BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan ulasan yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan bukti empiris bahwa informasi lingkungan dan sosial adalah informasi penting dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian ini juga memperkuat penelitian sebelumnya bahwa teori pemangku kepentingan dapat memprediksi keputusan manajer (Madein dan Sholihin, 2015). Penelitian ini dapat memberi dukungan statistik bahwa teori pemangku kepentingan dapat digunakan untuk memprediksi keputusan manajer, tetapi penelitian ini tidak mampu memberi dukungan statistik untuk menunjukkan kebermanfaatan bentuk penyajian informasi kualitatif dan kuantitatif. Hasil yang tidak signifikan ditujukan pada perbedaan pengaruh antara informasi yang disajikan secara kualitatif dan yang disajikan secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini tidak membuktikan secara empiris bahwa nilai personal dapat memengaruhi preferensi manajer dalam pengambilan keputusan pada kelompok manajer yang diberi informasi lingkungan dan sosial. Salah satu penyebabnya adalah kemungkinan adanya pengaruh faktor lain seperti motivasi individu yang memengaruhi preferensi keputusan manajer. Kemungkinan lainnya adalah dari kelemahan instrumen nilai personal itu sendiri. Faktor lain yang dapat memengaruhi tidak terdukungnya variabel nilai karena dalam keputusan bisnis manajer selain dipengaruhi oleh karakteristik individu juga dipengaruhi faktor situasional (Trevino, 1986).
56
5.2. Implikasi Penelitian ini bertujuan menguji kebermanfaatan informasi non ekonomi (lingkungan dan sosial) pada proses pengambilan keputusan bisnis oleh manajer. Penelitian ini mendasarkan pada teori pemangku kepentingan yang memprediksi bahwa manajer internal mempertimbangkan informasi lingkungan dan sosial dalam proses pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok yang hanya menerima informasi kinerja ekonomi dan kelompok yang menerima informasi kinerja ekonomi dan informasi kinerja lingkungan dan sosial. Temuan ini memperkuat penelitian sebelumnya terkait kebergunaan informasi lingkungan dan sosial dalam keputusan bisnis oleh manajer internal yang ditemukan oleh Madein dan Sholihin (2015). Selain itu, temuan penelitian ini juga memberikan bukti bagaimana manajer dalam membuat keputusan yang melibatkan banyak kepentingan, yang tidak hanya didasari oleh kepentingan pemilik, namun juga mempertimbangkan pihak-pihak yang terdampak. Implikasi utama dari temuan ini adalah memperkuat temuan empiris sebelumnya (Madein dan Sholihin, 2015) bahwa akuntan manajemen memiliki peran yang penting dalam mengidentifikasi informasi lingkungan dan sosial yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan lain dari penelitian ini adalah menguji kebermanfaatan bentuk informasi. Bentuk informasi yang disajikan dalam penelitian ini adalah informasi lingkungan kualitatif dan informasi lingkungan dan sosial kuantitatif. Hasil deskriptif statistik menunjukkan nilai rata-rata skor pada informasi
57
kualitatif dan informasi kuantitatif berbeda, namun hasil pengujian statistik tidak berbeda secara signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajer tidak membedakan informasi yang disajikan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil temuan ini belum dapat digeneralisasikan, sebagaimana diungkapkan oleh Rikhardsson dan Holm (2008) bahwa ada kemungkinan kelompok manajer yang diberikan informasi kuantitatif tidak dapat mengintepretasikan data secara baik karena dipengaruhi pengetahuan. Informasi kuantitatif seharusnya diberikan kepada
kelompok
manajer
yang
memiliki
kemampuan
untuk
menginterpretasikan. Implikasi lain dari penelitian ini adalah pengaruh nilai-nilai personal dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian ini telah menguji hubungan nilai personal dan proses pengambilan keputusan yang secara tidak langsung menguji pengaruh etika. Ini terkait dengan normatif pemangku kepentingan. Namun, hasil belum menunjukkan secara empiris terdukung penuh bahwa nilai mampu memengaruhi keputusan manajer. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa manajer lebih dipengaruhi pemangku kepentingan instrumental daripada normatif dalam mempertimbangkan pemangku kepentingan. Temuan ini sejalan dengan Broon dan Cohen (2009) bahwa manajer memberi perhatian yang besar pada pemangku kepentingan disebabkan faktor motivasi intrinsik dan ekstrinsik secara bersama, dengan faktor motivasi ekstrinsik sedikit lebih dominan.
58
5.3. Keterbatasan Hasil dan implikasi penelitian ini menunjukkan beberapa keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini menggunakan mahasiswa sebagai partisipan, meskipun telah menguji perbedaan mahasiswa yang belum berpengalaman dan yang sudah berpengalaman dengan menggunakan mahasiswa kelas eksekutif, mahasiswa yang telah berpengalaman tersebut tidak benar-benar yang pernah berpengalaman sebagai manajer proyek, sehingga potensi bias cukup tinggi. Keterbatasan lainnya dari penelitian ini adalah hanya mempertimbangkan pengaruh nilai personal, dan tidak mempertimbangkan pengaruh situasional. Trevino (1986) menjelaskan bahwa manajer bisnis dalam membuat keputusan selain dipengaruhi karakteristik personal juga dipengaruhi oleh situasional yang ada.
5.4. Saran untuk Penelitian Selanjutnya. Keterbatasan suatu penelitian dapat menjadi topik baru yang menarik untuk dikembangkan. Pengembangan penelitian dapat bermanfaat untuk memperluas generalisasi dari suatu hasil penelitian ini. Penelitian masih berfokus pada hubungan perusahaan dan pemangku kepentingan yang menguji manajer untuk lebih mempertimbangkan kepentingan pemilik modal atau pemangku kepentingan. Pada penelitian eskalasi komitmen (Harrison dan Harrel, 1993) menemukan bahwa manajer lebih mengutamakan kepentingan pribadinya ketika adanya adverse selection, pada konteks teori keagenan dapat diuji kemungkinan manajer lebih memprioritaskan kepentingan dirinya atau pemangku kepentingan.
59
Pengembangan penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan sampel praktisi perusahaan. Pengembangan lainnya dengan menguji variabel lain, misalnya faktor situasional. Trevino (1986) menjelaskan bahwa manajer dalam membuat keputusan bisnis selain faktor karakteristik juga dipengaruhi faktor situasional. Variabel lain yang dapat dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah faktor motivasi. Penelitian sebelumnya (Graafland dan Van de Ven, 2012) menemukan faktor motivasi memengaruhi manajer bisnis untuk bertanggung jawab pada aspek lingkungan dan sosial.
60