Dr Mohammad Abdul Mukhyi, Dr. Mukhyi SE., SE MM. MM
Liberalisasi Persaingan Bagaimana membuat situasi dan kondisi ekonomi menjadi menarik diamond ik bagi b i investor. i t Menurut M t diagram di di d dari d i Porter akan menyebabkan suatu negara dapat mengekspor atau lebih baik mengimpor produk tertentu.
Dasar ekonomi untuk perdagangan : keunggulan komparatif Hukum Corn adalah tarif, subsidi, dan pembatasan yang ditetapkan oleh Parlemen Britania pada awal abad ke sembilan belas untuk menakut-nakuti menakut nakuti mengimport dan mendorong barang ekspor. Teori keuntungan komparatip David Ricardo Ricardo, yang melawan terhadap hukum corn, negara yang spesialisasi dan berdagang bebas akan bermanfaat bagi semua mitra perdagangan (upah nyata akan naik), bahkan . yang mungkin adalah tentu saja lebih sedikit produsen efisien.
Absolute Advantage versus Comparative Advantage Suatu negara menikmati suatu keuntungan mutlak di atas negara lain dalam produksi dari suatu produk manakala menggunakan gg lebih sedikit sumber daya y untuk menghasilkan produk itu dibanding negara lain Suatu negara menikmati suatu keuntungan komparatip dalam produksi dari suatu produk manakala produk itu dapat diproduksi pada suatu biaya yang lebih rendah dalam kaitan dengan barang-barang lain.
Keuntungan dari Keuntungan Kemutlakan Timbal balik Yield Of Wheat Yi ld Per P Acre A Wh t And A d Cotton C tt
Wheat Cotton
NEW ZEALAND
AUSTRALIA
6 bushels 2 bales
2 bushels 6 bales
Selandia Baru dapat menghasilkan tiga kali gandum daripada Australia pada satu hentar tanah. dan Australia dapat menghasilkan tiga kali kapas. kapas Kita katakan bahwa keduanya mempunyai keuntungan mutlak timbal balik.
Keuntungan dari Keuntungan Kemutlakan Timbal balik Mendorong bahwa masing-masing masing masing negara menentukan tanahnya untuk memperoleh unit produksi gandum dan kapas yang sama sebagai ditunjukkan di bawah: Total Production Of Wheat And Cotton Assuming No Trade, Mutual Absolute Advantage, And 100 Available Acres NEW ZEALAND
AUSTRALIA
Wheat
25 acres x 6 bushels/acre 150 50 bus bushels es
75 acres x 2 bushels/acre 150 50 bus bushels es
Cotton
75 acres x 2 bales/acre 150 bales
25 acres x 6 bales/acre 150 bales
Production Possibility Frontiers for Australia and New Zealand Before Trade
Keuntungan dari Keuntungan Kemutlakan Timbal balik Suatu persetujuan untuk berdagang 300 bushels gandum untuk 300 bungkus kapas akan menggandakan keduaduanya y konsumsi kapas p dan g gandum di kedua negara. g Production and Consumption of Wheat and Cotton after Specialization
PRODUCTION New Zealand
Wheat C tt Cotton
Australia
100 acres x 6 bu/acre 600 bushels 0 acres 0
0 acres 0
100 acres x 6 bales/acre 600 bales
CONSUMPTION New Zealand
Australia
300 bushels
300 bushels
300 bales
300 bales
Expanded Possibilities after Trade p
Sebab kedua negara mempunyai keuntungan mutlak di produksi satu p p produk,, spesialisasi p danperdagangan p g g akan bermanfaat bagi kedua-duanya.
Keuntungan dari keunggulan komparatif y JJika setiap p negara g mempunyai p y p perbandingan g keuntungan g
mutlak di dalam produksi dua jenis barang, Ricardo memberikan argumen bahwa spesialisasi dan perdagangan adalah d l h masih ih memberikan b ik keuntungan k timbal i b l balik b lik
y JJika negara‐negara g g spesialisasi p dalam p produksi barang‐ g
barang yang mana mereka mempunyai keunggulan komparatif, mereka akan memaksimalkan kombinasi output mereka t t k dan d mengalokasikan l k ik sumberdayanya b d degnan sangat efisien
Keuntungan komparatif g dari keunggulan gg p y Mengasumsikan bahwa orang dalam masing‐masing
negara ingin mengkonsumsi kapas dan gandum dalam jumlah yang sama, dan masing‐masing negara mengkonsentrasikan dengan kurva kemungkinan produksinya, seperti p odu s ya, sepe t be berikut ut Yield Per Acre of Wheat and Cotton
Wheat Cotton
NEW ZEALAND
AUSTRALIA
6 bushels
1 bushel
6 bales
3 bales
Keuntungan komparatif g dari keunggulan gg p Total Production of Wheat and Cotton Assuming No Trade and 100 Available Acres
Wheat Cotton
NEW ZEALAND
AUSTRALIA
50 acres x 6 bushels/acre 300 bushels
75 acres x 1 bushels/acre 75 bushels
50 acres x 6 bales/acre 300 bales
25 acres x 3 bales/acre 75 bales
y Keuntungan dari perdagangan dalam contoh tersebut
d dapat d digambarkan b k dalam d l tiga bagian b
Realisasi keuntungan perdagangan g dari p g g ketiga g satu negara mempunya dua keuntungan mutlak Stage 1: Countries specialize S C i i li STAGE 1 New Zealand
Australia
Wheat
50 acres x 6 bushels/acre 300 bushels
0 acres 0
Cotton
50 acres x 6 bales/acre 300 bales
100 acres x 3 bales/acre 300 bales
Australia memindahkan semua ladangnya ke produksi kapas. Selandia Baru tidak bisa dengan sepenuhnya mengkhususkan di produksi gandum sebab memerlukan 300 bungkus kapas dan tidak akan mampu mendapatkan cukup kapas dari Australia (jika negara akan mengkonsumsi sejumlah gandum dan kapas yang sama). yang sama)
Realisasi keuntungan dari perdagangan ketiga satu negara mempunya dua keuntungan mutlak Stage 2: S STAGE 2 New Zealand
Australia
Wheat
75 acres x 6 bushels/acre 450 bushels
0 acres 0
Cotton
25 acres x 6 bales/acre 150 bales
100 acres x 3 bales/acre 300 bales
• New Zaeland akan mentransfer 25 hektar untuk memproduksi kapas ke dalam gandum
Realisasi keuntungan dari perdagangan ketiga satu negara mempunya dua keuntungan mutlak Stage 3: Countries trade S C i d STAGE 3 New Zealand
Australia
100 bushels (trade)
Wheat
350 bushels
100 bushels (after trade) 200 bales (trade)
Cotton
350 b bales l
100 b bales l (after trade)
Keuntungan dari Keunggulan Komparatif y Biaya riil produksi kapas gandum yang harus
dikorbankan dik b k untuk k menghasilkan h ilk itu. i y Suatu negara mempunyai keuntungan komparatif dalam produksi kapas jika biaya kesempatannya, kesempatannya dalam kaitan dengan gandum, adalah lebih rendah dari negara g lain
Keunggulan komparatif berarti menurunkan biaya kesempatan
y Australia dan A t li d New Zaeland N Z l d akan k memperoleh l h keuntungan k t bil bilamana
perdagangan antara 1:1 dan 3:1, kapas ke gandum
Terminologi Perdagangan Perbandingan di mana suatu negeri dapat berdagang produk domestik untuk produk yang diimport adalah istilah perdagangan. Istilah perdagangan menentukan bagaimana keuntungan dari perdagangan dibagi dibagi-bagikan bagikan antar mitra perdagangan
TEORI PRA KLASIK MERKANTILIS: P k k: Ide Pokok: a. negara kuat bila X > M. b. surplus diselesaikan dengan pemasukan logam mulia (emas dan perak) Æ alat pembayar yang sah. Kebijakan: a. mendorong X, kecuali LM membatasi m impor mp dengan g ketat,, kecuali LM b. m Neo Merkantilis Æ kebijakan proteksi Kebijakan tarif Æ dengan countervailing duty, duty bea anti dumping dan surcharge Non tarif Æ larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan peraturan kesehatan/karantina. patokan, kesehatan/karantina
Kritik David Hume: k i t ti dari d i Price P i specie i flow fl machanism h i mekanisme otomatis g Negara makmur
LM banyak
X > M
Money supply naik
Px naik
Pm turun
Qx turun X< M (M > X)
LM turun
Qm naik Negara miskin
Kritik Adam Smith : klasik Æ absolute advantage Bukan diukur dengan LM Kemakmuran Diukur dengan GDP + PLN ‐ G
Free trade
Produktivitas Spesilasisasi (absolut advantage) d t ) Efisiensi
GDP naik + PLN luas
Kemakmuran meningkat
Persaingan
TEORI KLASIK : ADAM SMITH Produksi per satuan tenaga kerja / hari
Indonesia Ci Cina
Teh 12 Kg 4 Kg K
Sutra
Dasar tukar dalam negeri
3M
4 kg = 1 M 1 Kg = ¼ M
8M
½ Kg g=1M 1 kg = 2 M
Asumsi: 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja p y g g y g j 2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama 3. Pertukaran dilakukan secara barter 4. Biaya transpor diabaikan
Produk per satuan tenaga kerja / hari
Teh
Sutra
TS 12 kg
DS 24 kg
TS 3M
DS 0M
Cina Ci 4 kg k Produk dua 16kg Negara
0 kg k
8M
16 M
24 kg 11 M
16 M
Indonesia
TS = Tanpa Spesialisas
DS = Dengan Spesialisasi
Teh 4 kg
Gain from trade are Teh = ¼ m < DTI > 2 m Sutra = ½ kg < DTI > 4 kg
PPC Indonesia
½ kg
0
1 M PPC Cina
Sutra
Comparative advantage : David Ricardo labor efficiency
Indonesia
Produksi P d k i 1 Kg Gula 1 m kain 3 hari kerja 4 hari kerja
Cina
6 hari kerja
Negara
5 hari kerja
Dasar p perhitungan g cost comparative p g p g Perhitungan Cost Comparative Advantage Perbandingan 1 Kg Gula 1 m Kain cost Indonesia Cina
3/6 HK
4/5 HK
6/3 / HK
5/4 / HK
Cina Indonesia
Data hipotesis p ggain from trade berdasarkan teori comparative p advantage dari David Ricardo Perbandingan Produksi/TK/HK
Dasar Tukar Dalam Negara
Negara
Gula
Kain
Indonesia
1/3 kg
¼m
4kg = 3 m 1 kg = ¾ m 3/4 kg = 1 m
Cina
1/6 kg
1/5 m
5kg = 6 m 1 kg = 6/5 m 5/6 kg g=1m
Matriks manfaat spesialisasi berdasarkan l b ff labor efficiency
Gula
Hari kerja
Kain
1 kg k
2 kg k
1m
2m
TS
DS
TS
DS
Indonesia
3 HK
6 HK
4 HK
0
Cina
6 HK
0
5 HK
10 HK
jumlah
9 HK
6 HK
9 HK
10 HK
Data hipotesis labor productivity labor productivity Data hipotesis Negara
Produksi setiap tenaga kerja per hari kerja
DTDN
Indonesia
1/3 kg gula
¼ meter sutra
4/3 kg = 1m 1 kg = ¾ m
Cina
1/6 kg gula
1/5 meter sutra
5/6 kg = 1 m 1 kg = 6/5 m
Data perhitungan production comparative advantage (labor productivity) Perhitungan production comparative advantage (labor productivity) tenaga kerja / hari kerja Perbandingan produksi Indonesia
Gula 1/3
Kain ¼
= 6/3
= 5/4
Cina
1/6
1/5
Cina
1/6
1/5 = 3/6
Indonesia
1/3
= 4/5 1/4
Kelemahan teori klasik Comparative Advantage p g 1. Perdagangan terdadi karena ada perbedaan fungsi faktor produksi, sehingga terjadi perbedaan produktivitas atau efisiensi, akibatnya terjadi harga fi i i kib t t j di perbedaan b d h 2. Jika fungsi faktor produksi sama (produktivitas dan efisiensi)) 3. Tidak bisa membedakan mengapa terjadi perbedaan harga 4. Adanya jumlah perbedaan jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki
SPESIALISASI PRODUKSI: Bila di Indonesia tersedia 600 hari kerja dan di Cina tersedia hari kerj 800 hari kerja: gula
gula
200 150 PPF
0
100
PPF
kain
PPF Production possibility frontier PPF = Production possibility frontier
0
120
kain
Sebelum ada perdagangan garis PPF adalah garis batas kemampuan konsumsi (consumption possibility frontier = CPF) g g bebas cenderung g perdagangan Dalam kasus constant cost,, p mendorong masing-masing negara berspesialisasi secara penuh dalam produksi barang yang memiliki keunggulan komparatif. HARGA RELATIF: Harga relatif = rasio harga = dasar pertukaran Harga relatif setelah perdagangan harus diantara harga relatif sebelum perdagangan terjadi di masing-masing negera.
THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY ELI HECKSHER DAN BERTIL OHLIN Perbedaan opportunity cost karena perbedaan jumlah atau p p g g g negara. g proporsi faktor p produksi y yang dimiliki masing‐masing Pendekatan 1: L C BL2 BL1 B
A D
0
IC2 IC1 M
Factor endowment theory (Heckscher‐Ohlin) o pa at p keuntungan eu tu ga menjelaskan e je as a se uu y Komparatip seluruh kondisi ketersediaan perbedaan nasional, khususnya sumberdaya yang tersedia. y Negara mengekspor produk‐produk yang menggunakan input yang secara relatif berlimpahan (murah), dan (murah) dan mengimport produk yang memerlukan input yang secara relatif langka (mahal).
Factor endowment theory: assumptions Factor endowment theory: assumptions y Semua negara mempunyai pilihan dan rasa yang sama (kurva
indiferensi sama) y Mereka menggunakan faktor masukan (input) yang mana mutunya seragam y Mereka semua menggunakan teknologi yang sama
Comparative advantage according to factor endowment theory Autarky equilibrium
Comparative advantage according to factor endowment theory
Post‐trade equilibrium
Factor endowment theory: implications y Faktor persamaan harga y Pergeseran di masing-masing bangsa ke arah penggunaan faktor lebih murah, murah dan menjauhi dari yang mahal, mahal memimpin ke arah harga faktor yang lebih sama (jika faktor adalah mudah berpindah) y Distribusi pendapatan y Perdagangan merubah distribusi pendapatan domestik sebagai permintaan untuk perbedaan perubahan faktor y Apakah semua lancar dalam praktek? y Perbedaan upah global menyarankan aspek lain adalah penting: kepemilikan modal manusia tidak seimbang; perbedaan teknologi antar negara-negara; negara negara rintangan perdagangan; biaya-biaya transportasi; dan lain-lain. Factor price equalization
Apakah perdagangan menambah buruk k tid k ? ketidaksamaan? y Teori perdagangan menyatakan bahwa negara‐negara
dengan tenaga terampil d t t il berlimpah‐limpah b li h li h akan k mengimpor i barang‐barang yang dibuat dengan tenaga kerja tak trampil (mengurangi permintaan domestik untuk tenaga kerja tak mahir) hi ) y Perbandingan upah keseimbangan untuk tenaga kerja g oleh perdagangan g g dan trampil/tidak trampil dipengaruhi perubahan teknologi, perpindahan, serta pendidikan dan pelatihan y Bukti menyatakan bahwa perdagangan menyokong secara relatif kepada ketidaksamaan upah, membandingkan pada perubahan teknologi dan faktor lain; pendidikan dan pelatihan yang lebih baik adalah solusi potensi
H O=2x2x2 Rumus Teori H‐O = 2 x 2 x 2 L
L
BL2
BL1
0
BL1
M Negara A
BL2
0
M Negara B
Matriks Gain From Trade Berdasarkan a i Gai o a e e a a a Teori eo i H‐O O Negarah g Barang
Indonesia
Jepang
Pakaian
Radio
Pakaian
Radio
Fungi Produksi
tenaga kerja
mesin
tenaga kerja
mesin
Proses Produksi
Padat karya
Padat modal
Padat karya
Padat modal
p Proporsi faktor produksi
60 tenaga kerja (banyak)
15 mesin (k (kurang) )
30 tenaga kerja (kurang)
60 mesin (b (banyak) k)
isoquant
100 unit
20 unit
100 unit
20 unit
400
600
600
400
4 (murah)
30 (mahal)
6 (mahal)
20 (murah)
isocost Unit cost
H‐O Perbedaan Harga Produksi Menurut Teori H O TK Isocost 600 I t 600 Isocost 400
tk1
A
tk k2 tk3
Isoqunt 20 unit radio B C
Isoqunt 100 unit radio Isocost 600
tk4 0
D Q1
M2 M3
M4
Isocost 400 mesin
Kesimpulan Teori H‐O p 1.
2. 3.
4.
Harga/biaya produksi komoditi akan ditentukan oleh jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki masing masing jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki masing‐masing negara. Keunggulan komparatif masing‐masing negara ditentukan oleh s u u a p opo si a o p o u si ya g i i i i struktur dan proporsi faktor produksi yang dimiliki. Masing‐masing negara cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk e i i i a o p o u i ya g e a i a ya a ua u u memproduksinya. Masing‐masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan g p y g mahal untuk memproduksinya.
Kelemahan e e a a Teori eo i H‐O O 1.
2. 3.
Perbedaan harga barang sejenis dapat terjadi karena adanya p p /j g perbedaan p proporsi/jumlah faktor p produksi y yang dimiliki masing‐masing negara dalam memproduksi barang tersebut. Bila proporsi masing‐masing negara sama maka harga akan sama, sehingga , gg p perdagangan g g tidak terjadi. j Pad kondisi 2 di atas, perdagangan bisa juga tetap terjadi.
Sources of the increase in the ratio of skilled to unskilled wages in the US 1973-93 1973 93 (percent) y A. Forces Causing Greater Inequality of Wages y International trade y Lower transport and communication costs y Liberalization of trade barriers y Production sharing g with other countries y Immigration y Stagnant minimum wage y Decline of labor unions y Skill-biased technological change y Unexplained
7 3 3 1 2 5 3 29 29
y B. Forces Causing Greater Equality of Wages y Increase in supply of skilled workers relative to unskilled workers
– 40 y C. Net Effect 18 y Note: Percentages for unequalizing forces must be chained, not added, to equal total unequalizing effect. Similarly, “A” and “B” must be chained to calculate “C.” Source: William Cline, Trade and Income Distribution, Institute for International Economics, Washington, DC, 1997, p. 264.
Factor endowments of countries & regions, as a percentage of the world total
US human capital relative to those of other nations
Heckscher-Ohlin, skills, and comparative advantage
Skala ekonomi dan spesialisasi Sk l ekonomi k i menyediakan di k perangsang untuk t k y Skala spesialisasi, sejak biaya per unit turun ketika peningkatan produksi y Perdagangan menyediakan suatu potensi pasar yang lebih besar untuk produk, membuat tinggi tingkat produksi pada tingkat yagn mungkin y Tetapi, dalam teori, negara akan mengkhususkan di dalam produk‐produk dengan pasar domestik yang besar (rumah efek pasar), peningkatan pertanyaan tentang dampak‐dampak perdagangan pada negara‐ negara kecil dan area pedesaan
Skala ekonomi sebagai dasar untuk perdagangan
Pedagangan dan spesialisasi di bawah penurunan biaya bi
y Teori Perluasan lain y Permintaan yang berlebihan y Perdagangan intra industri y Siklus produksi y Keunggulan komparatif dinamik
y Kebijakan industri y Dampak kebijakan regulasi dalam perdagangan
(regulasi lingkungan untuk contoh)
Perdagangan dan Lingkungan y Regulasi lingkungan dapat mendorong ke arah kebijakan perdagangan y Tambahan T b h biaya bi dapat d t mengurangii keuntungan k t komparatif regulasi industri y Penerimaan kesehatan p publik dan keuntungan g lingkungan y Memusatkan pada polusi industri yang bergerak ke negara-negara negara negara miskin dengan sedikit regulasi y Tetapi studi mengindikasikan bahwa aturan lingkungan mempunyai sedikit peranan dalam keputusan penempatan investasi y Pengotor membayar prinsip: perangsang untuk menemukan jalan pada pengurangan polusi sedikitnya b h berharga
Trade effects of government regulation
y Free trade under increasing costs y Transportation costs y No transportation costs
y Free trade under increasing costs y Transportation costs y Transportation costs of $2000 per auto
Teori faktor spesifik y Melihat pada pengaruh distribusi pendapatan dalam p g g jjangka g p p faktor perdagangan pendek,, ketika beberapa input dan bergerak bebas antar y Mengindikasikan bahwa para pekerja dapat lebih baik atau t lebih l bih buruk, b k tergantung t t pada d preferensi f i y Memperkirakan bahwa pemilik faktor menggunakan dalam keuntungan g ekspor p industri dari p perdagangan, g g , yang mana pemilik faktor menggunakan dalam imporkompetensi industri yang kalah dalam perdagangan
Harga relatif dan model faktor spesifik
Paradoks a a o Leontief eo ie Struktur ekspor dan impor AS tahun 1947 berdasarkan kapital dan tenaga krja Tahun struktur I‐O Struktur I‐O 1899 (whitney)
Struktur I‐O 1947 (Leontief) Struktur I‐O 1958&1962 1958&1962 (Baldwin)
Kebutuhan faktor produksi/juta
ekspor
impor
Kapital p 2621200 Tenaga 1122.5 Kerja/tahun 2335.1 Ratio capital/labor
2589700 1240.2 2088.3
Kapital 2550780 182 Tenaga Kerja/tahun j 14010 0 0 Ratio capital/labor
3091339 170 18180 8 80
Kapital 1876000 Tenaga Tenaga 131 Kerja/tahun 14200 Ratio capital/labor
2132000 119 18000
Rasio X/M
1118
0.771
0.789
Paradox Leontief dapat terjadi karena: 1. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan 2. Tarif dan non tarif 2 non tarif barrier 3. Perbedaan dalam skills dan human capital 4. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Teori Opportunity Cost – G Hargerler eo i Oppo u iy o a ge e Opportunity Cost = Production Possibility Curve (PPC) = kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. N
Produksi N
T
40
0
32
1
24
2
16
3
8
4
0
5
MRT PPC
8N/1T 8N/1T 8N/1T 8N/1T 8N/1T 0
T
N
16
B (16N, 4T)
8
A (8N, 1T)
IC2
IC1
0
4
T
Indifference Curve dan PPC Increasing Cost PPC Increasing Cost Indifference Curve dan N Produksi MRT
N
T
40
0
36
1
4N/1T /
30
2
6N/1T
22
3
8N/1T
12
4
10N/1T
0
5
12N/1T
PPC increasing cost
0
T
PPC Increasing Cost yang sama, IC berbeda PPC Increasing Cost yang sama, IC berbeda N
A IC1 B
IC2
0
T
PCC Increasing cost berbeda, IC sama I ea i g o e e a, I a a N PCC1
A B IC1 PCC2 0
T
PCC increasing cost dan IC berbeda g N PCC1 A PCC2 I 1 IC B
0
IC2 T
Gain from trade menurut PCC increasing cost yang sama IC yang berbeda ya g a a dengan e ga IC ya g e e a Negara I (UK) Barang N
N12 N11
B1 B
N1
C12 C11
A
N 22 N12
C1 C
C 22 C12 :P Internasional PCC
0
T11T12
T1
T21 T22
Negara II (AS) Barang T
Keterangan: e e a ga Keadaan sebelum perdagangan: a. Negara I (UK) dan Negara II (AS) memiliki kemampuan produksi (PCC increasing cost) yang sama, tetapi dengan selera (IC) yang berbeda. b. Di negara Di negara I (UK) lebih I (UK) lebih suka barang N, IC menyinggung N, IC menyinggung PCC (titik B). c. Di negara II (AS) lebih suka barang T, IC menyinggung PCC (titik A). PCC (titik A) d. Harga N lebih murah di Negara II daripada di Negara I. Harga T lebih murah di Negara I daripada di Negara II. e. Negara I mengimpor barang N dan mengekspor barang T, Negara II mengimpor barang T dan mengekspor barang N
S l h perdagangan d l Setelah internasional: a. Adanya ekspor dan impor barang N dan T membentuk garis harga internasional yang bersinggungan yang bersinggungan dengan PCC di titik A dengan kemampuan produksi sama. b. Selera masing‐masing negara, Negara I lebih suka barang N dan Negara II lebih suka barang T, IC akan bergeser ke kanan dari IC semula. c Di Negara I mengimpor c. Di Negara I mengimpor barang N dan N dan mengekspor barang T, Negara II mengimpor barang T dan mengekspor barang N
Offer curve / reciprocal demand O e u e / e ip o a e a Menggambarkan kesediaan suatu negara untuk menawarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga (Marshall dan Edgeworth) oleh Dominick Salvatore. N1 N1 na1
Pb1
Ea1
na2
Ea2
Offer curveA ICa
nb1 N2
Pb2
Offer curve B
Eb1
ICa12 P 1 Pa 0a ta1
T1 ta2
ICb
P 2 Pa T2
nb2 0b
Eb2 tb1
tb2
2
ICb1
Negara A Negara A 1. Spesialisasi produk adalah N 2. Total output N p 1. 1 3. Tingkat konsumsi Ea1(na1 dan ta1). 4. Pada harga Pa1 konsumsi dalam negeri 0a‐na1 dan ekspor N1‐na1 5. Ekspor N negara A (N1‐na1) < permintaan negara B (0b‐nb (0b nb1), maka ) maka harga N naik N naik dari Pa1 ke Pa2 ke titik Ea2. 6. Offer curve A menghubungkan titik Ea1 dengan Ea2.
Negara B Negara B 1. Spesialisasi produk adalah T 2. Total output T p 1. 1 3. Tingkat konsumsi Eb1 (nb1 dan tb1). 4. Pada harga Pb1 konsumsi dalam negeri 0b‐tb1 dan ekspor T1‐tb1 5. Ekspor T negara B (T1‐nb1) < permintaan negara A (0a‐ na1), maka ) maka harga T naik T naik dari Pb1 ke Pb2 ke titik Eb2. 6. Offer curve A menghubungkan titik Eb1 dengan Eb2.
Offer curve and reciprocal demand Offer curve and reciprocal demand Ob Jepang
nb2
nb1
Tb1 Nb1 Pa1b2 Pab1
na1 b
tb1 tb2
ta2
Ta1
Ea1
Na1 Tb1
na1
na2
Ob Indonesia
Analisis Manfaat Perdagangan Internasional Edgeworth‐Bowley Box Diagram Menurut Edgeworth Bowley Box Diagram X21
Y1
X22
02
X1
IC14 IC11 A
Y11
IC13 IC12 Y21
G C
IC10 Y12
Y22
B IC20
D F IC22
E IC21
IC23 IC24 01
X11
X2 X12
Y2
Keterangan: 1. Titik B,C,D,F dan G adalah titik potong perdagangan
internasional antara negara I dan II. 2. Pada titik A negara I beruntung karena IC13 > IC11. Negara II rugi karena titik C sama berada pada IC21. Matrixs Comparative Advantage Suatu negara sebaiknya mempunyai keunggulan komparatif untuk dapat bersaing di pasar internasional.
Faktor‐faktor comparative advantage Faktor faktor comparative advantage Faktor Comparative g Advantage
Produk Primer
Produk Industri
Mineral
Pertanian
Fase I
Fase II
Fase III/IV
1. SDA
+
+
‐
‐
+
2. SDM: a Kuantitas a. Kuantitas b. Kualitas
‐ +
+ +
_ +
‐ +
+ +
3. Teknologi
+
+
+
+
+
4. Skala Ekonomi 4. Skala Ekonomi
+
‐
‐
‐
+
5. Diferensiasi
‐
‐
‐
+
+
Berdasarkan teori Product life cycle Product life cycle – R.Vernon. Fase I
: tahap perkenalan
Fase III : tahap kedewasaan
Fase II
: tahap pertumbuhan
Fase IV : tahap penurunan
Tanda + = diperlukan
Tanda ‐ = tidak diperlukan
International Product Life Cycle (IPLC) Theory Import/ Ekspor
Target Pasar
(I) Inovasi Lokal
Tidak ada
(II) Inovasi di luar negeri
Tahapan
Pesaing
Biaya Produksi
Dalam negeri (AS)
Sedikit / lokal
Tinggi
Mulai ekspor
As dan NIMs lainnya
Sedikit / lokal
Mulai menurun karena skala ekonomi
(III) Maturity
Ekspor stabil bil
NIMs & NSB NSBs
NIMs
Stabil
(IV) Imitasi di luar
Ekspor turun
NSBs
NIMs
Menaik karena skala ekonomi menurun
(V) Pembalikan
Impor naik
AS
NIMs & NSBs
Menaik karena comparative advantage
Ekspor +
NIMs lainnya Eropa, Kanada, Jepang) NSBs Tahap I (0)
II III
IV V
Time AS (negara inovator
Impor -
NIMs
: Negara-negara Industri Maju
NSBs
: Negara-negara yang sedang berkembang
Kesimpulan: 1.Kara > 0 Æ posisi negara sebagai net eksportir. 2.Kurva < 0 Æ posisi negara sebagai net importir. g trade balance AS sebagai g negara g j 3.Agar inovator menjadi positif, maka AS akan mengekspor new product yang menggunakan emerging technology. Competitive Advantage of Nation Dari M.Porter Dalam era persaingan global suatu negara harus memiliki competitive p advantage g of nation dengan g memiliki faktor penentu (W.J.Keegan & M.C.Green): 1. Factor Condition : a. SDM. b SDA b. SDA. c. IPTEK. d. Permodalan. e Prasarana. e. Prasarana
Factor Strategy Structure & Rivalry Factor Condition
Demand Condition
Related & Supporting Industry
2. Demand Condition : a. composition of home demand b. size and pattern of growth of home demand c. rapid home market growth d trend of international demand d.
3. Related & Supporting Industry : dengan pemasok untuk menjaga d memelihara lih l chain. h i dan value 4. Firm Strategy Structure & Rivalry : persaingan di dalam negeri merupakan faktor yang akan menentukan dan mempengaruhi competitive perusahaan. Persaingan yang berat titi advantage d t h P i b t di dalam negeri akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk dan teknologi, peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas serta peningkatan kualitas produk dan pelayanan. Hyper C H Competitive titi (Ri (Richard h d D’aveni): D’ i) Menemukan strategi yang tepat berupa perencanaan dan kegiatan operasional terpadu yang mengkaitkan lingkungan eksternal dan i t internal l Æ mencapaii tujuan t j Æ mempertahankan/meningkatkan t h k / i k tk sustainable real income secara efektif dan efisien Æ keunggulan daya saing berkelanjutan.
Catatan: 1. Keunggulan daya saing negara tetap didasarkan pada keunggulan kompetitif dinamis. 2. 2 Keunggulan daya saing berkelanjutan harus diartikan sebagai keunggulan yang diperoleh karena invention dan innovation secara terus-menerus. 3. Invention dan innovation diperoleh dari hasil research & development, baik secara scientific atau applied. 4 Sustainable competitive advantage cocok untuk sektor 4. agroindustri karena sumber base-nya dapat diperbaharui.
Tingkat Pertukaran: • Suatu nilai tukar adalah perbandingan di mana dua mata g diperdagangkan, p g g , atau harga g satu mata uang g uang dalam kaitan dengan yang lain. • Untuk beberapa perbandingan negara, nilai tukar dapat memimpin secara otomatis pada kedua negara merealisir keuntungan dari spesialisasi dan keunggulan komparatip
Perdagangan pertukaran dalam g g dan tingkat g p dua negara atau dua barang dunia • Tingkat pertukaran menentukan perdagangan Domestic Prices of Timber (Per Foot) and Rolled Steel (Per Meter) in the United States and Brazil UNITED STATES
BRAZIL
Timber
$1
3 Reals
Rolled steel
$2
4 Reals
y Opsi p p pembelian rumah tangga gg atau importir p
akan tergantung pada tingkat pertukaran
Perdagangan pertukaran dalam g g dan tingkat g p dua negara atau dua barang dunia Trade Flows Determined by Exchange Rates EXCHANGE RATE
PRICE OF REAL
$1 = 1 R $1 = 2 R $1 = 2.1 R
$1.00 .50 .48
$1 = 2.9 R
.34
Brazil imports p timber;; United States imports steel
$1 = 3 R $1 = 4 R
.33 .25 25
United States imports steel
RESULT
Brazil imports timber and steel Brazil imports timber Brazil imports timber; United States imports steel
United U it d St States t imports i t timber ti b and d steel
Tingkat pertukaran dan keunggulan komparatif y Jika tingkat pertukaran berakhir naik dalam range
yang baik, pasar bebas masing‐masing negara akan bergerak untuk menggeser sumberdaya ke dalam sektor ini yang mana ini menyukai keunggulan komparatif. p y Hanya produk‐produk ini yang mana suatu negara mampunyai keunggulan komparatif akan bersaing di dalam pasar dunia
Sumber-sumber keunggulan komparatif gg • Faktor yang mendasari mengacu pada kuantitas dan kualitas tenaga kerja, kerja tanah, tanah dan sumber alam suatu negara. • Faktor yang mendasari nampak menjelaskan suatu porsi signifikan yang penting dari pola perdagangan dunia.
Rintangan Perdagangan : tarif, subsidi ekspor dan kuota y Protection i is the practice of shielding a sector of the i h i f hi ldi f h
economy from foreign competition. y A tariff A t iff is a tax on imports. i t i t y A quota is a limit on the quantity of imports. y Export subsidies E b idi are government payments made to d
domestic firms to encourage exports. y Dumping refers to a firm or industry that sells
products on the world market at prices below the cost of production. p
Keuntungan Perdagangan : y Ketika dunia K ik harga h d i ada d $2, $2
kuantitas permintaan domestik meningkat, g , dan kuantitas yang ditawarkan berkurang, penawaran menurun dan sumberdaya akan digunakan di sektor yang lain
Kerugian dari p pembebanan tarif g Hilangnya efisiensi dari $ 1 tarif: y Konsumen harus membayar sesuatu lebih tinggi untuk barang-barang itu bisa diproduksi pada biaya yang lebih rendah. y Marginal produksi digambar k dalam ke d l t k til dan tekstil d menjauh j h dari barang-barang lain, menghasilkan produksi d domestik tik yang tidak tid k efisien fi i
•
Government revenue equals the shaded area.
TREND DAN ARAH PERKEMBANGAN PRODUK ELEKTRONIKA AKAN TERKONVERGENSI KE ARAH PRODUK MULTIMEDIA Digitalizzation
Content Entertainment Publishing Information Providers
NIM = Networked Interactive Multimedia
NIM Computer Hardware and Software
Computer
Telephone, Cable, Satellite, Radio
Communication
PERMASALAHAN : 1.
BELUM MENDAPAT DUKUNGAN YANG MEMADAI DARI HUKUM PERUNDANGAN, STANDARISASI, SDM, DAN BUDAYA INFORMASI.
2.
BELUM MEMILIKI PETA POTENSI SDM MAUPUN PERUSAHAAN SOFT WARE.
3.
PENGUASAAN TEKNOLOGI PRODUK MAUPUN MANUFAKTUR MASIH LEMAH
4 4.
LEMAH DALAM MELAKSANAKAN PERLINDUNGAN THD HaKI. HaKI
5.
TERBATASNYA KETERSEDIAAN TEMPAT-TEMPAT UNTUK INCUBATOR DAN WIRAUSAHA.
6 6.
SANGAT TERBATASNYA KETERSEDIAAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN VENTURE CAPITAL SPESIALIS DI TEKNOLOGI SOFTWARE
7.
BERKEMBANGNYA ISUE GLOBAL ( SEPERTI LINGKUNGAN HIDUP, PERBURUHAN HAM PERLINDUNGAN KONSUMEN BIOTERORISM DLL ) PERBURUHAN, HAM, PERLINDUNGAN KONSUMEN, BIOTERORISM, DLL ).
93
KEKUATAN : 1.
ADA TREND PERGESERAN BASIS PRODUKSI HARDWARE DAN SOFTWARE KE NEGARA YANG BANYAK TERSEDIA TENAGA KERJA SEMI-SKILL DAN PROGRAMER. PROGRAMER
2.
ADANYA PEMBANGUNAN TELEMATIKA INDONESIA ( INDUSTRI INFORMATIKA, TELEKOMUNIKASI, MULTIMEDIA ).
3.
UNTUK MENDUKUNG G PEMBANGUNAN G INFRASTRUKTUR S DAN APLIKASI S TELEMATIKA.
4.
PENGEMBANGAN E.COMMERCE / INTERNET SANGAT PESAT.
5.
TENAGA SEMI SKILL TERSEDIA BANYAK, TENAGA PROGRAMER SANGAT KOMPETITIF.
6.
KEMAMPUAN KREASI-”CONTENT” KITA CUKUP KUAT (MIS: ANIMASI).
7.
PESATNYA PERKEMBANGAN INFORMASI TEKNOLOGI YANG SANGAT MENENTUKAN DALAM KECEPATAN MERAIH PELUANG PASAR.
8.
TERDAPATNYA BERBAGAI LEMBAGA PT, R & D BAIK MILIK PEMERINTAH DAN SWASTA DAN SWASTA. 94
KEUNGGULAN KOMPARATIVE : INDONESIA MEMILIKI FAKTOR KEUNGGULAN KOMPARATIF UNTUK BERKEMBANGNYA INDUSTRI ELEKTRONIKA,, YAITU: 1. PASAR DOMESTIK YANG BESAR SETELAH AS, CHINA DAN INDIA. 2 MEMILIKI TENAGA KERJA YANG CUKUP DAN UPAH BURUH YANG 2. SANGAT BERSAING 3. TERLETAK DI GEO-STASIONER DAN TELAH BERPENGALAMAN LEBIH DARI 15 TAHUN MENGOPERASIKAN SATELIT. 4. SECARA ALAMIAH TELAH TERBENTUK KLUSTER INDUSTRI ELEKTRONIKA BERORIENTASI PASAR GLOBAL DI SEPANJANG KORIDOR JKT-CIKAMPEK.
95