44
BAB III METODOLOGI
3.1
Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif.Penelitian ini dirancang sebagai analisis isi tayangan televisi dengan tujuan deskriptif analisis, yaitu melihat gambaran kecenderungan berita gossip yang ditayangkan. Tayangan INTENS yang di RCTI periode November – Desember 2010, tayangan ini bersifat deskriptif karena berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik berita gossip pada acara INTENS secara factual dan cermat. 30 Metode penelitian deskriptif memiliki beberapa cirri umum 31 , antara lain : 1.
Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi.
2.
Metode deskriptif mencari teori bukan menguji teori
3.
Metode deskriptif bertitik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalisasi setting). Penelitian bertindak sebagai pengamat, ia hanya membuat kategorii perilaku,mengamati gejala dan mencatat dalam buku observasi. Jadi penelitian deskriptif hanyalah melaporkan situasi atau peristiwa dan
tidak menjelaskan hubungan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 32
30 31 32
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya. 2004:22 Ibid. 25-26 Ibid. 24
44
45
Dalam penelitian ini digunakan juga metode kuantitatif,pendekatan kuantitatif yang dimaksud pada hakikatnya adalah penambahan analisis yang lebih cermat sistematis.Kuantitatif berarti hasil analisis isi diperlihatkan dalam bentuk tabel,distribusi frekuensi, prosentase atau bentuk lain. 33
3.2
Metode Penelitian
Peneliitan ini menggunakan metode analisis isi (content analisis) yaitu suatu teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara pbyektif, sistemik, dan kuantitatif isi komunikasi yang tampak (manifest) 34 . Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik isi tayangan mengenai obyektifitas berita. Analisis isi ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisi isi manifest
dari
siaran
media 35 .
2000),merumuskan analisis isi
Kerliner
dalam
(Winner
dan
domrick
sebagai suatu metode untuk mengkaji dan
menganalisis komunikasi dengan cara sistematis, obyektif, dan kuantitatif untuk variabel. Krippendord (1993) mengungkapkan analisis isi adalah suatu model penelitian dalam ilmu komunikasi massa untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (reliable) dan sahih data yang memperhatikan konteksnya. Bungin (2001) mendefinisikan sebagai teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat ditiru (reliable) dan sahih data yang memperhatikan konteksnya. Analisis ini berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi.
33
Bernard Berelson. Content Analysis Communication Research. Hafner Publishing.
1977:18 34
K. Krippendor F. Analisis isi : Pengantar Teori dan Metodologinya. Rajawali Pers
1993:8 35
Jalaludin Rakhmat op.cit 24-25
46
Analisis ini juga digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambing. Analisis ini dapat juga digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. 36 Metode penelitian analisis isi adalah metode yang mengamati dan mengukur isi komunikasi. “Tidak seperti mengamati secara langsung perilaku orang atau meminta orang untuk menjawab skala-skala atau mewancarai orang,seorang peneliti hanya mengambil komunikasi-komunikasi yang telah ada dan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan
tentang
komunikasi-
komunikasi itu”. 37 Pada analisis isi unit analisis adalah isi media yang berita, kolom, artikel dan sebagainya pada surat kabar. Sedangkan pada televise yang menjadi unit analisanya adalah program hiburan, pendidikan, berita dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan objek analisa isinya adalah isi pesan media massa baik radio, surat kabar, majalah, televise dan sebagainya. Sebuah penelitian analis isi memenuhi persyaratan apabila syaratsyaratnya terpenuhi yakni obyektif, sistematik serta kuantitatif.Obyektif mempunyai pengertian apabila kategori-kategori yang dianalisa didefinisikan secara tepat,sehingga prang lain dapat menganalisa isi yang sama dengan mempergunakan definisi tadi dan memperoleh hasil yang sama pula. Sistematis maksudnya pilihan pesan yang dianalisa harus berdasarkan perencanaan dan tidak mengandun bias, prosedur yang dipakai dalam analisa isi
36
Ibid. 89 Ferd and Kerlinger. Foundation of Behavioral Research. Holt. Rinehard and Winston. Inc. 1975:25 37
47
ditetapkan pada isi yang dianalisa. Analisa dirancang untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini penulis juga ingin mengetahui kecenderungan tayangan infotainment INTENS di RCTI, maka ada beberapa tahap yang akan dilalui penulis dalam menjabarkan analisis isi yaitu 38 : (1). perumusan masalah, (2). Perumusan hipotesis, (3). penarikan sample, (4). pembuatan alat ukur (koding), (5). pengumpulan data. (6). analisis data.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dalam penelitian, atau dengan kata lain populasi adalah kumpulan objek penelitian. 39 Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh berita dalam tayangan infotainment INTENS sebanyak lima puluh (50) episode terhitung tanggal 11 november sampai 31 Desember 2010.
3.3.2
Sample Sample adalah bagian terkecil dari populasi atau bagian dari populasi yang
ingin diteliti (sebagian objek), contoh ukuran sample yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pendapat Gay, yakni ukuran
38 39
Jalaludin Rakhmat op.cit : 89 Ibid. 78
48
minimum sample yang dapat diterima berdasarkan metode penelitian deskriptif minimal 10 % dari populasi yang digunakan. 40 Pada penelitian ini, ukuran sample yang akan diambil adalah ukuran minimal pengambilan sample menurut Gay yaitu 10 % dari jumlah populasi. Teknik sampling dibedakan menjadi dua (2) yaitu sampling probabilitas dan non probabilitas. Ada empat (4) macam rancangan sampling dalam kategori sample probabilitas yaitu : sampling random sederhana, sampling sistematis, sampling berstrata dan sampling klaster. 41 Pada penelitian ini, ukuran sample yang akan diambil sebanyak 10 % dari jumlah penayangan berita seputar artis yang ditayangkan Intens di RCTI terhitung pertanggal 22 sampai 30 Desember 2010. Sanple yang diambil adalah 10 % dari jumlah populasi. Populasi dalam penelitian disini adalah tayangan gossip Intens sebanyak lima puluh episode. Maka sample yang akan diambil adalah 20 % X 50 = 10, maka sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 episode.
3.4
Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini meliputi : a.
Teks merupakan naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarangnya.
Dalam hal ini yang dimaksud teks adalah naskah yang dibacakan presenter dalam membawakan tayangan gossip Intens di RCTI. 42
40
M. Iqbal Hasan. Pokok – pokok Materi metodologi Penelitian Aplikasinya. Ghalia Indonesia. 2002 41 Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. 2000:79 42 Drs. Ahmad A.K Muda. Kamus Saku Bahasa Indonesia: Gita Media Press. 2008:406
49
b.
Visual berkaitan dengan penglihatan, dapat dilihat, terlihat. Visual disini
adalah gambar video yang selama ini ditonton oleh para penonton televisi. 43 c.
Audio berkaitan dengan pendengaran, dapat kita dengar statement para
artis pada saat diinterogasi oleh para jurnalis infpotainment dan pembacaan naskah yang dibacakan presenter. 44
3.5
Definisi dan Operasional Kategori
3.5.1
Definisi Konsep Dalam penelitian ini kategori tersebut terdiri dari : Infotainment adalah sebuah program acara yang menyajikan informasi dan
hiburan. Tetapi tayangan infotainment ini lebih mengutamakan hiburan daripada unsure mendidiknya. Seperti kita ketahui bahwa salah satu fungsi televisi adalah dapat membawa penonton kearah yang lebih baik. Dengan adanya televise bangsa ini bias maju dan dengan televise juga bangsa ini bias hancur. Tayangan infotainment saat ini sudah sangat vulgar pemberitaannya. Semakin vulgarnya berita semakin banyak pula penontonnya. Media di Indonesia sudah kebablasan dalam menyikapi kebebasan pers. Namun infotainment termasuk produk jurnalistik karena intinya adalah informasi atau seputar berita dunia hiburan, yakni informasi tentang artis, actor, dan subjek dunia hiburan lainnya termasuk tempattempat hiburan. Daya tarik infotainment adalah berisi berita atau informasi seputar public figure. Diantara sekian banyak program tayangan di televise, infotainment memang berkembang dengan cepat.
43 44
Pius Abdillah P. Kamus Ilmiah. Arkola. Hlm 614 Ibid. 50
50
3.5.2
Operasional Kategorisasi
3.5.2.1 Objektivitas Berita Sebagai salah satu prinsip penilaian, objektifitas memang hanya mempunyai cakupan yang lebih kecil dibanding prinsip lain yang telah disinggung, tetapi prinsip objektifitas memiliki fungsi yang tidak boleh dianggap remeh terutama dalam kaitannya dengan kapasitas berita/informasi. Objektifitas pada umumnya berkaitan dengan berita dan informasi, sedang keanekaragaman berkaitan dengan segenap bentuk keluaran (output) media. Objektifitas adalah prinsip yang acapkali hanya dihubungkan dengan isi. Prinsip tersebut tidak dapat diteliti secara isi dan secara langsung pada tingkat masyarakat maupun pada tingkat organisasi media, meskipun pandangan para komunikator media tentang prinsip itu tetap ada kaitannya dengan pengujian. Makna prinsip objektifitas berasal dari berbagai sumber. Oleh karena itu prinsip tersebut mengandung sekian banyak pengertian, antara lain : Objektifitas merupakan nilai sentral yang mendasari disiplin profesi yang dituntut oleh para wartawan sendiri : prinsip itu sangat dihargai dalam kebudayaan modern, termasuk berbagai bidang diluar bidang media massa, terutama kaitannya dengan rasionalitas ilmu pengetahuan dan birokrasi. Objektifitas mempunyai korelasi dengan independensi, prinsip tersebut sangat dihargai bilamana kondisi keanekaragaman mengalami kemunduran, yaitu kondisi yang diwarnai oleh semakin menurunnya jumlah sumber dan semakin meningkatnya uniformitas (dengan kata lain, monopolitas semakin tampak).
51
Adapun komponen-komponen objrktivitas yang dimaksud oleh wasterhal, 1983 sebagai berikut : Dimensi
Komponen
Objektifitas
Kefaktualan
Variable 1. Kebenaran
Indikator a. Mengandung unsur 5W+1H kepentingan publik ( berita
2. Relevansi
yang dilihat dari sisi positif dan penting untuk publik ) Impartialitas
1. Kesimbangan
Cover Both Side (Jumlah nara sumber yang seimbang)
2. Netralitas
Berita Tendensius dan tidak tendensius ( sesuai dengan fakta yang ada
Objektifitas memiliki dua komponen utama yaitu : kefaktualan impartialitas. Kefaktualan itu sendiri dibagi menjadi kebenaran dan relevansi. Indikator yang menunjukkan bahwa berita itu memiliki kebenaran yaitu, jika berita itu mengandung unsure 5W+1H, yaitu : a.
What, berita atau peristiwa apa yang sedang terjadi
b.
Who, siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu
c.
When, kapan waktu (tanggal, bulan, tahun) peristiwa itu terjadi
d.
Where,dimana kejadian atau peristiwa itu terjadi
e.
Why, mengapa bisa terjadi peristiwa itu. Why lebih mengacu kepada sebab dan akibat atas peristiwa yang terjadi.
52
f.
How, bagaimana peristiwa itu terjadi. Asal muasal sampai akhir peristiwa itu terjadi diuraikan pada bagian ini.
Selain 5W+1H, berita itu dikatakan memiliki kebenaran jika si reporter melakukan cover both side. Cover both side merupakan langkah dimana mencari kebenaran dari masing-masing pihak. Sebagai contoh peristiwa yang tempo hari marak diberitakan yaitu masalah mengenai nenek mina yang mencuri coklat di kebun cocoa sang majikan. Sebagai jurnalis yang adil,ada baiknya nara sumber diambil dari contoh diatas. Baik sisi yang merasa dirugikan dan pihak yang membuat kerugian diambil keterangannya masing-masing. Selain kebenaran, kefaktualan juga memiliki relevansi. Relevansi lebih sulit ditentukan dan dicapai secara objektif. Berita yang ditayangkan ada relevansinyta tidak dengan khalayak. Ada kepentingan public atau tidak disini. Kalau hanya seputar masalah privacy seseorang yang di eksplore itu tidak ada kaitannya dengan kepentingan public. Komponen kedua dari objektifitas berita yaitu impartialitas. Impartialitas dibagi menjadi dua bagian yaitu : keseimbangan dan netralitas. Keseimbangan yang dimaksud adalah dimana jumlah narasumber yang dimintai keterangan seimbang, semua sisi diwawancarai agar mendapatkan informasi yang sejelas mungkin. Impartialitas dihubungkan dengan sikap netral wartawam (reporter),suatu sikap yang menjauhkan setiap penilaian pribadi (personal) dan subjektif demi pencapaian sasaran yang diinginkan. Apabila berita yang diberitakan tendensius atau tidak.
53
Tayangan infotainment saat ini sudah asyik dengan kedudukannya, belakangan informasi tentang artis semakin marak dan menjamur. Terlebih untuk artis-artis yang tenar semakin banyak pula penonton yang menyukainya. Contoh berita tentang kisah asmara Krisdayanti yang belakngan sering disorot media. Mereka bercumbu di depan media infotainment menayangkan berita tersebut sehingga membuat MUI geram untuk mencekali media mana saja yang masih menayangkan pemberitaan tentang kemesraan Diva pop Krisdayanti akan dicekal. Saking vulgarnya media dalam mengekspos berita miring artis sampai-sampai MUI pun ikut berbicara.
3.6
Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
Data Primer Data primer digunakan sebagai acuan utama untuk pembahasan penelitian
ini. Data primer diperoleh dari berita-berita persegment dari tayangan infotainment pada setiap tayangannya periode 11 November sampai dengan 31 Desember 2010. 3.6.2
Data Sekunder Data sekunder penulis diperoleh dari berbagai referensi yang ada baik
buku-buku maupun dari internet yang berkaitan dengan penulisan ini.
3.7
Uji Realibilitas Realibilitas menurut Budd, Thorp dan Donohew adalah suatu hasil
perhitungan yang dilakukan berulangkali oleh para peneliti dimana dicari suatu hasil dengan tingkatan konsistensi tinggi. Realibilitas merupakan indeks yang
54
menunjukkan sejauh mana suatu alat diukur (kategorisasi) dapat dipercaya ayau diandalkan bila dipakai lebih dari satu kali untuk mengukur gejala yang sama. 45 Realibilitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur. Dalam realibilitas kategori ditujukan kepada derajat kemampuan pengulangan penempatan dan dalam berbagai kategori yang secara integral berhubungan dengan pemberi kode (koder). Menurut kripendorf tujuan pengujian kehandalan Realibilitas adalah memantapkan apakah data yang diperoleh dalam penelitian dapat memberikan suatu dasar yang dapat dipercaya untuk menarik interferensi, membuat rekomendasi mendukung keputusan atau menerima suatu fakta. Berdasarkan uraian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa uji realibilitas sangat diperlukan dalam melakukan suatu penelitian sebagai pembuktian bahwa penelitian yang dilakukan seorang peneliti dapat dipercaya kebenarannya. Untuk menguji reliabilitas memakai rumus koefisien kehandalan dengan cara mengkode item-item yang kemudian dikumpulkan dan selanjutnya diberikan kepada dua orang koder yaitu : Dwi Apriyanto, ST (Penonton kritis), Dina Fitria S.Ikom (Mahasiswa Broadcasting yang memiliki IP tinggi dan berkompeten). Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut : 1. Kedua koder diminta untuk menilai setiap butir berdasarkan pemahaman terhadap kategori yang ada. 2. Menganalisa hasil data yang telah dilakukan koder
45
Persada.
Klaus Krippendorf. Analisis Isi : Pengantar Teori dan Metodologi. Raja Grafindo
55
3.8
TEKNIK ANALISA DATA Teknik analisis data dilakukan melalui tahap-tahap analisis. Tahap-tahap
analisis data tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Membuat kategori dan definisi kategori untuk “Kecenderungan isi pesan tayangan Intens di RCTI dilihat dari sisi objektivitas berita periode 11 November sampai 31 Desember 2010.
2.
Mengumpulkan bahan seperti sample yang dijadikan objek penelitian.
3.
Menentukan koder yang akan menganalisa data tayangan infotainment INTENS
4.
Menganalisa hasil data yang telah dilakukan koder
5.
Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.