54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tamansari di Kecamatan Bandung
Wetan Kota Bandung dengan mempunyai luas wilayah sekitar + 102 Hektare. Kelurahan Tamansari terdiri dari 20 RW dengan 115 Rukun Tetangga (RT). Sebagian besar wilayah Kelurahan Tamansari berada di lembah sedangkan sebagaian lainnya terletak dibagian atas. Sejak tahun 2004, sebagian wilayah Kelurahan Tamansari berkurang dengan adanya proyek jalan layang Pasupati yang menghubungkan Jl. Pasteur dan Jl Surapati. Wilayah Kelurahan ini dilalui oleh dua sungai yaitu; Sungai Cikapayang dan Sungai Cikapundung. Sungai Cikapayang mengalir dibagian wilayah Kelurahan Tamansari bagian atas, sedangkan Sungai Cikapundung mengalir diwilayah Kelurahan Tamansari bagian bawah. Keberadaan Kelurahan Tamansari tersebut tentunya dibatasi oleh batas-batas Kelurahan berupa jalan ataupun Kelurahan lainnya yang terdapat di Kecamatan Bandung Wetan maupun Kecamatan lainnya, berikut batas wilayah Kelurahan Tamansari : Tabel 4.1 BATAS WILAYAH KELURAHAN TAMANSARI Batas Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat
Kelurahan Kel. Lebak Siliwangi Kel. Babakan Ciamis Kel. Citarum Kel. Cipaganti
Kecamatan Kec. Coblong Kec. Sumur Bandung Kec. Bandung Wetan Kec. Coblong
Sumber : Data Monografi Kelurahan Tamansari 2009 Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
55
Dan lahan tanah Kelurahan Tamansari dalam hal penggunaannya dibagi sebagai berikut ; Bagan 4.1 PEMBAGIAN PENGGUNAAN LAHAN TANAH KELURAHAN TAMANSARI 91%
TANAH SAWAH TANAH KAVLING
0% 9%
0%
TANAH BASAH FASILITAS UMUM
Sumber : Data Monografi Kelurahan Tamansari 2009
Kelurahan Tamansari ini sangat padat, sebagian besar jalan yang menjadi sarana transportasi penduduk sangat sempit, tidak dapat dilalui kendaraan roda dua, sehingga sangat sulit melakukan transportasi seperti mobil atau sejenisnya.. Lebar jalan antar rumah tersempit 0,6 m, sedangkan lebar jalan rata-rata adalah 1.4 m. Terdapat 70 RT yang berada dipinggir S.Cikapundung. Secara geografis Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan memiliki wilayah datar berombak sebesar 40% dan total keseluruhan luas batas wilayah. Ditinjau dari sudut ketinggian tanah, Kelurahan Tamansari berada pada ketinggian 500 m diatas permukaan air laut. Suhu maksimum dan minimum di
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
56
Kelurahan Tamansari berkisar 28 °C, sedangkan dilihat dari segi hujan berkisar 35.5 mm/th dan jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak sebesar 45 hari. Keadaan potensi sumber daya manusia Kelurahan Tamansari yang penulis bagi menjadi beberapa bagian yaitu : Jumlah penduduk berdasarkan struktur usia, tenaga kerja, mata pencaharian, pendidikan, dan agama. Berikut sumber daya manusia Kelurahan Tamansari: Tabel 4.2 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN STRUKTUR USIA Kelompok Usia (Tahun) 0–5 6–9 10 – 15 16 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 keatas Jumlah
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
736 486 780 554 777 723 994 1108 754 710 795 798 939 2312 12466
764 495 796 563 877 800 978 1066 766 737 787 809 890 2317 12645
1500 981 1576 1117 1654 1528 1972 2174 1520 1447 1582 1607 1829 4629 25111
Persentase (%) 5.97 3.9 6.27 4.44 6.58 6.08 7.85 8.65 6.05 5.76 6.29 6.39 7.28 18.43 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan Tamansari 2009
Jumlah keseluruhan warga Kelurahan Tamansari dilihat dari tabel diatas tergolong kedalam daerah yang padat, dan total jumlah penghuni Kelurahan Tamansari 47% adalah penghuni pendatang yang menyewa kamar (kost) atau menyewa rumah. Penghuni pendatang ini sebagian besar adalah mahasiswa. Hal ini dikuatkan dari hasil observasi penelitian dilapangan. Selanjutnya data mata pencaharian dalam persentase dan jenis kelamin di Kelurahan Taman Sari secara umum : Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
57
Bagan 4.2 PERSENTASE MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
5% 1%
15%
20%
Petani Pelajar/Mahasiswa
7%
2% 0%
Pegawai swasta Pedagang PNS TNI/ABRI
1% 0% 47%
1% 1% 0%
Buruh/Swasta Pengrajin Tukang Kayu Dokter Sopir Pengusaha Penjahit
Bagan 4.3 MATA PENCAHARIAN PENDUDUK BERDASAR JENIS KELAMIN
2500
Petani Pelajar/Mahasiswa
2019
2040
2000
Pegawai swasta Pedagang PNS
1500
TNI/ABRI Buruh/Swasta
1107
Pengrajin
924
1000
770
Tukang Kayu Dokter
500 0
396
332 291
0
73 97 79232919 12
Sopir
213 194 0
Laki - Laki
0
34 0 15 0 3727
Pengusaha Penjahit
Perempuan
Sumber : Data Monografi Kelurahan Tamansari 2009
Adapun jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Tamansari, yaitu :
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
58
Tabel 4.3 PENDIDIKAN Tingkat Pendidikan Usia 3 – 6 thn yang belum masuk TK Usia 3 – 6 thn yang sedang di TK/ Playgroup Usia 7 – 18 thn yang sedang sekolah Usia 18 – 56 thn pernah SD tapi tidak tamat Tamat SD/ Sederajat Usia 12-56 thn tidak tamat SMP Usia 18-56 thn tidak tamat SMA Tamat SMP/ sederajat Tamat SMA/ sederajat Tamat D1/ sederajat Tamat D2/ sederajat Tamat D3/ sederajat Tamat S1/ sederajat Tamat S2/ sederajat Tamat S3/ sederajat Tamat SLBA Tamat SLBB Tamat SLBC Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Persentase (%)
497
577
1074
4.6
145
187
332
1.4
1.027
1.379
2406
10.3
272
477
749
3.2
2707
2879
5586
23.9
1130
1157
2287
9.7
1326
1411
2737
11.7
2031 1303 421 381 370 243 81 38 4 6 5
1356 910 279 207 285 170 65 21 4 4 4
3387 2213 700 588 655 413 146 59 8 10 9
11987
11372
23359
14.5 9.5 2.9 2.5 2.8 1.8 0.6 0.2 0.03 0.04 0.03 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan Tamansari 2009
Berdasarkan gambaran diatas jumlah penduduk menurut mata pencaharian dan tingkat pendidikan, dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Tamansari masih banyak penduduk yang belum produktif khususnya perempuan. Oleh sebab itu program pemberdayaan perempuan melalui program pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik dipandang cocok dilaksanakan di Kelurahan ini, karena melihat Kelurahan ini khususnya RW. 20. Adapun fokus subjek penelitian yiatu lulusan program pemberdayaan perempuan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
59
yang diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek yang tepat berada di RW 20 yang terdiri dari 8 RT dengan jumlah penduduk 1620 orang, 249 kepala keluarga. Sebagian besar warga disiplin dan memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjaga kebersihan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah rumah tangga. Supaya warga tidak membuang sampah sembarangan lagi dan dengan adanya program diatas, bisa menjadi salah satu solusi dalam
pemenuhan kebutuhan
warga masyarakat khususnya perempuan. Dengan adanya program ini warga dapat memilah sampah yang organik dan anorganik. Serta warga masyaralat dapat memanfaatkan sampah khususnya anorganik yaitu plastik untuk dijadikan sebuah keteramplan yang unik, bernilai guna tinggi, dan bernilai ekonomi. Serta dengan latar belakang tingkat pendidikan diatas, terdapat pekerjaan yang beragam, maka diharapkan masyarakat akan lebih menyadari akan pentingnya pendidikan dan aktif dalam berbagai kegaitan program pemerintah, terutama program yang bertujuan meningkatkan peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kesejahteraan keluarga. Dilihat dari bagan 4.2 dapat disimpulkan penduduk Kelurahan Tamansari tergolong kedalam daerah yang tingkat penganggurannya menengah, sedangkan dari sektor pendidikan tergolong baik walaupun masih ada yang buta huruf, serta apabila dilihat dari bagan 4.3 penduduk Kelurahan Tamansari memiliki aneka ragam pekerjaan dan profesi. Kesimpulannya Kelurahan Tamansari merupakan daerah yang bisa dibilang cukup maju, karena dalam letak geografisnya berada dipusat Kota Bandung.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
60
Selanjutnya dari hasil studi dokumentasi terdapat pula keterangan sarana dan prasarana kebersihan yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 SARANA DAN PRASARANA Sarana dan Prasarana Tempat pembuangan sampah Alat penghancur sampah Jumlah gerobak sampah Jumlah tong sampah Jumlah Satgas kebersihan Jumlah anggota Satgas kebersihan Tempat pengolahan sampah Pengelolaan sampah lingkungan/ RT Pengelolaam sampah lainnya
Keterangan 5 Lokasi Ada 18 Unit 4657 2 kelompok 23 orang Ada Swadaya Ada
Sumber : Data Monografi Kelurahan Tamansari 2009
Bila dilihat dari tabel 4.4, kesimpulannya bahwa warga masyaralat Kelurahan Tamansari memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Khususnya pengelolaan dan pemanfaatan sampah rumah tangga yang berada di daerah Tamansari.
B.
Profil Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Anggrek
1.
Sejarah Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Anggrek Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua UPPKS Anggrek RW. 20.
kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) merupakan suatu bentuk usaha ekonomi produktif yang dilakukan dari, oleh, dan untuk keluarga. Kelompok usaha ini sebagai wahana pembelajaran yang dibina oleh
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
61
Asosiasi Kelompok Usaha (AKU) BPPKB Kota Bandung. Salah satunya yaitu UPPKS Anggrek RW. 20 Kelurahan Tamansari. Adapun sejarah adanya UPPKS Anggrek ini, berawal dari organisasi BKB KEMAS (bina keluarga balita kesiapan masuk sekolah). Di RW. 20 ini pada tahun 1991 telah berdiri BKB kelompok umur yang bergerak dalam pendidikan anak usia dini. BKB KEMAS yang beranggotakan para kader PKK. Terintisnya kelompok UPPKS Anggerk ini berawal dari situasi perekonomian yang makin sulit, adanya peran wanita yang kurang dilibatkan dalam berbagai kegiatan serta adanya potensi lingkungan yang belum dimanfaatkan dengam optimal. Dengan keadaan seperti itu, maka para kader PKK berpikir untuk membentuk suatu kelompok usaha yang bisa sedikitnya bisa mengatasi dan menjadi solusi akan masalah tersebut. Maka terbentuklah suatu kelompok yang bernama UPPKS Anggrek RW. 20 yang diawali pengajuan ke BPPKB Kota Bandung. Kelompok usaha ini secara resmi dan diakui pada tahun 2007. 2.
Maksud dan Tujuan Kelompok Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Anggrek Adapun maksud dan tujuan dari kelompok UPPKS Anggrek RW. 20 ini
adalah sebagai berikut : a)
Memperluas usaha yang telah berdiri
b)
Meningkatkan atau mengembangkan usaha yang telah ada
c)
Memperluas silaturahmi
d)
Memberdayakan perempuan yang berada di RW. 20
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
62
e)
Sebagai tempat kreatifitas yang berguna dalam hal memanfaatkan potensi lingkungan dan alam
3.
Program Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Anggrek
1)
Kegiatan produksi Kegiatan produksi dilakukan tidak setiap hari, akan tetapi sistemnya bebas
dan dilakukan dirumah masing-masing dan biasanya mereka produksi setiap hari apabila ada pesanan khusus yang berskala besar. 2)
Program kelompok UPPKS Anggrek RW. 20 Adapun program kelompok UPPKS Anggrek RW. 20 ini adalah : a.
Pemberdayaan perempuan melalui program kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik a)
Pelatihan 1 dengan sasaran ibu - ibu Bina Keluarga Balita Kesejahteraan Maysrakat (BKB KEMAS) diadakan pada tanggal 03 maret 2007,
b)
Pelatihan 2 dengan sasaran masyarakat RW. 20 khusus perempuan, pertemuan diadakan pada tanggal 19 Juli 2009.
b.
Pelatihan sulam pita kerudung
c.
Daur ulang sampah organik kerjasama dengan kelompok lingkungan hidup RW. 20
d.
Mengembangkan usaha jahit baju muslim
e.
Pelatihan membuat kue basah dan brownies
f.
Pelatihan pengemasan parcel dan
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
63
3)
g.
Perintisan usaha warung nasi anggrek.
h.
Pelatihan kain perca
i.
Rapat pengurus minggu ke 2 setiap hari kamis
Partisipasi dalam kegiatan eksternal Partisipasi yang telah dilakukan oleh UPPKS Anggrek RW. 20 diantaranya
mengikuti bazar, lomba, dan pameran yang salah satunya ditunjuk sebagai peserta pameran oleh AKU BPPKB serta bekerjasama dalam pemasarannya. Selain itu UPPKS Anggrek RW. 20 sering ikut bazar atau pameran secara mandiri. 4.
Dana Dana yang dijalankan oleh UPPKS Anggrek ini merupakan pinjaman dana
bergulir dari pemerintah yang disalurkan melalui AKU BPPKB Kota Bandung Jawa Barat. Digunakan untuk penyediaan sarana, alat, dan penyediaan bahan baku baik untuk individual maupun berkelompok. 5.
Pengelolaan Pengelolaan UPPKS Anggrek RW. 20 dikelola oleh kader PKK RW. 20,
dan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
64
6.
Struktur Organisasi Bagan 4.5 Struktur Organisasi UPPKS Anggrek RW. 20
Penasehat AKU BPPKB Kota Bandung
Ketua Hj. Yulia Fajri
Sekretaris Djadjang Djuariah
Pemasaran Hj. Ani Hj. Aan
7.
Humas Ojeh Ai
Bendahara Unary
Logistik Rini
Penyediaan Bahan Pokok Yeni
Respon/pendapat masyarakat tentang keberadaan kelompok UPPKS Anggrek Respon masyarakat akan kelompok ini sangat bagus, memang pada awal
perintisan banyak yang kontra akan didirikan kelompok usaha ini dengan alasan buat apa perempuan berpastisipasi lebih jauh. Akan tetapi dari tahun 2007 sampai sekarang anggota UPPKS Anggrek selalu bertambah, yang tergabung dari 8 Rukun Tetangga. Dengan sistem siapa yang bersedia ikut program UPPKS Anggrek ini secara tidak langsung ia menjadi anggota kelompok usaha ini. Akhirnya dengan melihat usaha para kader yang pantang menyerah masyarakat mendukung segala kegiatan yang akan diselenggarakan.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
65
C.
Gambaran Penyelenggaraan Program Pemberdayaan Perempuan melalui
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
(Life
Skills)
Membuat
Keterampilan Daur Ulang Plastik Pada bagian ini akan digambarkan mengenai pelaksanaan pelatihan yang telah diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek RW. 20 Taman Sari Bawah Kota Bandung dengan merujuk kepada komponen-komponen pendidikan luar sekolah yang telah dikemukakan oleh Sudjana (2004:34). Komponen-komponen yang dimaksud dalam program pemberdayaan perempuan melalui
pendidikan kecakapan
hidup
(life skills) membuat
keterampilan daur ulang plastik ini adalah sebagai berikut : 1.
Masukan Lingkungan (enviromental input) Kelurahan Tamansari memiliki jumlah penduduk sebanyak 25111 orang.
Apabila dilihat dari jumlah penduduk tersebut Kelurahan Tamansari tergolong ke dalam daerah yang padat dan persentase jumlah penghuni Kelurahan Tamansari 47% adalah penghuni pendatang yang menyewa kost-kostan dan kontrak rumah. Dengan padatnya kondisi penduduk Kelurahan Tamansari ini berdampak pada lingkungan sekitar Tamansari berserakannya sampah-sampah yang sebagian tidak bisa diperbaharui. Selain itu di Kelurahan Tamansari persentase jumlah tenaga kerja perempuan dan laki-laki hampir sama rata. Hal ini terbukti dilapangan banyaknuya para ibu-ibu yang menjadi pekerja dan kepala keluarga baik yang suaminya kerja maupun tidak bekerja. Para ibu-ibu bekerja bukan hanya untuk menambah serta menutupi kebutuhan hidup saja akan tetapi ingin menjadi insan yang berkembang, berpotensi, dan berprestasi. Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
66
Dengan dua hal di atas menjadi faktor pendukung bagi UPPKS Anggrek Tamansari untuk menyelenggarakan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (lifeskills) membuat keterampilan daur ulang plastik. 2.
Masukan Sarana (instrumental input) Yang termasuk ke dalam masukan sarana (instrumental input) diantaranya:
a.
Tujuan Pelatihan 1) Memberikan pengetahuan serta keterampilan membuat keterampilan daur ulang plastik. 2) Membantu ibu-ibu sekitar RW. 20 dalam hal pengembangan keterampilan dan penggalian potensi-potensi yang berada dalam diri ibu-ibu. 3) Meningkatkan kemampuan, kepercayaan diri, keberdayaan sosial ekonomi, kualitas hidup perempuan yang berada dikeluarga pra sejahtera, dan ibu-ibu yang mengalami masalah kesejahteraan sosial ekonomi. 4) Meningkatkan taraf hidup dan membantu perekonomian keluarga para lulusan. 5) Meningkatkan kesadaran akan pemeliharaan lingkungan dengan memanfaatkan sampah yang berada disekitar kita
b.
Materi Materi yang diberikan dalam pelatihan ini terdapat dalam tabel 4.5.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
67
TABEL 4.5. Materi Pelatihan No. 1.
2.
3.
Materi Pengenalan dan Pemilihan Bahan Baku - Menjelaskan tujuan program yang diselenggarakan dan manfaatnya. - Penjelasan mengenai limbah sampah yang bisa dimanfaatkan dan ilmu yang melingkupinya, serta batasan-batasan materi yang akan di berikan. Pengolahan - Pemilahan bahan dan pencocokan corak, Mempelajari tentang bagaimana memilah sampah plastik yang layak dijadikan bahan baku, serta bagaimana pemilihan corak agar terlihat bagus menjadi suatu barang. - Cara pencucian, Mempelajari bagaimana, dan dengan apa mencuci limbah sampah plastik. Agar menjadi bersih dan aman digunakan. - Cara pemotongan bahan, Mempelajari teknik pemotongan bahan sesuai dengan design dan pola barang yang akan diproduksi. - Cara melipat bahan, Mempelajari teknik melipat bahan yang telah dipotong sesuai pola dan design yang akan dibuat, agar tersusun dengan rapih. - Cara menjahit dan menyusun sesuai pola, Mempelajari bagaimana menjahit dengan cara manual dan menyusun bahan yang telah dilipat sesuai dengan pola produk yang akan dibuat, lalu dihias minimalis Praktek - Ibu-ibu mendemostrasikan pemahaman keterampilan yang telah disampaikan oleh narasumber dengan acuan membuat dompet kecil. Untuk bahan baku selain yang disediakn panitia, sebelumnya ibu-ibu sudah diinformasikan untuk membawa limbah plastik yang ada dirumah.
Waktu Waktu ± 60 menit
Waktu ± 60menit
Minggu 3 Waktu ± 60 menit
Sumber: Dokumen UPPKS Anggrek Tamansari
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
68
c.
Nara Sumber Nara sumber dalam program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan
kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik ini adalah mereka yang benar-benar ahli dalam bidangnya khususnya keterampilan daur ulang plastik dan limbah sampah. Adapun data narasumber lengkapnya pada table 4.6. TABEL 4.6 Data Nara Sumber No.
Nama
1.
Hj. Yulia Fajri
2.
Djadjang Djuariah
Tempat, Tanggal Lahir Bandung 07-07-1952
Bandung, 27-11-1953
L/ P
Pendidikan
Jabatan
P
S1
Penanggung Jawab
P
SMAN 1
Tutor/Nara sumber
Alamat Lengkap Jl.Tamansar 7A/59 01/20 Tamansari Bawah Bandung Jl.Tamansar 9C/73 03/20 Tamansari Bawah Bandung
Sumber: Dokumen UPPKS Anggrek Tamansari
d.
Metode 1) Ceramah 2) Tanya jawab 3) Curah pendapat (Brainstroming) 4) Demonstrasi
e.
Fasilitas 1) Ruang belajar (teori dan praktek), 2) Papan tulis, 3) Alat-alat tulis
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
69
4) Lembar materi dasar 5) Alat dan bahan pembuatan keterampilan daur ulang plastik 3.
Masukan mentah (raw input) Warga Belajar yang mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui
pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik di UPPKS Anggrek Tamansari Kota Bandung sebagian adalah orang tua PAUD BKB KEMAS, kader PKK, masyarakat sekitar RW. 20 Kel. Tamansari bawah yang belum bekerja ataupun belum memiliki pekerjaan tetap yang belum memiliki keterampilan. Adapun kriteria atau persyaratan yang ditetapkan oleh penyelenggara adalah sebagai berikut : 1) Perempuan 2) Usia produktif (16 – 60 tahun) 3) Berdomisili di Kelurahan Tamansari Bawah 4) Memiliki motivasi dan komitmen untuk belajar dan mengembangkan hasil pelatihan untuk berwirausaha. 5) Diprioritaskan untuk ibu-ibu, drop out, yang tidak bersekolah dan sebagainya. Jumlah warga belajar yang mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik di RW. 20 Kel. Tamansari Bawah Kec. Bandung Wetan Kota Bandung yaitu berjumlah 27 orang dengan data lengkapnya pada table 4.7
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
70
TABEL 4.7 Data Warga Belajar dilihat dari, Usia, Pendidikan dan Domisili
No.
Nama
Usia
Pendidikan
RT/RW
1
Ibu Unary
49
SMEA
01/20
2
Ibu Enung
34
SD
01/20
3
Ibu Henny
33
SMA
01/20
4
Ibu Arnita
33
SMA
01/20
5
Ibu Ai Maesaroh
32
SMA
02/20
6
Ibu Juju
46
SD
02/20
7
Ibu Iis
35
SMP
02/20
8
Ibu Elih
37
SMA
03/20
9
Ibu Imas Masriah
38
SMP
03/20
10
Ibu Hj. Aan
55
SD
03/20
11
Ibu Iip
40
SD
03/20
12
Ibu Rini
50
-
04/20
13
Ibu Sinta
54
-
04/20
14
Ibu Nina
32
SMA
05/20
15
Ibu Aminah
31
SMP
05/20
16
Ibu Ojeh
43
SD
05/20
17
Ibu Hj. Ani
50
SD
05/20
18
Ibu Ati
46
SMA
06/20
19
Ibu Acah
55
-
06/20
20
Ibu Rini
34
SMA
06/20
21
Ibu Eti
44
SD
06/20
22
Ibu Nia
32
SMP
06/20
23
Ibu Yeni
33
SMP
06/20
24
Ibu Wati
35
SMA
06/20
25
Ibu Mimin
22
SMP
06/20
26
Ibu Euis
24
SMP
06/20
27
Ibu Onas
47
-
06/20
Sumber: Dokumen UPPKS Anggrek Tamansari Bawah Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
71
4.
Proses 1) Waktu : Program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2009 2) Tempat : Gedung RW. 20 Kelurahan Tamansari Bawah Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung.
5.
Keluaran (output) Keluaran dari pelatihan membuat keterampilan daur ulang plastik ini di
diharapkan dapat: 1) Memiliki pengetahuan serta keterampilan membuat keterampilan daur ulang plastik. 2) Bisa Membantu ibu-ibu sekitar RW. 20 dalam hal pengembangan keterampilan dan penggalian potensi-potensi yang berada dalam diri ibu-ibu. 3) Meningkatkan kemampuan, kepercayaan diri, keberdayaan sosial ekonomi, kualitas hidup perempuan yang berada dikeluarga pra sejahtera, dan ibu-ibu yang mengalami masalah kesejahteraan sosial ekonomi. 4) Meningkatkan taraf hidup dan membantu perekonomian keluarga para lulusan. 6.
Masukan lain (other input) Dana yang digunakan dalam program pemberdayaan perempuan melalui
pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
72
di RW. 20 Kel. Tamansari Bawah Kec. Bandung Wetan Kota Bandung ini bersumber dari AKU BPPKB Kota Bandung. Selain itu pelatihan keterampilan daur ulang plastik ini bekerjasama dengan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berada di Kelurahan Tamansari sebagai fasilitator dalam mendapatkan bahan baku,
bekerjasama
dalam
hal
memelihara
lingkungan,
menanggulangi
permasalahan lingkungan dengan adanya pemanfaatan limbah plastik ini dan sebagainya 7.
Pengaruh (outcome) Warga belajar yang telah mengikuti keterampilan daur ulang plastik ini
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya sendiri dengan kepercayaan diri yang optimal, dapat berinteraksi, dan positif serta dapat memanfaatkan keterampilan ini menjadi suatu bidang usaha, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
D.
Deskripsi Kasus Pada bagian ini akan diuraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan
terhadap tiga orang lulusan yang telah mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui
pendidikan kecakapan
hidup
(life skills) membuat
keterampilan daur ulang plastik yang diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek RW. 20 yang berinisial UY, AH dan MN, serta para informan yang berinisial DJ, dan AN. Untuk melihat bagaimana pemanfaatan hasil program pemberdayaan perempuan melalui pendidikam kecakapan hidup (life skills) membuat
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
73
keterampilan daur ulang plastik dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga perlu dilakukan penelitian baik melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. 1.
Responden UY Responden satu berinisial (UY) ia adalah seorang ibu rumah tangga yang
berusia 50 tahun. Pendidikan terakhir adalah SMA. Sebelum menjadi kader PKK UY pernah mengajar sampai sekarang Pendidikan Anak Usia Dini di BKB KEMAS Tamansari. Selain itu dia adalah karyawan swasta disalah satu klinik gigi kota Bandung, ia UY mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik yang diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek Tamansari Kota Bandung dimana UY menjadi kader PKK sekaligus pengurus UPPKS Anggrek Tamansari. Dengan aktifnya UY mengikuti program kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak penyelenggara, maka dengan mudah UY memperoleh informasi mengenai pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik ini. a.
Hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik.
1)
Aspek Kognitif Menurut persepsi responden UY bahwa dengan adanya penyelenggaraan
program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) keterampilan daur plastik banyak hal yang UY dapatkan yang sudah tentunya menambah pengetahuan tentang tata cara pengolahan sampah non Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
74
organik yang susah diperbaharui dengan mendaur ulang plastik menjadi suatu kerajinan tangan. Dari mulai pengenalan bahan-bahan, pengolahan plastik sampai dengan pembentukan menjadi suatu benda. UY Selalu hadir dalam setiap pertemuan, dan ia aktif berdiskusi dengan pematerinya serta UY terinspirasi pula untuk membuat kerajinan yang lain sehingga menjadi lebih kreatif. UY di pelatihan ini mendapatkan banyak sekali pengalaman dan pengetahuan intern maupun extern dalam program tersebut, diantaranya ia bisa bersilaturahmi, bekerjasama, dan punya ilmu serta keterampilan yang sebelumnya belum UY dapatkan. Dan selain dari pelatihan ini UY belum pernah mendapat pengetahuan mengenai keterampilan daur ulang plastik ini. Sebelum mengikuti pelatihan keterampilan daur ulang plastik yang diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek Tamansari UY sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai pembuatan keterampilan daur ulang plastik, karena UY baru memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan daur ulang plastik setelah mengikuti pelatihan ini. Selain itu UY pun mengetahui bagaimana cara untuk memulai berwirausaha, karena pada setiap penyampaian materi dan praktek narasumber “menyisipkan” pengetahuan mengenai kewirausahaan walaupun hanya gambaran secara umum saja dan tips-tips pengalamannya, bagaimana dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk memulai usaha keterampilan daur ulang plastik ini, sehingga dengan ini UY termotivasi untuk dapat berwirausaha dengan modal pengetahuan yang telah ia pelajari ini.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
75
2)
Aspek Afektif Setelah mengikuti pelatihan keterampilan daur ulang plastik ini, UY banyak
mendapatkan tentang nilai-nilai kesabaran yang teraplikasi dari pembuatan keterampilan daur ulang plastik ini, walaupun memang sesekali waktu pernah meninggalkan kegiatan produksi karena ada urusan yang lain. Dan setelah mendapatkan pengalaman dan pengetahuan keterampilan daur ulang plastik ini serta sedikitnya ada bekal bagaimana untuk memulai usaha keterampilan daur ulang plastik ini, UY dengan tekun menerapkan materi yang ia dapatkan terhadap sebuah produk yang ia buat menjadi suatu produk yang pantas dipasar luaskan, Karena ia melihat prospek usaha usaha keterampilan daur ulang plastik ini kedepannya sangat menjanjikan. Bisnis ini menjadi penghasilan sampingan UY selain ia menjadi tenaga pendidik, dan pegawai diklinik gigi dikota Bandung. Walaupun demikian UY sepanjang ini masih memproduksi dan memenuhi pesanan tanpa ada target karena terkendala modal dan waktu kerja yang intensif. Orientasi
UY
pada
tugas
dan
hasil
setelah
mengikuti
program
permberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidp (life skills) selalu berusaha memproduksi barang dagangan dengan baik, rapih, dan apik. Serta bisa memimpin usahanya ini dengan variatif barang dagangan yang tidak hanya keterampilan daur ulang plastik saja tapi dengan manik-manik, bros-bros yang dibuatnya sendiri dan UY mempunyai satu orang pegawai yang menjaga toko. Sewa toko ini UY join sama saudaranya. UY berusaha mengembangkan keterampilannya lebih lanjut dengan mencari referensi dari media lain seperti majalah dan media televisi serta selalu terbuka bila ada ibu-ibu yang mau belajar. Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
76
3)
Aspek Psikomotor Setelah mengikuti program ini, memiliki kecakapan tentang pemilahan
bahan pokok, pengolahannya yang mulai dari pencucian, pemilahan sampah sesuai corak dan pola yang diinginkan, pemotongan, penjaitan, pembentukan, dan pengemasan. Akan tetapi mengenai pemasaran UY menggunakan metode pemasaran yg tradisional karena pada kegiatan pelatihan tidak bahas lebih luas tentang teknik pemasaran yang baik jadi sebisanya saja. Aktifitas UY sehari-hari bertambah padat, karena selain memproduksi keterampilan daur ulang plastik, karena pada rutinitas sebelumnya UY telah bekerja. Selama ini UY sangat optimis sekali akan kegiatan yang UY lakukan sehari-hari karena ada tempat konsultasi dan UY selalu terbuka agar beban yang ia rasakan serasa ringan yaitu narasumber dan saudaranya. Hal ini membuat UY pun terbuka dan bekerjasama dengan orang lain yang mau berkreatifitas seperti dirinya, baik dalam hal membuat keterampilan daur ulang plastik maupun yang lainnya. Adapun hal-hal yang memotivasi UY terus berkreatifas adalah : (1)
Ingin menjadi figur seorang ibu yang bisa dicontoh anak-anaknya
(2)
Tambahan penghasilan
(3)
Dengan mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan UY ingin berkembang menjadi perempuan yang berwawasan luas sehingga bisa mengenal orang banyak dan membuktikan bahwa perempuan tidak sempit kegiatannya, dan tidak berpangku tangan serta lemah.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
77
b.
Pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. Aktivitas setelah mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui
keterampilan daur ulang plastik, UY menjalankan kegiatannya seperti biasa karena sebelum mengikuti program ini UY sudah mempunyai pekerjaan yang cukup padat yaitu mengajar di PAUD BKB KEMAS dan menjadi pegawai di salah satu klinik gigi di kota Bandung. Dengan mengikuti program ini aktivitas UY makin bertambah padat, pada pagi hari UY mengajar di PAUD dengan jadwal satu minggu 3 kali kemudian langsung berangkat ke klinik, sepulang dari klinik UY mengontrol toko dan memproduksi keterampilan daur ulang plastik. Berawal adanya kegiatan produksi keterampilan ini, munculah ide UY membuat keterampilan yang lain yaitu membuat manik-manik perhiasan, bros, accecoris dan
sebagainya.
Sehingga
UY
mempunyai
banyak
keahlian
dalam
keterampilannya yang membuatnya lebih terampil dan kreatif dari sebelumnya. UY dalam menjalankan kegiatan setelah mengikuti program ini selalu ingin mengembangkan keterampilan yang ia miliki dengan seoptimal mungkin, akan tetapi dalam hal pengembangan ini tidak luput dari hambatan-hambatan. Selama ini UY menghadapi hambatan dan tantangan tersebut dengan ikhlas dan lapang dada serta berusaha untuk tegar, kuat, dan optimis. Adapun hambatan yang terasa oleh UY dalam menjalankan usaha keterampilan daur ulang plastik ini misalnya bahannya kurang dalam hal pemilahan bahan baku yang sesuai dengan corak dan pola yang kita inginkan, sehingga UY kadang pulang kerja suka mendatangi Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
78
pengepul sampah untuk mendapatkan tambahan bahan baku yang sesuai dengan pola dan dalam kondisi yang bagus. Kemudian peralatan yang diperlukan UY belum ada semua salah satunya alat obras, pembolong tas, pemotong bahan plastik otomatis dan lainnya. Setelah itu yang terakhir adalah modal usaha yang belum bisa menutupi aktivitas usaha semuanya. Keterampilan daur ulang plastik yang telah UY kuasai cukup banyak, karena UY sangat tekun sekali dan selalu mencari referensi-referensi model dan pola keterampilan plastik. Adapun jenis produk daur ulang plastik yang telah UY kuasai dan sering diproduksi oleh UY diantaranya tas, dompet, sajadah, tempat tissue, tempat pencil, tas belanja, tutup dispenser, dan payung. Dengan mengusai berbagai bentuk keterampilan daur ulang plastik UY berpikir selain menghasilkan menjadi tambah penghasilan, produk ini bernilai cukup tinggi karena tingkat kesulitan pembuatan yang cukup tinggi serta produk asli hasil karya tangan pribadi dengan memanfaatkan sampah yang susah terurai dan secara tidak langsung kita ikut berperan dalam memelihara lingkungan. Kegiatan produksi keterampilan daur ulang plastik ini dilakukan UY tidak setiap hari tanpa target, akan tetapi sesuai dengan pesanan konsumen dan pesanan dari penampung keterampilan ini. Sebelum konsumen memilih pesanannya ada sampel produk dan photo-photo hasil karya sebelumnya sehingga konsumen lebih mudah memilih model yang diinginkan. Sistem pemasaran yang dilakukan UY selain dengan pemasaran sendiri dengan komunikasi promo ke teman-teman maupun pasien maupun ke toko-toko, penyelenggara memfasilitasi pemasaran produk dengan menggunakan sistem tampung yang dikoordinir oleh DJ. Selain Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
79
ada sistem tampung keterampilan penyelenggara juga memfasilitasi lulusan dengan adanya pembinaan lanjutan satu bulan sekali pada hari kamis minggu ke satu. Selama proses pengembangan usaha UY berhasil mempunyai mitra pemasaran dengan pihak lain, yaitu EFO di Jl. Dago. Mitra usaha ini UY dapatkan dari usulan temannya dan waktu penawaran produk ditemani temannya. Walaupun pemasokan ke EFO dalam skala kecil tapi hal ini menjadi salah satu kemajuan UY dalam memasarkan produksinya. Hal ini tidak terlepas bimbingan dari DJ selaku narasumber sekaligus temannya yang selalu mendukungnya dan menjadi area konsultasi bagi UY. Dalam menjalankan produksi keterampilan ini modal pengembangan usaha yang dipergunakan berasal dari diri sendiri. Memang sebelumnya kita difasilitasi oleh UPPKS Anggrek pada awal program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik ini, akan tetapi modal dalam pengembangan usaha setelah mengikuti pelatihan keterampilan ini berasal dari diri pribadi. Rata-rata UY dalam waktu 1 bulan memerlukan modal usaha sekitar Rp. 300.000 – Rp. 350.00 untuk pembelian bahan baku, accesoris produk dan peralatannya. Akan tetapi modal usaha yang diperlukan tersebut bersifat fluktuatif tergantung pesanan yang datang. Kadang kalau lagi banyak pesanan suka UY alihkan dan diperbantukan kepada lulusan-lulusan lainnya karena terbatasnya modal dan tenaga. Tetapi tetap diperhatikan kualitas produknya agar konsumen tidak kapok membeli barang keterampilan daur ulang plastik ini ke lulusan-lulusan lainnya.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
80
Adapun sistem pembagian hasil penjualan pribadi yang diterapkan UY pada produknya diluar modal yang telah dikeluarkan 25 % masuk ke penambahan modal, 50 % masuk ke saku pribadi, dan 25% lain-lain. Tetapi kalau sistem pembagian hasil melalui tampung adalah 5% masuk kas UPPKS Anggrek Tamansari, 25 % penambahan modal, 50% ke saku pribadi, dan 20% lain-lain. Dengan adanya sistem penerapan seperti ini walapun masih manual UY sangat terbantu sehingga terlihat dan terkelola dengan baik antar pengeluaran belanja bahan baku, pemenuhan dasar kebutuhan hidup, dan lainnya. c.
Dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) terhadap kesejahteraan keluarga. Pekerjaan UY saat ini adalah tenaga pendidik dan pegawai diklinik gigi, UY
sudah bekerja sebagai tenaga pendidik sejak 12 tahun yang lalu dan menjadi pegawai klinik sekitar 8 tahun. UY bekerja 3 sampai 5 hari dalam seminggu. Kesempatan untuk membuka usaha secara mandiri selalu ada, apalagi kita telah memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Kadang kurangnya modal menghambat produksi keterampilan daur ulang plastik ini. Menurut UY selama ia bekerja, kendala yang UY hadapi hanyalah masalah pembagian waktu antara pekerjaan, kegiatan produksi, dan dengan kebutuhan pribadinya. Sehingga UY kadang lupa akan pemenuhan kebutuhan diri sendiri. Namun bila ada kesempatan UY selalu memanfaatkan waktu dengan baik. Peningkatan pendapatan UY sebelum mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik dari hasil kerja perbulannya sekitar Rp. 600.000 - Rp. 700.000, akan tetapi setelah mengikuti program Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
81
pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik penghasilan UY sekitar Rp. 800.000 – Rp. 1.000.000, dengan adanya keterampilan ini UY merasa terbantu karena dengan adanya keterampilan ini UY bisa mengembangkan dirinya ke keterampilan yang lain sehingga aktifitas usaha UY perlahan berkembang dan dapat menjadi penghasilan lebih untuk memenuhi kebutuhan, minimal terpenuhinya kebutuhan dirinya sendiri maximalnya kebutuhan keluarganya. Walaupun suaminya bekerja, UY tidak tergantung dari nafkah suaminya dan UY sangat bersyukur karena suami dan anak-anaknya mendukung akan aktifitasnya. Dengan adanya peningkatan penghasilan UY berusaha mengelola penghasilannya kedalam berbagai aspek, termasuk biaya pendidikan anaknya. UY mengatakan dengan adanya tambahan penghasilan dari keterampilan daur ulang plastik, dapat menutupi semua kebutuhan anaknya mulai dari kebutuhan bukubuku, ongkos anaknya, serta keperluan lainnya. Selain itu juga UY dapat menyisihkan uangnya untuk mencicil mesin jahit yang memenuhi keperluan produksinya dan menabung. Dengan adanya program ini dampak positif yang dapat UY ambil secara tidak sadar ikut melestrarikan dan memelihara lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik yang berada disekitar kita menjadi barang yang berguna. Selain itu dampak yang terlihat kepada UY, masyarakat pun ikut mengumpulkan sampah plastik secara apik untuk dipakai sendiri, dijual ke pengepul sampah maupun dijual kepada lulusan-lulusan program pemberdayaan perempuan melalui daur ulang plastik. Dengan demikian UY dan masyarakat telah mendukung Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
82
pembangunan
pengelolaan
lingkungan
secara
berkelanjutan
yang
telah
dicanangkan oleh pemerintah.
2.
Responden AH Responden dua berinisial (AH) seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja.
AH bekerja pada sebuah keluarga sejak 5 tahun silam sebagai pembantu rumah tangga dan pengasuh Anak, selain itu ia adalah petugas pengambilan sampah disekitar RW. 20, AH berusia 55 tahun, dan AH tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Akan tetapi dengan dasar ini menjadi motivasi AH untuk menjadi perempuan yang lebih berdaya dan trampil. AH memiliki semangat belajar yang tinggi, ini terbukti dengan keinginan yang kuat untuk selalu belajar hal apapun baik itu keterampilan dan lainnya disela-sela pekerjaannya sebagai pembantu dan petugas kebersihan. Selain itu AH selalu ingin menambah pengetahuan dan keterampilan dengan mengikuti program-program yang diadakan oleh UPPKS Anggrek ini. a.
Hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik.
1)
Aspek Kognitif Dengan mengikuti pelatihan ini, banyak hal yang AH dapatkan terutama
mengenai pembuatan keterampilan daur ulang plastik. Dari mulai pengenalan bahan, pemilahan bahan baku, pengolahan, penghiasan, dan pembentukan. AH mempunyai sifat pendiam dan pemalu karena AH merasa minder, AH hanya bisa
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
83
berbicara kalau ditanya sama narasumber langsung dan dia lebih leluasa bertanya ke anaknya dan kader PKK yang berinisial WT. AH dipelatihan ini sangat banyak sekali yang di dapatkan, selain pengetahuan dan keterampilan daur ulang plastik diantaranya AH bisa belajar tentang pengolahan sampah, belajar berkomunikasi dengan yang lain, dan belajar bersosialisasi dengan peserta lainnya. Selain dari program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik yang diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek Tamansari, AH tidak memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan daur ulang plastik. Mulai dati nol AH mengikuti pelatihan ini, namun sekarang AH telah memiliki pengetahuan mengenai pemilahan sampah, pengolahan sampah, menumbuhkan rasa percaya diri karena AH merasa hanya sebagai petugas kebersihan dan memiliki keterampilan daur ulang plastik. Namun pemahaman mengenai kewirausahaan AH merasa belum memiliki pengetahuan yang cukup, karena dalam pelatihan ini tidak terdapat materi khusus yang mempelajari mengenai kewirausahaan hanya gambaran kepada ibu-ibu apabila ingin berwirausaha dalam bidang ini memang harus kuat mental. 2)
Aspek Afektif Setelah mengikuti program ini AH banyak mendapatkan manfaat tentang
keseriusan membuat suatu produk dengan telaten, sabar, dan teliti dalam membuat keterampilan daur ulang plastik ini. AH selalu telaten dalam memenuhi pesanan keterampilan ini, dan AH kurang memiliki kepercayaan diri penuh untuk menjadi wirausahawan dalam bidang ini, dikarenakan kekurangan modal. Akan tetapi AH sangat percaya diri akan hasil produksinya dapat diterima oleh masyarakat luas, Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
84
dan selama proses pelatihan berlangsung AH selalu memperhatikan materi yang diberikan narasumber dengan hasil praktek yang memuaskan. Untuk sementara ini AH menjalankan produksi ini, tetap memenuhi pesanan pelanggan dengan serius sampai selesai. Walaupun sesekali pernah meninggalkan kegiatan produksi karena hal yang lebih penting. Dalam pemenuhan pesanan AH semampunya saja karena terkendala modal kecuali pelanggan memberi uang muka dan penyesuaian waktu produksi. Tetapi dengan berbekal keterampilan ini dan menjalankan usaha kecil ini, AH yakin bisa membangun usahanya sesuai dengan yang AH cita-citakan karena prospek usaha ini kedepannya sangat menjanjikan karena selain menjadi bertambahnya penghasilan nilai positif yang lainnya yaitu dapat membantu mengelola kelestarian lingkungan RW. 20. Bagi AH usaha ini menjadi penghasilan sampingan AH selain ia menjadi pembantu dan petugas kebersihan. Orientasi AH pada tugas dan hasil produksi selalu menjadi yang prioritas yang utama AH berusaha memproduksi barang dagangan dengan rapih, bagus, coraknya cocok, dan apik. Hal ini AH lakukan supaya pelanggannya puas akan barang dagangan tersebut. Sementara ini AH hanya bisa menjalankan usaha ini sendiri akan tetapi AH berusaha mengembangkan keterampilannya dengan selalu bertanya sama ibu-ibu yang lain secara lisan dan praktek serta AH sangat senang sekali bila ada ibu-ibu yang lain ingin belajar keterampilan daur ulang plastik ini kepadanya. 3)
Aspek Psikomotor
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
85
Setelah mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang ini, AH telah memiliki pengetahuan dan keterampilan serta keahlian dalam pengolahan keterampilan daur ulang plastik. AH telah memahami tentang pengenalan, dan pemilihan bahan serta proses produksi keterampilan daur ulang plastik. Kegiatan AH sehari-hari bertambah padat, karena selain memproduksi keterampilan daur ulang plastik sebelumnya AH telah bekerja. AH selalu konsultasi dengan kader PK yg berinisial WT. Ia merasa nyaman dan tidak sungkan kalau berbicara sama WT. Dan untuk sementara ini AH belum bisa bekerjasama dengan orang lain dalam hal produkisi keterampilan ini, dikarenakan kekurangannya modal dan belum percaya diri untuk memimpin. Akan tetapi kalau ada yang mau belajar AH selalu terbuka kepada siapapun. Motivasi AH dalam membangun dirinya menjadi perempuan yang terampil, mempunyai pengetahuan adalah : 1)
Ingin memperbaiki hidupnya dari segi ekonomi, dan sosial. Agar dihargai oleh orang lain.
2)
Biar bisa membiayai sekolah anak
3)
Ingin memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, karena AH menjadi kepala keluarga.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
86
b.
Pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. Setelah mengikuti pelatihan ini, AH menjalankan pekerjaaannya seperti
biasanya karena sebelum AH mempunyai pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dan petugas kebersihan dilingkungan Tamansari Bawah. Aktifitas AH sedikit bertambah padat, AH mengawali harinya sebagai petugas kebersihan, dengan menjadi petugas kebersihan AH sedikit terbantu dalam memenuhi bahan pokok daur ulang platik ini. AH cuma harus sabar memilah sampah yang ia dapatkan dari masyarakat, kadang-kadang ada masyarakat yang mengerti kebutuhan AH suka memanfaatkan sampah plastik berupa kemasan mie, kopi, dan sebagainya. kemudian AH berangkat kerja menjadi pembantu dan pengasuh hingga siang atau sore. Disela luang waktu
menjadi pembantu AH suka
memproduksi daur ulang plastik ini walaupun sedikit-sedikit sehingga waktu pulang kerja dirumah AH meneruskan kegiatan produksinya hingga malam hari. Dalam kegiatan produksi AH mempunyai hambatan yang tidak bisa dihindari yaitu kekurangan modal usaha, kalau masalah bahan baku AH belum pernah kesulitan soalnya dia dapat dari hasil bekerja sebagai petugas kebersihan. Keinginan AH dalam mengembangkan keterampilan ini terbukti dengan tekunnya AH dalam mempelajari berbagai bentuk model keterampilan daur ulang plastik ini, adapun model keterampilan yang telah AH kuasai diantaranya : dompet, sajadah, tempat tissue, kantong belanja, tas modern, dan tempat bunga. Dan AH berpendapat bahwa keteramplan ini berdaya jual tinggi dan ramah Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
87
lingkungan. AH selalu optimis akan keberhasilan mengembangkan keterampilan ini Kegiatan produksi keterampilan daur ulang plastik ini dilakukan AH hampir setiap hari dan kadang dibuat sesuai dengan pesanan konsumen dan pesanan dari penampung keterampilan ini. Adapun pemasaran yang dilakukan AH selain dengan pemasaran sendiri, biasanya pelanggan yang sudah pernah membeli suka langsung kerumah dan mengajak temannya lagi untuk memesan keterampilan ini, pelanggan yang datang bukan hanya dari daerah Tamansari saja, tetapi ada dari luar kota. Jalan pemasaran ini hasil ia promo ke saudara-saudaranya dan sosialisasi ke tetangga sekitar Tamansari Bawah selain memasarkan sendiri AH juga suka menitip barang produksinya ke penyelenggara. Dalam proses pengembangan usaha AH belum mempunyai mitra usaha luar seperti memasukan barang dagangan ke toko, AH baru punya pelangganpelanggan yang suka langsung datang kerumahnya. Pelanggan tersebut di dapat dari hasil sosialisai AH ketika bekerja sebagai petugas kebersihan. Modal pengembangan usaha yang dipergunakan AH berasal dari bank keliling dan pribadi. Pada pelatihan memang difasilitasi oleh UPPKS Anggrek akan tetapi untuk pengembangannya masing-masing. AH dalam waktu 1 bulan memerlukan modal usaha sekitar Rp. 50.000 – Rp. 150.00 untuk tambahan pembelian bahan baku kalau tidak dapat dari sampah yang dikumpulkan, accesories dan peralatannya. Pembagian hasil penjualan pribadi yang diterapkan AH 30 % masuk ke penambahan modal, 20 % untuk cicilan hutang ke bank keliling, dan 50% kebutuhan pribadi. Kalau sistem pembagian hasil melalui tampung adalah 5% masuk kas UPPKS Anggrek Tamansari, 25 % penambahan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
88
modal, 20 % untuk cicilan hutang ke bank keliling, dan 50% kebutuhan pribadi. AH menerapkan pengelolaan keuangan ini supaya terkoordinir dan tujuan penambahan modal bisa tercapai dengan baik. Selain itu AH belajar menerapkan pengelolaan ini agar kebutuhan pribadi khususnya kebutuhan anak terpenuhi dengan pasti, AH selalu berprinsip disiplin, kerjasama, kerja keras dan berani serta mau berusaha. c.
Dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) terhadap kesejahteraan keluarga. Kegiatan AH saat ini sebagai pembantu rumah tangga dan petugas
kebersihan.
Disela
rutinitasnya
AH
selalu
menyempatkan
memproduk
keterampilan daur ulang plastik ini setiap hari termasuk hari minggu akan tetapi AH bekerja dalam seminggu cuma 6 hari. Dalam waktu luang AH selalu menyempatkan diri belajar berbagai model keterampilan dan baca kepada ibu wati selaku kader PKK yang menjadi pengurus UPPKS Anggrek, AH berpikir dengan banyaknya model yang ia kuasai kesempatan pengembangan usaha akan semakin besar, memang AH belum bisa bisnis seperti UY tetapi AH membuka bisnis ini secara mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Akan tetapi AH terbuka bila ibu-ibu mau ikut produksi dengannya dan hal itu bagi AH sangat senang sekali karena biasa AH dipandang sebelah mata tetapi sekarang ada perubahan dalam lingkungan sosialnya. Peningkatan pendapatan AH sebelum mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik dari hasil kerja perbulannya sekitar Rp. 400.000 - Rp. 500.000, akan tetapi setelah mengikuti program Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
89
pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik penghasilan AH sekitar Rp. 600.000 – Rp. 800.000, AH sangat terbantu sekali dengan adanya pelatihan keterampilan ini, karena AH merasa dirinya lebih berguna, selain itu AH mendapatkan dukungan penuh dari anak-anaknya walaupun suaminya ada dan tidak bekerja yang kurang mendukung akan aktifitasnya. AH selalu optimis bahwa ia bisa melewati semua proses kehidupannya. Dan yang menjadi kekuatan AH adalah anaknya agar ia bisa lebih baik dari ibunya. AH mempunyai cita-cita anaknya bisa sekolah setinggi mungkin. Dengan adanya peningkatan penghasilan AH berusaha mengelola penghasilannya kedalam berbagai aspek, yang paling utama adalah biaya pendidikan anaknya, kebutuhan keluarganya sehari-hari, dan terpenuhinya kebutuhan AH akan peralatan rumah tangga yang memang dirumahnya masih minimal sekali. Dari penghasilan setelah mengembangkan usaha ini AH bisa membeli kasur, dan kompor gas, walaupun sebagian masih mencicil. Hal inilah yang menjadi motivasi AH agar bisa lebih semangat, selalu sehat dengan ikut memelihara kebersihan lingkungan, dan optimis. Perubahan kebiasaan AH dan tetangganya menurut AH terlihat jelas mereka selalu mengumpulkan sampah kemasan atau plastik dan sampah organik ke dalam plastik yang berbeda. Pada pagi harinya rata-rata masyarakat sudah rapih menyimpan sampah didepan rumah dan AH sebagai petugas kebersihan sangat terbantu sekali dengan adanya perubahan kebiasaan masyarakat Tamansari Bawah ini, walaupun belum semuanya sadar akan hal tersebut.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
90
3.
Responden MN Responden tiga berinisial (MN) ia adalah seorang ibu rumah tangga yang
berusia 22 tahun. Pendidikan terakhir adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebelum menikah MN pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga di teman ibu nya AH, tetapi setelah menikah ia berwirausaha membuka warung makanan kecil-kecilan. Selain itu MN kadang-kadang membantu ibunya menyortir sampah yang didapat dari ibunya bekerja agar bisa dijual ke pengepul sampah. a.
Hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik.
1)
Aspek Kognitif Banyak hal yang MN dapatkan setelah mengikuti program pemberdayaan
perempuan melalui pendidikan kecakapam hidup daur ulang plastik ini, pengetahuan yang bertambah sudah tentu ia peroleh, dari mulai pengenalan bahan untuk pembuatan keterampilan daur ulang plastik, pengolahan yg dimulai dari pemilahan, pemotongan, penjahitan, dan pembentukan. Selain dengan mengikuti pelatihan keterampilan daur ulang plastik yang diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek Tamansari ini MN belum pernah dan tidak memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan daur ulang plastik dari tempat atau media lain maupun mengikuti pelatihan serupa sebelumnya. Sebelum mengikuti pelatihan daur ulang plastik ini MN sama sekali belum mengetahui dan belum memiliki keahlian bagaimana pembuatan dan pengolahan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
91
daur ulang plasik ini. Sedangkan sekarang ia sudah dapat membuat atau mengolah sampah plastik ini sampai dengan siap dipasarkan atau dijual. Selain pengetahuan dan keterampilan mengenai daur ulang plastik, MN pun memperoleh pengetahuan mengenai kewirausahaan yang selalu diberikan oleh narasumber disela-sela penyampaian materi pokok, selain itu MN pun belajar bagaimana memilah dan memanfaatkan sampah yang susah diperbaharui ini, yang menurutnya sampah ini tidak berguna dan ia pun belajar untuk memulai usaha dalam bidang selain berdagang. Dari mulai apa saja yang ia butuhkan untuk memulai usaha keterampilan daur ulang plastik ini, pengadaan bahan-bahan, pengolahan sampai dengan pemasarannya. 2)
Aspek Afektif Setelah mengikuti pelatihan daur ulang plastik ini, mendapatkan
pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan serta ketekunan dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini melatih MN bagaimana menjadi orang yang tidak cepat bosan dalam mengerjakan sesuatu, karena MN sadar suka cepat bosan bila sedang mengerjakan sesuatu hal. Dalam hal mengerjakan keterampilan daur ulang plastik ini MN berusaha sepenuh hati agar produk yang MN bikin bagus dan bernilai jual tinggi. Walaupun memang sesekali waktu pernah meninggalkan aktivitas produksi karena ada hal yang sangat penting, kadang-kadang timbul rasa malas dan jenuh. Dengan hal diatas MN sediktinya mendapatkan bekal bagaimana memulai usaha keterampilan daur ulang plastik ini. Karena MN melhat produk keterampilan ini jarang dipasarkan secara luas dan masih langka, oleh karena itu patut dipasarluaskan karena kesempatannya sangat bagus. Oleh karena itu MN Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
92
memanfaatkan kesempatan ini membuat produk yang bagus agar konsumen tertarik. Akan tetapi MN terbentur modal karena selain memproduksi keterampilan daur ulang plastik, bisnis ini menjadi penghasilan tambahan karena MN juga sebelumnya sudah mempunyai warung makanan. Walaupun begitu MN selalu memenuhi pemesanan dari konsumen dan mengerjakannya dengan sebaik-baiknya, dengan rapih, apik, dan teliti agar berdaya jual tinggi. Walaupun terbentur modal dalam kebutuhan produksi, MN selalu memproduksi dengan target skala kecil secara bertahap dan sesuai dengan modal yg tesedia untuk dijual. didukung MN mempunyai waktu yang lumayan luang untuk memproduksi keterampilan ini. Dan untuk sementara ini MN memproduksi keterampilan ini sendiri, belum memp;unyai pegawai karena MN pikir masih bisa dikelola oleh dirinya sendiri. Selain itu produksi keterampilan ini baru skala kecil belum perlu ada pegawai. Untuk menambah pengetahuan selain yang didapat dari pelatihan MN mencari referensi dari majalah-majalah yang ia dapat dari pasar serta ia selalu menyempatkan diri bertukar pikiran dengan pendampingnya yaitu yg berinisial WT selain bersama NS. Dan MN sangat senang bila ada ibu-ibu yang ingin belajar pada dirinya, berarti akan makin banyak ibu-ibu yang ikut melestarikan lingkungan. 3)
Aspek Psikomotor Setsudah
mengikuti
program
pemberdayaan
perempuan
melalui
keterampilan daur ulang ini, MN memiliki pengalaman, pengetahuan dan keterampilan serta keahlian dalam pengolahan keterampilan daur ulang plastik.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
93
diantaranya telah memahami tentang pengenalan, dan pemilihan bahan serta proses produksi keterampilan daur ulang plastik. Kegiatan MN sehari-hari sedikit bertambah padat, karena selain memproduksi keterampilan daur ulang plastik sebelumnya MN telah mempunyai usaha sendiri yaitu warung makanan yang letaknya ada didepan rumahnya. MN selalu konsultasi dengan narasumber (NS) dan pendamping (WT). Pada saat sekarang ini MN belum bisa bekerjasama dengan orang lain dalam hal produksi keterampilan ini yang untuk dipasarkan, dikarenakan kekurangannya modal dan belum siap untuk memimpin karena MN sadar belum bisa mengendalikan secara penuh rasa cepat bosan, jenuh, dan malas. Akan tetapi MN selalu terbuka kalau ada ibu-ibu yang mau belajar atau ikut produksi bersama dirinya
membuat
keterampilan daur ulang plastik ini dengan kemampuan yang MN miliki. MN sangat ingin membangun dirinya menjadi perempuan yang berdaya, mempunyai pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini tidak terlepas dengan adanya motivasi yang kuat dari MN yaitu sebagai berikut : 1)
Ingin menjadi perempuan yang lebih berdaya, agar tidak tergantung kepda orang lain.
2)
Menjadi tambahan penghasilan.
3)
Mencari kegiatan yang positif dan menghasilkan suatu pengalaman yang berharga.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
94
b.
Pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. Aktivitas MN pasca mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui
pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik ialah membuka warung kecil-kecilan, sambil menunggu warung MN mengerjakan keterampilan daur ulang plastik yang dikuasainya dengan media yang seadanya secara manual, dan bahan yang MN peroleh, ialah dari ibunya seorang petugas kebersihan sampah dan dari tetangga setempat. Pemanfaatan peluang yang dilakukan oleh MN dalam program pemanfaatan daur ulang plastik, ia ingin mengembangkan dan terus memasarkan produk tersebut, dan ia siap mengambil resiko apabila dalam proses pengembangan usaha daur ulang plastik ini mengalami kesulitan. Hambatan yang MN alami dalam pelaksanaan pembuatan keterampilan daur ulang plastik ini ialah modal yang kurang mendukung untuk membuat kerajinan yang dikuasainya seperti tas, dompet, tempat tissu, tempat bunga, dan hiasan dinding. Walaupun demikian MN terus maju menghadapi tantangan dan hambatan yang dialaminya. Responden MN memproduksi keterampilan daur ulang plastik ini setiap hari, dengan sistem pemasaran pesan antar dan sistem tampung yang di koordinir oleh satu orang, akan tetapi MN belum mempunyai mitra atau link dengan pihak lain dalam mengembangkan usaha daur ulang plastik ini.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
95
Modal pengembangan usaha yang MN pergunakan selama ini ialah modal pribadi. MN memproduksi keterampilan ini dalam kurun waktu sebulan membutuhkan dana sekitar Rp. 100.000-200.000, dengan sistem pembagian atau management hasil penjualan kontan 100% masuk pribadi, jika sistem tampung yang di koordinir oleh seseorang 5 % untuk uang kas kelompok, 10% untuk penggolangan usaha dan 85% masuk kantong pribadi. c.
Dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) terhadap kesejahteraan keluarga. Menurut MN dalam kegiatan kesehariannya, ia adalah seorang wiraswasta
serabutan, ia tidak bekerja setiap hari. Cara MN meningkatkan daya terampil dan kreatifitas dalam memproduksi keterampilan daur ulang plastik selalu mencari informasi atau referensi mengenai keterampilan daur ulang plastik dalam berbagai media dan tidak malu bertanya. Serta selalu bertanggung jawab selama mengerjakan tugas, bekerja dan berusaha pada bidang keterampilan daur ulang plastik seperti tambah disiplin, semangat, optimis, teliti agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan pemborosan bahan pokok keterampilan. Responden MN membuka usaha secara mandiri setelah mengikuti program ini, ia dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam mengembangkan usahanya. Penghasilan MN sebelum mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik ini ialah Rp. 25.000-75.000/hari,setelah mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik pendapatan MN meningkat yaitu Rp. 50.000-600.000/hari, dan pendapatan yang MN peroleh dapat membantu pemenuhan kebutuhan keluarga seperti kebutuhan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
96
sandang, pangan, lemari, rak buku anak juga SPP bulanan anak di sekolah, membeli rak piring, dan alat rumah tangga lainnya. Akan tetapi hasil yang selama ini MN peroleh belum sesuai harapan dan belum optimal karena kurangnya modal yang MN miliki. Dampak lingkungan responden MN yang tadinya kurang memperhatian sampah di lingkungan rumahnya dan di luar rumah (tetangga) seperti bekas kopi, mie, molto, dan kemasan lainnya sekarang lebih ia perhatikan untuk dimanfaatkan menjadi keterampilan daur ulang plastik yang bisa menjadi uang untuk membantu kebutuhan rumah tangganya.
4.
Responden Narasumber (Sumber Belajar) Responden narasumber berinisial DJ, DJ adalah narasumber program
pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik. Ia merupakan orang yang kompeten dalam bidang daur ulang plastik. DJ telah mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya : Masyarakat Peduli Sampah tingkat Jawa Barat tahun 2008, Teladan Akseptor KB Lestari tingkat Kota Bandung tahun 2008, Teladan Kader Posyandu Kota Bandung tahun 2008, Kalpataru Pengelolaan Sampah 2010. Sehingga keahliannya sudah tidak diragukan lagi. DJ kini berusia 59 tahun, meskipun usianya sudah tua ia masih beraktifitas secara aktif pada rutinitasnya sebagai pengajar PAUD, Kader PKK, dan Wirausahawan. a.
Hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
97
1)
Aspek Kognitif Banyak hal yang ibu-ibu dapatkan dengan mengikuti pelatihan keterampilan
daur ulang plastik ini. Pengetahuan tentang tata cara pengolahan sampah non organik yang susah diperbaharui dengan mendaur ulang plastik menjadi suatu kerajinan tangan. Dari mulai pengenalan bahan-bahan, pemilahan sampah, pencucian, pengguntingan pembentukan penjaitan dan penyusunan sesuai dengan pola, namun untuk materi pengemasan belum sempat tersampaikan secara gamblang saat pelatihan karena kendala waktu
dan DJ menyatakan bahwa
pesertanya hadir tepat waktu dan berpasrtisipasi aktif. Menurut DJ berdasarkan infromasi dari para peserta dengan adanya pelatihan ini mereka banyak sekali belajar, banyak teman, mempunyai pengalaman keterampilan dan pengetahuan. Serta mereka belum pernah mengikuti pelatihan mengenai keterampilan daur ulang plastik ataupun memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan daur ulang plastik dari tempat atau media lain selain dari keterampilan daur ulang plastik yang diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek Tamansari Bawah. Perbandingan pengetahuan warga belajar sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan ini menurut DJ yaitu 0:1, karena sebelum mengikuti pelatihan ini para warga belajar sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai pembuatan keterampilan daur ulang plastik. Sedangkan mengenai kewirausahaan menurut DJ, warga belajar hanya memiliki bekal pengetahuan umum mengenai kewirausahaan, yaitu bagaimana untuk memulai usaha dibidang keterampilan daur ulang plastik serta apa saja yang dibutuhkan untuk memulai usaha. Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
98
2)
Aspek Afektif Menurut
DJ
lulusan
sudah
memiliki
kepercayaan
diri
untuk
mengembangkan usaha keterampilan daur ulang plastik ini, walaupun belum ada yang semua lulusan memiliki kepercaayan diri yang stabil akan tetapi dengan mereka antusias selalu memproduksi walapun dengan skala kecil. Hal ini terlihat dari antusias para lulusan yang baik ketika DJ memaparkan pengetahuan dan pengalaman DJ mengenai kewirausahaan. Selama proses pelatihan berlangsung para warga belajar selalu mengerjakan tugas-tugas yang DJ berikan dengan hasil yang cukup memuaskan. Menurut pengamatan DJ, sebagian besar warga belajar sudah memiliki kemampuan serta motivasi kuat untuk memulai usaha atau berwirausaha dibidang keterampilan daur ulang plastik ini, seperti UY yang sudah siap mengambil resiko dalam mengembangkan kegiatan usahanya ke skala pemasaran medium. Walaupun semuanya belum bisa mengambil resiko yang lebih jauh dalam hal pemasaran dan kerjasama, disebabkan kekurangannya modal jadi mereka mengambil keputusan membuka usaha kecil-kecilan. Walaupun skala kecil dan baru
bisa
dikelola
oleh
diri
sendiri,
karena
menurut
mereka
untuk
mengembangkan usahanya ke dunia luar banyak resiko yang akan mereka hadapi, dari mulai modal sampai persaingan ketat dalam bisnis, kepintaran berbicara, dan kebulatan tekad.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
99
3)
Aspek Psikomotor Setelah mengikuti pelatihan keterampilan daur ulang plastik ini menurut DJ,
para warga belajar telah memiliki pengetahuan serta keterampilan mengenai: pemilahan bahan pokok, pengolahannya mulai dari pencucian, pemilahan sampah sesuai corak dan pola yang diinginkan, pemotongan, penjaitan, pembentukan, serta penghiasan. Namun untuk pengemasan belum bisa tersampaikan secara gamblang akan tetapi materi ini akan dibahas pada pembinaan lanjutan. Pemasaran yang digunakan para lulusan yang DJ lihat masih sebatas komunikasi sederhana, kecuali UY yang sudah berani menawarkan produknya ke toko ternama. Aktifitas para peserta yang DJ amati sehari-hari bertambah padat, karena selain memproduksi keterampilan daur ulang plastik, sebelumnya seperti UH, dan AH sudah memiliki pekerjaan bekerja. Dan DJ sangat terbuka sekali kalau ada yang konsultasi kepada dirinya. Menurut DJ berdasarkan informasi dari peserta motivasi mereka dalam mengembangkan diri, berusaha dan terus berkreatifas adalah : (1)
Ingin menjadi tauladan yang baik bagi keluargnya
(2)
Tambahan penghasilan
(3)
Menyekolahkan anaknya
(4)
Ingin terpenuhinya kebutuhan diri sendiri dan keluarganya,
(5)
Serta adanya penghargaan bagi perempuan bahwa mereka bisa lebih berdaya
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
100
b.
Pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. Menurut pengamatan DJ aktifitas peserta setelah pelatihan keterampilan
daur ulang plastik rata-rata mereka memiliki rutinitas yang padat, akan tetapi mereka selalu memproduksi keterampilan ini, dibuktikan dengan selalu menyetor barang ke koordinir penampungan keterampilan. Yang sangat DJ perhatikan sekali yaitu UY dan AH adanya perkembangan yang pasti setelah pelatihan ini, UY membuka toko dan memperkerjakan 1 orang pegawai serta mengembangkan keterampilan yang ia miliki ke keterampilan yang lainnya seperti pembuatan manik-manik dan accecoris, DJ juga suka membeli keterampilan yang UY bikin. Serta AH adalah ibu yang kuat dalam menghadapi perjalanan hidupnya setelah pelatihan ini ia sedikit-sedikit bisa membaca dan tidak bosan bertanya sama bu wati. Kalau MN adalh ibu muda yang kadang-kadang mempunyai rasa jenuh dan cepat bosan akan tetapi MN dalam mengembangkan keterampilan ini sangat serius tapi santai. Aktifitas MN selain menjaga warung ia kebih leluasa memproduksi karena MN tidak terikat bekerja pada orang lain. Selama ini UY menghadapi hambatan dan tantangan tersebut dengan ikhlas, lapang dada, berusaha untuk tegar, kuat, dan optimis. Menurut DJ berdasarkan informasi dari peserta, mereka memiliki hambatan dalam menjalankan usaha keterampilan daur ulang plastik ini misalnya seperti UY kadang-kadang kurangnya bahan baku sesuai dengan corak dan pola yang kita inginkan, dan bagi mereka hal yang sangat berpengaruh adalah kekurangan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
101
modal. Banyak keanekaragaman model yang telah mereka kuasai dibuktikan ketika mereka mengumpulkan hasil karyanya model-modelnya selalu unik dan variatif. Sistem pemasaran yang diterapkan pada lulusan ada sistem tampung yang dikoordirinir oleh DJ sendiri, karena DJ sudah mempunyai mitra yang cukup dalam memasarkan keterampilan ini diantaranya : aktifnya DJ mengikuti bazar bersama AKU BPPKB kota Bandung, EFO Jl. Riau, dan sebagainya. Akan tetapi penyelenggara tidak melarang mereka akalu mau menjualnya sendiri ke pelanggannya dan satu lagi yang unik dari salah satu lulusan yang sekaligus responden yaitu MN ia menerapkan sistem pesan antar bagi pelanggan yang masih diwilayah Tamansari, kita sebagai penyelenggara sangat mendukung sekali mereka mengembangkan pemasaran produk keterampilan daur ulang plastik dan penyelenggara sangat mendukug sekali ketika mereka mengajak ibu-ibu yang lainnya datang ke pembinaan lanjutan, untuk belajar keterampilan daur ulang plastik dan keterampilan lainnya. Dalam pembinaan lanjutan yang mereka dapatkan selain model-model baru keterampilan daur ulang plastik, DJ menyarankan penyelenggara adanya keterampilan lain agar ibu-ibu tidak merasa jenuh, misalnya ada demo masakan, demo membuat manik-manik bros, dan sebagainya. Dalam menjalankan produksi keterampilan ini menurut DJ berdasarkan infromasi dari peserta modal pengembangan usaha yang dipergunakan berasal dari pribadi masing-masing, atau mungkin yang lainnya. UPPKS Anggrek pada awal program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik ini, Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
102
memfasilitasi keperluan pelatihan akan tetapi untuk pengembangan dipersilahkan masing-masing. Dan rata-rata modal yang mereka perlukan dalam waktu 1 bulan sekitar Rp. 100.000 – Rp. 350.000. Adapun sistem pembagian hasil penjualan tampung yang diterapkan penyelenggra yang pada intinya 5 % masuk ke kas UPPKS Anggrek, untuk biaya tindak lanjut pembinaan. c.
Dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) terhadap kesejahteraan keluarga. Menurut DJ, sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan ini sudah
memiliki pekerjaan. Sehingga diharapkan dengan mengikuti pelatihan ini mereka dapat memiliki keahlian lebih yang dapat berguna bagi kehidupannya. Kesempatan peserta berkembang dalam usahanya dalam bidang ini selalu ada, apalagi mereka sudah memiliki keahlian dalam bidang keterampilan daur ulang plastik ini. Namun tidak hanya dengan bekal keahlian semata untuk mengembangkan usaha keterampilan daur ulang plastik, banyak hal yang perlu disiapkan dan dimiliki oleh mereka, misalnya: modal, berani mengambil resiko dan ketekadan yang bulat. Menurut DJ, UY yang telah lebih satu langkah dari peserta lainnya. Berdasarkan pengamatan dan pengakuan terhadap UY, dengan adanya pengembangan keterampilan ini, UY mendapatkan tambahan penghasilan, bisa membantu pemenuhan kebutuhan sekolah anaknya dan sekarang UY sudah memiliki mesin jahit untuk penunjang produksinya meskipun dengan mencicil. Dengan adanya mesin jahit, UY dapat memproduksi keterampilan ini dengan lebih cepat dengan berbagai model. Hasil yang UY peroleh selama bekerja dan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
103
memproduksi keterampilan daur ulang plastik ini adalah penghasilan yang cukup untuk memenuhi kehidupannya. Dan rata-rata peningkatan pendapatan UY, AH, MN sebelum dan setelah mengikuti keterampilan ini sekitar 20 – 30 % dari pendapatan awal mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik. Menurut DJ berdasarkan hasil pengakuan para peserta, dengan adanya peningkatan penghasilan UY, AH, dan MN dapat membantu memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga, selain itu seperti UY dan AH dengan adanya peningkatan penghasilan ini mereka dapat mencukupi kebutuhan sekolahnya seperti peralatan, buku-buku, dan lain-lain. Memang mungkin tidak semuanya tapi sangat terbantu sekali. Bagi UY dan MN kadang-kadang hasil penjualan suka mereka sisihkan buat menabung, tapi bagi AH bagian menabungnya itu untuk dibayarin ke bank keliling yang dipinjam untuk biaya produksi. Dengan adanya program ini menurut DJ melihat dampak positif yang terjadi pada lulusan dan masyarakat sekitar yaitu adanya kepedulian memelihara lingkungan dengan ikut mengumpulkan dan memisahlan sampah organik dan anorganik, walaupun belum semuanya berpartisipasi hal ini jadi awal kebiasaan bagus yang bisa menular pada masyarakat lainnya. Dan dengan secara tidak langsung lulusan dan masyarakat telah mendukung pembangunan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
5.
Responden Tokoh Masyarakat Responden tokoh masyarakat berinisial AN adalah seorang tokoh
masyarakat di Kelurahan Tamansari Bawah dimana kegiatan program Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
104
pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik ini diselenggarakan. AN adalah seorang ustadzah yang suka memberi tausiah dimajlis ta’lim Tamansari Bawah, ia juga adalah istri Ketua RT 3 RW. 20 di daerah setempat. AN pun mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan ini dari mulai pengrekrutan sampai dengan penutupan pelatihan, sampai proses pembinaan lanjutan pun AN terlibat dan mengetahuinya. Selain itu AN berkesempatan memetik ilmu yang diajarkan dalam pelatihan ini, sehingga AN pun dapat membuat keterampilan membuat daur ulang plastik, meskipun tidak semahir para peserta pelatihan lainnya yang secara intensif mengikuti pelatihan dikarenakan kesibukannya dimasyarakat. a.
Hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik.
1)
Aspek Kognitif Pengetahuan yang peserta dapatkan tentang tata cara pengolahan sampah
plastik menjadi suatu kerajinan tangan, yang diawali pengenalan bahan-bahan, pemilahan sampah, pencucian, pengguntingan, pembentukan, penjahitan dan penyusunan sesuai dengan pola, tapi materi pengemasan belum tersampaikan karena keburu sore. Namun kata DJ hal itu akan disampaikan pada pembinaan lanjutan. Menurut AN berdasarkan infromasi dari para peserta mereka belum pernah mengikuti pelatihan mengenai keterampilan daur ulang plastik ataupun memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan daur ulang plastik dari tempat Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
105
atau media lain selain dari keterampilan daur ulang plastik yang diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek Tamansari Bawah. Perbandingan pengetahuan warga belajar sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan ini menurut AN yaitu 0:1. Sedangkan mengenai kewirausahaan menurut AN, pengetahuan mengenai kewirausahaan disampaikan sekilas-sekilas di sela-sela materi pokok, yang intinya bagaimana memulai usaha ini supaya terarah dan berhasil. 2)
Aspek Afektif Menurut AN lulusan sudah memiliki tingkat kepercayaan diri untuk
memulai dan mengembangkan usaha keterampilan daur ulang plastik ini, Dan hal ini terlihat dari antusias para lulusan yang baik ketika DJ memaparkan pengetahuan dan pengalaman DJ mengenai kewirausahaan serta terbukti mereka menyerahkannya hasil produksi ke koordinator tampungan produk dengan berbagai model yang berbeda. Selama proses pelatihan berlangsung para warga belajar selalu mengerjakan tugas-tugas yang narasumber berikan dengan hasil yang naik. Menurut pengamatan AN, sebagian besar lulusan sudah memiliki kemampuan untuk memulai usaha atau berwirausaha dibidang keterampilan daur ulang plastik ini, seperti UY dan AH yang memulai usahanya walaupun dengan modal yang seadanya dan pemasaran yang belum luas. 3)
Aspek Psikomotor Setelah mengikuti pelatihan ini menurut AN, lulusan memiliki pengetahuan
serta keterampilan mengenai: pemilahan bahan pokok, pengolahannya yang mulai dari pencucian, pemilahan sampah sesuai corak dan pola, pemotongan, penjahitan, Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
106
pembentukan, dan penghiasan. Walapun materi pengemasan belum tersampaikan pada pelatihan, menurut DJ selaku narasumber materi tersebut akan disampaikan pada pembinaan lanjutan. Menurut AN sistem pemasaran yang dilakukan para lulusan dengan cara sosialisasi dan promo waktu mereka bekerja serta tetangga sekitar Tamansari Bawah, terkecuali UY yang sudah mempunyai mitra luar. Kegiatan para lulusan pelatihan ini yang AN amati sehari-hari makin bertambah, karena sebelumnya seperti UY dan AH sudah memiliki pekerjaan serta MN sudah memiliki warung makanan tapi menurut pengakuan MN kepada AN, MN masih dibatas wajar kesbukannya tidak terlalu padat. Yang sangat AN suka para kader dan narasumber sangat terbuka kepada ibu-ibu di Taman sari Bawah ini apalagi kepada lulusan. Menurut AN berdasarkan informasi dari lulusan dorongan mereka selalu mengembangkan diri, dan berwirausaha adalah : (1)
Adanya tambahan penghasilan
(2)
Ingin menyekolahkan anaknya
(3)
Terbantunya pemenuhan kebutuhan sendiri maupun keluarga,
(4)
Ada rasa ingin lebih dihargai bahwa perempuan itu bisa lebih terampil, kreatif, dan berpengetahuan
b.
Pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. AN berpendapat berdasarkan informnasi dari peserta, mereka memiliki
hambatan dalam menjalankan usaha keterampilan daur ulang plastik ini adalah kekurangannya modal. Banyak keanekaragaman model yang telah mereka kuasai Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
107
dibuktikan ketika mereka mengumpulkan hasil karyanya dengan model-model selalu unik dan variatif. Sistem pemasaran yang dipakai seperti yang telah diulas diatas diterapkan pada lulusan sistem tampung yang dikoordirinir oleh DJ dengan dipasarkan melalui bazar, disalurkan EFO Jl. Riau, dan sebagainya. Akan tetapi penyelenggara tidak melarang lulusan kalau mau pemasaran sendiri. Dan menurut AN jangan cuma keterampilan ini yang diberikan pada pembinaan lanjutan tapi diselang dengan keterampilan yang menunjang akan produksi keterampilan daur ulang plastik ini, seperti manik-manik yang bisa menghias tas daur ulang plastik ini. Menurut pengakuan lulusan kepada AN modal pengembangan usaha yang mereka pergunakan dari pribadi mereka sendiri bukan dari UPPKS Anggrek, ratarata modal yang mereka perlukan dalam waktu 1 bulan sekitar Rp. 100.000 sampai Rp, 350.000. Menurut AN berdasarkan informasi dari penyelenggara pembagian hasil penjualan tampung yang diterapkan penyelenggra 5 % masuk ke kas UPPKS Anggrek, untuk biaya tindak lanjut pembinaan. c.
Dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) terhadap kesejahteraan keluarga. Menurut AN kesempatan lulusan berkembang dalam usahanya dalam
bidang ini selalu ada, apalagi mereka sudah memiliki keahlian dalam bidang keterampilan daur ulang plastik ini, dan semua harus dipersiapkan secara matang. Menurut AN berdasarkan pengamatan dan pengakuan terhadap UY, dengan adanya pengembangan keterampilan ini, UY bisa membantu pemenuhan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
108
kebutuhan sekolah anaknya dan dalam hal penambahan alat rumah tangga. Sekarang UY sudah memiliki mesin jahit untuk penunjang produksinya serta ratarata peningkatan pendapatan UY dan yang lainnya sebelum dan setelah mengikuti keterampilan ini sekitar 20 – 30 % dari pendapatan awal sebelum mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik Menurut AN berdasarkan hasil pengakuan para peserta, dengan adanya peningkatan penghasilan UY, AH, dan MN bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarganya, selain itu seperti UY dan AH dengan adanya peningkatan penghasilan ini mereka dapat mencukupi kebutuhan sekolahnya seperti peralatan, buku-buku, dan lain-lain. Kalau untuk MN hasil dari keterampilan ini ia gunakan untuk tambahan modal warung makanannya. UY dan MN mengatakan bahwa mereka suka menyisihkan penghasilan hasil penjualan buat menabung, tapi AH ia memang menyisihkan penghasilannya untuk menabung dengan tujuan untuk pembayaran ke bank keliling, yang telah berjasa meminjamkan kepada AH untuk menjalankan pengembangan usaha ini. Dengan adanya program ini menurut AN melihat dampak positif yang di sekitar lingkungannya yaitu adanya kepedulian memelihara lingkungan dengan ikut membantu mengelola sampah dan membuang sampah ke tempat yang berbeda sesuai dengan jenis sampahnya.
E.
Pembahasan Hasil Penelitian
a.
Hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
109
Program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kecakapan hidup (life skills) keterampilan daur ulang plastik merupakan suatu upaya pembelajaran yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis yang sesuai dengan kebutuhan pasar, peluang usaha serta potensi yang ada di masyarakat sekitar, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan diri dan keluarganya. Program pelatihan kecakapan hidup (life skills) keterampilan daur ulang plastik dirancang untuk membimbing, melatih, dan membelajarkan warga belajar (ibu-ibu) sehingga memiliki bekal dalam menghadapi masa depan yang lebih baik. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dalam Program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kecakapan hidup (life skills) keterampilan daur ulang plastik dapat terungkap bahwa hasil pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor, pada umumnya dapat dikategorikan baik. Berikut ini pembahasan hasil pelatihan kecakapan hidup (life skills) keterampilan daur ulang plastik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor adalah sebagai berikut: a.
Aspek Kognitif Setelah mengikuti pelatihan kecakapan hidup (life skills) keterampilan daur
ulang plastik ini keadaan pengetahuan ketiga responden warga belajar meningkat, baik itu pengetahuan secara teori maupun prakteknya. Ini terlihat dengan lulusan mampu menerapkan materi atau teori yang dipelajarinya selama ini, malahan seperti
UY keterampilannya berkembang dan terpacu untuk
membuat
keterampilan ini pasca mengikuti pelatihan ini. Peningkatan pengetahuan lulusan dipengaruhi oleh narasumber dan para pendamping yang menyampaikan materi Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
110
dan mendampingi dalam pelatihan tersebut, karena lulusan dari awalnya tidak pernah memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan daur ulang plastik ini dari tempat atau media lain. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian bahwa perbandingan pengetahuan lulusan pelatihan keterampilan daur ulang plastik ini sebelum dan sesudah pelatihan yaitu 0:1, dari yang sama sekali belum memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai keterampilan daur ulang plastik sampai dengan sekarang mereka memiliki pengetahuan dan keahlian mengenai pengolahan sampah, memanfaatkan sampah, dan membuat ketetampilan daur ulang plastik ini. Sedangkan mengenai kewirausahaan, para warga belajar masih belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kewirausahaan, hal ini dikarenakan tidak adanya materi khusus mengenai kewirausahaan. Warga belajar hanya dikenalkan secara umum dan sekila-sekilas mengenai kewirausahan disela-sela proses pembelajaran oleh para narasumbernya. b.
Aspek Afektif Setelah mengikuti pelatihan, lulusan pelatihan sudah memiliki sikap
kepercayaan diri yang kuat untuk menjadi wirausahawan. Hal ini terbukti dari UY dan AH yang hasil karyanya dapat diterima oleh masyarakat luas dan diluar lingkungan tempat tinggalnya. Meskipun pada dasarnya seluruh lulusan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh narasumber dengan baik pada saat pelatihan. Tetapi lulusan UY dan AH yang telah bekerja pun bisa memanfaatkan waktu antara pekerjaaannya dan memproduksi keterampilan ini dengan bukti
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
111
selalu memproduksi keterampilan ini yang menjadi usaha sampingannya dengan baik tanpa ada keluh kesah atau pesimis. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian bahwa para lulusan belum semua mampu mengambil resiko dalam mengembangkan pemasaran dan kegiatan produksi dikarenakan belum memiliki pengalaman dan kekurangan modal. Meskipun mereka telah memiliki usaha dalam pembuatan keteampilan daur ulang plastik
ini
walau
kecil-kecilan,
namun
mereka
belum
mampu
untuk
mengembangkan kegiatan produksinya melibatkan orang lain dan memasarkan lebih luas lagi. Seperti AH dan MN, mereka berfikir banyak resiko yang akan mereka hadapi misalnya kekurangan modal, harus bisa komunikasi yang baik dalam memasarkan usaha keterampilan ini. AH baru bisa memasarkannya sebatas promo waktu AH berkeliling jadi petugas kebersihan dan waktu saudaranya berkunjung kerumahnya. Akan tetapi bagi UY hal ini adalah kesempatan baik bagi dirinya untuk menunjukan eksistensi perempuan kepda masyarakat bahwa perempuan bisa lebih berdaya dengan dibuktikan UY sudah berani menawarkan produknya ke salah satu toko ternama di Bandung. c.
Aspek Psikomotor Pada dasarnya ketiga responden lulusan sudah mampu menerapkan
pengetahuan yang mereka peroleh selama pelatihan menjadi suatu usaha yang mandiri bagi mereka walaupun kecil-kecilan, namun yang baru optimal dan berhasil mengembangkan keterampilan ini hanya UY dan MN yang telah bisa memproduksi dan memasarkan keterampilan ini keluar lingkungan tempat
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
112
tinggalnya, memang MN pun memproduksi secara rutin tapi penjualan produksi baru sekitar wilayah tempat tinggalnya. Adapun hal-hal yang memotivasi ketiga lulusan ini untuk tetap berkreatifitas dan terampil adalah : 1)
Ingin menjadi figure seorang ibu yang bisa dicontoh anak-anak dan keluarga,
2)
Ingin menjadi perempuan yang lebih berdaya, bisa memperbaiki hidup dari segi ekonomi sosial, agar dihargai orang lain dan tidak bergantung kepada orang lain,
3)
Menjadi tambahan penghasilan
4)
Biar bisa menyekolahkan anak, agar ia lebih baik daripada orang tuanya,
5)
Ingin ada kegiatan lain yang positif yang menghasilkan, menyenangkan, selain bekerja dan ibu rumah tangga.
6)
Dengan mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan ingin berkembang menjadi perempuan yang berwawasan ingin dikenal, mengenal orang banyak dan membuktikan bahwa perempuan tidak mempunyai batasan untuk selalu berkarya, tidak selalu berpangku tangan dan lemah
b.
Pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. Untuk mengetahui pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program
pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik dijadikan responden dilakukan melalui pengidentifikasian peluang terhadap beberapa Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
113
indikator dalam term-term tertentu. Pengidentifikasian pemanfaatan peluang tersebut berdasarkan atas referensi panduan program pemberdayaan perempuan No. 10/PS/PK/CTK/III/2007 tentang indikator keberhasilan keluaran atau output sebagai berikut : 1) Meningkatnya jumlah dan kualitas pelaksanaan program pemberdayaan perempuan 2) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan perempuan dalam memecahkan masalah dalam keluarganya. 3) Meningkatnya ketahanan dan kemandirian keluarga dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya. 4) Meningkatnya kepedulian sosial masyarakat. 5) Meningkatnya tingkat kesejahteraan sosial atau keluarga. Dan menurut Anwar, 2007 : 218 tentang indikator keberhasilan manajemen program pemberdayaan perempuan, jika dapat menciptakan situasi dan kondisi sebagai berikut : 1) Meningkatkan kesadaran perempuan dalam berkomunikasi dengan anggota masyarakat diluar sistem sosialnya. 2) Meningkatnya partisipasi kaum perempuan dalamkegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh agen perubahan dan masyarakat desa sendiri 3) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan, sikap kreativitas dan aspirasi pendtingnya kedudukan pendidikan dalam keluarga perem;puan tersbut. 4) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kaum perempuan dalam bidang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian, dan pengembangan kegiatan pembelajaran dilingkungan mereka sendiri 5) Tumbuhnya usaha-usaha produkstif berbasis sosial budaya dalam bentuk industri rumahtangga yang diusahakan oleh perempuan dan keluarga serta hasil produksinya dapat dipasarkan 6) Tumbuhnya sikap kemandirian berwirausaha atau sikap mental kewiraswastaan 7) Tumbuhnya pola hidup hemat, ada perencanaan manajemen keuangan keluarga. Selain itu pengidentifikasian pemanfaatan peluang ini berdasarkan Kindervatter (1979) dalam Arianto (2010:10) yang menyatakan tentang
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
114
peningkatan kedudukan dimasyarakat itu meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5)
6)
7) 8)
Akses (Accses), yakni memiliki peluang yang cukup besar untuk mendapatkan sumber-sumber daya. Daya pengungkit (everage), yaitu peningkatan dalam hal daya tawar kolektifnya. Pilihan-pilihan (Choices).yakni mampu dan memiliki peluang terhadap berbagai pilihan. Status (Status), yaitu peningkatan citra diri, kepuasan diri, dan memiliki perasaan yang positif atas identitas budayanya. Kemampuan refleksi kritis (Critical reflection capability),yaiti kemampuan menggunakan pengalaman untuk mengukur potensi keunggulannya atas berbagai peluang pilihan-pilihan dalam pemecahan masalah. Legitimasi (legitimation), yaitu memperoleh pengakuan ahli yang membenarkan terhadap alas an-alasan rasional atas kebutuhan masyarakat. Disiplin (Discipline),yaitu menetapkan sendiri standar mutu terhadap pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain. Persepsi kreatif (Creative Perceptions), yakni sebuah pandangan yang lebih positif dan inovatif terhadap hubungannya dengan lingkungannya.
Berdasarkan referensi diatas indikator pengidentifikasian pemanfaatan peluang yakni : 1)
Kegiatan yang dilakukan pasca kegiatan Sebelum mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan
keterampilan daur ulang plastik diperoleh data bahwa dua orang responden sudah bekerja dan sudah mempunyai penghasilan, yaitu UY dan AH, UY bekerja sebagai tenaga pendidik di PAUD BKB KEMAS dan pegawai di salah satu klinik gigi Kota Bandung, sedangkan AH yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan sebagai petugas kebersihan RW. 20 Tamansari Bawah. Selain itu satu orang lagi MN sudah memliki tempat usaha berupa warung makanan kecil-kecilan dan juga memiliki penghasilan. Akan tetapi setelah mengikuti pelatihan keterampilan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
115
daur ulang plastik ini, ketiga responden kegiatan mereka bertambah padat dengan adanya kegiatan produksi, walaupun begitu proses produksi mereka berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi kerjaan dan usaha sebelumnya yang sudah menjadi rutinitas. 2)
Peluang usaha Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden ini diperoleh data bahwa
Setelah mengikuti pelatihan keterampilan daur ulang plastik, berdasarkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan. para lulusan berusaha mengembangkan dan promosi produk mereka masing-masing, walaupun mereka menyikapi proses pengembangan usaha ini berbeda-beda seperti MN yang menjalani kegiatan produksinya yang kadang-kadang suka jenuh akan tetapi ia tetap serius menjalankan usaha ini walaupun belum seperti UY yang sudah memiliki toko dan bisa memasarkannya ke toko ternama. Tapi MN tidak pesimis hal itu dijadikan sebagai kekuatan dan motivasi serta MN mengungkapkan “tidak ada yang tidak mungkin, orang lain bisa saya pun pasti bisa“ dan MN memang memiliki semangat dalam mengembangkan pelatihan ini, dengan bukti ia selalu memproduksi keterampilan ini sesuai pesanan dan keinginan konsumen. Namun ternyata MN pada dasarnya lebih menyukai berwirausaha dibandingkan bekerja pada orang lain, soalnya dia pun pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan yang MN rasakan tidak bebas tetapi kalau berwirausaha apalagi dikelola sama diri sendiri lebih leluasa mau berkreatifitas dan bisa menyesuaikan waktu dengan leluasa pula.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
116
Ketiga reponden berusaha mengoptimalkan hasil produksi in menjadi suatu kerajinan yang berdaya jual tinggi, dan mereka berpendapat bahwa prospek usaha keterampilan daur ulang palstik ini kedepannya sangat menjanjikan, karena selain bisa menjadi tambahan penghasilan juga ramah lingkungan. 3)
Peluang Pemasaran Berdasarkan hasil deskripsi dari ketiga responden sistem pemasaran yang
diterapkan pada lulusan ada sistem tampung produk yang dikoordirinir oleh penyelenggara atau koordinator pengelolaan lingkungan UPPKS Anggrek Tamansari Bawah. Tetapi penyelenggara tidak melarang lulusan untuk memasarkan produknya atas nama mereka sendiri, contoh selain ada lulusan yang menerapkan sistem pemesanan pesan antar bagi pelanggan yang masih diwilayah Tamansari yaitu MN. Dengan adanya proses pengembangan yang dilakukan lulusan UPPKS Anggrek sangat mendukung sekali. Adapun menurut Majid (2008:4), bahwa sistem yang dipakai para lulusan dan penyelenggara adalah a)
Sistem pemasaran dengan saluran vertikal, pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan. Tujuan : Mengendalikan perilaku saluran dan Mencegah perselisihan antara anggota saluran b) Sistem pemasaran dengan saluran horizontal, pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul 4)
Peluang Kerjasama Setelah mengikuti program pemberdayaan ini, ketiga responden tekun
menjalani usaha produksi keterampilan daur ulang plastik ini, dan selama proses pengembangan tidak semua lulusan mendapat mitra dalam segi pemasaran dan kerjasama secara sosial. Dari ketiga responden di atas yang sudah nemiliki mitra Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
117
dalam segi pemasaran adalah UY, UY berhasil mempunyai mitra pemasaran yaitu EFO di Jl. Dago, selain itu UY dapat bekerjasama dengan orang lain dalam pengembangan usahanya hal ini dibuktikan UY mempunyai toko dan pegawai 1 orang, dalam hal penyewaan toko ini UY bekerjasana dengan saudaranya. Mitra usaha ini UY dapatkan dari hasil kerjasama bersama temannya yang wirausahawan juga. Akan tetapi bukan semua lulusan tidak bisa bekerjasama dalam segi mitra kerjsama dan kerjasama sosial. AH dan MN sudah mempunyai pelanggan sendiri area wilayah sendiri dan luar kota sedangkan MN baru area lingkungan Tamansari saja. AH dan MN bukan tidak mau membangun mitra seperti UY, banyak yang mereka pertimbangkan seperti modal usaha, kebulatan tekad, dan kepercayaan diri. Seperti AH yang selalu minder akan keadaanya, tetapi hal ini tidak menghalangi AH dan MN untuk selalu terbuka kepada ibu-ibu yang mau belajar kepadanya tentang keterampilan daur ulang plastik ini. Hal ini dibuktikan mereka tidak pelit ilmu dan mengajak ibu-ibu yang lainnya untuk ikut ke pembinaan lanjutan, untuk belajar keterampilan daur ulang plastik dan keterampilan lainnya. Menurut DJ, AH adalah seorang perempuan yang tidak mudah menyerah walau AH mempunyai keterbatasan diri, ia selalu terbuka dan senang sekali ketika ada ibu-ibu yang mau belajar tentang keterampilan ini kepadanya. Dan menurut DJ pembinaan lanjutan yang mereka dapatkan selain model-model
baru
keterampilan
daur
ulang
plastik,
DJ
menyarankan
penyelenggara adanya keterampilan lain agar ibu-ibu tidak merasa jenuh, misalnya ada demo masakan, demo membuat manik-manik bros, dan sebagainya. 5)
Peluang Penambahan Alokasi Biaya Produksi
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
118
Berdasarkan hasil deskripsi dari ketiga responden, dalam menjalankan produksi keterampilan ini modal pengembangan usaha yang dipergunakan berasal dari masing-masing, atau mungkin yang lainnya. UY dan MN mempergunakan modal pribadi sedangkan AH dari bank keliling. UPPKS Anggrek pada awal program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik ini, memfasilitasi keperluan pelatihan akan tetapi untuk pengembangan dipersilahkan masing-masing. Dan rata-rata modal yang mereka perlukan dalam waktu 1 bulan sekitar Rp. 100.000 sampai Rp. 350.000. akan tetapi kebutuhan modal usaha ini bersifat fluktuatif disesuaikan dengan keperluan produksi mereka masing-masing lulusan. Adapun sistem pembagian hasil penjualan tampung yang diterapkan oleh ketiga responden dan penyelenggara sebagai berikut : Tabel 4.7 Daftar Sistem Pembagian Hasil No. Responden
1.
2.
3.
Sistem Pembagian Penjualan Pribadi
UY
25% untuk penambahan modal dan 75% untuk kebutuhan hidup UY
AH , dan
30% untuk penambahan modal , 20% untk cicilan ke bank keliling, dan 50% untuk kebutuhan hidup pribdadi AH
MN
100% masuk ke kebutuhan pribadi, MN akan memilah pembagiannya untuk modalnya ketika ia lagi perlu saja dan suka disishkan untuk tambah modal warung.
Sistem Penjualan Tampung 5 % masuk kas UPPKS Anggrek, 20% untuk penambahan modal dan 75% untuk kebutuhan hidup UY 5 % masuk kas UPPKS Anggrek, 25% untuk penambahan modal , 20% untk cicilan ke bank keliling, dan 50% untuk kebutuhan hidup AH 5 % masuk kas UPPKS Anggrek, 10% untuk penambahan modal dan 85% untuk kebutuhan hidup MN
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
119
c.
Dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) terhadap kesejahteraan keluarga
1)
Dampak program pemberdayaan perempuan terhadap kesejahteraan keluarga
a)
Peningkatkan pendapatan Berdasarkan hasil deskripsi ketiga responden diatas, sebagian besar lulusan
yang mengikuti pelatihan ini sudah memiliki pekerjaan seperti UY dan AH yang bekerja kepada orang lain sebelum mengikuti program pemberdayaan perempuan ini,
sedangkan MN sudah mempunyain usaha warung makanan. Sehingga
diharapkan dengan mengikuti pelatihan ini mereka dapat memiliki keahlian lebih yang dapat berguna bagi kehidupannya. Kesempatan peserta berkembang dalam usahanya dalam bidang ini selalu ada, apalagi mereka sudah memiliki keahlian dalam bidang keterampilan daur ulang plastik ini ini. Namun tidak hanya dengan bekal keahlian semata untuk mengembangkan usaha keterampilan daur ulang plastik, banyak hal yang perlu disiapkan dan dimiliki oleh mereka, misalnya saja: modal, berani mengambil resiko dan ketekadan yang bulat. Rata-rata peningkatan pendapatan UY, AH, MN sebelum dan setelah mengikuti keterampilan ini sekitar 20 – 30 % dari pendapatan awal mengikuti program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang platik. b)
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pendidikan anak. Berdasarkan hasil pengakuan para peserta, dengan adanya peningkatan
penghasilan UY, AH, dan MN dapat membantu memenuhi kebutuhan dirinya dan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
120
keluarga, selain itu seperti UY dan AH dengan adanya peningkatan penghasilan ini mereka dapat mencukupi kebutuhan sekolahnya seperti peralatan, buku-buku, dan lain-lain. Memang mungkin tidak semuanya terpenuhi tapi minimal terbantu dengan adanya hasil dari keterampilan ini. c)
Pemenuhan kebutuhan peralatan rumah tangga Berdasarkan hasil deskripsi di atas, Menurut DJ (narasumber) UY yang
telah lebih satu langkah dari peserta lainnya. Berdasarkan pengamatan dan pengakuan terhadap UY, dengan adanya pengembangan keterampilan ini, UY mndapatkan tambahan penghasilan, bisa membantu pemenuhan kebutuhan sekolah anaknya dan sekarang UY sudah memiliki mesin jahit untuk penunjang produksinya meskipun dengan mencicil. Dengan adanya mesin jahit UY dapat memproduksi keterampilan ini dengan lebih cepat dengan berbagai model. Hasil yang UY peroleh selama bekerja dan memproduksi keterampilan daur ulang plastik ini adalah penghasilan yang cukup untuk memenuhi kehidupannya. Selain itu AH dan MN pun bisa mencicil keperluan alat rumah tangganya seperti kasur, rak piring, alat-alat masak dan sebgaainya. Dan menurut AN terhadap MN sebagian hasil penjualan keterampilan ini kadang-kadang ia gunakan untuk tambahan modal warung makanannya. d)
Kebiasaan menabung Bagi UY dan MN kadang-kadang hasil penjualan suka mereka sisihkan buat
menabung, tapi bagi AH bagian menabungnya itu untuk dibayarin ke bank keliling yang dipinjam untuk biaya produksi.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
121
2)
Dampak yang tidak langsung terhadap lingkungan Berdasarkan informasi dari ketiga responden DJ dan AN, dengan adanya
program pemeberdayan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik melihat dampak positif yang terjadi pada lulusan dan masyarakat sekitar yaitu adanya kepedulian memelihara lingkungan dengan ikut mengumpulkan dan memisahlan sampah organik dan anorganik, walaupun belum semuanya berpartisipasi hal ini jadi awal kebiasaan bagus yang bisa menular pada masyarakat lainnya. Dan dengan secara tidak langsung lulusan dan masyarakat telah mendukung pembangunan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Hal yang telah dilakukan oleh para lulusan dan masyarakat Tamansari Bawah menurut Rachmad (2008:178) menuturkan bahwa : Meminjam konsepsi tentang relasi individu-sistem dari sosiologi amerika, Talcot Parsons, kita bisa memahami bahwa upaya penyelamatan lingkungan bisa kita lakukan dengan melalui suatu pendekatan. Mengacu kepada pendekatan individu dan kelompok, dinyatakan bahwa baik-buruk lingkungan tergantung pada perilaku individu atau kelompok. Individu atau kelompok bisa melakukan peran penting, baik merusak maupun memelihara lingkungan sebab individu memiliki perilaku voluntaristik. Perilaku voluntaristik mengandung pengertian bahwa setiap individu menggunakan bermacam-macam sarana untuk mencapai tujuan. Setiap tindakan sosial pasti diorientasikan pada tujuan-tujuan tertentu. Individu tidak menyerah pada penggunaan alat satu kali saja melainkan tidak henti-hentinya ia mengupayakan penggunaan alat yang efektif dan efisien demi menggapai tujuan yang diinginkan. Jadi dengan adanya program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup membuat keterampilan daur ulang plastik, menimbulkan dampak yang positif akan lingkungan daerah Tamansari Bawah. Hal ini juga membuktikan Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
122
bahwa masyarakat khususnya penyelenggara dan lulusan program ini, melakukan peran perbaikan akan lingkungannya dan tidak berhenti-hentinya mengupayakan pelestarian dengan menggunakan berbagai cara termasuk salah satunya membuat keterampilan daur ulang plastik ini, selain itu sedikit demi sedikit dari upaya tersebut tumbuh kebiasaan mengelola lingkungannya salah satunya adanya pemilahan sampah organik dan anorganik, saling membantu dan peduli akan lingkungan dengan saling mendukung serta peduli akan kegiatan yang sedang diselenggarakan di kelurahan Tamansari Bawah ini.
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu