BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Kota Selatan Pertama kali dibangunnya Kantor Camat Kota Selatan yang baru yaitu pada bulan Maret 2004. Sebelum kantor Camat Kota Selatan yang baru telah selesai dibangun yaitu tepatnya pada bulan Juli 2004 barulah pindah ke Kantor yang baru. Setelah itu Bapak Camat Kota Selatan mengadakan Doa Syukuran yang dilaksanakan oleh para Pemangku Adat. Disamping itu pula Kantor Camat Kota Selatan diapit oleh 2 kantor yaitu Kantor Kepolisian Sektor Kota Selatan (Kapolsekta
Gorontalo
Selatan),
Kantor
Komando
Rayon
Militer
1304.02/Koramil Kota Selatan yang sekarang Kantor Tersebut sudah ditempati oleh Badan Narkotika Kota Gorontalo. Dengan adanya 2 (dua) kantor tersebut tentunya memudahkan untuk saling koordinasi antar Instansi baik dalam hubungan Kriminalitas penduduk maupun pemakaian obat-obat terlarang.1 Wilayah Kecamatan Kota Selatan merupakan salah satu bagian wilayah Kota Gorontalo yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala daerah Tk.I Sulawesi Utara No. 101 tanggal 30 Juni 1961. Pada tanggal 11 Agustus 2003 dimekarkan menjadi dua (2) Kecamatan yaitu Kecamatan Kota
1
Sejarah berdirinya Kantor Camat Kota Selatan yang ditulis dalam arsip Kecamatan tahun 2012.
29
Selatan dan Kecamatan Kota Timur yang sampai saat ini telah dipimpin oleh 18 Camat. Adapun nama Camat yang pernah menjabat di Kecamatan Kota Selatan dari tahun 1952 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut : 1.
JACOB IBRAHIM
1952 – 1973
2.
KADIR OTTO NAKI, BA
1973 – 1977
3.
Drs. SJAHRANI RAUF
1977 – 1979
4.
NICO RAHIM
1979 -1982
5.
SUGANDA VAN GOBEL, BA
1982 – 1985
6.
ISMAIL ASSAGAF, BA
1985 – 1989
7.
Drs. MOH ABDULLAH
1989 – 1993
8.
Drs. HAMDAN DATUNSOLANG
1993 – 1995
9.
Drs. ABDULLAH PANEO
1995 – 1998
10. Drs. RANIS LUWITI
1998 – 2000
11. Drs. M NADJAMUDIN
2000 – 2001
12. ZAINUDDIN RAHIM, S.Sos
2001 – 2002
13. Drs. DEDY KADULLAH
2002 – 2003
14. Drs. NGADI HASAN, M.sc
2003 – 2005
15. Ir. ROY BAU
2005 – 2007
16. Ir. RUSTAM RAHMAN,M.si
2007 – 2008
17. EFFENDI SJ. RAUF, S.Sos
2008 – 2009
18. Drs. SYAMSUDIN IBRAHIM
2009 – 2012
30
19. Drs. Hi. IKSAN HAKIM, M.Si
2012 – 2013
20. RIDWAN AKASSE, SE, M.Si
2013 s.d Sekarang
Adapun Letak Geografis Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo yaitu luas wilayah Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo 14,39 km2 yang secara geografis terletak pada 1° lintang utara 123° bujur timur dengan luas per Kelurahan sebagai berikut :
No 1. 2. 3. 4. 5.
Luas (Km2)
Kelurahan Biawao Biawu Limba U.I Limba U.II Limba B
0,39 0,62 0,48 0,81 1,12
Disamping itu pula batas-batas Wilayah Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo yaitu : -
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kota tengah.
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Timur.
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Hulonthalangi.
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Barat.
4.1.2 Keadaan Demografi Kecamatan Kota Selatan Wilayah Kecamatan Kota Selatan dibagai dalam 5 (lima) Kelurahan dengan total Jumlah Penduduk per Jenis Kelamin yaitu Laki-laki = 7556 Jiwa dan Perempuan = 6221 jiwa sehingga total jumlah penduduk yaitu = 13.777 jiwa yang terbagi dalam 5 kelurahan. Selain itu Kecamatan Kota Selatan memiliki RT/RW
31
yang berjumlah RT = 40 dan RW = 16 dari total kelurahan yang ada di Kota Selatan. Lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 1 dan 2 di bawah ini : Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Selatan Sub Indikator
Kelurahan Jumlah Biawao
Biawu
Limba UI
LimbaU.II Limba B
Jumlah Penduduk
2.087
3.151
4.554
5.515
5.218
20.525
Jumlah KK
616
903
2.554
1.583
1.455
7.111
952
1.327
4.766
4.491
4.865
17.282
2.083
2.523
8.635
Memiliki 472 792 1.223 KK Jumlah 1.774 2.665 3.487 Wajib KTP Memiliki 897 1.523 1.609 KTP Sumber : Kantor Camat Kota Selatan
Tabel 2. Jumlah RT/RW di Kota Selatan Kelurahan Sub Indikator Biawao Biawu Limba UI LimbaU.II Limba B
Jumlah
RT
4
6
10
12
8
40
RW
2
2
4
5
3
16
Sumber : Kantor Camat Kota Selatan 2012 Tabel 3. Penduduk Menurut Kelompok Umur
Sub Indikator
Kelurahan Jumlah Biawao
Biawu
Limba UI
Limba U.II
Limba B
0–4
106
259
282
399
539
1585
5–9
172
303
306
438
579
1798
32
10 – 14
112
254
315
449
440
1570
15 – 19
127
247
286
566
504
1730
20 – 24
184
234
326
568
588
1900
25 – 29
-
-
-
-
-
-
30 – 34
170
279
311
448
540
1748
35 – 39
169
216
305
469
472
1631
40 – 44
151
233
239
412
467
1502
45 – 49
108
174
276
419
318
1295
50 – 54
90
125
177
308
329
1029
55 – 59
79
118
150
281
236
864
60 Keatas
129
195
525
358
388
1595
Sumber : Kantor Camat Kota Selatan 2012
Tabel 4. Pemilih di Kota Selatan Sub Indikator
Kelurahan Jumlah Biawao
Biawu
Limba UI
Jumlah 1.624 2.502 3.470 Pemilih Sumber : Kantor Camat Kota Selatan 2012
Limba U.II
Limba B
4.104
4.778
16.478
4.1.3 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kecamatan Kota Selatan sudah memiliki beberapa sarana pendidikan seperti TK, PAUD, SD, SLTP, SLTA, Lembaga Pendidikan Agama, Kursus, dan Perguruan Tinggi. Sarana ini sangat penting bagi masyarakat yang ada di Kota
33
Selatan. Dengan adanya sarana ini, masyarakat lebih mudah menjangkau pendidikan. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 5. Penduduk wajib belajar 9 tahun dan angka putus sekolah Kelurahan Sub Indikator Biawao
Biawu
Limba U.I
Limba U.II
Limba B
Jumlah penduduk usia 7-15 tahun
198
95
266
519
620
Jumlah penduduk usia 7-15 tahun masih sekolah
106
334
215
20
11
Jumlah penduduk usia 7-15 tahun putus sekolah
42
33
47
23
21
\
Sumber : Kantor Camat Kota Selatan 2012
Tabel 6. Tingkat pendidikan penduduk usia 15 tahun ke atas Kelurahan
Sub Indikator Jumlah Penduduk Buta huruf Jumlah penduduk tidak tamat SD/Sederajat Jumlah penduduk tamat SD/Sederajat Jumlah Penduduk tidak tamat SLTP/Sederajat Jumlah Penduduk tamat SLTP/Sederajat Jumlah Penduduk tidak tamat SLTA/Sederajat
Biawao
Biawu
Limba U.I
Limba U.II
Limba B
-
-
-
-
-
276
36
250
95
63
279
539
413
64
70
-
-
-
-
-
320
451
330
105
525
-
-
-
-
-
34
Jumlah Penduduk tamat SLTA/Sederajat
213
894
1050
170
1551
Jumlah penduduk tamat D-1
-
-
-
-
-
Jumlah penduduk tamat D-2
-
-
-
-
-
Jumlah penduduk tamat D-3
243
19
302
7
10
Jumlah penduduk tamat S-1
93
112
177
113
554
Jumlah penduduk tamat S-2
-
-
-
-
-
Jumlah penduduk tamat S-3
-
-
-
-
-
Sumber : Kantor Camat Kota Selatan 2012
Tabel 7. Prasarana Pendidikan Kelurahan Sub Indikator Biawao
Biawu
Limba B
Limba U I
Limba UII
TK
1
2
2
1
5
PAUD
1
2
-
1
2
SD/Sederajat
2
2
2
3
3
SLTP/Sederajat
2
-
2
1
3
SLTA/Sederajat
-
-
1
2
3
-
2
4
-
5
3
1
2
3
Jumlah lembaga 2 pendidikan agama Lembaga pendidikan lain 1 (kursus/sejenisnya) Jumlah Perguruan Tinggi Sumber : Kantor Camat Kota Selatan 2012 35
4.1.4 Berdasarkan Agama Dari total jumlah penduduk beragam pula jenis agama yang meliputi Agama Islam, Kristen Kholik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha, sekalipun beragam agama dapat terjalin kerukunan antar umat beragama sehingga sampai dengan saat ini tidak ada konflik antar umat beragama. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8. Penduduk menurut agama Kelurahan Sub Indikator
Biawao
Biawu
Limba U.I P
P
L
P
Islam
379
300
1503
1485
Kristen
190
209
-
-
25
52
33
74
211
227
Katholik
143
185
01
01
18
09
38
77
117
121
Hindu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Budha
143
158
06
10
20
18
32
64
86
97
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1537 1765
L
Limba B
L
Khonghucu
L
Limba U.II P
L
1392 1300
2489 2708
Sumber : Kantor Camat Kota Selatan
Tabel 9. Prasarana peribadatan Kelurahan Sub Indikator
Biawao
Biawu
Limba B
Limba U1
Limba U2
Jumlah Masjid
3
3
11
6
7
Jumlah Mushola
-
-
-
-
-
Jumlah Gereja Kristen Protestan
4
-
-
-
-
Jumlah Wihara
1
-
-
-
-
Jumlah Pura
-
-
-
-
-
36
P
Jumlah Klenteng
1
-
-
-
-
Jumlah Imam Masjid
3
3
11
6
7
Sumber : Kantor Camat Kota Selatan
Tabel 10. Prasarana pendidikan keagamaan Kelurahan Sub Indikator
Biawao
Biawu
Limba B
Limba U1
Limba U2
Jumlah Kelompok Tadarus
2
6
7
1
2
Jumlah Majelis Ta’lim
2
6
1
1
4
Jumlah TPA/TPQ
2
3
5
2
4
Jumlah Santri
350
263
484
102
270
Jumlah Guru Ngaji / Instruktur
24
16
32
7
12
4.1.5 Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Kota Selatan mayoritas mata pencaharian yaitu perdagangan sehingga tidak dipungkiri bahwa wilayah Kecamatan Kota Selatan memiliki pusat perdagangan / perbelanjaan yang ditandai dengan bangunan Pertokoan serta Pasar Sentral yang menunjang peningkatan Ekonomi Masyarakat. Tabel 11. Mata pencaharian Kelurahan Sub Indikator Biawao
Biawu
Limba B
Limba U.I
Limba U.II
-
-
-
-
-
Pegawai Negeri Sipil
83
83
362
82
134
Pedagang Keliling
437
73
260
257
44
-
-
1
-
2
Petani
Nelayan
37
Montir
-
-
-
-
-
Dokter
-
8
2
9
4
Buruh
126
6
-
4
3
Karyawan Swasta
103
44
515
73
57
Pembantu Rumah Tangga
-
-
-
-
-
TNI
1
1
-
1
5
POLRI
3
7
6
5
4
Pensiunan
-
41
362
108
134
Dukun Kampung
2
2
2
1
2
Dosen
-
-
-
-
-
Seniman
-
-
-
-
-
Pengacara
1
1
-
2
1
Sumber : Kantor Camat Kota Selatan
Tabel 12. Usaha perdagangan Sub Indikator
Kelurahan Limba B Limba U1
Biawao
Biawu
Pasar Harian
-
-
-
-
-
Pasar Mingguan
-
-
-
-
-
Toko
214
-
100
59
45
Kios
-
73
46
42
30
Swalayan / Supermarket
2
-
-
2
2
Rumah Makan
10
17
-
45
30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Warung Makan / Minum Perbengkelan Kursi Rotan / Sejenisnya Sumber : Kantor Camat Kota Selatan
38
Limba U2
4.2
Pembahasan
4.2.1 Kondisi Politik Kota Gorontalo Kondisi politik di Kota Gorontalo cenderung stabil dan terkonsolidasi. Setidaknya hal ini dapat dilihat dari hasil 2 pemilihan umum terakhir, yaitu Pemilu 2004 dan Pemilu 2009. Pada Pemilihan Umum 2004, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo memiliki 25 kursi terdiri dari laki-laki = 20 Orang, perempuan = 5 orang yang ada pada 9 partai berbeda dan tersebar di 3 Daerah Pemilihan Kota Gorontalo. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 13. Jumlah perolehan kursi DPRD Kota Gorontalo berdasarkan partai politik dalam Pemilu 2004 PARTAI NO
NAMA CALON
L/P
POLITIK
DAPIL
1
Adhan Dambea
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 1
2
Nelly Marjun
P
Partai Golkar
Kota Gorontalo 1
3
Supardi Pujo
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 1
4
Hi. Nurdin Monoarfa
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
5
Yanti Siba, SH
P
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
6
I. Moes Hilipito, BA
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
7
Drs. Hi. Azhar Manopo
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
8
Hi. Alimin Dunggio
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
9
Hi. Erwin Rauf
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 3
10
Dra. Rusni Djafar
P
Partai Golkar
Kota Gorontalo 3
11
Farid Usman, S.Pd
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 3
12
Abdullatif Yunus
L
PPP
Kota Gorontalo 1
13
Fikram A. Z. Salilama
L
PPP
Kota Gorontalo 2
14
Sahlan Tapulu
L
PPP
Kota Gorontalo 3
39
15
Hj. Djahara Mauda
P
PAN
Kota Gorontalo 1
16
Hi. Feriyanto Mayulu
L
PAN
Kota Gorontalo 2
17
Ridwan Podungge, SH
L
PAN
Kota Gorontalo 3
18
Haman T. Abas
L
PBB
Kota Gorontalo 1
19
Ramly Djafar
L
PBB
Kota Gorontalo 2
20
Indrawanto Hasan
L
PPDK
Kota Gorontalo 2
21
Ir. Zulkarnain Dunda
L
PBR
Kota Gorontalo 2
22
Kisman Puluhulawa
L
PDIP
Kota Gorontalo 2
23
Asriyati Nadjamudin, S.Pd
P
PKS
Kota Gorontalo 2
24
Helmi Adam, S.Pd
L
PKS
Kota Gorontalo 3
25
Ike Djafar Kasim, SH
L
PKB
Kota Gorontalo 3
Sumber : KPU Kota Gorontalo Berdasarkan data di atas, perempuan yang berhasil masuk di DPRD hanya berasal dari 3 partai yakni Golkar, PAN dan PKS selebihnya diperoleh oleh lakilaki. Ini membuktikan bahwa kekuatan ke 3 partai ini masih sangat berpengaruh dalam perolehan suara. Perempuan di 3 partai ini mampu bersaing dengan lakilaki dalam memperoleh suara. Perempuan yang ada di partai lainnya juga bisa bersaing tetapi belum bisa melebihi perempuan yang ada di 3 partai tersebut. Sedangkan pada Pemilihan Umum 2009, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo memiliki 25 kursi terdiri dari laki-laki = 18 Orang, perempuan = 7 orang yang ada pada 7 partai berbeda dan tersebar di 3 Daerah Pemilihan Kota Gorontalo. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 14. Jumlah perolehan kursi DPRD Kota Gorontalo berdasarkan partai politik dalam Pemilu 2009
40
NO
NAMA CALON
L/P
PARTAI
DAPIL
POLITIK
1
Risman Taha
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 1
2
Totok Bachtiar, SE
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 1
3
Darlina Dihuma
P
Partai Golkar
Kota Gorontalo 1
4
Ir. Nixon Ahmad
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
5
Ramlah Bumulo, SH
P
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
6
Erwin S. Giasi, SE
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
7
Hi. Ramli Anwar
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 2
8
Oktarjon Ilahude
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 3
9
Hi. Erwin Rauf
L
Partai Golkar
Kota Gorontalo 3
10
Sri Rahmayanti Liputo
P
Partai Golkar
Kota Gorontalo 3
11
Hj. Djahara Mauda
P
PAN
Kota Gorontalo 1
12
Mohamad Ramdan Pakaya
L
PAN
Kota Gorontalo 2
13
Samsudin Umar
L
PAN
Kota Gorontalo 2
14
Ir. Hj. Ketty P. Mayulu
P
PAN
Kota Gorontalo 3
15
Erman Latjengke
L
DEMOKRAT
Kota Gorontalo 1
16
Jemmy Mamangkey
L
DEMOKRAT
Kota Gorontalo 2
17
Fatmawaty Syarief
P
DEMOKRAT
Kota Gorontalo 3
18
Dirtan Hunowu
L
PPP
Kota Gorontalo 1
19
Ir. Muhazir Abdullah
L
PPP
Kota Gorontalo 2
20
Mohamad Rifai Bakusu
L
PPP
Kota Gorontalo 3
21
Dr. Taufiqurrahman Latief
L
PKS
Kota Gorontalo 2
22
H. Darmawan Duming
L
PKS
Kota Gorontalo 3
23
Hi. Ariston Tilameo
L
PDIP
Kota Gorontalo 2
24
Hi. Alifuddin Djamal, SE
L
PDIP
Kota Gorontalo 3
25
H. Indrawanto Hasan
L
PDK
Kota Gorontalo 2
Sumber : KPU Kota Gorontalo
41
Di Tahun 2009 sama halnya dengan 2004. Akan tetapi ada sedikit perbedaan yakni wakil perempuan dari PKS tidak ada lagi yang muncul adalah partai Demokrat. Hal ini disebabkan partai Demokrat dinaungi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Walaupun partai ini masih baru tetapi mereka mampu bersaing dengan partai-partai lama yang memiliki pengaruh yang besar.
4.2.2 Kepemimpinan Perempuan Perempuan sebagai seorang pemimpin formal pada mulanya banyak yang meragukan mengingat penampilan perempuan yang berbeda dengan laki-laki, tetapi keraguan ini dapat diatasi dengan keterampilan dan prestasi yang dicapai. Di dalam kepemimpinan baik dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki memiliki tujuan yang sama hanya saja yang berbeda dilihat dari segi fisik semata. Pemimpin yang berada pada organisasi formal akan memiliki kekuasaan manajemen yang didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen pula, sehingga kekuasaan yang dimilikinya bersifat institusional dan tidak dihubungkan dengan sifat-sifat pribadi. Perempuan yang menjadi seorang pemimpin formal termasuk seorang wanita karier atau politisi yang akan banyak menghadapi berbagai tantangan, terutama berhubungan dengan posisi yang bersangkutan antara pekerjaan dan urusan rumah tangga. Kemampuan, ambisi, dan keberhasilan yang dicapai dengan tidak mengabaikan kedudukannya sebagai ibu rumah tangga, juga dapat bekerja sama dengan laki-laki.
42
Kepemimpinan perempuan dilihat dari bentuk kedewasaannya dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi, terutama sesuai dengan bidang yang dipimpinnya tanpa meninggalkan peran lainnya. Perempuan yang mampu dan bertindak sebagai pemimpin, memiliki sifat ganda baik sebagai perempuan yang feminin maupun memiliki kekuatan berupa tegas, tegar, dan keperkasaan dalam arti mampu mengambil keputusan yang tepat seperti halnya dilakukan laki-laki. Hal ini merupakan sifat yang diperlukan seorang pemimpin karena tanpa hal itu akan sulit dilaksanakan mengingat banyak pendapat bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Perempuan sebagai pemimpin tidak jarang menghadapi banyak hambatan yang berasal dari sikap budaya masyarakat yang keberatan, mengingat bahwa laki-laki berfungsi sebagai pelindung dan kepala keluarga. Begitu pula hambatan fisik perempuan yang dianggap tidak mampu melaksanakan tugas-tugas berat. Bagi perempuan yang memiliki pendidikan yang sesuai, telah memberi kesempatan kepada perempuan untuk berkarier sesuai dengan kemampuannya apalagi dengan kuatnya arus informasi yang diterima di rumah melalui televisi, radio, surat kabar ataupun majalah telah membuka cakrawala perempuan untuk berusaha seluas-luasnya. Kepemimpinan perempuan berfungsi sebagai mitra dari kepemimpinan laki-laki dan perempuan memiliki porsi yang jelas keikutsertaannya dalam pembangunan bangsa dan Negara. Lambat laun kedudukan dan kepemimpinan perempuan secara nyata akan sama dengan kaum laki-laki sehingga tidak ada lagi pemisahan gender.
43
Berdasarkan hasil penelitian Perempuan yang ada di dewan tidak sepenuhnya
pendapat
mereka
diterima.
Mereka
merealisasikan
aspirasi
perempuan sangatlah sulit. Ini dikarenakan keterwakilan perempuan masih sedikit di dewan. Perempuan belum sepenuhnya siap terjun dalam politik.
4.2.3 Perempuan dan Partai Politik Keberhasilan program pemerintah dan pembangunan yang dicita-citakan tergantung pada partisipasi seluruh masyarakat, sehingga semakin tinggi partisipasi masyarakat, maka akan semakin berhasil pencapaian tujuan pembangunan
yang
ingin
dicapai.
Setiap
masyarakat
sebagai
subyek
pembangunan tidak lepas dari peranan perempuan yang terlibat di dalamnya, sehingga partisipasi perempuan perlu untuk diperhitungkan. Perempuan memiliki peranan dalam pembangunan di bidang politik baik terlibat dalam kepartaian, legislatif, maupun dalam pemerintahan. Partisipasi perempuan dalam bidang politik ini tidaklah semata-mata hanya sekedar pelengkap saja melainkan harus berperan aktif di dalam pengambilan keputusan politik yang menyangkut kepentingan masyarakat. Hak suara perempuan memiliki kesejajaran dengan laki-laki dalam hal mengambil dan menentukan keputusan. Demikian juga ketika perempuan terlibat dalam pemilihan umum untuk memilih salah satu partai politik yang menjadi pilihannya, apalagi ia duduk sebagai pengurus dari salah satu partai. Kedudukan perempuan dalam politik tidak dapat dikesampingkan. Perempuan memiliki kemampuan dan kecerdasan yang sama dengan laki-laki.
44
Walaupun demikian, bahwa hak-hak politik yang dimiliki perempuan pada kenyataannya tidaklah sesuai yang diinginkan. Kenyataan bahwa perempuan yang duduk dalam badan-badan legislatif belum memadai, disebabkan oleh sistem pencalonan melalui daftar calon dimana perempuan dicantumkan di bagian bawah dari daftar. Walaupun ada juga beberapa partai yang mencantumkan nama calon perempuan di bagian atas, tetapi masih belum bisa menyaingi kenyataan bahwa kebanyakan laki-laki yang menempati posisi atas. Contohnya seperti pada salah satu kecamatan yang ada di Kota Gorontalo yakni kecamatan Kota Selatan yang menjadi lokasi penelitian ini. Dimana lebih banyak partai yang menempatkan perempuan di posisi bawah dibandingkan dengan partai yang memposisikan perempuan di bagian atas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 15. Daftar calon anggota DPRD 2014 daerah pemilihan Kota Selatan Nomor Urut Nama Partai
1
2
3
4
5
Partai NASDEM
L
L
L
Partai Kebangkitan Bangsa
L
P -
Partai Keadilan Sejahtera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
L L
P L L
P L P P
P -
Partai Golongan Karya
L
L
L P L
Partai Gerakan Indonesia Raya
P L L L
L
L
P
L L L
P P P L
Partai Demokrat Partai Amanat Nasional Partai Persatuan Pembangunan Partai Hati Nurani Rakyat Partai Bulan Bintang Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sumber : KPU Kota Gorontalo
45
P L L L
P L
P
L
P
P L L P P L P L
-
P L L
P
P
Berdasarkan data di atas penempatan posisi perempuan kebanyakan menempati posisi ke 3 dan ke 5. Hal ini sangatlah berpengaruh pada saat pemilihan nanti. Masyarakat lebih cenderung melihat posisi nomor urut dari calon tersebut dibandingkan dengan figur yang ada. Penempatan nomor urut sangatlah menentukan karena nantinya setelah penghitungan suara nomor urut sangat berpengaruh. Selain perbedaan posisi penempatan, juga ada beberapa perempuan dalam proses pencalonan kurang mendapat dukungan dari partainya sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari salah satu calon perempuan yang menyatakan bahwa : “Dukungan dari Parpol belum ada soalnya mereka hanya ingin memenuhi kuota saja untuk sementara. Maksud dukungan disini partai tidak menyediakan segala sesuatu yang diperrlukan selama proses pencalonan berlangsung. Dan mereka belum mengadakan pembekalan terhadap caleg-caleg perempuan ”.2 Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam pencalonan hanya untuk memenuhi kuota 30 % saja. Hal ini juga diperkuat oleh salah satu aktivis perempuan yang menjadi anggota DPRD beliau mengatakan bahwa : “Partai Politik hanya ingin memenuhi kuota 30% saja buktinya saja keterwakilan perempuan di dewan masih kurang. Ini dikarenakan ketidaksiapan perempuan dan partai politik juga tidak siap menghadirkan kader-kader perempuan yang nantinya bisa duduk dan berdampingan dengan laki-laki di DPRD untuk memperjuangkan segala aspirasi yang diinginkan masyarakat”. 2
Wawancara dengan Calon Anggota Legislatif 2014
46
Tanpa
adanya
dukungan,
perempuan
dapat
berusaha
dengan
kemampuannya sendiri. Dengan cara meyakinkan kepada masyarakat bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menjalankan amanah yang diberikan rakyat kepada mereka. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu calon perempuan yang menyatakan : “Saya ingin menjadi wakil rakyat yang bisa berfungsi. Kebetulan saya juga merupakan Ketua LSM perempuan yang bertanggung jawab pada program LSM sehingga saya serius dalam menyelesaikan program pemberdayaan perempuan. Selain itu saya juga sebagai aktivis perempuan”.3 Dengan adanya pengalaman tersebut maka masyarakat bisa menilai sampai dimana kemampuan mereka untuk menjalankan amanah jika mereka terpilih nantinya. Selain itu dengan terpilihnya seorang aktivis perempuan mereka lebih bisa memahami persolan-persoalan yang dihadapi perempuan, mereka juga bisa menyelesaikan persoalan tersebut dan mereka lebih berani mengungkapkan aspirasi-aspirasi perempuan yang tidak terealisasi. Disisi lain, ada juga partai yang memberi dukungan kepada calon perempuan yang tergabung dalam partai tersebut. Pernyataan ini didukung oleh salah satu calon perempuan yang menyatakan : “Partai Politik memberi dukungan kepada saya dengan cara mengadakan pembekalan pada semua caleg. saya juga tergabung dalam partai ini dan menempati posisi yang penting dalam partai. Jadi saya mendapatkan dukungan penuh dari partai”.4
3 4
Wawancara dengan Calon Anggota Legislatif 2014 Wawancara dengan calon anggota DPRD 2014
47
Ada juga pernyataan dari calon anggota legislatif lainnya yang menyatakan bahwa : “Dari awal saya sudah bergabung dengan partai ini. Responnya sangatlah besar. Agar nantinya saya bisa diperhitungkan”.5 Partisipasi perempuan dalam bidang politik, walaupun masih kurang, nampaknya perempuan telah berusaha ke arah yang lebih baik. Kehadiran perempuan di dunia politik merupakan prasyarat bagi terwujudnya masyarakat yang memiliki kesetaraan gender. Dengan dikeluarkannya peraturan yang mewajibkan setiap partai peserta pemilu yang dimulai dari tahun 2004 untuk memasukkan calon anggota legislatif perempuan sebanyak 30 %, maka membuka ruang bagi perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam Partai Politik dan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Keadaan ini merupakan hal yang menggembirakan walaupun tidak sebagian atau belum mencapai 50 % perempuan. Yang jelas proporsi yang seimbang akan dilaksanakan yang berarti mengalami perbaikan dari sebelumnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 16. Persentase perempuan dalam pencalonan Anggota DPRD 2014 Di Kota Gorontalo No
5
Nama Partai
Alokasi Kursi
Jumlah Bakal Calon Jml Lk
Pr
1
Partai NASDEM
5
3
2
40.00%
5
2
Partai Kebangkitan Bangsa
5
2
1
33.33%
3
3
Partai Keadilan Sejahtera
5
3
2
40.00%
5
Wawancara dengan calon anggota DPRD 2014
48
4
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
5
2
2
50.00%
4
5
Partai Golongan Karya
5
3
2
40.00%
5
6
Partai Gerakan Indonesia Raya
5
3
2
40.00%
5
7
Partai Demokrat
5
3
2
40.00%
5
8
Partai Amanat Nasional
5
3
2
40.00%
5
9
Partai Persatuan Pembangunan
5
3
2
40.00%
5
10
Partai Hati Nurani Rakyat
5
3
2
40.00%
5
14
Partai Bulan Bintang
5
2
2
50.00%
4
5
3
2
40.00%
5
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sumber : KPU Kota Gorontalo 15
Meningkatnya representasi perempuan berarti meningkatkan efektifitas perempuan dalam mempengaruhi keputusan politik dan kebijakan publik yang akan menjamin kelompok-kelompok perempuan dan masyarakat luas dan mengalokasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup. Tingginya tingkat partisipasi perempuan dapat ditunjukkan dalam mengikuti dan memahami masalah politik dan keterlibatannya dalam kegiatankegiatan politik tersebut. Sebaliknya apabila tingkat partisipasi politik bagi perempuan itu rendah maka dianggap kurang baik, dicirikan dengan banyak perempuan yang tidak menaruh perhatian pada masalah politik atau kenegaraan. Dikhawatirkan apabila pendapat mengenai kebutuhan politik perempuan kurang dikemukakan, maka pemimpin-pemimpin menjadi kurang tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi perempuan. Sehingga cenderung akan melayani kepentingan beberapa kelompok saja dan hak-hak perempuan terabaikan. 49
Partisipasi politik yang dapat dilakukan oleh perempuan yakni : 1.
Bagi ibu rumah tangga yang tidak bekerja secara formal dapat berperan aktif di lingkungannya sendiri melalui beberapa kegiatan seperti PKK, Posyandu, KB dan lain-lain. Selain itu bagi ibu-ibu yang sudah memahami pentingnya menggunakan hak pilih dalam Pemilu, turut memberi penjelasan kepada ibu-ibu yang belum memahami pentingnya hak pilih tersebut.
2.
Perempuan yang menginginkan karir di bidang politik dapat menjadi anggota salah satu partai politik yang sesuai dengan ideologinya, terutama dalam memperjuangkan kaum perempuan dan yang bersangkutan dapat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif untuk dipilih oleh masyarakat pada saat Pemilihan Umum di Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing.
3.
Perempuan yang memilih karir pemerintahan dapat menjalankan fungsi sesuai dengan kemampuan, latar belakang pendidikan dan beban tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh rasa tanggung jawab seperti menjadi lurah, camat, kepala daerah atau menjadi kepala bidang / kepala instansi di tempat kerjanya. Dengan demikian, bahwa partisipasi yang dilakukan perempuan tidak saja
sebagai partisipan pasif, sebaliknya partisipan aktif sebagai penentu kebijakan di tempat yang bersangkutan sehingga benar-benar keberadaan perempuan dapat diperhitungkan dalam area Politik.
50
4.2.4 Persepsi Masyarakat tentang Partisipasi politik Perempuan Banyaknya
perempuan
yang
ikut
berpartisipasi
dalam
politik
membuktikan bahwa ketimpangan gender sudah mulai berkurang. Perempuan sudah memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam hal politik. Hal ini sangat menguntungkan bagi perempuan. Mereka bisa memperjuangkan hak-hak mereka sebagai perempuan jika nantinya mereka bisa masuk sepenuhnya dalam dunia politik seperti terpilih menjadi anggota legislatif. Partisipasi perempuan dalam politik mendapat respon positif dari masyarakat terutama kaum perempuan. Mereka berharap nantinya perempuanperempuan yang terpilih bisa memperjuangkan aspirasi mereka dan bisa memberikan jaminan kehidupan yang layak bagi kaum perempuan. Agar kemiskinan yang paling banyak melanda kaum perempuan bisa teratasi atau bisa berkurang. Seperti pernyataan beberapa masyarakat Kecamatan Kota Selatan : “Sangat bagus ada perempuan yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif agar nantinya aspirasi perempuan bisa tersalurkan”.6 “Sekali-kali perempuan yang memimpin jangan selalu laki-laki”.7
“Harus ada perempuan yang ikut berpartisipasi jangan hanya laki-laki yang selalu berpartisipasi”.8
6
Wawancara dengan masyarakat Kecamatan Kota Selatan Wawancara dengan masyarakat Kecamatan Kota Selatan 8 Wawancara dengan masyarakat Kecamatan Kota Selatan 7
51
Dari beberapa pernyataan di atas, masyarakat menginginkan adanya keterwakilan perempuan. Mereka berpendapat bahwa perempuan juga bisa ikut berpartisipasi dan perempuan juga memiliki kemampuan yang sama dengan lakilaki. Selama tidak ada keterwakilan perempuan apirasi-aspirasi mereka tidak tersalurkan dengan baik. Dukungan masyarakat terhadap perempuan yang berpartisipasi dalam politik sangatlah besar. Mereka akan menggunakan hak suara mereka pada saat pemilihan nanti dan akan memilih calon yang mereka dukung agar harapan mereka bisa terealisasi. Seperti pernyataan berikut ini : “Saya berharap nantinya jika mereka terpilih semoga aspirasiaspirasi yang berkaitan dengan perempuan bisa tersalurkan”.9 “Saya
berharap
nantinya
bisa
membantu
kehidupan
perempuan”.10
Pernyataan ini menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat terutama perempuan akan lebih baik lagi setelah adanya perempuan yang turut berpartisipasi Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perempuan membutuhkan figur-figur yang bisa mewujudkan harapan mereka dan bisa memberi perubahan bagi kehidupan mereka sebagai perempuan.
9
Wawancara dengan masyarakat Kecamatan Kota Selatan Wawancara dengan masyarakat Kecamatan Kota Selatan
10
52