BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada bulan September sampai
dengan Januari 2015. Waktu tersebut dipilih karena merupakan waktu yang paling efektif bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil data Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2012.
B.
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kausal, karena penulis ingin
menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel
(variabel
independen) terhadap variabel lainnya (variabel dependen).
C.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
1.
Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah: Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang mencerminkan kinerja ekonomi perusahaan, yaitu Return on Equity (ROE) dan yang mencerminkan kinerja pasar perusahaan, yaitu menggunakan perhitungan Tobin’s Q. 1)
Variabel dependen pertama dalam penelitian ini ada return on equity (ROE). Pada prinsipnya perusahaan dituntut untuk mempertahankan 56
57
bahkan meningkatkan kinerja karena persaingan industri semakin ketat saat ini. Kinerja keuangan perusahaan pada akhir periode harus dievaluasi untuk mengetahui perkembangan perusahaan dan melihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam persaingan yang sering kali berpengaruh terhap kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan (Martono, 2002). Dalam hal ini, pengukuran
berdasarkan
akuntansi
sering
digunakan
untuk
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini ROE dihitung dengan rumus: Net Income ROE = Total Ekuitas
2)
Variabel dependen kedua dalam penelitian ini adalah Tobin’s Q. Prestasi
manajemen
dalam
menciptakan
nilai/kinerja
pasar
perusahaan. Kinerja pasar perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q (Klapper dan Love, 2002; Black, dkk., 2003). Menurut
Anggitasari
(2012)
peluang
investasi
akan
berdampak pada pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham, dengan begitu nilai saham pun juga akan meningkat. Tobin’s Q dihitung menggunakan rumus yg dikembangkan oleh (Chung dan Pruitt, 1994) dengan rumus:
58
Tobin’s Q = (MVE + PS + DEBT) Total Aset
Keterangan: MVE : harga penutupan saham diakhir tahun buku x banyaknya saham biasa yang beredar PS
: nilai likuidasi dari saham preferen yang beredar
DEBT : (utang lancar-aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang. Peneliti selanjutnya menyesuaikan rumus diatas dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, rumus yang digunakan untuk mengukur Tobin’s Q menggunakan rumus di bawah ini (Klapper dan Love, 2002; Black dkk. 2003) Tobin’s Q = (MVE + DEBT) / TA
2.
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel independen dalam penelitian ini meliputi: a.
Frekuensi Rapat Rapat dilakukan secara berkala paling kurang satu kali dalam 3 (tiga) bulan, dan rapat komite audit hanya dapat dilaksanakan apabila
59
dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota (KEP643/BL/2012) b.
Jumlah Komite Audit Komite audit, diukur dengan anggota komite audit yang dimiliki suatu perusahaan (Sial-lagan & Machfoedz, 2006). Jumlah Komite Audit = ∑ Anggota Komite Audit
c.
Komisaris Independen Komisaris independen merupakan semua komisaris yang tidak memiliki kepentingan bisnis yang substansial dalam perusahaan (Wardoyo, Theodora, 2013). Independensi dewan komisaris diukur dari persentase komisaris independen terhadap total dewan komisaris yang ada (Carningsih, 2009 dalam Wardoyo, Theodora, 2013). Dan diukur dengan rumus sebagai berikut: Independensi Dewan Komisaris = ∑ Komisaris Independen ∑ Anggota dewan komisaris
d.
Corporate Social Responsibility Index Dalam GRI Pengungkapan Corporate Social Responsibility Index (CSDI) diperoleh dari website www.globalreporting.org. Variabel ini diukur berdasarkan GRI (Global Reporting Initiative) yang terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai
60
sustainability reporting. Peneliti menggunakan GRI dikarenakan lebih komprehensif dalam menilai aktivitas CSR suatu perusahaan dengan menggunakan
fokus
penggungkapan
yang
sudah
dijelaskan
sebelumnya. Karena perusahaan di Indonesia yang melaporkan kinerja
ekonomi,
sosial,
dan
lingkungannya
dalam
bentuk
sustainability reporting masih sedikit, maka penelitian ini hanya terbatas pada data-data yang ada dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan sosial dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunan dapat diukur dengan cara menghitung indeks pengungkapan sosial. Daftar pengungkapan sosial digunakan adalah daftar item yang mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) yaitu kemasyarakatan, produk dan konsumen, ketenagakerjaan serta lingkungan. Diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu:
CSRIj = Σ Xij nj CSRIj
:
Corporate
Social
Responsibility
Disclosure
Index
perusahaan j nj Xij i tidak
: Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 61 : dummy variable : 1 = jika item i diungkapkan;0 = jika item
61
3.
Variabel Kontrol
e.
Ukuran Perusahaan (Size) Size perusahaan bisa didasari pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak berwijud, dan sebagainya), jumlah tenaga kerja, volume penjualan, dan kapitalisasi pasar (Nur Cahwonowati, 2003). Pada penelitian ini size perusahaan dinyatakan dengan jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar (listing) di BEI tahun 2008-2012. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui bahwa semakin besar jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar pula tanggung jawab sosial yang harus diungkapkan. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut (Waryanto, 2010): SIZE = log (nilai buku total aset)
D.
Pengukuran Variabel Pengukuran variabel digunakan untuk memberikan arah atau gambaran
dari penelitian tersebut. Bentuk pengukuran variabel sebagai berikut:
62
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Variabel Return on Equity
Rumus
Skala
laba bersih (net income) / total equitas
Rasio
(Harga penutupan saham akhir tahun buku x Tobin’s Q
banyaknya saham biasa beredar) + total hutang / Rasio total aset -
Frekuensi Rapat Komite Audit (Paling sedikit Nominal 1x dalam 3 bulan)
Corporate
-
Jumlah Komite Audit (∑ Anggota Komite Nominal Audit )
governance
-
Komisaris Independen
Independen
(∑
Komisaris
dibagi ∑ Anggota dewan Rasio
komisaris ) Corporate Social
-
GRI = Dummy variabel / jumlah perusahaan
Rasio
Responsibility
-
Size = log (nilai buku total aset)
Rasio
E.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar
(listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive judgement sampling, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah: 1)
Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode 2008-2012.
63
2)
Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama periode 2008-2012.
3)
Laporan tahunan atau dokumen lain perusahaan sampel tersedia secara lengkap, baik secara fisik maupun website online sebagai pelengkap data penelitian. Tabel 3.2 Pemilihan Sampel Penelitian
No
Kriteria Sampel
1
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2012
139
2
Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian selama periode 2008-2012
(36)
3
Perusahaan manufaktur yang laporan tahunan periode 2008-2012 tidak tersedia secara lengkap di web BEI
(29)
4
Laporan tahunan perusahaan manufaktur yang tidak tersedia secara lengkap di website online perusahaan
(13)
Total Sampel
Jumlah Perusahaan
61
Sumber: Data sekunder diolah
F.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data laporan tahunan yang didapat dari website online BEI berupa annual report periode 2008-2012. Data seperti ini disebut sebagai data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak
64
pengumpul data primer atau pihak lain yang akan digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut.
G.
Metode Analisis Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
metode analisis untuk membantu mengungkapkan secara empiris hubungan GCG, CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan dan kinerja pasar perusahaan. Metode pengujian yang digunakan adalah model regresi linear berganda. Karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2006). Terdapat 2 model statistik dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan karena terdapat 2 rumusan masalah. Model statistik yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut: 1) Model Pertama ROEit = β0 + β1 FRit + β2 KAit + β3 KIit + β4 GRIit + β5 SIZEit + ԑit 2) Model Kedua Tobin’s Qit = β0 + β1 FRit + β2 KAit + β3 KIit + β4 GRIit + β5 SIZEit + ԑit
Dimana: ROE
: Return on Equity
FR
: Frekuensi rapat
KA
: Komite audit
KI
: Komisaris independen
GRI
: Global reporting initiative
65
1.
SIZE
: Ukuran perusahaan
β0-β5
: Koefisien yang diestimasi
ԑit
: Eror
i
: 1,2,...., N
t
: 1,2,...., T
term
Analisis Statistik Deskriptif Statistic desktiptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel
dalam penelitian dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini mencakup nilai rata-rata (mean), standar deviasi, minimum, dan maksimum (Irmala, 2010). Mean digunakan untuk menghitung rata-rata variabel yang sedang dianalisis. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah atribut terbanyak yang diungkapkan di industry manufaktur.
2.
Pengujian Asumsi Klasik Penelitian ini digunakan untuk uji asumsi klasik sebelum menguji hipotesis
dengan menggunakan analisis regresi berganda. Pengujian asumsi klasik ini digunakan agar variabel sebagai estimator atas variabel terikat tidak bias. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Menurut Danu (2013) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan
66
harus terdistribusi dengan normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2006). Penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test. Dalam uji ini, variabel yang mempunyai Asymp. Sig. (2-tailed) jauh di bawah 0,05 (probabilitas < 0,05) hal ini berarti bahwa variabel tidak terdistribusi secara normal dan sebaliknya.
2)
Uji Multikolinieritas Pengujian ini bertujuan menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Menurut Ghozali (2006) multikolinieritas dilihat dari : Nilai tolerance, dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) Kedua ukuran di ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregresi terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan nilai kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umu dipakai adalah nilai
67
tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap analisa harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir. 3)
Uji Heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan deviasi standar nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Pengujian ini juga bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (Z-PRED) dan residualnya (S-RESID), dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah (Y yang diprediksi – Y sesungguhnya). Apabila titik-titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model tersebut layak dipakai. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot.
68
4) Uji Autokorelasi a. Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode – t dengan kesalahan pada periode t-1. Uji durbin Watson ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat 1 (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstansta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 = tidak ada autokorelasi (r = 0) , dan HA = ada korelasi (r ≠ 0) (Ghozali, 2006).
3.
Uji Hipotesis
a.
Koefisien Determinasi (R2) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketepatan garis regresi berganda mencocokkan data yang ditujukan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) antara nol dan 1 (0 < R2 < 1). Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka dapat diartikan bahwa variabel independen sama sekali tidak dapat mencocokkan variasi data variabel independen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen semakin mendekati tingkat ketepatan mencocokkan variabel dependen. Dengan kata lain kesalahan pengganggu dalam model ini diusahakan minimum sehingga R2 mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.
69
b. Uji Statisik t Uji T independen ini untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara terpisah (Ghozali, 2006). Kriteria pengujian dengan menggunakan uji T independen sbb: Ha : B = 0 Ha : B ≠ 0 a. Jika sign < 0,05, maka Ha diterima yang berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika sign > 0,05, maka Ha diterima yang berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.