BAB III SUBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh memorable tourist experience (MTE) dan Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination (CBBDTD) terhadap daya saing Bandung sebagai destinasi pariwisata dalam persepsi wisatawan. Adapun objek penelitian sebagai variabel eksogen adalah memorable tourist experience, yaitu hedonism, novelty, local culture, refreshment, meaningfulness, involvement, dan knowledge; dan Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination (CBBDTD) terdiri dari awareness, perceived quality, image, dan loyalty; serta variable endogen yaitu daya saing destinasi (destination competitiveness) yang terdiri dari physiography and climate, culture, tourism superstructure, mix of activities, special events, entertainment, infrastructure, dan accessibility Subjek penelitian ini adalah Bandung sebagai destinasi pariwisata tanpa melihat batasan wilayah administratif, dalam hal ini diwakili oleh lima jenis wisata yaitu wisata kuliner, wisata belanja, wisata alam, wisata edukasi, dan wisata budaya. Kelima jenis wisata ini tersebar di seluruh Bandung (Kabupaten dan Kota). Selain itu karena penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
104
(tidak berkesinambungan dalam jangka wanktu panjang) (Husain Umar 2005:89). Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui kuesioner yang disebar pada tanggal 9-11 Desember 2012 disertai dengan wawancara para responden serta studi literatur. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1
Metode Penelitian dan Jenis yang Digunakan Pada penelitian ini digunakan penelitian kuantitatif. Menurut Suharsimi
Arikunto (2002:10): Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan table, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga terdapat data berupa informasi kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono 2008:206). Menurut Travers yang dikutip oleh Husein Umar (2005:87) metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai memorable tourist experience dan ekuitas merek Bandung sebagai destinasi pariwisata, serta daya saingnya dalam persepsi wisatawan. Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
105
Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari semua hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini diuji pengaruh memorable tourist experience (MTE) danekuitas merek Bandung sebagai destinasi pariwisata serta pengaruhnya terhadap daya saing Bandung dalam persepsi wisatawan. Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan metode explanatory survey. Menurut Kerlinger (2006:660): Yang dimaksud dengan penelitian survey adalah penelitian yang mengkaji populasi (atau universe) yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu, untuk menemukan insidensi, distribusi, dan interelasi relatif dari variabel-variabel sosiologis dan psikologis.
3.2.2
Operasionalisasi Variabel Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi memorable tourist
experience (X1), yaitu hedonism (X1.1), novelty (X1.2), local culture (X1.3), refreshment
(X1.4),
meaningfulness
(X1.5),
involvemet
(X1.6),
dan
knowledge(X1.7) dan variable X2 yaitu ekuitas merek destinasi (Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination) terdiri dariawareness (X2.1), perceived quality (X2.2), image(X2.3)dan loyalty (X2.4), serta variable endogen (Y) yaitu daya saing destinasi (destination competitiveness)yang terdiri dari physiography and climate (Y.1), Culture (Y.2), Tourism superstructure (Y.3), Mix ofactivities
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
106
(Y.4) , Specialevents (Y.5), Entertainment (Y.6), Infrastructure (Y.7), Accessibility (Y.8). Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini ditampilkan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel/ Sub Variabel Memorable Tourist Experience (X1)
Konsep Variabel A positive memorable tourism experience (MTE) has been operationally defined as tourism experience positively remembered and recalled after the event has occurred. (Kim, et. al 2012) Memorable tourist experience yang positif dapat didefinisikan sebagai pengalaman berwisata yang diingat secara positif setelah terjadi. (Kim, et. al 2011)
Sub Variabel Hedonism
Novelty
Indikator
Ukuran
Skala
Kesenangan yang dirasakan ketika berwisata ke Bandung Antusiasme yang dirasakan ketika berwisata ke Bandung Sensasi yang dirasakan ketika berwisata di Bandung
Tingkat kesenangan yang dirasakan ketika berwisata ke Bandung Tingkat antusiasme yang dirasakan ketika berwisata ke Bandung Tingkat sensasi yang dirasakan ketika berwisata di Bandung
Interv al
Keunikan pengalaman berwisata ke Bandung
Tingkat keunikan pengalaman berwisata ke bandung Tingkat
Perbedaan
Interv al
Interv al
Interv al
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
107
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel
Sub Variabel
Indikator pengalaman berwisata Bandung dibanding dengan destinasi lain Kuantitas pengalamanpengalaman baru yang diperoleh ketika berwisata di Bandung
Local culture
Pengalaman berinteraksi dengan penduduk Bandung
Kesan terhadap penduduk Bandung secara keseluruhan
Refreshment
Berwisata ke Bandung memberikan pengalaman yang membebaskan (dari rutinitas, kebosanan, dll) Berwisata ke Bandung memberikan pengalaman yang menyegarkan pikiran Berwisata ke Bandung memberikan pengalaman yang
Ukuran
Skala
perbedaan pengalaman berwisata bandung dibanding dengan destinasi lain Tingkat kuantitas pengalamanpengalaman baru yang diperoleh ketika berwisata di bandung
Interv al
Tingkat perasaan tehadap pengalaman berinteraksi dengan penduduk bandung Tingkat kesan terhadap penduduk Bandung secara keseluruhan Berwisata ke Bandung memberikan pengalaman yang membebaskan (dari rutinitas, kebosanan, dll) Berwisata ke Bandung memberikan pengalaman yang menyegarkan pikiran Berwisata ke Bandung memberikan pengalaman yang
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
108
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel
Sub Variabel
Meaningfulne ss
Indikator
Ukuran
mengembalika n semangat Makna pengalaman pribadi yang diperoleh selama berwisata di Bandung
mengembalika n semangat Tingkat persepsi terhadap makna pengalaman pribadi yang diperoleh selama berwisata di bandung
Manfaat yang dirasakan dari berwisata ke Bandung
Involvement
Knowledge
Ketertarikan terhadap aktifitas yang bisa dilakukan di tempat wisata di Bandung Keterlibatan yang dialami dalam aktifitas wisata di Bandung secara fisik ataupun emosional Pengalaman melakukan aktifitas di tempat wisata di Bandung
Pengetahuan baru yang didapatkan dari berwisata ke Bandung Nilai pengetahuan yang didapatkandari berwisata ke Bandung
Tingkat manfaat yang dirasakan dari berwisata ke bandung Tingkat ketertarikan terhadap aktifitas yang bisa dilakukan di tempat wisata di bandung Tingkat keterlibatan yang dialami dalam aktifitas wisata di bandung secara fisik ataupun emosional Tingkat menikmati pengalaman melakukan aktifitas di tempat wisata di bandung Tingkat kuantitas pengetahuan baru yang didapatkan dari berwisata ke bandung Tingkat nilai pengetahuan yang didapatkan dari
Skala
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
109
Variabel/ Sub Variabel
Customerbased destination brand equity (X2)
Konsep Variabel
The sum of factors or dimensions contributing to a brand’s value in the consumer’s mind keseluruhan factor atau dimensi yang berkontribusi terhadap nilai suatu merek destinasi dalam benak konsumen (Konecnik &Gartner, 2007: 401).
Sub Variabel
Awareness
Image (citra)
Indikator
Pengetahuan terhadap jenisjenis wisata yang ada di Bandung Pengetahuan mengenai produk wisata unggulan Bandung Bandung adalah destinasi wisata pilihan utama (top of mind) Pengenalan terhadap logo dan semboyan Bandung (Kota dan atau Kabupaten)
Citra Bandung sebagai destinasi wisata belanja yang menyenangkan Citra Bandung sebagai destinasi wisata kuliner yang beragam Citra Bandung sebagai destinasi wisata edukasi yang menarik Citra Bandung sebagai destinasi wisata budaya yang unik Citra Bandung sebagai
Ukuran berwisata ke Bandung Tingkat pengetahuan terhadap jenisjenis wisata yang ada di bandung Tingkat pengetahuan mengenai produk wisata unggulan bandung Tingkat kesetujuan Bandung adalah destinasi wisata pilihan utama (top of mind) Tingkat pengenalan terhadap logo dan semboyan bandung (kota dan atau kabupaten) Tingkat citra bandung sebagai destinasi wisata belanja yang menyenangkan Tingkat citra bandung sebagai destinasi wisata kuliner yang beragam Tingkat citra bandung sebagai destinasi wisata edukasi yang menarik Tingkat citra bandung sebagai destinasi
Skala
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
110
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel
Sub Variabel
Perceived quality (persepsi kualitas)
Indikator
Ukuran
Skala
destinasi wisata alam yang indah Citra Bandung sebagai destinasi yang memiliki ciri khas keramahan penduduk local Citra Bandung sebagai destinasi wisata yang memberikan ketenangan jiwa Citra Bandung sebagai destinasi wisata yang menggairahkan
wisata budaya yang unik Tingkat citra bandung sebagai destinasi wisata alam yang indah Tingkat citra bandung sebagai destinasi yang memiliki ciri khas keramahan penduduk local Tingkat citra bandung sebagai destinasi wisata yang memberikan ketenangan jiwa Tingkat citra bandung sebagai destinasi wisata yang menggairahkan Tingkat Persepsi terhadap kualitas sarana akomodasi yang ada di Bandung Tingkat Persepsi terhadap kualitas sarana transportasi yang ada di Bandung Tingkat Persepsi terhadap kualitas fasilitas pendukung yang ada di Bandung (fas
al
Persepsi terhadap kualitas sarana akomodasi yang ada di Bandung Persepsi terhadap kualitas sarana transportasi yang ada di Bandung Persepsi terhadap kualitas atraksi wisata yang ada di Bandung Persepsi terhadap kualitas layanan
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
111
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel
Sub Variabel
Loyality (Loyalitas)
Indikator
Ukuran
personel (sarana akomodasi, tempat wisata, dll) Persepsi terhadap kualitas fasilitas pendukung yang ada di Bandung (fas kesehatan, kebersihan, perbankan, dll) Persepsi terhadap kebersihan Bandung sebagai destinasi wisata Persepsi terhadap keamanan dan keselamatan Bandung sebagai destinasi wisata Persepsi terhadap kualitas Bandung sebagai destinasi secara keseluruhan Minat untuk membeli souvenir sebagai kenangkenangan Keinginan untuk melakukan kunjungan ulang ke Bandung Kesediaan untuk
kesehatan, kebersihan, perbankan, dll) Tingkat persepsi terhadap kebersihan Bandung sebagai destinasi wisata Tingkat persepsi terhadap keamanan dan keselamatan Bandung sebagai destinasi wisata Tingkat Persepsi terhadap kualitas Bandung sebagai destinasi secara keseluruhan
Tingkat minat untuk membeli souvenir sebagai kenangkenangan Tingkat keinginan untuk melakukan kunjungan ulang ke bandung Tingkat
Skala
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
112
Variabel/ Sub Variabel
Destination Competitivene ss (Y)
Konsep Variabel
“its ability to increase tourism expenditure, to increasingly attract visitors while providing them with satisfying, memorable experience, and to do so in a profitable way, while enhancing the well-being of destination residents and preserving the natural capital of the destination for future generations. (Ritchie and Crouch, 2003)
Sub Variabel
Physiograph ic and climate
Indikator
Ukuran
Skala
enceritakan pengalaman yang menyenangkan pada orang lain Kesediaan untuk merekomendas ikan Bandung pada orang lain Kesediaan untuk merekomendas ikan akomodasi, kuliner, wisata belanja, dll yang ada di Bandung pada orang lain
kesediaan untuk menceritakan pengalaman yang menyenangkan pada orang lain Tingkat kesediaan untuk merekomendas ikan Bandung pada orang lain Tingkat kesediaan untuk merekomendas ikan akomodasi, kuliner, wisata belanja, dll yang ada di Bandung pada orang lain Tingkat kenyamanan iklim/cuaca di bandung Tingkat keindahan alam yang dimiliki bandung Tingkat kesesuaian letak geografis bandung sebagai destinasi wisata Tingkat keunikan budaya di bandung (makanan, pakaian, adat istiadat, kebiasaan, gaya hidup) disbanding destinasi lain
al
Kenyamanan iklim/cuaca di Bandung Keindahan alam yang dimiliki Bandung Kesesuaian letak geografis Bandung sebagai destinasi wisata
Culture
Keunikan budaya di Bandung (makanan, pakaian, adat istiadat, kebiasaan, gaya hidup) disbanding destinasi lain
Tourism
Kelengkapan
Tingkat
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al l
Interv al
Interv
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
113
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel Kemampuan destinasi untuk meningkatkan belanja wisatawan, menaikkan kunjungan wisatawan serta memberikan pengalaman yang memuaskan dan tak terlupakan, serta melakukan hal tersebut dengan cara yang menguntungk an sehingga meningkatkan kemakmuran penduduk setempat dan melestarikan sumber daya alam yang ada pada destinasi tersebut untuk generasi mendatang
Sub Variabel superstructu re
Mix of activities
Special events
Indikator
Ukuran
Skala
fasilitas pendukung (kesehatan, olah raga, keuangan, spa, fitness, dll) dibanding destinasi lain
kelengkapan fasilitas pendukung (kesehatan, olah raga, keuangan, spa, fitness, dll) dibanding destinasi lain
al
Keragaman aktifitas yang bias dinikmati di Bandung Kemenarikan aktifitas yang bias dinikmati di Bandung
Tingkat keragaman aktifitas yang bias dinikmati di Bandung Tingkat kemenarikan aktifitas yang bias dinikmati di Bandung
Interv al
Keragaman event khusus yang diselenggaraka n di Bandung
Tingkat keragaman event khusus yang diselenggaraka
Interv al
Interv al
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
114
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel
Sub Variabel
Indikator Kemenarikan event khusus yang dilaksanakan di Bandung
Entertainment
Infrastructure
Keragaman jenis hiburan yang bias dinikmati di Bandung Kemenarikan berbagai jenis hiburan yang bias dinikmati di Bandung Keunggulan sarana dan prasarana transportasi yang ada di Bandungdiban ding dengan destinasi yang lain (jalan raya, jalan tol, jembatan, system transportasi dll) Keunggulan sarana kebersihan di Bandung dibanding dengan destinasi yang lain (tempat sampah, dll) Keunggulan sarana fasilitas publik yang ada di Bandung dibanding dengan destinasi yang lain (taman kota, terminal,
Ukuran n di Bandung Tingkat kemenarikan event khusus yang dilaksanakan di Bandung Tingkat keragaman jenis hiburan yang bias dinikmati di bandung Tingkat kemenarikan berbagai jenis hiburan yang bias dinikmati di bandung Tingkat keunggulan sarana dan prasarana transportasi yang ada di Bandungdiban ding dengan destinasi yang lain (jalan raya, jalan tol, jembatan, system transportasi dll) Tingkat keunggulan kebersihan di Bandung dibanding dengan destinasi yang lain (tempat sampah, dll) Tingkat keunggulan fasilitas publik yang ada di Bandung dibanding dengan destinasi yang lain (taman
Skala
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
115
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel
Sub Variabel
Accessibility
Indikator
Ukuran
rumah sakit, dll) Keunggulan sarana komunikasi yang ada di Bandung dibanding dengan destinasi yang lain (warnet, wartel, wifi hotspot, dll)
kota, terminal, rumah sakit, dll) Tingkat keunggulan komunikasi yang ada di Bandung dibanding dengan destinasi yang lain (warnet, wartel, wifi hotspot, dll)
Kemudahan perjalanan menuju Bandungdiban ding destinasi lain Besarnya biaya yang digunakan untuk mencapai Bandung dibanding destinasi lain Durasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Bandung dibanding destinasi lain Keragaman alat transportasi yang bisa digunakan menuju Bandungdiban ding destinasi lain
Tingkat kemudahan perjalanan menuju bandung dibanding destinasi lain Tingkat besarnya biaya yang digunakan untuk mencapai bandung dibanding destinasi lain Tingkat durasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai bandung dibanding destinasi lain Tingkat keragaman alat transportasi yang bisa digunakan menuju bandung dibanding destinasi lain
Skala
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Interv al
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
116
3.2.3
Jenis dan Sumber Data Data terdiri dari dua jenis yaitu primer dan sekunder. Pengkategorian jenis
data tersebut dilihat dari sumbernya, Husein Umar (2008:130) mengemukakan bahwa data primer adalah data yan didapat dari sumber pertama (individu), sedangkan data primer adalah data yang diperoleh, diolah lebih lanjut, dan disajikan oleh pengumpul data atau pihak lain. Sugiono (2010:193) mengemukakan bahwa Berdasarkan sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian inidisajikan dalam Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data No 1 2 3 4 5 6 7
Data Penelitian Jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bandung Perkembangan pariwisata Bandung Daya saing Bandung sebagai destinasi Ekuitas merek Bandung Tanggapan mengenai pengalaman wisatawan Tanggapan mengenai ekuitas merek Tanggapan mengenai daya saing
Jenis Data Sekunder
Sumber Data Situs internet
Sekunder
Situs internet
Sekunder
Situs internet
Sekunder Primer
Situs internet Responden (wisatawan)
Primer
Responden (wisatawan)
Primer
Responden (wisatawan)
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
117
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sugiyono
(2008:115)
mendefinisikan
populasi
sebagai
wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara Husein Umar (2008:145) berpendapat bahwa “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Pendapat lain dikemukakan oleh Riduwan (2004:55) yaitu “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.” Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Ukuran sampel merupakan sekumpulan anggota dalam sampel yang karakteristiknya diteliti. Keterwakilan populasi adalah karekteristik terpenting, hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2010:116): Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasa dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Dalam penelitian ini ukuran sampel ditentukan dalam bentuk uji statistika yang akan digunakan yaitu model persamaan struktural atau Struktural Equation Modeling
(SEM). Dengan demikian ukuran sampel minimal untuk model
persamaan struktural ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini (Joreskog dan Sorbom dalam Achmad Bachrudin dan Harapan L. Tobing; 2003:68). Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
118
Tabel 3.3 Ukuran Sampel Minimal dengan Banyaknya Variabel
Banyaknya variabel 3 5 10 15 20 25 30
Ukuran sampel minimal 200 200 200 360 630 975 1395
Sumber: Achmad Bachrudin dan Harapan L. Tobing, 2003, Analisis Data untuk Penelitian Survai dengan menggunakan Lisrel 8, Jurusan Statistika FPMIPA UNPAD, Bandung.
Jumlah variabel dalam penelitian ini adalah tiga, dengan demikian ukuran sampel minimal adalah 200. Selanjutnya sampel ditentukan dengan menggunakan tehnik sampling cluster sampling. Cluster sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit yang kecil, atau klaster. Tehnik sampling ini digunakan jika populasi terlalu besar. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah wisatawan nusantara yang datang ke Bandung, sementara populasi sasaran adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke lima wisata utama yaitu wisata alam, wisata belanja, wisata kuliner, wisata edukasi, dan wisata budaya. Mengingat jumlah populasi sangat besar, yaitu lebih dari enam juta orang dan tidak adanya data yang akurat mengenai jumlah kunjungan ke setiap objek daya tarik wisata yang ada di Bandung, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode cluster sampling dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membagi wilayah Bandung menjadi cluster yaitu Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
119
2. Membuat listing unit yang berisi objek-objek wisata yang ada di tiap cluster (terlampir) 3. Dari objek-objek wisata yang didaftar, dipilih 4 DTW untuk cluster kabupaten dan 5 DTW untuk cluster kota secara acak menggunakan sistem pengundian 4. Mencari jumlah kunjungan ke sembilan tempat tersebut 5. Berdasarkan jumlah kunjungan pada akhir pekan, ditentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 4% dari tiaptiap lokasi. Tabel 3.4 Distribusi Jumlah Sampel Penelitian No 1
Nama DTW
Jml Jml Kunjungan Sampel Asia 420 17
Museum Konperensi Afrika 2 Museum Geologi 3 Taman Hutan Dago Pakar 4 Gunung Tangkuban Perahu 5 Kawah Putih Ciwidey 6 Pemandian Air Panas Ciwalini 7 Pasar Baru 8 RM. Bancakan 9 Saung Angklung Udjo Total Sumber : pengolahan data, 2012
700 350 500 800 350 3000 400 450 6970
28 14 20 32 14 120 16 18
Lokasi Kota Kota Kab Kab Kab Kab Kota Kota kota
279
Berdasarkan hasil perhitungan maka sampel minimal yang diperoleh sebanyak 279 orang, akan tetapi untuk kepentingan penelitian ini maka ukuran sampel yang diambil menjadi 300 sebagai antisipasi apabila terdapat angket yang tidak layak untuk diolah dan di samping itu untuk lebih memperoleh gambaran Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
120
mengenai objek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Uma Sekaran (2006) yang menyatakan semakin banyak sampel yang diteliti maka semakin valid atau representatif hasil yang diperoleh. Setelah angket terkumpul terdapat 15 buah angket yang tidak representatif, oleh karena itu jumlah angket yang diolah menjadi 285 buah. Ukuran sampel tersebut sudah dapat dikatakan representatif untuk mewakili populasi sehingga kesimpulan penelitian dari pengumpulan data yang diperoleh melalui sampel tersebut dapat menggambarkan karakteristik populasi. Setelah diketahui jumlah sampel (responden) yang diambil dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke masing-masing DTW maka kuesioner disebar pada tempat yang telah ditentukan dengan waktu penyebaran antara 08.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB pada waktu weekend (Sabtu dan Minggu). Penyebaran angket dilakukan kepada wisnus yang berkunjung. Sebagian besar dilakukan wawancara langsung kepada wisatawan, atau sebagian lainnya wisatawan mengisinya langsung dengan mendapatkan arahan dari tim surveyor.
3.2.5
Teknik dan Alat Pengumpulan Data Sumber data diperoleh penulis dengan menggunakan teknik sebagai
berikut: 1) Wawancara, dilakukan dengan para stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata seperti Dinas Pariwisata dan para wisatawan yang berkunjung
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
121
2) Observasi, yaitu dilakukan dengan meninjau dan melakukan pengamatan langsung terhadap objek wisata alam, budaya, dan sejarah, belanja, dan kuliner di Bandung 3) Dokumentasi/Studi kepustakaan tentang pengalaman wisatawan, ekuitas merek, dan daya saing 4) Angket (kuesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis tentang pengalaman wisatawan, ekuitas merek, dan daya saing sebagaimana dipersepsikan oleh wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bandung. Angket yang digunakan bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan adalah skala Likert, seperti yang dikemukakan Sugiyono (2008:132) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Setiap pernyataan yang diajukan terdiri dari pernyataan positif, skor pada setiap pilihan terdiri dari lima kategori yang terdiri dari pilihan yang paling tinggi nilainya sampai pada paling rendah dengan alternatif pilihan yang ditawarkan, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Secara rinci seperti terlihat pada Tabel 3.5 berikut Tabel 3.5 Skor Setiap Item Pernyataan Alternatif Jawaban
Skor
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
122
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Sumber: Sugiyono (2008:132)
3.2.6
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum dilakukan penyebaran angket pada keseluruhan sampel, untuk
menjamin keabsahan instrument penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada subjek yang diteliti. Untuk kepentingan tersebut diawali dengan uji coba instrument yang disebarkan kepada beberapa orang responden yang bukan sampel penelitian. Hasil uji coba dimaksudkan untuk mengetahui tepat tidaknya, lengkap tidaknya instrument. Hasilnya jika terdapat kekurangan atau ketidaktepatan dilakukan revisi instrument yang hasilnya siap untuk di sebar luaskan kepada responden yang telah ditetapkan.
3.2.6.1 Hasil Uji Validitas Yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan keesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah (Suharsimi Arikunto 2004:146). Sejalan dengan hal tersebut Sugiyono (2008:172) lebih jauh menjelaskan bahwa hasil Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
123
penelitian dikatakan validi, bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya instrument yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan Kusnendi (2007:111) menjelaskan bahwa validitas menunjukkan kemampuan instrument penelitian mengukur dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur. Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang menentukan di mana validitas ditentukan oleh korelasi antar skor yang diperoleh dari masing-masing item yang berupa pertanyaan atau pernyataan dengan skornya. Skor total merupan skor yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor item dengan skor total harus signifikan. Validitas dinyatakan oleh korelasi antara skor total dengan skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep. Rumus yang digunakan adalah rumus Pearson Korelasi Product Moment
∑ √*( ∑
)
(∑ )(∑ ) (∑ ) +* ∑
(∑ ) +
dimana: r X Y n
= koefisien korelasi antara variable X dan Y = skor setiap item instrumen = skor total dalam variable tersebut = jumlah responden dalam uji coba Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (r ) dilakukan dengan taraf
signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
124
t
r n2 1 r 2
; df =n-2
Pengujian validitas tanggapan responden menggunakan taraf signifikan sebagai berikut: 1) Item pertanyaan/pernyataan wisatawan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung
t tabel
2) Item pertanyaan/pernyataan wisatawan yang diteliti dikatakan tidak valid jika t hitung
t tabel
Hasil pengujian validitas item pertanyaan pada kuesioner untuk setiap variabel dengan r kritis 0,284 menunjukkan bahwa semua item mempunyai nilai korelasi yang lebih besar. Hal ini berarti semua item pertanyaan adalah valid. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran. 3.2.6.2 Hasil Uji Reliabilitas Reliabilitas dapat diartikan bahwas suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.Instrument yang reliable menghasilkan data yang reliabe l juga. Uji reliabilitas dilakukan dengan menguji tingkat konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan pengukuran ulang .untuk itu, digunakan rumus Cronbach Alpha sebgai berikut
(
)(
∑
)
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
125
Rumus 3.5 Pengujian Reliabilitas Dimana:
K ∑
= reliabilitas instrument = banyak butir pertanyaan = varians total = jumlah varian butir Menurut
statistik
Alpha
Croncbach,
suatu
instrument
penelitian
diindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien Alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair, Anderson, Tatham&Black dalam Kusnendi 2007:96). Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian dijumlahkan, seperti berikut ini: ∑
(∑
)
Rumus 3.6 Perhitungan nilai varians Suharsimi Arikunto (2002:171)
Kriteria pengambilan keputusan untuk reliabilitas adalah sebagai berikut: 1.
Jika koefisien internal seluruh item rhitung> rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliable.
2.
Jika koefisien internal seluruh item rhitung< rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliable.
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
126
Penghitungan validitas dan reliabilitas pernyataan dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 16 untuk Windows. Hasil dari uji reliabilitas adalah sebagai berikut Tabel 3.6 Hasil Pengujian Realibilitas Instrumen Variabel
Alpha
Kesimpulan
Memorable Tourist Experience
0.740
Reliabel
CBBETD
0.760
Reliabel
Daya Saing
0.760
Reliabel
Sumber: pengolahan data 2012
3.3 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis Pada penelitian ini, digunakan dua jenis analisis (1) analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan (2)analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian.Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif. Metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif.
3.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
127
Analisis deskriptif dilakukan bagi variabel yang bersifat kualitiatif. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel yang akan diteliti dari hasil wawancara maupun kuesioner. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil wawancara/kuesioner dapat dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kebenaran cara pengisian, melakukan tabulasi hasil kuesioner dan memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan. Data hasil tabulasi diterapkan pada pendekatan penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian. Tanggapan responden mengenai memorable tourist experience dan ekuitas merek destinasi terhadap daya saing Bandung sebagai destinasi dilakukan melalui pengolahan data dengan menganalisis sikap responden terhadap setiap butir kuesioner untuk melihat hasil penilaian (positif atau negatif) dengan menggunakan analisis Likert. Untuk memperoleh data variabel kualitatif (indikator-indikator memorable tourist experience, ekuitas merek, serta daya saing Bandung), setiap indikator diukur dengan ukuran peringkat jawaban skala Interval. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan model persamaan struktural atau Structural Equation Model (SEM). Model persamaan struktural atau Structural Equation Model (SEM) digunakan karena masalah yang akan diuji merupakan jaringan variabel yang mempunyai hubungan kausal. Analisis ini dapat menjelaskan akibat langsung dan tidak langsung dari variabel eksogen (penyebab) dan variabel endogen (variabel akibat). Hasil analisis jalur ini Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
128
mempunyai dua keunggulan karena di samping dapat menunjukkan besarnya pengaruh masing-masing variabel penyebab dan variabel akibat, juga dapat menunjukkan struktur antar variabel penyebab dan variabel akibat. Artinya dapat diketahui variabel mana yang memberi dan variabel mana yang memberi akibat, sehingga analisis ini disebut juga “causal modelling” Beberapa asumsi yang diperlukan dengan digunakannya model persamaan struktural meliputi hal-hal berikut. 1.
Hubungan antara variabel haruslah linear dan aditif
2.
Semua variabel residu tak punya korelasi satu sama lain
3.
Pola hubungan antar variabel korelasional
4.
Tingkat pengukuran semua variabel sekurang-kurannya interval. (Harun Al Rasjid, 1995:13)
3.3.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan secara kuantitatif dan dilanjutkan dengan pembahasan. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik untuk menguji hipotesis yaitu teknik analisis model persamaan struktural atau dikenal dengan sebutan SEM (Structural Equation Modeling). Dasar pertimbangan digunakannya analisis SEM dalam penelitian ini dimaksudkan selain untuk mengetahui besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y, juga untuk mengetahui seberapa besar sub variabel dari X1 dapat menjelaskan konstruk memorable tourist experience, seberapa besar sub variabel X2 dapat Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
129
menjelaskan konstruk ekuitas merek destinasi dan seberapa besar sub variabel dari Y dapat menjelaskan konstruk daya saing. Pada analisis dengan menggunakan SEM, salah satu asumsi dasar yang harus dipenuhi adalah jumlah sampel yang memenuhi kaidah analisis. Menurut Sekaran (Wijaya, 2009) analisis SEM membutuhkan sampel paling sedikit lima kali jumlah variabel indikator yang digunakan. Berdasarkan kaidah tersebut maka penelitian ini telah memenuhi asumsi dasar tersebut. Analisis SEM dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa Latent Variables Analysis atau LISREL(LInear Structural RELationships). Berkenaan dengan teknik analisis SEM, Jöreskog dan Sörbom (1996:1) dalam Lili Adi Wibowo (2007:183) memberikan penjelasan sebagai berikut. The LISREL model, in its most general form, consist of two parts: the measurement model and the structural equation model. The measurement model specifies how the latent variables or hyphotetical contructs depend upon or are indicated by the observed variables. The structural equation model specifies the causal relationships among the latent variables, describes the causal effects, and assigns the explained and unexplained variance. Berikut ini adalah model persamaan struktural :
B Model persamaan pengukuran untuk y (variable endogen)
y y
Model persamaan pengukuran untuk x (variable eksogen) Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
130
x x
dimana Y X y x
= = = = = = = = =
=
=
vektor variabel manifes endogen berukuran p x 1 vektor variabel manifes eksogen berukuran q x 1 vektor random variabel laten endogen berukuran m x 1 vektor random variabel laten eksogen berukuran n x 1 vektor kekeliruan pengukuran untuk variabel manifes endogen berukuran p x 1 vektor kekeliruan pengukuran untuk variabel manifes eksogen berukuran q x 1 matriks koefisien bobot faktor atau koefisien korelasi Y atas berukuran p x m matriks koefisien bobot faktor atau koefisien korelasi X atas berukuran q x n matriks koefisien koefisien jalur variabel laten eksogen dalam persamaan struktural berukuran m x n matriks koefisien koefisien jalur variabel laten endogen dalam persamaan struktural berukuran berukuran m x m Vektor kekeliruan persamaan struktural variabel laten eksogen dan variabel laten endogen berukuran m x 1
Terdapat lima tahap dalam pemodelan persamaan struktural (Bollen dan Long, 1993 dalam ), yaitu: 1. Spesifikasi Model 2. Identifikasi 3. Estimasi 4. Uji Kecocokan 5. Spesifikasi ulang. 1. Spesifikasi Model. Pada tahap ini dilakukan model teoritis yang dirumuskan oleh peneliti. Biasanya model ini dihipotesiskan dengan berdasarkan pada dasar teori misalnya melalui studi literatur. Berdasarkan hipotesis penelitian diberikan diagram yang sudah merupakan simbol-simbol matematis sebagai berikut Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
131
1
X1
2
X2
3
X3
4
X4
5
X5
6
X6
7
X7
8
X8
9
X9
10
X10 X11
Y1
1
Y2 Y3 Y5
2
Y6
5
Y7
6
2
Y8
7
Y9
8
1
3 4
Gambar 3.1 Diagram Jalur Pengaruh Memorable Tourist Experience (MTE) dan Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination (CBBETD) terhadap Daya Saing
Dimana
1 2
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
= memorable tourist experience = customer-based brand equity for tourist destination = daya saing = hedonism = novelty = local culture = refreshment = involvement = meaningfulness = knowledge = awareness = image = perceived quality = loyalty = physiographic and climate = culture = tourism superstructure = mix of activities = special events
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
132
Y6 Y7 Y8
= entertainment = infrastructure = accessibility
Setelah diperoleh diagram jalur pada gambar di atas langkah selanjutnya adalah merumuskan diagram di atas ke dalam simbol-simbol dan persamaan matematis dengan model sebagai berikut:
y x 1 = matriks koefisien struktural dari x = matriks koefisien struktural dari y = vektor residu
Selanjutnya diagram di atas dijabarkan lagi ke dalam sub-sub struktur berdasarkan hipotesis yang diuji sebagai berikut : Hipotesis 1 : Memorable Tourist Experience (MTE) berpengaruh terhadap daya saing destinasi. 1
X1
2
X2
3
X3
4
X4
5
X5
6
X6
7
X7
1
Gambar 3.2
Y1
1
Y2
2
Y3
3
Y5
4
Y6
5
Y7
6
Y8
7
Y9
8
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
133
Diagram Jalur Pengaruh Memorable Tourist Experience (MTE) terhadap Daya Saing Persamaan untuk model di atas adalah Y Bx 5
= koefisien struktural dari x = vektor residual
Hipotesis 2 : Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination (CBBETD) berpengaruh terhadap daya saing destinasi
8
X8
9
X9
10
X10 X11
2
Gambar 3.3
Y1
1
Y2 Y3 Y5
2
Y6
5
Y7
6
Y8
7
Y9
8
3 4
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
134
Diagram Jalur Pengaruh Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination (CBBETD) terhadap Daya Saing Persamaan untuk model di atas adalah Y Bx 5
= koefisien struktural dari x = vektor residual
2. Identifikasi Pada tahap ini adalah kemudian taksiran parameter yang ingin diestimasi dalam model teoritis. Syarat perlu agar dapat mengidentifikasi taksiran parameter adalah banyaknya korelasi antara variabel yang diukur lebih besar atau sama dengan jumlah parameter yang ditaksir. Jika banyak variabel yang diukur adalah P, maka banyaknya korelasi adalah
p
( p 1) . Parameter yang dihitung 2
termasuk : (a). semua koefisien jalur (b). semua korelasi untuk variabel eksogen (c). Semua korelasi antar disturbance tetapi tidak termasuk koefsien jalurnya 3. Estimasi Pada tahap ini memerlukan pengetahuan teknik estimasi yang beragam yang digunakan tergantung dari skala pengukuran variabelnya. Pada umumnya model persamaan struktural menggunakan matriks kovarians dan matriks korelasi sebagai dasar analisis Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
135
4. Uji Kecocokan Pada tahap ini dilakukan pemerikasaan kecocokan beberapa model nested (model yang memiliki bentuk yang sama tetapi berbeda dalam hal jumlah atau tipe hubungan kausal yang merepresentasikan model) yang secara subjektif mengindikasikan apakah data sesuai/cocok dengan model teoritis atau tidak. Statistik Chi-Kuadrat dapat digunakan untuk menguji kesesuaian model secara inferensial. Selain itu model bisa dievaluasi secara deskriptif yang dikenal dengan GFI atau AGFI. Kisaran nilai indeks kecocokan GFI dan AGFI antara nol sampai satu. Jika nilai indeks sama dengan nol, maka model dikatakan tidak diterima. Nilai indeks lebih dari atau sama dengan 0,9, maka model dikatakan diterima.
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu