BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode penelitian
pada dasarnya merupakan
cara ilmiah
untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Moh. Nazir, (2003: 54) mengungkapkan “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun satu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Langkah metode ini meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan analisis data kemudian membuat kesimpulan dalam penelitian yang tentunya bertujuan untuk memperoleh data dan informasi suatu kejadian atau keadaan objek mengenai keadaan saat ini dan melihat keterkaitan antara variabel-variabel yang ada. Diharapkan dengan metode deskriptif ini dapat mengungkap dan mengkaji masalah mengenai akumulasi sampah di pemukiman kumuh dan pemukiman elite di wilayah kecamatan coblong.
B. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai dengan masalah penelitian, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
41
42
1. Studi literatur Studi literatur digunakan untuk mendapatkan data, informasi, teori, prinsip dan konsep-konsep yang di ambil dari buku-buku, hasil penelitian, artikel yang berhubungan dan mendukung penelitian. 2. Observasi Lapangan Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung ke lapangan yaitu dengan mengamati dan mencatat data-data yang aktual. Jenis pengumpulan
data
ini
bertujuan
guna mengetahui
teknik
timbulan sampah di
pemukiman kumuh dan pemukiman elite wilayah Kecamatan Coblong Kota Bandung 3. Studi Dokumentasi Dokumen digunakan untuk memperoleh data dan informasi. Dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari instansi-instansi terkait yang mempunyai data yang diperlukan dalam penelitian. 4. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara ini dilakukan dengan tatap muka langsung antara peneliti dengan responden berdasarkan panduan wawancara yang telah disiapkan guna memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan akumulasi sampah pemukiman kumuh dan pemukiman elite di Kecamatan Coblong Kota Bandung.
43
5. Angket Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis dari peneliti kepada responden sebagai sampel penelitian untuk dijawabnya. Isi dari kuesioner merupakan variabel yang akan di ukur dalam penelitian.
C. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (1998: 99), Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedang menurut Rafi’I (1996: 46), variable penelitian mengandung pengertian ukuran, sifat, ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau suatu yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu macam, yaitu Akumulasi Sampah di Pemukiman Kumuh dan Pemukiman Elite Wilayah Kecamatan Coblong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Variabel Penelitian Indikator Variabel Independent 1. Akumulasi Sampah di Pemukiman Kumuh dan Pemukiman Elite Wilayah Kecamatan Coblong
1. Keragaman Sampah 2. Besaran Timbulan Sampah 3. Pengelolaan Sampah • Reduce • Reuse • Recycle
44
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan obyek ataupun subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dipelajari dan ditarik kesimpulannya, seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2006: 89) populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun pengertian lain dari populasi adalah “Objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”.(Tika, 2005: 24). Populasi dalam penelitian ini terdiri atas populasi wilayah pemukiman kumuh
serta
pemukiman
elite dan
populasi penduduk yang berada di
pemukiman kumuh serta pemukiman elite. Tabel 3.2 Populasi Pemukiman Kumuh di Kecamatan Coblong No 1 2
Kelurahan Cipaganti Lebak Siliwangi
3
Dago
4
Lebak Gede
5
Sekeloa
6
Sadang Serang
Jumlah
Populasi wilayah RW.01 RW.04 RW.05 RW.01 RW.13 RW.01 RW.02 RW.03 RW.04 RW.03 RW.09 RW.12 RW.13 RW.15 16 RW
Jumlah KK 111 KK 162 KK 574 KK
744 KK 376 KK
528 KK 2495 KK
Sumber: Monografi Kecamatan Coblong Sosial Ekonomi Kemasyarakatan dan Hasil penelitian 2009
45
Berdasarkan pada Tabel di atas, populasi pemukiman kumuh pada penelitian ini terdiri atas 16 RW yang tersebar di 6 kelurahan yakni Kelurahan Cipaganti sebanyak 1 RW, Kelurahan Lebak Siliwangi sebanyak 2 RW, Kelurahan Dago sebanyak 2 RW, Kelurahan Lebak Gede sebanyak 4 RW, ,Kelurahan Sekeloa sebanyak 2 RW dan Kelurahan Sadang Serang sebanyak 3 RW Sedangkan populasi jumlah Kepala keluarga (KK) pemukiman kumuh di Kecamatan Coblong sebanyak 2495 KK.
Tabel 3.3 Populasi Pemukiman Elite di Kecamatan Coblong No 1 2 3
Kelurahan Cipaganti Lebak Siliwangi Dago
4 5
Lebak Gede Sekeloa
6
Sadang Serang Jumlah
Populasi wilayah (Rukun Warga) RW.07 RW.03 RW.02 RW.04 RW.09 RW.12 RW.08 RW.04 RW.11 RW.07 10 RW
Jumlah KK (Kepala Keluarga) 121 KK 96 KK 1018 KK 126 KK 297 KK 115 KK 1774 KK
Sumber: Monografi Kecamatan Coblong Bag.Sosial Ekonomi Kemasyarakatan dan Hasil penelitian 2009 Berdasarkan pada Tabel 3.3 di atas, populasi pemukiman elite pada penelitian ini terdiri atas 10 RW, yang tersebar di 6 kelurahan yakni Kelurahan Cipaganti sebanyak 1 RW, Kelurahan Lebak Siliwangi sebanyak 1 RW, Kelurahan Dago sebanyak 4 RW, Kelurahan Lebak Gede sebanyak 1 RW, Kelurahan Sekeloa sebanyak 2 RW dan Kelurahan Sadang Serang sebanyak 1 RW Sedangkan populasi jumlah Kepala keluarga (KK) pemukiman elite di Kecamatan Coblong sebanyak 1774 KK.
46
2. Sampel Penelitian Sampel populasi
menurut
Sumaatmadja
(cuplikan, contoh)
(1988: 112)
adalah
“Bagian dari
yang mewakili populasi yang bersangkutan
penelitian dengan menggunakan sampel penelitian, dilakukan karena pada riset/penelitian umumnya tidak lebih langsung memilih sebuah populasi”. Sampel
pada penelitian
ini terdiri atas dua kategori, yaitu sampel
wilayah dan sampel penduduk. a. Sampel Wilayah Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah kelurahan yang berada di Kecamatan Coblong yang berjumlah 6 kelurahan. atas dasar pertimbangan letak dan jarak, serta kondisi daerah, maka untuk sampel wilayah diambil 3 kelurahan (Kelurahan Dago, Kelurahan Lebak Gede dan Kelurahan Sekeloa) karena
dilihat
Coblong,
dari
perkembangan
permukiman yang ada di Kecamatan
Kelurahan tersebutlah yang banyak mengalami perkembangan
permukiman, kondisi perumahan dan lingkungan. b. Sampel Penduduk Sampel penduduk adalah penduduk sebagai responden penelitian yang diambil, Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Batasan mengenai teknik purposif adalah sebagai berikut:
47
48
Teknik purposif digunakan untuk menentukan responden yang akan dijadikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria. Sampel dalam penelitian ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap kriteriakriteria yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil, sebagaimana dikemukakan oleh Tika (2005 : 41) pengertian sampel purposif adalah sebagai berikut: “Sampel purposif adalah sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau obyek peneliti yang selektif dan ciri-ciri yang spesifik. Sampel yang diambil memiliki ciri-ciri yang khusus sehingga dapat dianggap cukup representatif. Ciri-ciri maupun strata yang khusus tersebut sangat tergantung dari keinginan peneliti.” Berdasarkan pengertian di atas, maka kriteria kegiatan akumulasi sampah pemukiman kumuh dan pemukiman elite ini haruslah ditentukan terlebih dahulu. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut: a. Melakukan kegiatan aktifitas atau menghasilkan sampah pemukiman b. Melakukan pengambilan sampel dilakukan pada 3 kelurahan pemukiman kumuh dan pemukiman elite yakni Kelurahan Dago, Kelurahan Lebak Gede dan Kelurahan Sekeloa kecamatan Coblong, c. Berada dan terdaftar sebagai Penduduk dalam 3 kelurahan pemukiman kumuh dan pemukiman elite yakni Kelurahan Dago, Kelurahan Lebak Gede dan Kelurahan Sekeloa wilayah Kecamatan Coblong Teknik
ini
merupakan salah satu teknik dalam pengambilan sampel
dengan cara mengambil sampel sesuai dengan kepentingan penelitian.
49
Mengenai besarnya sampel menurut Tika (2005:25) ”Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti. Kendati demikian, dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30”. Adapun
sampel
penduduk yang diambil secara proporsional dari
sejumlah populasi yang terdiri dari sample penduduk pemukiman kumuh dan pemukiman elite adalah sebagai berikut. Tabel 3.4 Sample Penduduk Pemukiman Kumuh di Kecamatan Coblong No 1 2 3
Kelurahan Dago Lebak Gede Sekeloa Jumlah
Jumlah 574 KK 744 KK 376 KK 1694 KK
Lokasi Penelitian Pemukiman Kumuh RW 01,13 RW 01,02,03,04 RW 03,09 8 RW
Sample setiap kelurahan (574:1.694)x60= 20 (744:1.694)x60= 26 (376:1.694)x60= 14 60
Sumber: Hasil Penelitian 2009 Berdasarkan pada tabel 3.4 diatas sampel penduduk Pemukiman Kumuh diambil 3 kelurahan dari 6 Kelurahan Coblong . Teknik pengambilan sampel penduduk diambil secara proporsional sehingga diperoleh sejumlah sampel penduduk sebanyak 60 responden terdiri Kelurahan Dago 20 responden, Kelurahan Lebak gede 26 responden dan Kelurahan Sekeloa 14 responden.
50
Tabel 3.5 Sample Penduduk Pemukiman Elite di Kecamatan Coblong No 1 2 3
Kelurahan Dago Lebak Gede Sekeloa Jumlah
Jumlah 1018 KK 126 KK 297 KK 1441 KK
Lokasi Penelitian Pemukiman Elite RW 02,04,09,12 RW 08 RW 04,11 7 RW
Sample setiap kelurahan (1018:1.441)x60= 42 (126:1.441)x60 = 6 (297:1.441)x60 = 12 60
Sumber: Hasil Penelitian 2009 Berdasarkan pada tabel 3.5 diatas sampel penduduk Pemukiman elite diambil 3 kelurahan dari 6 Kelurahan Coblong . Teknik pengambilan sampel penduduk diambil secara proporsional sehingga diperoleh sejumlah sampel penduduk sebanyak 60 responden, terdiri Kelurahan Dago 42 responden, Kelurahan Lebak gede 6 responden dan Kelurahan Sekeloa 12 responden.
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data Agar
tersusun
sesuai
dengan
yang
diharapkan
maka
langkah
pengolahan data dilakukan secara sistematis, adapaun langkah pengolahannya adalah sebagai berikut : a. Tahap persiapan Tahap persiapan ini meliputi antara lain : 1) Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas pengisi 2) Memeriksa
dan
mengecek
instrumen pengumpulan data 3) Mengecek macam-macam isian
kelengkapan data, memeriksa isi
51
Memilih data yang akan dianalisis berdasarkan pada masalah, tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian. Data yang terpilih dihitung dan ditabulasikan dalam bentuk tabel. b. Tabulasi Data Data-data
yang
telah
terkumpul kemudian ditabulasikan yaitu
menguraikan satu persatu data-data yang ada. Data dari tiap-tiap butir angket kemudian
dikelompokan
pada
angket
isian
dan pedoman wawancara
responden, dengan cara memberikan kode-kode tertentu atau tanda cheklist dari tiap-tiap item instrumen pengumpulan data yang selanjutnya dimasukan kedalam bentuk data. 2. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan apabila data yang diperlukan telah terkumpul, maka dilakukanlah analisis data. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan mengguanakan teknik berdasarkan perhitungan prosentase. Adapun data yang telah terkumpul seperti tersebut di atas, maka selanjutnya data akan diolah. Data diproses, dijumlahkan dan diprosentasikan. Kemudian
data
disajikan dalam bentuk tabel dan persentase yang akan
ditafsirkan kedalam bentuk kalimat sebagai bentuk kualitatif. Adapun formula yang digunakan adalah : Analisis Statistik Yaitu analisis kuantitatif mengenai kumpulan fakta yang didapat guna mengungkapkan statistik, yaitu :
suatu
persoalan
dengan
menggunakan formula
52
P =
f x100 % n
Keterangan : P
= Prosentase Jawaban
f
= Frekuensi tiap kategori jawaban responden
n
= Jumlah keseluruhan responden
100
= Bilangan Konstanta
Kriteria penilaian skor yang dipergunakan dirinci sebagai berikut: Jenjang (%)
Keterangan
0 Tidak seorangpun 1-24 Sebagian kecil 25-49 Hampir setengahnya 50 setengahnya Sumber: Santoso (2001:229) .
Jenjang (%)
keterangan
51-74 75-99 100
Sebagian besar Hampir seluruhnya seluruhnya
53
.