BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP NEGERI IX Kota Gorontalo Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian, dengan menggunakan teknik pengujian pengolahan statistika uji validitas dan realibilitas, uji normalitas data, analisis regresi dan korelasi linier sederhana. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang hubungan kematangan emosi siswa dengan prestasi belajar siswa. 4.1.2 Pengujian Normalitas Data Variabel X (Kematangan Emosi ) Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa
=
dan
kriteria pengujian : Jika,
, maka data tidak berdistribusi normal
Jika,
, maka data berdistribusi normal.
Ternyata dari hasil perhitungan didapatkan bahwa
, dimana
sehingga dapat disimpulkan bahwa data variable X berdistribusi normal.
4.1.3 Pengujian Normalitas Data Variabel Y (prestasi belajar siswa)
= 12,6. Dengan
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa
=
dan
= 11,1. Dengan kriteria
pengujian : Jika,
, maka data tidak berdistribusi normal
Jika,
, maka data berdistribusi normal.
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa
, dimana
sehingga
dapat disimpulkan bahwa data variable Y berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas data variabel XY berdistribusi normal, untuk itu hipotesis menggunakan uji t. 4.1.4 Pengujian Linieritas Berdasarkan kriteria pengujian untuk uji lenearitas yang telah ditetapkan tersebut bahwa F daftar diperoleh dari F < F (1-a)(k-2, n-k). Jika digunakan taraf nyata a=0,05 maka F(1-0,05) (27-2, 40-27) =2,38. Ternyata harga Fhitung ≤ Ftabel (-15981.65<2,38). Sehingga dapat disimpulkan persamaan regresi ini berbentuk linear. Berdasarkan uji keberartian telah ditetapkan kriteria pengujian bahwa F daftar dapat diperoleh dari F hitung > F daftar (1-a)(1, n-2)= Jika digunakan taraf nyata a=0,05 maka F(10,05)(1, 40-2)= 4,10. Ternyata harga Fhitung ≤ Ftabel (0,1740455< 4,10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linear tersebut signifikan (berarti). Berdasarkan analisis regresi diperoleh regresi
. . Hasil ini mengandung
makna bahwa terjadi perubahan peningkatan pada variabel X,.72 maka akan diikuti oleh perubahan Yˆ 18 0.46 peningkatan rata-rata sebesar 0,46 pada variabel Y. Hal ini berarti jika terjadi perubahan pada indikator kematangan emosi siswa maka diikuti perubahan pada indikator prestasi belajar siswa, hubungan ini dapat dilihat pada grafik hubungan berikut ini. Grafik Hubungan Variabel X dengan Variabel Y
4.1.5 Pengujian Hipotesis Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel kematangan emosi (X) dan prestasi belajar siswa (Y) diperoleh koefisien r = 0,924 dan
= 0,85. Uji signifikan koefisien korelasi
memperoleh hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 16.52. Sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t (0,95)(38)= 1,68. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar, atau harga bahwa
berada di luar daerah penerimaan
ditolak dan menerima
, sehingga dapat disimpulkan
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien
korelasi signifikan.
H0
-16.52
16.52
H1
- 1,68
0
H1
1,68
Gambar 1: Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (X dan Y) Dari kurva tersebut dilihat bahwa
= 16,52 berada diluar daerah penerimaan
.
Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan kurva tersebut menunjukkan bahwa
berada diluar daerah penerimaan
, sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
4.2 Pembahasan Intelegensi yang dimiliki siswa memang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Namun perlu disadari bahwa EQ memegang peran lebih penting ketimbang IQ. “Sudah terbukti bahwa banyak orang dengan IQ yang tinggi justru mengalami kegagalan dalam pendidikan maupun dalam kerja. Mereka kalah dari orang-orang dengan IQ rata-rata saja, tetapi memiliki EQ
yang
tinggi.
Menurut
Goleman,
sumbangan
IQ
dalam
menentukan
prestasi
belajar/keberhasilan seseorang hanya sekitar 20-30% saja, selebihnya ditentukan oleh EQ yang tinggi, Goleman (dalam sarwono 2010:136).” Lebih lanjut, Djamarah (2011:234) “berpendapat bahwa adalah suatu pendapat yang keliru dengan mengatakan bahwa prestasi belajar siswa
disebabkan rendahnya intelegensi.
Karena dalam kenyataanya cukup banyak siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah, jauh dari yang diharapkan. Dan masih banyak siswa dengan intelegensi yang rata-rata normal, tetapi meraih prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu selain faktor intelegensi, faktor non intlegensi juga dapat diakui menjadi penyebab kesulitan siswa dalam belajar.”
Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap siswa jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan. Namun sayangnya ancaman, hambatan, dan gangguan dialami oleh siswa tertentu. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar Syah (dalam Djamarah 2011: 235-246) Menurutnya faktor-faktor menjadi penyebab siswa tidak dapat meraih prestasi belajar yang baik dikarenakan faktor internal dan eksternal siswa seperti: kognitif (ranah cipta), yaitu rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa, afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap siswa, psikomotor (ranah karsa) antara lain seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga), lingkungan keluarga, contohnya; ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga, lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area) dan teman-teman sepermainan (peer group), lingkugan sekolah, contohnya; kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah. Namun yang penelitian ini lebih difokuskan pada faktor internal siswa (affektif). Penelitian ini termasuk penelitian hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel pada penelitian ini adalah variabel bebas Kematangan Emosi (X) dan variabel terikat Prestasi Belajar Siswa (Y). Dari Hasil pengujian hipotesis pada variabel X dan Y bahwa persamaan
Yˆ 18.72 0.46 yang telah teruji keberartian pada α= 0,05 merupakan hubungan yang berlaku pada populasi. Berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Bahwa antara Kematangan Emosi dan Prestasi Belajar Siswa mengalami penaikan. Persamaan ini mengandung
makna bahwa setiap terjadi perubahan peningkatan, apabila variabel X atau Kematangan Emosi meningkat 1 maka akan diikuti variabel Y atau Prestasi Belajar Siswa naik 0.46 . Jadi semakin tinggi nilai Kematangan Emosi maka akan semakin tinggi nilai Prestasi Belajar Siswa, regresi hubungan antara Kematangan Emosi dengan Prestasi Belajar Siswa ini dapat dilihat pada grafik hubungan berikut ini.
Grafik Hubungan Variabel X dengan Variabel Y
Dalam uji signifikan koefisien korelasi memperoleh hasil t = 16.52 atau diperoleh t (0,95)(38)= 1.68 atau
lebih besar dari
, atau harga
berada diluar daerah
penerimaan
, sehingga dapat disimpulkan bahwa
ditolak dan menerima
. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi signifikan. Selanjutnya, melalui hasil pengujian koefisien sederhana, maka diperoleh harga r = 0,924 dengan koefisien determinasi sebesar 0,85 atau 85 %, sedangkan berdasarkan hasil uji koefisien korelasi yang telah dianalisis yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistika t bahwa . Maka
lebih besar dari pada ditolak dan
atau harga
berada diluar daerah penerimaan
diterima, dalam arti hubungan antara Kematangan Emosi dengan
Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri IX Kota Gorontalo berarti.