44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Pengertian metode penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:2) adalah sebagai berikut: ”Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Metode penelitan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan sistematis guna memperoleh data-data tepat, sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah informasi yang penting dan berguna dalam proses penyusunan suatu penelitian. Dalam suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus menerus untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan mengunakan metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan dari metode deskriptif kuantitatif ini yaitu membuat suatu uraian yang sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya. Penelitian ini juga menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika. Menurut Sugiyono (2010:147) adalah sebagai berikut:“metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
45
Sedangkan metode kuantitatif Menurut Sugiyono (2009:8) adalah sebagai berikut:“Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi 35 atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan” Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y yang diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian dan analisis statistik, maka akan diketahui hubungan antar variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
3.2 Metode Pengumpulan Data
46
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atas variabel yang diwakilinya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
3.2.1 Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:137) yang menyatakan bahwa: “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Data primer yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner dan observasi langsung kepada siswa-siswi SMA/ SMU/ SMK di Jakarta Barat.
3.2.2 Data Sekunder Pengertian dari data sekunder menurut Sugiyono (2010:137) adalah ”Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Dalam penelitian ini, penulis mengunakan studi pustaka dan dokumen-dokumen pendukung lainnya yang diperoleh dari Rams Binus dan Team Promotion Marketing Binus University. Data lain yang diperlukan dari perusahaan tersebut, hasil searching di internet mengenai artikel-artikel, jurnal, dan adanya hasil dari penelitian sebelumnya yang dapat digunakan oleh peneliti sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang dilakukan.
3.3 Populasi dan Sampel
47
3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2010:215) adalah sebagai berikut: “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian populasi diatas, maka yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA/ SMU/ SMK di Jakarta Barat yang merupakan BULC Chapter.
3.3.2 Sampel Pengertian Non-probability sampling menurut Sugiyono (2010:218) sebagai berikut: ”Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Beberapa teknik sampling yang termasuk nonprobabilitas adalah sampling purposive (purposive sampling), sampling quota (Quota Sampling), sampel berdasarkan kemudahan (available sampling/ convenience sampling), sampling kebetulan (accidental sampling), dan sampling snowball, (Rachmat Kriyantono, 2008:158-160). Untuk penelitian kali ini, peneliti merasa purposive sampling paling cocok untuk dipilih. Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2010:218) yaitu: ”purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi SMA/ SMU/ SMK di Jakarta Barat di mana sekolah-sekolah itu diberikan perlakuan khusus. Perlakuan
48
khusus di sini adalah kerja sama yang dilakukan oleh Binus University dan sekolahsekolah. Binus University turut membantu sekolah-sekolah yang telah menjadi BULC Chapter demi meningkatkan aktivitas sekolah. Bentuk kerja samanya dapat berupa menyediakan pembicara untuk acara, mensupport acara, memberikan ekskul (kerjasama dengan jurusan juga), HSEP (pembelajaran online), dan lain sebagainya. Untuk menentukan berapa banyak sampel yang perlu diambil untuk melakukan penelitian, dapat menggunakan rumus slovin karena data sudah diketahui. (Ridwan dan Kuncoro, 2007:49). n=
N 1+N e²
Dimana: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d2 = presisi yang ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
N=
4.091
4.091 X (10%)2 +12 =
47.434
4.091 X (0,1)2 +1 = 97,61 = dibulatkan menjadi 100 orang
3.4 Jenis Data
49
Menurut Rachmat Kriyantono, dalam riset komunikasi dikenal empat jenis skala pengukuran yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio. Skala nominal adalah skala yang paling sederhana. Bilangan atau angka hanya sebagai simbol yang menadai suatu obyek untuk membedakan dengan obyek lainnya. Skala ordinal adalah skala yang berdasarkan ranking atau urutan dari jenjang paling tinggi ke rendah atau sebaliknya. Sedangkan skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara suatu data dengan data lainnya dan mempunyai bobot atau jarak interval yang sama, contoh: penghasilan antara Rp 1.000.000 – Rp 1.999.999. Skala rasio adalah skala yang mempunya nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Misalkan umur manusia (0,1,2,3,4 tahun), berat badan, tinggi badan, dll. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang suatu obyek sikap. Obyek ini biasanya telah ditentukan oleh si peneliti. Setiap pernyataan atau pertanyaan dihubungkan dengan jawaban berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata: sangat setuju (SS); Setuju (S); Netral (N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) atau sangat puas, puas, cukup puas, kurang puas, tidak puas. Setiap pilihan jawaban tergantung dari indikator penelitian. “Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dan dari indikator dijabarkan menjadi subindikator yang dapat diukur. Artinya subindikator dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan/ pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.’’(Syofian Siregar,2013:50). 3.5 Uji Keabsahan Data Penulis mengambil pre test sebanyak 30 orang untuk menguji validitas dan reliabilitas. Setelah itu, penulis menguji sampel lagi sebanyak 70 orang. 3.5.1 Uji Validitas
50
Menurut Simamora (2004:58-59), validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Misalnya, meteran dapat mengukur tinggi badan dengan tepat (dalam hal ini tinggi badan adalah varabel penelitian). Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin diukur. Menurut Sekaran dalam (Sarjono, Haryadi & Julianita, Winda 2011:35). Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS 20. Langkah – langkah operasional pengujian validitas adalah sebagai berikut: 1. Mencari definisi dan rumusan tentang konsep penelitian yang diukur dari literatur yang ditulis para ahli. 2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distributor skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal (umar, 2005). 3. Menetukan nilai r tabel. Dari tabel r, untuk df (degree of freedom) = jumlah responden – 2 atau, dalam penelitian ini df = 30 – 2 = 28. Tingkat kesalahan 10%. Dalam penelitian ini di dapat angka 0.361. 4. Mencari r
hitung.
Disini r
hitung
untuk tiap item (variabel) dapat dilihat pada kolom
corrected item-total correlation. Dasar pengambilan keputusan: a. Jika r hitung positif dan r hitung> r tabel, variabel tersebut valid. b. Jika tidak memenuhi r tersebut tidak valid.
hitung
positif dan r
hitung<
r
tabel,
maka variabel
51
3.5.2 Uji Reliabilitas Keandalan (reliabilitas) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran, 2006:40). Dalam Umar (2005, p195) dipaparkan enam macam pengukuran reliabilitas, yaitu Tes-Retest,Spearman-Brown, Kuder dan Richardson (dengan rumus K-R 20 dan KR 21), Cronbach’s Alpha (α), dan observasi. Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach’sAlpha (α). Merupakan rata-rata dari semua koefisien belah dua yang dihasilkan dari beberapa cara membelah skala item-item. Koefisienkoefisien tersebut bervariasi dari 0 sampai 1. Nilai sebesar 0,6 atau kurang menyatakan bahwa konsistensi internal reliabilitas tidak memuaskan. Rumus Cronbach’s Alpha (α) dapat digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Bila r hitung> 0,6 maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. b. Bila r hitung< 0,6 maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel.
3.5.3 Uji Normalitas Uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki an data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar devuasu yang sama dengan data
52
kita. Uji normalitas menjadi hal yang penting karena salah satu syarat penguhjian paramectic-test (uji parametrik) adalah data yang memiliki distribusi normal atau berdistribusi normal (Sarjono,Haryadi & Julianita, Winda, 2011:53).
3.6. Teknik Pengolahan Data 3.6.1 Korelasi Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008:61-62), Korelasi Pearson Product Moment (PPM) digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Rumus yang digunakan Korelasi PPM (sederhana):
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008:62), arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi r sebagai berikut:
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
53
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
0,60 – 0,7999
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan & Kuncoro,E (2008:136) 3.6.2 Koefisien Determinasi Besarnya pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare. Untuk melihat seberapa besar pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka dapat dilihat dengan menggunakan analisis koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi (KD) merupakan kuadrat dari nilai R , dengan menggunakan software SPSS for window (Sugiyono, 2010:278). KD = R² X 100% Dimana: KD = Nilai koefisien determinan R = Nilai koefisien korelasi 3.6.3 Regresi Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi/ dirubah-rubah atau dinaik-turunkan (Sugiyono, 2010:260).
Sugiyono juga mengatakan bahwa analisis
regresi dilakukan dengan menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Secara umum, persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut (Sugiyono, 2009:188). Yˆ = a + bx
54
Yˆ
= nilai taksiran untuk variabel keputusan pembelian
a
= konstanta
b
= koefisien regresi
x
= citra
Binus University
3.6.4 Uji Hipotesis Bentuk hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis asosiatif, karena pada penelitian ini menanyakan hubungan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2010:69) menjelaskan hipotesis asosiatif sebagai berikut :“Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.” Langkah-langkah pengujian hipotesis ini dimulai dengan menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikan, penetapan kriteria pengujian dan penarikan kesimpulan. Sebelum menguji tingkat signifikan, kita menentukan hipotesis penelitian terlebih dahulu yaitu: Ho
: Tidak terdapat dampak antara citra dengan keputusan pembelian
H1
: Terdapat dampak antara citra dengan keputusan pembelian
Untuk mengetahui tingkat signifikansi atau tidak dari koefisien korelasi, maka perlu di uji signifikansinya dengan rumus t berikut atau membandingkan dengan tabel korelasi yang terdapat dalam lampiran.
Rumus t tersebut adalah sebagai berikut:
n-2 t=r
1-r2
55
Sumber : Sugiyono (2010:187) Keterangan : t = nilai uji t (probabilitas) r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel Agar hasil perhitungan koefisien korelasi dapat diketahui signifikan atau tidak signifikan maka hasil perhitungan dari statistik uji t (thitung) tersebut selanjutnya dibandingkan dengan t
tabel.
Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05) dengan uji satu
pihak dan derajat kebebasannya (dk = n-2), artinya jika hipotesis nol ditolak dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya hubungan (korelasi) yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut. Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut : a.
Jika t
hitung
≥t
table
maka H0 ada di daerah penolakan, berarti H1
diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya. b.
Jika t
hitung
≤t
table
maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti H1
ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya. Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05
Ho diterima, Ha ditolak
Sig ≤ 0,05
Ho ditolak, Ha diterima
3.7 Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Brand Image (X)
56
Dimensi/
No. Deskriptor
indikator
Pertanyaan Binus University dapat memiliki atribut seperti kualitas, nilai, manfaat akan yang ditawarkan oleh
Attribute
4, 12 Binus University sebagai perusahaan yang bergerak di bidang education industrial. Public
telah
yakin
dengan
Binus
University
berdasarkan pengalaman sendiri maupun orang lain. Reputation
7, 8, 11 Binus University memiliki reputasi yang positif di mata publik. Binus University memiliki budaya yang baik seperti toleransi yang tinggi antar umat beragama.
Value
Binus
University
ditanamkan
kepada
memiliki para
nilai-nilai
peserta
didik
yang
5, 6
seperti
integritas dan kejujuran. Binus University memiliki logo, lambang dan warna Corporate
yang mencerminkan Binus University.
Identitiy
Binus
1, 2, 10 University
juga
memiliki
aturan
dalam
berpakaian dan berseragam. Keseluruhan karakteristik Binus University yang Personality
dipahami calon mahasiswa/i seperti dapat dipercaya dan mempunyai tanggung jawab sosial
2. Variabel Keputusan Pembelian (Y)
9, 13
57
Dimensi/
No.
Indikator
Deskriptor
Pertanyaan
Pengenalan
1. Mempertimbangkan kebutuhan untuk kuliah di
masalah
Binus University
1, 2
2.Mempertimbangkan jurusan apa yang akan dipilih untuk kuliah Binus University 3. Mempertimbangkan budget yang dimiliki denangan harga yang ditawarkan untuk kuliah Binus University Pencarian
1. Pencarian informasi mengenai citra Binus
informasi
University sebelum mendaftar
3, 4
2. Mendapatkan informasi dari media, iklan, dll. 3. Mencari informasi tentang Binus University dari kerabat, teman dan keluarga. Evaluasi berbagai
1. Binus University layak bersaing dengan
alternatif
universitas- universitas lain di Jakarta.
5 , 6, 9
2.Membandingkan kelebihan dan kekurangan Binus University dengan universitas lain. Keputusan
1.
Melakukan
pilihan
untuk
pembelian
pendidikan di Binus University.
menempuh 7, 8
2.Melakukan tahap-tahap untuk kuliah di Binus University. Perilaku pasca
1.Merekomendasikan
keluarga,
teman
atau
10, 11
58
pembelian
kerabat untuk kuliah di Binus University. 2. Merasa puas terhadap kualitas dan apa yang diberikan oleh Binus University.
3.8. Hipotesis Menurut Ronny kountur (2005;109) hipotesis merupakan istilah yang lazim digunakan dalam prosedur ilmiah. Sesuatu dikatakan ilmiah apabila prosedur membuat kesimpulan mengikuti prosedur – prosedur ilmiah yang ada, dimulai dari identifikasi masalah kemudian mencari jawaban (sementara) atas permasalahan tersebut dengan membuat hipotesis, kemudian menguji hipotesis tersebut dan berdasarkan hasil pengujian tersebut lalu dibuat kesimpulan. Pengujian ini dapat dilakukan dengan membuat hipotesis terlebih dahulu. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007;62), pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari hubungan variabel X terhadap Y, maka signifikasi sebagai berikut: H0
: Tidak terdapat pengaruh antara Citra Binus University terhadap Keputusan
Pembelian Siswa-Siswi SMA di Jakarta Barat H1
: Terdapat pengaruh antara Citra Binus University terhadap Keputusan Pembelian
Siswa-Siswi SMA di Jakarta Barat
59