1
L
1 \
BABVI XESIMPULAN
i ;· ~.-'·
l
")
BAB VI KESIRAN Dari khususnya dy:namic
pembahasan
seluruh
Pl.TA-PLTU
koordinasi
pada s.i.stem Jawa Timur dengan menggunakan metode programming,
dapat
ditarik
disimpulkan
sel>agai
bePikut 1. Dynamtc programming sangat tepat digunakan pada kooPdinasi PLTA- PLTU dalam kaitannya dengan merencanakan . penjadwalan bel:>an dimana dalam perencanaan penjadwalan Hal
tersebut dititik beratkan pada segi ekonomisnya . ini disel>abkan pola penyelesaian metode tersebut
sesuai dengan per£ormance dari PLTA yakni, :fungsi dinamik yang tidak terlepa:s dar·i karena
itu
diperlukan yang
untuk
tahapan-tanapan
optimal.
(stage)
Semakin
tersebut
les~ian
menyelesaiakan guna
yang lebih teliti
bila
waKtu.
Oleb
permasalaaa-n mendapatkan
kecil jangka
digunakan akan
merupakan
waktu
ini
hasil tahapa:n
didapatkan
penye-
kurun waKtu penin-
jauan nya sama. 2. Pada kenyataannya hasil perhitungan dynamic ming
sulit
diterapkan pada sistem yang
ppogram-
sebenaraya.
Sebagai contohnxa bila pada waktu stage ke j, menurut penjadwalan oleh
unit
ditentukan pembangkit
1 16
270 HW yang
PLTU dan pada
har•us waktu
dipenuhi ke
j+i
1 17
ditentukan (berdasa.rkan dari hasil perhitu.ngan mic
programming) ditentukan 270. 5 HW.
tidak
relevan
dalam
waktu satu jam (bila digunakan
dyna-
Hal ini jela-s
o.
sebab dengan meaa.-ikkan l>eba'Fl
5
WI/
tiap
stagenya
satu jam) tentunya tidaK eli.onomis bila unit
p.em\>a-»g-
kit
PLTU
yang
menaggung beban
kapasitas
yang besar.
stage
j,
ke
mempunyai
~ersebut
Begitu sebalikn:ra
menurut has.il perhitungan
bila
pada
penjadwa·lan
adalah 120 HW dan pada saat ke j+i didapatkan 190 HW. TentunJ;a hal ini sangat sulit diterapkan, menaikKan PLTU
membutuhkan
kenaikan tasan Oleh
be:ban sebesar 70 HW pada
unit . peiJlbangkit
waktu lebih dat'i 1
jam,
sebesar 70 HW tersebut tidak
yang
itu has.il penjadwalan
walaupun
melewati
ada pada unit peml>angki t PLTU
kar.ena
koordinasi
s.ebab untuk
ba-
tet'sebut.
PLTA-PLTU
PLTA-PLTU dengan metode dynamic
dar·i
program-
ming tidak dapat secal'a langsung digunakan diterapkan pada sistem yang sebenarnya. Heskipun hasil penjadwalan
tersebut tidak dapat langsung
hasi 1
digunakan,
tei'sebut dapat dibuat sebagai
patokkan
mengop.erasikan pada sistem yang lebenarnya. tunya pada
namun untuk
Dan ten-
hasil penjadwalan tersebut kan lel>ih baik dari sist.em dioperasdikan tanpa
penjadwalan
dengan
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode
metode -tertentu. 3.
~al
dynamic
programming khususnya dalam koordinasi PL'PA-
1t8
PL'l'U adalah Jumlah kombinasi Ya.J'lg muncul. pada salahan
teFsebut.
koordiasi
Sebagai contohnya pada
pepma-
penerapaa
PLTA-PLTU pada sistem Jawa Timur
didepan.
Pada
contoh te:t'sebut menggunakkan pep,i.ode wal(tu
rian
dengan
setiap state
jumla.h
intervalnya
intervalnya (stage). adalah satu
jam
ha-
~4
tersebut
dan
(kondisi) yang mungkin dip.i.lih adalaa 15.
se·]
higngga (15)15
jumlah dan
kombinasi
jumlah
ti an
stagenya
adalah
keseluruhan kombinasinya
(15)15 X 24 k.emungkinan. begi:lu
setiap
Dengan jumlah
adalah
kemungkinan
besar tentunya akan berpengaruh pada
keteli-
dan kec.epatan pel'hi tung an bi 1 a perhi tung an
ini
menggunakan £asi 1 !:las kompu:leF. 4. Penggunaa.n
metode
ini pada system Jawa
Timur
hasilnya ditunjukkan pada bab V di depan. tersebut
ditunjukkan adanya perbedaan
perhitungan
dengan realisasinya.
yang
Dari basil
antara
hasil
Hal ini disebabkan
antara lain a.
Pada sistem yang sebenarnya memperhitungkan
biaya star·t dan shut down pada
bangkit PLTU.
Sedangkan pada perhitungan
di tulisan ini tanpa Dengan
memperhitungkannya.
demikian jumlah bahan bakar
dibutuhkan guna memenuhi be];)an lebih secara
bes~'
pem-
yang
tentunya
sis:lem yang sebenarnya, yang
otomatis
akan
juga
mempepbesa!<'
1 19
biaya pFoduksi
pemba~kitan.
b. Seda-ngkan pada PLTA terlihat,
pada saat
be:to>an sistem tinggi maka pembangkit PLTA teF~ebut
akan ikut naik ,
saat
be:&an
rend~"'l.
PL'J!A
akan
rendah.
pembangkitan
PLTA
begitu
maka pembangki t Dengan
kata
pula dari lain
mengikuti £lutuasi
be ban.
•