BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi dari eksperimen yang tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam penelitian ini, perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik menggunakan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dan Spontaneous Group Discussion (SGD). Sementara itu, respon yang diamati adalah kepercayaan diri siswa dan kemampuan pemecahan masalah matematika. B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest nonequivalent group design. Kedua kelompok eksperimen dipilih tanpa random dan untuk setiap kelompok diadakan pretest dan postest. Nonequivalent group design merupakan quasi experiment yang digunakan untuk memeriksa efek relatif dari perlakuan yang diberikan kepada kelompok tanpa random. Berdasarkan desain ini, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan kelas eksperimen pertama yang mendapat perlakukan pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik dan kelas eksperimen kedua yang mendapat perlakuan pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif tipe
57
SGD dengan pendekatan saintifik. Selanjutnya, diberikan test awal (pretest) yang berupa skala dan essay kepada subyek untuk mengetahui kemampuan awal subyek berkenaan dengan variabel terikat. Pada akhir eksperimen, dilakukan tes akhir (posttest) dengan tingkat soal yang setara. Hasil dari ketercapaian kemampuan pemecahan masalah dan kepercayaan diri siswa pada kedua kelompok kemudian dibandingkan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan SGD dengan pendekatan saintifik. Desain penelitian disajikan sebagai berikut. Tabel 1. Rancangan Desain Eksperimen Kelompok Pretest TPS dengan Eksperimen 1 (E1) pedekatan Skala saintifik Kelompok Pretest SGD dengan Eksperimen 2 (E2) pendekatan Skala saintifik
Posttest Skala Posttest Skala
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kelas X MIA MAN 1 Yogyakarta pada tanggal 9 November – 28 November 2015 pada materi barisan dan deret. Jadwal penelitian disajikan sebagai berikut. Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas E1 Kelas E2 Pertemuan Materi Pelaksanaan Materi Pelaksanaan Pretest Rabu, 11 Pretest Rabu, 11 Skala awal November Skala awal November 2015 1 kepercayaan 2015 kepercayaan Jam ke 8-9 diri Jam ke 6-7 diri Barisan Deret 2
dan Kamis, 12 Barisan November Deret 2015 Jam ke 2-3
dan Jumat, 13 November 2015 Jam ke 5-6
58
Pertemuan 3
4
5
Kelas E1 Materi Pelaksanaan Barisan dan Kamis, 19 Deret November Aritmetika 2015 Jam ke 2-3 Barisan dan Kamis, 26 Deret November Geometri 2015 Jam ke 2-3 Post Test Sabtu, 28 Skala akhir November kepercayaan 2015 diri Jam ke 6-7
Kelas E2 Materi Pelaksanaan Barisan dan Jumat, 20 Deret November 2015 Aritmetika Jam ke 5-6 Barisan dan Jumat, 27 Deret November 2015 Geometri Jam ke 5-6 Post Test Sabtu, 28 Skala akhir November 2015 kepercayaan Jam ke 8-9 diri
D. Populasi dan Sampel Penelitan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta pada tahun pelajaran 2015 / 2016 sebanyak 101 siswa terbagi ke dalam 3 kelas, yaitu kelas X MIA 1, X MIA 2, dan kelas X MIA 3. Untuk memenuhi tujuan penelitian diambil sampel penelitian sebanyak 2 dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling di mana sebanyak dua kelas diambil secara acak dari daftar kelas yang ada. Langkah-langkah yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah : 1. Langkah Pertama Populasi sebanyak 101 siswa yang terbagi dalam tiga kelas. Selanjutnya dengan teknik cluster random sampling dipilih dua kelas. Kelas yang terpilih adalah kelas X MIA 2 dan X MIA 3 di MAN 1 Yogyakarta.
59
2. Langkah Kedua Dari dua kelas yang terpilih ditentukan satu kelas mendapatkan perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik dan kelas yang satunya mendapatkan perlakuan pembelajaran tipe Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik. Kelas X MIA 3 dipilih untuk mendapatkan perlakukan pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan kelas X MIA 2 mendapatkan perlakukan pembelajaran SGD dengan pendekatan saintifik. E. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan meliputi model pembelajaran matematika kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik dan Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan kepercayaan diri siswa. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran, materi pokok yang diajarkan, dan alokasi pembelajaran.
60
F. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas a.
Pembelajaran
Matematika
dengan
Pendekatan
Saintifik
menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) Pembelajaran ini menekankan pada pembelajaran matematika melalui tahap saintifik yang dilakukan dengan model Think Pair Share sehingga di akhir pembelajaran siswa diharapkan mampu menemukan prinsip, hukum, atau konsep matematika tertentu. Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik menggunakan model TPS disajikan dalam Tabel 1 halaman 28. b.
Pembelajaran
Matematika
dengan
Pendekatan
Saintifik
menggunakan model Spontaneous Group Discussion (SGD) Pembelajaran
matematika
menggunakan
model
Discussion
(SGD)
dengan
pendekatan
kooperatif
tipe
Spontaneous
menekankan
pada
suatu
saintifik Group
pembelajaran
matematika melalui tahap-tahap saintifik yang dilakukan secara spontan
dan
sederhana.
Langkah-langkah
pembelajaran
matematika dengan pendekatan saintifik menggunakan model SGD disajikan dalam Tabel 2 halaman 29. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika dan kepercayaan diri siswa.
61
Kemampuan pemecahan masalah matematika diartikan sebagai proses untuk memperoleh solusi dari masalah dengan menerapkan empat tahap pemecahan masalah yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan jawaban. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematika disajikan pada Tabel 3 halaman 36. Data kemampuan pemecahan masalah diperoleh dari skor pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah siswa. Selanjutnya, kepercayaan diri siswa adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk bisa mencapai tujuan tertentu. Adapun aspek kepercayaan diri yang dimaksud meliputi : keyakinan akan kemampuan diri, mempunyai internal locus of control, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Indikator kepercayaan diri siswa disajikan pada Tabel 4 halaman 40. Data kepercayaan diri siswa diperoleh dari skor skala awal dan skala akhir sikap kepercayaan diri siswa. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru, materi barisan dan deret, dan alokasi pembelajaran. Dalam penelitian ini guru pada masing-masing kelas eksperimen dibuat sama. Fokus materi barisan dan deret yang diberikan meliputi barisan dan deret, baisan aritmetika, deret aritmetika, barisan geometri, dan deret geometri. Selanjutnya, alokasi pembelajaran pada kedua kelas eksperimen juga dibuat sama.
62
G. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian a. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari soal pretest dan posttest. Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan
pemecahan
masalah
matematika.
Instrumen
tes
berbentuk uraian yang terdiri atas 4 soal dan dikerjakan selama 60 menit. Kisi-kisi,
instrumen,
kunci
jawaban,
dan
pedoman
penskoran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 3.1-3.5 halaman 255-277. b. Instrumen Nontes 1) Skala Kepercayaan Diri Siswa Lembar skala digunakan untuk mengetahui skala kepercayaan diri siswa dalam proses pembelajaran matematika. Skala yang digunakan meliputi beberapa aspek diantaranya : keyakinan akan kemampuan diri, mempunyai internal locus of control, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Lembar skala yang digunakan bersifat tertutup yaitu lembar skala yang mengarahkan responden untuk menyatakan jawabannya dengan jawaban yang telah disediakan terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan responden hanya memberikan tanda checklist pada jawaban yang paling sesuai dengan yang dikehendakinya dan menutup kemungkinan responden untuk menggunakan jawaban lain
63
yang mereka kehendaki. Kisi-kisi dan instrumen kepercayaan diri dapat dilihat pada lampiran 3.6-3.7 halaman 278-283. 2) Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat hal-hal penting berkaitan dengan aktivitas siswa dan guru. Lembar observasi juga digunakan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran yang digunakan. Keberlanjutan dari lembar observasi ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 3.11 halaman 287-304. 2. Validitas Instrumen Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi berarti derajat suatu tes mampu mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk mendapatkan kriteria validitas isi, instrumen dikonsultasikan kepada para ahli (expert judgment) untuk diperiksa apakah instrumen sudah mewakili apa yang akan diukur. Expert Judgment dalam penelitian ini adalah dosen ahli pendidikan matematika Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Sugiyono, M.Pd dan Rosita Kusumawati, M.Sc. Setelah dilakukan evaluasi oleh tim ahli, maka peneliti melakukan revisi berdasarkan masukan dari tim ahli.
64
3. Reliabilitas Instrumen Instrumen dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi yang dihasilkan konsisten jika digunakan untuk subjek yang sama. Untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu : 2 k b r11 1 t2 k 1
Dimana: r11
=
reliabilitas instrumen
k
=
banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
=
jumlah varian butir/item
=
varian total
2 b
t2
Tinggi rendahnya reliabilitas instrumen ditentukan dengan menggunakan kategori koefisien Guilford (Ruseffendi, 2005:160) yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 3. Kategori Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi
Keterangan
0,80 ≤
< 1,00
Reliabilitas Sangat tinggi
0,60 ≤
< 0,80
Reliabilitas Tinggi
0,40 ≤
< 0,60
Reliabilitas Cukup
0,20 ≤
< 0,40
Reliabilitas Rendah
0,00 ≤
< 0,20
Reliabilitas Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada soal pretest dan post-test didapatkan nilai rxy pre-test sebesar 0,621 dan
xy
posttest sebesar
0,625 yang menyatakan bahwa keduanya termasuk dalam kategori tinggi. Sementara itu, hasil uji reliabilitas skala didapatkan nilai
xy
sebesar 0,835
65
termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.8-3.10 halaman 284-286. H. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Pretest dan Posttest Data pretest dan posttest digunakan untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pretest dilakukan sebelum perlakuan diberikan sedangkan posttest diberikan setelah siswa dikenai perlakuan. Perlakuan yang dimaksud di sini adalah pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik dan pembelajaran
matematika
menggunakan
model
kooperatif
tipe
Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik. Kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan di MAN 1Yogyakarta adalah 76 untuk skala 100. Kriteria pencapaian tujuan pembelajaran aspek kemampuan pemecahan masalah ditetapkan 76 dan kedua model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dikatakan efektif jika rata-rata siswa mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 76. 2. Data Nontes Pengumpulan data yang dilakukan dengan nontes meliputi data observasi dan data skala kepercayaan diri siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi bertujuan untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik dan model kooperatif tipe Spontaneous
66
Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman keterlaksanaan pembelajaran tersebut. Selanjutnya, pengumpulan data menggunakan instrumen skala kepercayaan diri dilakukan oleh siswa dengan mengisi skala kepercayaan diri untuk mengukur kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik. Sistem penskoran skala kepercayaan diri dilakukan sebagai berikut. Tabel 4. Sistem Penskoran Skala Kepercayaan Diri Siswa Jenis Pernyataan
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Pernyataan Positif
1
2
3
4
Pernyataan Negatif
4
3
2
1
Data kepercayaan diri siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen nontes yang berbentuk checklist dengan skala Likert. Skor minimal skala adalah 25 dan skor maksimal adalah 100. Pemberian nilai pada hasil skala dilakukan dengan mengkonversikannya terlebih dahulu dalam rerata ideal dan simpangan baku ideal. Untuk menentukan kriteria hasil pengukurannya digunakan klasifikasi berdasarkan rata-rata ideal ( ̅ ) dan Simpangan baku ideal ( ̅
).
dan
67
Konversi skor skala kepercayaan diri siswa ke dalam nilai pada skala lima ditunjukkan seperti pada tabel berikut. Tabel 5. Kategori Kepercayaan Diri Siswa Interval Skor
Kategori
Kriteria Sangat tinggi
X i 0,6Sbi X X i 1,8Sbi
X
Tinggi
X i 0,6Sbi X X i 0,6Sbi
X
Cukup
X i 1,8Sbi X X i 0,6Sbi
X
Kurang
X X i 1,8Sbi
Sangat kurang
X X i 1,8Sbi Keterangan :
Xi
: Rerata ideal =
(skor maksimal ideal+skor minimal ideal)
Sbi : Simpangan baku ideal =
(skor maksimal ideal – skor
minimal ideal)
X
: skor empiris
I. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian Deskripsi
hasil
pelaksanaan
penelitian
merupakan
uraian
pelaksanaan penelitian yang dilakukan selama tiga kali pertemuan di dua kelas
eksperimen
pembelajaran kooperatif
yang tipe
mendapatkan
perlakuan
Think Pair Share (TPS)
model dengan
pendekatan saintifik dan kelas Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik.
68
2. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran umum ketercapaian siswa berdasarkan data pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah siswa serta data skor awal dan akhir skala kepercayaan diri siswa yang sudah diperoleh. Teknik statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan data penelitian meliputi mean, standar deviasi, varians, nilai minimum, dan nilai maksimum. Perhitungan analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 21. 3. Analisis Data a.
Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data dari masingmasing kelas Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan santifik dan kelas Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan santifik berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka data dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov Smirnov taraf signifikasi 0,05. Hipotesis uji normalitas distribusi data adalah sebagai berikut. H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
69
Dalam hal ini, H0 akan diterima jika nilai signifikasi lebih dari 0,05. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 21. 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Levene's dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 21. Hipotesis uji homogenitas varians kelompok data adalah sebagai berikut. H0 : data berasal dari populasi yang memiliki varians homogen Ha : data tidak berasal dari populasi yang memiliki varians homogen Keputusan uji dan kesimpulan diambil pada taraf signifikasi 0,05. Dalam hal ini H0 akan diterima jika nilai signifikasi lebih dari 0,05. b.
Uji Hipotesis
Analisis Keefektifan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Pendekatan Saintifik dan Spontaneous Group Discussion (SGD)
dengan
Pendekatan
Saintifik
terhadap
Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Kepercayaan Diri Siswa. Model pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi kriteria indeks keefektifan. Kriteria ketuntasan minimal yang berlaku di MAN 1 Yogyakarta adalah 76 untuk skala 100. Sehingga model
70
pembelajaran akan efektif apabila rata-rata siswa mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 76. Data tingkat kepercayaan diri siswa diperoleh menggunakan instrumen nontes yang berbentuk cheklist dengan skala Likert. Selanjutnya, total skor masing-masing unit dikategorikan menggunakan kriteria yang telah disampaikan pada Tabel 10 halaman 68. Model pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata skor kepercayaan diri siswa mencapai lebih dari 70. Berikut rumusan masalah dan uji hipotesisnya. 1) Uji hipotesis pertama Uji hipotesis pertama untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : H0 : model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik tidak efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah. Ha : model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan:
71
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas TPS dengan pendekatan saintifik Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik tidak efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa jika rata-rata siswa memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan
. Model pembelajaran tipe TPS
dengan pendekatan saintifik efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai lebih dari
, karena kriteria ketuntasan minimal belajar matematika
pada aspek kemampuan pemecahan masalah adalah 76. 2) Uji hipotesis kedua Uji hipotesis kedua untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik efektif ditinjau dari kepercayaan diri siswa. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : H0: model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik tidak efektif terhadap kepercayaan diri siswa. Ha: model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik efektif terhadap kepercayaan diri siswa. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan:
72
: rata-rata skor kepercayaan diri kelas TPS dengan pendekatan saintifik. Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa model pembelajaran kooperatif TPS dengan pedekatan saintifik tidak efektif terhadap kepercayaan diri siswa jika rata-rata siswa memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan
. Model pembelajaran TPS dengan pendekatan
saintifik efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai lebih dari
,
karena kriteria keefektifan model pembelajaran terhadap kepercayaan diri siswa ditetapkan jika rata-rata siswa mencapai skor kepercayaan diri lebih dari 70. 3) Uji hipotesis ketiga Uji hipotesis ketiga untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga yaitu apakah model pembelajaran Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H0 : model pembelajaran kooperatif SGD dengan pendekatan saintifik tidak efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah Ha : model pembelajaran kooperatif SGD dengan pendekatan saintifik efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan:
73
:
rata-rata
kemampuan
pemecahan
masalah
SGD
dengan
pendekatan saintifik Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa model pembelajaran kooperatif SGD dengan pendekatan saintifik tidak efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa jika rata-rata siswa memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan
. Model pembelajaran tipe SGD
dengan pendekatan saintifik efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai lebih dari
, karena kriteria ketuntasan minimal belajar matematika
pada aspek kemampuan pemecahan masalah adalah 76. 4) Uji hipotesis keempat Uji hipotesis keempat untuk menjawab rumusan masalah yang keempat yaitu apakah model pembelajaran Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik
efektif ditinjau dari
kepercayaan diri siswa. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut sebagai berikut. H0 : model pembelajaran kooperatif SGD dengan pendekatan saintifik tidak efektif terhadap kepercayaan diri siswa Ha : model pembelajaran kooperatif SGD dengan pendekatan saintifik efektif terhadap kepercayaan diri siswa Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan:
74
: rata-rata skor kepercayaan diri kelas SGD dengan pendekatan saintifik Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa model pembelajaran kooperatif SGD dengan pendekatan saintifik tidak efektif terhadap kepercayaan diri siswa yaitu jika rata-rata siswa memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan
. Model pembelajaran tipe SGD dengan
pendekatan saintifik efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai lebih dari
, karena kriteria keefektifan model pembelajaran terhadap
kepercayaan diri ditetapkan jika rata-rata siswa mencapai skor kepercayaan diri lebih dari 70 atau minimal berada pada kategori baik. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji one sample t test dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21 untuk melihat keefektifan masing-masing model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kepercayaan diri siswa. Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Analisis Perbandingan Keefektifan Pembelajaran Kooeratif Tipe TPS dengan Pendekatan Saintifik dan SGD dengan Pendekatan Saintifik
terhadap
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
dan
Kepercayaan Diri Siswa. Setelah uji prasyarat analisis dilakukan maka dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis diawali dengan terlebih dahulu melakukan uji rata-rata hasil pretest kemampuan pemecahan masalah dan skor awal kepercayaan diri siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
75
apakah terdapat perbedaan diantara keduanya. Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. Hipotesis penelitian untuk variabel kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut. H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah. Ha: Terdapat perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan: : rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas TPS dengan pendekatan saintifik. : rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas SGD dengan pendekatan saintifik Di lain pihak, hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata skor awal skala kepercayaan diri siswa adalah sebagai berikut. H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor awal antara kelompok pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kepercayaan diri siswa.
76
Ha :
Terdapat perbedaan rata-rata skor awal antara kelompok pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kepercayaan diri siswa.
Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan: : rata-rata skor kepercayaan diri siswa kelas TPS dengan pendekatan saintifik : rata-rata skor kepercayaan diri siswa kelas SGD dengan pendekatan saintifik Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya data posttest kemampuan pemecahan masalah dan kepercayaan diri siswa yang telah diperoleh dikenai uji asumsi normalitas dan homogenitas. Jika uji asumsi dipenuhi dilanjutkan dengan uji ratarata. Setelah semua uji asumsi prasyarat terpenuhi maka dilanjutkan dengan analisis uji selanjutnya. Data yang dianalisis adalah data posttest kemampuan pemecahan masalah dan hasil pengukuran kepercayaan diri siswa setelah perlakuan diberikan. Selanjutnya, kelompok yang dibandingkan adalah kelompok yang menggunakan model pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik.
77
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Hipotesis penelitian untuk variabel kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut. H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pedekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah. Ha :
Terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pedekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah.
Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan: : rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas TPS dengan pendekatan saintifik : rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas SGD dengan pendekatan saintifik Hipotesis penelitian untuk variabel kepercayaan diri siswa adalah sebagai berikut. H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kepercayaan diri siswa.
78
Ha :
Terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kepercayaan diri siswa.
Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan: : rata-rata skor kepercayaan diri kelas TPS dengan pendekatan saintifik : rata-rata skor kerpercayaan diri kelas SGD dengan pendekatan saintifik Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yakni H0 ditolak jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Uji beda rata-rata di atas digunakan untuk menentukan keberlanjutan uji hipotesis rumusan masalah kelima dan keenam. 5) Uji Hipotesis Kelima Uji Hipotesis kelima dilakukan untuk menjawab rumusan masalah kelima yaitu jika keduanya efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, manakah model pembelajaran yang lebih efektif antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik. Apabila tidak terdapat perbedaan rata-rata pada kelompok TPS dengan pendekatan saintifik dan
79
kelompok SGD dengan pendekatan saintifik maka dikatakan model pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik sama efektifnya dengan model
SGD
dengan
pendekatan
saintifik
terhadap
kemampuan
pemecahan masalah. Namun jika terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok TPS dengan pendekatan saintifik dan SGD dengan pendekatan saintifik, maka dilakukan uji hipotesis lanjutan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut sebagai berikut: H0 : model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik tidak lebih efektif daripada model pembelajaran SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah Ha : model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik lebih efektif daripada model pembelajaran SGD
dengan
pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H0 : Ha : Keterangan: : rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas TPS dengan pendekatan saintifik : rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas SGD dengan pendekatan saintifik
80
6) Uji Hipotesis Keenam Uji hipotesis keenam digunakan untuk menjawab rumusan masalah keenam yaitu jika keduanya efektif ditinjau dari kepercayaan diri siswa, manakah model pembelajaran yang lebih efektif antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran Spontaneous Group Discussion (SGD) dengan pendekatan saintifik. Apabila tidak terdapat perbedaan rata-rata pada kelompok TPS dengan pendekatan saintifik dan kelompok SGD dengan pendekatan saintifik maka dikatakan model pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik sama efektifnya dengan model SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kepercayaan diri siswa. Namun jika terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok TPS dengan pendekatan saintifik dan model SGD dengan pendekatan saintifik, maka dilakukan uji hipotesis lanjutan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut sebagai berikut: H0 : model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik tidak lebih efektif daripada model pembelajaran SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kepercayaan diri siswa Ha :
model pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik lebih efektif daripada model pembelajaran SGD dengan pendekatan saintifik terhadap kepercayaan diri siswa.
Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut.
81
H0 : Ha : Keterangan: : rata-rata skor kepercayaan diri kelas TPS dengan pendekatan saintifik : rata-rata kepercayaan diri matematis kelas SGD dengan pendekatan saintifik Langkah selanjutnya adalah melakukan uji independent sample t test. Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai signifikasi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Uji hipotesis dilakukan menggunakan bantuan IBS SPSS Statistics 21.
82