BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap pemegang kartu “Santika Important Person” (member loyalty program Santika hotel), dan pada konsumen hotel yang menginap di Hotel Santika Premiere Jakarta. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka digunakan penelitian kuantitatif asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu mengingat jenis penelitian ini terdiri dari penelitian asosiatif dan penelitian kuantitatif, dilaksanakan melalui metode survei dengan menggunakan angket, pengamatan langsung dan data kepustakaan. Dalam tabel ini ditunjukkan desain penelitian yang akan dilakukan.
34
Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan
Jenis Penelitian
Penelitian T1
Metode yang
Unit Analisis
digunakan Asosiatif
Asosiatif Survei
Time Horizon
Konsumen
Cross
(pemegang
Sectional
kartu”Santika Important Person) T2
Asosiatif
Asosiatif Survei
Sales Promotion
Cross
pada kartu
Sectional
“Santika Important Person” T3
Asosiatif
Asosiatif dan
Konsumen dan
Cross
Kuantitatif Survei
Sales Promotion
Sectional
Sumber : Peneliti (2011) Keterangan: T1
: Untuk mengetahui persepsi member loyalty mengenai “Program Santika Important Person” memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
T2
: Untuk mengetahui bahwa sales promotion pada “Program Santika Important Person” memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap Hotel Santika Premiere Jakarta. 35
T3
: Mengetahui pengaruh persepsi member loyalty dan sales promotion “Program Santika Important Person” terhadap keputusan pembelian.
3.1.2 Jenis Data dan Sumber Data Tabel 3.2 Jenis Data dan Sumber Data Digunakan untuk Tujuan Jenis Data
Penelitian
Sumber Data T1
Informasi persepsi
Data primer didapat
member Santika
melalui kuesioner
T2
9
Important Person pada Hotel Santika Premiere Jakarta Informasi
Data sekunder
Program Santika
didapat melalui
Important Person
dokumen laporan
9
PT.Grahawita Santika Informasi proses
Data primer didapat
Keputusan
melalui kuesioner
9
konsumen untuk memilih Santika
36
T3
Sistem Santika
- Data
Important Person
sekunder dari
dan sarana
PT.Grahawita
pendukungnya
9
Santika - Data Primer melalui kuesioner
Informasi
-
9
sekunder
Program Promosi Kartu “Santika
PT.Grahawita Santika
Important Person”
Data
-
Data Primer melalui kuesioner
Tanggapan
Data Primer
Konsumen
melalui
9
9
9
kuesioner Sumber : Peneliti (2011) Keterangan: T1
: Untuk mengetahui persepsi member loyalty mengenai “Program Santika Important Person” memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
37
T2
: Untuk mengetahui bahwa sales promotion pada “Program Santika Important Person” memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian.
T3
: Mengetahui pengaruh persepsi member loyalty dan sales promotion “Program Santika Important Person” terhadap keputusan pembelian.
3.2 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru. Tabel 3.3 Variabel Bebas (X1) Persepsi No.
Variabel / Sub
Indikator
Ukuran
Skala
Variabel 1.
Faktor Internal
Pengalaman
-
Tingkat pengaruh
Ordinal
pengalaman terhadap persepsi konsumen.
Motif
38
Tingkat motif yang
Ordinal
membentuk persepsi konsumen. Minat
-
Tingkat minat pribadi
Ordinal
mempengaruhi persepsi konsumen. Harapan
-
Tingkat pengharapan
Ordinal
yang diinginkan yang mempengaruhi persepsi. Sikap
-
Tingkatan sikap yang
Ordinal
membentuk persepsi konsumen. Pengalaman
-
Tingkat pengalaman
Ordinal
yang mempengaruhi persepsi konsumen. Faktor Eksternal 2.
Tampakan
-
produk
Tingkat kriteria
Ordinal
produk yang mempengaruhi persepsi konsumen.
Sifat-sifat
-
stimulus
Tingkat pengaruh sifat Ordinal stimulus terhadap persepsi konsumen.
39
Situasi
-
lingkungan
Tingkat pengaruh
Ordinal
langsung dari lingkungan dalam persepsi.
Instrumen
Menggunakan
Pengukuran
Skala Likert
Tabel 3.4 Variabel Bebas (X2) Sales Promotion No.
Variabel / Sub
Indikator
Ukuran
Skala
Variabel 1.
Sales promotion
-
Consumer
Tingkat program
Ordinal
promosi yang
Promotion
diberikan kepada konsumen. -
Tipe dan macam program tawaran pada kartu “Santika Important Person”.
-
Trade
Tingkat pemberian potongan atau
promotion
voucher yang diberikan.
40
Ordinal
-
Sales Force
Menggunakan
Pengukuran
Skala Likert
Ordinal
bonus yang tersedia.
Promotion Instrumen
Tingkat pemberian
Tabel 3.5 Variabel Terikat (Y) Keputusan Pembelian No.
Variabel / Sub
Indikator
Ukuran
Skala
Variabel 1.
Proses
Pengenalan
keputusan
masalah
-
Tingkat adanya
Ordinal
masalah / kebutuhan
pembelian
konsumen terhadap keputusan pembelian.
Pencarian
-
informasi
Tingkat pencarian
Ordinal
informasi yang dilakukan konsumen sebelum melakukan pembelian.
Evaluasi
-
alternatif
Tingkat evaluasi konsumen terhadap atribut dari produk yang akan dibeli
41
Ordinal
Keputusan
-
pembelian
Tingkat pengaruh dari Ordinal sikap / pendirian orang lain terhadap keputusan pembelian
Perilaku pasca
-
pembelian
Tingkat kepuasan
Ordinal
konsumen setelah membeli produk.
Instrumen
Menggunakan
pengukuran
Skala Likert
3.3 Teknik Pengumpulan Data Data dapat dibagi berdasarkan cara perolehan data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri atau perorangan atau organisasi langsung melalui objek penelitiannya. Data ini biasanya masih berbentuk data mentah. Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber data melainkan dari pihak ketiga. Biasanya data sekunder sudah dipublikasi, sehingga data itu sudah diolah, ditabulasikan, dan dicatat dalam dokumen (Sugiyono, 2001 : 129). Dalam penyusunan skripsi ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Studi Pustaka (Library Research) Studi kepustakaan merupakan penelitian yang mencari, menganalisa, membuat interpretasi, serta menggeneralisasi fakta-fakta yang merupakan 42
pendapat, hasil kerja, karya para ahli yang digali dari buku-buku, jurnal, dan dokumen-dokumen yang tersedia. Selain melakukan penelitian perpustakaan, penulis juga melakukan penelitian di internet untuk mencari data-data pendukung. b. Studi Lapangan (Field Research) Penelitian dilakukan dengan mendatangi langsung ke tempat penelitian yaitu PT.Grahawita Santika dan obyek yang diteliti adalah konsumen pemegang kartu “Santika Important Person” dan jasa pelayanan kamar yang tersedia di Hotel Santika Premiere Jakarta. Data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian ini disebut data primer, dimana alat pengumpulan data yang digunakan terdiri dari: •
Kuesioner Kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun
secara sistematis, untuk diisi oleh responden. Dalam hal ini adalah konsumen Santika Hotel Indonesia, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Husein Umar 2002 : 167). Dalam penulisan skripsi ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yakni metode yang hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang variabel dari sebuah fenomena yang diteliti. Secara umum isi kuesioner adalah a. Pertanyaan tentang informasi
43
b. Pertanyaan tentang fakta c. Pertanyaan tentang persepsi diri d. Pertanyaan tentang sifat dan pendapat Kegiatan dalam menyusun kuesioner ini adalah penentuan pengukuran variabel penelitian, menyusun kuesioner, serta distribusi kuesioner. Karena terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan harus langsung berhubugan dengan hipotesis dan tujuan penelitian, serta pertanyaan dibuat sesederhana mungkin untuk memudahkan pengisian oleh responden. c. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah konsumen Santika Hotel yang diteliti dari awal 2011 hingga sekarang.
3.3.1 Standart Operasional Prosedur Standart Operasional Prosedur (SOP) merupakan satu set pedoman dalam suatu organisasi yang menjelaskan prosedur kegiatan rutin. SOP sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
44
Di dalam bagian ini akan dijelaskan melalui gambar tahap prosedur operasional konsumen hingga pada proses diuraikan menjadi member loyalty, yakni:
Proses Pendataan:
Check in pertama kali di
Konsumen
Hotel Santika Premiere Jakarta
Penjelasan Prosedur Program Didatakan pada “SIP System”
Front Office Manager
Santika Important Person
Pengisian form keanggotaan Di buat kartu keanggotaan Didatakan pada “SIP System”
“Santika Important Person” Dikirimkan ke alamat masing(free price). masing member loyalty.
(membership) dan surat pengantar ucapan.
Data dikirimkan pada Office
Dibuat kartu keanggotaan
Management Santika atau di
(membership) dan surat
PT.Grahawita Santika yang
pengantar ucapan. 45
beralamat di Jl. Melawai VII No. 6-8, Kebayoran Baru,
Dikirimkan ke alamat masingmasing member loyalty (contoh kartu membership terlampir) Gambar 3.1 Tahapan Operasional Konsumen menjadi Member Loyalty 3.4 Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah member tetap Hotel Santika Premiere Jakarta yang menggunakan Hotel Santika Premiere Jakarta pada 2011. Penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel secara acak (random sampling). Pada metode acak, penarikan unsur sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga semua unsur yang terdapat pada populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. (Aritonang, 2007 : 98). Rumus Slovin: n=
N 1 + N (e)²
Dimana: N
= Jumlah Populasi
n
= Jumlah sampel
e
= presisi, ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%
46
3.4.1 Teknik Pengolahan Sampel Diketahui jumlah total konsumen member tetap adalah 966 responden atau populasi. Sampel yang akan diambil penulis ditentukan dari jumlah populasi. Jumlah populasi konsumen adalah 966 responden di Hotel Santika Premiere Jakarta. Pengolahan data sebagai berikut:
n=
966 1 + 966 (0,1)2 966 967 (0,01)
n=
99,8965 dibulatkan menjadi 100 sampel.
3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Teknik Pembentukan Skala Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 47
3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. 4 (empat) skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia. Skala Likert memiliki banyak keuntungan, sehingga skala ini cukup populer. Skala tersebut dengan mudah dan cepat dapat dibuat. Setiap butir yang dimasukkan telah memenuhi uji
empiris
mengenai
kemampuan
membedakannya. Karena responden akan menjawab setiap butir maka mungkin skala ini lebih andal dibandingkan dengan skala thurstone, dan memberikan data yang lebih banyak ketimbang skala pembedaan thurstone. Skala ini mudah dipakai baik untuk penelitian yang berfokus pada responden dan yang berfokus pada objek. Jadi, kita dapat mempelajari bagaimana respon berbeda dari satu orang ke orang lain dan bagaimana respon berbeda antara berbagai objek. Skala ini diperlakukan sebagai suatu skala interval. Kerangka Kerja Skala Likert:
48
1. Pernyataan-pernyataan yang dianggap relevan dengan variabel operasional dikumpulkan. 2. Pernyataan tersebut dapat mencerminkan suatu posisi yang paling positif hingga paling negatif, misalkan sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. 3. Responden diminta untuk membaca dan memberikan penilaian terhadap pernyataan-pernyataan tersebut, dengan nilai pernyataan paling positif, adalah 5 (lima) dan nilai paling negatif adalah 1 (satu). 4. Semua penilaian dari responden dikumpulkan dan dijumlahkan, sehingga masing-masing pertanyaan atau indikator memiliki nilai total responden. 5. Kemudian dicari rata-rata nilai dengan cara nilai total responden dibagi dengan jumlah responden atau N. 6. Dengan menggunakan statistik Range dan Software SPSS versi 17 penyusun menghitung range dari rata-rata nilai responden, membentuk kelas dari range tersebut, dan mengetahui letak pernyataan-pernyataan tersebut berdasarkan kelasnya masing-masing.
3.5.2 Uji Validitas Menurut (Fraenkel, 1993 : 139),
dikatakan bahwa “Validitas menunjukkan
kesamaan, pengertian maupun penggunaan masing-masing peneliti yang berbeda dalam mengumpulkan data”. Sedangkan batasan validitas menurut (Sugiyono, 2007 : 363) dikatakan bahwa,”Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada 49
obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Jadi dari kedua pendapat itu jelas batasan validitas adalah berkenaan dengan derajat ketepatan, antara data obyek sebenarnya dengan data penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan dan kecermatan instrumen alat ukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Spearman Rank. Koefisien korelasi Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara 2 (dua) variabel yang keduanya memilki skala pengukuran ordinal (Sitepu, 1995 : 41). Pengujian validitas ini menggunakan uji sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan Sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total pertanyaan (dinyatakan valid). 2. Jika r hitung ≤ r tabel (uji 2 sisi dengan Sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total pertanyaan (dinyatakan tidak valid). 3.5.3 Uji Reliabilitas Menurut Situmorang, Muda, Dalimunte, Fadli dan Syarief (2010 : 73) pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan, dan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam pengukuran ini pengujian reliabilitas menggunakan metode Cronbach Alpha dengan kriteria sebagai berikut:
50
1. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik. 2. Reliabilitas 0,7 dapat diterima. 3. Reliabilitas di atas 0,8 adalah baik.
3.5.4 Analisis Korelasi Analisis korelasi mendasarkan diri pada hubungan antara data historis variabel yang akan ditaksir dengan data historis variabel lain yang diperkirakan mempengaruhi perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut. Untuk meyakinkan bahwa variabel x dalam hal ini persepsi terhadap program Santika Important Person dan jasa pelayanan kamar memiliki pengaruh terhadap variabel yang akan ditaksir, yaitu variabel y dalam hal ini keputusan pembelian konsumen, maka penulis akan menggunakan suatu ukuran yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan angka yang menunjukkan tinggi rendahnya keeretan hubungan antara kompensasi non-finansial dengan keputusan pembelian konsumen. Koefisien korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Pearson. Setelah mendapat nilai korelasi, kemudian dilakukan perhitungan analisis regresi dan uji hipotesis. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan, digunakan tabel berikut ini: Tabel 3.6
51
Pedoman Pemberian Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Keterangan
0,00 – 0,199
Tidak ada korelasi
0,20 – 0,399
Korelasi rendah
0,40 – 0,599
Korelasi sedang
0,60 – 0,799
Korelasi kuat
0,80 – 1,000
Korelasi sangat kuat
3.5.5 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode pendugaan dengan menggunakan suatu pola persamaan yang dibentuk guna menerangkan pola hubungan variabel-variabelnya. Dengan membuat suatu pola persamaan, maka pendugaan ke arah peramalan atau prediksi akan dapat dilakukan. a. Analisis Korelasi dan Determinasi Adjusted
digunakan untuk mengetahui besarnya variasi dari variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen, sisanya yang termasuk dalam model atau dengan kata lain koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen. Menurut Purwoto (2007 : 96) nilai koefisien determinasi berada di antara nol (0) dan satu (1). Dasar pengambilan keputusannya adalah:
52
1. Nilai koefisien determinasi (
) sama dengan nol, maka tidak ada sedikitpun
persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Nilai koefisien determinasi (
) sama dengan 1, maka persentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna. b. Regresi Linier Berganda Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Pada kenyataan sehari-hari sering dijumpai sebuah kejadian dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel. Analisis regresi linier berganda memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memasukkan lebih dari satu variabel prediktor hingga p-variabel prediktor. dimana banyaknya p kurang dari jumlah observasi (n). Sehingga model regresi dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Dimana : Y
= Variabel terikat (Keputusan pembelian) = Konstanta = Koefisien regresi linier yang dapat ditaksir adalah n buah pasang data
53
= Variabel bebas persepsi = Variabel bebas Sales promotion = Error
3.6 Pengujian Hipotesis a. Uji F/ ANOVA Menurut Purwanto (2007:100) pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis yanag telah dirumuskan dapat dilakukan dengan aturan sebagai berikut: 1. Bila nilai Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, suatu variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Bila nilai Sig. > 0,05, maka Ho diterima Ha ditolak. Dengan kata lain, suatu variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
54