32
BAB IV Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tesis ini merupakan rangkaian proses yang dilakukan selama pengerjaan penelitian meliputi: tahapan pengambilan data, tahapan pengolahan dan analisa data, pembahasan sampai kepada pembuatan laporan akhir tesis.
IV.1. Bagan Alir Metode Penelitian Pengerjaan laporan Tesis ini mengikuti alur yang digambarkan pada Bagan Alir Metode Penelitian (Gambar IV.1).
Mulai
Proses Administrasi, Studi Literatur Pengumpulan data
Data Primer
Data Sekunder
Pengambilan Data Primer Lokasi: Ruas Jalan, terminal, lokasi servis kendaraan, SPBU di kota dan kabupaten Bandung Data VKT, BBM, Data Aktivitas Perjalanan Kendaraan Bermotor, Penjualan Harian BBM SPBU
1. 2. 3. 4. 5.
Pengambilan Data Sekunder Lokasi: SAMSAT, BPS Jabar dan Pertamina UPMS III Data
− Data Kuota BBM 2004-2006 − Data jumlah kendaraan 2004-2006
Analisa dan Pembahasan Penentuan Fuel Economy Penentuan Faktor Emisi Perhitungan Beban Emisi Penentuan Konstributor Sumber Pencemar Perbandingan hasil perhitungan menggunakan Jarak Tempuh dan konsumsi BBM Kesimpulan dan Saran Laporan Akhir
Gambar IV.1. Bagan Alir Metode Penelitian
33
IV.3. Data Aktivitas Kendaraan IV.2.1. Tipe/Jenis Kendaraan Pengelompokkan jenis kendaraan bermotor mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh LPPM ITB (Lestari, 2005) dengan pembagian sebagai berikut : 1. angkutan penumpang : sedan, minibus, taksi, mikrolet dan jeep 2. angkutan ringan
: pick up dan microbus
3. angkutan berat
: bus dan truk
4. sepeda motor
IV.2.2. Jarak Tempuh Kendaraan Dalam melakukan inventori emisi dari kendaraan bermotor, sudah lazim dilakukan penghitungan aktivitas kendaraan bermotor dalam bentuk Vehicle Distance Travelled (VKT) atau jarak tempuh kendaraan selama waktu tertentu (misalkan km/tahun). Jarak tempuh kendaraan ini dapat diperkirakan dengan berbagai cara diantaranya melalui kuisioner dan observasi langsung.
IV.2.3. Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi bahan bakar adalah jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk tiap jarak tempuh pada waktu tertentu oleh suatu kendaraan. Total untuk konsumsi bahan bakar dari sektor transportasi dapat diketahui datanya, tetapi data konsumsi bahan bakar untuk tiap jenis kendaraan lebih sulit untuk diketahui. Data konsumsi yang digunakan dapat dalam bentuk kilogram (kg) atau liter (L) bahan bakar.
IV.3. Metode Pengambilan Data Primer Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan alat kuisioner serta survey langsung untuk validasi data yang diperoleh melalui kuisioner meliputi jarak tempuh angkutan umum dan komposisi penjualan bahan bakar di SPBU wilayah kota dan Kabupaten Bandung
IV.3.1. Kebutuhan Data primer Data primer merupakan hasil perolehan langsung di lapangan meliputi :
34
a. Data perjalanan kendaraan (jarak tempuh dan konsumsi bahan bakar) dari kuisioner yang meliputi jenis kendaraan taksi, mikrolet, jeep, pickup, mikrobus, bus, truk dan sepeda motor b. Data perjalanan jenis kendaraan mikrolet (jarak trayek, waktu tempuh, kecepatan dan hambatan perjalanan) c. Data penjualan dan komposisi penggunaan bahan bakar di SPBU wilayah kota dan kabupaten Bandung
IV.3.2. Lokasi Pengambilan Data Primer Pengambilan data meliputi data perjalanan untuk jenis kendaraan angkutan sedan, minibus, taksi, jeep, pickup, truk dan sepeda motor dilakukan secara random dengan menggunakan alat kuisioner meliputi wilayah kota dan kabupaten Bandung yang terbagi atas: a. Kota Bandung : Jl. Dago, Jl. H Juanda, Jl. Dipatiukur, Jl. Surapati, Jl. Supratman, Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Asia Afrika, Jl. Geger Kalong b. Kabupaten Bandung : Lembang (sebelah utara kota Bandung), Cibiru dan Rancaekek (sebelah timur kota Bandung), Soreang dan Ciwidey (sebelah selatan kota Bandung) serta Padalarang dan Batu Jajar (sebelah barat kota Bandung) Lokasi pengambilan data untuk data perjalanan jenis kendaraan mikrolet, mikrobus dan bus, dilakukan secara random pada terminal pemberhentian angkutan transportasi dalam kota dan antar kota yang meliputi : a. terminal Leuwi Panjang b. terminal Tegalega c. terminal Cicaheum d. terminal Dago e. terminal Kebon Kalapa f. terminal Cileunyi g. terminal Lembang h. terminal Geger Kalong i. terminal Ledeng j. terminal DAMRI
35
Lokasi pengambilan data untuk data penjualan bahan bakar dilakukan pada Stasuin Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang terdapat di wilayah kota Bandung dan kabupaten Bandung
IV.3.3. Jumlah Pengambilan Data Primer Tabel IV.1 berikut ini merupakan tabel jumlah pengambilan data yang meliputi data perjalanan kendaraan bermotor dan penjualan BBM pada stasiun pengisian bahan bakar di wilayah kota dan kabupaten Bandung. Penelitian inventori gas rumah kaca merupakan pengembangan dari penelitian inventori yang dilakukan sebelumnya oleh Endang Kurniawan (2005) terhadap polutan udara primer. Sampling data yang dilakukan bertujuan sebagai cross-check terhadap relevansi penggunaan data sebelumnya, seperti pada data mengenai jarak tempuh kendaraan. Contoh format kuisioner dapat di lihat pada lampiran A. Tabel IV.1 Jumlah Pengambilan Data Jenis Data
Jumlah
Jenis Data
Jumlah
SPBU Kota Bandung
46
Pick Up
50
SPBU Kab Bandung
38
Bus
38
Mikrolet
64
Truk
41
Jeep
30
Sepeda Motor
58
Mikrobus
44
Taksi
42
IV.4. Metode Pengambilan Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebelumnya atau merupakan hasil pendataan secara kontinu oleh suatu instansi.
IV.4.1. Kebutuhan Data Sekunder Data sekunder merupakan data hasil penelitian atau survey yang pernah dilakukan sebelumnya meliputi :
36
a. Data jarak tempuh kendaraan angkutan penumpang pribadi seperti sedan, minibus dan jeep yang mengacu pada hasil penelitian inventori yang dilakukan oleh Kurniawan (2006) b. Data jumlah kendaraan bermotor yang diperoleh dari SAMSAT Bandung Timur untuk wilayah kota Bandung dan SAMSAT Padalarang dan Rancaekek untuk wilayah kabupaten Bandung c. Data kuota bahan bakar (premium dan solar) tahun 2004-2005 dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat d. Data kuota bahan bakar (premium dan solar) tahun 2006 dari Pertamina UPMS III Bandung e. Data faktor emisi CO2 dan CH4 kendaraan bermotor hasil penelitian Lestari (2005) Situs internet yang berkaitan dengan laporan penelitian mengenai faktor emisi kendaraan bermotor yang mengacu pada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
IV.4.2. Lokasi Pengambilan Data Sekunder Lokasi pengambilan data sekunder dilakukan pada instansi terkait seperti: SAMSAT Bandung Timur, SAMSAT Padalarang dan Rancaekek, Badan Pusat Statistik Jawa Barat dan Pertamina UPMS III Bandung
IV.5. Fuel Economy (FE) Fuel economy merupakan besaran kebutuhan bahan bakar oleh suatu kendaraan dalam menempuh satuan jarak tertentu. Sebagai contoh, nilai fuel economy kendaraan jenis mikrolet adalah sebesar 6,81 km/L yang berarti bahwa untuk setiap 6,81 kilometer jarak tempuh dibutuhkan bahan bakar sebanyak 1 liter. Nilai fuel economy dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kondisi topografi, pola mengemudi, kondisi perjalanan serta kondisi perjalanan. Perolehan data tersebut dilakukan dengan kuisioner dan observasi lapangan secara random terhadap setiap pengelompokkan jenis kendaraan bermotor.
37
IV.6. Faktor Emisi Faktor emisi dapat didefinisikan sebagai emisi rata-rata polutan tertentu dari sumber tertentu pula yang besarnya relatif dengan unit aktivitas. Satuan yang digunakan dapat berupa g/km, g/L atau g/J. Nilai faktor emisi dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan nilai fuel economy kendaraan yang dikonversikan terhadap nilai faktor emisi yang mengacu pada Lestari (2005) untuk perhitungan dengan menggunakan pendekatan jarak tempuh kendaraan dan IPCC (1996) untuk perhitungan dengan menggunakan pendekatan konsumsi bahan bakar. Untuk sumber bergerak, faktor emisi dapat dinyatakan dalam unit : •
gram/kilometer (g/km), gram menyatakan banyaknya pencemar yang diemisikan, km menyatakan jarak tempuh kendaraan dalam waktu tertentu
•
gram/kilogram (g/kg), gram menyatakan banyaknya pencemar yang diemisikan, kg menyatakan kuantitas bahan bakar yang digunakan
•
gram/joule (g/J), gram menyatakan banyaknya pencemar yang diemisikan, joule menyatakan enegi yang digunakan
Tabel IV.2-3 berikut ini merupakan data faktor emisi CO2 dan CH4 serta nilai fuel economy kendaraan bemotor menurut Lestari (2005) dan IPCC (1996). Tabel IV.2. Faktor Emisi CO2 dan CH4 Kendaraan Bermotor Menurut Lestari CO2 (g/km) CH4 (g/km) Fuel Economy Jenis (km/L) Kendaraan Premium
Angkutan Penumpang
Sedan Minibus Taksi Mikrolet Jeep Pick up
Angkutan Mikrobus Ringan Angkutan Bus Berat Truk Sepeda Motor Sumber : Lestari, 2005
8.2 9 9.1 8.4 8 8.3 7.4 4.4 22.3
Solar
Premium
Solar
Premium
Solar
10.3 9.2 9.1 7.2 7.64 8.4 5.9 4 5.3 -
297.5 270.5 268.5 291 318.5 293.5 329 539 112
257 286 291 366 345 314 497 859 582 -
0.076 0.069 0.068 0.074 0.074 0.071 0.08 0.1 0.175
0.007 0.005 0.008 0.006 0.006 0.005 0.009 0.066 0.045 -
38
Tabel IV.3. Faktor Emisi CO2 dan CH4 Kendaraan Bermotor Menurut IPCC Unit Tipe / Jenis Kendaraan CO2 CH4 g/km g/kg fuel g/km g/kg fuel Gasoline LEVT; FE 8.5 km/L 280 3172.31 0.02-0.03 0.25-0.38 Passanger TWCC; FE 8.3 km/L 285 3172.31 0.03 0.28-0.39 Car ETWC; FE 8.0 km/L 298 3172.31 0.03-0.05 0.37-0.48 OC FE; 6.2 km/L 383 3172.31 0.06-0.08 0.50-0.63 NCC; FE 4.5 km/L 531 3172.31 0.11-0.13 0.65-0.75 Uncontrolled; FE 4.7 km/L 506 3172.31 0.13-0.14 0.82-0.90 Light-Duty LEVT; FE 6.0 km/L 396 3172.31 0.02-0.04 0.18-0.29 Gasoline TWCC; FE 6.0 km/L 396 3172.31 0.03-0.04 0.21-0.30 Trucks ETWC; FE 4.8 km/L 396 3172.31 0.06-0.08 0.47-0.63 OC FE; 4.8 km/L 498 3172.31 0.08-0.10 0.52-0.66 NC; FE 4.0 km/L 601 3172.31 0.13-0.15 0.69-0.80 Uncontrolled; FE 4.1 km/L 579 3172.31 0.13-0.14 0.71-0.79 Heavy-Duty TWCC; FE 2.3 km/L 1017 3172.31 0.07-0.08 0.21-0.24 Gasoline NCC; FE 2.3 km/L 1036 3172.31 0.12-0.13 0.36-0.41 Vehicles Uncontrolled; FE 1.8 km/L 1320 3172.31 0.25-0.29 0.61-0.70 Diesel AC; FE 10.0 km/L 237 3172.31 0.01 0.06 Passanger MC; FE 9.6 km/L 248 3172.31 0.01 0.08 Uncontrolled; FE 7.5 km/L Cars 319 3172.31 0.01 0.12 Light-Duty AC; FE 7.2 km/L 330 3172.31 0.01 0.08 Diesel MC; FE 7.2 km/L 331 3172.31 0.01 0.08 Uncontrolled; FE 5.7 km/L Trucks 415 3172.31 0.01 0.10 Heavy Duty AC; FE 2.4 km/L 987 3172.31 0.04 0.14 Diesel MC; FE 2.4 km/L 1011 3172.31 0.05 0.16 Vehicles Uncontrolled; FE 2.2 km/L 1097 3172.31 0.06 0.18 Motorcycle NCC; FE10.8 km/L 219 3172.31 0.13 1.83 Uncontrolled; FE 8.9 km/L 266 3172.31 0.26 3.13 Sumber : IPCC Guideline, 1996 Notes : LEVT (Low-Emission Vehicle Technology) TWCC (Three-Way Catalyst Control) ETWC (Early Three-Way Catalyst) OC (Oxidation Catalyst) NC (Non-Catalyst) NCC (Non-Catalyst Control) AC (Advance Control) MC (Moderate Control)
39
IV.7. Perhitungan Nilai Beban Emisi Secara umum pehitungan emisi dari sektor transportasi mengikuti persamaan sebagai berikut: Emisi =
∑ ( FE
abcd
∗ Aktivitas abcd )
abcd
Emisi
: Total emisi dari transportasi
Faktor Emisi
: Massa per unit aktivitas
Aktivitas
: Rata-rata aktivitas (konsumsi bahan bakar atau jarak tempuh)
a
: Tipe bahan bakar (bensin, solar)
b
: Tipe kendaraan (sedan, minibus, taksi, dan sebagainya)
c
: Kontrol emisi
d
: Tipe jalan atau kecepatan kendaraan
Rata-rata aktivitas yang digunakan dalam perhitungan dibedakan menjadi dua bagian yaitu berdasarkan jarak tempuh kendaraan dan konsumsi bahan bakar, dimana besaran aktivitas serta faktor emisi akan menentukan nilai beban emisi yang dihasilkan dalam periode waktu satu tahun.
IV.7.1. Perhitungan Berdasarkan Pendekatan Jarak Tempuh Kendaraan Jarak tempuh kendaraan dimaksudkan untuk melihat jarak tempuh suatu jenis kendaraan dalam satuan waktu tertentu. Istilah Vehicles Kilometres Travel (VKT) dimaksudkan untuk mengetahui besar kilometer tempuh kendaraan dalam satuan waktu tertentu (hari/minggu/bulan/tahun). Perhitungan beban emisi berdasarkan pendekatan jarak tempuh kendaraan dilakukan dengan menghitung besar emisi gas CO2 dan CH4 yang dihasilkan dari tiap jenis kendaraan berdasarkan besarnya jarak tempuh selama satu tahun. Pendekatan perhitungan beban emisi dengan menggunakan jarak tempuh kendaraan merupakan pengembangan konseptual model dengan basis Bottom-Up Primitives. Konsep perhitungan ini dimulai dari entitas yang paling sederhana yaitu data jarak tempuh untuk masing-masing unit kendaraan bermotor dengan merk yang berbeda yang nantinya dikelompokkan ke dalam jenis kendaraan yang sama sehingga diperoleh nilai VKT yang mewakili kelompok jenis kendaraan bermotor tersebut. Penentuan nilai jarak tempuh kendaraan (VKT) pada penelitian ini diperoleh berdasarkan data hasil survey lapangan meliputi jenis kendaraan taksi, mikrolet, jeep, pick up, mikrobus, bus,
40
truk dan sepeda motor. Sedangkan data jarak tempuh kendaraan untuk jenis sedan, minibus dan jeep berbahan bakar solar mengacu pada penelitian inventori yang dilakukan oleh Kurniawan (2006)
Emisi = VKT (km / tahun) × FE ( gram / km)
Gambar IV.2 berikut ini memperlihatkan alur perhitungan beban emisi dengan menggunakan pendekatan jarak tempuh kendaraan.
Gambar IV.2 Bagan Perhitungan Beban Emisi dengan pendekatan VKT
IV.7.2. Perhitungan Berdasarkan Pendekatan Konsumsi Bahan Bakar
Perhitungan beban emisi dengan pendekatan konsumsi bahan bakar merupakan pengembangan konseptual model berbasis Top-Down Primitives. Pendekatan ini dimulai dengan suatu gambaran data tunggal dalam hal ini kuota bahan bakar minyak (premium dan solar) untuk wilayah kota dan kabupaten Bandung, yang kemudian dilakukan pemecahan data sehingga diperoleh besar penggunaan atau konsumsi bahan bakar minyak oleh tiap jenis kendaraan bermotor.
41
Nilai persentase penggunaan bahan bakar untuk tiap jenis kendaraan selain sepeda motor diperoleh dari perbandingan nilai kebutuhan bahan bakar berdasarkan data total nilai jarak tempuh dan fuel economy untuk tiap jenis kendaraan terhadap total jumlah bahan bakar dari keseluruhan kendaraan bermotor yang terdapat di kota dan kabupaten Bandung. Sedangkan nilai persentase kebutuhan atau penggunaan bahan bakar oleh kendaraan sepeda motor diperoleh berdasarkan survey yang dilakukan terhadap SPBU yang terdapat di kota dan kabupaten Bandung dengan melihat jumlah liter yang dikeluarkan per hari khusus untuk kendaraan sepeda motor. Data persentase kebutuhan BBM kemudian di olah berdasarkan kuota BBM yang terjual setiap tahun dari 2004-2006, sehingga diperoleh kebutuhan bahan bakar dalam satuan kiloliter (KL) untuk setiap jenis kendaraan di wilayah kota dan kabupaten Bandung. Perhitungan beban emisi berdasarkan pendekatan konsumsi bahan bakar dilakukan dengan mempertimbangkan besar konsumsi bahan bakar baik premium maupun solar yang digunakan atau dikonsumsi oleh tiap jenis kendaraan dalam kurun waktu satu tahun di kota dan kabupaten Bandung. Emisi = Konsumsi BBM (liter / tahun) × FE ( gram / kg BBM )
Gambar IV.3 berikut ini memperlihatkan alur perhitungan beban emisi dengan menggunakan pendekatan jarak tempuh kendaraan.
42
Gambar IV.3 Bagan Perhitungan Beban Emisi dengan pendekatan VKT
IV.8. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan dua cara, yaitu perhitungan nilai beban emisi berdasarkan sumber dan jenis bahan bakar, serta analisa data hasil perhitungan. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa analisa deskriptif yang memberikan gambaran sederhana dari hasil pengukuran yang dipresentasikan berupa grafik dan/atau tabulasi serta memaparkan perbandingan hasil pengukuran berdasarkan pendekatan jarak tempuh kendaraan (VKT) dan konsumsi bahan bakar (BBM).
IV.9. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2006 sampai November 2007. Lama waktu penelitian meliputi tahapan pra-penelitian, survey lapangan, pengolahan data sampai pada pembuatan laporan tesis. Tempat dan wilayah studi yang diamati adalah kota dan kabupaten Bandung.