BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ini dilakukan di Bank Muamalat Istitute Gedung Dana Pensiun Telkom Slipi di jalan S. Parman Kavling 56 Palang Merah Slipi Jakarta Barat (021-5326744). Lokasi penelitian dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan baik berupa laporan keuangan maupun dokumen-dokumen lain yang diperlukan atau berkaitan dengan objek penelitian. 1.
Visi dan Misi Perusahaan Visi
: Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar
spiritual, dikagumi di pasar rasional. Misi
: Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia
dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder. 2.
Peranan Bank Muamalat dalam Perbankan Syariah Bank muamalat merupakan pionir perbankan islam di Indonesia pada saat didirikannya di tahun 1991, dan sesudahnya memainkan peranan penting dalam perkembangan industry perbankan syariah nasional. Bank muamalat aktif terlibat dalam proses pembentukan Dewan Syariah Nasional, dan juga
35
36
memiliki kontribusi dalam penciptaan kerangka hukum dan peraturan yang komprehensif mengenai perbankan syariah oleh Bank Indonesia, yang kini telah dilengkapi dengan struktur Direktorat Perbankan Syariah. Keberhasilan model bisnis syariah mendorong pembentukan bank dan lembaga keuangan syariah lain, termasuk perusahaan asuransi dan pembiayaan syariah. 3.
Struktur Organisasi Gambar 3.1 Shareholders meeteng
Board of Comissioner (7)
Sharia Supervisory Board (5)
President Director (1)
Internal Audit Group/SKAI (7)
Compliance and Corporate Support Director (1)
Business Director (1)
Direktur Muda Financing (1)
Assistant Director (4)
Compliance Staff (2)
Corporate Support Group (15)
Financing & Settlement Group (9)
Keterangan: *) : KPO, Cabang, DPLK
Administratio n Group (26)
Business Units*)
Business Development Group (11)
37
B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh independen variabel terhadap dependen variabel, yaitu analisis data berdasarkan angka-angka statistik. Penelitian melakukan survey ke Bank Muamalat Indonesia. Study lapangan dilakukan satu tahap, dimana data penelitian berupa laporan keuangan triwulan.
C. Hipotesis Menurut Anwar Sanusi (2011 : 44)
Hipotesis merupakan hasil
penelitian rasional yang dilandasi teori, dalil, hukum, dan sebagainya yang sudah ada sebelumnya. Hipotesis dapat juga berupa pernyataan yang menggambarkan atau memprediksi hubungan-hubungan tertentu di antara dua variabel atau lebih, yang kebenaran hubungan tersebut tunduk pada peluang untuk menyimpang dari kebenaran. Untuk mengetahui pengaruh bagi hasil investasi terhadap return on equity. Maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis pertama : H01
: Tidak terdapat pengaruh positif yaitu Bagi Hasil Investasi Mudharabah dan Musyarakah secara parsial terhadap Return On Equity.
38
Ha1
: Terdapat Pengaruh positif yaitu Bagi Hasil Investasi Mudharabah dan Musyarakah secara parsial terhadap Return On Equity.
Hipotesis Kedua : H02
: Tidak terdapat pengaruh positif yaitu Bagi Hasil Investasi Mudharabah dan Musyarakah secara bersama-sama atau serentak terhadap Return On Equity.
Ha2
: Terdapat pengaruh positif yaitu Bagi Hasil Investasi Mudharabah dan Musyarakah secara bersama-sama atau serentak terhadap Return On Equity.
D. Variabel dan Skala Pengukuran 1.
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis variabel yaitu Variabel Independen dan Variabel Dependen : a. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen. Menurut Sanusi (2011 : 50) Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel
independen
adalah
penerapan
bagi
hasil
investasi
39
(Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah) yang mana pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio.
b. Variabel Dependen Menurut Anwar Sanusi (2011 : 50) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian ini menggunakan Return On Equity sebagai variabel dependen atau variabel terikat . Penelitian ini menggunakan tiga macam variabel yaitu : (1) Penerapan Bagi Hasil Investasi Mudharabah , (2) Penerapan Bagi Hasil Investasi Musyarakah, (3) Return on Equity (ROE). Model variabel pengukurannya yaitu : X1 = Mudharabah X2 = Musyarakah Y = ROE
2. Definisi Operasional Variabel Variabel dapat digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Pembiayaan Mudharabah Landasan dasar syariah dari prinsip ini dalam Al-Qur’an, yaitu : “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali
40
orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh”. (Q.S. AshShad : 24) “Tidak ada dosa (larangan)bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu” (Q.S. Al-Baqarah : 198) Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2008:130), “Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana”. Pembiayaan mudharabah adalah bentuk kerjasama antara kedua belah pihak atau lebih dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Mengingat hubungan antara investor dengan mudharib adalah hubungan yang bersifat “gadai” dan mudharib adalah yang dipercaya, maka tidak ada jaminan oleh mudharib kepada investor. Investor tidak dapat menuntut jaminan apapun dari mudharib untuk mengembalikan
modal
dengan
keuntungan.
Jika
investor
41
mempersyaratkan pemberian jaminan dari mudharib dan menyatakan hal ini dalam syarat kontrak, maka kontrak mudharabah mereka tidak sah, demikian menurut Syafi’i. Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis ; mudharabah
muthlaqah
dah
mudharabah
muqayyadah.
Yang
dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah sistem mudharabah dimana pemilik modal (investor/Shohib Al Mal) menyerahkan modal kepada pengelola tanpa pembatasan jenis usaha, tempat dan waktu dan dengan siapa pengelola bertransaksi. Jenis ini memberikan
kebebasan
kepada Mudhorib(pengelola
modal)
melakukan apa saja yang dipandang dapat mewujudkan kemaslahatan. Sedangkan mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah/specified mudharabah yaitu pemilik modal (investor) menyerahkan modal kepada pengelola dan menentukan jenis usaha atau tempat atau waktu atau orang yang akan bertransaksi dengan Mudharib (Suhendi, 2008) Al mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, almudharabah diterapkan pada : a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya ; deposito biasa ;
42
b. Deposito spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja. Adapun pada sisi pembiayaan, Mudharabah diterapkan untuk : a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. b. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah , dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal. Terdapat pula manfaat yang didapat bank syariah dari pembiayaan secara mudharabah, diantaranya adalah : a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan / hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread. c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/ arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benarbenar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
43
e. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah/ al-musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
Selain itu, terdapat pula risiko yang relatif tinggi dalam almudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan, diantaranya yaitu : a. Side streaming ; nasabah menggunakan data ini bukan seperti yang disebut dalam kontrak; b. Lalai dalam kesalahan yang disengaja; c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.
44
Gambar 3.2 Skema Pembiayaan Mudharabah
Akad Mudharabah
Pemilik Dana
Pengelola Dana
Proyek Usaha
Porsi Rugi
Porsi Laba
Porsi Laba
Hasil Usaha : Apabila untung akan dibagi sesuai nisbah, Apabila rugi ditanggung oleh Pemilik Dana (Sumber : Kautsar, 2012)
b. Pembiayaan Musyarakah Dewan
Syariah
Nasional
MUI
dan
PSAK
No.
106
mendefinisikan al-musyarakah sebagai akad kerjasama atara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenankan oleh syariah (Kautsar, 2012 : 243).
45
Pembiayaan musyarakah adalah transaksi yang dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Bentuk usaha melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Terdapat dua jenis al-musyarakah, yaitu musyarakah Al-Milk (pemilikan) mengandung
dan arti
musyarakah kepemilikan
Al-‘uqud. bersama
Musyarakah (co-ownership)
Al-Milk yang
keberadaannya muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama (joint ownership) atas suatu kekayaan (aset). Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan oleh aset tersebut. Sedangkan, musyarakah Al-‘uqud yaitu kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu (Kautsar, 2012 : 246). Al-musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan
46
untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
Gambar 3.3 Skema Pembiayaan Musyarakah
Bank Syariah (mitra pasif)
• •
Menerima porsi laba Menerima kembalian modal
c. Negosiasi dan Akad Musyarakah d.
Nasabah (mitra aktif)
e. Pelaksanaan Usaha f. Produktif
Menerima porsi laba
Membagi hasil usaha : •
Keuntungan dibagi sesuai nisbah
•
Kerugian tanpa kelalaian nasabah ditanggung sesuai modal
(Sumber : Yaya, Rizal, dkk. 2009)
c. Return On Equity ROE mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.
47
Laba Bersih ROE = Ekuitas 3. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai yang sebenarnya dari objek yang diukur.
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sanusi (2011:87), “Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan.” Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah Laporan Keuangan Triwulan Bank Muamalat Indonesia, Tbk tahun 2005 – 2012. 2. Sampel Menurut Sanusi (2011 : 87) “Sampel adalah objek yang diobservasi yang merupakan bagian dari populasi atau objek penelitian dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai seluruh objek.” Berdasarkan pengertian sampel tersebut maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah dari populasi tersebut yaitu Laporan Laba Rugi dan Laporan Komitmen Kontijensi tahun 2005 - 2012.
48
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan melalui pengumpulan data dengan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). 1.
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan menelaah buku-buku, jurnal ilmiah, majalah, dan literature lain yang relevan dengan topik skripsi ini, sehingga diperoleh pemahaman yang memadai sebagai kerangka pemikiran yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan dalam skripsi ini.
2.
Penelitian lapangan, peneliti melakukan survey ke PT. Bank Muamalat Indonesia untuk mencari data informasi laporan keuangan bulanan perusahaan pada periode triwulan 2005 – 2012.
F. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel, yaitu dengan menggunakan metode non random sampling (cara tak acak), cara pemilihan elemen untuk menjadi anggota sampel namun setiap sampel tidak mendapatkan kesempatan yang sama. Karena data yang digunakan adalah laporan keuangan triwulan tahun 2005 - 2012 pada PT. Bank Muamalat Indonesia saja, sehingga bank syariah lainnya tidak masuk ke dalam sampel yang digunakan.
49
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu: 1. Bank syariah yang pertama kali didirikan di Indonesia 2. Pelaksanaan produk dan jasa yang meliputi penghimpunan dan penyaluran dana telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional serta keputusan Dewan Pengawas Syariah. 3. Laporan keuangan perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Prinsip Syariah Perkembangan dari Bank Muamalat Indonesia lebih pesat dan para nasabah banyak yang berminat untuk menabung serta mempercayakan uang dan harta mereka untuk disimpan di Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia ini mempunyai hubungan yang erat antara PT Bank Muamalat Indonesia dengan nasabah yang diwujudkan dalam bentuk negoisasi atau musyawarah untuk menentukan nisbah serta para pegawai bank yang ramah, sehingga membuat nasabah merasa nyaman.
G. Jenis Data Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat data dan fakta untuk suatu hasil pembahasan dan penulisan yang ilmiah, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Data tersebut adalah :
50
1.
Data Primer Data primer yaitu sumber data yang diambil secara langsung dari sumber asli. Seperti wawancara dengan divisi pemasaran mengenai pokok pembahasan dari penelitian ini.
2.
Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang disediakan oleh perusahaan dimana data tersebut tidak memerlukan pengelolaan lebih lanjut, data tersebut berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, produk-produk, catatan atau laporan keuangan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan yaitu berupa laporan pembiayaan tentang mudharabah dan musyarakah yang terdapat pada PT. Bank Muamalat Indonesia.
H. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis yang menggunakan software SPSS 20. Pengujian atau perhitungan menggunakan SPSS yang meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis koefisien determinan
) dan uji hipotesis.
1. Analisis Deskriptif Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga
51
memberikan informasi yang berguna. Pengklasifikasian menjadi statistika deskriptif dan statistika inferensia dilakukan berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah mengenai Pengaruh Bagi Hasil Investasi Terhadap Return On Equity (ROE) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan persyaratan analisis regresi berganda. Sebelum pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi : uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak orthogonal. Untuk mengetahui apakah ada kolerasi diantara variabel-variabel bebas dapat diketahui dengan melihat dari nilai tolerance yang tinggi. Variance inflation factor (VIF) kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas
52
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan regresian terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolineritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat diterima. Sedangkan TOL (tolerance) besarnya variasi dari sutu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya, nilai TOL berkebalikan dengan VIF. Batas TOL dibawah 0,1 maka
terjadi
multikolinearitas.
Konsekuensinya
adanya
multikolinearitas menyebabkan standar error cenderung semakin besar.
b. Uji Normalitas Menurut Imam ghozali uji normalitas ini bertujuan untuk megetahui apakah data yang digunakan telah berdistribusi normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Model regresi yang baik adalah memiliki data berdistribusi normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dapat diketahui dapat melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari residualnya.
53
Menurut imam ghozali (2009), uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati karena secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan selain mengganjurkan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini utuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametik KolmogrovSmirov. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesisn: H0 : Data residual berdistribusi normal apabila nilai signifikan <5% (0,05) HA : Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan 5% (0,05) c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2009). Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji statistic Durbin-Watson. Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diujii adalah:
54
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1)
Bila DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada korelasi
2)
Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien auto korelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif
3)
Bila DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berati ada autokorelasi negative.
4)
Bila nilai DW terletak diantara (du) dan (dl) atau (DW) terletak diantara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya dapat disimpulkan.
Ringkasan dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
55
Hipotesis nol
Keputusan
Jika
Tidak ada positif
autokorelasi Tolak
0 < d < dl
Tidak ada positif
autokorelasi No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif
No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autkorelasi Tidak ditolak positif atau negatif
du < d < 4 - du
d. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model
regeresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Gozhali (2009) cara menditeksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasnya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan
56
sumbu X residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di standardized. Dasar analisis heteroskedasitas, sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterodastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak heterokedastisitas.
3. Uji Regresi Linier berganda Model penelitian fungsi regresi linier berganda dapat ditulis dengan persamaan : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : Y = Return On Equity X1 = Mudharabah X2 = Musyarakah e = Kesalahan regresi (eror)
57
4.
Koefisien Determinan (
)
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinan yang tinggi.
5.
Uji Hipotesis Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan meliputi; uji parsial (t-test), uji pengaruh simultan (F-test), uji koefisien determinasi (R²). a.
Uji pengaruh simultan (f-test) Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara
bersama-sama
terhadap variable
dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = ……. =bk = 0
58
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : HA : b1 ≠ b2 ≠ ……. ≠ bk ≠ 0
b.
Uji parsial (t-test) Merupakan statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai rata-rata suatu populasi. Statistik uji ini termasuk kedalam metode statistika parametrik, oleh karena itu, statistik uji ini mengasumsikan bahwa data memiliki distribusi normal. Selain itu statistik uji ini tidak mensyaratkan pengetahuan mengenai ragam (variance) populasi, sehingga statistik uji ini lebih banyak dipakai dari pada uji-z. seperti yang kita ketahui bahwa uji-z mensyaratkan pengetahuan akan ragam (variance)dari populasi yang diamati dan dianalisa.