BAB V HASIL MONITORING IPAL PT. United Tractor Tbk 5.1. Hasil Analisa Laboratorium Setelah pelaksanaan konstruksi IPAL Produksi PT. United Tractors Tbk selesai dilakukan, maka tahap berikutnya adalah dilakukan pengontrolan system operasioanl di setiap unit proses dan sistem operasional secara keseluruhan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada pertengahan bulan April 2007. Setelah sistem dinyatakan berjalan dengan baik dan harmonis, maka dilakukan starup operasional IPAL. Star up IPAL telah dimulai sejak bulan April 2007, dengan memasukkan limbah dari kegiatan produksi dan dari kegiatan cuci unit.
Star-up ini dilakukan oleh tim dari BPPT dan di lokasi IPAL ditugaskan satu orang operator lapangan yang akan melakukan pengawasan kinerja IPAL. Setelah star-up dilakukan selama 1,5 bulan, maka dilakukan pengambilan sampel limbah dan hasil olahan IPAL di setiap unit proses untuk dianalisakan di laboratorium lingkungan. Sampel limbah diambil di unit-unit sebagai berikut : Limbah segar : merupakan limbah yang berada di unit equalisasi I, yaitu campuran limbah dari cuci unit dan limbah dari produksi yang telah melewati oil trap.
122
Limbah outlet kimia : merupakan limbah yang telah dilakukan proses koagulasi, flokulasi dan pengendapan lumpur. Outlet biologi : merupakan limbah yang telah diproses secara biologi di biofilter (outlet biofil). Outlet filter : merupakan limbah dari outlet biofill yang telah dilakukan filtrasi dengan saringan pasir dan saringan carbon, serta telah dibubuhi disinfektan (kaporit).
Hasil analisa dari setiap sampel tersebut dapat dilihat pada Lampiran laporan ini, dan secara grafik dapat ditunjukkan sebaai berikut :
Gambar 5.1. : Grafik Perubahan Suhu di Setiap Unit Proses IPAL 123
Gambar 5.2. : Grafik penurunan Kadar TSS di Setiap Unit Proses
Gambar 5.3. : Grafik Perubahan pH di Setiap Proses IPAL 124
Gambar 5.4. : Grafik Perubahan Kadar Nitrat di Setiap Unit Proses IPAL
Gambar 5.5. : Grafik Penurunan COD di Setiap Unit Proses IPAL 125
Gambar 5.6. : Grafik Penurunan BOD5 di Setiap Unit Proses IPAL
Gambar 5.7. : Grafik Penurunan Kadar Fe di Setiap Unit Proses IPAL 126
Gambar 5.8. : Grafik Penurunan Kadar Zn di Setiap Unit Proses IPAL
Gambar 5.9. : Grafik Penurunan Kadar Minyak & lemak di Setiap Unit Proses IPAL 127
5.2. Kesimpulan hasil analisa laboratorium
Berdasarkan hasil analisa laboratorium sampel limbah dan air olahan di setiap unit proses IPAL yang dilakukan pada tanggal 24 Mei 2007 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam proses pengolahan limbah ini tidak dilakukan perubahan temperatur, sehingga temperatur limbah di setiap unit proses relatip stabil/ sama. 2. Proses koagulasi, flokulasi dapat berfungsi/berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan penurunan konsentasi TSS dari limbah segar ke outlet proses kimia yaitu dari 20.458 ppm menjadi 58 ppm (effisiensi mencapai 99,7%). Untuk proses pengolahan berikutnya juga dapat menurunkan konsentrasi TSS. 3. Dalam proses pengolahan limbah ini tidak dilakukan perubahan pengontrolan pH, sebab range pH yang ada masih masuk dalam range yang aman dan memenuhi baku mutu limbah buangan sehingga diambil keputusan untuk tidak merubah pH limbah yang ada. 4. Kandungan nitrat pada limbah ini relatip kecil, sehingga baik di inlet maupun outlet kandungan nitrat tidak menimbulkan masalah. 5. Konsentrasi COD limbah inlet cukup tinggi (12.656,2 ppm), namun setelah proses pengendapan nilai COD jauh menurun (138,1 ppm). Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali bahan kimia maupun organik di limbah yang telah dapat dihilangkan bersama dengan padatan yang ada di dalam limbah. Di proses biofilter juga terjadi penurunan nilai COD menjadi 30,3 ppm 128
(tingkat effisiensi proses 78%) yang berarti mikroba yang ada di dalam biofilter ini telah aktif bekerja dengan baik. Setelah proses filtrasi nilai COD turun menjadi 20,7 ppm, yang berarti ada proses penyaringan dan penyerapan di dalam filter-filter yang terpasang. Nilai outlet ini sudah jauh sangat memenuhi baku mutu yang diberlakukan (BM = 100 ppm). 6. Konsentrasi BOD limbah inlet juga cukup tinggi (4.890,8 ppm), namun setelah proses pengendapan nilai BOD jauh menurun (35,6 ppm). Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali bahan kimia maupun organik di limbah yang telah dapat dihilangkan bersama dengan padatan yang ada di dalam limbah. Di proses biofilter juga terjadi penurunan nilai BOD menjadi 9,9 ppm (tingkat effisiensi proses 72,2%) yang berarti mikroba yang ada di dalam biofilter ini telah aktif bekerja dengan baik. Setelah proses filtrasi nilai BOD juga turun menjadi 5,2 ppm, yang berarti ada proses penyaringan dan penyerapan di dalam filter-filter yang terpasang. Nilai outlet ini sudah jauh sangat memenuhi baku mutu yang diberlakukan (BM = 75 ppm). 7. Proses
koagulasi,
flokulasi
dan
pengendapan
juga
berfungsi/berjalan dengan baik untuk menghilangkan kadar logam (besi) yang ada di dalam limbah. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan konsentasi Fe dari limbah segar (21,4 ppm) ke outlet proses kimia menjadi 1,67 ppm (effisiensi mencapai 92,2%).
Untuk proses pengolahan berikutnya
juga dapat
menurunkan konsentrasi Fe yang ada. Nilai outlet ini sudah jauh sangat memenuhi baku mutu yang diberlakukan (BM = 5 ppm).
129
8. Proses
koagulasi,
flokulasi
dan
pengendapan
juga
berfungsi/berjalan dengan baik untuk menghilangkan kadar logam (Zn) yang ada di dalam limbah. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan konsentasi Zn dari limbah segar (0,47 ppm) ke outlet proses kimia menjadi 0,06 ppm (effisiensi mencapai 87,2%). Nilai outlet ini sudah jauh sangat memenuhi baku mutu yang diberlakukan (BM = 2 ppm). 9. Proses
koagulasi,
flokulasi
dan
pengendapan
juga
berfungsi/berjalan dengan baik untuk menghilangkan kadar minyak dan lemak yang masih tersisa dari proses oil trap. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan konsentasi minyak dan lemak dari limbah segar (427,5
ppm) ke outlet proses kimia menjadi 0,6
ppm (effisiensi mencapai 99,8%).
Nilai outlet ini sudah jauh
sangat memenuhi baku mutu yang diberlakukan (BM = 5 ppm).
IPAL juga dilengkapi dengan bak biokontrol,
dimana di
dalam bak ini ditanam ikan mas dan ikan koi yang rentan /sensitif terhadap kualitas limbah. Sebagian outlet limbah dari biofilter dimasukan
melalui
biokontrol
tersebut
untuk
mengetahui
perkembangan dari ikan yang ditanam di dalamnya. Dari hasil pengamatan selama 2 bulan, kondisi ikan masih tetap sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda adanya keracunan atau penurunkan aktivitas dari ikan. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tersebut mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang baik yang identik dengan kualitas limbah yang baik untuk kehidupan biota tersebut.
130
Gambar : Bak biokontrol yang ditanam ikan koi dan ikan mas.
Monitoring kualitas hasil pengolahan limbah juga dilakukan secara visual, yaitu dengan cara pengambilan 5 sampel limbah pada titik yang berbeda. Kelima sampel tersebut adalah : 1). limbah segar, 2).limbah outlet oil trap, 3). limbah hasil koagulasi-flokulasi, 4). limbah outlet biofilter dan 5). limbah outlet filtrasi yang akan digunakan kembali untuk proses produksi. Sampel yang telah diambil didiamkan selama 16 hari dan dilakukan pengamatan setiap harinya. Pencatatan hasil pengamatan dilakukan dua kali, yaitu pada hari ke sembilan dan ke enambelas.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diperoleh data-data pengamatan sebagai berikut :
131
Hari pertama pengambilan sampel :
Foto sampel limbah hari pertama
a. Limbah segar : banyak mengandung minyak, warna hitam gelap, SS tinggi. b. Outlet oil trap: kandungan minyak hampir tidak ada, warna hitam gelap, SS tinggi. c. Hasil koagulasi-flokulasi sedimentasi : minyak tidak ada, warna agak kekuningan, SS rendah. d. Outlet biofilter: minyak tidak ada, warna jernih, SS sangat rendah. e. Outlet filtrasi : minyak tidak ada, warna sangat jernih, SS tidak terlihat. Hari kesembilan setelah pengambilan sampel : 132
Foto sampel limbah hari kesembilan
a. Limbah segar : tidak ada perubahan. b. Outlet oil trap: tidak ada perubahan. c. Hasil koagulasi-flokulasi sedimentasi : sedikit tumbuh lumut.. d. Outlet biofilter: banyak tumbuh lumut. e. Outlet filtrasi : tidak ada perubahan, (minyak tidak ada, warna sangat jernih, SS tidak terlihat).
Hari keenambelas setelah pengambilan sampel : 133
Foto sampel limbah hari keenambelas.
a. Limbah segar : tidak ada perubahan. b. Outlet oil trap: sedikit perubahan warna (agak coklat). c. Hasil koagulasi-flokulasi sedimentasi : sedikit tumbuh lumut. d. Outlet biofilter: banyak tumbuh lumut. e. Outlet filtrasi: tidak ada perubahan, (minyak tidak ada, warna sangat jernih, SS tidak terlihat).
Berdasarkan
hasil
pengamatan
tersebut, maka
dapat
disimpulkan bahwa hasil olahan air limbah yang telah ditingkatkan kualitasnya lagi dengan filtrasi mempunyai kualitas yang sangat baik dan layak digunakan sebagai air proses. Hal ini juga didukung berdasarkan hasil analisa laboratorium yang telah dilakukan dan 134
dengan adanya biokontrol ikan yang dapat hidup dengan kondisi yang sangat baik.
135
136