan oleh warna lain yang ada di sekitarnya
c. Proses Pembuatan Pada situs (http://matahariArt.blog.com/reseller/ ) di akses senin 1/2/2016 jam 21:30 WIB langkah-langkah proses melukis desain bentuk hiasan pada “sepatu lukis” sebagai berikut : 1) Siapkan sepatu yang hendak di lukis dan desain bentuk hiasan yang dipilih. 2) Beri warna dasar pertama, yaitu warna puith. 3) Setelah warna dasar putih , kemudian membuat sketsa di atas warna putih tersebut. 4) Setelah penyeketan (sketsa) gambar barulah masukkan warna sesuai ide desain bentuk hiasan. 5) Setelah pemberian warna selesai, langkah terakhir dengan memberikan fiksatif kepada bidang sepatu yang diberi desain bentuk hiasan. Fungsi sebagai pelapis supaya warna tidak cepat pudar atau tahan lama.
6. “Sepatu Lukis” a. Bahan Bahan dari sepatu lukis adalah bahan yang terbuat dari kain kanvas putih dengan sol karet.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian beralamat Jalan Denai Gg Wakad No. 5 Medan dengan waktu penelitian yang dilakukan selama lima bulan, dari bulan Januari sampai bulan Mei 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah lebih kurang 13 pelanggan dan sampel yang diambil adalah sebanyak 10 hasil karya desain bentuk hiasan pada sepatu lukis pesanan pelanggan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode ini di lakukan dengan pendekatan
b. Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan “sepatu lukis” yaitu cat akrilik, kuas, pallet ,pensil, penghapus dan peralatan lain (tempat cuci kuas, kain jelek), objek desain, Pylox Glossy Varnish yaitu Cat pelapis berfungsi sebagai finishing dan top coat agar lapisan lukisan lebih tahan lama dan lebih mengkilap warnanya.
5
kualitatif yaitu menguraikan masingmasing subjek yang akan diteliti, karena penelitian ini mengadakan pengamatan secara langsung kelapangan penulis akan mendeskrifsikan hasil dari data yang telah dikumpulkan dilapangan. Menurut Sugiyono, (2008 : 309) mengatakan : Dilihat dari segi cara atau tehnik pengumpulan data, maka tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi dan wawancara”. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara : 1. Studi Kepustakaan 2. Observasi Berperan Serta (Participant Observation) 3. Wawancara (Interview) 4. Dokumentasi Sesuai dengan objek penelitian dan metode penelitian yang telah disebutkan di atas, maka instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket lembar penilaian dalam bentuk format tabel penilaian. Peneliti mengambil 2 penilai, yaitu : Peneliti Pelanggan yang memesan sepatu lukis di Matahari art Penilaian yang akan diberikan kepada tiap pelanggan menggunakan lembaran penilaian yang berisi data tentang hasil karya desain bentuk hiasan sepatu lukis yang dipesan pelanggan. Berikut lembar penilaiannya peneliti dan pelanggan:
2. Tabel lembar penilaian pelanggan atas hasil hasil No
1
Pilihan desain bentuk hiasan pelanggan Desain I Pesanan .............
Warna
A
B
C
Desain bentuk D
A
B
C
Respn pelang gan D
Keterangan : A = Sangat sesuai B = Sesuai C = Cukup sesuai D = Tidak sesuai Keterangan II: Variabel (I) = Warna Variabel (II) = Desain Bentuk Var (I) A dan (II) A =Positif Var (I) A dan (II) B =Positif Var (I) B dan (II) A =Positif Var (I) B dan (II) B =Positif Var (I) A dan (II) C =Negatif Var (I) A dan (II) D=Negatif Var (I) B dan (II) C =Negatif Var (I) B dan (II) D =Negatif Var (I) C dan (II) C =Negatif Var (I) D dan (II) D =Negatif Dengan Indikator : A. Sangat sesuai Bila warna dan desain bentuk pada hasil karya pesanan pelanggan sangat sesuai dengan proses bargaining yang telah dilakukan antara pelanggan dengan produsen B. Sesuai Bila warna dan desain bentuk pada hasil karya pesanan pelanggan sesuai dengan proses bargaining yang telah dilakukan antara pelanggan dengan produsen C. Tidak sesuai Bila warna dan desain bentuk pada hasil karya pesanan pelanggan tidak sesuai dengan proses bargaining yang telah dilakukan antara pelanggan dengan produsen.
1.Tabel lembar penilaian peneliti atas hasil hasil karya sepatu lukis. Keterangan : A = Sangat sesuai B = Sesuai C = Cukup sesuai D = Tidak sesuai
6
Desain
D. Sangat tidak Sesuai Bila warna dan desain bentuk pada hasil karya pesanan pelanggan sangat tidak sesuai dengan proses bargaining yang telah dilakukan antara pelanggan dengan produsen.
: Awan Mega Mendung
4. Nama : Dwi Tggl Pesan : 27-2-2016 Desain : Spongebob Squrepants
F. Tehnik Analisis Data VS.Nasution mengatakan sebagai berikut:’’ analisa adalah penyusunan data agar dapat agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya atau klasifikasi data akan. Tafsiran atau inventarisasi artinya memberikan makna mencari hubungan antar konsep’’ (S.Nasution,1992:126). Berdasarkan pengertian di atas, bahwa tehnik analisis data yang di lakukan penulis adalah analisis deskriptif kualitatif yakni mengadakan perbandingan antara teori dengan data yang diperoleh melalui pengumpulan data dari lapangan.
5. Nama : Susi Tggl Pesan : 28-2-2016 Desain : Frozen 6. Nama : Hajipto Tggl Pesan : 3-3-2016 Desain : Tulisan “Hajipto” 7. Nama : Eka Sari Tggl Pesan : 4-3-2016 Desain : Batman 8. Nama : Elliza Tggl Pesan : 9-3-2016 Desain : Bergaya Dekoratif 9. Nama : Annisa Tggl Pesan : 11-3-2016 Desain : Manchester United
PEMBAHASAN Dari hasil tinjauan ke lokasi objek penelitian sampel yang diambil sebanyak 10 pelanggan dengan 10 desain pada” sepatu lukis” yang dipesan, 1 pelanggan dengan 1 desain sepatu lukis yang dipesan di Matahari Art shop. Berikut data pelanggan yang memasan sepatu lukis: 1. Nama : Rexi Tggl Pesan : 13-2-2016 Desain :Tulisan “REXISUBADIA” 2. Nama : Dewi Tggl Pesan : 19-2-2016 Desain : Kartun Nightmare
10. Nama : Pama Tggl Pesan : 16-3-2016 Desain : Rolling Stone a. Hasil Penelitian Berikut hasil wawancara peneliti dengan produsen tentang “bagaimana proses bargaining yang terjalin antara produsen dengan pelanggan dan artisan dalam memutuskan desain bentuk hiasan pada sepatu lukis yang akan dipesan pelanggan” serta analisis hasil penelitian.
3. Nama : Alliyah Tggl Pesan : 20-2-2016
7
yang besar. Untuk gaya hurufnya, saudara Rexi Subadia suka dengan gaya hurufnya, tetapi ukuran tulisan yang diminta adalah ukuran kecil.
a. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Tulisan “Rexi Subadia”
Pada penataan huruf, saudara Rexi Subadia meminta tulisan “Rexi Subadia” digabung, bukan dipisah seperti pada hasil karya “sepatu lukis” yang disamping.
Rexi meminta desain bentuk hiasan dengan desain bentuk hiasan tulisan dengan namanya “Rexi Subadia”, dengan warna coklat sebagai warna dasar. Model sepatu yang dipilih pelanggan yaitu model vans cowok dengan ukuran 41. Saudara Rexi meminta desain bentuk pada pasang sepatu kanan sama dengan pasang sepatu kiri, dan pesanan sepatu lukisnya akan di ambil pada tanggal 18 Februari 2016. Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan membuat desain sesuai dengan desain yang dibuat produsen. Hasil karya sepatu lukis mendapatkan respon negatif, ini dikarenakan proses bargaining tidak terjalin dengan baik. Berikut masalah-masalah pelanggan :
Dari hasil penilaian pelanggan dengan hasil karya “sepatu lukis” yang dipesan saudara Rexi, mendapatkan respon negatif. Ini karena proses bargaining tidak terjalin dengan baik. Permohonan maaf produsen dengan pelanggan dan menawarkan apakah desainnya mau dibuat yang yang baru dengan cara desain yang salah ditimpa dengan desain yang baru dengan perbaikan. Tetapi saudara Rexi mengatakan tidak perlu diperbaiki, dan langsung membayar uang panjarnya sebesar Rp.50.000. b. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Hiasan Kartun Nightmare
Warna yang diterapkan artisan pada pesanan rexi subadia adalah warna coklat dengan sedikit campuran warna hijau lumut. Sedangkan warna yang diminta oleh saudara Rexi Subadia adalah warna coklat Bentuk tulisan yang dibuat oleh artisan, gaya huruf grafity dengan ukuran tulisan
Saudara Dewi meminta desain bentuk hiasan karakter kartun Nightmare. Saudara Dewi meminta desain bentuk pada pasang sepatu
8
kanan beda dengan pasang sepatu kiri, dan dibuat unik untuk desain bentuknya, dan produsen yang mendesain penataan bentuk hiasannya. Saudara Dewi memilih model sepatu model Slip on/tali dengan ukuran 39 sesuai dengan ukuran kakinya. Tanggal 24 Februari 2016/Rabu saudara Dewi ambil pesanan “sepatu lukisnya”. Kemudian Saudara Dewi memberi uang cash/tunai sebesar Rp. 140.000 pada tanggal transaksi 19 Februari 2016/Jumat. Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan, pertama memberikan referensi sesuai dengan desain bentuk hiasan permintaan pelanggan yaitu karakter kartun Nightmare dan membuat desain di atas kertas sebagai arahan. Kemudian produsen menyampaikan bahwa “sepatu lukis” dengan desain karakter kartun Nightmare pesanan saudara Dewi akan diambil pada 24 Februari 2016. Jadi, produsen memerintahkan artisan untuk menyiapkan pesanan sehari sebelum tanggal pengambilan. Setelah melihat hasil karya pesanannya Saudara Dewi memberikan respon yang positif atas hasil karya “sepatu lukis yang di pesan.
c. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Motif Hias Awan Mega Mendung.
Saudara Aya meminta motif hias awan mega mendung, Saudara Aya meminta warna dasar sepatu dengan warna merah, sedangkan desain bentuk hiasannya saudara Aya meminta ide dari produsen. Untuk desain bentuk pasang sepatu kanan dan pasang sepatu kiri dibuat sama. Saudara Aya memilih model sepatu model Slip on/Flat dengan ukuran 38 sesuai dengan ukuran kaki saudara Aya 26 Februari 2016/Sabtu pelanggan ambil pesanan “sepatu lukisnya”, kemudian saudara Aya dengan produsen melakukan proses transaksi pembayaran. Saudara Aya memberi uang panjar sebesar Rp. 30.000- yang akan dibayar sisa panjarnya pada waktu pengambilan sepatu pada tanggal 26 Februari 2016. Langsung Kepada Produsen): Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan motif hias pesanan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan, buat desain pada sepatu lukis sesuai dengan desain buatan produsen. Kemudian produsen menyampaikan bahwa “sepatu lukis” dengan motif hias
9
mega mendung pesanan saudara Aya akan diambil pada 26 Februari 2016. Setelah melihat hasil karya sepatu lukis pesanannya, Saudara Aya memberikan respon yang positif atas hasil karya “sepatu lukis yang di pesan dan membayar sisa panjarnya sebesar Rp.90.000.
kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan yaitu membuat sesuai dengan desain yang dibuat produsen. Kemudian produsen menyampaikan bahwa “sepatu lukis” dengan desain bentuk hiasan karakter kartun Spongebob pesanan saudara Dwi akan diambil pada 4 Maret 2016 . Produsen memerintahkan artisan untuk menyiapkan pesanan sehari sebelum tanggal pengambilan. Setelah melihat hasil karya pesanannya Dwi memberikan respon yang positif atas hasil karya “sepatu lukis yang di pesan, dan kemudian membayar sisa panjarnya sebesar Rp. 90.000.
d. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Hiasan Kartun Spongebob
e. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Hiasan Kartun Frozen
Saudara Dwi meminta desain bentuk hiasan karakter kartun Spongebob Squrepants, karena adiknya (3 tahun) suka dengan karakter kartun Spongebob Squrepants. Saudara Dwi meminta desain bentuk pada pasang sepatu kanan dengan pasang sepatu kiri dibuat unik tapi selaras. Memilih model sepatu Slip on dengan perekat dengan ukuran 28 sesuai dengan nomor sepatu punya adiknya. Tanggal 4 Maret 2016/Jumat saudara Dwi ambil pesanan “sepatu lukisnya”. Kemudian saudara Dwi dengan produsen melakukan proses transaksi pembayaran. Saudara Dwi memberi uang panjar sebesar Rp. 50.000 pada tanggal 27 februari 2016, dan akan membayar sisa panjarnya pada waktu pengambilan pesanan sepatu lukis tanggal 4 Maret 2016. Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai,
Ibu Susi meminta desain bentuk hiasan karakter kartun Frozen. Saudara Susi meminta di buat tulisan kecil dipinggir sepatu dengan nama anaknya “Firda Maya”. Ibu Susi meminta desain bentuk pada pasang sepatu kanan gambar karakter Elsa dan pasang sepatu kiri gambar karakter Anna. Memilih model sepatu Slip on/Flat dengan ukuran 32 sesuai dengan nomor sepatu kepada pelanggan, dengan menawarkan desain pasang sepatu kanan dan pasang kiri. Tanggal 5 Maret
10
2016/Sabtu saudara Susi akan ambil pesanan “sepatu lukisnya”, kemudian ibu Susi dengan produsen melakukan proses transaksi pembayaran. Ibu Susi memberi uang panjar sebesar Rp. 50.000- yang akan dibayar sisa panjarnya pada waktu pengambilan sepatu pada tanggal 5 Maret 2016/Sabtu. Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan, yaitu menggambar sesuai dengan desain yang dibuat oleh produsen. Kemudian produsen menyampaikan bahwa “sepatu lukis” dengan desain bentuk hiasan karakter kartun Frozen pesanan saudara Susi akan diambil pada 5 Maret 2016/Sabtu. Setelah melihat hasil karya sepatu lukis pesanannya, Saudara Susi memberikan respon yang positif atas hasil karya “sepatu lukis” yang dipesan.
segitiga dan garis-garis pada bagian sepatu. Saudara Ajip meminta penataan desain bentuk hiasannya dari produsen. Saudara Ajip meminta desain bentuk pada pasang sepatu kanan sama dengan pasang sepatu kiri. Saudara Ajip memilih model sepatu model warior pendek dengan ukuran 42 tanggal 12 Maret 2016/Sabtu, pelanggan ambil “sepatu lukisnya”, kemudian saudara Ajip dengan produsen melakukan proses transaksi pembayaran. Saudara Ajip memberi uang panjar sebesar Rp. 100.000 pada tanggal transaksi 3 Maret 2016/Kamis. Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan, dengan membuat desain yang sesuai didesain oleh produsen Kemudian produsen menyampaikan bahwa “sepatu lukis” pesanan saudara Ajip akan diambil pada 12 Maret 2016/Sabtu. Setelah melihat hasil karya sepatu lukis, saudara Hajipto memberikan respon yang negatif. Saudara hajipto merasa penambahan desain bentuk hiasan geometris pada sepatu terkesan tidak indah atau jelek dan tidak cocok. Saudara hajipto meminta kepada produsen desain bentuk hiasan geometrisnya dihilangkan, dan bertanya kepada produsen kapan bisa diambil sepatu lukis yang sudah diperbaikinya. Demi kepuasan pelanggan, produsen akan memperbaiki hasil karya “sepatu lukis” pesanan saudara Hajipto. Walaupun hasil keputusan desain bentuk hiasan sesuai dengan proses
f. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Hiasan Tulisan “Hajipto Prakasa”
Saudara Ajip meminta desain bentuk hiasan tulisan “Hajipto Prakasa” pada bidang sepatu, dengan warna hitam sebagai latar sepatu, dan tambahan desain bentuk hiasan
11
bargaining yang terjalin dengan saudara hajipto. pengerjaan perbaikan akan siap dalam waktu 2 hari. Yang mulai diperbaiki dari usulan pelanggan hajipto pada tanggal (12 Maret 2016/Sabtu ) dan akan siap pada tanggal (14 Maret 2016/Senin)
10
8 Po sit if
6 4
2 0
Hasil karya “sepatu lukis” setelah perbaikan
Positif
Negatif
Pada grafik batang di atas (Biru) menujukkan angka 8 (delapan) yang artinya ada banyak 8 (delapan) respon positif pada pesanan sepatu lukis di Matahari art, sedangkan (Hijau) menunjukkan angka 2 (dua) yang artinya ada 2 (dua) respon negatif pada desain bentuk pada “sepatu lukis” pesanan pelanggan.
Desain Awal
Gambar 4.21 : Tahap Perbaikan I
b. Grafik Batang Respon Pelanggan Atas Pesanan “Sepatu Lukis” Di Matahari Art
Tahap Perbaikan II
20,00 % Positif
80%
Gamba : Hasil Karya Setelah Perbaikan
Negatif
Pada grafik lingkaran di atas, (Biru) menunjukkan jumlah keseluruhan respon positif atas hasil karya sepatu lukis yang dipesan pelanggan di Matahri art sebanyak 80%, sedangkan (Merah) menunjukkan jumlah keseluruhan respon negatif atas hasil karya sepatu lukis yang dipesan pelanggan sebanyak 20%.
a. Grafik Batang Respon Pelanggan Atas Pesanan “Sepatu Lukis” Di Matahari Art Setelah melakukan observasi, pembahasan dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hasil respon pelanggan dalam grafik batang atas pesanan sepatu lukis di Matahari Art pada bulan Januari sampai bulan Mei 2016.
12
atau desain yang dipesan sesuai dengan permintaan pelanggan. Respon pelanggan terhadap hasil karya sangat berpengaruh dalam memajukan usaha “sepatu lukis” di Matahari art shop. Bila pelanggan merasa puas dengan layanan jasa lukis yang diberikan, maka makin besar pula pendapatan yang didapat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Tingkatkan dalam melayani pelanggan, Tanyakan secara rinci tentang desain bentuk hiasan pada “sepatu lukis” yang akan dipesan pelanggan, supaya hasil bargaining sesuai dengan hasil karya yang diinginkan pelanggan, baik dari segi warna maupun bentuk hiasannya. 2. Diharapkan untuk memajukan usaha sepatu lukis” di kot Medan, dengan lebih meningkatkan kretifitas yang lebih tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, tentang cara bargaining yang dilakukan antara pelanggan dengan produsen dan artisan, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah : 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang bagaimana proses bargaining yang terjalin antara pelanggan dengan produsen dalam memutuskan motif hias yang akan dipesan, dari 10 pelanggan, ada 8 pelanggan dengan proses bargaining yang terjalin tidak kompleks yaitu hanya merundingkan tentang harga, dan 2 pelanggan dengan proses bargaining yang lebih kompleks yaitu selain merundingkan sola harga juga merundingkan soal penataan unsur-unsur rupanya. 2. Dari hasil penelitian, tindakan yang dilakukan produsen jika hasil karya pesanan pelanggan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, produsen melakukan pengecatan ulang sepatu, dengan cara menimpa desain yang lama/yang salah dengan desain yang baru sesuai dengan permintaan pelanggan. B. Saran Desain bentuk hiasan “sepatu lukis” yang dipesan oleh pelanggan melewati proses bargaining untuk memutuskan motif hias yang akan diterapkan pada pesan “sepatu lukis”. Hasil bargaining yang baik akan menghasilkan desain yang baik pula
13
DAFTAR RUJUKAN Azmi. 2012. Kajian Tentang Tehnik Dasar Hitam Putih Sebagai Penciptaan Karya Gambar Ilustrasi. Logat Jurnal Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni UNIMED, 9 (2) 29-31. Nawawi. 1983. Pengantar Metodologi Penelitian. Bandung: Gajah Mada University Press. Purba,
Sabar. 2015. Prilaku Konsumen. Medan : Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan
Rohendi Rohidi. Tjetjep. Metodologi Penelitian Seni. 2011. Semarang : Prima Nusantara Haromain, Imam Dkk. Pedoman dan implementasi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jawa timur: Mapemda kantor wilayah, 2009.
14