BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta selaku implementator Program Desa Mandiri Pangan. Objek penelitian adalah implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan sebagai variabel bebas (eksogen) dan ketahanan pangan masyarakat desa sebagai variabel terikat (endogen).
3.2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah survey explanatory, yang menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji hipotesis. Permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan pengaruh maka analisis yang digunakan adalah Path Analysis atau analisis jalur. Analisis tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan terhadap variabel ketahanan pangan masyarakat desa.
3.3. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan bentuk bivariat, karena didasarkan pada dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) yaitu implementasi Program Desa Mandiri Pangan yang mencakup dimensi organisasi, interpretasi, dan aplikasi. Variabel terikat (dependent variable) adalah 33
ketahanan pangan
34
masyarakat desa yang meliputi sub variabel ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan.
3.4. Operasionalisasi Variabel Definisi konsep dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan merupakan rangkaian tindakan pemerintah yang telah dirumuskan atau diformulasikan berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki Kabupaten Purwakarta untuk mengorganisasikan, melaksanakan dan mengawasi kebijakan Desa Mandiri Pangan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan masyarakat desa. 2. Ketahanan pangan adalah terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat yang tepat pada sasaran dan tujuan dengan dukungan pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan.
35
Variabel-variabel tersebut dioperasionalkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan (X)
Dimensi Organisasi
Interpretasi
Aplikasi (Jones, 1991) Ketahanan Pangan (Y)
Ketersediaan pangan Keterjangkauan pangan
(Riely, et.al, 1999)
Pemanfaatan pangan
Indikator 1. Sumberdaya petugas 2. Deskripsi pelaksanaan tugas 3. Sarana dan prasarana 1. Pemahaman isi program 2. Tujuan program 3. Sosialisasi program 1. Penyesuaian program dengan lingkungan 2. Penilaian terhadap keberhasilan program 3. Pengawasan terhadap pelaksanaan program 1. Kepemilikan lahan 2. Sarana prasarana produksi 3. Jumlah produksi pangan 1. Pendapatan rumah tangga 2. Keberadaan pasar 3. Persediaan pangan 1. Pemahaman kandungan gizi pangan yang dikonsumsi 2. Kesehatan anak
Sumber : Hasil analisis, 2009
Berdasarkan dimensi dan variabel indikator-indikator dalam tabel diatas, baik variabel bebas maupun terikat kemudian diuraikan dalam bentuk pernyataanpernyataan yang relevan dengan penelitian. Pernyataan-pernyataan tersebut oleh responden diberi tanggapan melalui jawaban dalam kuesioner sesuai dengan pendapat mereka. Setiap pernyataan diberi bobot positif dan bobot negatif. Pernyataan kuantitatif tersebut dibuat dengan sistem skor menurut skala likert (likert summated rating) yang dipaparkan dalam tabel dibawah ini :
36
Tabel 3.2 Bobot Nilai Pernyataan dari Skala Likert Alternatif Jawaban Sangat memuaskan/Sangat Sesuai/ Sangat Bermanfaat/Sangat Menunjang Memuaskan / Sesuai/ Bermanfaat/ Menunjang Cukup memuaskan/Cukup Sesuai/ Cukup Bermanfaat/Cukup Menunjang Tidak memuaskan/Tidak Sesuai/ Tidak Bermanfaat/Tidak Menunjang Sangat Tidak memuaskan/Sangat Tidak Sesuai/ Sangat Tidak Bermanfaat/Sangat Tidak Menunjang Sumber : Hasil analisis, 2009
Bobot Nilai Item Item Positif Negatif 1 5 2 3
4 3
4
2
5
1
3.5. Populasi dan Sampel Populasi penelitian menunjukkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian, oleh karena itu populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek yang dapat menjadi sumber data (Bungin, 2004 : 99). Penentuan sasaran populasi dalam penelitian ini adalah petugas atau aparat dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan. Dan unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah petugas atau aparat Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan.
No. 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 3.3 Populasi Penelitian Lapangan Unit Populasi Bidang Ketahanan Pangan dan Pengembangan Usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Penyuluh Pertanian Pegawai Kecamatan (Seksi Ekonomi) Petugas Pendamping Program Pegawai Dinas Kesehatan (Pendamping) Petugas BPS (Pendamping) Jumlah ukuran populasi (N)
Ukuran Populasi 16
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, 2009
8 8 4 2 2 40
37
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian dengan teknik sensus, yaitu penelitian dengan menggunakan seluruh populasi sebagai responden. Pemilihan teknik sensus dilakukan karena jumlah populasi yang relatif kecil.
3.6. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.6.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu : 1) Data Primer Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner dan diperoleh langsung dari informan yang memiliki kapasitas untuk memberikan deskripsi terhadap implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Purwakarta. 2) Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur, dokumen-dokumen, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data 1) Studi Kepustakaan dan Dokumentasi Pengumpulan data dengan cara membaca, mengkaji dan menganalisis sumber kepustakaan dan dokumentasi yang ada hubungannya dengan materi yang diteliti. 2) Studi Lapangan Pengumpulan data yang diperlukan dengan cara terjun ke lapangan untuk mempelajari fenomena-fenomena seputar isu kebijakan Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Purwakarta melalui:
38
(1) Kuesioner Pengumpulan data dan informasi terhadap responden dengan menggunakan keusioner dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup, di mana setiap item pertanyaan disediakan alternative jawaban, sehingga responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan. (2) Wawancara Wawancara
adalah
percakapan
yang
dilakukan
dengan
responden
(narasumber) guna merekam persepsi dan opininya terhadap objek penelitian. Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak terkait, baik responden maupun informan. Wawancara dengan informan akan dilakukan terhadap Ketua Kelompok Tani selaku perwakilan masyarakat desa yang menerima Program Desa Mandiri Pangan di Desa Margaluyu dan Batutumpang.
3.7. Validitas dan Reliabitas Alat Ukur Terdapat dua kriteria mutlak yang harus dipenuhi dalam pengambilan data kuantitatif mengenai objek penelitian yaitu bahwa data yang diperoleh harus valid dan reliabel. Hal tersebut dimaksudkan agar hasil penelitian yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan dan dipercaya dalam hasil pengukurannya. Kuesioner sebagai salah satu instrumen pengumpulan data harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian yang valid yaitu harus diperhatikan isi dan
39
kegunaan alat ukur yang dipakai (Bungin, 2004 : 98). Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur setiap pertanyaan dalam kuesioner dalam mengungkap apa yang ingin diukur (Singarimbun, 2003:124). Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Karena uji validitas yang dilakukan adalah pengujian setiap pertanyaan dalam kuesioner, maka uji dilakukan terhadap setiap butir pertanyaan. Uji validitas dan reliabilitas diperoleh dari hasil pengujian terhadap butir-butir pernyataan dalam dalam kuesioner. Item yang sahih dan handal dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian sedangkan yang tidak sahih dan tidak handal dikeluarkan dan tidak dipergunakan dalam daftar angket. Selanjutnya untuk menentukan valid atau tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner dengan skala Likert, uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi tata jenjang (rank difference correlation). Ketentuan yang digunakan, yaitu : 1) Jika t hitung ≥ t tabel, maka pertanyaan tersebut valid 2) Jika t hitung < t tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid. Pertanyaan yang tidak valid, tidak digunakan dalam penelitian ini. Langkah yang ditempuh dalam menguji validitas instrumen, yaitu : 1. Menentukan hipotesis H0
: Skor butir pernyataan tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
H1
: Skor butir pernyataan berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
2. Menghitung koefisien korelasi uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi tata jenjang (rank difference correlation) dengan rumus :
40
1 - 6 ΣD² N (N ² - 1)
rhoXY =
dimana : rhoXY = Koefisien korelasi tata jenjang D
= Difference, sering digunakan juga B singkatan dari Beta. D adalah beda antara jenjang setiap subjek
N
= Banyaknya subjek
Dengan langkah yang sama dilakukan pengujian validitas terhadap butir pernyataan pada variabel ketahanan pangan. Reliabilitas menunjukkan pengukuran konsep yang konsisten. Tiga faktor penting dalam mempertimbangkan apakah suatu pengujian reliabel adalah : stability, internal reliability, dan interobserver concistency (Bryman, 2004 : 71). Alat ukur atau instrumen penlitian stabil dari waktu ke waktu, dapat diterapkan pada peristiwa yang berbeda untuk sampel yang sama, setiap indikator akan membuat skala dan indeks tetap konsisten. Dengan demikian antar indikator yang satu mempunyai hubungan dengan indikator yang lain. Reliabilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur sehingga alat ukur ini dapat dipercaya atau diandalkan. Untuk mencapai reliabilitas perlu memperhatikan aspek : kemantapan, ketepatan, dan homogenitas (Bungin, 2004 : 97). Nilai korelasi untuk mengukur validitas dan koefisien reliabilitas dapat diukur dengan persamaan Cronbach yaitu dengan mengukur internal consistecy, dengan rumus : 1
Keterangan : α = nilai korelasi k = banyaknya belahan tes rij = varian belahan
rij
k k 1
rij
2
rij
41
jika skor ordinal : rij =1; rij Spearman jika skor interval : rij =1; rij Pearson
Untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap item pernyataan pada kuesioner digunakan alat bantu perangkat lunak SPSS versi 15. Variabel yang telah diuji reliabel, jika nilai koefisien reliabilitas Spearman Brown yang diperoleh positif dan signifikan. Jika koefisien reliabilitas negatif atau non-signifikan, berarti variabel yang bersangkutan itu tidak reliabel, sehingga kuesioner perlu diperbaiki. Berdasarkan kriteria koefisien korelasi (r) dalam hubungannya dengan penentuan tingkat reliabilitas, dengan kriteria sebagai berikut : r = 0,90 - 1,00 : reliabilitas tinggi r = 0,50 - 0,89 : reliabilitas sedang r = 0,00 - 0,49 : reliabilitas rendah
3.8. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dan statistika inferensi. Statistika deskriptif sebagai metode yang berkaitan dengan pengumpulan, penyajian dan perigkasan suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Hajarisman, 2007 : 4) digunakan untuk menjelaskan kuantitas pilihan jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam angket. Sedangkan statistik inferens sebagai metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada masalah peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai seluruh gugus data induknya (Hajarisman, 2007 : 4), digunakan untuk menjelaskan besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
42
Penelitian berupaya untuk mengungkapkan hubungan gejala alami atau dalam bahasa statistik disebut sebagai upaya mengungkapkan hubungan antara variabel serta apakah pola hubungan yang dipergunakan dapat digunakan untuk membuat peramalan yang analisisnya disebut sebagai analisis regresi. Pola hubungan yang memperlihatkan eratnya hubungan antar variabel disebut sebagai analisis korelasi deangkan pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh sebuah atau seperangkat variabel terhadap variabel lainnya disebut sebagai analisis jalur (Sitepu, 1994 : 14). Data yang diperoleh adalah alat interval yang kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.
3.8.1. Metode Sucessive Internal (MSI) Metode Sucessive Interval (MSI) adalah metode untuk meningkatkan skala data penelitian yang mempunyai skala data ordinal, menjadi skala interval sehingga analisis regresi dapat dilakukan. Analisis regresi hanya dapat dilakukan jika skala data yang mempunyai skala interval dan rasio. Sedangkan jika data yang ada berskala ordinal atau nominal maka analisis regresi tidak dapat dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam Metode Sucessive Interval adalah sebagai berikut: 1) Memperhatikan nilai jawaban dari setiap pernyataan dalam kuesioner. 2) Untuk setiap jawaban pernyataan dilakukan penghitungan frekuensi responden yang menjawab dengan skor 1,2,3,4, dan 5 (f). Menentukan berapa responden yang memperoleh skor yang sudah ditentukan (frekuensi).
43
3) Setiap frekuensi pada responden yang bersesuaian dengan respon yang dijawab dibagi dengan banyak respon total dan hasilnya = (p). 4) Menentukan proporsi kumulatif = (pk) (proporsi kumulatif mendekati distribusi normal baku) 5) Dengan menggunakan tabel normal (tabel Z), menghitung Z untuk setiap proporsi kumulatif. 6) Menentukan densitas normal (fd) yang sesuai dengan nilai Z yang diperoleh 7) Menentukan interval (scale value) untuk setiap skor jawaban dengan rumus sebagai berikut : Scale Value
Density at Lower Limit Area BelowUpperLimit
Density atUpperLimit AreaBelowLowerLimit
8) Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu skala value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi = jawaban responden yang terkecil melalui transformasi skala value :
SV
MinZ
MInZ 1
9) Menyiapkan paangan data variabel bebas dan variabel terikat dari semua sampel penelitian untuk pengujian hipotesis.
3.8.2. Analisis Korelasi Analisis korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi tata jenjang (rank difference correlation). Analisis korelasi berguna untuk menentukan seberapa kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien korelasi tata jenjang menggunakan rumus : rhoXY =
1 - 6Σ D ² N (N ² - 1)
44
dimana : rhoXY = Koefisien korelasi tata jenjang D = Difference, sering digunakan juga B singkatan dari Beta. D adalah beda antara jenjang setiap subjek N = Banyaknya subjek
Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi, nilai r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi r. Kuatnya pengaruh dari koefisien jalur maupun keeratan hubungan dari koefisien korelasi akan diinterpretasi sesuai dengan tafsiran dari Sugiyono (2003: 231) yang dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Koefisien Korelasi r Klasifikasi Sugiyono Interval Koefisien Tafsiran Kurang dari 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2003: 231)
Selanjutnya untuk menyatakan bagaimana kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi r dikali 100% dan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabe bebas mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel terikat. Untuk mengetahui derajat determinasi digunakan rumus :
KD
r 2 X 100%
dimana : KD = Nilai Koefisien Determinan R = Nilai Koefisien korelasi
45
3.8.3. Analisis Jalur Analisis jalur digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya baik pengaruh langsung maupun tidak langsung. Langkah dalam melakukan analisis data dengan menggunakan analisis jalur sesuai dengan modifikasi dari Harun Al Rasjid dalam Nirwana SK Sitepu (1994: 19-28). Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat disebut koefisien jalur. Karena koefisien jalur tidak memiliki satuan maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar koefisien jalur akan semakin besar pula pengaruh yang diberikan oleh variabel tersebut. Syarat yang perlukan adalah : 1. Hubungan antar variabel merupakan hubungan linier 2. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain 3. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif 4. Skala pengukuran baik pada variabel bebas maupun variabel terikat sekurangkurangnya adalah interval. Langkah dalam melakukan analisis data dengan menggunakan analisis jalur sesuai dengan modifikasi dari Harun Al Rasjid dalam Nirwana SK Sitepu (1994: 19-28) adalah sebagai berikut : 1) Membangun hipotesis konseptual : Untuk memudahkan pengkajian atas penelitian ini maka disusunlah hipotesis sebagai berikut : H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara implementasi Program Desa Mandiri Pangan yang ditentukan oleh dimensi organisasi, interpretasi, dan aplikasi terhadap ketahanan pangan.
46
H1 :
terdapat pengaruh yang signifikan antara implementasi Program Desa Mandiri Pangan yang ditentukan oleh dimensi organisasi, interpretasi, dan aplikasi terhadap ketahanan pangan.
2) Membuat diagram jalur hubungan kausal X1
rx1x2 Rx1x2
Pyx1
X2
Y
rx1x3
Pyx2
rx2x3
Pyx3
X3 Gambar 3.1 Proposisi Hipotetik Diagram Jalur Hubungan Kausal Keterangan : X1 : Organisasi X2 : Interpretasi X3 : Aplikasi Y : Ketahanan Pangan ɛ
: Epsilon
Persamaan struktur sebagai berikut : Pyx1 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y Pyx2 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y Pyx3 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel X3 terhadap variabel Y
Berdasarkan pada diagram jalur hipotesis penelitian diatas, maka bentuk persamaan untuk diagram jalur tersebut adalah :
47
Y = PyX1.X1 + PyX2.X2 + PyX3.X3 + € 3) Koefisien korelasi antara variable X1, X2 dan X3 dengan variabel Y disusun dalam matriks korelasi, dengan bentuk sebagai berikut :
Y ryy R
X1 X2 X3 ryX 1 ryx2 ryx3 rx1x1 rx1x 2 rx1x3 rx 2 x 2 rx 2 x3 rx3x3
Y X1 X2 X3
4) Koefisien korelasi antara variabel independen/eksogen yang disusun dengan matriks korelasi, dengan bentuk sebagai berikut :
R1
5) Menghitung
matriks
X1 X2 X3 rx1x1 rx1x 2 rx1x3 rx 2 x 2 rx 2 x3 rx3x3
invers
dari
matriks
X1 X2 X3
korelasi
antara
variabel
independen/eksogenus (R1-1) dengan menyusun matriks dalam bentuk sebagai berikut :
R1
1
X1 X2 X3 Crx1x1 Crx1x 2 Crx1x3 Crx 2 x 2 Crx 2 x3 Crx3x3
X1 X2 X3
6) Menghitung koefisien jalur Pyxi ; (i = 1,2,3) dengan rumus sebagai berikut:
pyx1 pyx2 pyx3
X1 X2 X3 X4 Crx1x1 Crx1x 2 Crx1x3 Crx 2 x 2 Crx 2 x3 Crx3 x3
X1 X2 X3
48
7) Menghitung R2y (X1, X2, X3) yaitu menyatakan determinan total X1, X2, X3 terhadap Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
R 2 y ( X 1, X 2, X 3) ( Pyx1, pyx2, pyx3)
X1 X2 X3
8) Menghitung pengaruh variabel lain (Py€) yang tidak dimasukkan ke dalam model dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Py
1 R 2 y ( X 1, X 2, X 3)
Adapun seluruh proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS versi 15.
3.8.4. Penghitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Sehubungan dengan penelitian ini menjadikan seluruh populasi sebagai sumber data dengan penyebutan penelitian sensus, maka secara kuantitatif analisis data statistik dilakukan dengan cara deskriptif (statistik deskriptif) yang oleh Sugiono (2008) disebut sebagai statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi atau tidak akan dilakukan uji signifikansi (uji-t dan uji F). Untuk mengetahui pengaruh secara langsung maupun tidak langsung dari masing-masing dimensi pada variabel implemetasi kebijakan terhadap ketahanan pangan dilakukan dengan menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung pada masing-masing dimensi.
Untuk dimensi organisasi (Xi) terhadap ketahanan
pangan Y, maka dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
49
1) Pengaruh Dimensi X1 terhadap Y Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung = Pyx1. Pyx1 = ....... Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2 = Pyx1 . rx1x2 . Pyx2 = ........ Pengaruh X1 terhadap Y melalui X3 = Pyx1 . rx1x3 . Pyx3 = ……+ Pengaruh Total
= ..........
Berdasarkan pada nilai pengaruh total diatas, maka dapat diketahui jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari dimensi X1 terhadap Y. 2) Pengaruh dimensi X2 terhadap Y Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung = Pyx2. Pyx2 = .......... Pengaruh X2 terhadap Y melalui X1 = Pyx2 . rx1x2 . Pyx1 = .......... Pengaruh X2 terhadap Y melalui X3 = Pyx2 . rx2x3 . Pyx3 = ........+ Pengaruh Total
= ..........
Berdasarkan pada nilai pengaruh total diatas, maka dapat diketahui jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari dimensi X2 terhadap Y. 3) Pengaruh dimensi X3 terhadap Y Pengaruh X3 terhadap Y secara langsung = Pyx3. Pyx3
= .........
Pengaruh X3 terhadap Y melalui X2 = Pyx3 . rx2x3 . Pyx2 = ......... Pengaruh X3 terhadap Y melalui X1 = Pyx3 . rx1x3 . Pyx1 = ........+ Pengaruh Total
= ..........
Berdasarkan pada nilai pengaruh total diatas, maka dapat diketahui jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari dimensi X3 terhadap Y.
50
3.9. Jadwal Penelitian Tabel 3.5 Jadwal Penelitian No Keterangan
T.I
2010 T.II T.III
T.IV
T.I
2011 T.II T.III
1. Persiapan UP 2. Seminar UP 3. Revisi UP 4. Penelitian Lapangan Penulisan 5. dan Bimbingan 6. Ujian Tesis 7. Revisi Tesis
Keterangan : T.I
: Triwulan I (Januari – Maret)
T.II
: Triwulan II (April – Juni)
T.III
: Triwulan III (Juli – September)
T.IV
: Triwulan IV (Oktober – Desember)
T.IV
T.I
2012 T.II T.III
T.IV
2013 T.I