BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Kabupaten Gowa Kabupaten Gowa secara geografis berada antara utara 120.36,6’
bujur timur dari Jakarta dan 50.33,6’ bujur timur dari kutub utara, sedang letak wilayah administrasinya antara 120.33,19’ hingga 130.15,17’ bujur timur, letak wilayahnya antara 50.5’ hingga 50.34.7’ lintang selatan dari Jakarta. Sebagai kabupaten daerah otonom, sebelah utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros, pada sebelah timur berbatasan
dengan
Kabupaten
Sinjai,
Kabupaten
Bulukumba
dan
Kabupaten Bantaeng, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Takalar. Berdasarkan wilayah administrasinya Kabupaten Gowa terbagi atas 18 wilayah Kecamatan, 123 Desa dan 44 Kelurahan dengan luas 1.883, 88 Km2 atau 3,01% dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, sebagian besar wilayah Kabupaten Gowa merupakan dataran tinggi yakni sekitar 80,17% dan 19,83% merupakan dataran rendah.1 1.1. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan Sumber
Daya
Manusia/Aparatur
merupakan
unsur
penting
penggerak dan organisasi yang berpengaruh langsung terhadap lingkungan strategi organisasi, dilihat dari jumlah dan kualifikasinya, maka sumber daya aparatur yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa yang cukup memadai secara kuantitas dalam mendukung tugas pokok dan fungsi organisasi. 1
RENSTRA 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
60
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa per Desember 2005 sebanyak 23 orang dengan kualifikasi Pasca Sarjana (S2) 4 orang, berkualifikasi Sarjana (S1) 16 orang, berkualifikasi Sarjana Muda (D3) 1 orang dan berkualifikasi SLTA atau sederajat 4 orang SD 1 orang serta 5 orang berstatus tenaga honorer, sedangkan 75% diantaranya sudah mengikuti diklat-diklat kepariwisataan baik
dilaksanakan
di
provinsi
maupun
dilaksanakan
oleh
Badan
Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Pusat. Sumber Daya Fisik adalah prasarana dan sarana yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa antara lain 1 (satu) Gedung Kantor, 1 (satu) Kendaraan roda empat.
2.
Gambaran Potensi Pariwisata dan Kondisi Sarana dan Prasarana Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Gowa
2.1. Potensi Pariwisata Sejarah/Budaya Adapun beberapa potensi kebudayaan dapat diperhitungkan untuk mampu mengisi pelaksanaan di bidang pariwisata sejarah/budaya seperti potensi/faktor: -
Sejarah kerajaan Gowa
-
Peninggalan Kepurbakalaan
-
Keaneka ragaman kesenian, baik dari rumpun maupun jenis kesenian dan festival
-
Nilai-nilai Tradisional
-
Permuseuman
-
Bahasa, Aksara, dan Sastra
61
-
Seni Kriya
-
Masyarakat Gowa yang Agraris
-
Seni budaya yang mengakar di tengah-tengah masyarakat pedesaan
a)
Pariwisata Lingkungan Dalam prinsip pengembangan pariwisata, kualitas lingkungan
merupakan dasar utama yang senantiasa harus dijaga keutuhan sehingga situasi konflik tidak akan timbul bila lingkungan dikelola secara arif, keberadaan Gowa sebagai daerah yang memiliki konservasi sumber daya alam yang memadai, layak dapat dijadikan sebagai Kawasan Wisata Lingkungan, seperti: -
Hutan tropis yang masih terpelihara dengan keanekaragaman flora dan fauna sebagai wisata lingkungan
-
Budaya bertani masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai wisata agro
-
Bentangan alam sebagai pagar hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai Wisata Petualangan dan Rekreasi Geowisata
-
Lingkungan pedesaan terstruktur yang dapat dimanfaatkan sebagai desa wisata
b)
Usaha Pariwisata Yang Handal Berarti bahwa setiap upaya yang dilakukan baik oleh usaha sarana
wisata maupun jasa wisata usaha pariwisata dan pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata dalam memajukan pariwisata Gowa dilandaskan kepada: -
Berpandangan bisnis jauh ke depan
62
-
Berwawasan wirausaha sejati
-
Kemandirian
-
Kesejajaran dalam bermitra
-
Profesionalisme dalam bidangnya
c)
Nilai - Nilai
-
Masyarakat Gowa yang religius
-
Nilai Budaya luhur masyarakat Gowa
-
Perhatian pemerintah Kabupaten Gowa yang menetapkan pariwisata sebagai visi pembangunan di Kabupaten Gowa
-
Masyarakat Gowa yang berbudaya
-
Pariwisata dengan bernuansa alami dan ekonomi
-
Konsep Pembangunan Mamminasata
d)
Pengembangan Kawasan Wisata Andalan Kawasan
wisata
merupakan
peluang
yang
potensial
untuk
dikembangkan di Kabupaten Gowa. Keberadaan obyek wisata merupakan satu
rangkaian
area
yang
tak
terpisahkan,
diharapkan
mampu
dikembangkan sebagai obyek wisata terdepan dalam ranah daerah Kabupaten Gowa. Kawasan ini dapat dikembangkan untuk pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung kepariwisataan. Adapun
Kawasan
wisata
andalan
yang
diprioritaskan
untuk
dikembangkan yang ada di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel (02) sebagai berikut:
63
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Kawasan Wisata Kawasan Budaya/Sejarah Balla Lompoa Kawasan Istana Tamalate Kawasan Sejarah Makam Sultan Hasanuddin Kawasan Sejarah Makam Syeckh Yusuf Kawasan Sejarah Makam Aru Palakka Kawasan Sejarah Masjid Tua katangka/Komples Makam RajaRaja Gowa Kawasan Wisata Petualangan Gunung Bawakaraeng Kawasan Wisata Hutan Pinus Malino Kawasan Wisata Dam Bili-Bili Kawasan Wisata Benteng Somba Opu Wisata Pendidikan Lingkungan Kawasan Wisata Danau Mawang Kawasan Wisata Balapunranga Kawasan Wisata Manuju Kawasan Wisata Budaya Bontomarannu Kawasan Wisata Pantai Mangesu Salajengki Kawasan Wisata Bontonompo Kawasan Wisata Pantai Benteng Somba Opu (Gowa) Air Terjun Lembanna
No
Kawasan Wisata
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Air Terjun Bulu Ba’lea Bulutana Air Terjun Bulan Gantarang Air Terjun Tonasa Air Terjun Gallang Air Terjun Urangi’ Tongki Biroro Bulutana Air Terjun Belapunranga Parangloe Air Terjun Takapala Bulutana Air Panas Pencong Biring Bulu Air Terjun Panaikang Bulutana Air Terjun Ketemu Jodoh Air Terjun Batu Ma’lonro Air Terjun Karang Loe Cikoro Penginapan Pesanggrahan dan Villa Happy Malino Gedung Pertemuan Malino Gedung Olah Raga Malino Mess Pemda Malino Jembatan kambara “Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf” Eko Wisata Panorama Gunung Bawakaraeng Wisata Rumah Adat (Bekas Bate Salapang/Galarrang) Kolam Renang Salewangang Malino Wisata Petualangan Gowa Parang Bugisi Galeri seni Atraksi Budaya Monumen Patonro Promosi dan Penyuluhan Wisata
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45.
Sumber Data: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
2.2. Kondisi Sarana Dalam kaitan pelaksanaan pengembangan potensi objek dan daya tarik wisata yang dimiliki, tidaklah terlepas dari perlunya dukungan sarana dan prasarana memadai, hal ini menghendaki adanya keterlibatan stakeholder (pihak terkait) baik pihak swasta maupun pemerintah serta masyarakat di dalam rangka mangakomodir kebutuhan sesuai peruntukan kondisi objek secara terintegrasi dalam sebuah perencanaan yang bermuara pada perwujudan kepentingan timbal balik dengan kata lain bahwa masingmasing pihak dibutuhkan sesuai peranan dan tanggung jawabnya.
64
Mengenai kondisi sarana pariwisata yang ada di Kabupaten Gowa, antara lain: a)
Sarana Akomodasi Keseluruhan sarana ini terletak di Kecamatan Tinggimoncong
(Malino) yang berjarak 59 Km dari ibukota Kabupaten, untuk mengetahui keadaan sarana akomodasi tersebut, dapat dilihat pada tabel (03) berikut: Jenis dan jumlah sarana akomodasi di Kabupaten Gowa No 1 2
3
Jenis Penginapan Hotel Berbintang 1 Hotel Bunga Melati Melati 1 Melati 2 Melati 3 Non Melati Jumlah Keseluruhan
Jumlah 4 7 8 5 24
Sumber Data: RENSTRA 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
b)
Sarana Restoran dan Rumah Makan Usaha rumah makan yang dikembangkan oleh masyarakat sebagai
salah satu unsur penting yang dibutuhkan baik ditempat tujuan maupun persinggahan dari suatu perjalanan wisata. Untuk mengetahui keadaan sarana rumah makan di Kabupaten Gowa, dapat dilihat pada tabel (04) di bawah ini: Jenis dan jumlah restoran serta rumah makan di Kabupaten Gowa No 1
2
3
Jenis Rumah Makan Restoran: Talam Gangsa Talam Salaka Talam Kencana Rumah Makan: Garpu 1 Garpu 2 Garpu 3 Non Garpu Jumlah Keseluruhan
Jumlah 2 15 4 5 139 165
Sumber Data: RENSTRA 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
65
c)
Sarana Hiburan Umum Kegiatan rekreasi dan hiburan umum dalam perkembangan dinamika
kepariwisataan tidak lagi sekedar kebutuhan penunjang tapi sudah merupakan sarana yang memiliki fungsi sama terhadap sarana yang menyediakan fasilitas menginap, makan dan minum yang ketiga-tiganya tidak dapat dipisahkan lagi menurut sebuah ukuran prioritas, rekreasi dan hiburan umum sudah menjadi kebutuhan wisatawan pada sebuah daerah tujuan wisata. Untuk mengetahui keadaan sarana hiburan umum di Kabupaten Gowa, dapat dilihat pada tabel (05) berikut ini: Jenis dan jumlah sarana rekreasi dan hiburan umum Di Kabupaten Gowa No 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12
Jenis sarana Hiburan Umum Bioskop : Kelas A Kelas B Karaoke Rumah Bilyard Panti Pijat Mandi Uap Gelanggang Permainan : Kelas A Kelas B Kelas C Gelanggang Renang : Kelas A Kelas B Padang Golf Fitnes ( Tempat Kebugaran) Kolam Pemancingan Kendaraan Air : Kelas A Kelas B Cenderamata Jumlah Keseluruhan
Jumlah 2 2 4 1 6 6 21
Sumber Data: RENSTRA 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
d)
Sarana Transportasi Masyarakat Kabupaten Gowa didalam melakukan aktivitasnya
sebahagian besar menggunakan angkutan darat, berdasarkan data terakhir tercatat 2.437 Unit, 150 diantaranya adalah kendaraan Taxi. Untuk kondisi
66
lalu lintas penumpang dengan berfungsinya terminal Cappa Bungaya selama kurun waktu 1 tahun terakhir ini telah disinggahi sebanyak 357.564 buah kendaraan dengan jumlah penumpang sebanyak 4.314.462 orang. Angkaangka ini dapat memberikan gambaran empiris terhadap mobilitas masyarakat yang cukup tinggi di Kabupaten Gowa. Untuk situasi lalu lintas hubungan transportasi antar kecamatan dan kota dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, hal ini tentunya diharapkan diiringi dengan upaya peningkatan mutu jalan baik provinsi maupun kabupaten untuk memudahkan mobilisasi kunjungan wisata di Kabupaten Gowa.
2.3. Kondisi Prasarana a)
Prasarana Jalan Dalam perencanaan pengembangan objek wisata di Kabupaten
Gowa, kemudahan aksebilitas yang menyangkut kondisi prasarana jalan memainkan peranan yang penting di dalam memudahkan kunjungan pada suatu lokasi objek yang menjadi tujuan wisata. Secara keseluruhan di Kabupaten Gowa panjang jalan yang menjadi kewenangan provinsi, yakni 210.50 Km dan yang menjadi kewenangan kabupaten 1.882 km. Untuk mengetahui kondisi penunjang jalan menurut jenis permukaan jalan dapat dilihat pada tabel (06) berikut ini: Panjang jalan menurut jenis permukaan jalan provinsi dan kabupaten di Kabupaten Gowa Jenis Peruntukan Jalan 1. 2. 3. 4.
Aspal Kerikil Tanah Lainnya
Panjang Jalan Provinsi Kabupaten 152,00 760,00 719,00 524,00 -
Jumlah 885,00 719,00 524,00 -
67
JUMLAH
152,00
2,003,00
2,128,00
Sumber Data: Statistik Kabupaten Gowa, Tahun 2006-2010
Sedang untuk mengetahui panjang ruas jalan yang ada serta kondisi yang menghubungkan objek wisata yang ada di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel (07) berikut ini: Kondisi jalan penunjang objek wisata dirinci menurut jenis permukaan jalan dan kualitasnya, Tahun 2004 No I
II
Keadaan Jalan Penunjang Objek Jenis Permukaan Jalan Aspal Pengerasan Tanah Kualitas Baik Sedang Rusak
Panjang Jalan 760 719 524 481,75 560 393
Sumber Data: RENSTRA 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
b)
Prasarana Listrik Kondisi umum mengenai prasarana Listrik di Kabupaten Gowa,
pemenuhan kebutuhannya sebagian besar masih tergantung oleh PLN wilayah VII Cabang Makassar (PLN Ranting Sungguminasa), namun kebutuhan energi listrik ini telah dapat dinikmati oleh 115 Desa/Kelurahan dari 151 jumlah desa/kelurahan yang ada, jika dipersentasekan maka jumlah desa/kelurahan
yang
telah
menikmati
sebesar
76,2%
berdasarkan
pengamatan lapangan yang dilakukan dari seluruh proses jalan menuju daerah objek wisata yang memiliki kualifikasi berpotensi tinggi sampai sedang secara keseluruhan telah terjangkau jaringan listrik sampai pada tingkat wilayah pemerintahan desa/kelurahan, kondisi ini akan sangat memudahkan di dalam mensuplai kebutuhan listrik pada titik-titik lokasi objek yang sementara dalam proses pengembangan.
68
c)
Prasarana Air Bersih Di Kabupaten Gowa potensi sumber air bersih pada umumnya cukup
besar baik merupakan air tanah maupun air permukaan yang bersumber dari mata air sungai. Kondisi geografis yang sebagian besar dataran tinggi ini dialiri 15 buah sungai dimana sungai terpanjang adalah sungai Jeneberang kira-kira 90 Km yang mencakup luas daerah aliran sungainya sebesar 881 Km2 untuk keperluan suplai air bersih yang dialokasikan dari adanya waduk Bili-bili yang membendung aliran sungai Je’neberang ini diperkirakan dapat mengalokasikan kebutuhan air minum sebesar 35.000.000 m3 dan 270.000.000 m3 untuk keperluan air irigasi pada musim kemarau. Dalam hal ini penyediaan kebutuhan air bersih untuk menunjang pengembangan pariwisata terutama terhadap pemanfaatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi usaha jasa perhotelan, rumah makan, penginapan serta tempat-tempat rekreasi pada lokasi objek wisata yang ada dianggap sangat memadai dan dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
d)
Prasarana Telekomunikasi Dengan keberadaan pelayanan jasa telekomunikasi di kabupaten
Gowa yang terbagi atas 2 area pelayanan STO-5 Sungguminasa dan area pelayanan Kancatel Malino, maka usaha pengembangan prasarana telekomunikasi daerah semakin berkembang, baik dari segi teknis maupun jasa pelayanan yang diberikan. Hal ini tentu saja mempunyai implikasi positif dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Gowa. Dari hasil pendataan yang dilakukan, tercatat 17.831 jumlah sambungan untuk kebutuhan rumah tangga dan perkantoran serta 184 sambungan fasilitas untuk pelayanan
69
telepon umum. Diharapkan bahwa kebutuhan akan jasa pelayanan telekomunikasi ini oleh pihak telkom dapat terus ditingkatkan hingga mencapai daerah titik-titik pusat pengembangan pariwisata di Kabupaten Gowa2.
B. Proses
Penyusunan
Strategi
Pengembangan
Potensi
Sektor
Kepariwisataan di Kabupaten Gowa Dalam proses pembuatan dan penyusunan strategi terdapat tahapantahapan yang termasuk dalam pemeriksaan strategis dimana langkah ini merupakan bentuk pemeriksaan terhadap proses manajemen yang melihat organisasi dalam perspektif luas dan menyediakan penilaian komprehensif terhadap situasi strategis organisasi. Pemeriksaan strategis meliputi aspekaspek utama proses manajemen strategis dan menempatkannya dalam kerangka kerja pengambilan keputusan. Perencanaan strategis merupakan tindakan awal yang perlu dibuat oleh pemerintah daerah dalam rangka menentukan strategi-strategi yang efektif untuk digunakan dalam mengembangkan sektor pariwisata, karena lebih bersifat komprehensif dalam arti lebih memfokuskan pada analisis lingkungan secara keseluruhan, baik lingkungan eksternal, maupun lingkungan internal. Keputusan-keputusan tersebut perlu dilihat dari sudut pandang misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi, untuk mengetahui strategi yang paling cocok. Adapun tinjauan yang dilaksanakan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa dalam rangka proses penyusunan strategi
2
Ibid. RENSTRA 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
70
adalah dengan melaksanakan tahap-tahap perencanaan strategis sebagai berikut: 1.
Identifikasi Mandat Organisasi
a)
Kedudukan Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Kabupaten
Gowa
dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 07 Tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Gowa. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang menuntut adanya efisiensi dalam struktur organisasi pemerintahan daerah. b)
Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa terdiri atas Kepala Dinas, Sekretariat, Bidang, Seksi-Seksi, UPTD, dan Kelompok Jabatan Profesional.
c)
Sistematika
Renstra
berdasarkan
Surat
Bupati
Gowa
No.
050/1014/Bappeda tanggal 05 September 2005 perihal Standarisasi Format Renstra Instansi Pemerintah Daerah. d)
Tugas pokok, fungsi dan uraian tugas ditetapkan dalam Peraturan Daerah,
Nomor
07
Tahun
2008
yang
menjadi
dasar
hukum
dilakukannya perubahan struktur organisasi, dimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Gowa berubah menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa, dengan susunan organisasi sebagai berikut: 1)
Kepala Dinas
2)
Sekertaris
3)
Bidang Kebudayaan
71
2.
4)
Bidang Usaha Paiwisata
5)
Bidang Pengembangan Kawasan Wisata
6)
Bidang Pemasaran Wisata
7)
Unit Pelaksana Teknis dinas (UPTD)
8)
Kelompok Jabatan Fungsional.3
Analisis Arah Organisasi (Visi dan Misi) Adapun sasaran dan tujuan utama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten
Gowa
Kebijaksanaan
tertuang
dalam
Pengembangan
perwujudan
(Kebijakan
visi
misi
Operasional
objektif, Urusan
Kepariwisataan), Arah, Titik Berat dan Sasaran Pengembangan, dan Tujuan dan Sasaran Strategik. Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs. Rimba Alam A.Pangerang, M.Si. tentang arah dan pengembangan pariwisata daerah yang menyatakan bahwa: “Misi dasar dan tujuan organisasi telah terangkum dalam program dan rencana strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dimana pengembangan wisata berbasis wisata seni, budaya dan sejarah yang ditunjang dengan wisata alam merupakan peluang yang dapat ditangkap dalam pengembangan pariwisata di Gowa.” 2.1. Penetapan Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan pemerintah. Visi dapat pula diartikan sebagai cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif.
3
Ibid. RENSTRA 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
72
Adapun rumusan visi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Gowa sampai dengan tahun 2015 yang dihasilkan dalam kajian, dirumuskan berdasarkan atas beberapa aspek, antara lain: a)
Lingkungan strategis atas kecendrungan perkembangan pariwisata.
b)
Kondisi internal atas potensi daerah yang dimiliki.
c)
Isu-isu
aktual
yang
terkait
dengan
persoalan
pengembangan
kepariwisataan daerah. d)
Tinjauan pasar potensial bagi kepentingan pemasaran produk wisata.
Berdasarkan kajian dan beberapa aspek di atas, rumusan Visi pariwisata Kabupaten Gowa sampai dengan tahun 2015 dapat dirumuskan sebagai berikut: “Mewujudakan Kabupaten Gowa Sebagai Daerah Tujuan Wisata Yang Handal Di Sulawesi Selatan Dan Memiliki Daya Saing Yang Tinggi”
Untuk mencapai visi tersebut, maka dituangkan dalam misi kabupaten sebagai berikut: a)
Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dengan moral dan akhlak yang tinggi serta ketrampilan yang memadai.
b)
Meningkatkan interkoneksitas wilayah dan keterkaitan sektor ekonomi.
c)
Meningkatkan kelembagaan dan peran swasta masyarakat.
d)
Meningkatkan
penerapan
hukum
dan
penerapan
prinsip
serta
pemerintahan yang baik. e)
Mengoptimalkan sumber daya alam yang mengacu pada kelestariaan lingkungan.
73
Justifikasi Visi Pernyataan Mewujudkan Kabupaten Gowa sebagai destinasi yang handal di Sulawesi Selatan dan memilki kemampuan daya saing yang tinggi dalam merebut peluang pasar baik domestik maupun mancanegara, memiliki makna justifikasi dan konsekuensi logis, sebagai berikut: a)
Mewujudkan Kabupaten Gowa sebagai daerah kunjungan wisata yang handal di Sulawesi Selatan merupakan sebuah keinginan untuk mewujudkan Kabupaten Gowa sebagai daerah tujuan andalan yag memilki makna justifikasi bahwa perlu adanya set-up kebijakan penataan terhadap berbagai aspek dalam persoalan pengembangan kepariwisataan daerah.
b)
Memiliki kemampuan daya saing tinggi menegaskan bahwa Kabupaten Gowa harus mampu untuk siap bersaing dengan daerah lain di Sulawesi Selatan. Kesiapan ini tentunya didasari kenyataan bahwa Kabupaten Gowa memiliki potensi yang tidak kalah baik dengan daerah lainnya secara kuantitas maupun kualitas.
c)
Merebut
peluang
pasar
baik
domestik
maupun
mancanegara
mengandung makna justifikasi bahwa Kabupaten Gowa harus mampu memposisikan diri menjadi sebuah daerah favorit dan diminati oleh pasar wisata. Misi adalah cara pandang ke depan dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Gowa sampai dengan tahun 2015 seperti yang telah dirumuskan dalam visi pariwisata Kabupaten Gowa di dalam pengembangan misi sebagai berikut:
74
a)
Mengoptimalisasikan pengawasan secara berkesinambungan dalam rangka pengembangan efektifitas dan pengendalian pembangunan Pariwisata.
b)
Mengembangkan
jaringan
hubungan
kemitraan
yang
berbasis
kerakyatan. c)
Mengembangkan dan melestarikan obyek daya tarik wisata dan kebudayaan daerah.
d)
Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata.
e)
Meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia
pariwisata
yang
professional dan berkemampuan tinggi. f)
Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan program antar stakeholder maupun sektor terkait.
g)
Mengembangkan program pemasaran dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa sesuai dengan visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Misi yang dirumuskan ini menunjukkan kristalisasi tugas pokok dan fungsi setiap unit organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, masing-masing misi pertama dan kedua oleh Sekretariat Dinas, misi ketiga oleh Bidang Kebudayaan, misi
keempat dan
kelima oleh Bidang
Pengembangan Kawasan Wisata, misi keenam oleh Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata, misi ketujuh dan kedelapan oleh Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Misi di atas merupakan pelaksanaan kegiatan untuk mewujudkan visi dan merupakan
75
penjelasan bagaimana hal ini dapat dilakukan dan pihak apa yang akan dilayani. Dalam pandangan praktis, misi di atas adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa sesuai dengan visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Berdasarkan uraian di atas maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa telah menetapkan visi, misi tujuan dan sasaran yang ditunjang oleh program kegiatan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: -
Dukungan dan pengertian berbagai instansi terkait dan para stakeholder di bidang pariwisata dan seni budaya.
-
Semangat berusaha dari para pelaku bisnis pariwisata.
-
Pemahaman terhadap eksistensi budaya dan pariwisata di tengahtengah masyarakat.
-
Kemudahan dan kepastian berusaha dalam kemitraan.
-
Kehandalan sumber daya manusia.
3.
Analisis Lingkungan Internal Dalam penentuan perumusan strategi, maka sebelumnya dilakukan
identifikasi terhadap faktor-faktor penting untuk penentuan isu-isu strategis. Analisis situasi dilakukan pada faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal
yang
secara
langsung
dapat
mempengaruhi
pencapaian tingkat kinerja dalam pengembangan potensi pariwisata di kawasan Pariwisata Kabupaten Gowa. Dimana identifikasi Situasi dapat menjelaskan
bagaimana
cara
menemukan
situasi
lingkungan
yang
76
berpengaruh terhadap organisasi, dan analisis situasi menerjemahkan setiap sutuasi yang berhasil di identifikasi sehingga dapat ditentukan situasi mana yang merupakan Ancaman-Peluang-Kelemahan-Kekuatan. Maka dalam menentukan peluang dan konsep pengembangan wisata di Kabupaten Gowa, ada 2 (dua) aspek yang sangat berpengaruh untuk ditinjau, yaitu dengan tinjauan terhadap aspek lingkungan eksternal, dan aspek lingkungan internal. Dari kedua aspek tersebut dapat dilihat peluang pengembangan dengan menggunakan sistem analisis (SWOT). Adapun data hasil pengamatan terhadap aspek lingkungan eksternalinternal adalah sebagai berikut: 3.1. Pengamatan Terhadap Aspek Lingkungan Internal Hasil penilaian dan kajian terhadap aspek lingkungan internal (Strengths – Weaknesses) a)
Kekuatan (Strengths), yaitu faktor-faktor yang mempunyai kekuatan peluang untuk pengembangan potensi wisata di Kawasan Pariwisata Kabupaten Gowa, seperti: 1.
Potensi seni budaya yang mengakar pada masyarakat
2.
Potensi alam, sebagai unsur wisata lingkungan dan petualangan
3.
Gowa
berdekatan dengan pintu
gerbang
tujuan
wisatawan
nusantara Makassar dan Toraja 4.
Perhatian Pemerintah Daerah dalam bidang pariwisata dinyalakan pariwisata sebagai salah satu visi
5.
Kawasan pendidikan Samata sebagai sebagai salah satu visi dan unsur stimulasi promosi Gowa
77
6.
Memiliki potensi alam/wisata, seni dan budaya tradisi yang beraneka ragam dan peninggalan sejarah serta atraksi wisata
7.
Potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan menjanjikan untuk meningkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja
8.
Dengan Otonomi Daerah, PEMDA akan mampu meningkatkan pembangunan destinasi baru khususnya pengembangan obyek dan daya tarik wisata, usaha jasa dan sarana wisata
9.
Adanya master plan atau rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Gowa secara terpadu (RIPPDA Kabupaten Gowa)
10. Telah tersedianya standar, pedoman teknis, kriteria dan prosedur pengelolaan kebudayaan dan pariwisata 11. Adanya sarana informasi kepariwisataan bagi masyarakat 12. Adanya jalinan kerja sama antara Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata dan komponen pariwisata untuk menyamakan presepsi dalam meningkatkan pembangunan pariwisata 13. Tersedianya
teknologi
informasi
dan
telekomunikasi
untuk
melakukan promosi 14. Tersedianya sumber daya manusia kepariwisataan 15. Tersedia fasilitas pendukung yang memadai seperti hotel, restoran, perbankan, dll 16. Adanya sarana transportasi yang mendukung ke Kabupaten Gowa 17. Keramahtamahan penduduk atau masyarakat Kabupaten Gowa 18. Keamanan dan stabilitas yang cukup baik 19. Pelayanan umum (polisi, Kantor pos, telepon) yang baik
78
b)
Kelemahan (Weaknesses), yaitu faktor-faktor yang dianggap sebagai kelemahan dari peluang pengembangan potensi wisata di Kawasan Pariwisata Kabupaten Gowa, seperti : 1.
Obyek dan daya tarik wisata kurang memiliki daya saing baik dari sisi fasilitas, penataan lingkungan dan pengolahan
2.
Beberapa ruas jalan menuju ODTW baik alam maupun budaya kurang memadai (jalan pengerasan/tanah)
3.
Arus lalu lintas dari ibu kota kabupaten dengan kawasan wisata Malino agak berjauhan
4.
Kurangnya aksesibilitas menuju obyek wisata dan daya tarik wisata potensial
5.
Kekayaan kesenian belum secara optimal dimanfaatkan, terutama bagi pagelaran kesenian yang regular dan bersifat setiap saat dapat disajikan
6.
Perlindungan terhadap Benda-benda Cagar Budaya (BCB) yang tersebar di berbagai tempat belum terintervikasi dan perlindungan hukum
7.
Promosi pariwisata Gowa sangat terbatas dan peran promosi masih dianggap sebagai sesuatu yang mahal dan mubassir
8.
Belum efektifnya kegiatan pemasaran produk dan paket wisata terpadu
9.
Lemahnya investasi swasta sektor pariwisata, berakibat kepada kurang berkembangnya usaha pariwisata
10. Kurang tersosialisainya standar, pedoman teknis, kriteria dan prosedur pengembangan nilai budaya
79
11. Database kebudayaan dan pariwisata yang tersedia belum mampu mendukung kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan pembangunan sektor kebudayaan dan pariwisata yang aktual 12. Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk lokal 13. Belum optimalnya peran masyarakat dan insan pariwisata dalam pembangunan kepariwisataan 14. Belum
optimalnya
pola
kemitraan
masyarakat
di
bidang
kepariwisataan 15. Terbatasnya sumber daya manusia professional dan
memadai
yang dapat meningkatkan industri pariwisata di Kabupaten Gowa 16. Rendahnya pengelolaan destinasi pariwisata khususnya dalam pengemasan daya tarik wisata ke dalam produk pariwisata dan paket-paket wisata 17. Belum adanya produk usaha jasa dan sarana yang berdaya saing tinggi 18. Kuantitas dan kualitas barang-barang cinderamata yang dijual masih sangat terbatas 19. Biro perjalanan atau paket wisata yang melayani wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif belum memadai dan masih sangat terbatas Sumber Data: Hasil observasi berdasarkan tabel analisis SWOT sasaran pengembangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa.
80
4.
Analisis Lingkungan Eksternal
4.1. Pengamatan Terhadap Aspek Lingkungan Eksternal Hasil penilaian dan kajian terhadap aspek lingkungan eksternal (Opportunities – Threats) a)
Peluang (Opportunities), yaitu faktor-faktor yang dianggap menjadi peluang pengembangan
potensi
wisata di
Kawasan
Pariwisata
Kabupaten Gowa, seperti: 1.
Trend
wisata
mendatang
lingkungan
cukup
baik
dan bagi
wisata
petualangan
wisatawan
dimasa
mancanegara
dan
wisatawan nusantara 2.
Perkembangan
penduduk,
pendapatan
masyarakat,
serta
keterbatasan lahan rekreasi Kota Makassar 3.
Keanekaragaman potensi seni budaya akan membentuk produk wisata alternatif
4.
Kawasan Mamminasata akan menjadi pasar potensial bagi perkembangan kunjungan wisatawan ke Gowa
5.
Jarak jangkauan ODTW satu dengan yang lain yang cukup dekat, memungkinkan
untuk
terbentuknya
program
tour
yang
kehidupan berdemokrasi
maka
berkesinambungan 6.
Dengan semakin matangnya
membuka kesempatan yang besar bagi seniman dan budayawan dalam menciptakan karya seni budaya 7.
Semakin tersegmentasinya wisatawan yang memiliki motivasi khusus,
menuntut
destinasi
yang
mampu
menawarkan
keanekaragaman produk pariwisata
81
8.
Adanya
peluang
dengan
manfaat
teknologi
informasi
dan
komunikasi dalam upaya mempromosikan potensi kepariwisataan Kabupaten Gowa 9.
Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan peningkatan obyek dan daya tarik wisata
10. Adanya komitmen bersama dan terpadu antara pemerintah sebagai fasilitator dengan masyarakat dan swasta untuk memajukan pembangunan kepariwisataan 11. Terbukanya
kesempatan
bagi
aparatur
pariwisata
dalam
mengembangkan sumber dayanya 12. Adanya kerjasama kelompok usaha pariwisata atau instansi terkait 13. Kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata yakni membangun Kabupaten Gowa terdepan dalam bidang industri pariwisata berbasis seni, budaya dan sejarah 14. Pertumbuhan ekonomi dan deregulasi
yang dilakukan oleh
pemerintah Kabupaten Gowa memberikan peluang dalam bidang pariwisata 15. Pencanangan program dan pemasaran wisata budaya Kabupaten Gowa
b)
Ancaman (Threats), yaitu faktor-faktor yang dianggap sebagai ancaman bagi pengembangan potensi wisata di Kawasan Pariwisata Kabupaten Gowa, seperti: 1.
Kelestarian lingkungan akan terancam oleh kepentingan lain yang menghasilkan pendapatan lebih besar
82
2.
Kawasan Mamminasata yang memiliki kekuatan pasar wisatawan akan menjadi kekuatan pasar daerah lain
3.
Gowa akan menjadi Tourist Generating bagi daerah lain
4.
Promosi yang kurang gencar berakibat kepada kelesuan bisnis usaha pariwisata
5.
Masyarakat Gowa akan kehilangan nuansa ke-Gowaan tanpa pemulian dan pengkayaan budaya Gowa
6.
Apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk lokal masih rendah antara lain karena keterbatasan informasi
7.
Kurangya pemahaman masyarakat terhadap pelestarian (BCB) benda cagar budaya
8.
Lemahnya SDM pengelola peninggalan sejarah kepurbakalaan dan budaya lokal, serta pengelolaan obyek dan daya tarik wisata
9.
Pembangunan
destinasi
yang
kurang
memperhatikan
aspek
kepentingan dan manfaat bagi masyarakat lokal 10. Adanya kesamaan potensi kepariwisataan dengan daerah lain 11. Masuknya pengaruh budaya asing yang berkembang di masyarakat 12. Meningkatnya
minat
masyarakat
sendiri
untuk
melakukan
perjalanan wisata ke daerah lain Sumber Data: Hasil observasi berdasarkan tabel analisis SWOT sasaran pengembangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa.
Berdasarkan uraian hasil identifikasi dan klasifikasi situasi terhadap aspek internal dan eksternal organisasi maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa terdapat sejumlah indikator yang selanjutnya disebut isu strategis yang dihadapi dan berpengaruh terhadap pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Gowa. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi 83
kinerja dan pelaksanaan program di lapangan apakah terdapat kesesuaian atau tidak antara tujuan-tujuan yang ingin dicapai sebelumnya dengan hasil evaluasi terhadap program-program tersebut nantinya. Dalam hal ini dapat pula
disimpulkan
bahwa
Dinas
kebudayaan
dan
pariwisata
telah
melaksanakan tahapan kegiatan berupa analisis situasi terhadap lingkungan internal dan eksternal agar dapat mengetahui kriteria-kriteria dalam menentukan serta melakukan pemetaan terhadap isu-isu strategis dalam internal-eksternal organisasi sehingga dapat lebih memberikan efektivitas terhadap tujuan-tujuan organisasi.
5.
Identifikasi Isu Strategis Kegiatan identifikasi isu-isu strategis terkait faktor-faktor lingkungan
organisasi yang terkait dengan isu aktual yang dihadapi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini bertujuan untuk memenuhi faktor-faktor strategis yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan solusinya. Untuk pencapaian tujuan dengan pencapaian tingkat kinerja yang diinginkan, maka hambatan-hambatan tersebut perlu menjadi pertimbangan, baik yang sifatnya internal maupun eksternal organisasi. Berdasarkan
hasil
observasi
terhadap
pengelolaan
kawasan
pariwisata di Kabupaten Gowa dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah isu dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa. Hal ini perlu diidentifikasi, dianalisis, dan ditentukan apa dampak yang mungkin timbul serta kemudahan yang ada dalam rangka membangun sistem perencanaan pembangunan daerah yang profesional. Isu-isu strategis tersebut meliputi:
84
1)
Belum efektifnya regulasi dalam rangka efektifitas pengembangan dan pengendalian pembangunan pariwisata Berkenaan
dengan
itu otonomisasi
daerah dalam pelaksanaan
pembangunan dituntut adanya peraturan terhadap fungsi pelaksanaan secara optimal pada pengembangan kebudayaan dan pariwisata daerah Kabupaten Gowa. 2)
Kurangnya sarana dan prasarana pariwisata Adanya sarana dan prasarana yang repfesentatif pada kawasan site wisata merupakan daya tarik tertentu untuk dikunjungi wisatawan. Namun, kondisi sarana dan prasarana belum memadai.
3)
Tidak adanya koordinasi dan keterpaduan program antar stakeholder maupun sektor terkait Peran
serta
keterlibatan
stakeholders
dalam
pengembangan
kebudayaan dan pariwisata masih sangat kurang, terutama dalam pengembangan suatu kawasan. 4)
Kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pariwisata yang professional dan berkemampuan tinggi Kurangnya kualitas human resources yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan yakni the right man and the right place. Pelaku pariwisata sangat kurang jumlahnya dan kualitasnya tidak sesuai dengan sumber daya yang ada di dinas maupun di lapangan.
5)
Belum optimalnya program promosi dan pemasaran yang memberikan konstribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
85
Pelaksanaan promosi wisata daerah belum optimal digarap, unsur promosi pariwisata diharapkan menjadi alat utama untuk melakukan destinasi ke Kabupaten Gowa. 6)
Belum optimalnya pengembangan pengelolaan dan pelestarian obyek dan daya tarik wisata dan kebudayaan daerah Perlunya pengembangan dan pelestarian kawasan destinasi, seperti untuk kawasan obyek wisata budaya dan sejarah sebagai daerah destinasi dan obyek pariwisata unggulan.
7)
Belum optimalnya jaringan
hubungan
kemitraan
yang
berbasis
kerakyatan Diperlukan penanganan yang professional dari stakeholders keterlibatan stakeholders dalam usaha pengembangan pariwisata yang diarahkan kepada adanya kebersamaan (mutuality) pola pikir bersinergi dalam membangun pariwisata daerah
6.
Perumusan Strategi (Untuk Mengelola Isu-Isu) Perumusan strategis merupakan salah satu jenis perencanaan yang
perlu dibuat oleh pemerintah daerah dalam rangka menentukan strategistrategi yang efektif untuk digunakan dalam mengembangkan sektor ini karena lebih bersifat komprehensif dalam arti lebih memfokuskan pada analisis lingkungan secara keseluruhan, baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Keputusan-keputusan tersebut perlu dilihat dari sudut pandang misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi, untuk mengetahui cara-cara perumusan strategi yang paling cocok.
86
Strategi umum (grand strategy) sering dinamai strategi induk (master),
memberikan
arah
bagi
tindakan-tindakan
strategik
yang
merupakan penyatu arah untuk mencapai sasaran jangka panjang. Maka sebelum merumuskan strategi induk diperlukan analisis untuk level tersebut di atas. Demikian juga untuk identifikasi strategi perlu dilakukan analisis untuk mengetahui berbagai alternatif strategi fungsional terlebih dahulu, maka teknik analisis yang digunakan sesuai dengan yang diterapkan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan melakukan teknik analisa pembuatan strategi dengan analisis matriks SWOT untuk level fungsi strategi generik yang merupakan suatu pendekatan dalam rangka menganalisa isuisu strategis untuk selanjutnya diimplementasi dalam strategi utama sesuai visi misi organisasi.
6.1. Metode Analisis SWOT Untuk Penyusunan Konsep Pengembangan Potensi Pariwisata Analisis dengan matriks SWOT bertujuan untuk mengidentifikasikan alternatif-alternatif strategi yang secara intuitif dirasakan feasible dan sesuai untuk dilaksanakan. Yang perlu diingat bahwa semua alternatif strategi harus dikaitkan dengan sasaran yang telah disepakati dan tertulis di matriks SWOT. Dalam penyusunannya dipertimbangkan berbagai kondisi internal lokasi, yaitu strength dan weakness serta kondisi eksternal, yaitu opportunity dan threat diharapkan akan diketahui apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mungkin muncul dan dihadapi dalam menentukan keberhasilan dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Gowa. Selanjutnya hasil analisis ini dipakai sebagai dasar untuk
87
menyusun strategi dan operasionalisasi pengusahaan pengembangan pariwisata dimasa yang akan datang. Dari analisis ini akan ditarik kesimpulan bagaimana pengembangan pariwisata khususnya model strategi yang digunakan di Kabupaten Gowa. Berdasarkan keterangan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs. Rimba Alam A.Pangerang, M.Si. mengenai analisis yang digunakan dalam proses penyusunan strategis, yang menyatakan bahwa: “Analisis yang digunakan dalam mengidentifikasi dan merumuskan program-program untuk perumusan strategi pengembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Gowa adalah dengan menggunakan analisis situasi (SWOT) yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan identifikasi potensi kepariwisataan menggunakan skala prioritas.” Dalam hal ini Seksi Bidang Usaha Pariwisata, A. Tenri, SE, juga mengungkapkan: “Berbagai upaya strategis yang dapat dilakukan untuk memajukan kepariwisataan daerah antara lain dengan mengidentifikasi dan menggali potensi pasar dan ODTW yang ada. Langkah ini harus dilakukan dengan cermat agar dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai kekuatan, potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki.” Data yang diperoleh dari analisis situasi (situation analysis) berdasarkan identifikasi faktor eksternal dan internal dianalisa dan dikaji dengan cara menganalisis faktor lingkungan internal (kekuatan, kelemahan), dan faktor lingkungan eksternal (peluang, ancaman) yang ada atau dengan menggunakan analisis SWOT, selain itu analisis tersebut digunakan untuk mengetahui peluang pengembangan yang dapat digali di kawasan pariwisata Kabupaten Gowa. Adapun matriks alternatif strategi tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
88
Tabel (08) Matriks SWOT Pariwisata Kabupaten Gowa Internal
Kekuatan (Strengths) 1. Potensi seni budaya yang mengakar pada masyarakat 2. Potensi alam sebagai unsur wisata lingkungan dan petualangan 3. Gowa berdekatan dengan pintu gerbang tujuan wisatawan nusantara Makassar dan Toraja 4. Perhatian pemerintah daerah dalam bidang pariwisata dinyalakan pariwisata sebagai salah satu visi 5. Kawasan pendidikan Samata sebagai sebagai salah satu visi 6. Kawasan pendidikan Samata sebagai unsur stimulasi promosi Gowa 7. Dengan otonomi daerah PEMDA akan mampu meningkatkan pembangunan destinasi baru khususnya pengembangan obyek dan daya tarik wisata, usaha jasa dan sarana wisata 8. Adanya masterplan atau rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Gowa secara terpadu (RIPPDA Kabupaten Gowa) 9. Telah tersedianya standart, pedoman teknis, kriteria dan prosedur pengelolaan kebudayaan dan pariwisata 10. Potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan menjanjikan untuk meningkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja, pemerintah berusaha untuk memberikan kemudahan agar pengusaha tertarik untuk berusaha di bidang pariwisata, dan sebaliknya para pengusaha sendiri berminat cukup besar untuk mengembangkan usahanya di bidang pariwisata, sehingga jumlah usaha pariwisata semakin meningkat 11. Adanya sarana informasi kepariwisataan bagi masyarakat 12. Adanya jalinan kerja sama yang harmonis antara Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata dan komponen pariwisata untuk menyamakan presepsi dalam meningkatkan pembangunan pariwisata 13. Tersedianya teknologi informasi dan telekomunikasi untuk melakukan promosi 14. Tersedianya sumber daya manusia kepariwisataan 15. Memiliki potensi alam/wisata, seni dan budaya tradisi yang beraneka ragam dan peninggalan sejarah serta atraksi wisata 16. Tersedia fasilitas pendukung yang memadai seperti Hotel, Restoran, Perbankan, dll 17. Adanya sarana transportasi yang memadai ke Kabupaten
Kelemahan (Weaknesses) 1. Obyek dan daya tarik wisata kurang memiliki daya saing baik dari sisi fasilitas, penataan lingkungan dan pengolahan 2. Beberapa ruas jalan menuju ODTW baik alam maupun budaya kurang memadai (jalan pengerasan/tanah) 3. Kekayaan kesenian belum secara optimal dimanfaatkan, terutama bagi pagelaran kesenian yang regular dan bersifat setiap saat dapat disajikan 4. Promosi pariwisata Gowa sangat terbatas dan peran promosi masih dianggap sebagai sesuatu yang mahal dan mubassir 5. Kurang memadainya kegiatan promosi dan penyebaran pariwisata Kabupaten Gowa ke luar daerah 6. Perlindungan terhadap Benda-benda Cagar Budaya (BCB) yang terbesar diberbagai tempat belum terintervikasi dan perlindungan hukum 7. Arus lalu lintas dari ibu Kota Kabupaten dengan kawasan wisata malino agak berjauhan 8. Lemahnya investasi swasta sektor pariwisata, berakibat kepada kurang berkembangnya usaha pariwisata. 9. Database kebudayaan dan pariwisata yang tersedia belum mampu mendukung kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan pembangunan sektor kebudayaan dan pariwisata yang aktual 10. Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk lokal 11. Kurang tersosialisainya standar, pedoman teknis, kriteria dan prosedur pengembangan nilai budaya 12. Rendahnya pengelolaan destinasi pariwisata khususnya dalam pengemasan daya tarik wisata kedalam produk pariwisata dan paket-paket wisata 13. Belum optimalnya peran masyarakat dan insan pariwisata dalam pembangunan kepariwisataan 14. Belum efektifnya upaya pemasaran produk dan paket wisata 15. Obyek dan daya tarik wisata belum tertata secara optimal 16. Belum optimalnya pola kemitraan masyarakat di bidang kepariwisataan 17. Kurangnya aksesisbilitas menuju obyek wisata dan daya tarik wisata potensial 18. Belum optimalnya pengelolaan usaha jasa dan sarana wisata 19. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai 20. Biro perjalanan atau paket wisata yang melayani wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif belum memadai dan
89
Gowa 18. Keramahtamahan penduduk atau masyarakat Kabupaten Gowa 19. Keamanan dan stabilitas yang cukup baik 20. Pelayanan umum (polisi, Kantor pos, telepon) yang baik
Eksternal Peluang (Opportunuties) 1. Trend wisata lingkungan dan wisata petualangan dimasa mendatang cukup baik bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. 2. Perkembangan penduduk, pendapatan masyarakat, serta keterbatasan lahan rekreasi Kota Makassar 3. Keanekaragaman potensi seni budaya akan membentuk produk wisata alternatif 4. Kawasan Mamminasata akan menjadi pasar potensial bagi perkembangan kunjungan wisatawan ke Gowa 5. Jarak jangkauan satu desa dengan desa yang lain yang memiliki ODTW yang cukup dekat, memungkinkan untuk terbentuknya program tour yang berkesinambungan 6. Dengan semakin matangnya proses kehidupan berdemokrasi maka membuka kesempatan yang besar bagi seniman dan budayawan dalam menciptakan karya seni budaya 7. Semakin tersegmentasinya wisatawan yang memiliki motivasi khusus, menuntut destinasi yang mampu menawarkan keanekaragaman produk pariwisata 8. Adanya peluang dengan manfaat tehnologi informasi dan komunikasi dalam upaya mempromosikan potensi kepariwisataan Kabupaten Gowa. 9. Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan peningkatan obyek dan daya tarik wisata 10. Adanya komitmen bersama dan terpadu antara
Strengths – Opportunuties (SO) Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang - Mengembangkan dan melestarikan obyek dan daya tarik wisata serta menciptakan destinasi wisata baru - Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata, serta akses destinasi yang mudah - Meningkatnya aktivitas seniman dan budayawan dalam menunjang pariwisata - Memanfaatkan alam dan lingkungannya sebagai kawasan wisata lingkungan yang di dukung oleh potensi produk wisata lingkungan - Menyediakan data dan informasi daerah Kabupaten Gowa sebagai media promosi dan event kepariwisataan - Mengutamakan prinsip kenyamanan dan pelayanan pada tiap destinasi wisata - Menawarkan ODTW seperti keindahan bentang alam, produk wisata unggulan untuk menarik wisatawan - Mengadakan kerjasama dengan para stakeholders pemerintah maupun swasta, untuk mengelola kawasan wisata - Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pariwisata, seperti mengadakan pagelaran kesenian daerah setempat - Melakukan promosi secara intensif dan terus menerus, baik melalui mass media, televisi, maupun internet
masih sangat terbatas 21. Belum adanya kegiatan pemasaran pariwisata terpadu 22. Paket wisata yang dijual masih terbatas dan diantaranya ada yang masih belum siap dijual 23. Pelayanan jasa perjalanan wisata, kemampuan pramuwisata belum sesuai dengan keinginan wisatawan memadai 24. Kuantitas dan kualitas barang-barang cinderamata yang dijual masih terbatas 25. Angkutan umum untuk menuju objek wisata belum memadai 26. Sarana dan prasarana pariwisata belum memadai 27. Terbatasnya sumber daya manusia professional yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pariwisata sebagai suatu industri di Kabupaten Gowa 28. Masih kurangnya minat investor untuk membuka usaha di Kabupaten Gowa 29. Belum adanya produk usaha jasa dan sarana yang berdaya saing tinggi Weaknesses – Opportunuties (WO) Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang - Menyusun standarisasi ODTW pada setiap kawasan wisata - Meningkatkan aksebilitas dan akomodasi objek wisata - Mengoptimalkan promosi dan pemasaran ODTW yang inovatif - Menempatkan pengusaha sebagai mitra dalam pengembangan usaha pariwisata - Meningkatkan sosialisasi sadar wisata serta menggali potensi wisata kepada masyarakat - Menyusun paket program tour wisata antar daerah yang berbasis wisata alam dan sejarah yang menarik - Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata yang profesional dan berkemampuan tinggi - Menyusun kriteria dan jenis usaha pariwisata yang berorientasi pada investasi dan regulasi dalam usaha Pariwisata - Pengembangan sarana-prasarana pendukung wisata yang efektif - Meningkatkan iklim investasi, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat sekitar kawasan ODTW maupun pengusaha wisata - Memotivasi masyarakat agar turut berperan aktif dalam pengembangan pembuatan industri rumah tangga yang memiliki ciri khas kawasan wisata
90
pemerintah sebagai fasilitator dengan masyarakat dan swasta untuk memajukan pembangunan kepariwisataan 11. Terbukanya kesempatan bagi aparat pariwisata dalam mengembangkan sumber dayanya 12. Adanya kerjasama kelompok pariwisata atau instansi terkait 13. Kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata yakni membangun Kabupaten Gowa terdepan dalam bidang industri pariwisata berbasis budaya dan sejarah 14. Pertumbuhan ekonomi dan deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Gowa memberikan peluang dalam bidang pariwisata 15. Pencanangan Pekan Budaya Kabupaten Gowa Ancaman (Threats) 1. Kelestarian lingkungan akan terancam oleh kepentingan lain yang menghasilkan pendapatan lebih besar 2. Kawasan Mamminasata yang memiliki kekuatan pasar wisatawan akan menjadi kekuatan pasar daerah lain 3. Gowa akan menjadi Tourist Generating bagi daerah lain 4. Promosi yang kurang gencar berakibat kepada kelesuan bisnis usaha pariwisata 5. Masyarakat Gowa akan kehilangan nuansa ke-Gowaan tanpa pemulian dan pengkayaan budaya Gowa 6. Kurangya pemahaman masyarakat terhadap pelestarian (BCB) benda cagar budaya 7. Lemahnya SDM pengelola peninggalan sejarah kepurbakalaan dan budaya lokal, serta pengelolaan obyek dan daya tarik wisata 8. Apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk dalam negeri masih rendah antara lain karena keterbatasan informasi 9. Pembangunan destinasi yang kurang memperhatikan aspek kepentingan dan manfaat bagi masyarakat lokal 10. Adanya kesamaan potensi kepariwisataan dengan daerah lain 11. Masuknya pengaruh budaya asing yang berkembang di masyarakat 12. Meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain
Strengths – Threats (ST) Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman - Mengembangkan kearifan lokal masyarakat Gowa sebagai prinsip pengembangan pariwisata daerah - Mengembangkan inovasi pariwisata berbasis budaya dan sejarah Gowa - Meningkatkan kesadaran dan peduli pariwisata kepada masyarakat - Mempertahankan dan mengembangkan nilai -nilai positif dari budaya berkembang dalam masyarakat - Mengembangkan jejaring dan membangun keterlibatan masyarakat dalam usaha wisata secara efisien dan efektif - Mengembangan produk yang fokus terhadap karakteristik spesifik potensi daya dukung wisata - Melakukan pengawasan dan bertindak tegas terhadap pengusaha wisata agar tidak merusak tatanan ekosistem yang ada - Memotivasi masyarakat setempat dengan memberikan pengarahan dan pengawasan agar budaya asli daerah setempat tidak tergeser atau tercemari oleh budaya asing - Meningkatkan inovasi dalam pengemasan produk wisata - Mengadakan kegiatan pembinaan kepada masyarakat dengan membentuk kelompok sadar wisata - mengoptimalisasi potensi budaya, alam dan keunikan lokal sebagai obyek wisata agar mampu bersaing dengan obyek wisata yang ada di kabupaten lain
Weaknesses – Threats (WT) Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman - Mengoptimalkan pengawasan secara berkesinambungan dalam rangka pengembangan efektivitas dan pengendalian pembangunan pariwisata - Mewujudkan keharmonisan pengembangan tata ruang dengan unsur-unsur kebudayaan - Mengembangkan jaringan hubungan kemitraan yang berbasis kerakyatan - Menempatkan pengusaha sebagai mitra dalam pengembangan usaha pariwisata - Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan program antara stakeholder maupun sektor terkait - Meningkatkan akses antar daerah yang memiliki potensi wisata - Mendorong tersedianya aksebilitas secara bertahap di dan ke kawasan wisata - Melestarikan obyek dan daya tarik wisata pada setiap kawasan - mengembangkan kerjasama dengan para investor untuk pembangunan kawasan wisata inovatif dan ramah lingkungan - Menjalin kerjasama dengan pihak terkait (Pemda, Dinas Pariwisata, dan Pengusaha wisata) untuk membangun kepariwisataan yang aman, nyaman, berkelanjutan dan lestari - Memberikan pembinaan, pengarahan dan membangun persepsi masyarakat arti dan pentingnya keberadaan ODTW
91
Berdasarkan hasil uraian terhadap kajian aspek lingkungan internal dan eksternal di atas maka terdapat sejumlah indikator yang mempengaruhi dan menghambat dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga secara keseluruhan dapat diambil langkah-langkah dalam menanggulangi
masalah
atau
hambatan
yang
negatif
terhadap
pengembangan pariwisata serta untuk penciptaan strategi pengembangan potensi pariwisata dalam rangka menunjang aktivitas kepariwisataan. Untuk memenuhi syarat-syarat strategi pengelolaan pariwisata yang baik, maka hambatan-hambatan tersebut perlu menjadi pertimbangan, dalam rangka membangun sistem perencanaan pembangunan pariwisata daerah yang profesional, baik yang sifatnya internal maupun eksternal organisasi. Dari hasil analisa SWOT menghasilkan empat (4) kemungkinan prioritas strategi alternatif, yaitu: 1.
Strategi
SO
(Strength
and
Opportunities),
yaitu
strategi
yang
mengoptimalkan kekuatan (strength) untuk memanfaatkan peluang (opportunities), ialah: a.
Mengembangkan dan melestarikan obyek dan daya tarik wisata serta menciptakan destinasi wisata baru
b.
Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata, serta akses destinasi yang mudah
c.
Meningkatnya aktivitas seniman dan budayawan dalam menunjang pariwisata
d.
Memanfaatkan alam dan lingkungannya sebagai kawasan wisata lingkungan yang di dukung oleh potensi produk wisata lingkungan
92
e.
Menyediakan data dan informasi daerah Kabupaten Gowa sebagai media promosi dan event kepariwisataan
f.
Mengutamakan prinsip kenyamanan dan pelayanan pada tiap destinasi wisata
g.
Menawarkan ODTW seperti keindahan bentang alam, produk wisata unggulan untuk menarik wisatawan
h.
Mengadakan kerjasama dengan para stakeholders pemerintah maupun swasta, untuk mengelola kawasan wisata
i.
Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pariwisata, seperti mengadakan pagelaran kesenian daerah setempat
j.
Melakukan promosi secara intensif dan terus menerus, baik melalui mass media, televisi, maupun internet
2.
Strategi WO (Weaknesses and Opportunities), yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan (weaknesses) untuk memanfaatkan peluang (opportunities), ialah:
a.
Menyusun standarisasi ODTW pada setiap kawasan wisata
b.
Meningkatkan aksebilitas dan akomodasi objek wisata
c.
Mengoptimalkan promosi dan pemasaran ODTW yang inovatif
d.
Menempatkan pengusaha sebagai mitra dalam pengembangan usaha pariwisata
e.
Meningkatkan sosialisasi sadar wisata serta menggali potensi wisata kepada masyarakat
f.
Menyusun paket program tour wisata antar daerah yang berbasis wisata alam dan sejarah yang menarik
93
g.
Meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia
pariwisata
yang
profesional dan berkemampuan tinggi h.
Menyusun kriteria dan jenis usaha pariwisata yang berorientasi pada investasi dan regulasi dalam usaha Pariwisata
i.
Pengembangan sarana-prasarana pendukung wisata yang efektif
j.
Meningkatkan iklim investasi, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat sekitar kawasan ODTW maupun pengusaha wisata
k.
Memotivasi masyarakat agar turut berperan aktif dalam pengembangan pembuatan industri rumah tangga yang memiliki ciri khas kawasan wisata
3.
Strategi ST (Strength and Threats), yaitu strategi yang menggunakan kekuatan (strength) untuk mengatasi ancaman (threats), ialah:
a.
Mengembangkan kearifan lokal masyarakat Gowa sebagai prinsip pengembangan pariwisata daerah
b.
Mengembangkan inovasi pariwisata berbasis budaya dan sejarah Gowa
c.
Meningkatkan kesadaran dan peduli pariwisata kepada masyarakat
d.
Mempertahankan dan mengembangkan nilai -nilai positif dari budaya berkembang dalam masyarakat
e.
Mengembangkan jejaring dan membangun keterlibatan masyarakat dalam usaha wisata secara efisien dan efektif
f.
Mengembangan produk yang fokus terhadap karakteristik spesifik potensi daya dukung wisata
94
g.
Melakukan pengawasan dan bertindak tegas terhadap pengusaha wisata agar tidak merusak tatanan ekosistem yang ada
h.
Memotivasi masyarakat setempat dengan memberikan pengarahan dan pengawasan agar budaya asli daerah setempat tidak tergeser atau tercemari oleh budaya asing
i.
Meningkatkan inovasi dalam pengemasan produk wisata
j.
Mengadakan
kegiatan
pembinaan
kepada
masyarakat
dengan
membentuk kelompok sadar wisata k.
mengoptimalisasi potensi budaya, alam dan keunikan lokal sebagai obyek wisata agar mampu bersaing dengan obyek wisata yang ada di kabupaten lain
4.
Strategi
WT
(Weaknesses
and
Threats),
yaitu
strategi
yang
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan menghindari ancaman (threats), ialah: a.
Mengoptimalkan pengawasan secara berkesinambungan dalam rangka pengembangan efektivitas dan pengendalian pembangunan pariwisata
b.
Mewujudkan keharmonisan pengembangan tata ruang dengan unsurunsur kebudayaan
c.
Mengembangkan
jaringan
hubungan
kemitraan
yang
berbasis
kerakyatan d.
Menempatkan pengusaha sebagai mitra dalam pengembangan usaha pariwisata
e.
Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan program antara stakeholder maupun sektor terkait
95
f.
Meningkatkan akses antar daerah yang memiliki potensi wisata
g.
Mendorong tersedianya aksebilitas secara bertahap di dan ke kawasan wisata
h.
Melestarikan obyek dan daya tarik wisata pada setiap kawasan
i.
mengembangkan kerjasama dengan para investor untuk pembangunan kawasan wisata inovatif dan ramah lingkungan
j.
Menjalin kerjasama dengan pihak terkait (Pemda, Dinas Pariwisata, dan Pengusaha wisata) untuk membangun kepariwisataan yang aman, nyaman, berkelanjutan dan lestari
k.
Memberikan
pembinaan,
pengarahan
dan
membangun
persepsi
masyarakat arti dan pentingnya keberadaan ODTW
Dari hasil analisa terhadap prioritas strategi yang ada, maka pengelolaan kawasan pariwisata yang ada di Kabupaten Gowa masuk ke dalam Kuadran Pertama pada diagram SWOT, alternatif strategi yang digunakan adalah SO (Strength and Opportunities), dengan pertimbangan bahwa kawasan wisata Kabupaten Gowa mempunyai potensi yang banyak dan besar untuk dikembangkan akan tetapi belum termanfaatkan secara optimal, untuk itu dalam upaya mengembangkan kawasan wisata Kabupaten Gowa harus menciptakan strategi dengan menggunakan kekuatan (strength) untuk memanfaatkan peluang (opportunities) sementara itu kekuatan ini harus dimanfaatkan untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki, sehingga hendaknya dapat menjadi perangsang dan motivasi bagi semua stakeholder untuk mencari solusi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut. Kekuatan ini
96
pula juga dapat dipakai untuk mengurangi ancaman-ancaman yang datang dari luar. Oleh karenanya atas dasar hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal (SWOT) tersebut di atas, maka model pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata di Kabupaten Gowa diarahkan pada: 1.
Sistem regulasi dan pengawasan terpadu
2.
Peningkatan sarana dan prasarana
3.
Penguatan kelembagaan
4.
Peningkatan kapabilitas SDM
5.
Pemasaran jenis usaha dan promosi paket wisata
6.
Identifikasi dampak pengelolaan kawasan Wisata
7.
Pemberdayaan masyarakat sekitar dan keterpaduan peran stakeholders dalam peningkatan Investasi
6.2. Strategi Pengembangan Potensi Kepariwisataan Berdasarkan uraian hasil identifikasi terhadap isu-isu strategis di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memiliki dan merupakan potensi yang dapat dijadikan peluang jangka panjang yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses pengembangan pariwisata daerah di Kabupaten Gowa, tetapi di sisi lain peluang tersebut masih sangat minim untuk dipandang sebagai alat untuk penguatan terhadap kekuatan yang ada agar dapat memaksimalkan visi misi yang telah ditetapkan sebelumya, sehingga tujuan-tujuan organisasi tersebut dapat tercapai secara lebih maksimal dan komprehensif, terutama dalam perumusan dan pengambilan strategi dan pengembangan alternatif-alternatif strategi serta variasinya.
97
Strategi pengembangan Kawasan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) meliputi: 1)
Aspek Regulasi. Penguatan Instrumen kebijakan dan penguatan sistem regulasi pariwisata dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi kawasan untuk mendukung potensi pariwisata. Kelemahan yang mendasar pada birokrasi tidak lain adalah kelemahan dalam sistem koordinasi. Pada pemerintahan sekarang ini, banyak kebijakan lintas sektoral yang terbengkalai karena masalah birokrasi. Jika hendak mengatasi masalah itu, kita perlu membangun sistem koordinasi yang diwajibkan UU agar sektor terkait memberikan dukungan kuat terhadap kebijakan dan program untuk pencapaian tujuan dan sasaran pariwisata serta efektif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Hal ini Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs. Rimba Alam A.Pangerang, M.Si, yang menyatakan bahwa: “Pemerintah daerah sebagai fasilitator turut mendukung dengan kebijakan melalui regulasi atau peraturan daerah yang dapat mengakomodasi industri pariwisata di Kabupaten Gowa.” Demikian pula keterangan yang diungkapkan oleh Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan, Andi Baso Makkulau, yang menyatakan bahwa: “Dalam menjalankan perannya, pemerintah harus menerapkan konsep dan peraturan serta panduan yang berlaku dalam pengembangan pariwisata agar mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang nantinya bermuara pada pemberian manfaat ekonomi bagi industri pariwisata dan masyarakat lokal. Selain itu juga di dukung oleh industri-industri pendukung pariwisata lainnya.”
98
Berkenaan dengan otonomisasi daerah, dalam pelaksanaan pembangunan dituntut adanya fungsi pengawasan secara optimal pada pengembangan kebudayaan dan pariwisata daerah Kabupaten Gowa. Dimana Belum optimalnya pengawasan secara berkesinambungan dalam
rangka
pengembangan
efektifitas
dan
pengendalian
pembangunan kebudayaan dan pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa perlu membuat peraturan daerah (PERDA) yang terkait dengan pengembangan pariwisata yang berbasis budaya dan sejarah. Dengan demikian, diharapkan pengelola pariwisata yang masih menggunakan manajemen tradisional akan lebih terbuka, aspiratif,
dan
sinergis
dengan
masyarakat
setempat.
Dengan
mengoptimalkan fungsi dan peran pemerintah dalam upaya penyiapan regulasi terhadap pengembangan pariwisata berupa PERDA dan peraturan pendukung lain, fungsi pengawasan dan keterlibatan dunia usaha dalam investasi pariwisata serta penyediaan infrastruktur pendukung pariwisata. 2)
Aspek Manajemen Pembangunan Sarana Prasarana ODTW yang menunjang dan mencakup pengembangan infrastruktur kawasan wilayah pariwisata. Peningkatan dukungan sarana prasarana serta infrastruktur pendukungnya guna menunjang aksesibilitas objek dan atau kawasan yang telah ada. Adanya sarana dan prasarana yang representatif pada kawasan site wisata merupakan daya tarik tertentu untuk dikunjungi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Namun, kondisi sarana dan prasarana tersebut belum memadai.
99
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Gowa merupakan subsistem dari pengembangan pariwisata daerah dan pengembangan wilayah
pada
umumnya.
Pemerintah
daerah
berkewajiban
melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan obyek dan daya tarik wisata serta meningkatkan keterpaduan perencanaan pengembangan wilayah yang menjadi
penggerak
perekonomian
lokal
daerah
mampu secara
berkesinambungan. Dalam hal ini peran Infrastruktur merupakan salah satu komponen utama dalam pengembangan kawasan pariwisata. Pengembangan komponen ini tergantung pada tingkat pelayanan pendukungnya, seperti jumlah penduduk, tingkat dan skala pelayanan, sumberdaya alam/fisik yang tersedia, sistem jaringan transportasi dan distribusi. Adapun pembangunan prasarana dan prasana infra-struktur yang non-fisik materil dalam tulisan ini ditujukan pada pembangunan atau rekonstruksi kepariwisataan oleh masyarakat Gowa. Dalam hal ini Seksi Bidang Pengembangan Kawasan Wisata, Dra. EK. Bertha Saranga, menerangkan bahwa: “Seharusnya pemerintah dan badan pariwisata daerah harus lebih terpadu dalam penataan dan pembangunan sarana dan prasarana supra-struktur yang bersifat fisik-materil, misalnya aksesibilitas transportasi, aksesibiltas informasi, infrastruktur objek-objek wisata agar keindahan dan kebersihannya terjamin sehingga nyaman untuk dikunjungi, memberikan pelatihan pengelolaan objek wisata agar siap dalam menerima kunjungan wisatawan.” Konsep
pengembangan
infrastruktur
kawasan
pariwisata
merupakan salah satu komponen utama dalam pengembangan kawasan pariwisata. Pengembangan sistem transportasi di kawasan
100
perencanaan merupakan bagian integral terhadap pengembangan sistem transportasi daerah secara keseluruhan. Maka diperlukan pengemasan ulang (re-packaging) secara menyeluruh serta strategi yang lebih pas mengenai pengembangan potensi wisata dengan manajemen dan konsep yang baik dan internalisasi nilai-nilai yang mendukung kepariwisataan itu sendiri, sehingga yang menjadi perhatian dalam pengembangan kawasan pariwisata adalah aspek pendukung dalam dunia pariwisata tentunya perlu sarana dan prasarana pendukung seperti membangun infrastruktur penunjang seperti fasilitas umum, tourist information, art trade, fasilitas jalan, transportasi, akomodasi, dan pos pengamanan serta akses penerangan. 3)
Aspek
Manajemen
Kelembagaan
meliputi
pemanfaatan
dan
peningkatan kapasitas institusi, mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan secara operasional serta koordinasi agar memiliki efisiensi tinggi. Meningkatkan kapabilitas dan efektifitas institusi kelembagaan
terhadap
fungsi
dan
peran
dalam
pembangunan
pariwisata ditinjau dari aspek keterpaduan koordinasi dan interaksi yang sinergis antar stakeholder terkait. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs. Rimba Alam A.Pangerang, M.Si, yang menyatakan bahwa: “Faktor penghambat yang kedua setelah masalah keuangan adalah masalah organisasi, dimana masih kurangnya koordinasi lintas sektor dalam dinas itu sendiri”
Koordinasi dan peran serta keterlibatan dan keterpaduan program antar stakeholder maupun sektor terkait dalam pengembangan
101
kebudayaan dan pariwisata masih sangat kurang. Pengembangan kawasan wisata merupakan salah satu konsep pengembangan jaringan. Pola pengembangan jaringan pariwisata memerlukan kerjasama antar pemerintah daerah maupun sektor swasta secara sinergis. Berdasarkan keterangaan oleh Seksi Bidang Pengembangan Kawasan Wisata, Dra. EK. Bertha Saranga, menyatakan bahwa: “Pengembangan wisata memerlukan dukungan semua pihak pemerintah, swasta terutama pengusaha wisata, lembaga yang terkait dimana pemerintah bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya wisata. Untuk itu kerjasama baik antara pemerintah, pengusaha obyek wisata, maupun antara obyek wisata dengan lembaga pendukung sangat penting. Terobosan kegiatan bersama dalam rangka lebih mengembangkan usaha wisata sangat diperlukan.” Untuk
tercapainya
hal
peningkatan koordinasi, antara
tersebut unsur
dapat
dilakukan
melalui
pemerintah (pusat/daerah)
Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, masyarakat, dan pengusaha pariwisata di dalam pemantapan pengembangan ODTW pariwisata. Berdasarkan uraian di atas maka perlunya langkah-langkah dalam rangka mendukung optimalisasi pengembangan pariwisata. -
Diperlukan kerjasama ‘partnerships’ antara pemerintah, pelaku di industri pariwisata, masyarakat lokal, dan pihak swasta
-
Partisipasi lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan NGO (Non Government
Organization)
dalam
menjaga,
dan
mengontrol
integritas kekayaan alam dan budaya daerah. -
Pemahaman ini menghendaki partisipasi komunitas secara terus menerus dan program pendidikan di semua tingkatan yang
102
menjelaskan peranan pariwisata dan timbal baliknya dengan lingkungan dan ekonomi. -
Untuk hal ini harus ada rencana menyeluruh dilengkapi dengan kajian
lingkungan,
daerah/radius
peruntukannya
(zoning),
pengamatan lingkungan yang efektif dan juga indikator sosial dan ekonominya. 4)
Aspek SDM. Menggalang kapabilitas dan kemampuan SDM profesional serta mempunyai etos kerja yang tinggi dan senantiasa mengikuti dan meningkatkan
penguasaan
IPTEK
dalam
pengelolaan
kawasan
pariwisata. Kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pariwisata yang profesional dan berkemampuan tinggi dirasakan sampai saat ini, yang mana human resources ini belum sesuai dengan apa yang diharapkan yakni the right man and the right place. Pelaku pariwisata sangat kurang jumlahnya dan kualitasnya tidak sesuai dengan sumber daya yang ada di dinas maupun di lapangan. Oleh karena itu diperlukan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata. Hal ini dijelaskan oleh Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan, Andi Baso Makkulau, bahwa: “Sumber daya manusia pariwisata sangat berperan penting dalam keberhasilan pengembangan wisata mulai dari pengelola sampai berdampak kepada masyarakat. Kemampuan pengelola sumber daya manusia wisata dalam menetapkan target sasaran sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat menentukan keberhasilan dalam pembangunan pariwisata.”
103
Demikian pula keterangan yang diungkapkan oleh Seksi Bidang Usaha Pariwisata, A. Tenri, SE, yang menyatakan bahwa: “Gowa harus mampu mengubah ancaman pariwisata dan globalisasi menjadi satu kekuatan bersaing dengan daerah lain untuk menjadi daerah tujuan wisata yang unik dan menarik. Maka ditinjau dari sisi internal kita harus meningkatkan peluang yang dapat mendukung pengembangan sektor pariwisata. Salah satunya dengan meningkatkan tenaga ahli dalam bidang sumber daya manusia sektor pariwisata yang diwujudkan dengan mengadakan pembinaan dan pelatihan-pelatihan berjenjang.” Peningkatan kapabilitas sumber daya manusia merupakan, tindak lanjut cakupan dan usaha terpadu dari institusi kelembagaan internal dengan adanya sinergisitas lintas fungsi antar stakeholder, baik dikalangan masyarakat setempat maupun di kalangan pemerintah daerah
sendiri
melalui
pembinaan, penyuluhan
dan
pendidikan
kepariwisataan secara berkesinambungan, sehingga pergerakan ke arah pengembangan tersebut menuntut kemampuan manajerial dan profesionalisme SDM aparatur dan aspek terkait dalam pengelolaan dan pelaksanaan strategi organisasi. 5)
Aspek Manajemen Pemasaran dan promosi. Promosi adalah strategi pokok dalam pemasaran suatu industri wisata. Peran serta organisasiorganisasi kepariwisataan mutlak diperlukan melalui program promosi wisata. Tindakan promosi harus berdasarkan pada analisis terhadap situasi dan permintaan pasar terkini. Ini berarti bahwa promosi yang dilakukan harus berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang segmentasi pasar pariwisata, bukan merupakan pendapat dan perasaan penguasa atau pemegang yang memandang perlu atau tidaknya diadakan promosi.
104
Belum optimalnya program promosi dan pemasaran dalam rangka peningkatan misi yang merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan agar memberikan konstribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pelaksanaan promosi wisata daerah yang belum digarap secara optimal, dapat dilihat dari data kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal yang berkunjung ke Kabupaten Gowa. Unsur promosi pariwisata diharapkan menjadi alat utama untuk melakukan destinasi ke Kabupaten Gowa. Oleh karena itu pengembangan
dan
peningkatan
usaha-usaha
promosi
terus
ditingkatkan dari tahun ke tahun sehingga konstribusi Pendapatan dari sektor kebudayaan dan pariwisata dapat lebih meningkat. Sesuai dengan keterangan Seksi Bidang Pemasaran dan Penyuluhan Wisata, Irman Febriady, SE, yang menyatakan: “Bentuk kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan wisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, serta penyediaan informasi pada tempat publik karena melalui kegiatan promosi tersebut, diharapkan objek-objek wisata di Kabupaten Gowa bisa lebih ter-expose untuk dikunjungi wisatawan, sehingga kontribusinya akan berdampak luas bagi daerah dan masyarakat.” Beliau juga menambahkan: “Promosi merupakan faktor penting, karena berperan dalam mengenalkan daerah wisata kepada wisatawan yang belum banyak diketahui tentang Kabupaten Gowa. Dalam hal ini Pemerintah daerah berupaya untuk lebih menggencarkan program promosi pariwisata di daerah guna meningkatkan arus wisatawan.” Tiga saran operasional terkait optimalisasi program promosi dan pemasaran yaitu: (1) pelaksanaan promosi yang lebih sinergis untuk efektivitias dan efisiensi; (2) memilih prioritas ranah dan momen
105
strategis sebagai fokus promosi; (3) daya dukung dana promosi ditanggung bersama dan terpadu. Menurut Seksi Bidang Pemasaran dan Penyuluhan Wisata, Irman
Febriady,
SE,
Pelaksanaan
promosi
yang
efektif
yang
dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah dengan melakukan langkah-langkah strategis sebagai berikut: “Promosi pariwisata yang efektif mencakup pengidentifikasian target calon wisatawan yang akan dicapai, formulasi bentuk pesan dan informasi pariwisata untuk mencapai tujuan, pilihan media untuk menyampaikan pesan dan informasi secara efektif kepada calon wisatawan yang dituju, alokasi anggaran dan evaluasi mekanisme penjualan jasa dan produk-produk pariwisata.” Beliau juga menambahkan adapun kendala promosi yang harus dibenahi, yaitu: “Saya mengakui kendala promosi ini menjadi faktor utama dalam mendorong peningkatan kunjungan wisatawan terutama daerah tujuan wisata yang ada di Kabupaten Gowa. Saya mengajak para pelaku pariwisata di daerah agar lebih intensif membuat program promosi wisata agar potensi wisata di daerah juga bisa lebih berkembang.” Sebagai operasional usaha jasa pariwisata yang menggunakan strategi pemasaran, optimalisasi bauran promosi pariwisata secara keseluruhan mencakup 7-P yaitu: produk (product), harga (price), promosi (promotion), sistem distibusi (place), kerjasama (partnership), pengemasan paket wisata (packaging), program kegiatan wisata (programming), penampilan objek subjek pariwisata (performance), dan sumber daya manusia (people). Seluruh indikator bauran pemasaran pariwisata tersebut harus bersinergi dan terintegrasi dalam kegiatan pariwisata melalui pengembangan potensi ODTW yang lebih bervariasi
106
sesuai minat trend masyarakat saat ini (wisman dan wisnus) agar memperoleh hasil pemasaran pariwisata yang optimal. 6)
Aspek Manajemen pengelolaan yang meliputi aspek fisik lingkungan, dan sosial ekonomi dari ODTW dengan profesionalisme dan pola pengelolaan ODTW yang siap mendukung kegiatan usaha pariwisata dan
mampu
memanfaatkan
potensi
ODTW
secara
lestari.
Pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan produktifitas pengelolaan potensi kawasan wisata (ODTW) yang potensial serta alternatif usaha pariwisata yang kreatif dan inovatif. Belum optimalnya pengembangan dan pelestarian kebudayaan daerah dan pelestarian obyek dan daya tarik wisata Potensi obyek dan daya tarik wisata (ODTW) di Kabupaten Gowa yang tersebar di 18 kecamatan diperlukan penanganan yang professional dari stakeholder. Terutama untuk kawasan pengembangan destinasi, seperti untuk kawasan obyek wisata sejarah dan purbakala di kecamatan Somba Opu sebagai daerah destinasi dan Kecamatan Tinggimoncong sebagai daerah obyek pariwisata unggulan, seperti yang termuat dalam Renstra 2005-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa. Penataan sumber daya yang dijadikan daya tarik wisata, objek wisata
dan
kawasan
wisata
agar
terlihat
lebih
menarik
dan
pengeloalaanya lebih profesional sehingga mampu bersaing dengan destinasi-destinasi pariwisata lainnya di Sulawesi Selatan, oleh karena itu, penataan dan pemeliharaan obyek-obyek wisata perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
107
Maka
diperlukan
upaya-upaya
dengan
pengelolaan
yang
dijelaskan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs. Rimba Alam A.Pangerang, M.Si. yang menyatakan bahwa: “Dalam rangka menemukenali dan mengembangkan ODTW perlu segera dilaksanakan inventarisasi terhadap potensi daerah ODTW yang terdapat di Kabupaten Gowa secara bertahap sesuai prioritas dengan memperhatikan nilai keunggulan saing dan keunggulan banding, serta kekhasan obyek wisata tersebut” Dalam hal ini Seksi Bidang Pemasaran dan Penyuluhan Wisata Irman Febriady, SE, juga memberi keterangan: “Pengembangan kawasan wisata meliputi prinsip-prinsip dan tahapan perencanaan fasilitas pendukung wisata, interpretasi wisata dan pemasarannya dikaitkan dengan pasar wisatawan saat ini.” Seksi Bidang Pengembangan Kawasan Wisata, Dra. EK. Bertha Saranga, juga menambahkan: “Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang komprehensif dalam pengembangan destinasi pariwisata unggulan melalui upaya mencermati berbagai kondisi dan tantangan secara komprehensif pula.” Keadaan potensi Sumber Daya berupa potensi ODTWA yang ada merupakan modal dasar sebagai kekuatan yang dapat dijadikan produk pariwisata
yang lebih berkembang secara lestari
merupakan kekhasan seni dan budaya tradisional
yang
yang dapat
mendukung pengembangan pariwisata, maka usaha pengembangan pariwisata Kabupaten Gowa diarahkan pada usaha-usaha pengelolaan pariwisata berkualitas yang memerlukan perbaikan realitas. 7)
Aspek Peran Serta Masyarakat melalui kesempatan-kesempatan usaha sehingga ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
108
Meningkatkan mekanisme pola jaringan kemitraan masyarakat dan pengembangan peran serta aktif serta pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan pariwisata setempat. Dalam usaha pengembangan kebudayaan dan Pariwisata di daerah Kabupaten Gowa, keterlibatan hubungan kemitraan stakeholder yang berbasis kerakyatan saat ini belum optimal. Oleh karena pengembangan usaha pariwisata dan budaya diarahkan kepada adanya kebersamaan dan kesadaran dalam pengembangan suatu kawasan usaha wisata, dan nilai-nilai kebudayaan dan peninggalannya. Di dalam pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat, maka kebijakan pengembangan yang dilakukan diarahkan untuk menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, salah satu strategi adalah bagaimana memberdayakan budaya lokal, mutu lingkungan dan memberdayakan kreativitas masyarakat. Hal ini berdasarkan penjelasan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs. Rimba Alam A.Pangerang, M.Si, yang menyatakan bahwa: “Dampak pembangunan daerah diharapkan pula dapat terlihat dampaknya kepada masyarakat, apakah dunia pariwisata dapat menunjang kehidupan masyarakat. Dan mengetahui kekurangan yang ada untuk segera di benahi.” Seksi Bidang Pemasaran dan Penyuluhan Wisata Irman Febriady, SE, juga menjelaskan bahwa: “Posisi pariwisata sebagai bagian dari pembangunan daerah memerlukan peningkatan peran dan partisipasi aktif dari masyarakat, di lingkungan dan sekitar kawasan pariwisata yang dapat memberi dampak yang positif.”
109
Dengan melibatkan partisipasi masyarakat sejak awal, maka akan lebih terjamin kesesuaian program pengembangan dengan aspirasi masyarakat setempat serta bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata. Seperti keterangan yang diungkapkan oleh Seksi Bidang Kebudayaan, Andi Kumala Idjo, SH, yang menyatakan: “Banyak potensi masyarakat yang bisa diberdayakan dan diangkat. Potensi yang dikembangkan berdasarkan kemampuan masyarakat dengan kreasi budayanya. Dengan demikian, berbagai terobosan atau inovasi dalam pengembangan pariwisata ini akan memberikan nilai terhadap pengembangan daerah dan pemberdayaan masyarakat.” Pengembangan
pariwisata
pada
dasarnya
adalah
pengembangan masyarakat, wilayah, dan selanjutnya perlu didasarkan pada kriteria sebagai berikut: a)
Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi lokal
b)
Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan secara merata pada penduduk lokal
c)
Berorientasi pada pengembangan wiraswasta berskala kecil dan menengah dengan daya serap tenaga kerja tinggi dan berorientasi pada teknologi kooperatif
d)
Memanfaatkan
pariwisata
seoptimal
mungkin
sebagai
agen
penyumbang tradisi budaya dengan dampak negatif seminim mungkin
110
e)
Menciptakan suatu produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pariwisata yang berbekal modal budaya untuk memperoleh kemandirian dan kesejahteraan ekonomi sendiri. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para
pengambil
kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan
kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lain bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek.
7.
Penetapan Visi Organisasi Yang Efektif Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dapat
ditempuh dengan cara menetapkan kebijakan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Program ini merupakan penjabaran rinci tentang langkahlangkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan. Sedangkan kegiatan operasional merupakan penjabaran dari program. Penjabaran program dan kegiatan ini memiliki tingkat kerincian yang disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana diuraikan dalam kebijakan. Penyusunan program dan kegiatan disesuaikan dengan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa. Program yang ada dibagi ke dalam program SKPD dan program kewilayahan. Program ini dilengkapi dengan indikator terukur dalam pencapaian hasilnya.
111
Adapun
kebijakan
dan
program
pengembangan
sektor
kepariwisataan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa diarahkan pada: 7.1. Kebijaksanaan
Pengembangan
(Kebijakan
Operasional
Urusan
Kepariwisataan) Untuk lebih khusus terhadap pelaksanaan masing-masing urusan yang bertitik tolak dari ruang lingkup urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan dalam rumusan kebijakan operasional, adalah: a)
Kebijakan Operasional pengembangan Objek dan Daya tarik wisata. Kebijakan Operasional yang dimaksud mencakup penetapan atas pusatpusat wilayah pengembangan obyek atas dasar analisa struktur rencana tata ruang pengembangan kawasan pariwisata dengan memperhatikan usaha pengembangan fasilitas Infra dan supra struktur, daya dukung lingkungan, serta nilai daya tarik obyek wisata unggulan yang dianggap, memiliki karakteristik daya tarik yang paling menonjol berdasarkan nilai atraktif yang dimiliki dan didukung fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia.
b)
Kebijakan Operasional Pengembangan Sarana Wisata Dalam kebijakan ini mencakup penetapan keputusan mengenai klasifikasi hotel, penginapan dan rumah makan atas dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, penetapan keputusan mengenai pengaturan pembentukan asosiasi hotel/penginapan dan rumah makan sebagai wadah pembinaan pengembangan usaha sarana wisata daerah, dan penetapan keputusan mengenai pembentukan tim pembina
112
pengelola dan pengawasan pengembangan sarana usaha wisata daerah. c)
Kebijakan Operasional Pengembangan Promosi Wisata Daerah. Hal-hal yang terkait dalam kebijakan ini antara lain mencakup penetapan keputusan mengenai pengaturan dalam pembentukan organisasi biro perjalanan wisata daerah, penetapan keputusan mengenai
pengelolaan
penyelenggaraan
media
pengembangan
promosi
kepariwisataan
kegiatan
atraksi
daerah,
wisata
serta
pengembangan pembinaan dan pelayanan pemasaran wisata daerah.
7.2. Arah, Titik Berat dan Sasaran Pengembangan Dari rumusan kebijakan pengembangan kepariwisataan yang telah dikemukakan di atas maka pedoman penyusunan rencana pelaksanaan pengembangan yang dilakukan, arah, dan sasaran pengembangannya dijabarkan, sebagai berikut: a)
Arah Pengembangan 1)
Dalam
rangka
pengembangan
kepariwisataan
daerah
perlu
diarahkan pada peningkatan kualitas perumusan program dan prioritas rencana pengembangan kepariwisataan secara terpadu antara instansi terkait, dengan didukung kemampuan aparatur dalam pelaksanaan tugas pengembangan penyelenggaraan urusan kepariwisataan yang menjadi kewenangan daerah. 2)
Pembinaan
pemasyarakatan
asset
pariwisata
daerah
perlu
diarahkan kepada usaha untuk lebih memperkenalkan kekayaan budaya dengan tetap ditunjang sebagai usaha pengembangan atas
113
obyek dan daya tarik wisata dengan jalan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai pada setiap kawasan obyek wisata yang ada. 3)
Pengembangan obyek dan daya tarik wisata perlu diarahkan kepada penetapan obyek wisata andalan dengan didukung peningkatan mutu atas kondisi sarana dan prasarana yang ada serta diikuti oleh upaya pelestarian lingkungan hidup.
4)
Pengembangan kepariwisataan daerah dalam rangka peningkatan atas
sumber
penerimaan
daerah
perlu
diarahkan
pada
penyempurnaan dan peningkatan unsur bina wisata, pemasaran produk wisata serta penetapan peraturan daerah mengenai izin usaha dalam pengelolaan pada suatu kawasan wisata. b)
Titik Berat Pengembangan 1)
Titik berat bidang obyek dan atraksi wisata
-
Yakni melakukan peningkatan usaha penggalian dan pelestarian nilai-nilai kebudayaan yang berkaitan dengan atraksi budaya, permainan rakyat dan kesenian tradisionil serta tata adat dengan tetap memperhatikan pengembangan obyek wisata Lainnya.
-
Di
dalam
menciptakan
tingkat
hubungan
keserasian
dan
keselarasan guna mendukung kemajuan pembangunan daerah, maka titik berat dimaksud disertai dengan upaya pembinaan kemampuan aparatur serta kesadaran masyarakat dalam semua lapisan sampai pada tingkat pemerintahan kelurahan dan desa.
114
-
Perlunya pengendalian pertumbuhan usaha di bidang rekreasi dan hiburan
umum
dalam
rangka
menunjang
pengembangan
kepariwisataan daerah. 2)
Titik berat bidang sarana wisata
-
Peningkatan mutu pengelolaan hotel dan rumah makan.
-
Usaha pembinaan secara simultan dilakukan bekerjasama dengan satuan-satuan organisasi hotel dan rumah makan.
3)
Titik berat bidang promosi wisata
-
Peningkatan mutu informasi, bimbingan dan pemasaran obyek wisata budaya, obyek wisata alam maupun obyek wisata minat khusus.
-
Untuk mencapai peningkatan mutu dimaksud maka titik berat pengembangan bidang promosi wisata ini perlu didukung dengan pola kerjasama terpadu antara pihak pemerintah daerah, swasta maupun satuan-satuan organisasi pengendalian dan pelestarian budaya dan lingkungan hidup.
c)
Sasaran Pengembangan 1)
Sasaran bidang obyek dan daya tarik wisata
-
Penciptaan bentuk atraksi obyek wisata budaya sebagai obyek dan daya tarik wisata andalan daerah sesuai latar belakang kesejarahan yang dimiliki dalam rangka menjadikan Kabupaten Gowa sebagai pusat pengembangan budaya di Provinsi Sulawesi Selatan.
-
Peningkatan mutu dan daya tarik obyek wisata alam melalui pelaksanaan
peningkatan
mutu
fasilitas
yang
dimiliki
guna
115
menunjang pengembangan wisata minat khusus, rekreasi dan hiburan umum. 2)
Sasaran bidang sarana wisata
-
Menumbuh kembangkan mutu pengusahaan jasa perhotelan baik yang dikelola oleh badan usaha maupun perorangan berdasarkan syarat kesehatan, kebutuhan jumlah dan luas kamar, fasilitas serta syarat lain yang berkaitan dengan prosedur perizinan yang ada.
-
Menumbuhkembangkan mutu dan syarat pelayanan rumah makan berdasarkan syarat kesehatan makanan dan minuman serta fasilitas lain yang berkaitan dengan prosedur perizinan yang berlaku.
3)
Sasaran bidang promosi dan pemasaran wisata
-
Peningkatan atas mutu penyelenggaraan promosi wisata daerah terhadap produk-produk obyek wisata unggulan (diversifikasi obyek) maupun usaha penyebarluasan informasi wisata melalui media cetak dan audio visual.
-
Peningkatan mutu dan jumlah pendistribusian media informasi wisata daerah, baik yang berbentuk brosur, leaflet, buletin maupun poster-poster kepada pengelola jasa hotel, biro perjalanan wisata dan atau ketempat-tempat lokasi obyek wisata di Indonesia.
-
Mengikutsertakan tanggung jawab promosi kepada kalangan pengusaha jasa kepariwisataan daerah baik secara perorangan maupun badan usaha.
Sumber Data: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa.
116
Hal tersebut di atas sesuai dengan keterangan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs. Rimba Alam A.Pangerang, M.Si. yang menyatakan bahwa: “Arah pengembangan pariwisata Kabupaten Gowa mengacu pada patokan program-program yang sesuai dengan arah pembangunan Kabupaten Gowa yang terdapat pada RENSTRA yang di klasifikasikan dalam RENJA (Rencana Kerja tahunan) dan di evaluasi setiap akhir tahun dalam LAKIP (Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah).” Hal ini juga sesuai dengan keterangan oleh Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan, Andi Baso Makkulau, bahwa: “Salah satu pendekatan strategis adalah dengan memformulasi secara proporsional perencanaan dalam pengembangan pariwisata unggulan secara terpadu, fokus dan berkelanjutan. Pengkayaan perspektif pengembangan pariwisata dilakukan dalam rangka memantapkan pola dan arah pengembangan pariwisata.” Untuk merealisasikan maksud tersebut di atas, maka pelaksanaan harus dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan. Pertama
:
Melaksanakan survei dan observasi kepariwisataan sebagai tahapan awal untuk memberikan gambaran terhadap peta permasalahan yang dihadapi.
Kedua
:
Menyiapkan bahan rumusan kebijaksanaan penentuan arah, strategi dan sasaran pengembangan yang jelas.
Ketiga
:
Penyusunan
program
dan
rencana
kegiatan
tentang
pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan mencakup berbagai urusan yang telah menjadi wewenang Daerah.
117
Keempat
:
Penyelenggaraan
urusan
berdasarkan
skala
prioritas
pengembangan baik fisik maupun non fisik dengan didukung suatu upaya tindakan promosi yang efektif. Kelima
:
Perluasan
hubungan
jaringan
kemitraan
yang
bersifat
Interkoneksitas dan saling menguntungkan.
Dengan meletakkan dasar atas tahapan kegiatan, diharapkan dapat memberikan arahan yang jelas dalam upaya pengembangan potensi Kepariwisataan di Kabupaten Gowa. Bila pembangunan pariwisata budaya ini dapat segera dilakukan dengan terarah dan berkesinambungan, maka kelestarian budaya, inovasi dan kreativitas budaya, kerukunan antar budaya, lapangan pekerjaan, pemasukan terhadap pendapatan daerah dan devisa negara adalah sumbangan penting yang dapat diberikan oleh bidang pariwisata di masa mendatang.
7.3. Tujuan dan Sasaran Strategik Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Secara kolektif, tujuan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggambarkan arah strategik organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Berdasarkan hal tersebut di atas maka rencana strategis pengembangan pengelolaan pariwisata Kabupaten Gowa, didasarkan atas segenap misi yang harus diemban oleh program pengembangan yang dilakukan sampai dengan tahun 2015 seperti yang telah ditetapkan di atas diarahkan untuk mewujudkan tujuan sebagai berikut:
118
-
Optimalnya
fungsi
berkesinambungan
pengawasan terhadap
yang
pengembangan
dilakukan dan
secara
pengendalian
pembangunan pariwisata di Kabupaten Gowa. -
Berkembangnya jaringan kemitraan dalam berbagai kepentingan dengan mengedepankan kepentingan masyarakat.
-
Meningkatnya jumlah arus kunjungan wisata sehingga berimplikasi terhadap tumbuhnya sektor informal yang dapat menjadi potensi rill bagi daerah.
-
Tercapainya keterpaduan program yang dapat saling bersinergi dalam rangka proses akselerasi pembangunan di Kabupaten Gowa
-
Meningkatnya Pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, ditempuh dengan cara menetapkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Program ini merupakan penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan. Sedangkan kegiatan operasional merupakan penjabaran dari program. Penjabaran program dan kegiatan ini memiliki tingkat kerincian yang disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana diuraikan dalam kebijakan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa menetapkan tujuan dan sasaran strategik berdasarakan visi dan misi yang akan dicapai dalam jangka waktu satu sampai lima tahun ke depan. Adapun program,
119
kegiatan, tujuan dan sasaran strategik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel (08) sebagai berikut: Program Kegiatan Tujuan - Peningkatan - Pendidikan dan Pelatihan Formal - Meningkatkan Kapasitas sumber kualitas SDM daya aparatur - Peningkatan - Penyusunan Laporan Capaian - Meningkatkan Pengembangan Kinerja dan Ikhtisar Realisasi sistem Sistem Pelaporan Kinerja SKPD pelaporan Capaian Kinerja capaian dan dan Keuangan keuangan - Pengembangan - Peningkatan Pemanfaatan - Meningkatkan Pemasaran Teknologi Informasi dalam promosi Pariwisata Pemasaran Pariwisata pariwisata - Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata - Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di dalam & luar negeri - Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu - Pengelolaan - Pengembangan Kebudayaan dan - Meningkatkan Kekayaan Pariwisata pengetahuan Budaya seni dan budaya - Pengelolaan - Pengembangan Kesenian dan - Meningkatkan Keragaman Budaya Daerah pengetahuan Budaya Daerah seni dan budaya - Pengembangan - Pengembangan Pembangunan - Meningkatkan Destinasi Sarana dan Prasarana objek dan daya Pariwisata Pariwisata tarik wisata - Pengembangan Daerah Tujuan Wisata - Program - Pengembangan SDM di bidang - Meningkatkan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata kemitraan Kemitraan Bekerja Sama dengan lembaga dengan pelaku lainnya pariwisata
Sasaran - Tersedianya pelayanan prima bagi aparatur - Tersedianya laporan keuangan
- Tersedianya informasi pariwisata
- Tersedianya sarana dan prasarana kebudayaan - Tersedianya sarana dan prasarana kebudayaan - Tersedianya sarana dan prasarana objek wisata - Terbinanya para pelaku wisata
Sumber Data: Renja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
Untuk memudahkan proses pengukuran dan penilaian terhadap keseluruhan kinerja kebijakan dan program-program pengembangan yang dilakukan, maka dibuat rumusan kualitatif terhadap tujuan berdasarkan skala waktu, wilayah capaian, maupun Implikasinya sebagai berikut: 1)
Sasaran jangka pendek (2005-2010) Sasaran jangka pendek yang akan dicapai dalam kurun waktu
tersebut di atas oleh Keseluruhan kebijakan dan program pengembangan
120
yang dilakukan adalah tercapainya pembenahan terhadap potensi objek wisata Kabupaten Gowa dimana tolak ukurnya adalah: a.
Tersedianya diversifikasi produk wisata yang berorientasi pasar
b.
Tersedianya sarana dan prasarana pariwisata yang sesuai terhadap kebutuhan pelayanan yang berorientasi user costumer.
c.
Meningkatnya kemampuan daya serap kunjungan terhadap obyekobyek yang dimiliki.
d.
Adanya obyek unggulan yang menjadi mascot wisata Kabupaten Gowa (Jembatan Kambara Sultan Hasanuddin dan Syech Yusuf).
2)
Sasaran Jangka Panjang (2005-2025) Dalam jangka panjang, yang akan dicapai dalam kurun waktu
tersebut diatas oleh keseluruhan kebijakan dan program pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan lanjutan terhadap apa-apa yang dicapai dalam sasaran jangka pendek yang indikatornya antara lain: a.
Meningkatnya jumlah arus kunjungan wisata Kabupaten Gowa.
b.
Tumbuh kembangnya gairah kepariwisataan daerah.
c.
Meningkatnya
peranan
pariwisata
terhadap
usaha
pencepatan
pembangunan daerah. d.
Semakin terarahnya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Gowa.
3)
Program dan Kegiatan Adapun program yang akan di implementasi sesuai RENSTRA 2006-
2010 adalah sebagai berikut:
121
a)
Program Kegiatan Sektor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa Tahun 2006-2010 1)
Program pemulihan Kebudayaan
2)
Program
perencanaan
dan
pengembangan
kawasan
wisata
andalan 3)
Program penataan dan pengembangan wisata lingkungan dan wisata budaya pada kawasan wisata andalan
4)
Program pembinaan sumber daya manusia
5)
Program
pembinaan
kemitraan
dengan
usaha
pariwisata,
perhimpunan profesi di bidang pariwisata dan kebudayaan serta Non Government Organization (NGO) lainnya 6)
Program pemetaan kebudayaan dan kepariwisataan
7)
Analisa pasar wisata
8)
Promosi Seni budaya dan pariwisata
Secara garis besar program-program tersebut di atas akan tercantum dalam Rencana Program SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa sebagai berikut: 1)
Program Peningkatan Kemampuan dan Daya Dukung Wisata
2)
Program Pengembangan Destinasi Wisata
3)
Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya
4)
Program Pengembangan Kemitraan
5)
Program Pengembangan Pemasaran
122
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2006 hingga 2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel (10) berikut: Tahun
Kegiatan 1. Penyusunan jenis kegiatan dan atraksi wisata Unggulan pada kawasan wisata andalan 2. Promosi seni budaya dan pariwisata 3. Pemetaan kebudayaan dan pariwisata 4. Penataan obyek dan atraksi wisata pada kawasan wisata andalan 5. Penyusunan muatan lokal pelajaran kebudayaan dan 2006 kepariwisataan 6. Pameran investasi Kebudayaan dan Pariwisata 7. Stimulasi fasilitas Kebudayaan dan Pariwisata 8. Penyusunan standarnisasi pengembangan obyek dan atraksi wisata serta seni budaya 9. Sosialisasi kebudayaan dan Pariwisata melalui lawung budaya pedesaan 1. Penataan jenis kegiatan wisata, atraksi Unggulan pada kawasan wisata andalan 2. Promosi seni budaya dan pariwisata 3. Sosialisasi Kesenian tradisional dan Pariwisata melalui Atraksi kesenian dan Pameran Pariwisata 4. Penyediaan sarana pembelajaran muatan lokal Pariwisata Seni dan 2007 Budaya 5. Penyusunan kriteria investasi di bidang kebudayaan dan pariwisata 6. Penyediaan bahan promosi seni budaya dan Pariwisata 7. Penyedian sarana dan prasarana wisata yang representatif 8. Penyediaan destinasi wisata yang menjadi daya tarik untuk berkunjung ke Kabupaten Gowa 1. Promosi seni budaya dan pariwisata 2. Penyusunan rencana induk pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Gowa 3. Sosialisasi seni budaya dan pariwisata dalam atraksi budaya dan 2008 pameran 4. Stimulasi fasilitas pada beberapa obyek wisata binaan 5. Kabupaten Gowa sebagai salah satu bekas kerajaan masa lampau, menjadi tuan rumah Festival Keraton Nusantara se-Indonesia yang ke-6 1. Promosi seni budaya dan pariwisata 2. Penyediaan bahan promosi kebudayaan dan pariwisata 2009 3. Penyuluhan masyarakat sadar budaya dan pariwisata 4. Pekan Seni Budaya dan pariwisata 1. Promosi seni budaya dan pariwisata 2. Penyediaan bahan promosi kebudayaan dan pariwisata 2010 3. Penyuluhan masyarakat sadar budaya dan pariwisata 4. Pekan Seni Budaya dan pariwisata Sumber Data: (RENSTRA) 2006-2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
123
Adapun program atau kegiatan prioritas Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa dapat dilihat pada matriks seperti pada lampiran tabel Matriks Program Kegiatan Prioritas Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Gowa Tahun
2010.
Maka
berdasarkan uraian di atas maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa telah menetapkan program kegiatan Sektor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa Tahun 2006-2010.
7.4. Anggaran dan Prosedur Kerja a)
Anggaran Penganggaran
sangat
penting
bagi
suatu
organisasi
dalam
mengaktualisasikan perencanaan. Penyusunan anggaran merupakan alokasi sumber-sumber yang dibuat secara terencana mengenai bermacam-macam hal yang yang akan dilakukan pada masa yang akan datang
yang
didasarkan
pada
variabel-variabel
penting
yang
mengaitkan antara penerimaan-penerimaan yang diperkirakan dengan pengeluaran-pengeluaran yang direncanakan oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Anggaran ini bertujuan sebagai alat bagi tanggung jawab, terutama keluar (external accountability), sebagai alat informasi untuk kebutuhan di dalam organisasi, sebagai alat bantu terselenggaranya program dan proyek yang lebih berhasil, menetapkan pendapatan dan pengeluaran, membantu dalam perumusan kelayakan dan perencanaan, pengesahan (authorizing) pengeluaran-pengeluaran di masa yang akan datang,
124
menyediakan /membentuk dasar bagi pengendalian pendapatan dan pengeluaran, memotivasi manajer dan pegawai, mengkoordinasikan berbagai kegiatan dengan tujuan yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Adapun rincian anggaran Sektor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa Tahun 2006-2010 seperti terlampir pada Tabel Matriks Program Lima Tahunan SKPD
b)
Prosedur (Indikator Kinerja) Dalam pengukuran capaian kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang didasarkan pada PP nomor 108 tahun 2000 ditetapkan dengan indikator kinerja yakni masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Indikator kinerja masukan yang digunakan adalah dana dengan satuan rupiah dan tenaga kerja SDM dengan satuan orang. Indikator keluaran yang diguanakan bervariasi, tergantung pada jenis sasaran yang ditetapkan seperti jumlah rancangan yang dihasilkan, laporan hasil evaluasi dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa telah menetapkan prosedur yang secara khusus merinci berbagai aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program yang telah ditetapkan sebelumnya dalam Rencana Program SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa.
125
7.5. Monitoring dan Evaluasi Program Peranan
program/kegiatan
dalam
rangka
peningkatan
kinerja
perencanaan pembangunan yang dibarengi adanya penilaian atau evaluasi terhadap pelaksanaan program/kegiatan dan hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam proses penyusunan
program/kegiatan pada tahun yang akan datang, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi tentang pelaksanaan program/kegiatan yang lalu dan sekaligus juga mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan
program
kegiatan
tersebut
dan
sebagai
bahan
pertimbangan dalam proses penyusunan program/kegiatan berikutnya sehingga
dapat
ketidakefisienan
menunjang program
pengendalian
perencanaan
di
dan Dinas
untuk
memperkecil
Kebudayaan
dan
Pariwisata. Tahapan evaluasi ini adalah merupakan tindak lanjut dari manajemen pembangunan dalam menilai atau melihat pelaksanaan program/kegiatan pembangunan selama tahun anggaran sesuai dengan fungsi dan tugas pokok dari masing-masing bidang dan sekretariat lingkup Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa.
a)
Capaian Kinerja Sasaran Strategik Pengukuran capaian kinerja yang dilakukan dalam melihat keberhasilan program adalah dengan membandingkan capaian kinerja nyata selama tahun anggaran, dengan kinerja yang direncanakan pada tahun anggaran yang sama dan perbandingan dengan capaian kinerja pada tahun sebelumnya, apakah terdapat indikasi peningkatan mutu
126
kinerja atau sebaliknya yang dituangkan dalam LAKIP (Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah). Hal ini merupakan prasyarat mutlak bagi setiap pemerintahan dalam upaya pembenahan dan pemantapan program dan kegiatan dimana diperlukan persiapan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban yang tepat dan transparan.
b)
Pencapaian Kinerja Tahunan Renja SKPD mempunyai fungsi yang sangat fundamental dalam sistem perencanaan daerah, karena dokumen ini berhubungan langsung dengan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kualitas Renja SKPD akan sangat menentukan kualitas pelayanan SKPD yang dapat diberikan kepada
masyarakat
penggunanya.
Dengan
demikian,
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa telah memberikan perhatian penting pada kualitas proses penyusunan dokumen Renja SKPD dan proses ini diikuti pula dengan pemantauan, evaluasi dan review berkala atas implementasinya. Dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan 1 (satu) tahunan di tingkat SKPD, maka Renja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata disusun dengan mengacu kepada rancangan awal RKPD Kabupaten Gowa dan berpedoman kepada Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa Tahun 2005-2010. Oleh karenanya, Renja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini merupakan penjabaran dari Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang disusun berdasarkan
127
evaluasi pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun sebelumnya.
c)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan
Asli
Daerah
yang
bersumber
dari
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa adalah : 1.
Pajak Hotel dan Restoran/Rumah Makan
2.
Retribusi Izin Usaha Kepariwisataan
3.
Retribusi Obyek Wisata Untuk melihat perbandingan dan peningkatan Pendapatan Asli
Daerah selama 8 (delapan) tahun terakhir dapat diperhatikan tabel berikut ini: Tabel Rekapitulasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sektor Pariwisata No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Penerimaan (Rp.) 73.768.500 101.284.500 124.164.554 137,531,585 137.770.126 165.670.531 187,188,325 211,224,000 213,362,697
Data: Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2008 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa (Lampiran Realisasi PAD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa)
Hal di atas dijelaskan oleh Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan, Andi Baso Makkulau, yang menyatakan bahwa: Pada tahun 2008 sektor pariwisata menghasilkan PAD sebesar Rp. 213,362,697. Selama program dilakukan dengan efisien dan tepat sasaran, penambahan anggaran promosi tentu dapat menambah kunjungan wisatawan dan PAD ke Kabupaten Gowa
128
Dari tabel di atas nampak bahwa sejak tahun 2000 hingga tahun 2008 peningkatan PAD meningkat sekitar 290% dari Rp. 73.768.500, menjadi Rp. 213,362,697. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan diagram 01 berikut ini: 25000000 20000000 15000000 10000000 50000000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Data: Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2008 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa
Hal tersebut di atas sesuai dengan yang di ungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs. Rimba Alam A.Pangerang, M.Si., yang menyatakan bahwa: “Pertumbuhan sektor pariwisata di Kabupaten Gowa pada tiga tahun mendatang akan meningkat tajam, sehingga sektor ini tetap menjadi primadona pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemerintah daerah Kabupaten Gowa. Ditambah lagi, dengan adanya event-event dalam program pengembangan pariwisata daerah yang tentunya berdampak positif bagi peningkatan dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gowa.”
129
REALISASI PENERIMAAN PAD DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN GOWA TAHUN ANGGARAN
2003
2004
2005
NO OBYEK PAJAK/RETRIBUSI
TARGET
REALISASI
PERSEN
TARGET
REALISASI
PERSEN
TARGET
REALISASI
PERSEN
1
Pajak Hotel
Rp 30,525,000
Rp 38,237,900
125.27
Rp 39,000,000
Rp
41,561,936
106.57
Rp 40,000,000
Rp 57,201,031
143.00
2
Pajak Restoran
Rp 54,805,000
Rp 57,643,685
105.18
Rp 68,990,000
Rp
58,138,190
84.27
Rp 68,000,000
Rp 69,339,500
101.97
3
Ret. Tempat Penginapan/hiburan
Rp
5,000,000
Rp
2,775,000
55.50
Rp
2,000,000
Rp
2,770,000
138.50
Rp
2,000,000
Rp
3,930,000
196.50
4
Ret. Izin Usaha Kepariwisataan
Rp
5,000,000
Rp
2,775,000
55.50
Rp
5,000,000
Rp
1,500,000
30.00
Rp
5,000,000
Rp
600,000
12.00
5
Ret. Air Terjun Takapala
Rp 16,500,000
Rp 11,400,000
69.09
Rp 15,000,000
Rp
9,600,000
64.00
Rp 12,000,000
Rp 11,400,000
95.00
6
Ret. Hutan Wisata Malino
Rp 11,000,000
Rp
5,100,000
46.36
Rp
9,000,000
Rp
4,000,000
44.44
Rp
9,000,000
Rp
3,400,000
37.78
7
Ret. Kolam Renang Salewangan
Rp
Rp
400,000
11.43
Rp
2,500,000
Rp
0.00
Rp
3,500,000
Rp
3,600,000
102.86
8
Ret. Tempat Rekreasi Bili-Bili
Rp 15,000,000
Rp 13,000,000
86.67
Rp 16,500,000
Rp
13,400,000
81.21
Rp 16,500,000
Rp
9,000,000
54.55
50.00
Rp
2,000,000
Rp
1,000,000
50.00
Rp
2,000,000
Rp
0.00
Rp
750,000
Rp
5,200,000
416.00
Rp
5,000,000
Rp
Rp
7,000,000
Rp
Rp 137,531,585
94.63
3,500,000
9
Ret. Air Panas Pencong
Rp
2,000,000
Rp
10
Ret. Museum Balla Lompoa
Rp
750,000
Rp
11
Ret. Makam Syekh Yusuf
Rp
1,250,000
Rp
Jumlah
Rp 145,330,000
TAHUN ANGGARAN
1,000,000 -
Rp 165,740,000
2006
-
-
-
0.00
0.00
5,800,000
116.00
Rp 137,770,126
83.12
Rp 165,000,000
2007
7,200,000
Rp 165,670,531
102.86 100.41
2008
NO OBYEK PAJAK/RETRIBUSI
TARGET
REALISASI
PERSEN
TARGET
REALISASI
PERSEN
TARGET
REALISASI
PERSEN
126.66
Rp 51,192,000
Rp 59,542,115
116.31
Rp 51,192,000
Rp 58,279,565
113.85
97.62
Rp 76,032,000
Rp 78,026,602
102.62
Rp 76,032,000
Rp 96,098,132
126.39
Rp
Rp
8,410,000
120.14
Rp
Rp
8,510,000
121.57
100.00
1
Pajak Hotel
Rp 49,000,000
Rp 62,065,675
2
Pajak Restoran
Rp 76,000,000
Rp 74,192,650
3
Pajak Hiburan
Rp
3,640,000
Rp
5,830,000
160.16
4
Ret. Tempat Penginapan
Rp 20,000,000
Rp 20,000,000
Rp 20,000,000
Rp 18,500,000
92.50
5
Ret. Izin Usaha Kepariwisataan
Rp
4,360,000
Rp
3,100,000
71.10
Rp
3,000,000
Rp
2,775,000
92.50
Rp
3,000,000
Rp
1,975,000
65.83
6
Ret. Air Terjun Takapala
Rp 12,000,000
Rp 11,800,000
98.33
Rp 12,000,000
Rp
8,400,000
70.00
Rp 12,000,000
Rp
9,200,000
76.67
7
Ret. Hutan Wisata Malino
Rp
7,000,000
Rp
5,000,000
71.43
Rp
9,000,000
Rp
7,800,000
86.67
Rp
9,000,000
Rp
2,000,000
22.22
8
Ret. Kolam Renang Salewangan
Rp
5,000,000
Rp
5,200,000
104.00
Rp
5,000,000
Rp
Rp
6,000,000
Rp
9
Ret. Tempat Rekreasi Bili-Bili
Rp 17,000,000
Rp 12,200,000
71.76
10
Ret. Air Panas Pencong
Rp
2,000,000
Rp
600,000
30.00
11
Ret. Makam Syekh Yusuf
Rp 11,000,000
Rp
7,200,000
Jumlah
Rp 187,000,000
Rp 187,188,325
7,000,000
7,000,000
5,000,000
100.00
Rp 17,000,000
Rp 11,800,000
69.41
1,800,000
30.00
Rp 15,000,000
Rp 12,000,000
80.00
65.45
Rp 11,000,000
Rp
9,500,000
86.36
Rp
2,000,000
Rp
Rp 10,000,000
Rp
5,000,000
50.00
100.10
Rp 211,224,000
Rp 211,253,717
100.01
Rp 211,224,000
Rp 213,362,697
101.01
-
0.00
130
TAHUN ANGGARAN
BULAN JANUARI S/D JULI 2009
BULAN JANUARI S/D SEPTEMBER 2009
NO OBYEK PAJAK/RETRIBUSI
TARGET
REALISASI
PERSEN
TARGET
REALISASI
PERSEN
1
Pajak Hotel
Rp 51,192,000
Rp 30,593,265
59.76
Rp 51,192,000
Rp 46,844,040
91.51
2
Pajak Restoran
Rp 76,032,000
Rp 55,345,195
72.79
Rp 76,032,000
Rp 71,668,120
94.26
3
Pajak Hiburan
Rp
7,000,000
Rp
3,025,000
43.21
Rp
7,000,000
Rp
7,900,000
112.86
4
Ret. Tempat Penginapan
Rp 20,000,000
Rp
3,000,000
15.00
Rp 20,000,000
Rp
6,500,000
32.50
5
Ret. Izin Usaha Kepariwisataan
Rp
3,000,000
Rp
750,000
25.00
Rp
3,000,000
Rp
850,000
28.33
6
Ret. Air Terjun Takapala
Rp 12,000,000
Rp
4,200,000
35.00
Rp 12,000,000
Rp
6,800,000
56.67
7
Ret. Hutan Wisata Malino
Rp
9,000,000
Rp
4,000,000
44.44
Rp
9,000,000
Rp
6,000,000
66.67
8
Ret. Kolam Renang Salewangan
Rp
6,000,000
Rp
4,800,000
80.00
Rp
6,000,000
Rp
6,200,000
103.33
9
Ret. Tempat Rekreasi Bili-Bili
Rp 15,000,000
Rp
4,000,000
26.67
Rp 15,000,000
Rp
4,800,000
32.00
10
Ret. Makam Syekh Yusuf
Rp 10,000,000
Rp
6,100,000
61.00
Rp 10,000,000
Rp
7,400,000
74.00
11
Ret. Air Panas Pencong
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
Rp 211,224,000
2,000,000
-
Rp 115,813,460
0.00 54.83
2,000,000
Rp 211,224,000
-
Rp 164,962,160
0.00 78.10
131
Dari diagram di atas, maka penerimaan PAD dari sektor pariwisata menunjukkan adanya dinamisasi dari tahun ke tahun. Adapun upaya-upaya
yang
dilakukan
pemerintah
untuk
meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah adalah: a.
Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah.
b.
Peningkatan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah.
c.
Peningkatan pendapatan asli daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi.
d.
Peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan, dan kecepatan pelayanan.
e.
Pemberian biaya pemungutan pajak dan retribusi paling tinggi 5 persen dari realisasi penerimaan pajak sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
f.
Peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektivitas dan efisiensi.
g.
Peningkatan dan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan.
Adapun langkah perencanaan strategis pada Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Gowa secara garis besar dapat dilihat pada tabel 09
sebagai berikut:
132