35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di ambil. Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara utuh (holistic).35 Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel penelitian.36 Penelitian deskriptif menurut
Nana
Sudjana
dan
Ibrahim
yaitu
penelitian
yang
berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang37. Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Menurut Traver dalam Pengantar Metode Penelitiannya Alimuddin Tuwu mengatakan bahwa tujuan 35
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), 3-4. Sanafiah Faishal, Format - Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), hal. 18. 37 Nana Sudjana. Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), 64. 36
35
36
penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.38 Dalam hal ini adalah mendiskripsikan segala hal yang berhubungan dengan perilaku siswa “X” baik di sekolah maupun di rumah dan proses konseling yang dilakukan oleh konselor. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Deddy Mulyana, studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program atau situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. 39 Dalam Organisasi Administrasi Bimbingan Konseling Di Sekolahnya Dewa Ketut Sukardi, Djumhur dan M. Surya mengatakan bahwa: “Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif. Integratif artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan, dan bersifat komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap.”40 Studi kasus adalah sebuah penelitian yang dilakukan secara terperinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu. Metode ini akan melibatkan peneliti dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan 38
Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, hal. 71. Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal. 201. 40 Dewa Ketut Sukardi, Organisasi Administrasi Bimbingan Konseling Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 141. 39
37
secara menyeluruh terhadap tingkah laku seseorang individu. Peneliti akan memperhatikan juga bagaimana tingkah laku tersebut berubah ketika individu itu menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap lingkungannya. Peneliti akan menemukan dan mengidentifikasi semua variabel penting yang mempunyai sumbangan terhadap riwayat atau pengembangan subjek. Ini berarti peneliti melakukan pengumpulan data yang meliputi pengalaman-pengalaman masa lampau dan keadaan sekarang dan lingkungan subjek. studi kasus kadang-kadang melibatkan kita dengan unit sosial yang terkecil seperti perkumpulan, keluarga, sekolah, atau kelompok remaja. Dalam mencari pemecahan masalah-masalah penting, peneliti akan membutuhkan unit tersebut. Penelitian di bidang bimbingan menggambarkan manfaat studi kasus, yaitu untuk memecahkan masalah yang dihadapi individu. Peneliti dapat menggunakan studi kasus untuk memperoleh pengetahuan dan untuk membantu individu dalam memecahkan masalah-masalah mereka.41 Tujuan Studi kasus ini adalah memahami siswa sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya, dan membantu siswa untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik. Yang biasanya dipilih sebagai sasaran bagi studi kasus adalah individu yang menunjukan gejala mengalami kesulitan atau masalah yang serius, sehingga memerlukan bantuan yang serius pula.
Studi kasus
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: mengumpulkan data yang lengkap, bersifat
41
Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, hal. 73-75.
38
rahasia, dilakukan secara terus menerus (kontinyu), Pengumpulan data dilakukan secara ilmiah, data diperoleh dari berbagai pihak.42 Jadi penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan model studi kasus. Penelitian yang akan menghasilkan gambaran informasi yang mendalam tentang latar belakang dan keadaan seseorang dan lingkungannya sekarang dalam upaya membantu masalah individu atau perkembangan individu tersebut.
B. Informan Penelitian Informasi atau fakta-fakta tentang keadaan masa lampau, keadaan sekarang dan lingkungan subjek penelitian, maka peneliti membutuhkan informan. Dalam hal ini ada beberapa informan yang dibutuhkan, antara lain: 1. Wali kelas dan guru mata pelajaran, informasi yang diperoleh adalah : a. Kebiasaan-kebiasaan belajar konseli di dalam kelas b. Pola interaksi konseli di dalam kelas dan di lingkungan sekolah c. Tingkah laku dan cara pandang klien di sekolah 2. Teman, informasi yang diperoleh adalah : a. Hubungan konseli dengan teman-teman b. Tingkah laku konseli di dalam kelas c. Kebiasaan-kebiasaan belajar konseli di dalam kelas
42
http://mza6bk.blogspot.com/2011/03/teknik-teknik-memahami-murid.html
39
3. Orang tua atau keluarga klien, informasi yang diperoleh adalah: a. Data-data pribadi dan riwayat konseli b. Kebiasaan-kebiasaan konseli di rumah c. Pola interaksi konseli di rumah d. Tingkah laku dan cara pandang klien di rumah 4. Klien, adalah individu yang mempunyai masalah dan memerlukan bantuan bimbingan dan konseling 43 . Informasi yang diperoleh dari klien antara lain adalah: 1) Tentang masalah yang dialami klien 2) Kebiasaan yang sering dilakukan klien Di sini juga di jelaskan fungsi dari peneliti dan guru BK yang ada, adapun fungsi dari peneliti adalah seseorang yang melakukan penelitian yang di bantu oleh guru BK atau konselor yang bersangkutan. Sedangkan guru BK atau konselor disini fungsinya adalah sebagai fasilitator, pembimbing, dan pendamping klien. Dalam perannya membantu klien mengatasi masalahmasalah yang sedang dihadapinya, sehingga klien dapat secara sadar dan mandiri
mengembangkan
atau
meningkatkan
dimilikinya.
43
Nana Sudjana Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, hal. 20.
potensi-potensi
yang
40
C. Sumber Data Dalam penelitian ini kajian dan pembahasan berdasarkan pada dua sumber, yaitu: 1.
Sumber data primer, yaitu data-data yang diperoleh langsung dari informan yang terdiri dari wali kelas, guru mata pelajaran, teman di sekolah dan orang tua atau keluarga klien.
2.
Sumber data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari kepustakaan yang digunakan untuk mendukung dan melengkapi data primer 44 . Dalam hal ini juga meliputi data dokumentasi, wawancara, serta observasi yang berkaitan dengan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data disini menggunakan metode Observasi, Interview dan Dokumentasi. Lebih rincinya sebagai berikut: 1. Observasi Merupakan suatu pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang tampak. Dalam rangka usaha bimbingan observasi merupakan teknik untuk mengamati secara langsung atau tidak langsung terhadap tindakan atau kegiatan-kegiatan individu yang dibimbing baik di sekolah ataupun di luar
44
Hartono Boy Soedarmadji. Psikologi Konseling. (Surabaya: Press UNIPA, 2006).Hal.58
41
sekolah 45 . Teknik ini merupakan suatu teknik yang sederhana dan mudah dilakukan. Untuk mengadakan suatu identifikasi kasus, ataupun dalam pengumpulan data untuk suatu diagnosa. 46 Observasi pada penelitian ini di lakukan kepada guru bimbingan konseling,orang tua siswa,teman kelas,serta siswa berinisial “X”. 2. Interview Metode Interview merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun secara tidak langsung.47 Dalam melaksanakan interview, baik sebagai teknik pengumpulan data maupun sebagai teknik dalam konseling, hendaknya pembimbing dapat menciptakan suatu situasi yang bebas, terbuka dan menyenangkan, sehingga individu yang sedang diwawancarai dapat dengan bebas dan terbuka memberikan keterangannya. Interview pada penelitian ini di lakukan kepada guru bimbingan konseling, orang tua siswa, teman kelas, serta siswa berinisial “X”.
45
Moh. Surya dan Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah(Guidance & Counseling), (Bandung: CV. ILMU, 1975), Hal 51. 46 M. As’ad Djalali. Teknik-teknik bimbingan dan penyuluhan. ( Surabaya: PT BIna Ilmu, 1986 ). Hal 27-33 47 Moh. Surya dan Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), Hal 50.
42
3. Dokumentasi Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang variabel. Berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah prasasti, metode cepst, legenda dan sebagainya.48 Teknik mempelajari data yang sudah didokumentasikan ini disebut teknik study dukomenter. Untuk menjamin kebenaran data documenter itu perlu sekali dicek dengan teknik-teknik lain seperti angket, wawancara dan observasi. Dengan studi dokumenter kita dapat membandingkan data yeng telah ada dengan data yang akan dikumpulkan.49 Data dokumentasi yang di peroleh dari SMPN 4 yang di gunakan pada penelitian ini berupa hasil tes psikologi, data riwayat hidup siswa, dan anecdotal record.
E. Teknik Analisa Data Analisa
data
dalam
penelitian
kualitatatif,
dilakukan
pada
saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi. Proses
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek; edisi V) (Rineka Cipta, Jakarta: 2002), hal. 135. 49 Ibid. hal 64.
43
ini menggunakan teknik yang dilakukan oleh Miles dan Huberman dengan melalui 3 tahapan yaitu:50 1. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak maka data dianalisis melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu51. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan data sebanyak mungkin. Dalam reduksi data ini peneliti memilih data-data yang telah diperoleh selama melakukan proses penelitian. Hal ini dilakukan dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan finalnya dapat diverifikasi. 2. Penyajian data Menurut Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Muhammad Idrus bahwa : “Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan."52 Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan 50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2009). 246. 51 Ibid., hal. 338. 52 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta :Erlangga, 2009), 151.
44
adanya penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya. 3. Kesimpulan atau Verifikasi Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh.
F. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif itu mutlak diperlukan, hal tersebut dimaksudkan agar data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya dengan melakukan verifikasi terhadap data. Menurut Moleong ada empat kriteria yang digunakan dalam pengecekan keabsahan
data,
yaitu
derajat
kepercayaan
(credibility),
keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).53 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria kredibilitas. Kredibilitas data digunakan untuk membuktikan kesesuaian antara hasil pengamatan dengan kenyataan yang ada dilapangan. Apakah data atau informasi yang diperoleh sudah sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Dalam pencapaian kredibilitas ini peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
53
Moleong, Lexy J. Metodologi, hlm. 326
45
1. Ketekunan pengamatan, dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan atau observasi secara terus menerus terhadap subjek yang diteliti guna memahami gejala dengan lebih mendalam. Sehingga mengetahui aspek yang penting. Terfokus dan relefan dengan topic penelitian. 2. Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber diluar data sebagai bahan perbandingan kemudian dilakukan cross check agar hasil penelirian ini dpat dipertanggung jawabkan. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, dan membandingkan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain. b. Triangulasi metode, peneliti melakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh melalui tehnik pengumpulan data yang berbeda dan pengecekan kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi metode tertuju pada kesesuaian antara data yang diperoleh dengan tehnik yang digunakan. c. Triangulasi teori, pengecekan data dilakukan dengan membandingkan teoriteori yang dihasilkan para ahli yang dianggap sesuai dan sepadan melaui penjelasan banding, kemudian hasil penelitian dikonsultasiakan dengan subyek penelitian sebelum dianggap mencukupi.
46
d. Pengecekan Sejawat Melalui Diskusi, tehnik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Dalam tahapan ini peneliti melakukan diskusi dengan teman atas hasil sementara yang peneliti dapatkan dilapangan. Tujuanya agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran terhadap hasil penelitian.