ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter fisik-kimia dalam penelitian ini digunakan sebagai data penunjang, yang terdiri atas pH, DO (Dissolved Oxygen atau Oksigen Terlarut), kejernihan dan temperatur air. Data yang diperoleh dari pengukuran parameter di atas bermanfaat untuk memberikan informasi ilmiah mengenai kondisi lingkungan perairan di Telaga Wahyu dan Telaga Sarangan. 4.1 Parameter Fisika-Kimia Air Pada Stasiun Penelitian. Pengukuran parameter fisika-kimia perairan dilakukan terlebih dahulu sebelum pengambilan sampel plankton. Adapun hasil pengukuran parameter fisik-kimia di seluruh stasiun penelitian, disajikan pada Tabel 4.1. Pengambilan sampel dilakukan di delapan stasiun penelitian yang terdiri atas empat stasiun (Stasiun I-IV) terletak di Telaga Wahyu dan empat stasiun lainnya terletak di Telaga Sarangan. Pemilihan lokasi stasiun adalah berdasarkan area pemanfaatannya yaitu bagian inlet danau (stasiun I dan V ), Outlet waduk (stasiun II dan VI), bagian tepi danau dekat area pertanian (Stasiun III dan VII) dan dermaga perahu (stasiun IV dan VIII). Berikut ini pada Tabel 4.1 disajikan data hasil pengukuran parameter fisik kimia air di seluruh stasiun penelitian.
35 Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Tabel 4.1 Data parameter fisik-kimia air di seluruh stasiun penelitian Stasiun
O
I II III IV Rerata dan SD V VI VII VIII Rerata dan SD
Suhu ( C) 24 24 24,2 24,3 24,1 ± 0,13 21 22,7 22,7 22,8 22,3 ± 0,75
Parameter Fisik Kimia DO (ppm) Secchi Depth (m) 5,42 1,4 5,37 1,2 5,00 1 5,37 1 5,3 ± 0,17 1,1 ± 0,09 5,95 2,6 5,87 1,2 5,85 1,9 5,97 1,9 6 ± 0,05 1,9 ± 0,49
Data diukur pada bulan Agustus tahun 2011
pH 7 7 7,2 7 7 ± 0,09 7 7,2 7 7 7 ± 0,09
Keterangan Tabel: Telaga Wahyu (Stasiun I-IV) Telaga Sarangan (Stasiun V-VIII) SD : Standard Deviation (simpangan baku) 4.1.1 Temperatur air Hasil pengukuran temperatur air rata-rata di seluruh stasiun penelitian pada Tabel 4.1 memperlihatkan kisaran temperatur antara 21-22,8 OC di Telaga Sarangan dan 24-24,3 OC di Telaga Wahyu. Temperatur air di kedua lokasi pengambilan sampel tersebut masih dalam kisaran yang normal, di mana temperatur normal untuk perairan alami di daerah tropis berkisar antara 20 - 30 OC (Suripin, 2002). Peningkatan temperatur yang tidak melebihi 30 O
C hanya sedikit memberikan pengaruh. Namun jika peningkatan temperatur lebih dari 30 OC
maka kelimpahan organisme air jenis tertentu akan berkurang dan digantikan oleh organisme lain yang lebih toleran terhadap temperatur tinggi (Hawkes, 1979). Berdasarkan pernyataan diatas dan data hasil pengukuran temperatur air di Telaga Sarangan pada Tabel 4.1. Dapat dinyatakan bahwa temperatur air di Telaga Wahyu dan Telaga Sarangan masih dalam keadaan normal dan hanya sedikit berpengaruh pada kehidupan air di kedua telaga tersebut.
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4.1.2
37
Kadar oksigen terlarut dalam air (Dissolved Oxygen) Hasil pengukuran rata-rata oksigen terlarut di Telaga Wahyu dan Telaga Sarangan
yang disajikan pada Tabel 4.1 diperoleh kadar oksigen terlarut dengan kisaran 5-5,42 ppm di Telaga Wahyu. Sementara di Telaga Sarangan diperoleh kadar oksigen terlarut dalam kisaran 5,85-5,97 ppm. Menurut Sastrawijaya (1991). Kehidupan di dalam air dapat bertahan dengan baik apabila tersedia oksigen terlarut sebesar 5 ppm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar oksigen terlarut dalam air di Telaga Wahyu dan Telaga Sarangan masih ada dalam kondisi baik untuk kehidupan organisme air. 4.1.3 pH air Derajat keasaman atau pH digunakan sebagai pengukur tingkat keasaman dan kebasaan air. pH yang terukur pada Telaga Wahyu dan Telaga Sarangan seperti yang tercantum pada Tabel 4.1 menunjukkan tingkat pH yang hampir sama yaitu dalam kisaran 77,125. Berdasarkan lampiran peraturan pemerintah no.82 tahun 2001 tentang pengendalian pencemaran air untuk kualitas air golongan I (air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum). Dinyatakan bahwa pH air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum berkisar antara 6 – 9. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa air pada Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu layak digunakan sebagai air baku untuk air minum. 4.1.4
Transparansi/kejernihan air Hasil pengukuran tingkat kejernihan perairan dengan menggunakan cakram Secchi,
yang disajikan pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa air di Telaga Sarangan secara umum lebih jernih daripada air Telaga Wahyu. Hal ini ditunjukkan dengan Secchi depth sebesar 1,8333
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
38
meter pada Telaga Sarangan sedangkan Telaga Wahyu mempunyai nilai Secchi depth sebesar 1,1041 meter. Lebih keruhnya air Telaga Wahyu diduga disebabkan oleh adanya pertumbuhan koloni phytoplankton seperti Spirogyra sp dan Rhizoconium sp yang tumbuh di permukaan air. Adanya pertumbuhan phytoplankton tersebut diduga
menghalangi penetrasi cahaya
matahari ke dalam Telaga wahyu sehingga menurunkan nilai Secchi depth yang terukur. Untuk melihat kesamaan faktor fisika-kimia antar stasiun penelitian digunakan indeks similaritas Canberra Metric (Lance dan Williams, 1966). Dalam indeks kesamaan habitat ini bilamana nilai indeks similaritas yang dihitung sama dengan atau lebih besar dari 90% maka kondisi parameter fisika-kimia habitat yang dibandingkan dianggap sama. Berikut ini disajikan hasil perhitungan indeks kesamaan habitat Canberra Metric pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Nilai kesamaan antar stasiun berdasarkan indeks kesamaan habitat Canberra Metric (Dalam %) Stasiun I II III IV V VI VII VIII I 95,85 94,67 95,76 93,87 90,36 95,69 97,29 II 95,85 98,23 98,74 89,85 97,02 96,79 90,57 III 94,67 98,23 97,74 88,69 86,16 95,03 89,42 IV 95,76 98,74 89,78 89,78 86,66 95,53 90,51 V 93,87 89,85 88,69 89,78 89,82 92,97 98,65 VI 90,36 97,02 86,16 86,66 89,82 90,23 98,56 VII 95,69 96,79 95,03 95,53 92,97 90,23 93,54 VIII 97,29 90,57 89,42 90,51 98,65 98,56 93,54 Data dihitung pada bulan Agustus tahun 2011 Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa indeks kesamaan tertinggi terdapat pada stasiun II terhadap stasiun IV dengan indeks kesamaan 98,74%. Sementara indeks kesamaan terendah terdapat pada stasiun III terhadap stasiun VI dengan indeks kesamaan 86,16 %.
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
39
Kesamaan parameter fisika-kimia pada Telaga Wahyu (Stasiun I-IV) berdasarkan data pada Tabel 4.2 menunjukkan indeks kesamaan tertinggi terdapat pada stasiun II terhadap stasiun IV dengan indeks kesamaan 98,74%. Stasiun I memiliki nilai kesamaan terhadap stasiun II,III dan IV berturut-turut sebesar 95,85%, 94,67% dan 95,76%. Sementara untuk kesamaan stasiun II dengan stasiun lainnya (I dan III) berturut-turut diperoleh nilai 95,85% dan 98,23%. Stasiun III memiliki kesamaan sebesar 94,67% (Stasiun I), 98,23% (Stasiun II) dan 89,78% (Stasiun IV). Sementara stasiun IV memiliki nilai kesamaan sebesar 95,76% terhadap stasiun I, 98,74% (Stasiun II) dan 89,78% (Stasiun III). Berdasarkan uraian diatas dan data pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa stasiun penelitian di Telaga Wahyu memiliki nilai kesamaan habitat yang tinggi (diatas atau sama dengan 90%). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa parameter fisik-kimia antar stasiun di Telaga Wahyu adalah sama. Nilai kesamaan habitat di Telaga Sarangan (Stasiun V-VIII) berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai kesamaan tertinggi terdapat di stasiun V terhadap stasiun VIII dengan nilai indeks kesamaan sebesar 98,65%. Stasiun V mempunyai nilai kesamaan sebesar 89,82% terhadap Stasiun VI, 92,97% (Stasiun VII) dan 98,65% (Stasiun VIII). Stasiun VI mempunyai nilai kesamaan sebesar 89,82% terhadap stasiun V, 90,26% (Stasiun VII) dan 98,56% (Stasiun VIII). Stasiun VII mempunyai nilai kesamaan sebesar 92,97 % terhadap stasiun V, 90,26% (Stasiun VI) dan 93,54% (Stasiun VIII). Stasiun VIII mempunyai nilai kesamaan sebesar 98,65% terhadap stasiun V, 98,56% (Stasiun VI) dan 93,54% (Stasiun VII).
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
40
Berdasarkan uraian diatas dan data pada Tabel 4.2. Terlihat bahwa stasiun penelitian di Telaga Sarangan memiliki nilai kesamaan habitat yang tinggi (Lebih dari atau sama dengan 90%). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa parameter fisik-kimia antar stasiun di Telaga Sarangan adalah sama. 4.2 Keanekaragaman Phytoplankton dan Zooplankton Berikut ini adalah tabulasi data hasil penelitian yang meliputi jenis plankton yang tertangkap dan hasil perhitungan indeks keanekaragaman phytoplankton dan zooplankton dari seluruh stasiun penelitian dalam satuan individu/100 l. Adapun tabulasi data untuk phytoplankton ditampilkan pada Tabel 4.3 sementara zooplankton ditampilkan pada Tabel 4.4 . Gambar jenis-jenis plankton yang ditemukan disajikan di Lampiran 3. Tabel 4.3 Tabel data kelimpahan dan indeks keanekaragaman phytoplankton Spesies Anabaena Chromulina sp Cladophora sp Closterium sp Euglena sp Fragillaria sp Gyrosigma sp Navicula sp Nitzchia sp Ophiocytium sp Oscillatoria sp Phacus sp Pinnularia sp Rhizoconium sp Spirogyra sp Surirela sp Synedra ulna Tribonema sp Zygnema sp Jumlah Individu Jumlah Spesies
I 0 5 17 7 3 0 0 0 0 0 0 3 0 0 33 23 0 0 10 101 8
Indeks Keanekaragaman 2,0000
Rerata Kelimpahan Phytoplankton (ind/100 l) di Stasiun II III IV V VI VII 0 0 0 0 0 23 20 0 0 0 0 0 0 0 0 36 17 0 0 7 7 0 0 15 18 0 2 0 10 10 0 0 0 0 0 35 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 40 40 0 64 8 0 43 45 23 42 23 8 15 7 37 17 12 0 0 0 0 0 0 3 32 1 3 11 0 0 38 12 3 28 3 0 206 112 75 198 73 156 7 6 6 6 6 11 1,2700
VIII 0 0 61 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 56 48 9 0 11 25 212 7
1,3621 1,2866 1,6519 1,6458 2,1242 1,6301
Data diambil pada bulan Agustus tahun 2011 Keterangan Tabel: Telaga Wahyu (Stasiun I-IV) Telaga Sarangan (Stasiun V-VIII)
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
41
Berikut ini adalah Tabel 4.3 dengan data kelimpahan zooplankton di seluruh stasiun penelitian. Tabel 4.4 Tabel data kelimpahan dan indeks keanekaragaman zooplankton Rerata Kelimpahan Zooplankton (ind/100 l) di Stasiun
Spesies
I II III IV V VI VII VIII Asplanchna sp 0 0 0 8 0 0 0 0 Brachionus sp 9 82 20 33 9 37 0 7 Chydorus sp 7 35 0 7 18 0 12 41 Diacyclops sp 19 48 0 5 5 18 0 70 Diaphanosoma sp 14 40 37 3 3 17 0 18 Ectocyclops Phaleratus 0 32 0 0 10 2 5 42 Eucyclops sp 5 0 3 5 19 22 7 78 Keratella sp 0 0 0 0 6 0 0 21 Lecane sp 0 0 0 0 0 0 0 0 Macrocyclops sp 3 12 13 3 9 20 13 9 Mesocyclops sp 88 63 18 183 49 100 37 149 Moina sp 7 5 8 7 0 5 0 0 Nothoica sp 0 0 0 0 17 0 0 30 Paracyclops Fimbriatus 21 13 42 37 39 10 17 262 Pleuroxus Uncinatus 0 0 0 0 0 0 0 8 Thermocyclops sp 3 0 0 0 3 0 0 7 Nematoda 8 20 0 0 0 8 0 0 Nauplius 40 228 78 245 35 117 60 119 Jumlah Individu 224 578 219 536 222 356 151 861 Jumlah Spesies 13 11 8 11 13 11 7 14 Indeks Keanekaragaman 1,9443 2,0000 1,6973 1,1956 2,2400 1,8623 1,4236 2,0673
Data diambil pada bulan Agustus tahun 2011
Keterangan Tabel: Telaga Wahyu (Stasiun I-IV) Telaga Sarangan (Stasiun V-VIII) Berdasarkan data kelimpahan dan indeks keanekaragaman phytoplankton pada Tabel 4.2 nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 1,2700 hingga 2,1242 dengan nilai tertinggi (2,142) terdapat pada stasiun VII sementara nilai terendah terdapat pada stasiun II (1,2700). Sementara berdasarkan data kelimpahan, dan indeks keanekaragaman zooplankton pada Tabel 4.4 dapat dilihat nilai indeks keanekaragaman zooplankton pada seluruh stasiun penelitian berkisar antara 1,1956 hingga 2,2400 dengan nilai tertinggi sebesar 2,2400 terdapat pada stasiun V yang berlokasi pada inlet Telaga Sarangan, sementara indeks keanekaragaman
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
42
dengan nilai terendah sebesar 1,1956 terdapat pada stasiun IV yang berlokasi pada dermaga perahu di Telaga Wahyu. 4.2.1 Dominasi phytoplankton dan zooplankton 4.2.1.1 Phytoplankton Berikut ini disajikan jenis-jenis phytoplankton yang mendominasi perairan pada stasiun penelitian I-IV yang berlokasi di Telaga Wahyu, dengan satuan individu/100 l. Pada stasiun I yang berlokasi di inlet Telaga Wahyu didapati adanya dominasi oleh phytoplankton dari genus Spirogyra sp dengan kelimpahan 33 individu/100 l disusul oleh Surirela sp dengan kelimpahan 23 individu/100 l dan Cladophora sp dengan kelimpahan 17 individu/100 l. Pada stasiun II yang berlokasi di outlet Telaga Wahyu organisme yang mendominasi adalah Spirogyra dengan kelimpahan 43 individu /100 l disusul oleh Rhizoconium sp dengan kelimpahan 40 individu/100 l dan Zygnema sp dengan kelimpahan 38/100 l. Pada stasiun III yang berlokasi disekitar daerah perikanan keramba dan pertanian organisme yang mendominasi adalah Spirogyra sp dengan kelimpahan 45/100 l disusul oleh Rhizoconium sp dengan kelimpahan 40 individu/100 l. Pada stasiun IV yang berlokasi di dermaga perahu Telaga Wahyu ditemukan adanya dominasi oleh Surirela sp dengan kelimpahan sebesar 37 individu/100 l disusul oleh Spirogyra sp dengan kelimpahan sebesar 23 individu/100 l dan Closterium sp dengan kelimpahan 7 individu/100 l. Sementara pada stasiun V-VIII yang berlokasi di Telaga Sarangan didapatkan phytoplankton yang mendominasi adalah sebagai berikut.
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
43
Pada stasiun V yang berlokasi di inlet Telaga Sarangan phytoplankton yang mendominasi adalah Rhizoconium sp dengan kelimpahan sebesar 64 individu/100 l disusul oleh Spirogyra sp dengan kelimpahan 42 individu/100 l dan Cladophora sp dengan kelimpahan 36 individu/100 l. Pada stasiun VI yang berlokasi di outlet Telaga Sarangan didominasi oleh Spirogyra sp dengan kelimpahan sebesar 23 individu/100 l disusul oleh Surirela sp dengan kelimpahan 12 individu/ 100 l dan Cladophora sp dengan kelimpahan 17 individu/100 l. Pada stasiun VII yang berlokasi di sekitar wilayah pertanian di Telaga Sarangan ditemukan adanya dominasi oleh phytoplankton Fragillaria sp dengan kelimpahan 35 individu/100 l disusul Pinnularia sp dengan kelimpahan 30 individu/100 l dan Oscillatoria sp dengan kelimpahan 17 individu/ 100 l. Pada stasiun VIII yang berlokasi di dermaga perahu Telaga Sarangan didapati adanya dominasi oleh Cladophora sp dengan kelimpahan 61 individu/100 l disusul oleh Rhizoconium sp dengan kelimpahan 56 individu/100 l dan Spirogyra sp dengan kelimpahan 48 individu/100 l. Secara umum dapat dilihat bahwa phytoplankton yang mendominasi perairan di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu adalah kelompok alga yang berbentuk filamentous atau seperti benang yaitu Spirogyra sp, Rhizoconium sp, Cladophora sp dan Zygnema sp. Menurut Barus (2004) alga-alga berbentuk filamentous dapat tumbuh dengan baik terutama dengan kadar oksigen terlarut, atau DO antara 4-5 ppm. Sementara dari hasil pengukuran DO pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kandungan oksigen terlarut dalam perairan di seluruh stasiun penelitian berada pada kisaran 5,3-6 ppm. Dengan demikian
Skripsi
dapat dinyatakan
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
bahwa
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
44
lingkungan perairan di seluruh stasiun penelitian sesuai untuk pertumbuhan alga-alga filamentous tersebut. 4.2.1.2 Zooplankton Berikut ini akan disajikan jenis-jenis zooplankton yang mendominasi perairan pada stasiun penelitian I-IV yang berlokasi di Telaga Wahyu dalam satuan individu/100 l. Dominasi zooplankton pada stasiun I yang berlokasi di inlet Telaga Wahyu pada posisi pertama didominasi oleh Mesocyclops sp dengan kelimpahan 88 individu/100 l, sementara posisi kedua oleh Nauplius dengan kelimpahan 40 individu/100 l dan posisi ketiga ditempati oleh Paracyclops fimbriatus dengan kelimpahan 21 individu/ 100 l. Pada stasiun II yang berlokasi di outlet Telaga Wahyu ditemukan adanya dominasi oleh Nauplius dengan jumlah 228 individu/100 l di ikuti oleh Brachionus sp dengan kelimpahan sebesar 82 individu/100 l dan Mesocyclops sp dengan kelimpahan 63 individu/100 l. Pada stasiun III yang berlokasi di daerah perikanan keramba dan pertanian dekat Telaga Wahyu, zooplankton yang mendominasi adalah Nauplius dengan kelimpahan sebesar 78 individu/100 l disusul oleh Paracyclops fimbriatus dengan kelimpahan sebesar 42 individu/100 l dan Diaphanosoma sp dengan kelimpahan sebesar 37 individu/100 l. Pada stasiun IV yang berlokasi di dermaga perahu Telaga Wahyu, organisme yang dominan adalah Nauplius dengan kelimpahan 245 individu/100 l yang disusul oleh Mesocyclops sp dengan kelimpahan sebesar 183 individu/100 l dan Paracyclops fimbriatus dengan kelimpahan 37 individu/100 l.
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
45
Sementara pada stasiun V-VIII yang berlokasi di Telaga Sarangan didapatkan zooplankton yang mendominasi adalah sebagai berikut. Pada stasiun V yang berlokasi di inlet telaga sarangan ditemukan adanya dominasi oleh Mesocyclops sp dengan kelimpahan sebesar 49 individu/100 l disusul oleh Paracyclops fimbriatus dengan kelimpahan sebesar 39 individu/100 l dan Nauplius dengan kelimpahan 35 individu/ 100 l. Pada Stasiun VI ditemukan adanya dominasi oleh zooplankton Nauplius dengan kelimpahan 117 individu/100 l, disusul oleh Ectocyclops phaleratus dengan kelimpahan 100 individu/100 l dan Brachionus sp dengan kelimpahan 37 individu/100 l. Pada Stasiun VII yang berada di sekitar daerah pertanian Telaga Sarangan didapati adanya dominasi oleh zooplankton Nauplius dengan kelimpahan 60 individu/100 l, disusul oleh Mesocyclops sp dengan kelimpahan 37 individu/100 l dan Paracyclops fimbriatus dengan kelimpahan 17 individu/100 l. Pada stasiun VIII yang berlokasi di dermaga perahu Telaga Sarangan, spesies yang mendominasi adalah Paracyclops fimbriatus dengan kelimpahan sebesar 262 individu/ 100 l, disusul oleh Mesocyclops sp dengan kelimpahan sebesar 149 individu/100 l dan Nauplius dengan kelimpahan 119 individu/100 l. Dominasi zooplankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu, memperlihatkan bahwa kopepoda dari kelas Crustasea seperti Mesocyclops sp, Paracyclops fimbriatus, Ectocylops phaleratus
dan golongan
Cladocera yaitu genus Moina, Chydorus dan
Diaphansoma paucispinosum memiliki kelimpahan yang cukup tinggi. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) zooplankton dari kelas Crustasea memiliki toleransi kadar oksigen
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
46
terlarut yang luas dan mampu bertahan dengan hanya kadar oksigen terlarut sebesar 1 ppm. Namun demikian kondisi ideal bagi pertumbuhan kelas Crustasea ini adalah dengan kadar oksigen terlarut sebesar 3 ppm. Berdasarkan data parameter fisika-kimia pada Tabel 4.1 kadar oksigen terlarut pada kedua Telaga yang berkisar pada 5,3-6 ppm. Dengan demikian perairan pada Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu masih dalam kondisi ideal untuk pertumbuhan zooplankton dari kelas Crustasea. 4.2.1.3 Perbandingan keanekaragaman plankton di Telaga Wahyu dan Telaga Sarangan Berdasarkan data hasil penelitian yang terangkum dalam Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 dapat dibuat suatu bentuk perbandingan keanekaragaman berdasarkan rerata indeks keanekaragaman phytoplankton dan zooplankton antara Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu. Dengan hasil perbandingan tertera pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Perbandingan Rerata Indeks Keanekaragaman Phytoplankton dan Zooplankton di Telaga Wahyu dan Telaga Sarangan Rerata Indeks Keanekaragaman Plankton Lokasi Phytoplankton Zooplankton Telaga Wahyu
1.4797
1.7093
Telaga Sarangan
1.7630
1.898
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa secara umum Telaga Sarangan memiliki indeks keanekaragaman yang relatif lebih tinggi daripada Telaga Wahyu. Menurut Soegianto (2004) tingkat keanekaragaman yang tinggi menunjukkan adanya keseimbangan faktor fisika-kimia perairan, yang memungkinkan bagi spesies penyusun
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
47
komunitas plankton di perairan tersebut untuk memiliki kesempatan yang sama dalam mengendalikan keseluruhan struktur komunitas. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum Telaga Sarangan memiliki keseimbangan faktor fisika-kimia yang lebih baik daripada Telaga Wahyu. 4.3 Tingkat Pencemaran di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu Berikut ini akan disajikan data tingkat pencemaran diseluruh stasiun penelitian baik yang berlokasi di Telaga Sarangan maupun di Telaga Wahyu. Dimulai dengan data tingkat pencemaran yang diperhitungkan dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener untuk phytoplankton dan zooplankton serta hasil perhitungan Saprobic Quotient di seluruh stasiun penelitian baik yang berlokasi pada Telaga Wahyu (Stasiun I-IV) dan Telaga Sarangan (Stasiun V-VIII). 4.3.1 Tingkat pencemaran air berdasarkan indeks keanekaragaman phytoplankton Canter dan Hill (1981) merumuskan indeks pencemaran perairan berdasarkan indeks keanekaragaman phytoplankton. Indeks tingkat pencemaran air berdasarkan keanekaragaman phytoplankton ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran unsur hara misalnya nitrogen, fosfat atau unsur hara lainnya, dengan kategori pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Kategori tingkat pencemaran perairan menurut indeks keanekaragaman phytoplankton Indeks Keanekaragaman Tingkat Pencemaran Phytoplankton Sangat Baik >2,00 Baik
2,60-2,00
Sedang
1,59-1,00
Buruk
1,00-1,39
Sangat Buruk
< 1,00
(Sumber :Canter dan Hill 1981)
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
48
Berdasarkan kategori tingkat pencemaran perairan pada Tabel 4.6. Tingkat pencemaran air di seluruh stasiun penelitian berkisar pada kategori buruk hingga sangat baik. Tingkat pencemaran air dengan kategori buruk dijumpai pada stasiun II, III dan IV yang terletak di Telaga Wahyu. Sementara kategori sangat baik dijumpai pada stasiun VII di Telaga Sarangan. Adapun rincian kategori tingkat pencemaran air di seluruh stasiun penelitian disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Tingkat pencemaran perairan di seluruh stasiun penelitian berdasarkan indeks keanekaragaman phytoplankton Indeks Stasiun Penelitian
Keanekaragaman
Tingkat Pencemaran Perairan
Phytoplankton I
2,0000
Baik
II
1,2700
Buruk
III
1,3621
Buruk
IV
1,2866
Buruk
V
1,6519
Sedang
VI
1,6458
Sedang
VII
2,1242
Sangat Baik
VIII
1,6301 Data diambil pada bulan Agustus Tahun 2011.
Sedang
Keterangan Tabel: Telaga Wahyu (Stasiun I-IV) Telaga Sarangan (Stasiun V-VIII) 4.3.1.2 Tingkat pencemaran air berdasarkan indeks keanekaragaman zooplankton Selain penentuan tingkat pencemaran perairan dengan indeks keanekaragaman phytoplankton. Canter dan Hill (1981) juga mengkategorikan tingkat pencemaran perairan dengan menggunakan indeks keanekaragaman zooplankton. Indeks tingkat pencemaran perairan berdasarkan keanekaragaman zooplankton ini dimanfaatkan untuk menduga ada
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
49
tidaknya pencemaran bahan toksik, atau bahan kimia yang dapat menyebabkan turunnya tingkat oksigen di perairan (Soegianto, 2004). Kategori tingkat pencemaran air berdasarkan indeks keanekaragaman zooplankton ditampilkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Kategori tingkat pencemaran perairan menurut indeks keanekaragaman zooplankton Indeks Keanekaragaman Tingkat Pencemaran Zooplankton Sangat Baik
>2,00
Baik
2,60-2,00
Sedang
1,59-1,00
Buruk
1,00-1,39
Sangat Buruk
< 1,00
(Sumber :Canter dan Hill 1981) Berdasarkan kategori kualitas perairan pada Tabel 4.8. Kategori tingkat pencemaran buruk terdapat pada stasiun IV sementara kategori baik dijumpai pada stasiun I, II, III, VIII. Kategori sangat baik dijumpai pada stasiun V sementara kategori sedang dijumpai pada stasiun VII. Rincian mengenai hasil perhitungan dan kategori tingkat pencemaran untuk seluruh stasiun penelitian disajikan pada Tabel 4.9.
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
50
Tabel 4.9 Tingkat pencemaran perairan di seluruh stasiun penelitian berdasarkan indeks keanekaragaman zooplankton. Indeks Stasiun Penelitian
Keanekaragaman
Tingkat Pencemaran Perairan
Zooplankton I
1,9443
Baik
II
2,0000
Baik
III
1,6973
Baik
IV
1,1956
Buruk
V
2,2400
Sangat Baik
VI
1,8623
Baik
VII
1,4236
Sedang
VIII
Baik
2,0673 Data diambil pada bulan Agustus Tahun 2011. Keterangan Tabel: Telaga Wahyu (Stasiun I-IV) Telaga Sarangan (Stasiun V-VIII) 4.3.2 Tingkat pencemaran berdasarkan saprobic quotient
Berikut ini akan disajikan hasil perhitungan Saprobic Quotient, untuk seluruh stasiun penelitian pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 . Hasil perhitungan Saprobic Quotient Kelompok A B C D
Jenis
Ciliata Euglenophyta Chlorococcales Diatomae Peridinae Conjugatae Chrysophyceae Saprobic Kategori
I 0 6 29 23 0 43 0
II 0 0 92 15 0 81 0
III 0 0 48 7 0 57 0
1,7327 Sangat Ringan
1,8617 Sangat Ringan
2,0179 Sangat Ringan
Stasiun Penelitian IV V 0 0 2 0 10 111 37 17 0 0 26 70 0 0 1,6400 Sangat Ringan
1,7071 Sangat Ringan
VI 0 10 25 12 0 26 0
VII 0 10 15 83 0 8 0
VIII 0 0 130 9 0 73 0
1,4384
0,9655
Ringan
Ringan
1,6887 Sangat Ringan
Keterangan Tabel : Telaga Wahyu (Stasiun I-IV) Telaga Sarangan (Stasiun V-VIII)
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
51
Berdasarkan data pada Tabel 4.10. Secara umum dapat dinyatakan bahwa tingkat pencemaran di Telaga Wahyu lebih ringan daripada Telaga Sarangan. Ditemukannya tingkat pencemaran yang lebih ringan di Telaga Wahyu diduga disebabkan oleh adanya spesies indikator saprobic quotient yang kelimpahannya relatif tinggi, yaitu dari golongan Conjugatae seperti Spirogyra sp dan Zygnema sp. Kedua jenis phytoplankton tersebut merupakan spesies indikator yang pada umumnya ditemukan pada perairan yang hanya sedikit atau tidak tercemar oleh bahan organik (Dresscher dan Vanhooren, 1983 dalam Soegianto, 2004). Di Telaga Sarangan kategori tingkat pencemaran sangat ringan dijumpai pada stasiun V yang terletak di inlet telaga dan stasiun VIII yang terletak di dermaga perahu. Kategori pencemaran ringan ditemukan di stasiun VI yang terletak di outlet telaga dan stasiun VII yang terletak di sekitar daerah pertanian di Telaga Sarangan. Kategori pencemaran ringan yang ditemukan pada stasiun VI dan VII di Telaga Sarangan, berdasarkan data pada Tabel 4.10 diduga disebabkan oleh adanya kelimpahan yang relatif tinggi dari spesies indikator golongan C saprobic quotient yaitu Chlorococcales dan Diatomae. Kedua jenis alga tersebut seperti Rhizoconium sp dan Surirela sp diduga dapat tumbuh dan berkembang di stasiun VI (outlet) karena adanya akumulasi bahan organik dari air yang memiliki waktu tinggal/ retention time yang lama. Sementara pada stasiun VII yang terletak perairan sekitar daerah pertanian Telaga Sarangan, diduga ada masukan bahan organik yang berasal dari daerah pertanian yang dapat merangsang pertumbuhan alga golongan C tersebut.
Skripsi
Keanekaragaman Komunitas Plankton di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu ...
Afihandarin, Dhimas