SIPD Kota Surakarta Tahun2015
BAB VII INDUSTRI, PERDAGANGAN, KEUANGAN, KOPERASI DAN INVESTASI Penggerak ekonomi kota dimainkan oleh pihak swasta, koperasi dan usaha kecil menengah yang banyak tersebar Kota Surakarta. Berikut ini dijabarkan mengenai sektor industri, perdagangan, keuangan dan koperasi.
A. Industri Sektor industri di Kota Surakarta memegang peranan cukup penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi kota. Pengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi menjadi tiga kelompok yakni industri besar, industri sedang, dan industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besar adalah industri yang menyerap 100 atau lebih pekerja, industri sedang/menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang, sedangkan industri kecil dan rumah tangga jumlah tenaga kerjanya kurang dari 19 orang yang umumnya berasal dari anggota keluarga. Tabel 32. Jumlah industri di Kota Surakarta INDUSTRI
2010
2011
Tahun 2012 2013
2014
2015
Industri Kecil
920
1,402
1,414
1,574
1,347
1.347
Industri Menengah
100
101
100
100
93
93
19
54
55
55
67
67
Industri Besar
Bappeda Kota Surakarta
65
SIPD Kota Surakarta Tahun2015
1600 1400 1200 1000
Industri Kecil
800
Industri Menengah
600
Industri Besar
400 200 0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 34. Grafik Jumlah Unit Usaha Industri Kecil, Menengah, dan Besar
60000 50000 40000 Industri Kecil
30000
Industri Menengah Industri Besar
20000 10000 0 2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 35. Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh Industri Kecil, Menengah dan Besar ( data 2015 belum tersedia ) Menurut jumlahnya maka industri kecil pada tahun 2015 total berjumlah 1.347 unit usaha dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 55.900 orang tenaga kerja. Sedangkan sektor industri menengah jumlahnya tidak banyak kurang lebih 93 unit dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 6.760
Bappeda Kota Surakarta
66
SIPD Kota Surakarta Tahun2015
orang dan sektor industri besar , walaupun jumlahnya tidak banyak yaitu 67 unit tetapi seluruh industri besar ini mampu menyerap tenaga kerja total sebanyak 21.256 orang tenaga kerja. Jadi jika dilihat dari keterangan di atas, terbukti bahwa banyak industri besar yang mampu menyerap tenaga kerja warga Kota Surakarta dan sekitarnya.
B. Perdagangan Untuk bidang ekonomi masyarakat Surakarta selain mengandalkan bidang industry juga mengandalkan sector perdagangan. Jumlah unit usaha perdagangan yang ada di kota batik ini pada tahun 2015 relatif banyak berkisar 1.507 unit usaha. Sektor perdagangan mampu memberikan multi efek yang besar terhadap ekonomi masyarakat Surakarta. Hal ini dapat terlihat dari besarnya daya serap tenaga kerja yang mencapai 75 ribu lebih tenaga kerja yang dapat
Jumlah tenaga kerja (orang)
terserap pada tahun 2015 ini. 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 Industri Kecil
2011 28283
2012 30300
2013 28422
2014 32500
2015 55900
Industri Menengah
7962
7962
7962
6760
6760
Industri Besar
14000
16000
21256
13140
13140
Gambar 36. Grafik Perkembangan Unit Usaha Perdagangan Kecil, Menengah dan Besar
Sejak terjadi konstraksi yang sangat signifikan terhadap jumlah pedagang akibat krisis ekonomi, perlahan namun pasti perkembangan potensi perdagangan
Bappeda Kota Surakarta
67
SIPD Kota Surakarta Tahun2015
di Kota Surakarta dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan sampai dengan tahun 2015. Seiring dengan perkembangan ekonomi Surakarta dan unit usaha perdagangan dari tahun 2011 hingga 2015, penyerapan tenaga kerja baik pedagang kecil, menengah maupun besar sempat mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2011 usaha perdagangan hanya mampu menyerap 50.245 orang tenaga kerja, kemudian pada tahun 2015 serapan tenaga kerja meningkat menjadi 75.800 orang. Pertumbuhan signifikan dalam jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor perdagangan menandakan Kota Surakarta sungguh menjadi kota perdagangan yang cukup maju di wilayah eks-karesidenan Surakarta.
PERDANGANAN 80000 70000 60000 50000 40000
PERDANGANAN
30000 20000 10000 0 2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 37. Grafik Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Perdagangan Kecil, Menengah dan Besar.
Untuk sarana Perdagangan seperti pasar tradisional, pasar grosir dan Mal jumlahnya relatif stabil. Sarana perdagangan swalayan mengalami dinamika yang cukup menarik, dimana ketika jumlah mall/plaza meningkat membawa dampak pada keberadaan unit swalayan mengalami penurunan. Hal ini dilihat pada grafik gambar 38 berikut ini:
Bappeda Kota Surakarta
68
SIPD Kota Surakarta Tahun2015
50 45 40 35
Pasar Tradisional
30
Pasar Swalyan
25
Hipermarket
20
Pasar Grosir
15
Mal/Plaza
10 5 0 2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 38. Jumlah Pasar Tradisional dan Modern di Kota Surakarta
C. Lembaga Keuangan dan Koperasi Perkembangan potensi koperasi Kota Surakarta Nampak dari jumlah koperasi yang beroperasi. Pada tahun 2011 Koperasi yang aktif sebanyak 521 unit. Pada tahun 2015 ini, jumlah koperasi yang aktif ada sebanyak 525 unit, tidak berbeda jumlahnya dibandingkan pada tahun 2013 dan tahun 2014 yang lalu. Jumlah koperasi selama lima tahun terakhir ini dapat dikatakan cukup stabil. Tabel 33. Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer Jenis Koperasi 1) Jumlah koperasi aktif 2) Jumlah koperasi Tidak Aktif 3) Jumlah koperasi Primer
2011 521 37 558
Tahun 2012 2013 525 525 37 37 562 562
2014 525 37 562
2015 525 37 562
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM (data perDesember 2015) Lembaga keuangan terbagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan yang berupa modal ventura dan lembaga keuangan mikro. Kota Surakarta memiliki 2 lembaga keuangan non bank
Bappeda Kota Surakarta
69
SIPD Kota Surakarta Tahun2015
berupa 2 perusahaan modal ventura dan beberapa lembaga keuangan mikro. Sementara jumlah bank berdasarkan kepemilikannya adalah seperti table 33 berikut ini: Tabel 34. Jumlah Perbankan di Kota Surakarta Kepemilikan 1) Milik Pemerintah 2) Swasta Nasional 3) Swasta Asing 4) Milik Pemerintah Daerah
2011 7 35 3 3
2012 4 30 3 1
Tahun 2013 4 30 3 1
2014 4 30 3 1
2015 4 30 3 1
Sumber : Bagian Perekonomian (data perDesember 2015)
D. Nilai Ekspor Besarnya nilai ekspor oleh industri yang beroperasi di Kota Surakarta pada tahun 2015 ini mencapai Rp 100 triliun lebih. Nilai ekspor produk industri diharapkan dapat meningkat terus dari tahun ke tahun sehingga dapat memacu pertumbuhan industri di Kota Surakarta.
Bappeda Kota Surakarta
70