BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Pusat. Jumlah kuesioner yang dikirimkan sebanyak 105 buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh
responden dapat
dibuat ikhtisarnya sebagai berikut : 1. Jumlah keseluruhan kuesioner yang dikirimkan........ 105 kuesioner. 2. Jumlah kuesioner yang tidak bisa dipakai................ 15 kuesioner. 3. Jumlah kuesioner yang bisa dipakai......................... 90 kuesioner.
4.2. Analisa Deskriptif. Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap butir pertanyaan, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan formula statistika, yakni mencakup koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji t/uji F dan regresi. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh dan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Dari 90 responden yang dijadikan sampel pada penelitian ini, dapat disajikan deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, latar
63
belakang pendidikan, diklat yang pernah diikuti, usia, masa kerja, jabatan fungsional dan sertifikat yang dimiliki.
4.2.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Profil responden berdasarkan jenis kelamin diperlihatkan pada Tabel 4.1. dari 90 responden yang terlibat dalam penelitian ini, mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu dengan jumlah sebanyak 63 responden, atau dengan mendapatkan nilai persentasi sebesar 70%. Sedangkan sisanya adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu dengan jumlah sebanyak 27 responden atau nilai persentasinya sebesar 30%. Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
Laki-laki
63
70
2
Perempuan
27
30
Total
90
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2010
4.2.2. Pendidikan Berdasarkan pendidikan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.2. penilaian pada berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 1 responden, atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 1%, penilaian berdasarkan faktor pendidikan ini berada pada pendidikan S2 sebanyak 21 responden atau sebesar 23%, penilaian berpendidikan D3 sejumlah 14 responden atau dengan memperoleh nilai
64
persentasi sebesar 16%, penilaian pendidikan S1 sejumlah 54 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 60% Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan No
Pendidikan
Frekuensi
Persentase
1
SLTA
1
1
2
D3
14
16
3
S1
54
60
4
S2
21
23
Total
90
100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2010
4.2.3. Diklat yang Pernah Diikuti Berdasarkan Diklat yang Pernah Diikuti seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.4. Diklat Substansi Pendidikan sebanyak 14 responden, atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 16%, Diklat Pengadaan Barang dan Jasa sebanyak 28 responden atau sebesar 31%, Diklat Kepegawaian sejumlah 44 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 49%, Tidak Pernah Mengikuti ke tiga Diklat sejumlah 4 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 4%
65
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Diklat yang Pernah Diikuti No
Diklat yang Pernah Diikuti
Frekuensi
Persentase
1
Diklat Substansi Pendidikan
14
16
2
Diklat Pengadaan Barang dan Jasa
28
31
3
Diklat Kepegawaian
44
49
4
Tidak Pernah Mengikuti ke tiga Diklat
4
4
Total
90
100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2010
4.2.4. Usia Berdasarkan usia seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.5. usia responden <30 tahun sebanyak 44 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 12%, usia responden 31-40 tahun sebanyak 25 responden atau sebesar 28%, usia responden 41-50 tahun sejumlah 36 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 40%, usia responden > 50 tahun sejumlah 18 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 20% Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Usia No
Usia
Frekuensi
Persentase
1
< 30 tahun
11
12
2
31 – 40 tahun
25
28
3
41 – 50 tahun
36
40
4
> 50 tahun
18
20
Total
90
100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2010
66
4.2.5. Masa Kerja Berdasarkan Masa Kerja seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.6. Masa Kerja responden < 5 tahun sebanyak 5 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 6%, Masa Kerja responden 6-10 tahun sebanyak 21 responden atau sebesar 23%, Masa Kerja responden 11-15 tahun sejumlah 42 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 47%, Masa Kerja responden > 15 tahun sejumlah 22 responden atau dengan memperoleh nilai persentasi sebesar 24% . Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja No
Masa Kerja
Frekuensi
Persentase
1
< 5 tahun
5
6
2
6 – 10 tahun
21
23
3
11 – 15 tahun
42
47
4
> 15 tahun
22
24
Total
90
100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2010
4.2.6. Jabatan Fungsional Profil responden berdasarkan Jabatan Fungsional diperlihatkan pada Tabel 4.7. dari 90 responden yang terlibat dalam penelitian ini, Auditor Pelaksana dengan jumlah sebanyak 5 responden atau dengan nilai persentasi sebesar 6%, Auditor Penyelia dengan jumlah sebanyak 11 responden atau dengan nilai persentasi sebesar 12%, Auditor Ahli Pertama dengan jumlah sebanyak 23 responden atau dengan nilai persentasi sebesar 26%, Auditor Ahli Muda sebanyak
67
34 responden atau dengan nilai persentasi sebesar 38%, Auditor Ahli Madya sebanyak 15 responden atau sebesar 17%, Auditor Ahli Utama sebanyak 2 responden atau sebesar 2% Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional No
Jabatan Fungsional
Frekuensi
Persentase
1
Auditor Pelaksana
5
6
2
Ahli Penyelia
11
12
3
Auditor Ahli Pertama
23
26
4
Auditor Ahli Muda
34
38
5
Auditor Ahli Madya
15
17
6
Auditor Ahli Utama
2
2
Total
90
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2010
4.2.7. Sertifikasi Yang dimiliki Profil responden berdasarkan Sertifikat Yang Dimiliki diperlihatkan pada Tabel 4.8. dari 90 responden yang terlibat dalam penelitian ini, AnggotaTim dengan jumlah sebanyak 39 responden atau dengan nilai persentasi sebesar 43%, Ketua Tim dengan jumlah sebanyak 34 responden atau dengan nilai persentasi sebesar 38%, Pengendali Teknis dengan jumlah sebanyak 15 responden atau dengan nilai persentasi sebesar 17%, Pengendali Mutu sebanyak 2 responden atau dengan nilai persentasi sebesar 2%.
68
Tabel 4.7 Profil Responden Berdasarkan Sertifikat Yang Dimiliki Sertifikat Yang Dimiliki
No
Frekuensi
Persentase
1
AnggotaTim
39
43
2
Ketua Tim
34
38
3
Pengendali Teknis
15
17
4
Pengendali Mutu
2
2
Total
90
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2009
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji
validitas
instrumen
memiliki
tujuan mengetahui sejauh mana
ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas menggunakan rumus
statistika
Koefisien
Korelasi
Product
Moment, sedangkan untuk pengujian reliabilitas atas instrumen yang sama digunakan
formula Alpha Cronbach. Formula ini digunakan untuk
melihat
sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama pada saat yang berbeda.
69
4.3.1. Pengetahuan Auditor Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Auditor No. Pertanyaan
r hitung
1 2 3 4 5 6 Koefisien Alpha Cronbach
r tabel (α = 0,05)
Keterangan
0,688
0,207
Valid
0,523
0,207
Valid
0,587
0,207
Valid
0,673
0,207
Valid
0,547
0,207
Valid
0,619
0,207
Valid
0,651
Reliabel
Sumber: Data diolah dengan SPSS
Dari Auditor
hasil
dari 6
perhitungan
di atas, terlihat untuk variabel Pengetahuan
pertanyaan, semua pertanyaan valid. Sementara untuk uji
reliabilitas diperoleh koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,651. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh terlihat cukup besar sehingga menunjukkan bahwa instrumen Pengetahuan Auditor adalah reliabel.
70
4.3.2. Keahlian Auditor Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Keahlian Auditor No. Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 Koefisien Alpha Cronbach
r hitung
r tabel (α = 0,05)
Keterangan
0,528
0,207
Valid
0,640
0,207
Valid
0,776
0,207
Valid
0,696
0,207
Valid
0,346
0,207
Valid
0,459
0,207
Valid
0,607
Reliabel
Sumber: Data diolah dengan SPSS 15 Dari hasil perhitungan di atas, terlihat untuk variabel Keahlian Auditor dari 6
pertanyaan, semua pertanyaan valid. Sementara untuk uji reliabilitas
diperoleh koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,607. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh terlihat cukup besar sehingga menunjukkan bahwa instrumen Keahlian Auditor adalah reliabel.
71
4.3.3. Perilaku Auditor Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Perilaku Auditor No. Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 Koefisien Alpha Cronbach
r hitung
r tabel (α = 0,05)
Keterangan
0,657
0,207
Valid
0,659
0,207
Valid
0,640
0,207
Valid
0,744
0,207
Valid
0,606
0,207
Valid
0,581
0,207
Valid
0,719
Reliabel
Sumber: Data diolah dengan SPSS 15 Dari hasil perhitungan di atas, terlihat untuk variabel Perilaku Auditor dari 6 pertanyaan, semua pertanyaan valid. Sementara untuk uji reliabilitas diperoleh koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,719. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh terlihat cukup besar sehingga menunjukkan bahwa instrumen Keahlian Auditor adalah reliabel.
72
4.3.4. Kualitas Audit Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas Audit No. Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 Koefisien Alpha Cronbach
r hitung
r tabel (α = 0,05)
Keterangan
0,486
0,207
Valid
0,683
0,207
Valid
0,684
0,207
Valid
0,616
0,207
Valid
0,627
0,207
Valid
0,521
0,207
Valid
0,380
0,207
Valid
0,344
0,207
Valid
0,674
Reliabel
Sumber: Data diolah dengan SPSS 15 Dari hasil perhitungan sebelumnya, terlihat untuk variabel Kualitas Audit dari 8 pertanyaan, semua pertanyaan valid. Sementara untuk uji reliabilitas diperoleh koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,674. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh terlihat cukup besar sehingga menunjukkan bahwa Kualitas Audit adalah reliabel.
4.4. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik 4.4.1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regeresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2001). Untuk mendeteksi normalitas dapat melihat grafik Normal P-P
73
Plot of Regression Standardized Residual. Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik Pengujian normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusannya : 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian disajikan pada Gambar berikut ini.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kualitas Audit
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Sumber data: Hasil Olah SPSS Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
0.8
1.0
74
Berdasarkan hasil pengujian terhadap kenormalan data pada gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa pada gambar diatas terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.4.2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.12 Uji Multikolinoeritas Coefficientsa
Model 1
Pengetahuan Auditor Keahlian Auditor Perilaku Auditor
Collinearity Statistics Tolerance VIF .908 1.101 .912 1.096 .995 1.005
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Hasil olah SPSS Karena nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF variabel tidak ada yang melebihi 10, maka disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel
75
2. Hasil Uji Gejala Heteroskedastisitas Uji gejala heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan metode grafik plot.
Scatterplot
Dependent Variable: Kualitas Audit
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan garifk scatterplot pada gambar diatas, terlihat titik-titik dengan pola menyebar secara acak pada posisi di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
3
76
4.5. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis bertujuan untuk
membuktikan adanya pengaruh
secara parsial Pengetahuan Auditor, Keahlian Auditor dan Perilaku Auditor, terhadap Kualitas Audit.
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Regresi Sederhana Coefficientsa
Model 1
(Constant) Pengetahuan Auditor Keahlian Auditor Perilaku Auditor
Unstandardized Coefficients B Std. Error 8.471 4.695 .330 .124 .349 .151 .367 .118
t 1.804 2.665 2.318 3.095
Sig. .075 .009 .023 .003
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Hasil Olah SPSS
4.5.1. Uji Hipotsis 1 Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.14, pengujian secara parsial Pengetahuan Auditor terhadap Kualitas Audit menghasilkan p_value sebesar 0,009 lebih kecil dari nilai level of Significant 5% (α = 0,05), menunjukkan
ini
bahwa pengaruh antara Pengetahuan Auditor terhadap Kualitas
Audit tersebut secara
populasi dikatakan signifikan. Hal ini
hipotesis nol (Ho) ditolak artinya pengaruh
hal
antara
berarti
pula
hipotesis yang menyatakan tidak ada
Pengetahuan Auditor terhadap Kualitas Audit ditolak dan
hipotesis satu (Ha) diterima. Selanjutnya untuk analisis regresi, berdasarkan hasil
77
perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.14 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 8,471 + 0,330X1 Dari persamaan ini tampak nilai b (koefisien korelasi) sebesar 0,330 yang berarti bahwa bila variabel X (Pengetahuan Auditor) bernilai 1, maka nilai Kualitas Audit akan bertambah sebesar 0,330. Karena nilai b positif, maka hal itu berarti setiap kenaikan Pengetahuan Auditor akan di imbangi dengan kenaikan Kualitas Audit sebesar 0,330.
4.5.2. Uji Hipotsis 2 Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.14, pengujian secara parsial Keahlian Auditor terhadap Kualitas Audit menghasilkan p_value sebesar 0,023, lebih kecil dari nilai level of Significant 5% (α = 0,05), hal ini
menunjukkan
bahwa pengaruh antara Keahlian Auditor terhadap Kualitas Audit tersebut secara populasi dikatakan signifikan. Hal ini berarti pula hipotesis nol (Ho) ditolak artinya
hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara Keahlian
Auditor terhadap Kualitas Audit ditolak dan hipotesis satu (Ha) ditolak. Untuk analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.14 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 8,471 + 0,349X2 Dari persamaan ini tampak nilai b (koefisien korelasi) sebesar 0,349 yang berarti bahwa bila variabel X (Keahlian Auditor) bernilai 1, maka nilai Kualitas Audit
78
akan bertambah sebesar 0,349. Karena nilai b positif, maka hal itu berarti setiap kenaikan Keahlian Auditor akan di imbangi dengan kenaikan Kualitas Audit sebesar 0,349.
4.5.3. Uji Hipotsis 3 Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.14, pengujian secara parsial Perilaku Auditor terhadap Kualitas Audit menghasilkan p_value sebesar 0,003, lebih kecil dari nilai level of Significant 5% (α = 0,05), hal ini
menunjukkan
bahwa pengaruh antara Perilaku Auditor terhadap Kualitas Audit tersebut secara populasi dikatakan signifikan. Hal ini berarti pula hipotesis nol (Ho) ditolak artinya
hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara Perilaku
Auditor terhadap Kualitas Audit ditolak dan hipotesis satu (Ha) ditolak. Untuk analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.14 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 8,471 + 0,367X3 Dari persamaan ini tampak nilai b (koefisien korelasi) sebesar 0,367 yang berarti bahwa bila variabel X (Perilaku Auditor) bernilai 1, maka nilai Kualitas Audit akan bertambah sebesar 0,367. Karena nilai b positif, maka hal itu berarti setiap kenaikan Perilaku Auditor akan diimbangi dengan kenaikan Kualitas Audit sebesar 0,367.
79
4.5.4. Hasil Uji Hipotesis 4 Pengujian terhadap Hipotesis 4 bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh secara simultan Pengetahuan Auditor, Keahlian Auditor dan Perilaku terhadap Kualitas Audit. Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Regresi Berganda ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 182.794 554.862 737.656
df 3 86 89
Mean Square 60.931 6.452
F 9.444
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Perilaku Auditor, Keahlian Auditor, Pengetahuan Auditor b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Hasil Olah SPSS
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.12 di atas, pengujian secara simultan menghasilkan p_value sebesar 0,000 lebih kecil dari level of significant 5% (∝= 0,05), hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara Pengetahuan Auditor, Keahlian Auditor dan Perilaku Auditor terhadap Kualitas Audit tersebut secara populasi dikatakan artinya
signifikan. Hal ini berarti pula hipotesis nol (Ho) ditolak,
hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara Pengetahuan
Auditor, Keahlian Auditor dan Perilaku Auditor terhadap Kualitas Audit ditolak dan hipotesis satu diterima, maka Hipotesis didukung bukti empiris sehingga hipotesis alternatif diterima.
80
4.6. Model Regresi Yang Terbentuk Model regresi yang terbentuk merupakan persamaan yang menunjukkan arah hubungan dan besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 4.14 di atas, maka model regresi yang terbentuk dapat dijabarkan dalam persamaan berikut: Y = 8,471 + 0,330X + 0,349X + 0,367X 1
2
3
Penjelasan dari model regresi di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta sebesar 8,471 yang berarti bahwa jika tidak ada variabel bebas yang terdiri Pengetahuan Auditor, Keahlian Auditor dan Perilaku Auditor, maka Kualitas Audit sendiri akan sebesar 8,471. Hasil ini dapat dimaknakan bahwa Kualitas Audit akan mengalami kenaikan sebesar 8,471 jika Auditor Inspektorat Jenderal memiliki nilai Pengetahuan Auditor, Keahlian Auditor dan Perilaku Auditor atau sama dengan nol. 2. Pengetahuan Auditor (X ) mempunyai pengaruh yang positif terhadap 1
Kualitas Audit, dengan koefisien regresi sebesar 0,330 yang artinya apabila Pengetahuan Auditor meningkat sebesar 1 kali, maka Kualitas Audit akan meningkat sebesar 0,330 dengan asumsi bahwa variabel Keahlian Auditor dan Perilaku Auditor dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara Pengetahuan Auditor dan Kualitas Audit menunjukkan hubungan yang searah, Pengetahuan Auditor yang semakin meningkat mengakibatkan Kualitas Audit meningkat, begitu pula dengan Pengetahuan Auditor yang semakin menurun maka Kualitas Audit akan menurun.
81
3. Keahlian Auditor (X ) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kualitas 2
Audit, dengan koefisien regresi sebesar 0,349 yang artinya apabila Keahlian Auditor meningkat sebesar 1 kali, maka Kualitas Audit akan meningkat sebesar 0,349 dengan asumsi bahwa variabel Pengetahuan Auditor dan Perilaku Auditor dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara Keahlian Auditor dan Kualitas Audit menunjukkan hubungan yang searah, Keahlian Auditor yang semakin meningkat mengakibatkan Kualitas Audit meningkat, begitu pula dengan Keahlian Auditor yang semakin menurun maka Kualitas Audit akan menurun. 4. Perilaku Auditor (X ) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kualitas 3
Audit, dengan koefisien regresi sebesar 0,367 yang artinya apabila Perilaku Auditor meningkat sebesar 1 kali, maka Kualitas Audit akan meningkat sebesar 0,367 dengan asumsi bahwa variabel Pengetahuan Auditor dan Keahlian Auditor dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara Perilaku Auditor dan Kualitas Audit menunjukkan hubungan yang searah, Perilaku Auditor yang semakin meningkat mengakibatkan Kualitas Audit meningkat, begitu pula dengan Perilaku Auditor yang semakin menurun maka Kualitas Audit akan menurun.
82
2
4.7. Koefisien Determinasi (R ) 2
Besarnya koefisien determinasi (R ) menunjukkan sampai seberapa besar proporsi perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan sebagai prediktor nilai variabel dependen memiliki ketepatan prediksi yang semakin tinggi. Tabel 4.15 Koefisien Determinan Model Summaryb Model 1
R R Square .498a .248
Adjusted R Square .222
Std. Error of the Estimate 2.54006
a. Predictors: (Constant), Perilaku Auditor, Keahlian Auditor, Pengetahuan Auditor b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Hasil Olah SPSS Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 4.16 di atas, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,248. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (Pengetahuan Auditor, Keahlian Auditor dan Perilaku Auditor) mampu menjelaskan variasi variabel dependen (Kualitas Audit) sebesar 24,8%, sedangkan sisanya sebesar 75,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk selajutnya pembahasan seberapa besar pengaruh yang terjadi akan dibahas sebagai berikut:
83
4.8. Hubungan dan Pengaruhnya Pengetahuan terhadap Kualitas Hasil Audit Setelah melalui uji normalitas dan Uji Asumsi Klasik data terhadap analisa
regresi Y atas
X1, jika X2
dan X3 diabaikan (dianggap tidak
berpengaruh/konstan), menyatakan bahwa pada taraf signifikansi α = 0.05 regresi Y terhadap X1 adalah signifikan. Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95%, ada hubungan yang kuat yang disumbangkan oleh pengetahuan auditor sehingga mempengaruhi baik tidaknya Kualitas Hasil Audit. Selanjutnya setelah melalui uji hipotesis, berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.14, pengujian secara parsial Pengetahuan Auditor terhadap Kualitas Audit menghasilkan p_value sebesar 0,009 lebih kecil dari nilai level of Significant 5% (α = 0,05), hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara Pengetahuan Auditor terhadap Kualitas Audit tersebut secara
populasi dikatakan signifikan. Hal ini
berarti pula hipotesis nol (Ho) ditolak artinya
hipotesis yang menyatakan
tidak ada pengaruh antara Pengetahuan Auditor terhadap Kualitas Audit ditolak dan hipotesis satu (Ha) diterima. Selanjutnya untuk analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.14 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 8,471 + 0,330X1 Dari persamaan ini tampak nilai b (koefisien korelasi) sebesar 0,330 yang berarti bahwa bila variabel X (Pengetahuan Auditor) bernilai 1, maka nilai Kualitas Audit akan bertambah sebesar 0,330. Karena nilai b positif, maka hal itu
84
berarti setiap kenaikan Pengetahuan Auditor akan diimbangi dengan kenaikan Kualitas Audit sebesar 0,330. Pengetahuan Auditor (X ) mempunyai pengaruh yang positif terhadap 1
Kualitas Audit, dengan koefisien regresi sebesar 0,330 yang artinya apabila Pengetahuan Auditor meningkat sebesar 1 kali, maka Kualitas Audit akan meningkat sebesar 0,330 dengan asumsi bahwa variabel Keahlian Auditor dan Perilaku Auditor dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara Pengetahuan Auditor dan Kualitas Audit menunjukkan hubungan yang searah,
Pengetahuan Auditor yang semakin meningkat
mengakibatkan Kualitas Audit meningkat, begitu pula dengan Pengetahuan Auditor yang semakin menurun maka Kualitas Audit akan menurun.
4.9. Hubungan dan Pengaruh Keahlian (Skills) terhadap Kualitas Hasil Audit Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.14, pengujian secara parsial Keahlian Auditor terhadap Kualitas Audit menghasilkan p_value sebesar 0,023, lebih kecil dari nilai level of Significant 5% (α = 0,05), hal ini
menunjukkan
bahwa pengaruh antara Keahlian Auditor terhadap Kualitas Audit tersebut secara populasi dikatakan signifikan. Hal ini berarti pula hipotesis nol (Ho) ditolak artinya
hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara Keahlian
Auditor terhadap Kualitas Audit ditolak dan hipotesis satu (Ha) ditolak. Untuk analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien
85
regresi, sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.14 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 8,471 + 0,349X2 Dari persamaan ini tampak nilai b (koefisien korelasi) sebesar 0,349 yang berarti bahwa bila variabel X (Keahlian Auditor) bernilai 1, maka nilai Kualitas Audit akan bertambah sebesar 0,349. Karena nilai b positif, maka hal itu berarti setiap kenaikan Keahlian Auditor akan diimbangi dengan kenaikan Kualitas Audit sebesar 0,349. Keahlian Auditor (X ) mempunyai pengaruh yang positif terhadap 2
Kualitas Audit, dengan koefisien regresi sebesar 0,349 yang artinya apabila Keahlian Auditor meningkat sebesar 1 kali, maka Kualitas Audit akan meningkat sebesar 0,349 dengan asumsi bahwa variabel Pengetahuan Auditor dan Perilaku Auditor dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara Keahlian Auditor dan Kualitas Audit menunjukkan hubungan yang searah, Keahlian Auditor yang semakin meningkat mengakibatkan Kualitas Audit meningkat, begitu pula dengan Keahlian Auditor yang semakin menurun maka Kualitas Audit akan menurun. 4.10. Hubungan dan Pengaruh Perilaku Auditor terhadap Kualitas Hasil Audit Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.14, pengujian secara parsial Perilaku Auditor terhadap Kualitas Audit menghasilkan p_value sebesar 0,003, lebih kecil dari nilai level of Significant 5% (α = 0,05), hal ini
menunjukkan
bahwa pengaruh antara Perilaku Auditor terhadap Kualitas Audit tersebut secara
86
populasi dikatakan signifikan. Hal ini berarti pula hipotesis nol (Ho) ditolak artinya
hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara Perilaku
Auditor terhadap Kualitas Audit ditolak dan hipotesis satu (Ha) ditolak. Untuk analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.14 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 8,471 + 0,367X3 Dari persamaan ini tampak nilai b (koefisien korelasi) sebesar 0,367 yang berarti bahwa bila variabel X (Perilaku Auditor) bernilai 1, maka nilai Kualitas Audit akan bertambah sebesar 0,367. Karena nilai b positif, maka hal itu berarti setiap kenaikan Perilaku Auditor akan di imbangi dengan kenaikan Kualitas Audit sebesar 0,367. Perilaku Auditor (X ) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kualitas 3
Audit, dengan koefisien regresi sebesar 0,367 yang artinya apabila Perilaku Auditor meningkat sebesar 1 kali, maka Kualitas Audit akan meningkat sebesar 0,367 dengan asumsi bahwa variabel Pengetahuan Auditor dan Keahlian Auditor dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara Perilaku Auditor dan Kualitas Audit menunjukkan hubungan yang searah, Perilaku Auditor yang semakin meningkat mengakibatkan Kualitas Audit meningkat, begitu pula dengan Perilaku Auditor yang semakin menurun maka Kualitas Audit akan menurun.