BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian Efektivitas dan Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Ngawi ini dilakukan untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana tingkat efektivitas dan kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah serta proyeksi penerimaan pajak daerah pad amasa yang akan datang di Kabupaten Ngawi. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Ngawi pada 6 (enam) tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.
B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder tersebut berupa data kuantitatif, yaitu laporan target dan realisasi penerimaan Pajak Daerah serta laporan target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Ngawi dari tahun 2010-2015. 2.
Sumber Data Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka serta dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan Republik Indonesia dan Dinas Pendapatan Pengelolaan
49
50
Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Ngawi. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan teknik dalam pengumpulan data melalui pengumpulan bahan-bahan tertulis baik berupa buku-buku, data-data yang tersedia dan laporan-laporan yang relevan dengan objek penelitian untuk mendukung data yang telah ada. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa laporan target dan realisasi penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Ngawi, laporan target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ngawi, serta Undang-undang maupun Peraturan Daerah yang terkait tentang Perpajakan Daerah.
C. Definisi Operasional Varibael a.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah didapat dari hasil penjumlahan seluruh sumber komponen penerimaannya, yaitu terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Satuan dari Pendapatan Asli Daerah adalah Rupiah (Rp).
b.
Pajak daerah Pajak Daerah didapat dari hasil penjumlahaan seluruh sumber komponen penerimaannya, yaitu terdiri dari Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Parkir; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung walet; Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan; dan PBB
51
Perkotaan dan Pedesaan. Satuan dari penerimaan Pajak Daerah adalah Rupiah (Rp). c.
Target Target daerah adalah rencana anggaran yang ditetapkan dengan melihat data sebelumnya. Target pajak daerah maupun PAD diperoleh dari Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Ngawi tahun anggaran 2010-2015. Target penerimaan pajak daerah dan PAD ini dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).
d.
Realisasi Realisasi merupakan hasil pencapaian akhir dari target yang telah ditentukan pada tahun tertentu. Realisasi
pajak daerah dan PAD
diperoleh dari Laporan Realisasi Pendapatan Daerah di Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2010-2015. Realisasi dari penerimaan pajak daerah dan PAD ini dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).
D. Analisis Data 1.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan Pajak Daerah di Kabupaten Ngawi, kemudian juga untuk mengetahui sumbangan jenis-jenis pajak daerah tersebut terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2.
Analisis Efektivitas Analisis
efektivitas
pajak
daerah
yaitu
analisis
yang
menggunakan kemampuan pemerintah dalam merealisasikan pajak
52
Daerah yang didapatkan dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah (Halim dalam Octovido, 2014). Efektivitas pajak daerah menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan (Puspitasari, 2014) Rumus dalam menghitung Efektivitas Pajak Daerah adalah sebagai berikut (Puspitasari, 2014): ……… (3.1) Dalam menentukan klasifikasi dari efektivitas pajak daerah, maka digunakan suatu kriteria seperti yang digunakan oleh Puspitasari (2014) berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900.327 tahun 1996 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dimana kriteria tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Persentase Efektivitas (1) Di atas 100% 90-100% 80-90% 60-80% Kurang dari 60% Sumber: Depdagri, Kepmendagri Puspitasari,2014) 3.
Kriteria (2) Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif No.
690.900.327
(dalam
Analisis Kontribusi Analisis kontribusi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak daerah terhadap Penerimaan Asli Daerah (PAD),
53
maka dibandingkan antara realisasi penerimaan pajak daerah terhadap Penerimaan PAD. Dalam menghitung besarnya kontribusi, digunakan rumus sebagai berikut (Handoko dalam Octovido, 2014): …… (3.2) Kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa besar kontribusi, maka digunakan kriteria yang digunakan oleh Puspitasari (2014). Dimana kriteria tersebut merupakan kriteria dari Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900.327 tahun 1996 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Persentase Efektivitas (1) 0,00% - 10% 10,00% - 20% 20,00% - 30% 30,00% - 40% 40,00% - 50% Di atas 50% Sumber: Depdagri, Kepmendagri Puspitasari,2014)
4.
Kriteria (2) Sangat Kurang Kurang Sedang Cukup Baik Baik Sangat Baik No.
690.900.327
(dalam
Analisis Trend Atau Time Series Analisys Deret berkala atau time series adalah data statistik yang disusun berdasarkan urutan waktu kejadian. Waktu tersebut dapat berupa tahun, kuartal, bulan, minggu dan sebagainya. Analisis trend disini digunakan untuk mengetahui proyeksi penerimaan pajak daerah pada masa yang akan datang. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam
54
menggunakan analisis time series, menurut Boedijoewono (2001:222), diantaranya : a.
Analisis time series dapat membantu mempelajari data masa lampau, sehingga dapat dipelajari faktor-faktor penyebab perubahan di masa lampau yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk perencanaan masa mendatang (forecasting).
b.
Analisis time series dapat membantu dalam peramalan. Analisis trend dapat digunakan untuk peramalan masa mendatang.
c.
Analisis time series dapat membantu memisahkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi suatu data. Analisis time series khususnya pada seasonal variation dapat diketahui faktor-faktor musim yang sangat memengaruhi kegiatan, sehingga untuk keperluan masa yang akan datang dapat diadakan penyesuaian dengan faktor musim ini.
d.
Analisis
time
series
dapat
membantu
dan
mempermudah
membandingkan satu rangakaian data dengan rangkaian data yang lain. Dari manfaat menggunaka analisis time series tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis time series yang didasarkan pada urutan waktu kejadian dapat mempermudah di dalam meramalkan masa yang akan datang. Sehingga dapat merencanakan sesuatu lebih baik lagi dibanding masa lampau dan menggunakan data masa lampau sebagai dasarnya. Dalam melakukan analisis trend dapat dilakukan penghitungan dengan menggunakan metode least square (kuadrat terkecil) yaitu
55
menderet data secara tahunan kemudian memproyeksikan kecenderungan dimasa akan datang. Untuk menghitung proyeksi dari penerimaan pajak daerah, maka digunakan persamaan garis trend sebagai berikut (Supranto, 2008:234): Y’ = a + bX …………………………………………(3.3) Dimana: X
: periode waktu (hari, minggu, bulan, tahun)
Y’
: variabel yang dicari trendnya
a
: nilai Y’ apabila X = 0
b
: besarnya perubahan variabel Y’ yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel X (arah condongnya garis trend)
Rumus untuk mendapatkan nilai a dan b adalah sebagai berikut:
Dimana n, merupakan jumlah tahun yang menjadi dasar dalam menentukan proyeksi. Persamaan tersebut digunakan untuk menghitung poyeksi pajak daerah dan jenis-jenis pajak daerah beikut ini: 1. Pajak Hotel (6 tahun) 2. Pajak Restoran(6 tahun) 3. Pajak Hiburan (6 tahun) 4. Pajak Reklame (6 tahun) 5. Pajak Penerangan Jalan (6 tahun) 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (6 tahun) 7. Pajak Parkir (6 tahun)
56
8. Pajak Sarang Burung Walet (6 tahun) 9. Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan (5 tahun) 10. Pajak Air Tanah (5 tahun) 5. Geometric Mean Rata-rata geometrik sering digunakan dalam bisnis dan ekonomi untuk menghitung rata-rata tingkat perubahan, rata-rata tingkat pertumbuhan. Berbeda dengan jenis pajak yang lainnya, untuk proyeksi pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan digunakan rumus berikut: Pt = Po(1+r)n……………………………...(3.4) dimana: Pt
: Proyeksi pajak tahun ke-t
Po
: Jumlah pajak pada awal tahun
R
: rata-rata pertambahan PBB dan jumlah wajib pajak PBB
t
: waktu
6. Uji Statistik Untuk menentukan baik tidaknya suatu model, maka dilakukan uji–uji berikut ini: a.
Uji t Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak (Nachrowi dan Usman, 2002:24). Uji t-statistik digunakan untuk menguji pengaruh parsial darii variabel dependennya atau dilakukan untuk menguji tingkat
57
signifikansi
setiap
variabel
bebas
(independent)
dalam
mempengaruhi variabel tak bebas (dependent). Dasar pengambilan keputusan: a) Bila t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b) Bila t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. b.
Uji F Uji F digunakan untuk menguji apakah model yang digunakan cocok atau tidak. Dasar pengambilan keputusan: a) Bila F-hitung < F-tabel, maka model tidak cocok. b) Bila F-hitung > F-tabel, maka model cocok.
c.
Uji R2 Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menunjukkan proporsi variasi variabel terikat (y) yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas (x). nilai R2 selalu terletak antara 0 dan 1. R2 adalah suatu kuran keseuaian model (model fit) (Ariefianto, 2012:15).