III. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah :
A. Populasi Populasi adalah subyek penelitian secara keseluruhan. Dalam penelitian ini populasi/subyek yang diteliti adalah paving block dengan campuran subtitusi material tanah dan serbuk batu karang. Penelitian ini terdiri dari dua eksperimen percobaan yaitu dengan perbandingan material bahan yang digunakan adalah 1 semen (PC) : 4 pasir (PS) dan 1 semen (PC) : 4 tanah lempung, dengan bahan campuran serbuk karang masing-masing dengan perbandingan 0%, 5%, 10%, 15% dari perbandingan agregat yang digunakan.
B. Sampel / Benda Uji Sampel atau benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah paving block berbentuk segi persegi panjang dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 10 cm dan ketebalan 6 cm (20 cm x 10 cm x 6 cm) yang umum digunakan sebagai perkerasan jalan lingkungan. Material penyusun sampel/benda uji terdiri dari semen portland, pasir, tanah lempung, dan serbuk karang.
36
Benda uji pada penelitian ini dibagi dalam dua golongan :
Golongan I : Tabel 3.1 Benda Uji Golongan I (Paving Pasir).
Persentase Serbuk Batu Karang
Semen
Pasir
Kadar Serbuk Karang
Uji Tekan
Uji Penyerapan Air
0%
1
4
0
15
5
5%
1
4
0,05
15
5
3
10%
1
4
0,1
15
5
4
15%
1
4
0,15
15
5
No Perbandingan
1 2
Komposisi
Jumlah Sample
1:4
Golongan II :
Tabel 3.2 Benda Uji Golongan II (Paving Tanah).
Persentase Serbuk Batu Karang
Semen
Tanah
Kadar Serbuk Karang
Uji Tekan
Uji Penyerapan Air
1
0%
1
4
0
15
5
2
5%
1
4
0,05
15
5
3
10%
1
4
0,1
15
5
4
15%
1
4
0,15
15
5
No Perbandingan
Komposisi
Jumlah Sample
1:4
37
C. Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data dalam penelitian ini di titik beratkan pada data hasil uji kuat tekan paving block. Untuk itu metode yang digunakan adalah dengan pengamatan secara langsung (observasi) di Laboratorium Analisis Bahan dan Konstruksi Universitas Lampung . Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara langsung di setiap pengujian sampel benda uji. Setiap data hasil uji sampel di catat langsung di lembar observasi penelitian, dan dimasukan dalam daftar sistematis.
D. Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan pembuatan sampel/benda uji dilakukan dengan mesin press di kawasan pembuatan paving block Way Kandis Bandar Lampung. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Analisis Bahan dan Konstruksi Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 - April 2013.
E. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Semen Portland Tipe I ( Ordinary Portland Cement) Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen portland tipe I dengan merk Holcim dengan berat 50 Kg/ Sak semen. 2. Pasir Pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir dengan gradasi kasar.
38
3. Tanah Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lempung yang umum digunakan sebagai material dalam pembuatan batako. 4. Serbuk Karang Dalam penelitian ini serbuk batu karang yang digunakan adalah serbuk batu karang mati yang dikumpulkan dari pantai. Batu karang mati yang didapat kemudian dipecah dan ditumbuk hingga bergradasi halus berbentuk serbuk. 5. Air Air yang digunakan dalam pembuatan sampel adalah air yang jernih tidak berwarna dan tidak mengandung lumpur yang bersumber dari lokasi tempat pembuatan benda uji.
F. Alat Adapun alat yang digunakan dalam penelitian antara lain : 1. Alat cetak paving block yaitu mesin press/mesin cetak paving block. 2. Mesin pengaduk campuran material bahan. 3. Alat uji tekan statis / Compression Testing Machine (CTM). 4. Peralatan lain-lain, seperti alas kaki, sarung tangan, sendok semen, dan lain-lain.
G. Tahapan Penelitian Tahapan peneltian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Pengujian bahan-bahan dasar.
39
2. Perencanaan campuran bahan. 3. Pembuatan benda uji. 4. Perawatan benda uji dengan pemeraman. 5. Pengujian benda uji. 6. Pengambilan data dan analisis hasil uji sampel.
H. Pengujian Bahan-Bahan Dasar Pengujian bahan-bahan dasar pembuatan paving block terdiri dari beberapa pengujian yaitu :
1. Pemeriksaan Kadar Air Agregat
a.
Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan.
b. Bahan Bahan-bahan yang dipakai dalam pengujian ini antara lain : 1. Pasir 1 Kg. 2. Tanah lempung 1 Kg. 3. Serbuk karang 1 Kg.
c.
Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah : 1. Kontainer/ Talam.
40
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram. 3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu.
d. Prosedur Kerja Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Menimbang dan mencatat berat talam. 2. Memasukkan benda uji kedalam talam, kemudian menimbang dan mencatat beratnya. 3. Menghitung berat sampel/benda uji. 4. Mengeringkan benda uji beserta talam kedalam oven sampai beratnya tetap. 5. Setelah kering menimbang dan mencatat berat benda uji beserta talam. 6. Menghitung berat benda uji.
2. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
a.
Tujuan Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan berat jenis dan penyerapan agregat halus.
b. Bahan Bahan-bahan yang dipakai dalam pengujian ini adalah : 1. Agregat pasir sebanyak 1000 gr. 2. Tanah lempung sebanyak 1000 gr.
41
3. Serbuk karang sebanyak 1000 gr.
c.
Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah : 1.
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
2.
Picknometer dengan kapasitas 500 gram.
3.
Cetakan kerucut pasir dan tongkat pemadat logam.
4.
Talam.
d. Prosedur Kerja Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1.
Mengeringkan agregat halus yang jenuh air sampai dapat keadaan kering merata dan dapat tercurah.
2.
Memasukkan sebagian benda uji kedalam cetakan kerucut pasir menjadi tiga lapis. Memadatkan tiap lapis dengan tongkat pemadat logam, dengan jumlah total 25 kali pemukulan. Kondisi jenuh kering permukaan untuk pasir diperoleh jika cetakan diangkat, agregat halus runtuh atau longsor 1/3 dari tinggi kerucut.
3.
Memasukkan benda uji pasir pada kondisi SSD sebanyak 500 gr kedalam piknometer dan menambah air sebanyak 500 cc.
4.
Mengeluarkan udara piknometer diputar.
sedikit
demi
sedikit
dengan cara
42
5.
Merendam piknometer kedalam bak air pada temperatur 20 o C selama 1 jam.
6.
Menimbang piknometer + air + sampel.
7.
Mengeluarkan contoh + air dari dalam piknometer kemudian memasukkan kedalam kontainer dan di oven pada suhu 105 o C110o C selama 24 jam.
8.
Mencatat berat contoh setelah di oven.
9.
Menimbang berat piknometer + air.
3. Pengujian Gradasi Agregat/Analisis Saringan.
a.
Tujuan Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ukuran atau susunan pembagian butiran agregat halus yang akan dipakai dalam pembuatan sampel (tanah dan pasir) dan menghitung kehalusan (fineness modulus) sesuai dengan ASTM C136.
b. Bahan Bahan-bahan yang dipakai dalam pengujian ini adalah : 1. Pasir sebanyak 500 gr. 2. Tanah lempung sebanyak 500 gr.
c.
Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah : 1. Satu set ayakan.
43
2. Mesin pengguncang saringan. 3. Talam. 4. Satu set ayakan. 5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu. 6. Kuas, sikat kuningan, dan sendok.
d. Prosedur Kerja Prosedur kerja yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengambil agregat halus yang akan diuji sebesar 500 gram dan mencuci agregat halus hingga bagian kasarnya tertahan, lalu mengeringkannya dalam oven dengan temperatur 105o C – 110o C selama 24 jam. 2. Menyusun saringan menurut ukuran diameter dari yang terbesar berada pada bagian atas dan diameter terkecil berada dibagian bawah, sebelumnya membersihkan terlebih dahulu saringan yang akan digunakan. 3. Memasukkan sampel kedalam saringan yang paling atas. 4. Menyusun saringan dan memasangnya pada mesin pengguncang atau mengayak dengan tangan selama 10-15 menit. 5. Menimbang contoh yang tertahan pada masing-masing saringan.
44
4. Pengujian Hidrometri
a.
Tujuan Tujuan pengujian hidrometri adalah untuk menetukan besarnya distribusi ukuran butiran tanah. Pemeriksaan ini dilakukan dengan analisa sedimen dengan hidrometer, sedangkan ukuran butiran tertahan saringan no. 200 (0,0075 mm) digunakan menggunakan saringan.
b. Bahan Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah tanah lempung.
c.
Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah : 1. Hidrometer pengukuran tanah standar ASTM. 2. Satu Set Saringan. 3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 4. Gelas silinder dengan kapasitas 1000 cc. 5. Cawan porselin. 6. Alat pengaduk suspensi 7. Termometer dengan ketelitian 0,50 C. 8. Stopwatch. 9. Sieve Shaker. 10. Mixer.
45
d. Prosedur Kerja Prosedur kerja yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Menyiapkan sampel tanah yang akan diuji.
2.
Menimbang dan mencatat massa tanah yang akah di uji.
3.
Menaruh contoh tanah dalam tabung gelas dan menuangkan ± 125 cc air dan cairan dispersi/reagant yang telah disiapkan.
4.
Melakukan pemeraman terhadap tanah yang tercampur cairan dispersi selama 24 jam.
5.
Menuangkan campuran tersebut dalam mixer dan mengaduk campuran tanah dengan menambahkan air hingga separuh penuh.
6.
Memindahkan suspensi ke gelas silinder dan menambahkan air destilasi sehingga volumenya mencapai 1000 cm3.
7.
Mempersiapkan gelas silinder kedua yang hanya diisi dengan air destilasi ditambah cairan dispersi sebagai bacaan koreksi.
8.
Menutup gelas yang berisi suspensi dengan tutup karet. Kemudian, membolak-balik secara vertikal keatas dan kebawah selama 1 menit.
9.
memasukkan hidrometer pada tabung pertama, kemudian melakukan pembacaan hidrometer pada T = 2, 5, 30, 60, dan 1440 menit. Setiap setelah memasukkan hidrometer dan melakakukan pencatatan skala hidrometri pada silinder pertama, diikuti dengan memasukkan hidrometer pada silinder kedua untuk melakukan pembacaan skala minikus air.
46
5. Pengujian Kadar Lumpur
a.
Tujuan Tujuan pengujian kadar lumpur adalah untuk menentukan persentase kadar lumpur dalam agregat halus (ASTM-C117).
b. Bahan Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah agregat pasir.
c.
Peralatan. Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah : 1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram. 2. Wadah pencucian benda uji berkapasitas penuh/cukup. 3. Saringan no.16 (1,2 mm) dan no. 200 (0,0074 mm). 4. Kontainer. 5. Oven dengan alat pengatur suhu.
d. Prosedur kerja Prosedur kerja yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Menimbang pasir sebanyak 1200 gr, lalu mengoven pasir yang lolos saringan diameter 4,74 mm selama 24 jam dengan temperatur 105o C – 110o C. 2. Mendinginkan sampel dan mempersiapkan 100 gram, kemudian membagi sampel menjadi dua bagian dengan masing-masing 500 gram untuk pengujian (W1).
47
3. Memasukkan
sampel
satu
kedalam
kontainer
dengan
menuangkan air secukupnya sampai pasir terendam. 4. Mengaduk-aduk beberapa saat lalu menuangkannya keatas saringan no.16 dan no.200. 5. Mengulang langkah nomor 4 sehingga air tampak bersih 6. Memasukkan pasir yang telah bersih ke dalam oven selama 24 jam, kemudian menimbang sampel setelah didinginkan (W2). 7. Melakukan hal serupa untuk sampel 2 seperti langkah diatas.
6. Uji Batas Atterberg
Pengujian ini terdiri dari 2 pengujian yaitu : I.
Batas Cair (Liquid Limit) a.
Tujuan Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-4318.
b. Prosedur Kerja Adapun cara kerja berdasarkan ASTM D-4318, antara lain : 1.
Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan menggunakan saringan No.40
2.
Mengatur tinggi jatuh mangkuk cassagrande setinggi 10 mm.
48
3.
Mengambil sampel tanah yang lolos saringan No.40, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan aduk hingga merata,
kemudian
dimasukkan
kedalam
mangkuk
cassagrande dan meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas. 4.
Membuat alur tepat ditengah-tengah dengan membagi benda uji dalam mangkuk cassagrande tersebut dengan menggunakan grooving tool.
5.
Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan dengan jumlah ketukan harus berada diantara 10-40 kali.
6.
Mengambil sebagian benda uji di bagian tengah mangkuk untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja yang sama untuk benda uji dengan keadaan adonan benda uji yang berbeda sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah ketukan yang berbeda yaitu 2 buah dibawah 25 ketukan dan 2 buah di atas 25 ketukan.
c.
Perhitungan 1.
Menghitung kadar air masing-masing sampel tanah sesuai jumlah pukulan.
2.
Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air.
49
II.
3.
Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar.
4.
Menentukan nilai batas cair pada jumlah pukulan ke 25.
Batas Plastis (Plastic Limit) a.
Tujuan Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Nilai batas plastis adalah nilai dari kadar air rata-rata sampel. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-4318.
b. Prosedur Kerja Adapun cara kerja berdasarkan ASTM D-4318 : 1. Mengayak sampel tanah yang telah dihancurkan dengan saringan No. 40. 2. Mengambil sampel tanah kira-kira sebesar ibu jari kemudian digulung-gulung di atas plat kaca hingga mencapai diameter 3 mm sampai retak-retak atau putus-putus. 3. Memasukkan benda uji ke dalam container kemudian ditimbang. 4. Menentukan kadar air benda uji.
c.
Perhitungan 1. Nilai batas plastis (PL) adalah kadar air rata-rata dari ketiga benda uji.
50
2. Indeks Plastisitas (PI) adalah harga rata-rata dari ketiga sampel tanah yang diuji, dengan rumus : PI = LL - PL Dimana : PI = Indeks Plastisitas. LL = Nilai Batas Cair. PL = Nilai Batas Plastis.
I.
Pembuatan Benda Uji Pembuatan benda uji terdiri dari beberapa tahapan yaitu : 1. Menyiapkan bahan-bahan pembuatan paving block. a.
Menentukan takaran campuran bahan dan menimbang setiap bahanbahan pembuatan paving block sesuai dengan perbandingan campuran yang telah ditentukan.
b.
Menyiapkan peralatan pembuatan paving, seperti mesin press/cetak paving block, mesin pengaduk bahan (concrete mixer), dan peralatan penunjang lainnya.
2. Pembuatan paving block. a.
Bahan-bahan material yang telah disiapkan dimasukan dalam mesin adukan bahan (concrete mixer). Perbandingan yang digunakan pada sampel golongan pertama adalah 1 semen (PC) : 4 pasir (PS) dengan penambahan serbuk karang dengan kadar 0%, 5%, 10%, dan 15%. Pada sampel golongan kedua dengan perbandingan 1 semen (PC) : 4
51
tanah lempung (TN) dengan subtitusi serbuk karang dengan kadar 0%, 5%, 10 %, dan 15%. b.
Setelah adukan bahan sudah terlihat menyatu, peralatan cetak paving disiapkan. Adukan bahan lalu dimasukkan kedalam papan cetakan paving dan diratakan.
c.
Papan cetakan paving yang sudah terisi adukan bahan kemudian dimasukan dalam mesin press/cetak paving block.
d.
Setelah proses pencetakan selesai, paving block ditempatkan pada tempat yang teduh tidak terkena sinar matahari langsung.
J.
Perawatan Benda Uji Paving block yang sudah tercetak, kemudian disimpan dalam tempat dengan suhu kamar dan dikeringkan/diperam selama kurang lebih 14 hari. Setelah masa pengeringan/pemeraman benda uji selesai, benda uji golongan I dan benda uji golongan II dapat langsung di uji.
K. Pengujian Kuat Tekan Paving Block Pengujian benda uji dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap : 1. Mempersiapkan benda uji (paving block), kemudian dipisahkan dan dibagi dalam dua golongan. 2. Mempersiapkan mesin uji tekan (Compression Testing Machine). 3. Benda uji kemudian diletakkan pada alat uji tekan. 4. Lakukan pembebanan pada benda uji sampai benda uji hancur. (Pengujian dengan kecepatan tinggi akan menyebabkan kuat tekan lebih besar).
52
5. Mengamati dan mencatat data hasil uji sampel. 6. Mengulangi tahap pengujian sampai sampel paving.
L. Pengujian Penyerapan Air Paving Block Pengujian penyerapan air paving block dilakukan dengan tahapan : 1. Mempersiapkan benda uji dan alat-alat pengujian. 2. Merendam benda uji kedalam bak air selama kurang lebih ± 24 jam. 3. Mengangkat benda uji dari dalam bak air dan menimbang serta mencatat berat basah paving block yang telah direndam. 4. Setelah proses penimbangan dilakukan, paving dikeringkan dalam oven dengan suhu 1000 Celsius dengan lama pengovenan ± 24 jam. 5. Menimbang dan mencatat berat kering paving block yang telah dikeringkan dalam oven.
M. Analisa Data Analisa data dilakukan setelah seluruh pengujian selesai dilakukan. Analisa data ditujukan untuk memudahkan pengolahan data hasil pengujian, dan mendapatkan sampel yang representatif dari populasi. Adapun langkah prosedur yang dilakukan antara lain: 1. Data hasil uji kuat tekan dan penyerapan air dimuat dalam bentuk tabel dan grafik. 2. Mengurutkan nilai data kuat uji tekan dan penyerapan air dari sampel awal hingga akhir.
53
3. Mencari nilai rata-rata nilai uji tekan dan penyerapan air dari keseluruhan benda uji. 4. Membuat perbandingan nilai hasil uji kuat tekan masing-masing golongan benda uji. 5. Menganalisa data yang didapatkan untuk mengetahui apakah paving block yang dihasilkan sesuai dengan standar.
54 Mulai
Pengambilan Bahan Persiapan Peralatan
Pengujian Bahan : Kadar Air Batas Atterberg Berat Jenis Gradasi Agregat/ Analisa Saringan Hidrometri Kadar Lumpur Cek Syarat
Tidak
Ya Pembuatan Benda Uji
Golongan II 1 Semen (PC) : 4 Tanah (TN) + Serbuk Karang 0% 5% 10% 15%
Golongan I 1 Semen (PC) : 4 Pasir (PS) + Serbuk Karang 0% 5% 10% 15%
Pengujian Sampel
Uji Kuat Tekan
Uji Penyerapan Air
Analisis Data Selesai Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitan.