BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Objek Penelitian Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan
pada kegiatan sebelumnya, topik penelitian yang akan dikaji adalah Kompetensi, Coaching, Motivasi dan Kinerja Operation Officer pada BMS. Objek dalam penelitian ini yaitu Operation Officer pada seluruh kantor cabang Bank Mega Syariah seluruh Indonesia.
4.1.1 Lokasi Penelitian dilakukan pada kantor cabang mikro BMS di seluruh Indonesia.
4.2
Metode Penelitian Metode penelitian secara rinci memuat metode penelitian, operasional
variabel, metode pengumpulan data yang di dalamnya memuat jenis dan sumber data, instrumen penelitian, dan metode pengukuran data, kemudian populasi dan sampel yang di dalamnya memuat besar sampel (sample size), teknik pengambilan sampel.
4.2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Subyantoro (2006:28) metode penelitian deskriptif
86
87
bertujuan membuat pencandraan/ lukisan atau deskripsi/mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Metode lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kausalitas, dimana metode ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa/fenomena (Subyantoro, 2006:29). Penelitian kausalitas yang digunakan adalah tingkat ekplanasi asosiatif dimana terdapat hubungan kausal antar variabel atau untuk melihat bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu jenis penelitian digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:13).
4.2.2 Operasional Variabel Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel kompetensi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini mengacu kepada definisi dimensi kompetensi dari Wyatt dalam Ruki (2003:106) dimana kompetensi merupakan kombinasi dari keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude), selain itu peneliti menggunakan sumber dari Miller dalam Hutapea (2008:3), Miller membagi kompetensi terdiri kompetensi teknis atau fungsional (hard competency) dan kompetensi perilaku (soft competency). Selain berdasarkan indikator/aspek-aspek kompetensi yang harus
88
dipenuhi oleh jabatan Operation Officer, dimensi yang ditentukan oleh peneliti dalam variabel kompetensi adalah berdasarkan dari pernyataan Spencer and Spencer (1993:28) yang mengungkapkan terdapat tiga komponen utama pembentuk kompetensi yaitu keterampilan (skill), pengetahuan yang dimiliki seseorang (knowlwdge), dan perilaku individu (attitude). Sedangkan definisi operasional variabel coaching dikembangkan oleh peneliti berdasarkan penelitian McLean (2005) yang berpendapat bahwa dalam melakukan coaching, seorang Manager sebagai pembina/Coach harus memiliki dan merefleksikan aspek-aspek managerial agar bawahan yang di coaching dapat meningkatkan kinerjanya. Kemampuan dalam mengimplementasikan aspek managerial
tersebut
akan
berpengaruh
secara
positif
sehingga
dapat
meningkatkan kinerja secara optimal. Sumber lain yang diambil peneliti dalam mengembangkan operasional variabel coaching atasan terhadap Operation Officer berdasarkan pada jurnal karangan Stanley (2004), dimana seorang atasan perlu memiliki kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi, meyakinkan semua anggota tim kerja untuk berkinerja yang tinggi, pengontrolan berkala, fokus pada hasil, memahami kesuliatan anggota tim (pembimbingan), dan memiliki integritas dan tanggung jawab yang tinggi. Sedangkan dalam variabel motivasi, penulis mengembangkan operasional variabel berdasarkan Gray (dalam Winardi, 2001) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Selain itu peneliti
89
mengembangkannya berdasarkan indikator variabel motivasi yang dikemukakan oleh Fuad (2009:156) diantaranya keinginan untuk berprestasi, keinginan untuk melakukan perbaikan, keinginan untuk melakukan perubahan, keinginan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan kerja dan keinginan untuk meningkatkan pengetahuan kerja. Untuk variabel kinerja, penulis mengambil dari sumber data sekunder yaitu berdasarkan Hasil Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) Operation Officer semester 2 (dua) 2009. Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian, variabel penelitian terdiri dari tiga variabel X (variabel independen) dan satu variabel Y (variabel dependen). Varibel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a.
Variabel X1 adalah Kompetensi.
b.
Variabel X2 adalah Coaching.
c.
Variabel X3 adalah Motivasi.
d.
Variabel Y adalah Kinerja. Adapun operasional variabel disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Operasional Variabel
Variabel/ Simbol
Dimensi
Indikator
Skala
Jenis
Sumber
Data
Data
Data
Ordinal
Primer
Internal
Metode Pengumpulan Data
1. Kompetensi Penguasaan Sistem Kompetensi (X1)
Skill
dan Prosedur Operasional Perbankan
Kuesioner
90
Tabel 4.1 Operasional Variabel (Lanjutan)
Variabel/ Simbol
Dimensi
Indikator
Metode
Skala
Jenis
Sumber
Data
Data
Data
Ordinal
Primer
Internal
Kuesioner
Ordinal
Primer
Internal
Kuesioner
Ordinal
Primer
Internal
Kuesioner
Pengumpulan Data
2. Kompetensi Skill
Transaction Skill dan Core Banking Sistem (BDS) 1. Menguasai
Knowledge
konsep operasional perbankan 1. Memiliki integritas yang tinggi, jujur dan professional 2. Bertanggung jawab terhadap
Kompetensi
pekerjaannya
(X1)
3. Memegang teguh etika profesinya (ethics) Attitude
4. Cooperation 5. Daya tanggap (responsiveness) 6. Inisiatif 7. Kemampuan managerial pengelolaan waktu dan disiplin 8. Mampu mengelola tim kerja secara efektif
91
Tabel 4.1 Operasional Variabel (Lanjutan)
Variabel/ Simbol
Dimensi
Indikator
Metode
Skala
Jenis
Sumber
Data
Data
Data
Primer
Internal
Kuesioner
Ordinal
Primer
Internal
Kuesioner
Ordinal
Primer
Internal
Kuesioner
Pengumpulan Data
9. Memiliki kepercayaan diri dan berjiwa kepemimpinan 10. Memiliki kemampuan untuk memotivasi dan mengembangkan rekan kerja dan bawahan Kompetensi (X1)
11. Mampu berpikir Attitude
analitis dan memiliki Ordinal kemampuan dalam mengambil suatu keputusan 12. Memiliki kemampuan komunikasi dan koordinasi yang baik 13. Kehati-hatian, Ketelitian dan Kerapihan 1. Pendelegasian dan
Leadership dan
2. Peran Atasan
Pengorgani-
Langsung (Role
sasian
Model) 3. Komunikasi Atasan
Coaching (X2)
Pemberdayaan
Assesment
1. Fungsi Penilaian
dan
2. Fungsi Konseling dan
Improvement
Perbaikan
92
Tabel 4.1 Operasional Variabel (Lanjutan)
Variabel/ Simbol
Dimensi
Indikator
Metode
Skala
Jenis
Sumber
Data
Data
Data
Ordinal
Primer
Internal
Kuesioner
Ordinal
Primer
Internal
Kuesioner
Pengumpulan Data
1. Rasa Ingin Tahu (Curiousity) Hasrat Berprestasi
2. Selalu memperhatikan peningkatan
Motivasi
aspek proses dan
(X3)
hasil 1. Berpikir positif Antusias dan Semangat
dan tidak mudah menyerah 2. Memperlihatkan semangat dalam bekerja 1. Menjalankan dan mengikuti prosedur berlaku 2. Memecahkan permasalahan operasional
Evaluasi Kinerja
Pencapaian
(Y)
Kinerja dan Target
3. Melakukan
Hasil Performance
rekonsiliasi terhadap transaksi harian 4. Bertanggung jawab atas transaksi harian 5. Bertanggung jawab terhadap inventaris kantor dan warkat berharga
Ordinal Sekunder
Internal
Appraisal Semester 2 (Dua) 2009
93
Tabel 4.1 Operasional Variabel (Lanjutan)
Variabel/ Simbol
Dimensi
Indikator
Skala
Jenis
Sumber
Data
Data
Data
Metode Pengumpulan Data
1. Pengetahuan dan penguasaan kerja 2. Inisiatif 3. Kerjasama 4. Customer
Kinerja Kompetensi Umum
satisfaction
Hasil
5. Sikap terhadap
Performance
Perusahaan
Ordinal Sekunder
Internal
Appraisal
6. Service excellent
Semester 2
7. Perencanaan kerja
(Dua) 2009
Kinerja
8. Kontrol
(Y)
9. Absensi 10. Pengambilan keputusan 11. Komunikasi
Kinerja Kompetensi Kepemimpinan
1. Koordinasi kerja
Hasil
2. Coaching 3. Motivating 4. Pengembangan bawahan
Performance Ordinal Sekunder
Internal
Appraisal Semester 2 (Dua) 2009
4.2.3 Metode Pengumpulan Data 1.
Metode Survey Metode Survey dilaksanakan dengan melakukan penelitian langsung
melalui teknik pengumpulan data melalui kuesioner model tertutup dan mengambil data-data yang dibutuhkan di BMS. Metode pengumpulan data
94
dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan berstruktur (kuesioner) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif. 2.
Kajian Data Sekunder Mengkaji Hasil Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) Operation
Officer semester 2 (dua) 2009. 3.
Studi Pustaka (Library Research) Dilakukan melalui penelitian dengan membaca dan mempelajari berbagai
sumber-sumber informasi yang meliputi sumber-sumber literature dan referensi yang relevan baik itu jurnal, penelitian karya akhir sebelumnya atau buku yang sesuai dengan topik pembahasan terutama mengenai Kompetensi, Coaching, Motivasi, dan Kinerja.
4.2.3.1 Jenis dan Sumber Data 1.
Data Primer Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer, yaitu data-data
yang didapat dari metode angket/teknik kuesioner di lapangan tempat penelitian dimana data diambil dari waktu yang utuh dari periode yang diteliti. Data-data ini bisa berupa data kualitatif dan data kuantitatif. 2.
Data Sekunder Pada penelitian ini selain menggunakan data primer, juga digunakan data
sekunder, yaitu hasil penilaian kinerja Operation Officer semester 2 (dua) 2009, data-data yang diambil dari studi kepustakaan baik dari buku-buku, jurnal ilmiah,
95
karya akhir yang relevan dengan penelitian
maupun referensi-referensi yang
berisi teori mengenai variabel yang hendak diteliti, dalam penelitian ini yaitu mengenai Kompetensi, Coaching, Motivasi dan Kinerja.
4.2.3.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Matriks Instrumen Penelitian No
Indikator
Instrumen a. Pelaksanaan tugas sesuai prosedur
1
Kompetensi Penguasaan Kebijakan dan Prosedur Operasional Perbankan
2
3
1
b.
Penguasaan kebijakan dan Prosedur sesuai pelatihan
2
c.
Pemahaman terhadap memo dinas
3
a. Penguasaan mengenai pola transaksi operasional b. Penguasaan pekerjaan yang dilakukan oleh Teller Kompetensi Penguasaan Transaction Skill dan Core Banking Sistem (BDS)
No. Pertanyaan
4 5
c.
Keterampilan penghitungan uang
6
d.
Keterampilan pengkinian semua register
7
e.
Penguasaan system BDS
8
f.
Keterampilan rekonsiliasi data
9
g.
Penguasaan proses operasional
10
a. Penguasaan pengetahuan operasional Menguasai Konsep b. Penguasaan pengetahuan Operasional Perbankan perbankan lainnya c. Pemahaman terhadap prosedur kerja
11 12 13
96
Tabel 4.2 Matriks Instrumen Penelitian (Lanjutan) No
Indikator
Instrumen
a Komitmen dalam meningkatkan skill b. Komitmen dalam pencapaian hasil c. Pengelolaan emosi yang baik 4
5
Memiliki integritas yang tinggi, jujur dan professional
Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
6
Memegang teguh etika profesinya (ethics)
7
Mampu Bekerjasama (Cooperation)
8
9
Daya tanggap (responsiveness)
Inisiatif
No. Pertanyaan
14 15 16
d. Fokus dalam melakukan pekerjaan
17
e. Ulet dalam bekerja
18
f. Tidak banyak mengeluh
19
g. Berorientasi pada proses dan hasil
20
h. Jujur dalam perkataan
21
a. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan kantor
22
b. Dapat menghadapi tekanan kerja
23
c. Memiliki rasa tanggung jawab
24
a. Patuh terhadap kebijakan
25
b. Menunjukkan nilai-nilai dasar Bank Mega Syariah a. Kemampuan bekerjasama b. Menjaga hubungan baik a. Cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru b. Cepat tanggap terhadap kebutuhan dan penanganan nasabah a. Memiliki gagasan atau ide untuk meningkatkan proses kerja b. Inisiatif untuk bertanya kepada yang lebih berkompeten c. Aktif mengusulkan perbaikan prosedur untuk proses kerja
26 27 28 29 30 31 32 33
97
Tabel 4.2 Matriks Instrumen Penelitian (Lanjutan) No
10
11
12
13
14
Indikator
Kemampuan managerial pengelolaan waktu dan disiplin
Mampu mengelola tim kerja secara efektif
Memiliki kepercayaan diri dan berjiwa kepemimpinan
Instrumen
a. Kemampuan penyelesaian tugas tepat waktu b. Datang ke tempat kerja tepat waktu c. Perencanaan Kerja d. Memprioritaskan pekerjaan yang paling penting e. Displin yang tinggi dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan f. Pengelolaan waktu kerja g. Memberikan kabar pada atasan apabila izin tidak masuk a. Pendelagasian tugas operasional terhadap bawahan b. Mengontrol tim kerja/ bawahan sesuai kebijakan c. Memberikan contoh yang baik terhadap tim kerja a. Berani mengemukakan fakta dan kebenaran b. Memiliki potensi kepemimpinan c. Memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kompetensi dan talenta diri d. Memiliki jiwa optimisme yang tinggi e. Bangga dengan penampilan pribadi a. Memiliki jiwa penolong
Memiliki kemampuan untuk memotivasi dan mengembangkan rekan b. Dapat menjadi motivator rekan kerja dan bawahan kerja dan bawahan a. Selalu berpikir sebelum Mampu berpikir bertindak analitis dan memiliki b. Memiliki pertimbangan dalam kemampuan dalam pengambilan keputusan mengambil suatu c. Mengambil keputusan keputusan berdasarkan tindakan yang nyata
No. Pertanyaan
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
98
Tabel 4.2 Matriks Instrumen Penelitian (Lanjutan) No
15
16
Indikator
Memiliki kemampuan komunikasi dan koordinasi yang baik
Kehati-hatian, Ketelitian dan Kerapihan
Instrumen
a. Memahami pemikiran, perasaan perkataan dan maksud orang lain b. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan atasan dan rekan kerja c. Mampu berkoordinasi dengan security dan pihak keamanan a. Menjaga kerapihan seluruh administrasi dan register b. Menjaga kebersihan ruangan kerja teller, back office dan gedung c. Mempertimbangkan aspek kehatihatian dan ketelitian dalam pekerjaan a. Pendelegasian tugas dari atasan
17
18
19
20
Pendelegasian dan Pemberdayaan
Peran Atasan Langsung (Role Model)
Komunikasi Atasan
Fungsi Penilaian
b. Pemberdayaan kerjasama dari atasan c. Pemberdayaan lingkungan kerja yang harmonis a. Integritas dan tanggung jawab atasan terhadap tim yang menjadi tanggung jawabnya b. Atasan sebagai motivator tim c. Atasan sebagai contoh dalam menjalankan nila-nilai dan budaya perusahaan d. Atasan sebagai salah satu problem solver permasalahan yang terjadi pada unit kerja a. Atasan memiliki komunikasi interpersonal yang baik a. Atasan sebagai penilai yang objektif b. Atasan melakukan feedback terhadap coaching/ pembinaan yang telah dilakukannya
No. Pertanyaan
54 55 56 57 58
59 60 61 62 63 64 65
66 67 68 69
99
Tabel 4.2 Matriks Instrumen Penelitian (Lanjutan) No
21
22
23
24
25
Indikator
Fungsi Konseling dan Perbaikan
Rasa Ingin Tahu (Curiousity)
Selalu memperhatikan peningkatan aspek proses dan hasil
Berpikir positif dan tidak mudah menyerah
Memperlihatkan semangat dalam bekerja
Instrumen
a. Atasan memiliki pendekatan khusus dalam menyelesaikan masalah kinerja b. Atasan memberikan dukungan dalam mengatasi masalah pribadi c. Atasan memberikan kesempatan untuk perbaikan kinerja a. Menunjukkan minat dan keingintahuan yang tinggi tentang dunia perbankan secara umum b. Mempelajari seluruh kebijakan, standar operasional prosedur, instruksi kerja maupun memo dinas a. Peningkatan kompetensi dengan pembelajaran yang berkelanjutan b. Memperhatikan perbaikan dan peningkatan hasil kerja c. Memperhatikan dan memahami proses kerja untuk meningkatkan hasil kerja yang optimal a. Dapat menghadapi segala tantangan yang ada b. Selalu berpikir positif c. Memiliki kemampuan menyelesaikan pekerjaan dalam tekanan yang tinggi a. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan tugas b. Mampu memotivasi diri dan memiliki tekad kuat untuk meraih sukses c. Dapat menikmati pekerjaan dan karir yang ditekuni d. Dapat memelihara perasaan gembira dan selalu tampil ceria e. Memiliki antusiasme yang tinggi dan enerjik dalam bekerja f. Memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi untuk mempelajari bidang operasional perbankan
No. Pertanyaan
70 71 72 73
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
100
4.2.3.3 Metode Pengukuran Skala Likert Instrumen dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala Likert. Dimana dalam skala Likert, responden akan diberikan pernyataanpernyataan dengan beberapa alternatif jawaban yang dianggap oleh responden sangat tepat. Penentuan pengukuran menurut skala Likert dilakukan dengan menggunakan deviasi normal yang bergerak dari angka 1 sampai dengan 5 yaitu, sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1). Kuesioner ini bersifat tertutup dimana jawaban untuk pernyataan yang dibuat dibatasi sehingga dalam memberikan jawaban dari beberapa alternatif, responden memilih pada satu jawaban yang telah ditentukan.
4.2.4 Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap mewakili, Sugiyono (2008:116) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Teknik penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling (Sugiyono, 2008:122), artinya bahwa penarikan sampel yang dilakukan atas pertimbangan-pertimbangan peneliti dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
101
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh Operation Officer pada BMS di seluruh Indonesia dimana berdasarkan data yang ada tahun 2010 berjumlah 320 orang yang tersebar di 320 kantor cabang mikro di setiap regional seluruh Indonesia. Dari populasi ditarik sejumlah sampel, yaitu sebagian populasi yang akan diteliti dan berdasarkan tujuan penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dimana sampel yang diambil dari tiap regional berdasarkan pada lamanya Operation Officer menduduki jabatannya saat ini artinya hanya Operation Officer yang telah mengikuti penilaian Performance Appraisal pada semester 2 tahun 2009 yang dijadikan sampel penelitian. Jumlah sampel per regional dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Jumlah Sample per Regional
I II III IV V VI
4.3
Regional (Jakarta) (Medan) (Palembang) (Semarang) (Solo) (Surabaya) ∑
Populasi 75 51 54 40 34 66 320
Sampel 40 17 18 14 18 19 126
Metode Analisis Data Penelitian ini menggambarkan pola hubungan yang mengungkapkan
pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Pola hubungan semacam ini dapat dianalisis dengan analisis regresi linier berganda dan metode yang digunakan yaitu:
102
1. Analisis Deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menganalisis serta membahas masalah yang akan diuraikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan serta gambaran-gambaran yang disusun secara sistematis, objektif, dan relevan. 2. Analisis Asosiatif, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
4.3.1 Pengujian Instrumen Dalam melakukan pengujian data, dilakukan uji prasyarat yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menyangkut tingkat ketepatan alat ukur itu untuk digunakan mengukur apa yang akan kita ukur sedangkan uji reliabilitas menyangkut tingkat ketetapan hasil pengukuran yang diperoleh jika instrumen tersebut digunakan berulang-ulang pada waktu dan tempat yang berbeda.
4.3.1.1 Uji Validitas Instrumen penelitian yang dianggap valid adalah suatu instrumen yang benar-benar mampu mengukur variabelnya. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mampu mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil atau dengan kata lain test tersebut menjalankan ukurannya dengan memberikan hasil yang sesuai dengan maksud test tersebut. Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid, maka digunakan uji validitas dengan menggunakan analisis kesahihan butir, dengan teknik korelasi
103
product moment atau yang biasa disebut momen tangkar. Masrun (dalam Sugiyono, 2008:188) mengatakan bilamana koefisien korelasi antar skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator adalah positif dan lebih besar 0,3 (r > 0,3) maka instrumen tersebut dianggap valid.
4.3.1.2 Uji Reliabilitas Penerapan uji ini dengan maksud untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsisten instrumen tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji keandalan dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah valid, guna mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Dalam penelitian ini akan menggunakan konsistensi internal untuk mengukur reliabilitas alat ukur. Adapun metode perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan adalah metode Alpha Cronbach. Setelah nilai koefisien diperoleh, maka perlu ditetapkan suatu nilai koefisien reliabilitas dianggap reliabel. Menurut Santoso (2000:270) bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel manakala memenuhi standar koefisien alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 (α > 0,6).
104
4.3.2 Pengujian Asumsi Dasar Dalam melakukan analisis regresi linier berganda terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dasar untuk memperoleh nilai estimasi dan model regresi terbaik yang bersifat BLUE (best linier unbiased estimator) yang terdiri dari:
4.3.2.1 Pengujian terhadap Normalitas Data Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, pengujian terhadap normalitas data menggunakan dua cara yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat dilihat dari grafik normal probability plot, yaitu deteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Kriteria pengambilan keputusan:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi mendekati asumsi normalitas.
Jika menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak mendekati asumsi normalitas. Pengujian normalitas data dengan menggunakan alat uji statistik dapat
dilakukan dengan melihat nilai skewness dan kurtosis dari residual. Nilai Zskewness dapat dihitung dengan rumus:
105
Sedangkan nilai Zkurtosis dapat dihitung dengan rumus:
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika Zhitung < Ztabel, berarti data berdistribusi dengan normal.
Jika Zhitung > Ztabel, berarti data tidak berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data diajukan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Data berdistribusi normal. H1 : Data tidak berdistribusi normal.
4.3.2.2 Pengujian terhadap Linieritas Dalam analisis regresi linier berganda hubungan antar variabel harus linier. Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji linieritas dapat dilihat dari analisis grafik scatter plot. Kriteria pengambilan keputusan:
Jika data menyebar dan tidak terdapat pola tertentu pada grafik, maka model regresi memenuhi asumsi linieritas.
Jika data membentuk pola tertentu pada grafik seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit, maka model regresi tidak memenuhi asumsi linieritas.
106
4.3.3 Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik 4.3.3.1 Pengujian terhadap Multikolinieritas Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model penelitian terjadi korelasi antar variabel independen (bebas). Dalam menguji multikolinieritas dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF). Model dikatakan tidak mengalami masalah multikolinieritas jika nilai VIF < 10.
4.3.3.2 Pengujian terhadap Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam suatu model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat dilihat dari grafik scatter plot. Kriteria pengambilan keputusan: 1
Jika data menyebar dan tidak terdapat pola tertentu pada grafik, maka pada model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
2
Jika data membentuk pola tertentu pada grafik seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit, maka pada model regresi terjadi gejala heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan alat uji statistik dapat
dilakukan dengan uji park gleyser. Menurut Suliyanto (2005:72) model dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas jika thitung < ttabel, dan p-value > α.
107
4.3.4 Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif adalah suatu bentuk penelitian dalam menganalisa serta membahas masalah yang akan diuraikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan serta gambaran-gambaran yang disusun secara sistematis, objektif, dan relevan berdasarkan data-data kualitatif yang akurat dan terpercaya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif yang berupa distribusi frekuensi dari setiap variabel.
4.3.5 Analisis Asosiatif Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Sulaiman (2004:80) formulasi regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Ŷ = bo + b1X1 + …+ bn Xn + e Dimana: Ŷ
= Variabel dependen
X
= Variabel independen
bo
= Konstanta
b1-bn = Koefisien regresi e
= Variabel residual
Jika formulasi tersebut dimasukkan ke dalam penelitian ini, maka diperoleh persamaan regresi, sebagai berikut: Ŷ = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
108
Dimana: Ŷ
= Kinerja Operation Officer
X1
= Kompetensi
X2
= Coaching
X3
= Motivasi
bo
= Konstanta
b1 – b3 = Koefisien regresi e
= Variabel residual
Hasil persamaan regresi linier berganda dipakai untuk menguji hipotesis dengan menggunakan t test dan F test dengan tingkat keyakinan 95%. Uji hipotesis dilakukan melalui uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, sedangkan uji F digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
4.3.5.1 Analisis Korelasi Berganda Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Koefisien ini menunjukkan seberapa kuat hubungan yang terjadi antara variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Nilai r berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah, atau tidak terdapat hubungan sama sekali. Sedangkan bila r = +1 atau mendekati 1, maka korelasi antara kedua
109
variabel dikatakan positif (korelasi searah), artinya kenaikan variabel X akan diikuti dengan kenaikan variabel Y atau sebaliknya. Dan bila nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel bersifat korelasi negatif (korelasi tidak searah), artinya kenaikan variabel X
akan diikuti dengan
penurunan variabel Y atau sebaliknya. Pedoman dalam memberikan interpretasi atas hasil perhitungan nilai korelasi disajikan dalam Tabel 4.4. Tabel 4.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya Nilai r
Tingkat Hubungan
Antara 0,00 – 0,199
Sangat Lemah
Antara 0,20 – 0,399
Lemah
Antara 0,40 – 0,599
Sedang
Antara 0,60 – 0,799
Kuat
Antara 0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2008
4.3.5.2 Analisis Determinasi Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut: KD = r 2 x 100%
110
4.3.5.3 Penetapan Hipotesis Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini yaitu ingin membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Maka hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: a.
Hipotesis pertama: H0 : ρ = 0,
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi terhadap Kinerja Operation Officer.
H1 : ρ ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi terhadap Kinerja Operation Officer. b.
Hipotesis kedua: H0 : ρ = 0,
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Coaching terhadap Kinerja Operation Officer.
H1 : ρ ≠ 0,
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Coaching terhadap Kinerja Operation Officer.
c.
Hipotesis ketiga: H0 : ρ = 0,
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi terhadap Kinerja Operation Officer.
H1 : ρ ≠ 0,
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi terhadap Kinerja Operation Officer.
d.
Hipotesis keempat: H0 : ρ = 0,
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kinerja, Coaching, dan Motivasi secara simultan terhadap Kinerja Operation Officer.
111
H1 : ρ ≠ 0,
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Kinerja, Coaching, dan Motivasi secara simultan terhadap Kinerja Operation Officer.
4.3.5.4 Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t) Pengujian koefisien regresi parsial (uji t) bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh (p-value) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat ditolak atau dengan α = 5% variabel independen tersebut berhubungan secara statistik terhadap variabel dependennya.
Untuk menguji
pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau untuk mengetahui variabel mana yang relatif dominan mempengaruhi kinerja Operation Officer digunakan uji t, dengan formulasi dari Rangkuti (1997:33) sebagai berikut: t bi
bi S bi
Dimana: t
= diperoleh dari daftar tabel t
b
= parameter estimasi
Sb
= Standar eror
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: a.
Jika thitung > ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti bahwa variabel bebas secara parsial signifikan mempengaruhi kinerja Operation Officer.
112
b.
Jika thitung < ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti bahwa variabel bebas secara parsial tidak signifikan mempengaruhi kinerja Operation Officer.
4.3.5.5 Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F) Untuk menguji keberartian dari koefisien regresi secara simultan, digunakan pengujian statistik uji F dengan formulasi sebagai berikut (Rangkuti, 1997:27): F
R2 / k (1 R 2 ) /( n k 1)
Dimana: F
= Diperoleh dari tabel distribusi F
R2
= koefisien determinasi ganda
k
= jumlah variabel independen
n
= jumlah sampel
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: a.
Jika Fhitung > Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti bahwa ketiga variabel independen secara nyata (signifikan) mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja Operation Officer. Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) diterima dan hipotesis mula-mula (H0) ditolak.
b.
Jika Fhitung < Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti bahwa ketiga variabel secara nyata (signifikan), tidak mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja Operation Officer. Dengan demikian alternatif (H1) ditolak dan hipotesis mula-mula (H0) diterima.
hipotesis
113
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai signifikansi F. Jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan α = 5% variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama.